• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )

A. Pendahuluan.

Menetapkan harga jual atas produksi yang dihasilkan merupakan pekerjaan yang tidak boleh diabaikan, karena kesalahan didalam menetapkan harga jual akan berdampak langsung terhadap keberhasilan usaha.

Dalam perusahaan kecil penetapan harga jual seringkali dilakukan oleh manajemen atas semetara pada perusahaan besar harga jual biasanya dilakukan oleh manajer divisi dengan memperhatikan berbagai factor, diantaranya factor persaingan, perilaku konsumen, sifat barang yang dijual dll.

Secara umum penetapan harga mempunyai tujuan seperti galam gambar berikut:

PERTUMBUHAN PENJUALAN ORIENTASI PENJUALAN PERTUMBUHAN PANGSA PASAR TARGET ROI TARGET ORIENTASI HARGA LABA LABA MAKSIMUM POSISI HARGA ORIENTASI STATUS POSISI PASAR

B. Cost Plus Pricing

Pengertian Cost Plus , adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan. didalam konsep perhitungan harga pokok dikenal dua pendekatan yaitu a) Perhitungan harga pokok penuh (Full costing) dan

b) perhitungan harga pokok variable (Variable costing)

a).Absorption costing (full costing)

Dalam pendekatan ini harga pokok peroduksi terdiri dari biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan produk baik ang bersifat variable maupunyang bersifat tetap

- Bahan baku langsung - Upah langsung

- Biaya overhead pabrik – variable - Biaya Overhead pabrik – Tetap

(2)

b) Variable costing ( direct costing )

Dalam pendekatan ini yang dimasukkan sebagai komponen harga pokok produk adalah seluruh biaya-biaya yang bersifat variable

Biaya variable tersebut dapat dikelompokkan lebih lanjut seperti dalam gambar berikut :

-Biaya bahan baku

Total Biaya Biaya produksi -Ulah langsung Variabel Variabel -BOP variabel

-Biaya Penjualan Variabel

-Biaya umum&Adm variabel

Contoh:

Untuk menetapkan harga jual telah tersedia data biaya sbb:

. Per unit Total Rp. .

Bahan baku 8.000

Upah langsung 12.000

B.Overhead variable 3.000

B.Overhead tetap 7.000 350.000.000 Biaya penjualan variable 1.500

Biaya penjualan tetap 1.800 90.000.000 Biaya umum variable 500

Biaya umum tetap 2.200 110.000.000 Biaya tersebut berdasarkan kapasitas normal sebesar 50.000 unit per bulan

Manajemen menetapkan harga jual dengan 50% markup dari harga pokok produk atau mark up 80% dari Biaya Variabel

Penetapan berdasarkan HPP Penetapan berdasarkan Biaya variabel Bahan Baku 8.000

Upah langsung 12.000 BOP Variabel 3.000

BOP tetap 7.000

10.000 Total Biaya Produksi 30.000 Mark up 50 % 15.000 Harga Jual 45.000

Bahan baku 8.000

Upah langsung 12.000

B.Overhead variable 3.000 Biaya penjualan variable 1.500 Biaya umum variable . 500 Total biaya variabel 25.000 Mark up 80 % 20.000 Harga jual 45.000 Kedua metode telah menghasilkan harga jual yang sama. Jika seluruh produk yang dihasilkan dapat terjual semua maka perhitungan kedunya akan menghasilkan laba yang sama.

Pengaruh yang terjadi dapat dikumpulkan sbb:

1.Jika seluruh produk terjual maka laba yang dihasilkan sama

2.Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka Laba bersih Fuul cost akan lebih besar dari Variable costing

3.Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal maka Laba Bersih Variabel Costing lebih besar dari full costing

(3)

C. Perbedaan Laba Full Costing dengan Laba Variabel Costing

Seperti diuraikan sebelumnya bahwa laba Full costing akanberbeda dengan laba Variable costing ; apabila terdapat perbedaan pada persediaan awal dan persediaan akhir. Perbedaan laba tersebut disebabkan karena adanya sebagian biaya Oerhead tetap yang melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir.

BOT LF – LV = --- X (Qp – Qs) Qn atau = BOT u X ( Qe - Qb)

LF = Laba Full Csoting LV = Laba Variable costing BOT = Biaya Overhead Tetap Qn = Kapasitas Normal Qp = Kapasitas produksi Qs = Kapasitas terjual

BOTu = Biaya Overhead tetap per unit Qe = Kapasitas akhir

Qb = Kapaistas awal

Dari rumus tersebut diperoleh hubungan sbb:

Jika terjadi atau jika terjadi Maka Qp > Qs Qp< Qs Qp = Qs Qe > Qb Qe < Qb Qe = Qb LF > LV LF < LV LF = LV

Rumusan dan hubungan ini dapat dipergunakan untuk melakukan rekonsiliasi laporan laba rugi Variabel Costing menjadi Laporan Laba-rugi Full costing atau sebaliknya.

Contoh:

Data kuartal 1 (Januari, Februari, Maret) tahun 2009: -Kapasitas normal per bulan= 5.000 unt

-Biaya Overhead tetap Rp. 50.000.000

-Biaya variable per unit: Bahan Rp. 20.000,- ; Upah Rp.10.000,- ; BOP Rp. 5.000,- -Biaya Umum dan Pemasaran tetap / bulan Rp.100.000.000

-Biaya operasional Variabel Rp. 20.000/ unit

-Persediaan awal = 0 unit ; Jumlah diproduksi =15.750 unit ; penjualan 14.750 unit -Harga jual per unit Rp. 100.000,-

-Rincian produksi dan penjualan per bulan

Keterangan Januari Februari Maret Total

Produksi (unit) Penjualan (unit) 6.000 4.500 5.000 5.500 4.750 4.750 15.750 14.750 Diminta:

1.laporan Laba-rugi dengan Variable costing untuk Januari.Februari, maret

(4)

Laporan Laba rugi dengan pendekatan Harga Pokok Variabel :

LAPORAN LABA RUGI

PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL (Dalam ribuan rupiah)

Keterangan Januari Februari Maret Total

Penjualan : 450,000 550,000 475,000 1,475,000

Harga Pokok Variabel: Persediaan awal 60,000 40,000

Biaya Produksi 240,000 200,000 190,000 630,000 Produk siap untuk dijual 240,000 260,000 230,000 630,000 Persediaan akhir 60,000 40,000 40,000 40,000 Harga Pokok Variabel 180,000 220,000 190,000 590,000 Biaya penjualan + Adm Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000 Jumlah Biaya Variabel 270,000 330,000 285,000 885,000 Laba Kontribusi 180,000 220,000 190,000 590,000

Biaya tetap:

Biaya Overhead 50,000 50,000 50,000 150,000 Biaya Penjualan + Adm 100,000 100,000 100,000 300,000 Jumlah Biaya Tetap 150,000 150,000 150,000 450,000

Laba bersih 30,000 70,000 40,000 140,000

Rekonsiliasi Laba dari Laba menurut harga Pokok Variabel menjadi Laba penurut Harga pokok penuh.

REKONSILIASI LABA HP VARIABEL KE HP PENUH

( Dalam ribuah rupiah )

Keterangan Januari Februari Maret Total Laba menurut HP Variabel 30,000 70,000 40,000 140,000 Selisih Laba : BOPu X ( Qp -Qs) Atau BOPu X ( Qb -Qe) Jan: 10.000 X ( 6.000-4.500) 15,000 10.000 X ( 1.500 - 0 ) Feb: 10.000 X (5.000 - 5.500) (5,000) 10.000 X ( 1.000 - 1000) Mar: 10.000 X (4.750 - 4.750) - 10.000 X (1.000 - 1.000) Total: 10.000 X (15.750-14.750) 10,000 10.000 X ( 1.000 - 0 ) 45,000 65,000 40,000 150,000

(5)

REKONSILIASI PERSEDIAAN AKHIR HP VARIABEL KE HP PENUH

( Dalam ribuah rupiah )

Keterangan Januari Februari Maret Kwartal Persediaan akhir HP Variabel 60,000 40,000 40,000 40,000 Selisih Persediaan: BOP u X Qe Jan : 10.000 X 1.500 15,000 Feb : 10.000X 1.000 10,000 Mar : 10.000 X 1.000 10,000 Sd akhir kwartal 10.000 X 1.000 10,000 Persediaan akhir HP. Penuh 75,000 50,000 50,000 50,000

LAPORAN LABA RUGI

PENDEKANTAN HARGA POKOK PENUH ( Dalam ribuah rupiah )

Keterangan Januari Februari Maret Kwartal

Penjualan 450,000 550,000 475,000 1,475,000

Beban Pokok Penjualan: Persediaan awal 75,000 50,000

Biaya Produksi 300,000 250,000 237,500 787,500 Produk siap untuk dijual 300,000 325,000 287,500 787,500 Persediaan akhir 75,000 50,000 50,000 50,000

225,000 275,000 237,500 737,500

BOP lebih(kurang) dibebankan 10,000 (2,500) 7,500 Beban Pokok penjualan 215,000 275,000 240,000 730,000 Laba Kotor 235,000 275,000 235,000 745,000 Beban Penjualan dan Adm

Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000 Tetap 100,000 100,000 100,000 300,000

190,000 210,000 195,000 595,000

Laba bersih 45,000 65,000 40,000 150,000

D.Menetapkan persentase mark-up

Ada kalanya manajemen membutuhkan informasi berapa besarnya markup yang harus di tetapkan terhadap harga pokok barang tertentu dimana harga jual barang tersebut telah diketahui sebelumnya.

Rumus : Harga jual - Total biaya

Persentase laba = --- X 100 % Total biaya

Contoh:

Data Biaya untuk membuat sebuah produk adalah sbb:

B.Variabel B. tetap

Bahan Rp.2.000

Upah Rp.1.000

BOP Rp. 400 Rp.600

(6)

Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp. 1000. maka target harga jual adalah Total Biaya + Laba = Rp. 5.000 + Rp. 1000 = Rp. 6.000,-

(1).Markup didasarkan pada Prime Cost. Prime Cost = 2.000 + 1.000

6.000 - 3.000

Persentase mark-up = --- X 100 % = 100 % 3.000

(2).Mark-up didasarkan pada Total Harga pokok penuh (Full costing) Full Costing = 2.000+1.000+1.000= 4.000

6.000 - 4.000

Persentase mark-up = --- X 100 % = 50 % 4.000

(3).Mark-up didasarkan pada Harga pokok Variabel (Variabel Costing) Harga pokok variable = 2.000+1.000+400+200= 3.600

6.000 - 3.600

Persentase mark-up = --- X 100 % = 66,67 % 3.600

E.Menetapkan Harga Jual berdasarkan ROI

Return on Investment sering kali dijadikan target untuk mengukur keberhasilan sebuah bisnis. Untuk menetapkan harga jual dengan tingkat ROI tertentu dapat dilakukan dengan cara sbb:

(1) Tetapkan Persentase mark-up

ROI + Biaya Operasional

Presentase = --- X 100% Total Harga Pokok Prod

(2) Menambah Harga Pokok Produksi dengan mark-up yang diperoleh pada hitungan pertama

Menetapkan presentase mark-up berdasarkan metode Harga pokok: 1.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok penuh (Full costing)

ROI + Biaya penjualan dan Adm

Presentase mark-up= --- X 100 % Q X Biaya Prod per unit

2.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok variable (Variable costing) ROI + Biaya Tetap

Presentase mark-up= --- X 100 % Q X Biaya Prod variabel per unit

(7)

Contoh:

Menyambut tahun buku yang baru, perusahaan telah menetapkan target produksi ”produk baru” sebanyak 20.000 unit dengan biaya sbb:

Per unit Per tahun Bahan baku Rp. 18.000

Upah langsung 3.600

Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400

Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000 120.000.000 B.Penjualan & Adm Var 1.000

B.Penjualan & Adm Tetap 7.250 145.000.000

Untuk produk baru tersebut diperlukan biaya Investasi sebesar Rp. 400.000.000 dengan ROI sebesar 15 % (= Rp.60.000.000 per tahun)

Harga pokok produksi menurut Pendekatan Biaya Variabel dan Biaya penuh sbb: H.P Variabel H.P.Penuh (Full)

Bahan baku Rp. 18.000 Rp.18.000

Upah langsung 3.600 3.600

Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400 2.400

Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000

B.Penjualan & Adm Var 1.000 . . Harga Pokok Rp.25.000 Rp.30.000

Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Variabel

ROI + Biaya Tetap

Presentase mark-up = --- X 100 % Q X Biaya Prod variabel per unit

60.000.000 + 120.000.000+145.000.000

=--- X 100 % = 65 % 20.000 X 25.000

Target harga = Rp. 25.000 + 65% X Rp. 25.000 = Rp. 41.250,-

LAPORAN LABA/ RUGI

PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000 Harga Pokok Variabel 20.000 X 25.00 = 500,000,000 Laba Kontribusi 325,000,000 Biaya Tetap

Biaya Overhead 120,000,000 B.Penjualan & Adm 145,000,000

265,000,000 Laba Usaha 60,000,000

LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000

ROI = --- X --- = --- X --- = 15 % PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000

(8)

Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Penuh (Full Costing)

ROI + Biaya Penjualan & Adm

Presentase mark-up = --- X 100 % Q X Biaya Prod per unit

60.000.000 +145.000.000

=--- X 100 % = 37,5 % 20.000 X 30.000

Target harga = Rp. 30.000 + 37,5% X Rp. 25.000 = Rp 41.250,-

PERHITUNGAN LABA/ RUGI PENDEKATAN HARGA POKOK PENUH

Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000 Harga Pokok Variabel 20.000 X 30.000 = 600,000,000 Laba Kotor (Gross Profit) 225,000,000 Biaya Penjualan & Adm

Variabel 20,000,000 Tetap 145,000,000 165,000,000 Laba Usaha 60,000,000 LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000 ROI = --- X --- = --- X --- = 15 % PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000

F.Penetapan Harga per satuan Waktu dan Harga bahan

Metode “Time and Material Pricing” banyak digunakan oleh perusahaan jasa seperti bengkel mobil, percetakan, kantor akuntan. Yang dijadikan dasar waktu dapat berupa jam kerja, jam mesin, jam kerja expert dll.

Komponen Waktu per jam terdiri dari :

1.Upang langsung termasuk tunjangan serta bonus

2.Biaya yang terkait dengan biaya tidak langsung seperti pengawas, peyusutan, asuransi, bahan tidak langsung yang dapat diukur dengan jam

3.Laba yang diinginkan per satuan waktu ( per jam)

Komponen Bahan per jam terdiri dari 1.Persentase laba dari harga bahan

2.Persentase dari Biaya yang terkait dengan pengelolaan bahan

Jumlah penjualan yang akan ditagihkan kepada pelanggan akan terdiri dari dua kompoen yaitu komponen Jasa ditambah dengan komponen pemakaian bahan-bahan yang

dinaikkan dengan persentasi mark-up tertentu. seperti dalam tabel berikut ini;

(9)

PERHITUNGAN PENJUALAN TIME AND MATERIAL PRICING

Upah langsung Rp. ……… Biaya tidak langsung ………

Laba per Jam ………

Tarif layanan per Jam Rp. ……… Ditambah: Laba Bahan ………. %

Bahan tdk langsung ………. % Persentase mark-up bahan ………. %

Biaya bahan= Rp.……… X ………. % = ……… Total Penagihan Rp. ………

Contoh:

Sebuah bengkel pemeliharaan mobil telah menetapkan target laba Rp. 25.000 per jam dan 10% dari harga bahan yang digunakan oleh penaggan.

Biaya selama satu bulan adalah sbb:

Operasional Pengelolaan Bengkel Bahan Gaji manajer 25,000,000 20,000,000 Gaji Montir 48,000,000 Gaji Administrasi 9,000,000 3,000,000 Penysutan peralatan 15,000,000 Penyusutan bangunan 6,000,000 17,000,000 Tunjangan 15% dari gaji 12,300,000 3,450,000 Utilitas 3,000,000 12,000,000 Asuransi 1,500,000 1,450,000 Bahan Bantu 500,000 1,200,000 Harga Faktur Bahan2 210,000,000 Total Biaya 120,300,000 268,100,000

Perusahaan mempekerjakan 10 orang montir yang bekerja masing2 40 jam seminggu atau 150 jam sebulan.

Pertanyaan :

Berapa Tagihan penjualan untuk pekerjaan yang menghabikan 5 jam kerja + Bahan2 sebanyak Rp.1.700.000,-

Jawab :

Rp.48.000.000 + 15% X 4p. 48.000.000

(1)Biaya langsung per jam = --- = Rp.36.800,- 10 X 150

Rp.120.300.000 – Rp.55.200.000

(2)Biaya reparasi = --- = Rp.43.400,- 10 X 150

(3)Laba per jam = Rp. 25.000,- (4)Presentase Bahan:

Laba bahan = 10% Presentase Biaya lainya:

(10)

Dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tarif bengkel adalah sbb:

Tarif per jam Reparasi :

Upah langsung Rp. 36.800

Biaya penunjang tenaga kerja Rp. 43.400

Laba per jam Rp. 25.000

Rp. 105.200

Mark-up Bahan = 37,67 %

Untuk pekerjaan 5 jam kerja + bahan Rp. 1.700.000 akan ditagihkan : Jasa Reparasi 5 X Rp. 105.200 = Rp. 526.000,- Bahan Rp. 1.700.000 X 1,3767 = Rp. 2.340.390,- total tagihan =Rp. 2.866.390,-

SOAL-SOAL LATIHAN : Soal.1

PT A merencanakan mengeluarkan produk baru yang pembuatannya membutuhkan nilai investasi sebesar Rp. 500.000.000. ROI ditetapkan sebesar 12,5 %

Perusahaan ingin menetapkan harga jual dengan metode Cost plus dengan pendekatan Harga Pokok Variabel.

Data biaya untuk produk tersebut adalah sbb:

Biaya Biaya

Keterangan per unit Per tahun Biaya produksi Variabel Rp. 19.000

(Bahan,Upah, BOP variabel)

Biaya Overhead Tetap Rp.500.000.000 Biaya penjualan &Adm Variabel Rp. 1.000

Biaya penjualan &Adm Tetap Rp.150.000.000

Diminta:

a.Jika target penjualan adalah 50.000 unit setahun. Berapa persentase mark-up yang diperlukan untuk mencapai ROI , Berapa harga jual yang diberlakukan

b.Ulangi pekerjaan pada soal a. jika target penjualan = 30.000 unti per tahun

Soal. 2

Sehubungan dengan produk baru yang akan di pasarkan pada pertengahan tahun, manajemen telah mengumpulkan data sbb:

Biaya Variabel Biaya Tetap

Biaya Produksi Rp. 30.000 Rp. 360.000.000

Biaya Penjualan &Adm Rp. 7.500 Rp. 150.000.000

Target penjualan adalah 30.000 unit . Biasanya perusahaan menggunakan mark-up 60% dari Harga pokok variabel:

(11)

Investasi untuk Lini produk adalah Rp. 300.000.000.

tentukan mark-up yang diperlukan agar perusahaan memnuhi syarat untuk membuka lini produk yang baru.

Soal .3

Sebuah Bengkel yang mempekerjakan 21 orang montir yang bekerja masing2 150 jam didalam satu bulan, telah mengajukan anggaran biaya bbb:

Operasional Pengelolaan Bengkel Bahan Gaji manajer 8,000,000 6,000,000 Gaji Montir 56,000,000 Gaji Administrasi 9,000,000 3,000,000 Penysutan peralatan 8,000,000 Penyusutan bangunan 6,000,000 5,400,000 Tunjangan 15% dari gaji 10,950,000 1,350,000 Utilitas 6,000,000 4,500,000 Asuransi 1,500,000 1,450,000 Bahan Bantu 500,000 1,200,000 Harga Faktur Bahan2 160,000,000

Perusahaan mengharapkan laba atas bahan2 yang dipakai rata2 12,5% Dengan menerapkan metode Time and material :

a. Tentukan tarif yang ditetapkan di bengkel tersebut b. Buatlah Daftar tagihan kepada pelanggan berikut ini:

No. Mobil Jam kerja Suku cadang B- 2124 MA 3,4 jam Rp. 560.000 B- 3 G0 2,0 jam Rp. 650.000 B- 1 US 5,6 jam Rp. 1.200.000

Referensi

Dokumen terkait

Pembaca sulit terpikat padahal bisa jadi yang mau ditulis adalah sebuah feature tentang.. keterlibatan masyarakat dalam pembangunan yang

Structured Problem Posing terhadap hasil belajar pada siswa SMKN

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi bagi ilmu pengetahuan dan memperkaya wawasan teoritik dalam psikologi dan ilmu

Hal ini juga didukung oleh kerangka teoritis keterikatan kerja milik Bakker (2010) yang menyatakan bahwa hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja

Hal ini sesuai dengan PSAK 108 bahwa bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kepada peserta disajikan secara terpisah pada pos “bagian

Yaitu pneumotoraks yang terjadi akibat adanya suatu trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan, yang menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun paru. Pneumotoraks tipe

Mikrometer sekrup disebut juga mikrometer ulir. Alat ini mempunyai ketelitian pengukuran sampai 0,01 mm, biasanya alat ini digunakan untuk mengukur tebal lempengan

Perlakuan pupuk kandang sapi mampu meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, jumlah bintil akar, dan luas daun per pot tanaman kacang pinto