• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didapat kesimpulan oleh peneliti yang berupa ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didapat kesimpulan oleh peneliti yang berupa ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan dan sudah didapat kesimpulan oleh peneliti yang berupa ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai acuan. Penelitian terdahulu diambil dari jurnal terkait dengan analisis kelayakan finansial usaha yang menjadi bahan pertimangan dalam penelitian ini :

Kusuma, Parama Tirta Wulandari Wening; Mayasti (2014) telah melakukan penelitian dengan judul Analisa Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Produksi Komoditas Lokal : Mie Berbasis Jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak atau tidak untuk dilakukan. Metode dalam penelitian ini anara lain yaitu melakukan produksi mie berbasis jagung, serta mengetahui bahan baku, peralatan dan mesin, kebutuhan lainnya berkaitan dengan kegiatan produksi. Data yang dipeoleh diolah dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara sistematis. Perhitungan matematis yang dilakukan yaitu dengan metode analisis kelayakan finansial meliputi Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Incremental Rate of Return (IRR), dan rasio B/C. dari hasil analisis tersebutt, diperoleh hasil yang didapat adalah Net Present Value bernilai positif sebesar Rp 32.668.709,00. Internal Rate of Return sebesar 59,19% yang erarti tingkat pengembalian lebih besar dari tingkat suku bunga bank. Hasil dari Payback Period adalah 13 bulan apabila asumsi yang direncanakan terpenuhi, Profitability Index sebesar 1,01 dan Rasio B/C sebesar 1,3 lebih dari 1 sehingga dapat dikatanan segi finansial rencana usaha mie jagung layak dijalankan. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan

(2)

yaitu Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Incremental Rate of Return (IRR), dan rasio B/C Perbedaan pada metode analisis yang digunakan yaitu tidak adanya metode Break Even Point (BEP), sedangkan analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani Food Kota Malang menggunakan metode perhitungan NPV, IRR, PP, Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio.

M., Affandi, & Nugraha (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Finansial dan Sensitivitas Agroindustri Emping Melinjo Skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis kelayakan finansial agroindustri emping melinjo skala UMKM antara Desa Bernung Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawarandan Kelurahan Rajabasa Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berasal dari produsen langsung melalui wawancara dan data sekunder diperoleh dari lembaga terkait, seperti Dinas Perdagangan, Badan Pusat Statistik, Pemerintah Kecamatan Raja Basa dan Gedong Tataan serta lembaga lain yang dapat menyediakan informasi yang diperlukan. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif antara lain yaitu analisis kelayakan finansial terdiri dari NPV, IRR, gross B/C ratio, net B/C ratio, PP, serta analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa agroindustri emping melinjo di Desa Bernung Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Kelurahan Rajabasa Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung secara finansial layak untuk dijalankan. Persamaan dengan penelitian ini yaitu penggunaan metode analisis NPV, IRR, gross B/C ratio, net B/C ratio, PP .Perbedaan dengan penelitian ini yaitu tidak menggunakan analisis sensitivitas.

(3)

Lakamisi & Usman (2018) melakukan penelitian dengan judul Analisis Finansial dan Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kacang Vernis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan strategi pengembangan usaha kacang vernis dengan analisis kelayakan usaha dan analisis SWOT. Data diolah dalam bentuk tabulasi selanjutnya dianalisis secara matematis menggunakan metode kelayakan finansial yaitu Break Event Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR), B/C Rasio dan Analisis SWOT. Hasil analisis kelayakan finansial UKM kacang vernis “M. Nasir” adalah usaha ini layak dan menguntuntungkan karena nilai NPV positif sebesar Rp 167.396.449, nilai IRR sebesar 178%, atau lebih besar dari bunga bank yang berlaku yaitu 9%, nilai Net B/C Ratio yaitu sebesar 6,98, nilai BEP sebesar 2.612,544 bungkus dan nilai PP sebesar 1,1 tahun. Hasil analisis SWOT diperoleh skor faktor internal sebesar 3,2 dan faktor eksternal sebesar 3,16. Persamaan metode analisis yang digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR), B/C Rasio. Perbedaan dari penelitian ini yaitu penggunaan metode analisis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan Break Event Point (BEP), dan Analisis SWOT, sedangkan analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani Food Kota Malang menggunakan metode perhitungan NPV, IRR, PP, Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio.

Budiningsih & Effendi (2013) melakukan penelitian dengan judul adalah Analisis Kelayakan Finansial Hutan Tanaman jelutung (Dyera polyphylla) di Kalimantan Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial hutan tanaman jelutung. . Hasil dari penelitian, secara finansial layak untuk dikembangkan. Tanaman jelutung pola monokultur memiliki NPV sebesar Rp

(4)

10.248.888, BCR sebesar 4,28 dan IRR sebesar14,7 %. Tanaman jelutung pola campuran mempunyai NPV sebesar Rp 59.247.417, BCR sebesar 5,35 dan IRR sebesar 24,1%, pada tingkat suku bunga 12%. Persamaan metode analisis yang di gunakan yaitu NPV dan IRR. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu, analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani Food Kota Malang menggunakan metode perhitungan tambahan PP, Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio.

Khotimah & Sutiono (2014) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Bambu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara finansial dari penanaman bambu. Metode yang dipakai dalam analisis kelayakan finansial yaitu NPV, Net B/C, IRR, dan payback period. Hasil dari penelitian adalah nilai NPV (Rp 36.644.364,08) lebih besar dari nol, nilai Net B/C (2,56) lebih besar dari satu, IRR (11 %) lebih besar dari suku bunga 6 %, sedangkan nilai payback period pada tahun ke-9 umur proyek 15 tahun. Berdasarkan analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan dapat disimpulkan usaha budidaya bambu layak secara finansial untuk dilakukan. Persamaan metode yang digunakan dengan penelitian ini yaitu NPV, Net B/C, IRR, dan payback period . Perbedaan yang ada yaitu adanya penambahan metode gross B/C Ratio

Hanani, Asmara, & Hanafi (2012) melakukan penelitian dengan judul adalah Analisis Usaha dan Kelayakan Agroindustri Minuman Sari Buah Apel. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui kelayakan usaha usaha agroindustri minuman sari buah apel, serta mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan usaha agroindustri minuman sari buah apel. Metode analisis yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), R/C rasio dan Break Event

(5)

Point (BEP). Hasil analisis yang telah dilakukan adalah total biaya satu kali proses produksi minuman sari buah apel adalah Rp 5.341 per produksinya, sedangkan ratarata keuntungan yang diperoleh adalah Rp 26.100, sedangkan perhitungan R/C rasio menunjukkan angka >1, yaitu sebesar 1,077 dan Break Event Point (BEP unit) didapat nilai 4 kardus (yaitu 2 kardus kemasan 100 ml dan 2 kardus kemasan 165 ml), sehingga disimpulkan usaha agroindustri minuman sari buah apel di Koperasi Usaha Mandiri Lestari Makmur layak untuk dilakukan. Persamaan metode yang digunakan dengan enelitian ini yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR). Perbedaan dengan analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani Food Kota Malang tidak menggunakan metode perhitungan R/C rasio dan Break Event

Nurhayati, Hubeis, & Raharja (2012) penelitian yang dilakukan berjudul Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tahu di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja usaha, kebutuhan usaha, serta kelayakan usaha. Metode pengumpulan data yaitu dengan wawancara secara langsung dengan narasumber melalui kuisioner. Analisa kelayakan pengembangan usaha menghasilkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp395.696.655 (bernilai positif), sedangkan nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah 38,72% (lebih besar dari discount rate 14%). Nilai Benefit/Cost Ratio (B/C ratio) sebesar 3,10, dan PayBack Period (PP) adalah 1,19 tahun (kurang dari umur ekonomis 10 tahun) dan titik impas produksi (260.304 unit tahu). Persamaan dengan penelitian ini yaitu penggunaan metode NPV, IRR, PP. Perbedaan dari penelitian ini yaitu analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani

(6)

Food Kota Malang menambahkan metode perhitungan Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio.

Nasarudin (2015) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Usaha Ikan Lele Asap di Pekanbaru. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha ikan lele asap di Pekanbaru. Metode analisis yang digunakan adalah rasio B/C, NPV, payback period, indeks profitabilitas, dan IRR. Hasil dari analisis yang telah dilakukan adalah nilai Rasio benefit/cost sebesar 1.39, payback period menunjukkan nilai 2.44 tahun yang artinya dibawah waktu yang ditentukan yaitu 10 tahun. Nilai NPV adalah 739.508.134 (bernilai positif), nilai indeks profitabilitas adalah6,35. Sedangkan nilai IRR sebesar 53,09%. Berdasarkan dari analisis kelayakan finansial yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja usaha ini layak serta dapat dilanjutkan. Persamaan metode yang digunakan dengan penelitian ini yaitu NPV, IRR, PP. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada metode yang digunakan, analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani Food Kota Malang menambahkan metode perhitungan Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio.

Saifi (2015) penelitian yang dilakukan berjudul Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi pendirian Home Industry Cokelat “Cozy”. Metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial berupa Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi yang telah dilakukan, masing- masing perhitungan memenuhi kriteria investasi. Nilai PP kurang dari umur investasi (5 tahun), nilai NPV positif lebih besar dari nol, nilai IRR (7,75%) lebih

(7)

besar dari tingkat suku bunga deposito, dan nilai PI lebih besar dari satu. Hasil Payback Period (PP) yaitu 1 tahun 7 bulan, Net Present Value (NPV) adalah 116.261.950, sedangkan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 116,33%, dan Profitability Index (PI) sebesar 12,63. Persamaan metode yang digunakan dengan penelitian ini yaitu Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR). Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penggunaan metode yang digunakan, analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani Food Kota Malang tidak menggunakan Profitability Index (PI).

Pahlevi, Zakaria, & Kalsum (2014) penelitian yang dilakukan berjudul Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Kopi Luwak di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan usaha agroindustri kopi luwak di Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha aspek finansial, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui kelayakan usaya yang dilihat dari aspek pasar, teknis, manajemen dan organisasi, sosial dan lingkungan. Metode analisis data yang digunakan adalah NPV, IRR, B/C Ratio dan analisis sensitifitas. Berdasarkan analisis kelayakan yang telah dilakukan, usaha agroindustri kopi luwak di Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat dapat dikatakan bahwa usaha kopi merupakan usaha yang menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Persamaan metode analisis yang digunakan yaitu NPV, IRR, B/C Ratio. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu analisis kelayakan finansial usaha abon jamur di UKM Ailani Food Kota Malang tidak menggunakan metode perhitungan analisis sensitifitas.

(8)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 UKM

Undang-Undang No. 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka pengertian UKM adalah sebagai berikut :

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kriteria UKM dalam bentuk permodalan adalah sebagai berikut :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan atau jumlah investasi paling banyak Rp50.000.000,00 b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00.

(9)

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :

a. memiliki kekayaan atau jumlah investasi sebesar Rp 50.000.000,00 – Rp 500.000.000,00.

b. memiliki hasil penjualan tahunan sebesar Rp 300.000.000,00 - Rp 2.500.000.000,00.

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut :

a. memiliki kekayaan atau jumlah investasi sebesar Rp 500.000.000,00 – Rp 10.000.000.000,00.

b. memiliki hasil penjualan tahunan sebesar Rp2.500.000.000,00 – Rp 50.000.000.000,00 (Suci, 2017).

Kriteria berdasarkan Tenaga kerja yaitu sebagai berikut :

1. Industri Kerajinan Rumah Tangga (IRT) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1-4 orang.

2. Industri Kecil (IK) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.

3. Industri Sedang/Menengah (IM) adalah industri dengan jum- lah tenaga kerja sebanyak 20-99 orang.

4. Industri Besar (IB) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak > 100 orang (Susilo 2010).

2.2.2 Gambaran Umum Jamur

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah salah satu jenis jamur-jamuran yang dapat hidup dan berkembang dalam media kayu yang telah lapuk. Jamur tiram memiliki banyak kandungan dan manfaat bagi kesehatan manusia. Kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram antara lain adalah :

(10)

Tabel 1 Kandungan Gizi Jamur Tiram

Kandungan Gizi Jumlah (gram)

Karbohidrat 57,6-81,8 Protein 7,8- 17,72 Lemak 1-2,3 Serat 5,6-8,7 Kalsium 21 Zat Besi 32 Thiamin 0,21 Riboflavin 7,09

Sumber: Jurnal Sains dan Seni Pomits

Banyak masyarakat Indonesia telah menanam dan membudidayakan jamur tiram, baik secara tradisional maupun modern. Media tumbuhnya adalah serbuk kayu atau limbah gergaji kayu yang mudah, murah, dan banyak tersedia di pabrik kayu sehingga dalam budidayanya tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain media serbuk kayu, media lain yang dapat digunakan adalah bekattul, jerami, sekam. Disamping dijadikan bahan pangan, jamur tiram juga dapat menjadi obat penurun kolesterol dalam darah, mencegah tekana darah tinggi, meningkatkan kadar gula dalam darah, serta mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah kanker serta tumor (Nur, dkk., 2013).

2.2.3 Gambaran Umum Abon

Abon adalah olahan pangan yang berserat berbahan dasar daging dan telah banyak dikenal dikalangan masyarakat Indonesia. Sedangkan dalam SNI 01-3707- 1995 abon merupakan jenis olahan pangan yang kering serta memiiliki tekstur yang khas terbuat dari daging yang melalui perebusan dan di sayat-sayat, dengan penambahan bumbu, digoreng, selanjutnya dipres. Secara umum abon merupakan suatu produk makanan pengawetan, yaitu melalui beberapa proses produksi mulai dari penggorengan bahan baku yang dicampur dengan bumbu-bumbu. Bahan daging yang disayat-sayat menghasilkan produk yang memiliki tekstur berserat,

(11)

aroma, dan rasa yang khas. Proses pembuatan abon merupakan proses yang dilakukan untuk mengurangi kandungan air dalam bahan pangan yang diolah dengan tujuan memperpanjang umur makanan atau penyimpanan (Jusniati 2017). 2.2.4 Bahan Baku Abon Jamur

Bahan baku yang perlu disediakan sebelum melakukan produksi abon jamur adalah sebagai berikut :

1. Jamur tiram, merupakan bahan utama pembuatan abon jamur. Jamur digunakan sebagai bahan substitusi daging.

2. Kacang tanah, merupakan bahan campuran yang digunakan untuk menambah cita rasa dan mempercantik tekstur.

3. Bawang merah, bawang putih, garam, dan gula digunakan sebagai bumbu. 2.2.5 Proses Pembuatan Abon Jamur

Proses dan tahapan dalam pembuatan abon jamur antara lain adalah sebagai berikut :

1. Persiapan bahan meliputi jamur tiram, kacang tanah, bawang merah, bawang putih, garam, dan gula.

2. Cuci jamur tiram kemudian potong.

3. Rebus jamur tiram di mesin auto clave selama 40-50 menit kemudian uap air dihilangkan menggunakan spinner.

4. Giling jamur tiram.

5. Kupas kacang tanah kemudian rebus di mesin auto clave selama 40-50 menit kemudian uap dan air dihilangkan menggunakan spinner.

(12)

7. Haluskan bawang merah dan bawang putih kemudian campur bumbu-bumbu, garam, gula menjadi satu.

8. Campurkan jamur tiram yang sudah digiling, kacang tanah yang sudah digiling dengan bumbu yang sudah disiapkan.

9. Goreng adonan campuran tersebut sambil diaduk aduk hingga warna kecoklatan.

10. Tiriskan dan dinginkan menggunakan spinner. 11. Abon jamur siap dikemas.

2.2.6 Pengertian Studi Kelayakan

Kelayakan merupakan suatu analisis atau penelitian yang dilakukan secara detail dan menyeluruh untuk mengetahui apakah usaha yang sedang dijalankan layak atau tidak serta memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. sedangkan bisnis merupakan usaha yang dijalankan dengan tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan merupakan kegiatan yang mempelajari secara mendalam suatu atau bisnis yang akan dijalankan, untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut dilakukan.

2.2.7 Aspek Studi Kelayakan 1. Aspek teknis

Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan input dan output daripada barang-barang dan jasa-jasa yang akan digunakan serta dihasilkan dalam suatu kegiatan proyek (Pudjosumarto, 1991).

(13)

2. Aspek manajerial, Organisasi dan Institusi/Lembaga

Aspek manajerial, Organisasi dan Institusi/Lembaga yaitu aspek yang menyangkut kemampuan staf pelaksana untuk melaksanakan administrasi dalam aktivitas besar dan bagaimana hubungan proyek dengan Lembaga lainnya (misalnya dengan pihak pemerintah) dapat terlihat secara jelas 3. Aspek sosial

Aspek sosial yaitu aspek yang menyangkut terhadap dampak (impact) sosial yang disebabkan adanya penggunaan input dan output yang akan dicapai suatu proyek

4. Aspek finansial

Aspek finansial yaitu merupakan aspek utama yang akan menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran uang dengan pemasukan uang atau returns dalam suatu proyek

5. Aspek ekonomis

Aspek ekonomis yaitu aspek yang akan menentukan tentang besar atau kecilnya sumbangan suatu proyek terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan (Pudjosumarto, 1991).

2.2.8 Analisis Kelayakan Finansial

Pelaksanaan dari sebuah proyek dapat diketahui memberikan keuntungan atau tidak dengan melakukan evaluasi proyek, yaitu dengan cara menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek dengan menggunakan kriteria penilaian kelayakan finansial. Kriteria penilaian kelayakan finansial yang digunakan sebagai berikut :

(14)

1. Net Present Value (NPV)

NPV adalah merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost (pengeluaran) yang telah di present value kan. Kriteria ini demikian, jika suatu proyek mempunyai NPV < 0, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalankan (Pudjosumarto, 1991).

Metode NPV menghitung nilai selisih nilai investasi dengan nilai sekarang dengan penerimaan bersih pada masa mendatang. kriterianya adalah jika nilai NPV lebih besar dari nilai investasi saat ini, proyek dikatakan menguntungkan sehingga layak untuk dilakukan, jika nilai NPV negatif atau lebih kecil maka proyek tidak layak (Dadang Husen Sobana, 2018).

2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan tingkat bunga yang menggambarkan antara benefit (penerimaan) yang telah di present value kan dan cost (pengeluaran) yang telah di present value kan sama dengan nol. Dengan demikian, IRR ini menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan returns, atau tingkat keuntungan yang dapat dicapainya (Pudjosumarto, 1991).

Internal Rate of Return (IRR) dapat diidentifikasi sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan nilai jumlah sekarang dari proceed yang diharapkan akan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal. Pada dasarnya IRR harus dicari dan dihitung dengan cara trial and error (Dadang Husen Sobana, 2018).

(15)

3. Payback Periode (PP)

Payback periode merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk membayar kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek (Pudjosumarto, 1991).

Payback periode merupaka metode untuk mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali. Satuan hasilnya bukan persentase, melainkan satuan waktu yaitu bulan, tahun dan sebagainya. Jika periode Payback periode lebih pendek dari yyang disyaratkan atau ditentukan, maka proyek ini dikatakan menguntungkan, sedangkan jika lebih lama maka proyek tidak menguntungkan (Dadang Husen Sobana, 2018).

4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Rasio)

Gross B/C Ratio merupakan perbandingan jumlah benefit kotor dengan biaya kotor yang telah di present value kan. Kriteria ini memberi pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila Gross B/C Ratio > 1. Juga sebaliknya, bila suatu proyek mempunyai Gross B/C Ratio < 1, maka tidak akan dipilih. 5. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)

Net B/C Ratio merupakan perbandingan antara benefit bersih dari tahun-tahun yang bersangkutan yang telah di present value kan (pembilang/bersifat +) dengan biaya bersih dalam tahun dimana B, - C (penyebut/bersifat -) yang telah di present value kan, yaitu biaya kotor > benefit kotor. Kriteria ini memberi pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila Net B/C Ratio > 1, dan begitu pula sebaliknya bila suatu proyek memberikan hasil Net B/C Ratio < 1, proyek tidak diterima (Pudjosumarto, 1991).

(16)

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Pengeluaran Ailani Food Penerimaan Analisis Kelayakan Finansial Aspek Keuangan Analisis Kelayakan Finansial

Net Present Value (NPV)

Internal Rate of Return (IRR) Payback Period Gross B/C Ratio Net B/C Ratio Evaluasi Pengembangan Usaha

Layak Tidak Layak

Bagan 1. Kerangka Pemikiran

Gambar

Tabel 1 Kandungan Gizi Jamur Tiram

Referensi

Dokumen terkait

The process of mediation is seen, con- ceptually, to connect the interrelations among several dimensions including the symbolic nature of a political struggle and its material

Dalam tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Untuk dapat menyesuaikan rencana

7) PNS yang telah selesai menjalani hukuman disiplin (ringan dan sedang) dan mendapat surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang

This research is devoted to the assessment of static-mixer utilization in a transesterification reactor for biodiesel production in terms of kinetics reaction (reaction

Dengan demikian kuisioner tersebut dapat digunakan sebagai instrumen dalam penilaian sudut pandang (harapan, persepsi dan tingkat kepuasan) pasien dan tenaga kesehatan di

(2009) also provide estimates of the medical care costs of obesity that are based on data from the 2006 National Health Expenditure Accounts which, unlike MEPS, includes

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan dengan adanya website pada Toko Fauzi, dapat memperluas pemasaran produk-produk makanan ringan khas

Hasil bimbingan keagamaan adalah munculnya aspek-aspek kecerdasan spiritual pada remaja seperti kesadaran untuk menghayati proses ibadah bukan sebagai pengguguran