• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT BUMI CITRA PERMAI Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PT BUMI CITRA PERMAI Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

31 Desember 2014 Dan 31 Desember 2013

(2)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN ; 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 - 2

Laporan Laba-Rugi Komprehensif Konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian 5

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 - 57

(3)
(4)
(5)
(6)

ASET Aset Lancar

Kas dan setara kas 2d,e; 3,32 6.669.726.784 9.112.734.508

Piutang usaha 2f; 4 10.584.740.184 8.083.273.516

Piutang lain-lain 2f; 5 3.617.699.496 4.810.687.213

Piutang pihak hubungan berelasi 2p; 17,32 2.380.203.899 3.354.872.000 Persediaan; setelah dikurangi bagian aset tidak lancar 2g; 6,29 78.303.885.134 87.362.544.772 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 2i; 9 4.656.422.347 2.087.521.447 Pajak dibayar dimuka 2n; 18a,20 7.595.325.993 8.632.569.906

Jumlah - Aset lancar 113.808.003.836 123.444.203.361

Aset Tidak Lancar

Bank yang dibatasi penggunaannya 10, 28 23.521.205.268 902.814.680 Persediaan ; bagian aset tidak lancar 2g; 6,29 39.728.722.500 28.631.245.500

Tanah belum dikembangkan 2h; 7 244.497.951.900 125.057.676.900

Uang muka pembelian tanah 8 136.251.758.500 128.897.540.400

Aset tetap - bersih 2k,l;11,21 23.317.618.666 15.925.983.174

Hak penguasaan bangunan kantor - bersih 2u, 12 4.784.507.246 5.076.561.921

Aset tidak lancar lainnya 13 4.420.173.000 4.380.686.700

Jumlah Aset tidak lancar 476.521.937.080 308.872.509.276

JUMLAH ASET 590.329.940.916 432.316.712.637

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013

(setelah dikurangi - akumulasi penyusutan per 31 Desember 2014 dan 2013, masing-masing sebesar Rp.5.478.622.831 dan Rp.3.913.364.386).

(setelah dikurangi akumulasi amortisasi per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar

Rp.1.056.586.269 dan Rp.764.531.594).

(7)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank 22,31 87.838.937.628 12.824.972.184

Utang usaha 14, 6 8.740.699.302 6.795.796.344

Utang lain -lain 15, 20 48.952.905.911 21.874.200.257

Utang pihak hubungan berelasi 2p; 17b,32 9.325.043.994 3.350.438.040

Utang pajak 2n; 18b,28 3.365.838.653 4.933.308.016

Biaya masih harus dibayar 19, 30 11.813.161.394 8.470.619.490

Uang muka penjualan 2m; 20,28 127.599.314.267 146.774.357.326

Pendapatan diterima dimuka 7.874.500 16.699.500 Utang jangka panjang; bagian jatuh tempo kurang satu tahun

Utang bank 22,31 15.151.188.576 3.252.231.428

Utang pembiayaan 11,21,31 1.223.669.704 264.940.180

Jumlah - Liabilitas jangka pendek 314.018.633.929 208.557.562.766

Liabilitas Jangka Panjang

Utang jangka panjang; setelah dikurangi bagian jatuh tempo satu tahun

Utang bank 22,31 17.676.386.660 -

Utang pembiayaan 11,21,31 1.196.976.937 305.298.662

Liabilitas imbalan kerja 2o; 23,30 6.422.024.542 5.223.966.225

Uang jaminan 16 788.201.700 510.795.700

Jumlah - Liabilitas jangka panjang 26.083.589.839 6.040.060.587

Jumlah - Liabilitas 340.102.223.768 214.597.623.353

EKUITAS

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik

Entitas Induk 24, 25 142.991.552.500 142.991.552.500

Agio saham 26 4.840.106.517 4.840.106.517

Saldo laba 97.562.599.656 67.553.220.465

Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

Kepentingan non Pengendali 4.833.458.475 2.334.209.802

250.227.717.148

217.719.089.284 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 590.329.940.916 432.316.712.637

Jumlah - Ekuitas

Modal dasar Perseroan sebanyak 2.800.000.000 saham biasa, nominal per saham Rp.100 (seratus Rupiah), modal saham ditempatkan dan disetor penuh pada 31 Desember 2014 dan 2013 sebanyak 1.429.915.525 lembar saham.

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari 245.394.258.673

215.384.879.482

(8)

Catatan 2014 2013

PENDAPATAN - BERSIH 2m; 28,20 215.981.034.965 179.872.005.359

BEBAN POKOK PENJUALAN 2m; 29,6 111.502.503.759 100.372.844.364

LABA KOTOR 104.478.531.206 79.499.160.995

Pendapatan lain-lain 2m; 31 4.366.463.423 6.548.678.952

Beban pemasaran 2m; 30 (4.324.868.846) (2.886.500.634)

Beban umum dan administrasi 2m; 30,23 (48.837.311.602) (44.440.260.869)

Beban lain - lain 2m; 31 (1.325.087.298) (368.954.795)

LABA SEBELUM PAJAK DAN BEBAN KEUANGAN 54.357.726.883 38.352.123.650 Beban bunga bank dan pembiayaan 21,22,31 (12.302.759.190) (3.507.097.044)

LABA SEBELUM PAJAK 42.054.967.694 34.845.026.606

Manfaat (Beban) Pajak penghasilan

Pajak Penghasilan final atas Pengalihan Hak 2n; 18c,28 (10.563.152.200) (8.929.033.650) atas Tanah dan Bangunan (PHATB)

Pajak penghasilan non final 2n; 18c,31 (978.187.630) (928.746.320) Jumlah - Beban pajak penghasilan (11.541.339.830) (9.857.779.970)

LABA PERIODE BERJALAN 30.513.627.864 24.987.246.636

PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN : - -

LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 30.513.627.864 24.987.246.636

LABA (RUGI) - YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :

Pemilik entitas induk 30.009.379.191 24.666.174.874

Kepentingan non pengendali 504.248.673 321.071.762

LABA - BERSIH KOMPREHENSIF 30.513.627.864 24.987.246.636 LABA - BERSIH PER SAHAM 2q; 27 20,99 17,25 LABA - BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2q; 27 18,78 15,87

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

(9)

Ditentukan Tidak Ditentukan Non penggunaannya penggunaannya pengendali

Saldo per 1 Januari 2013 142.991.552.500 4.840.106.517 40.000.000 42.847.045.591 1.913.138.040 192.631.842.648 Penambahan Saldo laba ditentukan penggunaanya - - 10.000.000 (10.000.000) - - Laba - bersih komprepensif tahun 2013 - - - 24.666.174.874 - 24.666.174.874 Pelepasan saham entitas anak - kepentingan non pengendali - - - - 100.000.000 100.000.000 Bagian laba - kepentingan non pengendali - - - - 321.071.762 321.071.762 Saldo per 31 Desember 2013 142.991.552.500 4.840.106.517 50.000.000 67.503.220.465 2.334.209.802 217.719.089.284 Penambahan Saldo laba ditentukan penggunaanya - - 10.000.000 (10.000.000) - - Laba - bersih komprehensif tahun 2014 - - - 30.009.379.191 - 30.009.379.191 Tambahan modal saham - kepentingan non pengendali - - - - 1.995.000.000 1.995.000.000 Bagian laba - kepentingan non pengendali - - - - 504.248.673 504.248.673 Saldo per 31 Desember 2014 142.991.552.500 4.840.106.517 60.000.000 97.502.599.656 4.833.458.475 250.227.717.148

Modal Saham Agio Saham Jumlah Ekuitas

(10)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan

Penerimaan dari pelanggan 4,20,28 221.528.003.912 262.619.557.125 Pendapatan pemeliharaan lingkungan (BPL) 4,31 3.510.674.117 4.069.475.490 Pembayaran untuk :

Perolehan tanah, pemasok dan kontraktor 6,7,8,14,29 (166.984.401.057) (101.088.469.683) Beban gaji dan tunjangan karyawan 30, 23 (21.520.818.863) (26.423.958.550) Beban usaha diluar beban gaji 30,9,19 (27.205.761.780) (13.424.144.853)

9.327.696.330

125.752.459.529 Penerimaan dari (pembayaran untuk) :

Piutang lain-lain 5 806.668.302 (3.599.302.310)

Pendapatan bunga bank (jasa giro) 31 150.210.286 142.373.270

Pendapatan lain-lain 31 206.939.738 2.508.397.561

Beban bunga 21,22,31 (12.302.759.190) (3.506.068.410)

Beban lain-lain 31 (1.254.337.568) (367.532.143)

Beban pajak 18 (12.077.427.320) (13.818.284.292)

Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (15.143.009.422) 107.112.043.205 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan / penambahan aset tetap 11 (9.950.212.119) (6.219.497.759)

Penjualan aset tetap 11,31 548.250.000 3.453.797.022

Bank yang dibatasi penggunaannya 10 (22.618.390.588) (902.814.680) Pembayaran uang muka pembebasan tanah 9 (70.767.471.600) (75.891.049.900) Penambahan aset tidak lancar lainnya 13 (434.275.000) (2.897.697.000) Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (103.222.099.307) (82.457.262.317) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan utang bank 22 117.000.000.000 18.000.000.000

Pembayaran utang / pinjaman bank 22 (12.410.690.748) (21.984.630.350) Penambahan utang cicilan kendaraan 21 1.850.407.799 (202.977.968)

Pembayaran utang cicilan 21 152.906.000 61.500.000

Penambahan / (pembayaran) uang jaminan 16 7.334.477.954 (13.932.637.400) Pelepasan penyertaan saham entitas anak 17 - 100.000.000 Penambahan setoran modal saham - kepentingan non pengendali 1.995.000.000 -- Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 115.922.101.005 (17.958.745.718) KENAIKAN / (PENURUNAN) KAS DAN BANK (2.443.007.724) 6.696.035.169

Kas dan setara kas awal tahun - Perusahaan 3 8.664.431.111 2.227.658.863 Kas dan setara kas awal tahun - Entiras Anak 3 448.303.398 189.040.475 SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS 6.669.726.784 9.112.734.507

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

(11)

1 GAMBARAN UMUM a. Pendirian Perseroan

1.

2. Menyelenggarakan usaha kontraktor guna memborong segala macam pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum, 3. Menyelenggarakan usaha perdagangan umum baik atas perhitungan sendiri maupun atas tanggungan pihak lain.

PT Bumi Citra Permai, Tbk. (“Perseroan”) adalah Perseroan terbatas yang telah secara sah didirikan dengan nama “PT Bumi Citra Permai”, berkedudukan di Jakarta, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT. Bumi Citra Permai No. 2 tanggal 3 Mei 2000 yang dibuat dihadapan Abdullah Ashal, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian”), dimana Akta Pendirian ini, telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C-19932.HT.01.01-TH 2000, tanggal 7 September 2000, telah didaftarkan di Daftar Perusahaan sesuai UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan Nomor Tanda Daftar Perusahaan 090517039407 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 2105/BH.09.05/X/2001, tanggal 25 Oktober 2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 10, tanggal 1 Februari 2002, Tambahan No. 1101.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang saham PT Bumi Citra Permai, Tbk. No. 9 tanggal 6 Mei 2009, dibuat dihadapan Notaris Robert Purba, S.H., Notaris di Jakarta, tentang perubahan status dari Perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka, pengeluaran sahamdalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) lembar saham dengan nominal saham Rp 100,- (Seratus Rupiah) melalui Penawaran Umum saham Perdana kepada masyarakat (Penawaran Umum), penerbitan saham waran seri I sebanyak- banyaknya 245.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta) lembar waran dengan nominal Rp 100,- (Seratus Rupiah) dengan harga penawaran setiap saham Rp 110 (Seratus Sepuluh Rupiah), yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: AHU.21310.AH.01.02. Tahun 2009, tanggal 18 Mei 2009, Penawaran Umum Perdana (IPO) saham kepada masyarakat melalui penawaran dan pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia dengan Tanggal Efektif 30 November 2009.

Menyelenggarakan usaha real estat dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha ini, termasuk pula pembebasan tanah (land clearing), developer, pematangan, pemetakan/pengkaplingan dan penjualan tanah, baik tanah untuk industri maupun perumahan,

Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa PT. Bumi Citra Permai No. 9, tanggal 6 Mei 2009, dibuat oleh Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, (“Akta No. 9/2009”), yang antara lain memuat persetujuan Pemegang saham tentang (i) perubahan status Perseroan dari sebelumnya Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, (ii) persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp100,- (Seratus Rupiah) setiap sahammelalui penawaran umum saham perdana kepada masyarakat disertai waran sebanyak-banyaknya 245.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta) waran dengan nilai nominal sebesar Rp100,- (Seratus Rupiah) setiap waran. Akta No. 9/2009 tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU.21310.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 18 Mei 2009.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari Perusahaan adalah mengadakan usaha dibidang real estat, pembangunan, perdagangan, pertambangan, jasa, pengangkutan, percetakan dan pertanian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perusahaan dapat melaksanakan usaha sebagai berikut :

Sampai tanggal Laporan keuangan konsolidasian saat ini kegiatan usaha yang secara efektif telah dijalankan berupa menyelenggarakan usaha real estat dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha ini, termasuk pula pembebasan tanah (land clearing), developer, pematangan, pemetakan/pengkaplingan dan penjualan tanah, baik tanah untuk Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kramat Raya No.32-34, Senen, Jakarta Pusat 10450 dan mempunyai lokasi Kawasan Industri di Tangerang dengan usaha Kawasan untuk industri dan pembangunan pergudangan industri serta rumah kantor (ruko) (Three In One ) di Desa Peusar dan Budimulya, Kaduagung, Margasari, Kecamatan Panongan, Tigaraksa - Cikupa, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2003.

(12)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan) b. Susunan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris : Dewan Direksi :

Komisaris Utama : Tahir Ferdian Direktur Utama : Annie Halim

Komisaris : Kwek Kie Jen Direktur : Edward Halim

Komisaris Independen : Agoestiar Zoebier Direktur : Rudi Wijaya Direktur tidak terafiliasi : Sugihardjo

Dewan Komisaris : Dewan Direksi :

Komisaris Utama : Tahir Ferdian Direktur Utama : Annie Halim

Komisaris : Kwek Kie Jen Direktur : Edward Halim

Komisaris Independen : Agoestiar Zoebier Direktur : Rudi Wijaya Direktur : Budi Purwanto Direktur tidak terafiliasi : Sugihardjo

Dewan Komite Audit

Ketua : Agoestiar Zoebier

Anggota : Suhendra

Anggota : Denni Pratama Karel

Sekretaris Perusahaan : Yusly

Berdasarkan Surat Penunjukan No. 007/HR-BCP/X/2008 tanggal 13 Oktober 2008, Perseroan telah menunjuk dan mengangkat : Penggantian Anggota Dewan Komite Audit Sdr. Erwin Junesco Saragih diberhentikan tanpa ada paksaan dan diganti dengan Sdr. Denni Pratama Karel, sesuai Surat Keputusan Komisaris No. 001/SP-Kom/X/Th.2013 tanggal 21 Oktober 2013.

Jumlah karyawan tetap Perusahaan untuk periode dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masingmasing adalah 175 karyawan dan 90 karyawan (tidak diaudit).

Jumlah gaji dan tunjangan untuk Direksi dan Komisaris, untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 sebesar Rp.4.182.600.000 dan Rp.1.050.000.000, dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar Rp.1.545.300.000 dan Rp.600.000.000.

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang sahamLuar Biasa PT. Bumi Citra Permai Tbk., dengan Akta No. 16, tanggal 27 Juni 2013 dibuat dihadapan Notaris Syarifah Chozie, S.H, M.H., Notaris di Jakarta, dalam Keputusan Rapat diantaranya menyampaikan sehubungan dengan telah meninggal dunia Tn. Charly Widjaja (sebagai Direktur tidak terafiliasi) maka dalam Rapat menggangkat Tn. Sugihardjo, dengan susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada 31 Desember 2013 sebagai berikut ;

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang saham akta No.26 tanggal 24 Juni 2010, Syarifah Chozie, SH., MH., Notaris di Jakarta, Perusahaan membentuk Dewan komite Audit. Komite Audit ditetapkan dengan Surat Penunjukan No. 001/SP-Kom/VI/Th.2012 tanggal 25 Juni 2012. Susunan Dewan Komite Audit sebagai berikut :

Perubahan susunan pengurus sesuai Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT. Bumi Citra Permai Tbk., dengan Akta No.09, tanggal 24 Juni 2014 dibuat dihadapan Notaris Syarifah Chozie, S.H, M.H., Notaris di Jakarta, dalam Keputusan Rapat menyampaikan pemberhitian pengurus lama sesuai masa jabatan yang telah berakhir dan menyetujui perubahan direksi dan dewan komisaris, dengan susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada 31 Desember 2014 sebagai berikut ;

(13)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak

c. Entitas Anak (lanjutan)

Berikut ini beberapa Entitas anak Perusahaan antara lain ; 1) PT MILLENIUM POWER

Perubahan Anggaran dasar Perseroan PT Millenium Power sesuai Akta No. 15 tanggal 24 Oktober 2014 dibuat dihadapan Notaris Johanes Sarwono, S.H., notaris di Jakarta, dalam rapat para Pemegang Saham menyetujui penambahan Modal dasar saham sebelumnya Rp.1.000.000.000 terbagi 1.000 saham dan Modal saham yang telah ditempatkan dan disetor sebanyak 500 lembar saham atau sebesar Rp.500.000.000, ditingkatkan menjadi Modal dasar perseroan menjadi Rp.12.000.000.000 atau 12.000 lembar saham, dan Modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi 10.000 lembar saham atau Rp.10.000.000.000, dan PT Bumi Citra Permai, Tbk., menempatkan kepemilikan saham sebesar 79% atau modal saham ditempatkan dan disetor sebanyak Perubahan alamat Perusahaan berkantor di Jl. Kramat Raya No.38 A-B, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, sesuai Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.0448/1.824.1/13 tanggal 12 November 2013 dari Pemerintah propinsi DKI Jakarta. Sampai tanggal laporan posisi keuangan Entitas anak (PT MP) belum menjalankan operasional usaha secara komersial (Dalam tahap pengembangan).

PT Millenium Power (Entitas Anak) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Menengah No. 4507/1.824.51 tanggal 21 Juni 2010, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.51.65696 tanggal 1 Juli 2010 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan propinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan tenaga listrik terutama bagi kepentingan di Kawasan Industri Millenium-Cikupa Tangerang".

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Millenium Power (Entitas anak) dengan Akta No. 1 tanggal 3 Mei 2010 dari Notaris Agung Aribowo, S.H., C.N., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-26060.AH.01.01.Tahun 2010 tertanggal 21 Mei 2010.

Dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam pasal 4 modal dasar Perseroan sebesar Rp 1.000.000.000, terbagi atas 1.000 lembar sahamdengan nominal Rp 1.000.000 per saham, dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh 50% sebanyak 500 lembar saham, dan Perusahaan (PT Bumi Citra Permai, Tbk) menempatkan dan telah menyetor penuh sebesar Rp 495.000.000, dengan kepemilikan 99%.

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan sesuai Akta No.34 tanggal 22 Oktober 2013 dibuat dihadapan Notaris R. Johanes Sarwono, S.H., notaris di Jakarta Selatan, dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham menyetujui penjualan sebagian saham milik PT Bumi Citra Permai, Tbk., sebanyak 100 lembar saham kepada Tn. Rudi Wijaya, sehingga kepemilikan saham PT Bumi Citra Permai, Tbk., menjadi 395 lembar saham atau 79% kepemilikan saham, perubahan Akta ini telah diterima Pemberitahuan dan disimpan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. AHU-AH.01.10-50188 tertanggal 22 November 2013.

Entitas anak adalah seluruh entitas dimana Perusahaan Induk memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Perusahaan Induk mengendalikan entitas lain. Perusahaan juga menilai keberadaan pengendalian ketika tidak memiliki lebih dari 50% hak suara namun dapat mengatur kebijakan keuangan dan operasional secara de-facto. Pengendalian de-facto dapat timbul ketika jumlah hak suara yang dimiliki Perusahaan Induk, secara relatif terhadap jumlah dan penyebaran kepemilikan hak suara pemegang sahamlain memberikan Perusahaan Induk kemampuan untuk mengendalikan kebijakan keuangan dan operasi, serta kebijakan lainnya.

Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Grup. Entitas anak tidak dikonsolidasikan sejak tanggal Grup kehilangan pengendalian.

(14)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak (lanjutan)

1) PT MILLENIUM POWER (lanjutan)

31 Desember 2014 31 Desember 2013

Jumlah Aset 9.181.268.305 1.067.654.816

Jumlah Ekuitas Kepentingan non pengendali 1.928.066.344 224.207.511

% Kepemilikan pengendali 79,00% 79,00%

2) PT. MILWATER PRATAMA MANDIRI

31 Desember 2014 31 Desember 2013

Jumlah Aset 19.959.803.099 14.818.324.480

Jumlah Ekuitas Kepentingan non pengendali 7.983.921.240 5.927.329.792

% Kepemilikan pengendali 60,00% 60,00%

3) PT CITRA PERMAI PESONA

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Milwater Pratama Mandiri (Entitas Anak) dengan Akta No. 05 tanggal 13 Juni 2011 dari Notaris Meilina Sidarta, S.H., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-39447.AH.01.01Tahun 2011 tertanggal 5 Agustus 2011.

Berikut ini Jumlah Aset dan Ekuitas kepentingan non pengendali pada Entitas Anak PT Millenium Power pada periode dan tahun dan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sebagai berikut :

Dalam Anggaran Dasar PT Citra Permai Pesona Pasal 4 menyatakan bahwa Modal dasar Perseroan sebesar Rp1.000.000.000, yang terbagi 1.000 lebar saham dengan nominal saham Rp1.000.000, dan modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh 50% sebanyak 500 lembar sahamsebesar Rp 500.000.000 dengan kepemilikan Modal saham Perusahaan (PT BCP, Tbk) menempatkan saham sebanyak 495 lembar saham sebesar Rp 495.000.000 atau kepemilikan 99% dan pemegang saham lainnya Nyonya Annie Halim sebesar Rp5.000.000 atau 1%.

Perusahaan berdomisili atau beralamat di Jl. Kramat Raya No.32-34, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, sesuai dalam Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha ; di Bidang Pembangunanan, Perdagangan, Industri, Transportasi, dan Pertanian, serta menyelenggarakan bidang usaha "Real estat" termasuk pembangunan Kawasan Industri maupun pembangunan Pergudangan dan perumahan (Perusahaan dalam tahap pendirian dan pengembangan).

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Citra Permai Pesona No. 21 tanggal 11 Oktober 2011 dibuat oleh Notaris R. Johanes Sarwono, S.H., Notaris di Jakarta, Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-54193.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 7 November 2011.

Berikut ini Jumlah Aset dan Ekuitas kepentingan non pengendali pada Entitas Anak PT Milwater Pratama Mandiri pada tahun dan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sebagai berikut :

Perusahaan berkantor di Kawasan Millenium Industrial estat, Jl. Millennium Raya Blok A.23, Desa Peusar, Kecamatan Panongan, KZupaten Tangerang, sesuai Surat Keterangan Domisili No. 17/Pem/Ds-Ps/2011 tanggal 4 Juli 2011 dari Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Sampai tanggal Laporan Entitas anak (PT MPM).

Dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam pasal 4 Modal dasar Perseroan sebesar Rp 1.000.000.000, terbagi atas 200.000 lembar sahamdengan nominal Rp 100.000 per saham, dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh 25% sebanyak 50.000 lembar saham, dan sesuai dalam Anggaran Dasar Perseroan Pasal 20 Perusahaan (PT Bumi Citra Permai, Tbk.

menempatkan dan telah menyetor penuh sebanyak 30.000 lembar sahamsebesar Rp 3.000.000.000, dengan kepemilikan 60%.

(15)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak (lanjutan)

3) PT CITRA PERMAI PESONA (lanjutan)

31 Desember 2014 31 Desember 2013

Jumlah Aset 165.522.342.175 94.743.932.133

Jumlah Ekuitas Kepentingan non pengendali 5.000.000 5.000.000

% Kepemilikan pengendali 99,00% 99,00%

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Pernyataan Kepatuhan

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Kebijakan yang penting diterapkan Perusahaan dan Entitas anak dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian ini disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta Peraturan No. ACIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam;LK) (sekarang Otoritas Jasa Keuangan / OJK) berdasarkan Keputusan BAPEPAM-LK dengan Surat Keputusan No.

KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 .

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini disusun berdasarkan metode Akrual dengan menggunakan konsep biaya historis (historical cost ), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam Aktivitas kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah (Rp) yang meruapakan mata uang fungsional. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus dibulatkan menjadi ribuan Rupiah yang terdekat.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan menggunakan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuatkan pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangkan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi berdampak sifnifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Revisi atas PSAK No.38 "Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali", dan pencabutan PSAK No.51 "Akutansi Kuasi- Reorganisasi" yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi. Perusahaan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan dalam tahun berjalan dan tahun seterusnya.

Berikut ini Jumlah Aset dan Ekuitas kepentingan non pengendali pada Entitas Anak PT Citra Permai Pesona, pada tahun dan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sebagai berikut :

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

c Prinsip-Prinsip Konsolidasian

i). Kekuasaan yang melebihi dari setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lainnya;

ii).

iii).

iv).

d. Kas dan Setara Kas

Perusahaan menerapkan PSAK No.4 (Revisi 2009) "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri" . PSAK revisi ini memberikan panduan penyusunan dan penyajian Lapotan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas laporan keuangan tersendiri disajikan dalam informasi tambahan.

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan seluruh Entitas anak yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melaluai Entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara Penerapan ISAK No.21 "Perjanjian Konstruksi Real Estat" dan pencabutan PSAK No.44 "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat" yang seharusnya berlaku sejak 1 Januari 2013 telah ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh Dewan Strandar Akuntansi Keuangan Indonesia. Manajemen berpendapat bahwa penerapan dan pencabutan Interpretasi dan Standar tersebut diatas tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan Group.

Kekuasaan untuk menunjuk atau menggantikan sebagaian besar dewan direksi dan dewan komisaris atau badan pengatur setara dan pengendalian entitas nelalui dewan atau badan tersebut;

Transaksi dengan kepentingan non-pengendali dihitung menggunakan metode entitas ekonomi,dimana kelebihan atas akuisisi kepentingan nonpengendali yang melebihi bagian dari nilai bersih aset yang diperoleh dicatat di ekuitas.

Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi dan komisaris atau badan pengatur setara dan pengendalian entitas melalui dewan direksi dan dewan komisaris atau badan tertentu.

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Perusahaan mengendalikan entitas lain.

Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian telah beralih kepada Perusahaandan tidak lagi dikonsolidasikan sejak tanggal hilangnya pengendalian.

Kepentingan non-pengendali merupakan proporsi atas laba atau rugi dan aset neto yang dimiliki Perusahaan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, dipisahkan dengan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk. Seluruh transaksi, saldo akun dan laba atau rugi yang belum direalisasi dari transaksi yang material antar entitas group telah dieliminasi.

Kekuasaan untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional Perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

Kas dan setara kas konsolidasi mencakup Kas, Bank serta Deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak di jaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Bank dan Deposito yang dibatasi penggunaanya dan di jaminkan akan diklasifikasi sebagai aset tidak lancar lainnya.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Transaksi Dalam Mata Uang Asing

f. Piutang usaha dan Piutang lainnya

g. Persediaan dan Tanah dan bangunan dalam pengembangan

Biaya pengembangan proyek real estat :

1). Biaya pra-perolehan tanah :

Pembukuan Perusahaan dan Entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian; aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun / periode berjalan.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku adalah US$ 1,00 = Rp.12.440, dan US$ 1,00 = Rp.12.189.

Piutang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur dengan menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai. Penyisihan penurunan nilai piutang usaha dibentuk apabila ada bukti nyata bahwa Perusahaan tidak mampu menagih jumlah piutang sesuai dengan jangka waktu asal. Nilai tercatat dikurangi dengan satu akun penyisihan. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun cadangan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika piutang usaha dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun cadangan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Piutang lain-lain merupakan jumlah yang terhutang dari pihak ketiga atau pihak hubungan berelasi untuk transaksi selain penjualan atau penyerahan jasa usaha.

Persediaan tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam pengembangan/unit real estat disajikan di laporoan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net

Harga perolehan unit real estat meliputi seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan Aktivitas pengembangan real estat dan biaya proyek tidak langsung yang dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya pengembangan real estat yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan unit real estat sebagai berikut :

Mencakup biaya sebelum perolehan tanah atau sampai Perusahaan memperoleh izin perolehan tanah dari Pemerintah. Biaya pra-perolehan tanah meliputi biaya pengurusan izin, konsultasi hukum, studi kelayakan, gaji karyawan, analisis dampak lingkungan dan imbalan untuk ahli pertanahan.

Sebelum adopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) di tahun 2010, piutang usaha diakui pada nilai perolehan dan disajikan pada nilai estimasi kolektibilitas saldo piutang berdasarkan telaah manajemen terhadap status masing-masing saldo piutang pada akhir periode.

Efektif tanggal 1 Januari 2012 PPSAK No. 7, “ Pencabutan PSAK No. 44 "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat" dalam Paragraf 47 – 48 dan 56 – 61” Pencabutan standar ini mengubah penyajian Laporan Posisi Keuangan Perusahaan dengan mengelompokkan aset menjadi aset lancar dan aset tidak lancar, serta liabilitas menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengenai Penyajian Laporan Keuangan konsolidasian.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas anak menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010),”Pengaruh perubahan kurs Valuta asing”.Penerapan PSAK No. 10 (Revisi 2010) ini tidak memberikan pengaruh pada yang signifikan pelaporan keuangan

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

g. Persediaan dan Tanah dan bangunan dalam pengembangan (lanjutan) 2). Biaya perolehan tanah :

3)..Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek :

4). Biaya yang dapat diatribusikan pada Aktivitas pengembangan real estat :

5). Biaya pinjaman

h. Tanah yang belum Dikembangkan

Biaya pra-perolehan tanah

Biaya perolehan tanah

Biaya perolehan tanah mencakup biaya pembelian area tanah, termasuk semua biaya yang secara langsung mengakibatkan tanah tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Biaya perolehan tanah meliputi biaya perolehan, biaya gambar topografi, master plan, pengurusan dokumen, bea balik nama, komisi perantara, imbalan jasa profesional dan

Biaya perolehan tanah mencakup biaya pembelian area tanah, termasuk semua biaya yang secara langsung mengakibatkan tanah tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Biaya perolehan tanah meliputi biaya perolehan, biaya gambar topografi, master plan, pengurusan dokumen, bea balik-nama, komisi perantara, imbalan jasa profesional dan pematangan Akumulasi biaya ke proyek pengembangan tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan penyisihan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke Laba rugi tahun berjalan.

Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial.

Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya diRevisi, dan direalokasi.

Persediaan tanah yang belum dikembangkan disajikan di laporoan posisi keuangan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).

Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari "biaya pra-perolehan" dan "biaya perolehan tanah". Harga perolehan tanah yang belum dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dalam pengembangan pada saat pengembangan tanah

Mencakup biaya sebelum perolehan tanah atau sampai Perusahaan memperoleh izin perolehan tanah dari Pemerintah. Biaya pra- perolehan tanah meliputi biaya pengurusan izin, konsultasi hukum, gaji karyawan, studi kelayakan, analisis dampak lingkungan dan imbalan untuk ahli pertanahan.

Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, asuransi, perancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan proyek, overhead konstruksi, pembangunan infrastruktur umum, jasa profesional dan biaya pinjaman.

Harga perolehan persediaan untuk bangunan gudang dan rumah toko / kantor (Ruko / Rukan) dalam pelaksanaan termasuk seluruh biaya konstruksi diluar nilai tanah.

Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, gaji pekerja lapangan, bahan bangunan, penyusutan sarana dan peralatan proyek, penyewaan sarana dan peralatan proyek, perancangan dan bantuan teknis, jasa profesional, pengikatan jual beli dan pengurusan perjanjian jual beli.

Biaya yang telah dikapitalisasi keproyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat berdasarkan luas areal atau metode lain yang sesuai dengan kondisi proyek pengembangan real estat. Alokasi biaya yang telah dilakukan atas unit real estat harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Alokasi harga perolehan tanah yang akan dikapitalisasi ke proyek pengembangan berdasarkan metode rata-rata.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i. Biaya Dibayar Dimuka

j. Investasi penyertaan

Penyertaan pada Entitas asosiasi

Penyertaan pada Perusahaan asosiasi

k. Aset tetap dan Penyusutannya

Efektif 1 Januari 2012 Perusahaan menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2011) tentang "Aset Tetap" Penerapan PSAK 16 ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya.

Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang telah dibayar namun pembebanannya baru akan dilakukan pada periode yang akan datang pada saat manfaat diterima, biaya diamortisasi berdasarkan taksiran masa manfaat dari masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) .

investasi saham dimana Perusahaan dan/atau Entitas Anak mempunyai kepemilikan saham sebesar 20% sampai dengan 50%

dicatat berdasarkan metode ekuitas. Dengan metode ini, investasi dicatat pada biaya perolehan, disesuaikan dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih dari Perusahaan penerima investasi sejak tanggal perolehan, dikurangi deviden yang investasi kelompok Perusahaan pada Entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metote ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana kelompok Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, dimana jumlah tercatat investasi tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian Perusahaan atas laba atau rugi, dan penerimaan deviden dari entitas asosiasi sejak tanggal Laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi kelompok Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini jika dapat dipakai dalam Laporan keuangan konsolidasian Induk dan konsolidasian perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasikan sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan Entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan dalam Entitas anak / asosiasi dalam laporan keuangan konsolidasian.

Setelah menerapkan metode ekuitas, Kelompok Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Kelompok Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang mengintifikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi megalami punurunan nilai. Dalam hal ini nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan dan nilai tercatatnyadan mengakuinya dalam laporan laba-

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi tersebut diakui ke dalam jumlah tercatat (”carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Dan jika nilai perolehan aset setara dengan nilai tunainya dan pembayaran untuk perolehan tersebut ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal maka perbedaan antara nilai tunai dengan jumlah pembayarannya diakui sebagai beban bunga selama periode kredit.

Efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Kelompok usaha menerapkan PSAK No.15 (Revisi 2009) "investasi pada entitas assosiasi", PSAK Revisi ini secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas anak / asosiasi dalam hal penentuan pengatuh signifikan, metote akuntansi yang harus diterapkan, penentuan nilai investasi dan Laporan keuangan

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Aset tetap dan Penyusutannya (lanjutan)

Jenis Aset Tetap Estimasi Masa Manfaat % Penyusutan

Bangunan 20 dan 10 tahun 5% - 10%

Bangunan dan sarana Water Treatment Plan (WTP) 20 tahun 5%

Instalasi Pipa air WTP 10 tahun 10%

Perabot dan peralatan kantor 2 - 4 tahun 25% - 50%

Peralatan proyek 2 - 4 tahun 25% - 50%

Kendaraan 4 - 8 tahun 12,50% - 25%

Alat-alat berat 4 - 8 tahun 12,50% - 25%

l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Aset tetap dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Semua biaya, termasuk biaya pinjaman, yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aset tersebut dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap dalam penyelesaian. Akumulasi biaya perolehan yang akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan atau siap digunakan dan disusutkan sejak beroperasi.

Jumlah tercatat aset tetap konsolidasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba rugi konsolidasi yang timbul dari penghentian aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount), maka nilai tercatat tersebut akan diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang diRevisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam Iaporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan daIam jumlah material dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan Iaba (rugi) komprehensif pada tahun / periode yang bersangkutan.

Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi kelompokan Perusahaan karena berbagai sebab, nilai tercatatnya (carrying amount) dikurangkan sebagai akumulasi penyusutannya sebesar 20% per tahun dan dibebankan dalam perhitungan laporan laba- rugi komprehensif. Pembebanan tidak dilakukan sekaligus pada tahun yang bersangkutan mengingat materialitas dan tidak dimungkinkan lagi adanya penerimaan kembali arus kas (recoverable amount) dari aset tersebut.

Bangunan BOT (pola bangun kelola serah - Build Operate and Transfer) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membangun diatas tanah milik pihak ketiga dan Perusahaan memperoleh hak pengelolaan (konsesi) atas aset tersebut untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Aset tersebut disusutkan secara sistematis sepanjang masa hak pengelolaan (konsesi) (Catatan 2u).

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

Semua aset tetap konsolidasian kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) , berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut :

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

1) Pendapatan dari penjualan kapling tanah tanpa bangunan, syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari:

• Harga jual akan tertagih;

• Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;

2)

• Proses penjualan telah selesai;

• Harga jual akan tertagih;

1)

2) Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui 3)

Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian Aktivitas pengembangan adalah berdasarkan persentase Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan, Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan yang diakui sebagai beban dalam laporan Laba rugi komprehensif konsolidasian.

Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak Iagi berLiabilitas secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi seluruh kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh (full accrual method) , pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode uang muka sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan dengan metode akrual penuh (full accrual method) , pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit, dengan prosedur pengakuan sebagai

Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka.

Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau liabilitas tersebut telah dialihkan kepada pelanggan.

Manajemen berkeyakinan tidak terdapat indikasi suatu aset, mengalami penurunan nilai, sehingga Perusahaan tidak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan dari aset. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pelaporan keuangan.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, PPSAK No. 7, “ Pencabutan PSAK No. 44 "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat";

Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method).

Pendapatan dari penjualan real estat diakui secara penuh bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi :

Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;

Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk membangun kapling tanah yang dijual seperti Liabilitas untuk mematangkan kapling tanah atau liabilitas untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi liabilitas penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan perundang-

Pendapatan dari penjualan bangunan rumah hunian, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan) dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari:

Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

Hanya kapling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kapling tanah tersebut.

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Pendapatan Jasa pemeliharaan lingkungan kawasan

Pendapatan Sewa

Pengakuan Beban

Beban diakui pada saat terjadinya atau pengakuan beban secara akrual (accrual method) sesuai saat pengakuan tansaksi penjualan.

n. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final :

Pajak Penghasilan Non-Final

Pendapatan yang diakui dan telah dikenakan Pajak penghasilan final, beban pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui selama periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang dibayar / terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada penghitungan laba-rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan, diakui sebagai pajak dibayar di muka atau utang pajak. Jika penghasilan telah dikenakan pajak penghasilan final perbedaan antara nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Pendapatan atas jasa dan pemeliharaan lingkungan kawasan (maintanance fee) diakui pada saat jasa diberikan sejak penempatan kawasan dan telah diserah terimakan kepada pembeli / tenant , dan pengakuan atas pendapatan ini diakui setiap bulannya dalam laporan laba-rugi komprehensif. Semua beban atas pemeliharaan lingkungan kawasan diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan yang ditanguhkan dicatat pada laporan posisi keuangan dan pendapatan sewa secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku diperhitungkan dalam laporan laba-rugi komprehensif dan diamortisasikan dengan metode garis lurus (straight line methot) selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Pada tahun 2009, Perusahaan telah menghitung pajak penghasilan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 243/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. Berdasarkan peraturan ini, penghasilan atas transaksi penjualan atau pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang diterima atau diperoleh wajib pajak mulai tanggal 1 Januari 2009 akan dikenakan pajak final berdasarkan Undang- undang Pajak Penghasilan yang berlaku.

Beban pokok penjualan kapling / lahan siap bangun ditentukan berdasarkan taksiran biaya perolehan tanah ditambah taksiran beban lain untuk pengembangan dan pembangunan prasarana penunjang. Beban pokok penjualan gudang, rumah toko atau rumah kantor, rumah hunian dan rumah gerai ditentukan berdasarkan seluruh biaya aktual pengerjaan / konstruksi yang terjadi dan taksiran biaya untuk menyelesaikan pengerjaan. Taksiran biaya untuk menyelesaikan pengerjaan disajikan dalam “Beban yang masih harus dibayar” yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Perbedaan antara jumlah taksiran biaya dengan biaya aktual pengerjaan atau pengembangan dibebankan pada “Beban Pokok Penjualan” periode berjalan.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No.46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”, yang mengharuskan Kelompok Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak masa depan atas pemulihan (penyelesaian) di masa depan dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam tahun berjalan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.

Penerapan PSAK No.46 (Revisi 2010) tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) n. Pajak Penghasilan (lanjutan)

o. Liabilitas Imbalan Kerja

Program Pensiun

Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap.

Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah Projected Unit Credit (PUC) Method.

Program Imbalan Kerja

Akumulasi keuntungan (kerugian) aktuaria lebih dari 10% dari nilai sekarang Liabilitas manfaat pasti diamortisasi selama sisa masa kerja, namun keuntungan (kerugian) aktuaria dari Liabilitas pegawai yang masih aktif bekerja setelah usia pensiun akan diakui langsung karena Liabilitas sudah terjadi.

Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2010), beban manfaat kesejahteraan karyawan diakui langsung, kecuali keuntungan (kerugian) aktuaria dan biaya jasa lalu (non-vested).

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuaria dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi secara sistematis dengan menggunakan metode anuitas pasti selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.

Sesuai dengan kesepakatan kerja bersama, Perusahaan juga akan membayar uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 sejak tahun 2003, sehingga Perusahaan dan Entitas Anak membukukan Liabilitas atas program imbalan pasca kerja.

Sesuai dengan PSAK No.24 (Revisi 2010) mengenai Imbalan Kerja, Liabilitas atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode PUC. Penerapan pernyataan tersebut telah menyebabkan perubahan dalam kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak sehubungan dengan Koreksi terhadap Liabilitas perpajakan dicatat pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perseroan dan entitas anak mengajukan banding, apabila: (1) pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidak pastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap Liabilitas perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau (2) pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus Perseroan dan entitas anak yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding Perseroan secara signifikan tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan Liabilitas perpajakan berdasarkan ketetapan pajak diakui.

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Revisi SAK ini antara lain memberbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuarial yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntunga/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Karena Perusahaan tidak memilih metode ini dan tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian dengan menggunakan metode koridor seperti diuraikan di bawah ini, maka penerapan awal PSAK No. 24 (Revisi 2010) ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan selain tambahan pengungkapan.

Beban pajak penghasilan kini dihitung berdasarkan taksiran Laba kena pajak periode berjalan. Aset dan Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan Liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya pada setiap periode pelaporan dengan menggunakan metode liabilitas. Manfaat pajak masa datang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui selama besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan. Efek pajak untuk periode berjalan dialokasikan pada operasional, kecuali untuk efek pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan pada ekuitas.

(24)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

p. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Hubungan Berelasi

1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: ; i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor ;

ii. Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor ;

iii. atau personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal sebagai berikut : i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama ;

ii.

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama ;

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga ; v.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a) vii

.

q. Laba Bersih per Saham

Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya) ;

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

Laba bersih per saham(LPS) dasar dihitung dengan membagi total laba komprehensif diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar sepanjang periode pelaporan.

Laba bersih per saham(LPS) dilusian dihitung dengan membagi total laba komprehensif diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah sahambiasa yang beredar pada periode pelaporan, yang disesuaikan untuk mengasumsikan konversi efek berpotensi sahambiasa yang sifatnya dilutif.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK Revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dalam menyiapkan laporan keuangannya konsolidasian, yang terdiri dari :

Jumlah rata-rata tertimbang saham yang diperhitungkan untuk menghitung Laba per saham dasar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebanyak 1.429.915.525 saham, Rata-rata saham dilusian untuk periode yang sama masing-masing sebanyak 1.597.750.521 saham dan 1.554.011.283 saham.

Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, entitas sponsor juga terkait dengan entitas pelapor.

Orang yang diidentifikasi dalam butir (a), (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau anggota manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

(25)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) r. Aset, Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Aset Keuangan

1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi

2) Pinjaman yang diberikan dan piutang

PSAK No.55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan non keuangan. PSAK ini antara lain; menyediakan defenisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No.60 mensyaratkan pengungkapan signifikan instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Perusahaan terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi.

Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Berdasarkan klasifikasi tersebut pengukuran setelah pengukuran awal

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan untuk kelompok ini dinilai dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan Laba atau rugi diakui dalam laporan Laba rugi komprehensif konsolidasian. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kelompok ini.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan dalam kelompok ini dalam laporan posisi keuangan dinilai pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Kas dan setara kas, piutang dagang dan piutang lain- lain termasuk kelompok ini.

PSAK No.50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dan instumen keuangan dan mengindentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan dan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan dari prespektif penerbit dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas, pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, deviden, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan untuk instrumen tersebut.

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai salah satu dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual. Grup menetapkan klasifikasi aset keuangan setelah pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan melakukan evaluasi pada setiap akhir tahun keuangan.

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2010) "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan"

dan PSAK No.55 (Revisi 2011) "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran" dan PSAK No.60 "Instumen Keuangan;

(26)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

r. Aset, Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan)

3) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

i.

ii. investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan iii. investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

4) Aset keuangan tersedia untuk dijual

investasi saham diukur dengan metode biaya

investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi tahun berjalan. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi saham diukur dengan metode biaya.

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, Valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan aba rugi komprehensif konsolidasian.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana Laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

Aset keuangan dalam kelompok ini dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dinilai pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan kelompok ini.

investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain :

Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Gambar

Tabel Mortalita CSO1958 CSO1958

Referensi

Dokumen terkait

Kertas Kerja Aset Keuangan Atas Proyek Konsesi Kertas Kerja Pajak Dibayar Dimuka, Kertas Kerja Uang Muka Dibayar Dimuka Kertas Kerja Aset Tetap, dan Kertas Kerja Goodwill Kertas

Piutang Dalam Rangka Hubungan Khusus Uang muka Pembelian Aktiva.. Persediaan Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Jumlah

Perusahaan akan melaporkan uang muka penjualan setelah diselesaikannya perikatan jual beli (AJB) dan pelanggan telah menyelesaikan pembayaran kewajiban Pajak Pertambahan Nilai

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur

a. Jumlah Penerimaan Pembayaran PBB dari Wajib Pajak dan setoran uang hasil penerimaan Pembayaran PBB dari Wajib Pajak ke TP PBB dilampiri dengan DPH Lembar ke 1 dan

Aset lain-lain antara lain terdiri dari uang muka, biaya dibayar dimuka, bunga masih akan diterima, properti terbengkalai, agunan yang diambil alih, dan lain-lain. Agunan yang

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI : Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang

Atas pinjaman / hutang tersebut tidak dikenakan beban atas bunga, dan jangka waktu pembayaran / pengembalian pinjaman tidak ditentukan serta tidak ada jaminan atas hutang