PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk
DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 dan 1 Januari 2018, Serta
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2019 dan 2018
Beserta
DAFTAR ISI
Halaman Surat pernyataan direksi
Laporan auditor independen
Laporan posisi keuangan konsolidasian 1 - 3
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian 4 - 5
Laporan perubahan ekuitas konsolidasian 6 - 7
Laporan arus kas konsolidasian 8
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2019 dan 2018 dan 1 Januari 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018 *) 1 Januari 2018 *) ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank 2g,h,5,30,31 6.221.081.225 9.213.111.830 3.247.150.188
Piutang usaha 2h,6,30,31 Pihak ketiga 20.042.112.172 5.660.388.681 3.753.191.907 Pihak berelasi 2f,28 64.900.571 - -Piutang lain-lain 2h,7,30,31 Pihak ketiga 11.975.265 781.209.679 955.208.679 Pihak berelasi 2f,28 33.946.083.869 33.958.624.156 35.601.328.800 Persediaan 2i,8 75.084.743.644 58.156.671.036 78.508.037.190 Uang muka 9 6.554.482.696 20.139.975.365 -Biaya dibayar di muka 2j,10 3.978.928.699 54.480.464 96.699.031
Total Aset Lancar 145.904.308.141 127.964.461.211 122.161.615.795
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap - neto 2k,m,11 2.288.463.592 1.514.821.842 460.199.590 Properti investasi - neto 2l,m,12 14.444.568.067 14.323.352.103 -Uang muka pembelian tanah 2f,9,28 84.598.614.217 - -Total Aset Tidak Lancar 101.331.645.876 15.838.173.945 460.199.590
TOTAL ASET 247.235.954.017 143.802.635.156 122.621.815.385
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2019 dan 2018 dan 1 Januari 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018 *) 1 Januari 2018 *) LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha - pihak ketiga 2h,13,30,31 25.144.548.146 22.430.426.276 7.871.767.530 Utang lain-lain - pihak ketiga 2h,14,30,31 1.597.917.354 856.593.150 284.094.433 Utang pajak 2q,16a 3.884.830.964 482.739.278 340.142.530 Beban masih harus dibayar 2h,30,31 291.720.381 83.000.000 61.000.000 Uang muka dari pelanggan 2p,15 48.073.611.923 21.147.475.879 53.612.432.510
Pinjaman bank jangka panjang 2h
jatuh tempo dalam satu tahun 2n,17,30,31 17.935.000.000 11.900.000.000 7.032.552.876 Total Liabilitas Jangka Pendek 96.927.628.768 56.900.234.583 69.201.989.879
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Pinjaman bank jangka panjang setelah
dikurangi bagian jatuh tempo 2h
dalam satu tahun 2n,17,30,31 35.853.719.822 29.800.614.299 -Utang kepada pihak berelasi 2f,h,28,30,31 11.024.256.532 6.653.086.200 7.094.382.459 Liabilitas imbalan pasca kerja karyawan 2r,18 861.474.267 680.455.372 714.275.506 Total Liabilitas Jangka Panjang 47.739.450.621 37.134.155.871 7.808.657.965
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2019 dan 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018 *) 1 Januari 2018 *) EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp 20 per saham pada 31 Desember 2019 dan Rp 1.000.000 per saham
pada 31 Desember 2018 dan 2017 Modal dasar - 20.120.000.000 saham pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 20.000 lembar pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 Modal ditempatkan dan disetor
-5.030.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2019 dan 10.000 lembar pada tanggal
31 Desember 2018 dan 2017 19 100.600.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 Tambahan modal disetor 2e,4,20 (10.000.400.395) - -Proforma ekuitas dari transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali 2e - 29.385.763.681 32.254.976.322 Saldo laba (defisit) 21 11.522.986.964 10.217.111.881 3.174.675.511 Total ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas Induk 102.122.586.569 49.602.875.562 45.429.651.833 Proforma kepentingan nonpengendali
dari transaksi kombinasi bisnis
entitas sepengendali - 165.369.140 181.515.708 Kepentingan nonpengendali 2d,22 446.288.059 -
-Total Ekuitas 102.568.874.628 49.768.244.702 45.611.167.541
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 247.235.954.017 143.802.635.156 122.621.815.385
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2019 2018 *)
PENDAPATAN USAHA 2p,23 112.482.957.187 59.028.710.802
BEBAN POKOK PENJUALAN 2p,24 (88.505.118.358) (34.825.426.469)
LABA BRUTO 23.977.838.829 24.203.284.333
Beban keuangan 2p,26 (92.336.924) (2.728.272.045) Beban umum dan administrasi 2p,25 (7.902.034.980) (6.004.374.639) Beban penjualan dan pemasaran 2p,25 (5.617.417.078) (8.835.320.673) Pendapatan (beban) lain-lain neto 213.114.910 (1.249.915.820)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK FINAL
DAN PAJAK PENGHASILAN 10.579.164.757 5.385.401.156
BEBAN PAJAK FINAL 2q, 16b (2.812.073.929) (1.475.717.771)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN -
-LABA TAHUN BERJALAN SETELAH DAMPAK PENYESUAIAN PROFORMA DARI TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS
ENTITAS SEPENGENDALI 7.767.090.828 3.909.683.385
DAMPAK PENYESUAIAN PROFORMA DARI TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS
ENTITAS SEPENGENDALI (2.405.069.501) 2.906.547.657
LABA NETO TAHUN BERJALAN 5.362.021.327 6.816.231.042
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi:
Pengukuran kembali program imbalan pasti 18 58.539.098 247.393.776 Penghasilan komprehensif lain proforma
dari transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali (77.094.082) (21.188.448) Total Laba (Rugi) Komprehensif Lain (18.554.984) 226.205.328
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2019 2018 *)
Laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 5.324.755.862 6.816.231.042 Kepentingan non-pengendali 37.265.465
-Total 5.362.021.327 6.816.231.042
Laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 5.305.875.083 7.042.436.370 Kepentingan non-pengendali 37.591.260
-Total 5.343.466.343 7.042.436.370
LABA PER SAHAM DASAR 2u,27 2,12 13,63
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Proforma
Proforma Kepentingan
Ekuitas dari Non-pengendali
Transaksi dari Transaksi
Restrukturisasi Kombinasi
Tambahan Entitas Saldo Laba Bisnis Entitas Kepentingan
Modal Saham Modal Disetor Sepengendali (Defisit) Total Sepengendali Nonpengendali Total Ekuitas
Saldo 1 Januari 2018 (dilaporkan
sebelumnya) 10.000.000.000 - - 3.174.675.511 13.174.675.511 - - 13.174.675.511 Penyesuaian sehubungan dengan
transaksi kombinasi entitas
sepengendali (Catatan 4) - - 32.254.976.322 - 32.254.976.322 181.515.708 - 32.436.492.030
Saldo 1 Januari 2018 - disajikan
kembali 10.000.000.000 - 32.254.976.322 3.174.675.511 45.429.651.833 181.515.708 - 45.611.167.541
Rugi proforma dari transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali - - (2.890.282.518) - (2.890.282.518) (16.265.139) - (2.906.547.657) Penghasilan komprehensif lain
proforma dari transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali - - 21.069.877 - 21.069.877 118.571 - 21.188.448 Laba bersih periode berjalan - - - 6.816.231.042 6.816.231.042 - - 6.816.231.042 Penghasilan komprehensif lain - - - 226.205.328 226.205.328 - - 226.205.328
Saldo per 31 Desember 2018 10.000.000.000 - 29.385.763.681 10.217.111.881 49.602.875.562 165.369.140 - 49.768.244.702 Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Proforma
Proforma Kepentingan
Ekuitas dari Non-pengendali
Transaksi dari Transaksi
Restrukturisasi Kombinasi
Tambahan Entitas Saldo Laba Bisnis Entitas Kepentingan
Modal Saham Modal Disetor Sepengendali (Defisit) Total Sepengendali Nonpengendali Total Ekuitas
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
Saldo per 31 Desember 2018 10.000.000.000 - 29.385.763.681 10.217.111.881 49.602.875.562 165.369.140 - 49.768.244.702
Penambahan modal (Catatan 19) 86.600.000.000 - - - 86.600.000.000 - - 86.600.000.000 Dividen (Catatan 21) 4.000.000.000 - - (4.000.000.000) - - - -Laba proforma dari transaksi
kombinasi bisnis entitas
sepengendali - - 2.391.610.651 - 2.391.610.651 13.458.850 - 2.405.069.501 Penghasilan komprehensif lain
proforma dari transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali - - 76.662.661 - 76.662.661 431.421 - 77.094.082 Laba bersih periode berjalan - - - 5.324.755.862 5.324.755.862 - 37.265.465 5.362.021.327 Penghasilan komprehensif lain - - - (18.880.779) (18.880.779) - 325.795 (18.554.984) Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali (Catatan 4) - (10.000.400.395) - - (10.000.400.395) - 408.696.799 (9.591.703.596) Pembalikan proforma transaksi
kombinasi bisnis entitas
sepengendali - - (31.854.036.993) - (31.854.036.993) (179.259.411) - (32.033.296.404)
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2019 2018 *)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 124.962.469.169 24.656.557.397 Pembayaran kas kepada kontraktor (89.328.158.262) (35.338.468.326) Pembayaran kas kepada karyawan (2.728.736.035) (5.836.404.723) Pembayaran kas untuk operasi lainnya (9.018.826.079) (7.673.304.768) Pembayaran kas untuk pajak final (2.468.968.193) (1.383.770.661) Pembayaran kas untuk beban keuangan (39.231.401) (3.990.832.331) Arus Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi 21.378.549.199 (29.566.223.412)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaaan dari piutang lain-lain pihak berelasi 434.800.000 1.770.704.644 Kenaikan untuk piutang lain-lain pihak berelasi (34.252.883.869) (128.000.000) Perolehan aset tetap 11 (1.271.887.252) (337.284.754) Akuisisi entitas anak dari entitas sepengendali 1b,4 (7.794.375.844) -Uang muka pembelian tanah 9 (84.598.614.217) -Arus Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Investasi (127.482.961.182) 1.305.419.890
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Peneimaan dari setoran modal 19 80.997.000.000 -Penerimaan pinjaman bank jangka panjang 17 49.300.000.000 51.000.000.000 Pembayaran pinjaman bank jangka panjang 17 (37.158.788.954) (16.331.938.577) Penerimaan dari utang kepada pihak berelasi 9.974.170.332 1.050.000.000 Pembayaran utang kepada pihak berelasi - (1.491.296.259) Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 103.112.381.378 34.226.765.164
KENAIKAN NETO KAS DAN BANK (2.992.030.605) 5.965.961.642
KAS DAN BANK AWAL TAHUN 9.213.111.830 3.247.150.188
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 6.221.081.225 9.213.111.830
*) Disajikan Kembali (Catatan 4)
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Diamond Citra Propertindo Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 86 tanggal 29 Desember 2014 dari Dewi Kusumawati, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan tersebut telah memperoleh pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat keputusan AHU-0000274.AH.01.01.Tahun 2015 tanggal 6 Januari 2015. Pengumuman dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia beserta Tambahannya masih dalam proses pengurusan pencetakan ulang oleh Rosida Rajagukguk-Siregar, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta berdasarkan Surat Keterangan No. 44/Not-RRS/CN/PT/IX/2019 tanggal 2 September 2019 Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No 3 tanggal 1 Oktober 2019 dibuat dihadapan Christina Dwi Utami, S.H., M.Hum., M.Kn., Notaris di Jakarta Barat, yang mengesahkan perubahan nilai nominal saham menjadi Rp20 per saham dan menyetujui perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Tertutup menjadi Perusahaan Terbuka Akta ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0191147.AH.01.11 Tahun 2019 tanggal 10 Oktober 2019. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang perdagangan dan jasa, pembangunan, pengangkutan dan percetakan. Saat ini, kegiatan usaha utama Perusahaan adalah bergerak dalam bidang real estate.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jl. Palakali Raya, Kel. Kukusan, Kec. Beji, Depok, Jawa Barat. Perusahaan beroperasi secara komersial pada bulan Januari 2015.
PT Karya Permata Inovasi Indonesia adalah entitas induk Perusahaan dan pemegang saham pengendali Perusahaan.
b. Struktur Entitas Anak
Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada entitas anak sebagai berikut:
Mulai Kegiatan Operasional
Nama Entitas Domisili Usaha 2019 2018 Komersial 2019 2018 Kepemilikan langsung
Entitas anak
PT Arba Propertindo (AP) Jakarta Pengembang 99,44% 0,56% 2018 178.464.610.389 49.428.169.056 properti
Total Aset Sebelum Eliminasi Persentase Kepemilikan
Akuisisi Entitas Anak
Berdasarkan Akta Notaris No. 110 dari Rosida Rajagukguk-Siregar, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta tanggal 22 Juli 2019, Perusahaan melakukan akuisisi saham AP melalui setoran saham atas peningkatan modal dasar dan disetorkan AP sebanyak 410.000 lembar saham atau setara Rp41.000.000.000. Dalam Akta Notaris yang sama, diputuskan juga pengalihan saham AP dari KPII ke Perusahaan yang dibeli berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 111 dari Rosida Rajagukguk-Siregar, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta tanggal 22 Juli 2019 sebanyak 376.669 lembar saham atau setara Rp37.669.000.000 sehingga kepemilikan saham Perusahaan atas AP menjadi sebesar 786.669 lembar saham atau setara 99,44% dari modal disetorkan AP. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (Lanjutan)
Pembelian saham AP oleh Perusahaan dari KPII dilakukan dengan nilai transaksi sebesar Rp41.625.000.000. Cara pembayaran atas pembelian saham tersebut adalah dengan set-off piutang PT KPII kepada Perusahaan sebesar Rp33.830.624.156 dan sisanya sebesar Rp7.794.375.844 dengan penyerahan kas.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Sekretaris Perusahaan, Komite Audit, dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Anisah Anisah
Komisaris : Tjandra Tjokrodiponto Tjandra Tjokrodiponto
Komisaris Independen : Iwan Gunarwan Baroto
-Direksi
Direktur Utama : Adam Adam
Direktur : Bayu Setiawan Bayu Setiawan
Direktur : Kasimun Kasimun
Susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Ketua : Iwan Gunarwan Baroto
-Anggota : Ermida Lindra, S.E
-Anggota : Lucky Kurniati
-Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2019 adalah Muhammad Reza.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Perusahaan dan entitas anak (secara bersama-sama selanjutnya disebut sebagai “Grup”) mempekerjakan masing-masing 26 dan 13 karyawan tetap (Tidak diaudit).
d. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian ini telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi Perusahaan, selaku pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan dan penyelesaian laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 27 Mei 2020.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator Pasar Modal.
b. Dasar Pengukuran dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung di mana penerimaan dan pengeluaran kas dan bank diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya, kecuali untuk penerapan beberapa PSAK amendemen dan penyesuaian yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2019 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini.
Mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah yang juga merupakan mata uang fungsional Grup.
c. Penerapan Amandemen dan Penyesuaian PSAK, PSAK dan ISAK Baru
Grup telah menerapkan beberapa amendemen dan penyesuaian PSAK dan ISAK baru, yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2019. Perubahan kebijakan akuntansi Grup telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi. Penerapan atas amendemen dan penyesuaian PSAK dan ISAK baru berikut, tidak menimbulkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi dan efek atas jumlah yang dilaporkan pada tahun berjalan atau tahun sebelumnya.
• Amandemen PSAK 2, ”Laporan Arus Kas - Prakarsa Pengungkapan”
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, dampak dari standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian tidak dapat diketahui atau diestimasi oleh manajemen.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Dasar Konsolidasian
Grup menerapkan PSAK No. 65 , “Laporan Keuangan Konsolidasian”. Entitas Anak adalah seluruh entitas di mana Grup memiliki pengendalian. Grup mengendalikan investee ketika (a) memiliki kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. Grup menilai kembali apakah Grup mengendalikan investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian.
Konsolidasi atas Entitas Anak dimulai sejak tanggal Grup memperoleh pengendalian atas Entitas Anak dan berakhir ketika Grup kehilangan pengendalian atas Entitas Anak. Aset, liabilitas, penghasilan dan beban Entitas Anak dimasukkan atau dilepaskan selama periode berjalan dalam laba rugi dari tanggal diperolehnya pengendalian sampai dengan tanggal ketika Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak.
Laba rugi dan setiap komponen dari penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dan kepentingan nonpengendali, meskipun hal tersebut mengakibatkan kepentingan nonpengendali memiliki saldo defisit. Jika diperlukan, dilakukan penyesuaian atas laporan keuangan entitas anak guna memastikan keseragaman dengan kebijakan akuntansi Grup. Mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, penghasilan, beban, dan arus kas yang terkait dengan transaksi antar entitas Grup dalam proses konsolidasi.
Perubahan dalam bagian kepemilikan atas entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak dicatat sebagai transaksi ekuitas. Setiap perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang dibayar atau diterima diakui secara langsung di ekuitas dan mengatribusikannya kepada pemilik Entitas Induk. Jika Grup kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi dan dihitung sebagai selisih antara (i) jumlah nilai wajar pembayaran yang diterima dan nilai wajar sisa investasi dan (ii) Jumlah tercatat aset, termasuk goodwill, dan liabilitas Entitas Anak dan setiap kepentingan nonpengendali sebelumnya. Seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain terkait dengan Entitas Anak tersebut dicatat dengan dasar yang sama yang disyaratkan jika Entitas Induk telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Ini berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain akan direklasifikasi ke laba rugi atau dialihkan ke kategori lain di ekuitas sebagaimana dipersyaratkan oleh standar terkait. e. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Sesuai dengan PSAK No. 38, “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang berlaku efektif untuk tahun keuangan yang dimulai 1 Januari 2013, hanya transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali akan diperhitungkan oleh PSAK No. 38. Pelaporan harus menentukan apakah substansi transaksi benar-benar kombinasi bisnis entitas sepengendali.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Aset dan liabilitas dari Perusahaan yang diakuisisi tidak disajikan kembali berdasarkan nilai wajar, melainkan Perusahaan yang mengakuisisi terus menganggap jumlah tercatat diakuisisi aset dan liabilitas ini menggunakan metode penyatuan kepemilikan harus diterapkan dimulai dari awal jika dalam periode pelaporan atas kedua entitas (akuisisi dan pengakuisisi) adalah entitas sepengendali. Selisih antara harga pengalihan yang dibayar adalah jumlah tercatat aset bersih yang diperoleh akan disajikan sebagai bagian dari pengakuisisi Tambahan Modal Disetor dalam ekuitas.
Saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” akan direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada tambahan modal disetor pada awal penerapan standar ini dan tidak boleh direklasifikan dari saldo ekuitas ke laba rugi di masa depan.
Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan. Aset atau liabilitas yang dialihkan dicatat pada nilai buku sebagai kombinasi bisnis dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of interest).
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan konsolidasian untuk periode di mana terjadi restrukturisasi dan untuk periode lain yang disajikan untuk tujuan perbandingan. Disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal periode laporan keuangan yang disajikan. Selisih antara jumlah tercatat investasi pada tanggal efektif dan harga pengalihan diakui dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
f. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Grup menerapkan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak- Pihak Berelasi”. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:
(1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
(a) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor. (b) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
(c) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. (2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
(a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
(b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
(d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(e) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(f) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(g) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(h) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan pasca-kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
(i) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1).
(j) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1) (a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan 28 atas laporan keuangan konsolidasian.
g. Kas dan Bank
Kas dan bank terdiri dari kas dan bank yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
h. Instrumen Keuangan
Grup menerapkan PSAK No. 50, “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Aset Keuangan
Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain.
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dilaporkan sebagai “Pendapatan Keuangan”.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui didalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan”.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha - pihak ketiga, utang lain-lain - pihak ketiga, beban masih harus dibayar, pinjaman bank jangka panjang dan utang kepada pihak berelasi.
Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan amortisasi diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu liabilitas keuangan yang diperoleh, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila liabilitas keuangan yang diperoleh tidak diakui. Beban atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dibebankan dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan‘.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat ditukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:
a. Harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1);
b. Input selain harga kuotasi yang termasuk di dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivasi dari harga) (tingkat 2); dan
c. Input untuk aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan penetapannya pada basis tingkatan input paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Grup untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup: a. Penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis; dan b. Teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen
keuangan lainnya. Penghentian Pengakuan
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Grup mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Grup secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Grup diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Dalam transaksi di mana Grup secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Grup menghentikan pengakuan aset tersebut jika Grup tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Grup tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Grup dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
Saling Hapus Antar Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara bersih atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Penghasilan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Penurunan Nilai Aset Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Grup memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Ketika piutang usaha dan piutang lain-lain tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang usaha dan piutang lain-lain yang tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
i. Persediaan
Group menerapkan PSAK No. 14, “Persediaan”. Persediaan terdiri dari bangunan apartemen dan kios yang siap dijual, tanah yang sedang dikembangkan dan bangunan dalam penyelesaian, dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih.
Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah untuk pengembangan, biaya pengembangan langsung dan tidak langsung terkait kegiatan pengembangan apartemen serta biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke persediaan pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan. Seluruh biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dapat dijual lainnya, dialokasikan kepada luas area yang dapat dijual.
Biaya perolehan bangunan dalam penyelesaian meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan apartemen dan biaya pinjaman. Biaya yang dikapitalisasi pada bangunan dalam penyelesaian dialokasikan untuk setiap unit apartemen menggunakan metode area yang dapat dijual. Biaya perolehan bangunan dalam penyelesaian dipindahkan ke bangunan tersedia untuk dijual pada saat pembangunan telah selesai.
Untuk proyek properti komersial, pada saat selesainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, harga perolehan akan tetap disajikan sebagai bagian dari persediaan atau direklasifikasi ke aset tetap atau properti investasi, mana yang lebih sesuai.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan yang terjadi atas proyek yang sudah selesai dan secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya dibebankan ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada saat terjadinya.
Pengkajian atas estimasi biaya dilakukan pada setiap akhir tahun pelaporan sampai proyek selesai secara substansial, jika terjadi perubahan atas rencana pemanfaatan dan penggunaan, Perusahaan akan melakukan revisi dan realokasi biaya.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Beban yang tidak berhubungan dengan proyek apartemen dibebankan ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada saat terjadinya.
Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan, jika material, dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya untuk melaksanakan penjualan.
j. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat setiap biaya, dengan menggunakan metode garis lurus.
k. Aset Tetap
Grup menerapkan PSAK No. 16, “Aset Tetap”. Grup menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan kantor 20
Peralatan kantor 4
Sarana dan prasarana 4
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah bersih hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut), dan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Aset dalam pembangunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
l. Properti Investasi
Grup menerapkan PSAK No. 13, “Properti Investasi”. Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas; dan biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan, meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung (biaya jasa hukum, pajak pengalihan properti dan biaya transaksi lain). Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut.
Setelah pengakuan awal, Grup memilih menggunakan model biaya dan mengukur properti investasi sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Hak atas tanah tidak disusutkan dan disajikan sebesar biaya perolehan. Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis (20 tahun).
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan dikapitalisasi.
Pengalihan ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik dan dimulainya sewa operasi kepada pihak lain.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Pengalihan dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik dan dimulainya pengembangan untuk dijual. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan ditentukan dari selisih antara hasil bersih pelepasan dan jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan.
Grup menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Grup membuat estimasi nilai terpulihkan aset.
Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain.
m. Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan
Grup menerapkan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat.
Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan sebagaimana apabila terdapat segala indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dibalikkan nilainya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset meningkat pada jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, penyusutan bersih, tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya. Pembalikan nilai tersebut diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
n. Pinjaman
Pinjaman merupakan dana yang diterima dari bank atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2h untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
o. Sewa
Grup menerapkan PSAK No. 30, “Sewa”. Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa jika Grup menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama periode tertentu sebagai imbalan atas pembayaran atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut.
Sewa operasi sebagai Lessor
Sewa dimana Grup tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Grup menerapkan PSAK No. 34, “Kontrak Konstruksi” dan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” dalam pengakuan pendapatan dan biaya atas pendapatan. Perusahaan juga menerapkan PSAK No. 23, “Pendapatan” untuk pengakuan pendapatan di luar transaksi pengembangan real estat.
Pendapatan dari penjualan unit bangunan apartemen yang belum selesai pembangunannya diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi;
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan harga tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan
Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
Jika ada salah satu kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pembayaran uang yang diterima dari pembeli diakui sebagai uang muka dari pelanggan dan dicatat dengan metode deposit sampai seluruh kriteria terpenuhi.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan estimasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan proyek apartemen tersebut.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Beban yang berhubungan dengan pendapatan yang menggunakan metode persentase penyelesaian diakui sesuai dengan tingkat persentase penyelesaian apartemen pada setiap akhir tahun.
Beban selain yang berhubungan dengan pendapatan yang menggunakan metode persentase penyelesaian, diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
Apabila suatu proyek tertentu diperkirakan akan rugi, penyisihan dibuat untuk jumlah kerugian tersebut. Revisi terhadap estimasi biaya atau pendapatan, jika ada, yang pada umumnya, dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan apartemen, dialokasikan kepada proyek yang sedang berjalan dan proyek masa mendatang. Penyesuaian yang berasal dari penyesuaian tahun berjalan dan penyesuaian tahun sebelumnya harus diakui pada laba rugi tahun berjalan, sedangkan penyesuaian yang berkaitan dengan tahun mendatang harus dialokasi selama sisa tahun pengembangan.
q. Perpajakan Pajak Final
Peraturan perpajakan di Indonesia mengatur beberapa jenis penghasilan dikenakan pajak yang bersifat final. Pajak final yang dikenakan atas nilai bruto transaksi tetap dikenakan walaupun atas transaksi tersebut pelaku transaksi mengalami kerugian.
Mengacu pada PSAK 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan, Grup menggunakan konsep akrual dalam mengakui beban, aset dan kewajiban perpajakan sehingga setiap penghasilan menurut akuntansi harus diperhitungkan dampak pajak yang harus dibayar pada masa mendatang atau telah dibayar pada masa sekarang. Pajak final tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK 46, oleh karena itu, Grup memutuskan untuk menyajikan beban pajak final sehubungan dengan penjualan tanah dan bangunan sebagai pos tersendiri.
Untuk kegiatan usaha pembangunan dan penjualan apartemen maka selisih nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak final dengan dasar pengenaan pajaknya, tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Selisih antara jumlah pajak final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak pada perhitungan pada laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau utang pajak.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) Pajak Kini
Untuk kegiatan lainnya, apabila ada, maka pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.
Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya surat ketetapan pajak atau, jika Grup mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut ditetapkan.
r. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Karyawan
Grup mengakui liabilitas imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 2 Maret 2003 (“UUK”) dan PSAK No. 24, “Imbalan Kerja”.
Liabilitas bersih Grup atas program imbalan pasti dihitung dari nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja karyawan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program, jika ada. Perhitungan liabilitas imbalan pasca kerja karyawan dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periode pelaporan.
Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasca kerja karyawan, meliputi a) keuntungan dan kerugian aktuarial, b) imbal hasil atas aset program, tidak termasuk bunga, dan c) setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk bunga, diakui di penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya.
Ketika program imbalan berubah atau terdapat kurtailmen atas program, bagian imbalan yang berubah terkait biaya jasa lalu, atau keuntungan atau kerugian kurtailmen, diakui di laba rugi pada saat terdapat perubahan atau kurtailmen atas program.
Grup menentukan (penghasilan) beban bunga bersih atas (aset) liabilitas imbalan pasca kerja bersih dengan menerapkan tingkat bunga diskonto pada awal periode pelaporan tahunan untuk mengukur liabilitas imbalan pasca kerja karyawan selama periode berjalan.
Grup mengakui keuntungan dan kerugian atas penyelesaian liabilitas imbalan pasca kerja karyawan pada saat penyelesaian terjadi. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian merupakan selisih antara nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja karyawan yang ditetapkan pada tanggal penyelesaian dengan harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dan setiap pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh Grup sehubungan dengan penyelesaian tersebut.
Grup mengakui (1) biaya jasa, yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan setiap keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, dan (2) penghasilan atau beban bunga neto di laba rugi pada saat terjadinya.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) s. Provisi
Grup menerapkan PSAK No.57, “Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi”.
Provisi diakui jika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisi ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dipulihkan.
t. Biaya Pinjaman
Group menerapkan PSAK No. 26, “Biaya Pinjaman”.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian, yaitu aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan atau dijual, ditambahkan pada biaya perolehan aset tersebut, sampai dengan saat selesainya aset secara substansial untuk digunakan atau dijual.
Penghasilan investasi diperoleh atas investasi sementara dari pinjaman yang secara spesifik belum digunakan untuk pengeluaran aset kualifikasian dikurangi dari biaya pinjaman yang dikapitalisasi Semua biaya pinjaman lainnya diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
u. Laba (Rugi) Per Saham
Laba per saham dasar dihitung, berdasarkan PSAK 56, dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
v. Informasi Segmen
Grup menerapkan PSAK No.5 , “Segmen Operasi”.
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang secara regular direviu oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional Grup untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir tahun pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam tahun pelaporan berikutnya.
a. Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbangan berikut, selain yang telah tercakup dalam estimasi, yang memiliki dampak signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 telah dipenuhi. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup dan entitas anaknya seperti diungkapkan pada Catatan 2h dan 30 atas laporan keuangan konsolidasian.
Pengakuan Pendapatan
Ketika kontrak untuk penjualan properti atas penyelesaian konstruksi dinilai berdasarkan kontrak konstruksi (mengacu pada kebijakan pengakuan pendapatan untuk penjualan properti yang belum selesai pembangunannya) (Catatan 23), pendapatan diakui dengan metode persentase penyelesaian, sesuai dengan tahapan konstruksi. Persentase penyelesaian dibuat berdasarkan tahapan penyelesaian proyek atau kontrak, ditentukan berdasarkan pembagian biaya-biaya kontrak yang dikeluarkan sampai dengan saat ini terhadap total estimasi biaya proyek atau kontrak.
Pengklasifikasian Properti
Grup menentukan apakah sebuah properti yang diperoleh diklasifikasikan sebagai properti yang digunakan sendiri, properti investasi atau properti persediaan:
Properti yang digunakan sendiri terdiri dari properti yang bertujuan untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau tujuan administratif.
Properti investasi terdiri dari tanah dan bangunan yang tidak bertujuan untuk digunakan oleh atau dalam kegiatan operasi Grup dan tidak untuk dijual dalam kegiatan bisnis Grup, tetapi digunakan untuk memperoleh pendapatan sewa dan peningkatan nilai.
Properti persediaan terdiri dari properti yang bertujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis Grup. Terutama, properti hunian yang dikembangkan oleh Grup dan digunakan untuk dijual sebelum atau pada saat penyelesaian konstruksi.
PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (Lanjutan) b. Sumber Estimasi Ketidakpastian
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada tolak ukur yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Umur manfaat aset tetap
Grup melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Jumlah tercatat bersih atas aset tetap Grup pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 diungkapkan dalam Catatan 11 atas laporan keuangan konsolidasian.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha
Apabila terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang usaha, Grup mengestimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang usaha yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini, Grup menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta-fakta terbaik yang tersedia dan situasi-situasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada, lama hubungan Grup dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui, untuk mengakui pencadangan spesifik untuk pelanggan terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menurunkan piutang Grup ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Pencadangan secara spesifik ini ditelaah dan disesuaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima yang mempengaruhi jumlah yang diestimasikan. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai piutang usaha dan piutang usaha dapat tertagih seluruhnya sehingga manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6.
Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan
Grup menelaah jumlah tercatat aset nonkeuangan pada setiap akhir tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, maka jumlah terpulihkan atau nilai pakai diestimasi.
Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan