PUBLIC SUMMARY
SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT REQUIREMENT
INDONESIAN FORESTRY CERTIFICATION COOPERATION (IFCC)
PT. BUMI ANDALAS PERMAI
SOUTH SUMATERA PROVINCE
By
CERTIFICATION BODY IDENTITY
1. Name of Organization : PT. Bureau Veritas Indonesia (BVI) 2. Number of Accreditation : Accredia 243B
3. Address : Wisma Bakrie 1, 1st floor Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920, Indonesia
4. No. Phone/Fax/Email : Tel. +62-21 29403222 Fax. +62-21 5210806
5. Management of Company : President Director: Mr. Lontung Simamora Product Manager: Mr. Happy Tarumadevyanto Technical Manager: Ms. Elisabeth Pardede
6. Standard : IFCC ST 1001:2013 – Sustainable Forest Management 7. Auditor Team : Wahyu F Riva (Lead Auditor), Suhardi, and Andreas
Rahutomo 8. Decision Certification Team :
COMPANY IDENTITY
1. Name of Organization/Auditee : PT. Bumi Andalas Permai
3. Address of Company : Jl. R. Soekamto, Komplek Palembang Trade Center, Blok I Lantai 2, No. 63 Kelurahan Delapan Ilir, Ilir Timur Dua, Palembang, Sumatera Selatan
6. Company Establishment : 2004
4. SK IUPHHK-HT : Ministry of Forestry Decree No. SK.339/Menhut-II/2004 on Determination of the work area utilization license timber forest products in forest plantation of PT. Bumi Andalas Permai of ± 192.700 ha in OKI district, South Sumatera province dated 7 September 2004
2. Concession Location : Ogan Komiring Ilir district, South Sumatera province
5. Concession Area :
Latitude : Unit I : 02 degrees 33 minutes to 02 degrees 55 minutes Unit II : 02 degrees 99 minutes to 03 degrees 18 minutes Longitude : Unit I : 105 degrees 12 minutes to 105 degrees 46 minutes
Unit II : 105 degrees 50 minutes to 106 degrees 02 minutes Borders :
7. Sylviculture System : Forest plantation
8. Species : Acacia crasicarpa and Acacia mangium
9. Spatial Plan : 1. Production Area 134,363 ha
2. Indigenous Species 19,270 ha 3. Livelihood Plantation 9,365 ha 4. Conservation Area 19,270 ha 5. Infrastructure Area 10,161 ha
10. Directors : Mr. Harsoyo
SUMMARY OF FOREST MANAGEMENT UNIT
Scope of certification: 192,700 ha (SK menteri Kehutanan No. SK.339/Menhut-II/2004)
Forest type: Perusahaan mengelola hutan tanaman dengan spesies Acacia crassicarpa dan Acacia
mangium.
Forest management unit: Berdasarkan rencana kelola 10 tahun (RKU), total area adalah 134.363 ha
tanaman pokok, 19.270 ha tanaman unggulan, 9.635 ha tanaman kehidupan, 19.270 ha kawasan lindung, dan 10.161 ha infrastruktur.
Products covered under the scope of the certificate: Kayu bulat spesies Akasia (Acacia crassicarpa dan
Acacia mangium) untuk produksi pulp.
Stakeholder consultation:
Sebelum pelaksanaan audit, tim audit telah melakukan konsultasi dengan stakeholder terkait seperti BP2HP Palembang, LSM Lingkar Hijau dan Walhi, Dishut Provinsi Sumatera Selatan, BLH Sumatera Selatan, dan PPLH Universitas Sriwijaya.
Selama pelaksanaan audit, tim juga telah melakukan konsultasi stakeholder dengan masyarakat di 5 desa: Desa Bukit Batu, Simpang Heran, Banyu Biru, Srijaya Baru, dan Simpang Tiga Jaya.
Social and economic:
Berdasarkan tinjauan dokumen dan konfirmasi kepada masyarakat, perusahaan telah membentuk beberapa perjanjian terkait Tanaman Kehidupan dengan masyarakat Desa Simpang Heran, Kuala Duabelas, Banyu Biru, Srijaya Baru dan Bukit Batu. Perjanjian tersebut berisi hak dan kewajiban antara para pihak dalam penggunaan tanaman kehidupan di area perusahaan. Berdasarkan keterangan dari masyarakat, terdapat manfaat positif hasil kerjasama tanaman kehidupan tersebut.
Untuk meminimalkan dampak negatif terhadap masyarakat akibat kegiatan operasional, perusahaan telah melakukan berbagai upaya melalui penerapan program-program sosial, termasuk CD/CSR. Perusahaan juga telah menyususn laporan kemajuan resolusi konflik lahan yang terjadi dalam wilayah perusahaan. Berdasarkan hasil tinjauan dokumen, wawancara dengan staf dan konfirmasi dengan masyarakat di 5 desa (Desa Bukit Batu, Simpang Heran, Banyu Biru, Srijaya Baru, dan Simpang Tiga Jaya), perusahaan telah melakukan peningkatan kapasitas masyarakat, pembangunan ekonomi, dan infrastruktur lokal. Pelaksanaan program sosial telah dilaporkan dalam program CSR setiap tahun. Perusahaan telah melakukan pemetaan konflik sosial untuk tahun 2015. Identifikasi ini di antaranya mencakup nama kasus, lokasi, wilayah, tata letak, luas (ha), vegetasi yang ditanam, konservasi, luas total, status penyelesaian, kategori konflik, kejadian, nomor registrasi, penyebab konflik, dan langkah-langkah yang telah diambil. Terdapat 19 claimer yang telah diidentifikasi dan tersebar di wilayah konsesi yang tergambarkan pada Peta Klaim Desa dengan skala 1: 170.000.
Perusahaan juga telah membuat Milestone KPI Sosial pada Bulan Juli 2015. Laporan ini berisi sejumlah kasus, bentuk kasus, kategori konflik, fase konflik, bobot konflik, rencana aksi, bobot aktivitas, kemajuan sasaran target tahun 2015, PIC dan biaya. Laporan ini berisi 9 kasus konflik lahan yang tersebar di 4 distrik (Sungai Jelutung, Bagan Tengah, Jati Kait dan Simpang Heran) yang diprioritaskan selesai pada tahun 2015. Dari 19 kasus konflik, pada bulan Juli 2015 perusahaan telah mampu menyelesaikan sekitar 52%.
Perusahaan telah membentuk Serikat Pekerja Rimba Acacia dengan ketua Bp. Ingatan Harefa. Perusahaan juga telah membuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2014-2016. Perjanjian ini telah ditandatangani oleh perwakilan perusahaan dengan perwakilan serikat pekerja. PKB telah disetujui oleh Keputusan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 560/03/D.Naker-Trans/BW/2014 tanggal 4 April 2014.
Berdasarkan daftar karyawan (Agustus 2015), tidak ada pekerja anak di perusahaan. Wawancara dengan staf dan observasi lapangan di area persemaian dan pemanenan menunjukkan bahwa tidak ada bukti pekerja anak yang dipekerjakan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil tinjauan dokumen dan wawancara dengan staf dan pekerja, tidak ada diskriminasi dalam pekerjaan. Perusahaan telah menetapkan aturan tentang ketenagakerjaan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2014-2016. PKB mencakup hubungan tenaga kerja, hari kerja dan jam kerja, cuti dan ijin libur, upah, tunjangan, premi, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja, K3, program peningkatan keterampilan, lingkungan dan keamanan, PHK, kewajiban karyawan, pembinaan & sanksi, penghargaan, penilaian kinerja dan promosi serta penyelesaian keluhan.
Perusahaan telah melakukan kegiatan pelatihan pada tahun 2014 sebanyak 23 kali. Pelatihan yang dilakukan terkait dengan aspek produksi, ekologi dan sosial. Perusahaan juga telah menyususn rencana pelatihan tahun 2015. Dari Bulan Januari - Agustus 2015 perusahaan telah melakukan beberapa pelatihan seperti perencanaan hutan, pengelolaan lingkungan, manajemen sosial, aspek HTI, aspek pemanenan, perencanaan dan survei, pembibitan, K3, dan sumber daya manusia.
Perusahaan memiliki 15 SOP terkait sistem manajemen K3, termasuk yang berkaitan dengan program pengelolaan K3, audit internal K3 dan tinjauan sistem manajemen K3. Perusahaan telah melakukan audit internal SMK3 yang dilakukan pada Bulan Desember 2014. Perusahaan juga telah melakukan review laporan SMK3 yang dilakukan setiap 6 bulan. Tinjauan terhadap SMK3 terakhir dilakukan pada bulan Agustus 2014. Perusahaan juga telah dinilai oleh Lembaga Sertifikasi (Surveyor Indonesia) pada bulan Januari 2015 dengan presentase pencapaian 92,07% dari 166 kriteria (PP 50/2012). Perusahaan telah melakukan peninjauan SMK3 untuk paruh kedua tahun 2014 pada 14 Januari 2015 yang dihadiri oleh 52 peserta. Berdasarkan hasil audit internal yang dilakukan pada 8-21 Desember 2014 diketahui bahwa penerapan SMK3 mencapai rata-rata 85% untuk setiap distrik (5 distrik).
SUMMARY OF AUDIT ACTIVITIES
Activities Time Summary Notice
Pengumuman Publik - Pengumuman Publik pertama dan dimulainya proses konsultasi stakeholder.
31 Juli 2015 Pengumuman Publik kedua untuk memperoleh input tambahan dari stakeholder lokal.
- Pengumuman Publik ketiga untuk memperluas stakeholder dan input yang diberikan
Stage 1 Audit 9-12 March 2015 On-site audit
Stage 2 Audit 8-14 September
2015
On-site audit
Follow Up Audit Stage 2 26 Januari 2016 On-site audit Desk Study untuk Kasus
Kebakaran Hutan
16 September 2016 Off-site audit
Keputusan Sertifikasi 16 September 2016 Decision on granting the certificate
SUMMARY OF AUDIT RESULT
Result:
a. Audit Tahap 2 dilakukan secara on-site selama 21 HOK sesuai persyaratan IFCC. Perusahaan dinilai siap untuk audit, meskipun demikian sejumlah ketidaksesuaian telah diidentifikasi oleh tim audit BV melalui tinjauan dokumen dan kunjungan lapangan. Seluruh temuan audit dipresentasikan kepada perusahaan selama pertemuan penutupan dan telah diterima oleh perusahaan. Sebanyak 3 NC Major, 18 NC Minor dan 4 Observasi telah diidentifikasi. Untuk menutup NC Major BV telah melakukan audit pelengkap sebelum sertifikasi IFCC direkomendasikan. Untuk NC Minor, perusahaan memiliki waktu hingga audit surveillance berikutnya untuk menutup temuan yang diidentifikasi.
b. Berdasarkan hasil Desk Study terhadap Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan yang terjadi di areal konsesi PT. BAP, BVI telah melakukan verifikasi dan ditemukan ada 13 temuan yang harus ditindaklanjuti dan diverifikasi pada saat surveillance audit.
Finding:
a. Temuan pada saat Stage 2:
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
1 2.3 Jika mengacu pada kriteria ini, rencana kelola yang ada (RKU) masih belum mencakup seluruh poin dalam kriteria dimaksud, dikarenakan poin-poin tersebut terdapat dalam dokumen yang berbeda-beda, seperti RKL/RPL, AMDAL, HCV, RKU, dan SIA. Rencana kelola terpadu (ISFMP) akan mencakup seluruh aspek tersebut dalam satu dokumen, namun saat dilakukan audit tahap 2 dokumen final ISFMP masih dalam proses penyelesaian.
Major 1 Berdasarkan Follow Up Audit
diturunkan menjadi Minor
2 6.6 Selama proses audit ditemukan bahwa:
• Ijin bagi CV SUN Nur Logam Jaya (pengolah limbah B3) oleh KLH melalui surat No 172 tahun 2010 telah berakhir (ijin berlaku selama 5 tahun dari tanggal 14 Juli 2010).
• MSDS untuk B3 di gudang masih belum lengkap, seperti: Gudang Nursery PT TCA dan Gudang B3 Distrik Air Sugihan.
• Kondisi bangunan gudang sudah tidak kondusif sebagai penampung B3 (lantai berlubang dan bangunan miring). Saat audit dilakukan PT BAP sedang dalam proses
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
relokasi dengan bangunan yang lebih permanen.
Namun demikian, masih terdapat limbah B3 dan/atau limbah domestik yang ditaruh tidak pada tempatnya, seperti drum BBM, kaleng/botol plastik, dll di camp kontraktor terpadu Air Sugihan, persemaian Sungai Jelutung, dan dekat menara api Bagan Rame.
3 12.5 Berdasarkan kunjungan lapangan di lokasi pembibitan (nursery) Jelutung, ditemukan pekerja yang mandi di aliran kanal yang terletak didekat nursery tersebut. Kondisi hulu kanal juga terlihat tidak terawat. Perusahaan juga belum melakukan pencucian kanal yang dimanfaatkan oleh pekerja untuk kebutuhan MCK tersebut. Tempat mandi masih terbuka sehingga kelihatan dari luar karena tidak ada ruang atau tempat yang tertutup. Perusahaan juga belum melakukan pengujian baku mutu air di kanal tersebut.
Major 3 Berdasarkan Follow Up Audit
diturunkan menjadi Minor
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
4 1.2, 1.4 Belum seluruh peraturan/konvensi yang relevan telah dimasukkan ke dalam daftar peraturan dan dievaluasi, contoh:
- PermenLHK P.12/MenLHK-II/2015 belum dimasukkan ke dalam daftar,
- P 42/Menhut-II/2014 terkait PUHH belum dievaluasi pemenuhannya,
- International Tropical Timber Agreement,
2006,
- Protokol Kyoto mengenai Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, 1998, diratifikasi pada tahun 2004
- Berbagai Konvensi ILO dan lainnya.
Minor 1 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
5 1.8 - PT BAP memiliki 106 anggota RPK. Sebagian besar sudah melalui pelatihan dari Manggala Agni, namun masih terdapat beberapa anggota yang belum memperoleh pelatihan, yaitu Bp. Sardioko, Bp. Rahmatullah, Bp. Arjuna Muda, dan Bp. Amroni.
Minor 2 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
- Tim RPK ditempatkan pada tiap distrik, seperti tercantum pada Struktur Organisasi Tanggap Darurat Kebakaran Hutan Distrik Bagan Tengah, namun struktur organisasi belum ditandatangani oleh Direktur Utama, Humas, dan Kepala Distrik yang bersangkutan.
- PT BAP belum dapat menyediakan data lengkap ketenagakerjaan kontraktor terutama yang terkait dengan hak-hak pekerja.
6 1.9 Struktur organisasi sudah tersedia, namun UM belum menetapkan secara tertulis komitmen terhadap Standard IFCC dari Manajemen Puncak.
Minor 3 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance 7 1.13 Perusahaan telah menjalin kerjasama dengan 6
kontraktor (PT. OKI Mandiri Abadi, PT. Sahri Abadi Mas, PT. MUKU, PT. Buana Bahtera Mandala, PT. Rahwana Perkasa, dan PT. Ilham Jaya Lestari) untuk kegiatan pengelolaan hutan seperti nursery, penanaman, perawatan dan penebangan. Kerjasama ini dituangkan ke dalam surat perjanjian kerjasama (SPK).
Perusahaan juga telah melakukan evaluasi kinerja kontraktor, khususnya terkait dengan pemenuhan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001). Namun demikian, pada saat audit dilakukan, perusahaan belum melakukan pengawasan yang efektif terhadap kontraktor yang dilakukan secara periodik terkait dengan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan atas pelaksanaan perjanjian yang dibuat antara PT. BAP dengan kontraktor, terutama terkait dengan hak-hak pekerja seperti perumahan, pengupahan (upah bulanan dan upah harian), kontrak tertulis untuk pekerja, konvensi dasar ILO, dan BPJS Ketenagakerjaan.
Minor 4 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan
akan diverifikasi saat surveillance
8 2.1 PT BAP telah melakukan internal audit dan evaluasi SML ISO 14001:2004 yang menyeluruh hingga ke tingkat kontraktor dan menghasilkan berbagai temuan untuk ditindaklanjuti oleh
Minor 5 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
pihak Manajemen, namun saat dilakukan audit banyak dijumpai temuan yang seharusnya dapat dicegah dengan tindakan perbaikan dari internal audit.
saat surveillance
9 3.1 Perusahaan telah melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk perjanjian tanaman kehidupan. Beberapa desa telah menjalankan perjanjian tersebut, seperti di Desa Bukit Batu dan Desa Simpang Heran. Perusahaan juga telah melakukan komunikasi intensif dengan kedua desa tersebut. Namun demikian, perusahaan belum melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan dari perjanjian tersebut, khususnya terkait dengan perkembangan tanaman kehidupan.
Minor 6 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
10 4.4 Penerapan SOP Pemanenan Kayu HTI – Peat Land tidak sesuai di lapangan. Pada saat observasi di Petak ASD 3070 Distrik Air Sugihan pada kegiatan Harvesting ditemukan pekerja sedang melakukan kegiatan pembagian batang tidak menggunakan ukuran. Penentuan panjang potongan hanya kira-kira.
Minor 7 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance 11 5.1 5.2
1. Lokasi Penebangan dan Penanaman pada dokumen RKTUPHHK – HTI tidak sepenuhnya sesuai dengan rencana yang tercantum pada dokumen RKUPHHK-HTI.
Minor 8 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
2. Luas dan volume rencana pemanenan dan luas rencana penanaman yang direncanakan dalam dokumen RKTUPHK-HTI tidak sama dengan luas dan volume yang tercantum pada dokumen RKUPHHK-HTI.
3. Walaupun realisasi luas penebangan lebih kecil daripada realisasi luas penanaman setiap tahunnya, namun rencana pemanenan belum sepenuhnya mengacu kepada laporan hasil pengukuran riap pada penyusunan RKT setiap tahunnya
saat surveillance
12 5.4 - UM belum dapat menunjukkan dokumen identifikasi dan inventarisasi hasil hutan bukan kayu.
- UM belum memiliki bukti dalam membangun cara-cara yang partisipatif untuk memonitor dan mendorong kesepakatan dengan masyarakat setempat, penduduk asli dan pihak-pihak lainnya yang berhak untuk mengeksploitasi produk hasil hutan non kayu, bahwa kegiatan mereka tidak akan melebihi tingkatan kelestarian dan tidak akan menyebabkan dampak negatif terhadap sumberdaya hutan.
- UM belum dapat menunjukkan bukti dokumen yang dapat menghindari dan meminimalkan dampak negatif dari kegiatan-kegiatannya terhadap hasil hutan bukan kayu untuk menjamin diversifikasi keluaran, barang dan jasa untuk masyarakat lokal.
- UM belum dapat menunjukkan komitmen pemanenan HHBK yang seimbang dengan atau tidak melebihi tingkat pertumbuhan agar dapat lestari dalam jangka panjang, dan tidak menimbulkan dampak negatif pada sumberdaya hutan.
Minor 9 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
13 7.5 Selama audit tahap 1 dan 2 dokumen studi HCV yang tersedia masih berupa DRAFT, sementara dokumen versi final dan formal belum dapat ditunjukkan. Dalam dokumen DRAFT tersebut masih terdapat beberapa bagian yang
Minor 10 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
memerlukan peningkatan dan revisi, oleh karena itu hal ini menjadi NC agar PT BAP dapat menyediakan dokumen final dan formal sebagai salah satu basis ISFMP.
saat surveillance
14 8.4 Saat dilakukan audit ditemukan kejadian kebakaran di Distrik Bagan Rame dan Tanaman Kehidupan Desa Bukit Batu. Kebakaran juga telah terjadi sebelumnya di distrik Tanjung Jati, namun sudah dalam proses penyelesaian pemadaman.
Minor 11 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
15 8.6 PT BAP belum dapat menyajikan tanda terima oleh Kepolisian terkait kasus illegal logging kayu Gelam dan dugaan perburuan menggunakan senjata api sesuai dengan Berita Acara Kronologis Kejadian oleh SRM-HQ Sei Baung.
Minor 12 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance 16 7.1 Inventarisasi yang dilakukan terhadap flora di
KPPN belum berdasarkan pada jalur inventarisasi yang permanen dan petak ukur yang mengakomodir tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang, pohon (nested sampling) sehingga belum dapat menggambarkan dinamika vegetasi di kawasan tersebut.
Minor 13 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
sosial. Laporan penilaian dampak sosial masih berupa draft. Namun demikian, laporan penilaian dampak sosial masih belum lengkap dan belum mencantumkan rencana pengelolaan dan pemantauan dari hasil penilaian tersebut.
telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
18 10.4 Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang tanaman kehidupan di Desa Banyu Biru, Desa Srijaya Baru dan Desa Simpang Tiga Jaya. Berdasarkan wawancara dan FGD dengan masyarakat di ketiga desa tersebut, masyarakat masih belum mengerti dan memahami maksud dan tujuan dari program tanaman kehidupan yang akan dilakukan oleh perusahaan, termasuk kejelasan lokasi yang akan dijadikan sebagai tanaman kehidupan.
Minor 15 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
19 11.8 Berdasarkan kunjungan lapangan di camp
nursery Jelutung, ditemukan rumah pekerja
yang kondisinya kurang layak. Ada rumah yang didalamnya dihuni oleh 4 orang anak dan kedua orang tuanya. Ada juga rumah yang menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi didalam rumah tersebut yang berdekatan dengan kamar tidur yang tidak disekat. Tidak ada ruang dapur yang secara khusus dibuat.
Sementara itu, berdasarkan kunjungan ke petak BRF 1610, ditemukan tempat berteduh dan tempat tidur untuk pekerja pemeliharaan (sprayer). Tenda tersebut dihuni oleh 6 orang dengan alas terpal yang langsung menyentuh tanah.
Minor 16 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
20 12.4 Perusahaan telah memiliki SOP tentang APD dan telah melakukan beberapa kali sosialisasi terkait dengan pengunaan APD. Namun demikian, pada saat dilakukan kunjungan lapangan ke areal penebangan (Petak ASD 3010), masih ditemukan adanya pekerja yang belum konsisten menggunakan APD.
Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap pemenuhan SMK3, termasuk untuk kontraktor. Namun demikian, pada saat kunjungan ke Pos TUK, masih ditemukan kotak P3K yang isinya belum lengkap.
Minor 17 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
No IFCC
Standard NC Description Klasifikasi Status
21 12.6 Berdasarkan hasil kunjungan lapangan di lokasi camp E/kontraktor penebangan dan Distrik Air Sugihan, ditemukan beberapa APAR yang telah habis masa berlaku dan tidak ditemukan adanya label inspeksi bulanan yang ditempelkan pada APAR tersebut.
Minor 18 Usulan perbaikan telah diterima, Bukti penutupan akan diverifikasi saat surveillance
No IFCC Standard
Requirements Observation Description Status
1 1.5 Penggunaan Tanda V-Legal (Indonesian Legal Wood) agar digunakan pada lampiran dokumen angkutan yang mudah dilihat (DKHP) dan menggunakan stempel yang jelas/tidak kabur (buram)
Observasi
2 6.5 PT BAP telah memiliki laporan RKL/RPL terkini, yaitu “Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Semester I 2015”, ditandatangani oleh Bp. Sapto Nurlistyo. Berdasarkan konsultasi stakeholder kepada BLH Kab. OKI dan Prov. Sumsel PT BAP memiliki reputasi yang baik terkait kepatuhan pelaporan dan komitmen lingkungan. Laporan RKL/RPL sudah secara
komprehensif menjelaskan kegiatan pemantauan yang dilakukan, seperti flora, fauna, tanah, air, dan udara. Namun, dalam laporan tersebut (hal. 97 dst.) diketahui bahwa analisis data yang dilakukan belum cukup untuk menjelaskan penyebab kejadian/fenomena tertentu serta data trend (kecenderungan) yang ada seperti:
No IFCC Standard
Requirements Observation Description Status
- Dissolved Oxygen (DO) yang jauh di atas angka
minimal (yang merupakan hal positif) namun belum terdapat penjelasan atau hipotesis mengapa terjadi demikian.
- Terjadinya peningkatan nilai Pb yang merupakan logam berat.
- Subsidensi gambut di petak SCJ 8200 sedalam 6 cm, yang telah melebihi standard 40 cm untuk lahan gambut < 300 m (berdasarkan PP 150 tahun 2000).
- Standard water table ditentukan berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman, yaitu:
0-6 bulan: 50 – 60 cm 7-12 bulan: 60 – 80 cm >1 tahun : 80 – 100 cm
namun, terdapat area di mana water table tidak sesuai dengan standard.
Ditemukan juga bahwa pada halaman 114 dan 118 masih tertulis PT SBA-WI.
3 11.7 Perusahaan telah memasang tanda peringatan untuk melarang anak-anak berada didalam areal kerja (nursery). Namun demikian, pada saat audit dilakukan, ditemukan papan tanda peringatan tersebut telah robek dan belum permanen.
Observasi
4 Bagian III II. Aspek Produksi
2.1
Pencantuman informasi pada kolom asal usul kayu di dokumen FAKB agar lebih spesifik mencantumkan asal kayu dari nomor LPKHP-nya. Tidak hanya
mencantumkan nomor SK RKT.
b. Temuan Desk Study yang dilakukan oleh BVI pada tanggal 16 September 2016 tentang Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di PT. BAP yang harus diverfiikasi pada saat Surveillance Audit adalah sebagai berikut:
N° IFCC Standard NC Description Major/ Minor Timeline for implementation 1. 1.2
Didalam Surat Direktorat Usaha Hutan Produksi No. S.811/UHP/RKUPHT/HPL.1/8/2016, tanggal 10 Agustus 2016, tentang Pencegahan Kebakaran Pada Areal IUPHHK-HTI PT. BAP poin (5) disebutkan bahwa ‘Dalam hal areal bekas terbakar berupa lahan gambut dan masuk dalam zonasi fungsi lindung ekosistem gambut, maka hasil tanaman butir 4.d di atas tidak dibenarkan melakukan kegiatan penebangan sampai ada ketentuan lebih lanjut’. Pada saat dest study belum tersedia peta zonasi fungsi lindung ekosistem gambut yang dikeluarkan oleh pemerintah.
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
2. 1.10; 1.13
Telah tersedia dokumen pelatihan eksternal dan internal terkait dengan peningkatan kompetensi regu pemadaman kebakaran dan DMPA.
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
3. 1.14
Peta penanganan areal terbakar sesuai dengan tata ruang seluas 50.035,3 ha pada:
-Kawasan Lindung 7.150,4 ha
-Kawasan Tanaman Kehidupan 746,1 ha -Kawasan Tanaman Unggulan 9.610,7 ha -Kawasan Tanaman Pokok 32.528,1 ha
Terkait dengan kebakaran seluas 50.035,3 ha terjadi di seluruh kawasan dalam tata ruang RKU PT. BAP, perlu dilakukan deliniasi detail lokasi kebakaran (% terbakar di setiap kawsan) dan verifikasi lokasi terjadi kebakaran tersebut (peta dan data petak/kompartemen, DPSL, KPPN, dll).
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
4. 3.1; 3.2; 3.4; 4.5
UM telah menyediakan laporan, monitoring dan evaluasi kebakaran seluas 50.035,3 ha dan menyusun rencana tindakan perbaikan dan
pencegahan yang tepat berupa
penanaman/rehabilitasi/pemulihan kawasan.
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
5. 2.2; 2.3; 4.1; 4.2; 5.1
Data rencana pemulihan kawasan terbakar dan jangka benah:
N/A Verifikasi pada
N° IFCC Standard NC Description Major/ Minor Timeline for implementation
Perlu diverifikasi menjadi rencana kelola dan rencana kegiatan pada RKU dan RKT.
6. 5.1; 5.3
UM telah menyusun Distribusi Kelas Umur (stock) terkait dengan kebakaran hutan seluas 50.035,3 ha. Perubahan ini akan berpengaruh terhadap rencana kegiatan jangka panjang (RKU) dan rencana tahunan (RKT) yang harus mengacu kepada kondisi stock tersebut dan menyusun jangka benah produksi kayu sesuai daur.
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
7. 5.2
Perlu dipastikan tindakan perbaikan terhadap data series plot PSP terkait dengan adanya plot PSP yang terbakar.
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
8. 5.4 Perlu dilihat dampak kebakaran terhadap kondisi
HHBK dan pemanfaatannya oleh Masyarakat N/A
Verifikasi pada Surveillance Audit 9. 6.1; 6.2; 6.3; 6.4; 6.5; 7.1; 7.2; 7.3; 7.4; 7.5; 7.6
UM telah mengidentifikasi dampak kebakaran terkait dengan dampak terhadap lingkungan, namun perlu dipastikan upaya-upaya pemulihan dan perlindungan dilaksanakan di lapangan (flora, fauna, tanah, air, keanekaragaman hayati, dll) – di DPSL, KPPN, KGD, dll
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
10. 7.1; 7.2; 7.3
PT. BAP telah menyusun dokumen Justifikasi Perubahan tingkat Keanekaragaman Hayati Pasca Kebakaran tahun 2015, yang menguraikan pemantauan dan identifikasi perubahan flora dan fauna akibat kebakaran hutan. Perlu dilakukan verifikasi lapangan terkait dengan perubahan flora dan fauna di areal konsesi.
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
11. 8.4 Perlu dipastikan tersedia antisipasi terhadap N/A Verifikasi pada
1.00 ~ 2.00 7,929 7,929 7,929 7,929 2.00 ~ 2.50 2,215 5,140 19,917 12,832 12,360 2.50 ~ 3.00 6,568 2,789 7,502 12,832 12,360 3.00 ~ 3.50 5,123 2,215 5,140 19,917 12,832 3.50 ~ 4.00 2,709 6,568 2,789 7,502 12,832 4.00 ~ 4.50 1,374 5,123 2,215 5,140 19,917 4.50 ~ 5.00 1,431 2,709 6,568 2,789 5.00 29,915 17,058 11,282 10,598 57,264 69,021 81,076 96,330 105,138 15,662 13,608 9,467 13,455 16,538 7,940 7,393 6,040 6,135 19,479 18,270 18,681 16,127 13,299 27,419 25,663 24,721 22,263 18,320 % 29% 27% 22% 22% 69,021 81,076 96,330 105,138 106,920 112 110 108 108 1,552,890 1,498,623 1,019,551 1,457,144 2,065,475 Ex-terbakar SUB TOTAL
TOTAL AKHIR TAHUN AVERAGE POTENSI 2020 KETERANGAN 2016 2017 2018 2019 UP SUB TOTAL TEBANG TONASE KAYU
Ex-Lahan tidak terbakar Tanam
N° IFCC Standard NC Description Major/ Minor Timeline for implementation gangguan kebakaran hutan meliputi organisasi
kebakaran hutan, sarana prasarana kebakaran hutan, pelatihan kebakaran hutan, patroli dan pencegahan kebakaran hutan (kerjasama dengan masyarakat dan stakeholders).
Surveillance Audit
12. 9.4; 9.5
Perlu dipastikan apakah kebakaran hutan
menimbulkan dampak negatif terhadap
pemanfaatan sumberdaya hutan dan konflik dengan masyarakat, serta dilakukan tindakan untuk meminimalkan dampak tersebut dan penyelesaian potensi konflik dan konflik yang timbul dari kebakaran hutan dan lahan tersebut.
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
13. 10.2; 10.6
Perlu dipastikan rencana pemulihan kawasan tanaman kehidupan akibat kebakaran hutan seluas 746,1 ha dikomunikasikan dan disepakati dengan masyarakat melalui MoU/Agreement dengan Desa Sungai Batang (Dusun Bagan Ramai).
N/A Verifikasi pada
Surveillance Audit
Certification: dengan telah di-address-nya seluruh NC ketidaksesuaian oleh perusahaan, Keputusan
Sertifikasi telah dilakukan oleh PT. Bureau Veritas Indonesia kepada PT. Bumi Andalas Permai terhadap IFCC ST 1001:2013 – Sustainable Forest Management.