• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS NOMOR ND-599/WPB.08/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOTA DINAS NOMOR ND-599/WPB.08/2020"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI LAMPUNG

JALAN CUT MUTIA NO.23A BANDAR LAMPUNG 35214

NOTA DINAS

NOMOR ND-599/WPB.08/2020

Yth : Direktur Pelaksanaan Anggaran

Dari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Lampung

Sifat : Sangat Segera

Lampiran : 1 (satu) berkas

Hal : Penyampaian Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan II Tahun 2020 Kanwil

DJPb Provinsi Lampung

Tanggal : 14 Agustus 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 tanggal 4 Agustus 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini disampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan II Tahun 2020 Kanwil DJPb Provinsi Lampung sebagaimana terlampir.

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik Sofandi Arifin

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan karunia-Nya penyusunan Kajian Fiskal Regional (KFR) Flash Report Triwulan II Tahun 2020 Provinsi Lampung dapat diselesaikan tepat waktu.

KFR adalah salah satu kajian yang disusun oleh Kantor Wilayah DJPb Provinsi Lampung yang diarahkan untuk memotret kondisi fiskal dan kebijakan fiskal di Provinsi Lampung. Hasil analisis yang tertuang dalam KFR menggambarkan potret fiskal secara ringkas yang dikaitkan dengan indikator makroekonomi pada periode kajian.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian semakin terasa di triwulan II 2020. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Lampung yang mengalami kontraksi -3,57 persen (y-o-y) terutama akibat turunnya konsumsi rumah tangga di sisi pengeluran dan lesunya industri pengolahan di sisi lapangan usaha. Sementara itu, inflasi tetap terkendali direntang 3 persen (y-o-y) seiring upaya pemerintah daerah dan pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok ditengah wabah ini.

Di tengah perekonomian yang kurang kondusif, angka kemiskinan juga semakin tinggi seiring naiknya garis kemiskinan di Provinsi Lampung. Maret 2020, jumlah penduduk miskin berjumlah 1,05 juta atau 12,34 persen, naik 7,84 ribu orang dari kondisi September 2019. Diharapkan program pemulihan ekonomi serta jaring pengaman sosial yang kini dijalankan mampu menahan penduduk rentan miskin di sekitar garis kemiskinan tidak menjadi miskin dan mampu bertahan di masa pandemi. Di sisi lain pendapatan penduduk di Provinsi Lampung semakin merata yang tercermin dari turunnya gini ratio menjadi 0,327.

Realisasi APBN sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal pemerintah mencatatkan defisit Rp2,57 triliun pada triwulan II 2020, naik 2,81 persen dari periode yang sama tahun lalu. Defisit terjadi karena turunnya pendapatan negara di masa pandemi hingga 18 persen. Dari sisi APBD, pendapatan terealisasi sebesar Rp12,88 triliun dan belanja sebesar Rp2.57 triliun. Realisasi pendapatan dalam APBD sampai akhir tahun 2020 diperkirakan akan mencapai Rp28,98 triliun dengan realisasi belanja Rp26,34 triliun. Kontribusi belanja pemerintah terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 10,69 persen dipandang tepat untuk menstimulus perekonomian dan menciptakan multiplier effect di tengah kondisi perekonomian yang masih terpukul akibat wabah Covid-19.

(4)

ii Kajian tematik membahas program pemulihan ekonomi di Provinsi Lampung. Pariwisata yang merupakan salah satu sektor ekonomi potensial didorong agar mulai bergeliat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Koperasi dan UKM juga diupayakan semakin berkembang melalui beberapa stimulus perekonomian seperti bantuan dana bergulir, restrukturisasi dan relaksasi di bidang keuangan. Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Koperasi dan UKM juga mendorong terwujudnya 1 desa 1 koperasi di 13 Kabupaten untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Koperasi yang dibangun sesuai potensi lokal diharapkan dapat memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Akhirnya kami berharap agar kajian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 13 Agustus 2020

Kepala Kantor,

(5)

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………. i

Daftar isi………..……... iii

Daftar Grafik……….. iv

Daftar Tabel………... vi

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ……….……….. 1

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)………...…… 1

B. Inflasi………. 2

C. Indikator Kesejahteraan………...…… 3

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ………. 5

A. Pendapatan Negara………...…. 5

B. Belanja Negara………... 8

C. Prognosis Realisasi APBN………...… 11

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ……….. 12

A. Pendapatan Daerah………...…. 13

B. Belanja Daerah………...…. 15

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020…....… 17

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ………... 18

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian…………...……….. 18

B. Pendapatan Konsolidasian………... 18

C. Belanja Konsolidasian………...… 20

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional.... 23

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ………..………... 24

A. Pemprov Terus Dorong Pariwisata guna Pulihkan Perekonomian .... 24

(6)

iv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (yoy),

2017-2020………... 1

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (q-to-q),

2017-2020……… 2

Grafik 1.3. Inflasi Bulanan Bandar Lampung, Metro, Gabungan, dan

Nasional (m-to-m), Januari - Juni 2020………..… 3

Grafik 1.4. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung, 2016 - 2020 4

Grafik 1.5. Gini Ratio Lampung dan Nasional, 2015 - 2020 ……….... 4

Grafik 2.1. Perkembangan PPh (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017 - 2020 .. 6 Grafik 2.2. Perkembangan PPN (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017 - 2020 . 6 Grafik 2.3. Perkembangan PPnBM (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017 -

2020 ………... 6

Grafik 2.4. Perkembangan Penerimaan Cukai (Juta Rupiah), Triwulan II

2017 - 2020 ……….. 7

Grafik 2.5. Perkembangan PNBP (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017 - 2020 7 Grafik 2.6. Perkembangan Jenis PNBP Pendidikan (Miliar Rupiah),

Triwulan II 2017 - 2020 ……….. 8

Grafik 2.7. Perkembangan Jenis PNBP Kepolisian (Miliar Rupiah),

Triwulan II 2017 – 2020 ……….. 8

Grafik 2.8. Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja (Miliar Rupiah),

Triwulan II 2019 – 2020 ……….. 9

Grafik 2.9. Alokasi Pagu dan realisasi TKDD (Miliar Rupiah), 2020 …….. 9 Grafik 2.10. Pagu dan Realisasi Satker BLU (Miliar Rupiah), 2020……….. 10 Grafik 3.1. Realisasi PAD Provinsi Lampung, Triwulan II 2019 dan 2020.. 13 Grafik 3.2. Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Lampung, Triwulan II

2019 dan 2020 ………. 14

Grafik 3.3. Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Provinsi Lampung,

Triwulan II 2019 dan 2010 ……….. 14

Grafik 3.4. Realisasi Belanja Pegawai, Barang & Jasa dan Modal per

Kabupaten/Kota, Triwulan II 2020 ………. 16

Grafik 3.5. Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan Lingkup Provinsi Lampung (Lima Urusan Tertinggi), s.d Triwulan II

(7)

v Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di

Provinsi Lampung (Triliun Rupiah), Triwulan II 2020 dan

2019………..……….…. 19

Grafik 4.2. Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan Konsolidasian Provinsi Lampung

(Triliun Rupiah), Triwulan II 2020 ………. 19

Grafik 4.3. Perbandingan Pendapatan Konsolidasian (Triliun Rupiah),

Triwulan II 2020 dan 2019…………...…… 20

Grafik 4.4. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Provinsi Lampung (Triliun Rupiah), Triwulan II 2020 ... 21 Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Lampung Triwulan

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2020 … 1

Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung (Miliar

Rupiah), s.d. Triwulan II 2019 dan 2020 …………..………. 5

Tabel 2.2. Penyaluran KUR Provinsi Lampung, per 30 Juni 2020 ……….. 10

Tabel 2.3. Perkiraan Realisasi APBN Provinsi Lampung (Miliar Rupiah),

2020 ………... 11

Tabel 3.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung (Ribu Rupiah), s.d

Akhir Triwulan II 2019 dan 2020 ………….…….……… 12

Tabel 3.2. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal

Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan II 2020 ……….. 15

Tabel 3.3. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung, sampai

dengan Triwulan IV 2020 ……… 17

Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Lampung (Juta Rupiah), Triwulan II 2020 ………... 18 Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di

Wilayah Provinsi Lampung (Juta Rupiah), Triwulan II 2019

dan 2020 ……… 20

Tabel 4.3. Laporan Statistik Keuangan Tingkat Wilayah Provinsi

(9)
(10)

1

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

A. PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) Pembatasan aktivitas ekonomi dan kegiatan masyarakat di masa

pandemi Covid-19 membuat

perekonomian lesu. Hal ini

tercermin dari PDRB Provinsi Lampung yang dihitung atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp.89.56 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) yaitu Rp.60,06 triliun. Pada triwulan II 2020 perekonomian Lampung mengalami kontraksi -3.57 persen (y-o-y) dan 0,56 persen (q-to-q). Dengan share 2,4 persen terhadap PDB nasional, kontribusi Lampung terhadap kontraksi ekonomi nasional pada kuartal ini adalah 0,13 persen.

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (y-o-y), 2017-2020

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Menurut lapangan usaha, sektor Informasi dan Komunikasi tumbuh 11,03 persen ditengah pandemi karena pola baru masyarakat dalam work from home, school from home dan silaturahmi virtual meningkatkan penggunaan akses internet. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang merupakan struktur perekonomian Lampung, juga tumbuh 1,65 persen (q-to-q) seiring terjadinya pergeseran masa panen padi, musim giling tebu dan panen kopi. Sementara sumber kontraksi ekonomi Lampung terbesar adalah sektor industri pengolahan sebesar 2,37 persen dan Perdagangan sebesar 1,27 persen. Tutupnya semua tempat wisata di Lampung pada April-Mei 2020 berdampak pada penurunan aktivitas agen perjalanan, jasa

5.12 5.03 5.2 5.3 5.09 5.35 5.19 5.38 5.21 5.61 5.16 5.07 1.73 -3.57 5.01 5.01 5.06 5.19 5.06 5.27 5.17 5.18 5.07 5.05 5.02 4.97 2.97 -5.32 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2017 2018 2019 2020 Lampung Nasional

Tabel 1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2020

Uraian Target Capaian s.d

Q2 Pertumbuhan Ekonomi 5,4-5,7% -3.57% Inflasi 3-3.5% 1.42-2.60% TPT 4% 4.28 % Pendapatan perkapita Rp.45.54 juta - Penduduk miskin 11,10% 12.34% IPM 70.23 69.57 Indeks Gini 0,32 0.327 Sumber: humasprotokol.lampungprov.go.id

(11)

2 akomodasi dan restoran, toko oleh-oleh, transportasi, sektor perdagangan, dan tingkat penghunian hotel yang tercatat turun -58.33 persen (q-to-q) dan -62,59 persen (y-o-y).

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (q-to-q), 2017-2020

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Dari sisi pengeluaran, sumber utama kontraksi ekonomi Lampung adalah Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,67 persen dan PMTB sebesar 2,43 persen. Turunnya pendapatan dan kebijakan physical distancing menurunkan konsumsi meski Ramadhan dan Idul fitri, konsumsi bahan bakar dan rekreasi. Kebijakan physical distancing juga menekan komponen LNPRT akibat berkurangnya kegiatan sosial keagamaan serta penundaan pilkada. Adapun komponen PMTB terkontraksi akibat turunnya realisasi belanja modal pemerintah dan impor barang modal.

Hanya komponen Konsumsi Pemerintah yang tumbuh positif 19,87 persen (q-to-q). Pemerintah melalui paket kebijakan fiskal ekspansif berhasil menekan kontraksi tidak terlalu dalam. Dibandingkan triwulan I 2020, realisasi belanja APBD dan APBN naik. Namun dibandingkan tahun lalu realisasi belanja lebih rendah -6,83 persen (y-o-y) akibat perubahan kebijakan THR, efisiensi belanja barang dan belanja perjalanan. Peningkatan terjadi pada belanja bantuan sosial untuk penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial (BPNT dan PKH) APBN sebesar 49,59 persen dan APBD 14, 67 persen (y-o-y).

B. INFLASI

Perhitungan inflasi di Provinsi Lampung dilakukan di Bandar Lampung dan Metro. Pada April dan Mei 2020 Provinsi Lampung deflasi -0,17 persen dan -0,29 persen. Deflasi April terutama disebabkan turunnya harga cabai merah, angkutan udara, biaya pulsa ponsel, daging ayam ras, dan cabai rawit. Beberapa komoditas menyumbang deflasi di bulan Mei yaitu beras (-0,172 persen), cabai merah (-0,149 persen), telur ayam ras (-0,090 persen) dan cabai rawit (-0,056 persen).

4.27 3.52 -8.5 6.42 4.52 3.36 -8.34 6.22 4.92 2.92 -8.42 2.88 -0.56 4.013.19 -1.7 0.41 4.21 3.09 -1.69 -0.52 4.2 3.06 -1.74 -2.41 -4.19 -10 -5 0 5 10 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2018 2019 2020 Lampung Nasional

(12)

3 Grafik 1.3 Inflasi Bulanan Bandar Lampung, Metro, dan Gabungan

(m-to-m), Januari-Juni 2020

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Indeks Harga Konsumen Provinsi Lampung Juni 2020 terpantau mengalami inflasi 0.05 persen (m-to-m). Inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam ras, sebagai dampak upaya produsen yang melakukan afkir parent stock dan pengurangan day old chickens untuk memperbaiki harga kedua komoditas yang sempat turun di bulan April dan Mei 2020. Adapun harga bawang merah terpantau selalu naik selama triwulan II 2020. Secara tahunan (y-o-y), inflasi pada triwulan II masih berada pada target sasaran inflasi (3±1 persen) yaitu April 2,60 persen, Mei 1,64 persen, dan Juni 1,42 persen.

C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

1. Kemiskinan

Presentase penduduk miskin di Provinsi Lampung meningkat pada Maret 2020 menjadi 12,34 persen dari 12,30 persen pada September 2019. Jumlah penduduk miskin kini mencapai 1,05 juta orang atau naik 7,84 ribu orang. Kenaikan ini terutama disebabkan naiknya harga sejumlah bahan pokok seperti beras, gula pasir (naik 25,94 persen), telur ayam ras (naik 9,53 persen), dan bawang merah (naik 100,39 persen). Pertumbuhan ekonomi yang tidak cukup baik juga mempengaruhi angka kemiskinan ini.

Kenaikan harga membuat Garis Kemiskinan naik dari Rp418.309,00 menjadi Rp453.733,00 per kapita per bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk yang berada di sekitar garis kemiskinan belum mampu mengimbangi kenaikan harga sehingga saat garis kemiskinan naik, penduduk miskin meningkat.

Meskipun jumlah penduduk miskin di pedesaan turun 4,57 ribu orang (0,13 persen) dan di perkotaan naik 12,41 ribu orang (0,42 persen) dibanding September 2019, namun kantong utama kemiskinan tetap berada di pedesaan dengan 812,22 ribu orang (13,83 persen), terpaut jauh dengan jumlah penduduk miskin di kota yaitu 237,10 ribu orang (9,02 persen). Jika dicermati lebih lanjut,

Jan Feb Mar April Mei Juni

Gabungan 0.89 0.41 -0.35 -0.17 -0.29 0.05 Bandar Lampung 0.86 0.44 -0.44 -0.16 -0.29 0.03 Metro 1.15 0.19 0.27 -0.23 -0.35 0.26 -0.6 -0.4 -0.20 0.2 0.4 0.6 0.81 1.2 1.4

(13)

4 Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung selama 2020 ini selalu dibawah 100 dikisaran 91-97 yang berarti petani mengalami defisit, pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya. Hal ini diantaranya yang membuat kemiskinan di pedesaan masih tinggi, karena mayoritas penduduk pedesaan di Lampung bermata pencaharian sebagai petani. Selain kemiskinan yang meningkat, pada periode April-Mei 2020, Kepolisian Daerah Lampung mencatat kenaikan kriminalitas sebesar 2-5 persen dibanding sebelum Covid-19 yang didominasi pencurian kendaraan motor dan pencurian dengan pemberatan.

Grafik 1.4 Presentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung, 2016-2020

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Sementara itu Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Lampung menurun dari 1,988

menjadi 1,899 yang menunjukkan ada indikasi rata-rata jarak

kedalaman/kesenjangan kemampuan konsumsi penduduk miskin makin mendekati garis kemiskinan. Begitu juga Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang turun dari 0,442 menjadi 0,411 yang menunjukkan variasi pengeluaran konsumsi antar penduduk miskin semakin merata.

2. Gini Ratio

Ketimpangan pendapatan di Provinsi Lampung semakin rendah yang tercermin dari turunnya Gini Ratio dari 0,331 pada September 2019 menjadi 0,327 pada Maret 2020. Dilihat berdasarkan wilayahnya, pendapatan penduduk di desa lebih merata dibandingkan di perkotaan.

Grafik 1.5 Gini Ratio Provinsi Lampung, 2016-2020

Sumber: BPS Provinsi Lampung

10.53 10.15 10.03 9.13 9.27 9.06 8.92 8.6 9.02 15.69 15.24 15.08 14.56 14.76 14.73 14.27 13.96 13.83 14.29 13.86 13.69 13.04 13.14 13.01 12.62 12.3 12.34 0 5 10 15 20

Mar Sep Mar Sep Mar Jun Sep Des Mar

2016 2017 2018 2019 2020

Kota Desa Lampung

0.393 0.384 0.364 0.36 0.367 0.338 0.346 0.349 0.345 0.33 0.311 0.297 0.301 0.317 0.294 0.299 0.294 0.298 0.364 0.358 0.334 0.333 0.346 0.326 0.329 0.331 0.327 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45

Mar Sep Mar Sep Mar Jun Sep Des Mar

2016 2017 2018 2019 2020

(14)

belanja 15,59 T

Belanja Pegawai 46,78%

Belanja Modal 43,56%

Bantuan Sosial 39,95%

APBN

Provinsi Lampung Triwulan II 2020

PENDAPATAN 3,17 T

Pendapatan Pajak: 87,56%

PNBP: 12,44%

R e a l i s a s i P r e s e n t a s e d a r i p a g u T e r t i n g g i D I D T e r e n d a h D A K F i s i k 1 1 , 8 4 T   5 5 , 8 8 % 6 8 , 7 2 % 1 3 , 0 9 %

REALISASI TKDD

Prognosis 2020

Pendapatan 79,71%

Belanja 96,04%

(15)

5

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Realisasi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) sampai dengan triwulan II 2020 mencatat defisit sebesar Rp12,42 triliun atau naik 2,81 persen dibandingkan triwulan II 2019. Penerimaan perpajakan masih menjadi sumber pendapatan dengan kontribusi sebesar 87,56 persen sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hanya 12,44 persen. Meningkatnya defisit pada periode ini disebabkan terjadi penurunan pada penerimaan baik dari perpajakan maupun PNBP sehingga pendapatan terkoreksi 18 persen.

Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung (Miliar Rupiah), s.d. Akhir Triwulan II 2019 dan 2020

Uraian Tahun 2019 Tahun 2020

Pagu Realisasi Pagu Realisasi A. PENDAPATAN NEGARA 11,603.65 3,866.24 11.950,29 3.170,19

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 11,601.15 3,866.24 11.950,29 3.170,19

1. Penerimaan Pajak 11,023.41 3,429.99 11.023,41 2.775,75

2. PNBP 577.74 436.25 926,88 394,44

II. HIBAH 2.50 - - -

B. BELANJA NEGARA 33,453.34 15,943.84 29.959,04 15.587,37

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 10,741.69 4,541.83 8.761,97 3.743,08

1. Belanja Pegawai 3,348.62 1,690.03 3.631,07 1.698,64

2. Belanja Barang 4,486.04 1,803.97 3.276,16 1.237,35

3. Belanja Modal 2,889.15 1,041.90 1.834,29 798,93

4. Belanja Bantuan Sosial 17.88 5.93 20,45 8,17

5. Belanja Lain-Lain - - - -

II. TRANSFER KE DAERAH DAN

DANA DESA 22,711.65 11,402.01 21.197,06 11.844,28 1. Transfer Ke Daerah 20,081.36 9,847.04 18.398,14 10.090,89 a. Dana Perimbangan 20,081.36 9,847.04 18.398,14 10.090,89 1) DAU 13,361.96 7,788.16 12.234,94 7.256,67 2) DBH Pajak 548.95 182.35 562,57 282,72 4) DAK Fisik 2,020.67 28.86 1.559,37 204,16

5) DAK Non Fisik 4,149.78 1,847.67 4.041,26 2.347,35

b. Dana Transfer Lainnya - - - -

2. Dana Insentif Daerah 203.18 101.59 371,19 255,07

3. Dana Desa 2,427.11 1,453.38 2.427,74 1.498,32

Surplus / Defisit (21,849.69) (12,077.60) (18.008,75) (12.417,18)

Sumber LKBUN Kanwil DJPb Prov. Lampung dan OMSPAN (data diolah)

A. PENDAPATAN NEGARA

Penerimaan negara pada triwulan II 2020 di Provinsi Lampung sebesar Rp3,17 triliun, turun 18 persen dibandingkan triwulan II 2019 mencapai Rp3,87 triliun. Penurunan terjadi baik pada sektor perpajakan maupun sektor penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19.

1. Penerimaaan Perpajakan

Penerimaan perpajakan pada triwulan II 2020 baru mencapai Rp2,78 triliun, turun 19,07 persen dibandingkan triwulan II 2019 yang mencapai Rp3,43 triliun.

(16)

6 Grafik 2.1 Perkembangan PPh (Miliar Rupiah) , Triwulan II 2017- 2020

Sumber OMSPAN data diolah

Penerimaan PPh pada triwulan II 2020 mencapai Rp1,44 triliun mengalami penurunan 11,45 persen dibandingkan triwulan II 2019 yaitu Rp1,63 triliun. Turunnya PPh diantaranya karena pendapatan masyarakat berkurang akibat wabah Covid-19 karena PHK dan perubahan kebijakan gaji dan tunjangan hari raya di masa pandemi.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Grafik 2.2 Perkembangan PPN (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017- 2020

Sumber OMSPAN data diolah

Penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) sampai triwulan II 2020 sebesar Rp893,73 miliar, menurun 19,89 persen dibandingkan triwulan II 2019 yang telah mencapai Rp1,12 triliun. Hal ini sebagai dampak adanya wabah Covid-19, mengakibatkan lesunya sektor perdagangan.

c) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Grafik 2.3 Perkembangan PPnBM (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017- 2020

Sumber OMSPAN data diolah 1,435.12 1,615.99 1,627.37 1,440.96 1,300 1,350 1,400 1,450 1,500 1,550 1,600 1,650 1,700 2017 2018 2019 2020 500 1,000 1,500 2017 2018 2019 2020 1,246.96 1,307.34 1,115.58 893.73 5 10 15 2017 2018 2019 2020 10.16 5.97 1.20 2.60

(17)

7 Penerimaan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) di Provinsi Lampung triwulan II 2020 sebesar Rp2,60 miliar, meningkat cukup tajam 117,12 persen dibandingkan triwulan II 2019 yang hanya Rp1,20 miliar.

d) Penerimaan Cukai

Grafik 2.4 Perkembangan Penerimaan Cukai (Juta Rupiah), Triwulan II 2017- 2020

Sumber OMSPAN data diolah

Pendapatan Cukai sejak tahun 2018 mengalami penurunan pada triwulan II 2020 penerimaan hanya mencapai sebesar Rp81,51 juta, lebih rendah 13,26 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp93,97 juta. Penerimaan cukai di Provinsi Lampung meliputi penerimaan cukai tembakau, penerimaan administrasi cukai, cukai ethyl alkohol, dan penerimaan cukai lainnya.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Grafik 2.5 Perkembangan PNBP (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017- 2020

Sumber OMSPAN data diolah

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada triwulan II 2020 Provinsi Lampung sebesar Rp394,44 miliar, menurun 9,58 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019 dengan penerimaan PNBP sebesar Rp436,25 miliar.

a) Penerimaan PNBP Pendidikan

Pendapatan pendidikan memberikan kontribusi terbesar pada penerimaan PNBP, meski pada triwulan II 2020 penerimaan mencapai Rp226,06 miliar,

404.03 199.20 93.97 81.51 -100 200 300 400 500 2017 2018 2019 2020 200 400 600 2017 2018 2019 2020 317.44 419.90 436.25 394.44

(18)

8 terjadi penurunan sebesar 4,62 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019 yang mencapai penerimaan sebesar Rp237,01 miliar.

Grafik 2.6 Perkembangan Jenis PNBP Pendidikan (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017- 2020

Sumber OMSPAN data diolah

Jenis penerimaan PNBP Pendidikan terbesar yaitu pada jasa pelayanan pendidikan sebesar Rp164,70 miliar, dan pendapatan biaya pendidikan sebesar Rp61,01 miliar.

b) Penerimaan PNBP Kepolisian

Grafik 2.7 Perkembangan Jenis PNBP Kepolisian (Miliar Rupiah), Triwulan II 2017- 2020

Sumber OMSPAN data diolah

Pendapatan PNBP Kepolisian menempati urutan kedua setelah pendidikan, pada triwulan II 2020 sebesar Rp56,97 miliar menurun 19,92 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp71,15 miliar. Tiga jenis penerimaan PNBP Kepolisian terbesar yaitu pada penerbitan STNK, BPKB dan SIM. Pada triwulan II 2020 PNBP STNK paling tinggi yaitu sebesar Rp16,07 miliar, disusul BPKB sebesar Rp14,54 miliar dan penerimaan dari SIM sebesar Rp11,82 miliar.

B. BELANJA NEGARA

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan triwulan II 2020 mencapai Rp3,74 triliun atau 42,72 persen dari total pagu sebesar Rp8,76 triliun. Angka ini

50 100 150 200 250 2017 2018 2019 2020 5 10 15 20 25 2017 2018 2019 2020 STNK BPKB SIM

(19)

9 lebih tinggi 3,55 persen dari realisasi periode yang sama tahun 2019. Realisasi tertinggi belanja pegawai 46,78 persen atau sebesar Rp1,69 triliun, belanja modal 43,56 persen atau sebesar Rp798,93 miliar, belanja bantuan sosial 39,95 persen atau sebesar Rp8,17 miliar, sedangkan realisasi terendah belanja barang 37,77 persen atau sebesar Rp1,24 triliun dari pagu sebesar Rp3,28 triliun.

Grafik 2.8 Perbandingan Pagu dan Realisasi Belanja (Milair Rupiah), Triwulan II 2019- 2020

Sumber LKBUN Kanwil DJPb Prov. Lampung dan OMSPAN (data diolah)

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Grafik 2.9 Alokasi Pagu dan Realisasi TKDD (Miliar Rupiah), 2020

Sumber OMSPAN data diolah

Realisasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sampai dengan triwulan II 2020 di Provinsi Lampung mencapai Rp11,84 triliun atau 55,88 persen dari total pagu TKDD sebesar Rp21,2 triliun. Realisasi tertinggi DID sebesar 68,72 persen, dan realisasi Dana Desa sebesar 61,72 persen. Sedangkan realisasi terendah DAK Fisik sebesar 13,09 persen disebabkan karena perubahan alokasi anggaran menjadi lebih kecil, proses pengadaan barang/jasa lambat, dan pandemi Covid-19. Realisasi Dana Desa tinggi dikarenakan perubahan persentase tahapan penyaluran semula 20:40:40 menjadi 40:40:20 dan terdapat alokasi untuk penanganan Covid-19 berupa BLT Dana Desa.

2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

DAU DBH DAK FISIK DAK NON

FISIK DID DANA DESA

PAGU REALISASI 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial 2019 Pagu 2019 Realisasi 2020 Pagu 2020 Realisasi

(20)

10

3. Pengelolaan BLU

Terdapat 6 (enam) Satuan Kerja Badan Layanan Umum (BLU) di wilayah Provinsi Lampung dengan alokasi pagu BLU tertinggi Universitas Lampung sebesar Rp342,89 miliar, dan UPBU Radin Inten II sebesar Rp110,88 miliar, sedangkan terkecil yaitu Baristand Industri Lampung Rp7,41 miliar. Secara keseluruhan total realiasasi triwulan II 2020 sebesar Rp47,28 miliar atau 7,94 persen dari total pagu Rp595,16 miliar. Persentase realisasi tertinggi Rumkit Bhayangkara Bandar Lampung sebesar 79,15 persen dan terendah Kantor UPBU Radin Inten II yang baru mencapai 0,78 persen.

Grafik 2.10 Pagu dan Realisasi Satker BLU (Miliar Rupiah), 2020

Sumber OMSPAN data diolah

4. Manajemen Investasi Pusat

Penyaluran KUR Per 30 Juni 2020 di Provinsi Lampung mencapai Rp2,12 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 81.626. Skema penyaluran KUR tertinggi yaitu Mikro total debitur 72.129 dengan penyaluran sebesar Rp1,68 triliun, sedangkan terkecil TKI sebanyak 1.825 debitur, penyaluran sebesar Rp29,81 miliar. Selain tiga skema tersebut di atas terdapat Skema Ultra Mikro (UMi) dengan limit kredit maksimal Rp10 juta dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yaitu PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Tabel 2.2 Penyaluran KUR Provinsi Lampung, per 30 Juni 2020

Skema KUR Jumlah Debitur Jumlah Penyaluran

Kecil 2.407 400.842.369.576

Mikro 72.129 1.675.022.784.955

TKI 1.825 29.805.835.378

UMi 5.265 22.479.612.000

Jumlah Total 81.626 2.128.150.601.909

Sumber SIKP data diolah UPBU RADIN INTEN II UIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG BARISTAND INDUSTRI LAMPUNG POLKES TANJUNG KARANG RUMKIT BHAYANGKAR A BANDAR LAMPUNG UNIVERSITAS LAMPUNG PAGU 110.88 86.28 7.41 37.70 10.01 342.89 REALISASI 0.86 16.98 1.40 6.71 7.93 13.41 50 100 150 200 250 300 350 400 PAGU REALISASI

(21)

11 C. PROGNOSIS REALISASI APBN

Prognosis realisasi APBN menggunakan data realisasi APBN tahun 2012 sampai dengan 2019 dan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Pendapatan negara sampai akhir triwulan IV diperkirakan hanya mencapai 79,71 persen. Pendapatan negara diperkirakan menurun 5,94 persen dibanding tahun sebelumnya didorong penurunan pendapatan pajak akibat penurunan pendapatan dan aktivitas ekonomi masyarakat yang terdampak Covid-19. Dari sisi pengeluaran, belanja negara diperkirakan mengalami penurunan 0,84 persen didorong oleh tren realisasi belanja barang yang tidak mencapai 90 persen, penghematan dan efisiensi belanja pemerintah.

Tabel 2.3 Perkiraan Realisasi APBN Provinsi Lampung (Miliar Rupiah), 2020

Uraian

Pagu Tahun

2020

Realisasi Triwulan II

Tahun 2020 Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV Tahun 2020

Rp % Rp % PENDAPATAN NEGARA 11.950,29 3.170,19 26,53 9.525,55 79.71  Penerimaan Pajak 11.023,41 2.775,75 25,18 8.413,07 76.32  PNBP 926,88 394,44 42,56 1.038,29 112,02 BELANJA NEGARA 29.959,04 15.587,37 45,16 28.772,66 96,04  Belanja Pegawai 3.631,07 1.698,64 46,78 3.487,28 97,60  Belanja Barang 3.276,16 1.237,35 37,77 3.197,54 90,13  Belanja Modal 1.834,29 798,93 43,56 1.653,24 92,96  Belanja Bansos 20,45 8,17 39,95 19,01 97,08

 Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.197,06 11.844,28 55,88 20.531,47 96,86

Defisit/Surplus (18.008,75) (12.417,18) (19.247,11) Sumber OMSPAN data diolah

(22)
(23)

12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELKSANAAN APBD

Realisasi pendapatan APBD sampai dengan triwulan II 2020 adalah Rp12,88 triliun meningkat 2,95 persen dibanding dengan triwulan II 2019 yang hanya sebesar Rp12,51 triliun. Sedangkan realisasi belanja adalah Rp9,16 triliun, turun -12,5 persen dibanding dengan periode triwulan II 2019 yang hanya sebesar Rp10,47 triliun.

Tabel 3.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung (Ribu Rupiah), s.d Akhir Triwulan II 2019 dan 2020

Uraian Tahun 2019 Tahun 2020

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan 31,001,959 12,517,909 30,736,444 12,884,946

PAD 5,705,967 1,275,458 5,523,416 2,102,218

Pajak daerah 3,770,954 865,267 3,658,915 1,460,391

Retribusi daerah 129,910 39,851 207,976 47,488

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 103,187 78,418 129,967 91,670 Lain-lain PAD yang sah 1,701,916 291,922 1,526,558 502,668

Dana Perimbangan 19,910,544 9,241,137 19,726,944 8,964,020

DBH 594,716 176,095 699,508 282,705

DAU 13,360,854 7,338,880 13,069,486 7,256,117

DAK 5,954,974 1,726,162 5,957,950 1,425,197

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 5,385,449 2,001,314 5,486,084 1,818,709

Hibah 946,456 69,760 1,017,530 80,282

Dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 1,961,827 383,027 1,472,301 559,357 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 1,386,214 1,054,190 1,624,128 991,090

DID 9,690 000 276,307 14,549

Dana Desa 222,076 53,497 134,866 000

Bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 116,100 435 18,169 000

Lain-lain 743,087 440,404 942,783 173,430

Belanja 31,922,038 10,476,445 32,490,735 9,166,372

Belanja Tidak Langsung 18,356,269 7,799,345 20,776,043 6,711,636

Belanja Pegawai 11,378,383 5,306,046 11,836,322 4,824,447

Belanja Bunga 61,064 28,738 640,235 15,307

Belanja Subsidi 21,652 1,426 1,000 500

Belanja Hibah 1,800,275 844,518 2,313,501 359,755

Belanja Bantuan sosial 103,897 10,436 56,238 8,682

Belanja Bagi hasil kpd Prov/Kab/dan Pemdes 1,321,442 673,638 1,588,145 595,125 Belanja Bantuan keuangan kpd Prov/Kab/dan Pemdes 3,632,259 822,800 3,445,480 801,520 Belanja Bantuan Keuangan kpd Partai Politik 1,268 104,359 1,612 432

Belanja tidak terduga 36,029 7,384 893,510 105,869

Belanja Langsung 13,565,769 2,677,099 11,714,692 2,454,735

Belanja Pegawai 721,084 182,435 1,104,848 363,453

Belanja Barang dan jasa 6,914,107 1,707,774 5,949,445 1,619,827

Belanja Modal 5,930,577 786,891 4,660,399 471,454

Surplus/(Defisit) -920,079 2,041,464 -1,754,291 3,718,575

(24)

13 Komposisi Pendapatan Pemda di Provinsi Lampung masih didominasi oleh pendapatan transfer dari pemerintah pusat. Pada triwulan II 2020 realisasi dana perimbangan mencapai Rp8,964 triliun (69,57 persen dari total pendapatan).

Surplus APBD triwulan II 2020 lingkup Provinsi Lampung meningkat Rp1,677 triliun dari surplus triwulan II 2019. Kenaikan surplus tersebut karena realisasi belanja lebih rendah dibanding dengan realisasi triwulan II 2019. Hal ini sejalan dengan beberapa kebijakan terkait belanja daerah saat merebaknya Covid-19 seperti efisiensi belanja barang dan belanja pegawai, serta pembatasan/penundaan belanja modal. Dari sisi pendapatan, realisasi PAD naik sedangkan realisasi dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah menurun dibanding realisasi triwulan II 2019.

A. PENDAPATAN DAERAH

Realisasi pendapatan daerah di Provinsi Lampung triwulan II 2020 mencapai Rp12,884 triliun, terdiri dari PAD (Rp2,102 triliun) Dana Perimbangan (Rp8,964 triliun) dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah (Rp1,818 triliun).

1. Pendapatan Asli Daerah

Realisasi PAD triwulan II 2020 meningkat sebesar Rp826,760 miliar dibanding realisasi triwulan II 2019 yang hanya sebesar Rp1,275 triliun. Kenaikan tersebut karena realisasi penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah realisasinya naik dibanding realisasi triwulan II 2019.

Grafik 3.1. Realisasi PAD Provinsi Lampung, Triwulan II 2019 dan 2020

Sumber : LRA TA 2019 & 2020 Pemda Lingkup Provinsi Lampung

Pemerintah daerah memprediksi PAD terutama yang bersumber dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan BBNKB tahun ini akan turun diantaranya karena pabrik Yamaha dan Honda, menghentikan produksi kendaraan yang akan

000 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000

Pajak daerah Retribusi daerah HPKD yang dipisahkan

LPAD yang sah

R ib u R u p iah Q2 2019 Q2 2020

(25)

14 berdampak BBNKB terjun bebas, Sementara sektor PKB juga diprediksi turun selama mewabahnya Covid-19.

2. Pendapatan Transfer

Realisasi penerimaan dana perimbangan triwulan II 2020 mencapai Rp8,964 triliun, lebih rendah dibanding triwulan II 2019 yang mencapai Rp9,241 triliun. Komposisi nilai dana perimbangan adalah DAU (Rp7,256 triliun), DAK (Rp1,425 triliun) dan DBH (Rp282,705 miliar). Rendahnya realisasi DAK Fisik yang baru mencapai 13,09 persen menjadi salah satu penyebab turunnya realisasi pendapatan transfer. Kontribusi dana transfer terhadap pendapatan daerah di wilayah Provinsi Lampung untuk triwulan II 2020 sebesar 69,57 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah daerah masih sangat bergantung kepada dana transfer dalam mendanai APBD-nya.

Grafik 3.2. Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Lampung, Triwulan II 2019 dan 2020

Sumber : LRA TA 2019 & 2020 Pemda Lingkup Provinsi Lampung

3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Grafik 3.3. Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Provinsi Lampung, Triwulan II 2019 dan 2020

Sumber : LRA TA 2019 & 2020 Pemda Wilayah Provinsi Lampung

000 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 DBH DAU DAK R ib u R u p iah Q2 2019 Q2 2020 000 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 H ib ah D B H d r P ro vi ns i & P em da la in ny a D an a pe ny es ua ia n & O ts us D ID D an a D es a B an tu an k eu . d r P ro vi ns i & P em da la in ny a La in -la in R ib u R u p iah

(26)

15 Komposisi Lain-lain pendapatan yang sah dalam APBD di Provinsi Lampung tidak terlalu besar. Realisasinya pada triwulan II 2020 adalah Rp1,818 triliun, turun bila dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang mencapai Rp2,001 triliun. Hibah, dana penyesuaian, dana desa, bantuan keuangan dari Provinsi/Pemda, dan lain-lain pendapatan realisasinya lebih rendah dibanding dengan triwulan II 2019. Sedangkan dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya realisasinya lebih tinggi dibanding triwulan II 2019.

B. BELANJA DAERAH

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Realisasi belanja pegawai triwulan II 2020 turun -15,25 persen dibanding dengan realisasi triwulan II 2019. Hal ini diantaranya karena perubahan kebijakan pemberian gaji ke-14 THR yang berbeda dari tahun sebelumnya. Realisasi belanja modal juga turun -41,87 persen dibanding dengan realisasi triwulan II 2019 karena adanya kebijakan untuk menunda proses lelang dan kegiatan terkait belanja modal pada awal merebaknya kasus Covid-19. Demikian pula realisasi belanja barang yang turun -9,31 persen bila dibanding dengan triwulan II 2019 setelah adanya kebijakan refocusing dan realokasi belanja untuk penanganan Covid-19 diantaranya dengan menghemat beberapa jenis belanja barang seperti perjalanan dinas, belanja pemeliharaan dan belanja barang lainnya.Penurunan pagu belanja daerah pada APBD 2020 juga mempengaruhi nominal realisasi belanja daerah di Provinsi Lampung yang menunjukkan pencapaian sebesar Rp6,503 triliun, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2019 yaitu sebesar Rp7,800 triliun.

Tabel 3.2. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan II 2020

Jenis Belanja Pagu 2020 Realisasi Triwulan II 2020 Realisasi Triwulan II 2019 Realisasi ∆ (%) Belanja Pegawai 11,860,984,366,815 4,497,074,850,033 5,306,045,943,042 -15.25% Belanja Barang 5,978,000,089,982 1,548,821,761,325 1,707,774,003,460 -9.31% Belanja Modal 4,755,080,459,434 457,435,984,467 786,890,933,264 -41.87%

JUMLAH 22,594,064,916,230 6,503,332,595,825 7,800,710,879,766 -16.63%

Sumber : LRA TA 2019 & 2020 Pemda Wilayah Provinsi Lampung

Sampai dengan triwulan II 2020, realisasi belanja pegawai, barang dan modal APBD dari 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung mencapai 22,35 persen terhadap total anggaran. Adapun secara persentase realisasi tertinggi dicapai oleh Kota Metro 28,89 persen, disusul Kota Bandar Lampung 27,97 persen dan

(27)

16 Kabupaten Lampung Barat 27,90 persen. Sedangkan realisasi terendah adalah Kabupaten Mesuji 19,44 persen.

Grafik 3.4. Realisasi Belanja Pegawai, Barang & Jasa dan Modal per Kabupaten/Kota, Triwulan II 2020

Sumber : LRA TA 2020 Pemda Lingkup Provinsi Lampung

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

APBD di Provinsi Lampung dialokasikan untuk membiayai 48 (empat puluh delapan) urusan. Secara agregat, urusan pendidikan mendapatkan alokasi 27,38 persen, urusan keuangan 21,53 persen, urusan kesehatan 12,95 persen, urusan pekerjaan umum 11,69 persen dan urusan pemerintahan umum 7,39 persen dari total APBD

Grafik 3.5. Pagu & Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan Lingkup Provinsi Lampung (Lima Urusan Tertinggi), s.d Triwulan II 2020

Sumber : LRA TA 2020 Pemda Lingkup Provinsi Lampung

Alokasi anggaran di atas 20 persen untuk urusan pendidikan merupakan bentuk komitmen dan layanan pemerintah kepada masyarakat dalam memajukan sistem pendidikan di Lampung yang akan digunakan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan.

0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 Pr ov . L am pu ng La m pu ng B ar at Ta ng ga m us La m pu ng Se la ta n La m pu ng T im ur La m pu ng Te ng ah La m pu ng U ta ra Wa y Ka na n Tu la ng B aw an g Pe sa w ar an Pr in gs ew u M es uji Tu ba B ar at Pe sis ir Ba ra t Ba nd ar La m pu ng M et ro Mi liar Rup iah

Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Belanja Pegawai

39.42% 43.98% 36.95% 11.21% 33.93% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000

Pendidikan Keuangan Kesehatan Pekerjaan Umum Pemerintahan Umum Mi liar R u p iah

(28)

17 Penyerapan anggaran kesehatan secara cepat dan tepat, diarahkan khususnya untuk pembelian alat kesehatan, perlindungan tenaga kesehatan dan peningkatan kapasitas rumah sakit rujukan dalam penanganan Covid-19. Pemerintah Provinsi Lampung dan 15 kabupaten/kota telah menganggarkan Rp1,45 triliun dalam APBD yang terbagi untuk penanganan kesehatan, jaring pengamanan sosial, dan pemulihan ekonomi. Dari total anggaran tersebut, per 2 Juli 2020 baru terserap 18,41 persen. Diperlukan kolaborasi dan sinergitas antar organisasi perangkat daerah (OPD) dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang handal dalam merealisasikan anggaran untuk percepatan penanggulangan Covid-19 sehingga tidak terjadi kebocoran anggaran.

Penyerapan anggaran untuk urusan pekerjaan umum masih rendah (11,21 persen) karena kegiatan fisik yang dilelang belum berjalan. Diharapkan penyerapannya terus dipercepat sehingga mampu membantu pertumbuhan ekonomi di Lampung.

C. PROGNOSIS REALISASI APBD SAMPAI DENGAN AKHIR TA 2020 Tabel 3.3. Perkiraan Realisasi APBd Lingkup Provinsi Lampung,

sampai dengan Triwulan IV 2020

Uraian Pagu 2020 Realisasi Triwulan II 2020

Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV 2020 Rp % Rp % PENDAPATAN 31,850,290,832,895 5,982,760,000,241 18.78 28,983,247,307,462 92.64 PAD 6,044,842,028,855 984,287,752,437 16.28 5,177,708,524,274 85.65 Dana Perimbangan 20,547,719,301,695 4,590,376,317,633 22.34 19,167,042,629,111 93.28 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 5,257,729,502,345 408,095,930,171 7.76 4,638,496,154,077 88.22

BELANJA 32,352,838,494,108 3,408,556,132,990 10.54 26,344,916,385,752 81.43 Belanja Pegawai 11,383,369,048,428 1,840,108,781,007 16.16 10,009,170,586,847 87.93 Belanja Barang 7,089,872,294,046 581,782,921,125 8.21 5,600,877,380,439 79.00 Belanja Modal 5,110,240,280,816 151,144,238,559 2.96 3,734,880,881,855 73.09 Belanja lainnya 8,769,356,870,818 835,520,192,299 9.53 5,757,230,122,285 65.65 DEFISIT (502,547,661,213) 2,574,203,867,251 2,638,330,921,710

Sumber : LRA TA 2012 – 2020 Pemda Wilayah Provinsi Lampung

Dengan memperhitungkan rata-rata persentase penambahan realisasi dari triwulan II hingga akhir tahun sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2020 pada masing-masing jenis pendapatan, realisasi pendapatan pada akhir tahun 2020 diperkirakan akan mencapai ±Rp28,98 triliun. Adapun belanja diproyeksikan terealisasi sebesar ±Rp26,34 triliun.

(29)
(30)

18

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu.

Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Lampung (Juta Rupiah), Triwulan II 2020

Uraian 2020 2019

Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi Pendapatan Negara 3.169.693,96 11.842.309,52 5.267.964,31 1,26% 5.202.197,83 Pendapatan Perpajakan 2.775.752,54 1.459.596,96 4.235.349,50 -1,44% 4.297.036,35 Pendapatan Bukan Pajak 393.941,42 727.978,96 1.032.614,81 14,08% 905.161,48

Hibah 0 80.282,05 0 0 0 Transfer 0 9.574.451,54 0 0 0 Belanja Negara 15.586.210,42 8.929.751,74 14.771.922,99 -2,33% 15.124.367,99 Belanja Pemerintah 3.741.926,56 7.934.970,52 11.676.897,08 -12,87% 13.401.277,83 Transfer 11.844.283,85 994.781,22 3.095.025,91 79,62% 1.723.090,15 Surplus(Defisit) (12.416.516,45) 2.912.557,78 (9.503.958,67) 4,21% (9.922.170,16) Pembiayaan 0 -69.825,58 -69.825,58 -136,36% 192.054,87 Penerimaan Pembiayaan Daerah 0 113.923,47 113.923,47 -62,86% 306.753,19 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0 183.749,04 183.749,04 60,20% 114.698,32

Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran

(12.416.516,45) 2.842.732,20 (9.573.784,25) 1,61% (9.730.115,29) Sumber: LKPK-TW Kanwil DJPb Provinsi Lampung Triwulan II 2020 (Per 29 Juli 2020)

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Pemerintah Umum atau Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh pendapatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan Konsolidasian triwulan II 2020 tercatat sebesar Rp5,26 triliun atau meningkat 1,26 persen dibanding triwulan II 2019. Pendapatan perpajakan sebesar 4,23 triliun, turun 1,44 persen. Terjadi kenaikan pada PNBP yang tercatat sebesar Rp1,03 triliun atau naik 14,08 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

(31)

19 Pendapatan perpajakan pemerintah pusat sebesar Rp2,77 triliun sedangkan untuk pemerintah daerah sebesar Rp1,46 triliun. Namun untuk Pendapatan Bukan Pajak, pemerintah daerah cukup besar yaitu Rp73 miliar dibandingkan dengan pemerintah pusat yang hanya Rp39 miliar. Total pendapatan triwulan II 2020 terlihat bahwa pendapatan daerah Provinsi Lampung sebesar Rp11,84 triliun lebih besar dibandingkan dengan pendapatan pemerintah pusat sebesar Rp3,16 triliun, hal tersebut disebabkan karena adanya hibah dan transfer masing-masing sebesar Rp80 miliar dan Rp9,57 triliun sehingga murni dari sisi pendapatan bukan pajak daerah hanya sebesar Rp73 miliar.

2. Analisis Perubahan

Pendapatan konsolidasian triwulan II 2020 meningkat 1,26 persen dibandingkan dengan triwulan II 2019. Peningkatan tersebut didukung dengan

Grafik 4.2 Perbandingan pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Pendapatan Konsolidasian Provinsi Lampung (Triliun Rupiah), Triwulan II 2020

Sumber : LKPK-TW II Kanwil DJPb Provinsi Lampung

Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Lampung (Triliun Rupiah), Triwulan II 2020 dan 2019

Sumber : LKPK-TW II Kanwil DJPb Provinsi Lampung 4.23 1.03 4.29 0.90 0 1 2 3 4 5 Pendapatan

Perpajakan Pendapatan BukanPajak Hibah Transfer

2020 2019 3.16 2.77 0.39 11.84 1.46 0.73 0.08 9.57 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Pendapatan

Negara PendapatanPerpajakan PendapatanBukan Pajak Hibah Transfer

Pusat

(32)

20 meningkatnya Pendapatan Bukan Pajak sebesar Rp127,45 miliar dibanding triwulan II 2019. Berbeda dengan Pendapatan perpajakan yang mengalami penurunan sebesar 1,44 persen atau sebesar Rp61,68 miliar yang disebabkan pandemi Covid-19, penurunan terjadi pada Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan konsolidasian.

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Lampung (Juta Rupiah), Triwulan II 2019 dan 2020

Sumber: BPS Lampung dan LKPK-TW Kanwil DJPb Provinsi Lampung

PDRB Provinsi Lampung triwulan II tahun 2020 terealisasi sebesar Rp89,56 triliun dengan pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 3,57 persen. Meskipun pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi namun Pendapatan konsolidasian secara umum masih menunjukkan angka positif, meningkat sebesar Rp5,26 triliun atau 1,26 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ini menunjukkan bahwa kontraksi ekonomi tidak sepenuhnya sejalan dengan pendapatan konsolidasian.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

Belanja Pemerintahan Umum atau Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Uraian 2019 2020

Realisasi Kenaikan Realisasi Kenaikan Penerimaan Perpajakan 4.297.036,35 -12,35% 4.235.349,50 -1,44%

PNBP 905.161,48 98,94% 1.032.614,81 14,08%

Total 5.202.197,83 5.267.964,31 1,26%

PDRB/Pertumbuhan Ekonomi 91,78T 5,62% 89,56T -3,57% Sumber : LKPK-TW II Kanwil DJPb Provinsi Lampung

Grafik 4.3 Perbandingan pendapatan konsolidasian (Triliun Rupiah), Triwulan II 2020 dan 2019 5.26 5.20 5.16 5.18 5.20 5.22 5.24 5.26 5.28 Pendapatan Negara 2020 2019

(33)

21 suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Secara agregat belanja dan transfer konsolidasian triwulan II 2020 menurun 2,33 persen atau Rp352,44 miliar dibanding dengan periode triwulan II 2019.

Berdasarkan jenis belanja Konsolidasian, belanja operasional masih didominasi oleh belanja pegawai sebesar Rp6,95 triliun turun 2,90 persen dibanding triwulan II 2019, adapun belanja barang mencapai Rp2,93 triliun dengan penurunan 16,82 persen, belanja modal turun Rp520,40 miliar atau sebesar 28,46 persen dibandingkan triwulan II 2019. Sedangkan porsi belanja modal jumlahnya lebih kecil dibanding dengan porsi belanja pegawai dan belanja barang. Hal tersebut sejalan dengan kondisi ekonomi yang mengalami kontraksi. Belanja lebih banyak terserap untuk belanja pegawai dan belanja barang dalam rangka meningkatkan konsumsi sebagai upaya memperbaiki perekonomian di Lampung. Pada kondisi saat ini sebaiknya belanja/ pengeluaran lebih difokuskan pada jenis program atau kegiatan yang mampu memberikan dampak langsung terhadap perekonomian (stimulus ekonomi).

2. Analisis Perubahan

Secara umum, tidak terjadi perubahan mendasar dalam komposisi realisasi belanja konsolidasian pada triwulan II 2020 dibandingkan triwulan II 2019. Belanja pegawai tetap dominan diikuti belanja barang dan belanja modal namun terjadi penurunan untuk setiap jenis belanja. Kontribusi penurunan setiap jenis

Grafik 4.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Provinsi Lampung (Triliun

Rupiah), Triwulan II 2020

Sumber : LKPK-TW II Kanwil DJPb Provinsi Lampung 1.70 1.24 0.80 0.01 11.84 5.25 1.69 0.51 0.02 0.00 0.36 0.01 0.11 0.99 2 4 6 8 10 12 14 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pemb Bunga Utang

Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja Tak Terduga Belanja lain-lain Transfer

(34)

22 belanja, yaitu belanja pegawai turun 2,90 persen, belanja barang turun 16,82 persen, dan belanja modal turun 28,46 persen. Penurunan ini karena Tunjangan Kinerja tidak termasuk dalam komponen pembayaran gaji ke-14/THR serta Pejabat dari Eselon II ke atas juga tidak mendapatkan. Diantara penyebab penurunan belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal adalah dari penerapan manajemen Covid-19.

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional

Kebijakan fiskal pemerintah diantaranya tercermin dari besarnya alokasi APBN

dan APBD di daerah. Realisasi belanja pemerintah di Prov. Lampung sebesar Rp11,67 triliun dan transfer sebesar Rp0,99 triliun di triwulan II 2020 diharapkan memberikan dampak pada tidak bertambahnya angka kemiskinan mengingat pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 3,57 persen. Realisasi Subsidi Tambahan Bunga per 3 Agustus 2020 sebesar Rp11,667 miliar untuk 76.858 debitur dan realisasi BLT Dana Desa per 7 Agustus 2020 sebesar Rp144,54 miliar untuk 235.946 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang merupakan bentuk stimulus ekonomi dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diharapkan menjadi pemicu kenaikan konsumsi rumah tangga dan menghidupkan kembali usaha kecil yang pada akhirnya meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan ekonomi di Lampung, serta diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan jumlah penerima manfaat dari Program Subsidi tambahan bunga dengan cara sosialisasi dan pendampingan kepada para pelaku UMK, dan kemudahan akses tambahan subsidi bunga pada sisi kebijakan dan para lembaga penyalur kredit.

Grafik 4.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Prov. Lampung, Triwulan II 2019 dan 2020

Sumber : LKPK-TW II Kanwil DJPb Provinsi Lampung

47.07% 19.80% 8.82% 0.07% 0.00% 2.41% 0.11% 0.72% 20.99% 2020 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pemb Bunga Utang Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja Tak Terduga Transfer 47.31% 23.26% 12.09% 5.58% 0.36% 11.39% 2019 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Hibah Belanja lain-lain Transfer

(35)

23 D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK

REGIONAL

Tabel 4.3 Laporan Statistik Keuangan Tingkat Wilayah Provinsi Lampung Triwulan II 2020

Sumber: LO GFS Triwulan II Kanwil DJPb Provinsi Lampung

Kontribusi Pemerintah terhadap PDRB dari sisi Belanja Pemerintah dihitung dengan cara membandingkan pengeluaran konsumsi pemerintah dengan PDRB. Kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB Lampung pada triwulan II 2020 mencapai 10,69 persen dari PDRB Provinsi Lampung sebesar Rp89,56 triliun, sedangkan Kontribusi Pemerintah terhadap PDRB dari sisi Investasi dihitung dari perbandingan nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dibagi dengan PDRB, diperoleh hasil sebesar 1,40 persen. Kontribusi Pemerintah dari sisi Belanja Pemerintah menunjukkan porsi yang lebih besar dipandang sangat tepat dimana kondisi perekonomian pada triwulan II 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 3,57 persen sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Kontribusi Pemerintah dari belanja Pemerintah memiliki efek yang jangka waktunya lebih pendek dibandingkan dengan investasi terutama terkait pengadaan aset tetap, sehingga kontribusi belanja Pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat segera memperbaiki kondisi perekonomian.

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan netto

Pendapatan 21.997.401.359.371 a. Pajak 4.235.209.627.925 b. Kontribusi sosial c. Hibah 974.488.175.250 d. Pendapatan lain 16.787.703.556.197 Beban 14.607.259.018.381 a. Kompensasi pegawai 6.969.581.289.110

b. Penggunaan barang dan jasa 2.588.918.639.380

c. Konsumsi aset tetap 0

d. Bunga 15.994.234.619

e. Subsidi 500.000.000

f. Hibah 4.591.642.942.753

g. Manfaat sosial 16.867.887.090

h. Beban lainnya 423.754.025.429

Keseimbangan operasi bruto/neto 7.390.142.340.990

Transaksi Aset Non Keuangan Neto 1.307.890.600.025

a. Aset tetap 1.251.682.630.689

b. Persediaan 0

c. Barang berharga 0

d. Aset nonproduksi 56.207.969.336

Net Lending/Borrowing 6.082.251.740.965

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban -6.082.251.740.965

a. Akuisisi Neto Aset Keuangan 5.910.302.697.712

- Domestik 5.910.302.697.712

- Luar Negeri 0

b. Keterjadian Kewajiban -171.949.043.253

- Domestik -171.949.043.253

(36)

PULAU PAHAWANG

KABUPATEN PESAWARAN

(37)

24

V. BERITA FISKAL REGIONAL TERPILIH

Wabah Covid-19 berdampak pada turunnya aktivitas perekonomian di Provinsi Lampung hingga bebrapa usaha terpaksa mengurangi jumlah pekerja atau bahkan menutup usahanya. Data Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung, setidaknya ada 3.135 pekerja buruh formal dan informal yang dirumahkan dan 163 pekerja terkena PHK dampak dari Covid-19 di Lampung. Untuk itu pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya mendorong pemulihan ekonomi di Lampung agar roda perekonomian berjalan dan dapat tumbuh untuk kesejahteraan masyarakat, diantaranya di sektor pariwisata dan Koperasi dan UKM.

A. PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG TERUS MENDORONG PARIWISATA GUNA PULIHKAN PEREKONOMIAN

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi potensial di Provinsi Lampung. Banyaknya objek wisata didukung makin baiknya infrastuktur dan akses menuju daerah wisata merupakan nilai tambah yang mendorong pesatnya pariwisata di Lampung. Sektor ini menjadi salah satu sektor yang terpuruk saat pandemi terutama ketika diterapkannya kebijakan physical distancing dan himbauan untuk tidak keluar rumah. Tutupnya objek wisata juga berdampak pada sektor lainnya seperti aktivitas agen perjalanan, jasa akomodasi dan restoran, toko oleh-oleh, transportasi, dan hotel/penginapan. Melihat dampaknya yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat, kini Pemerintah Provinsi Lampung terus berusaha mendorong sektor pariwisata berdenyut kembali. Menurut Wakil Gubernur Lampung, saat ini yang dibutuhkan pengusaha pariwisata adalah peraturan yang konkret agar objek wisata dapat dibuka dan bisa safety, client safety, pelayanan bagus, dan ekonomi berjalan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi Lampung, Pemerintah Provinsi Lampung menyiapkan peraturan Gubernur yang mengatur Standar Operasional Prosedur (SOP) di semua sektor, termasuk sektor pariwisata. Secara khusus pihaknya juga telah menyusun SOP protokol kesehatan di sektor pariwisata bersama para pengusaha dan mengikuti SK menteri serta hand book dari kementerian terkait new normal di bidang pariwisata. Peraturan Gubernur tersebut saat ini masih dievaluasi Kemendagri.

Saat ini Dinas Parekraf Provinsi Lampung gencar melakukan sosialisasi sehingga diharapkan para pelaku usaha, pemilik usaha, dan pengelola usaha pariwisata, serta

(38)

25 masyarakat paham protokol kesehatan seperti pengecekan suhu tubuh, pemakaian masker hingga penyemprotan disinfektan.

Sejumlah destinasi wisata mulai dibuka dan ramai dikunjungi warga namun dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Lokasi wisata seperti Tabek Indah, Taman Bunga Karanganyar, dan wisata pantai mulai ramai dikunjungi saat libur akhir pekan bahkan oleh pengunjung dari luar kota.

B. PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DORONG SATU DESA SATU KOPERASI Selama pandemi Covid-19, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung mencatat ada 3.481 UMKM dan 80 koperasi yang terdampak Covid-19. Untuk mendorong sektor UMKM bangkit dan mempercepat pemulihan ekonomi, Pemerintah Provinsi Lampung menyiapkan sejumlah stimulus bagi pelaku UMKM. Kebijakan tersebut antara lain fasilitasi pemasaran online, memberikan pelatihan bagi UMKM secara daring melalui UPTD Balai Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) dan UPTD Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi dan UMKM, dan fasilitasi UMKM untuk menerima insentif pajak dan restrukturisasi serta relaksasi pada pembiayaan lembaga keuangan dan perbankan. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung juga terus berupaya agar pelaku UMKM Lampung bergabung menjadi anggota koperasi, guna mempermudah penyaluran bantuan dan pinjaman dana bergulir yang disalurkan melalui koperasi. Selanjutnya Pemerintah Provinsi juga mendorong terwujudnya 1 Desa 1 Koperasi atau One Village One Coop (OVOC) di Bumi Ruwai Jurai. Semua itu bertujuan untuk menghidupkan kembali ekonomi kerakyatan di desa-desa yang ada di 13 Kabupaten. Koperasi tersebut nantinya bergerak di bidang tertentu sesuai potensi yang dimiliki masing-masing daerah (berbasis potensi lokal). Dengan begitu diharapkan ekonomi kerakyatan bisa bergerak, kesejahteraan meningkat dan menurunkan angka kemiskinan.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung saat ini terdapat 5 ribuan lebih Koperasi di Provinsi Lampung. Namun yang aktif hanya sekitar 2 ribuan saja. Pihaknya akan mensupport Koperasi yang aktif agar terus bergerak. Ia juga mengajak masyarakat dan pelaku UKM untuk ikut dalam koperasi.

Gambar

Grafik  4.1.  Perbandingan  Komposisi  Pendapatan  Konsolidasian  di  Provinsi  Lampung  (Triliun  Rupiah),  Triwulan  II  2020  dan
Tabel  1.1.  Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2020 …  1  Tabel  2.1.  Pagu  dan  Realisasi  APBN  Lingkup  Provinsi  Lampung (Miliar
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (y-o-y), 2017-2020
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (q-to-q), 2017-2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

pada huruf a, perlu diatur Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara

Penyusunan laporan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau sebagai pelaporan

Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja daerah di Provinsi Papua, surplus anggaran sampai dengan akhir triwulan III 2021 adalah sebesar Rp4,45 triliun atau (- 284,8%)

Adanya tidak kesesuaian kemungkinan dapat disebabkan karena tingkat pengetahuan ibu nifas yang sudah baik dalam perawatan luka perineum, atau karena adanya informasi baik

4 Pengertian persepsi masyarakat dapat disimpulkan adalah tanggapan atau pengetahuan lingkungan dari kumpulan individu-individu yang saling bergaul berinteraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Fund (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional

Data penelitian dianalisis berdasarkan aspek kemampuan berpikir kreatif yang mengacu pada Munandar (2009) dengan jenis penulisan berupa deskriptif kualitatif, karena

Pengujian Parameter Regresi Logistik Multinomial Pada pengujian parameter regresi logistik secara serentak antara tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas dengan jenis