• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT GADING DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT GADING DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

SERTA UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

(2)

30 SEPTEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian...……….... 1 - 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian……… 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian...….……… 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian………..……….. 5

(3)
(4)

2013 2012

Catatan (Tidak Diaudit) (Diaudit)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2,4,25 55.799.284.934 63.989.827.098 Piutang usaha pihak ketiga 2,5,25 24.754.384.516 25.966.772.385 Piutang lain-lain - pihak ketiga 2,25 97.701.355 26.268.230

Aset real estat 2,6 375.119.745.071 396.656.843.319

Pajak pertambahan nilai dibayar dimuka 2 2.939.083.804 3.030.138.532 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 2 4.417.266.594 3.801.089.320

Jumlah aset lancar 463.127.466.274 493.470.938.884

ASET TIDAK LANCAR

Tanah belum dikembangkan 2,7 726.497.019.375 736.865.019.375 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 1.357.401.603

tahun 2013 dan Rp 2.543.731.199 tahun 2012 2,8 45.547.791.662 3.153.259.726 Aset pajak tanguhan 2,23 40.743.371 25.632.749

Aset lain-lain 2,25 2.437.660.900 198.750.000

Jumlah aset tidak lancar 774.523.215.308 740.242.661.850

TOTAL ASET 1.237.650.681.582 1.233.713.600.734

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(5)

Catatan (Tidak Diaudit) (Diaudit)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha pihak ketiga 2,9,25 5.990.372.712 5.054.271.254 Utang lain-lain

Pihak berelasi 2,25,26 7.832.808.354 5.149.150.743 Pihak ketiga 2,25 924.047.066 244.372.500

Utang pajak 2,10 2.102.883.636 2.393.277.863

Utang bank dan lembaga keuangan lainnya 2,11,25 160.600.000.000 171.422.013.489 Uang muka penjualan 2,12 17.870.627.224 20.818.304.272 Liabilitas lain-lain 2 1.866.565.276 342.545.662

Jumlah liabilitas jangka pendek 197.187.304.269 205.423.935.783

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Imbalan pasca kerja 2,13 545.988.921 987.531.165

JUMLAH LIABILITAS 197.733.293.190 206.411.466.948

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 24.000.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh

-10.010.885.500 saham pada tanggal 30 September 2013

dan 10.005.000.000 saham tahun 2012 14,25 1.001.088.550.000 1.000.500.000.000 Tambahan modal disetor 15,25 29.427.500 -Selisih transaksi perubahan ekuitas nonpengendali 2,16 8.645.061.520 5.861.309.477 Saldo laba yang belum ditentukan

penggunaannya 29.925.150.948 14.373.866.481

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk 1.039.688.189.968 1.020.735.175.958 Kepentingan nonpengendali 2,17 229.198.424 6.566.957.828

Jumlah Ekuitas 1.039.917.388.392 1.027.302.133.786

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.237.650.681.582 1.233.713.600.734

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(6)

2013 2012

Catatan (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)

PENJUALAN BERSIH 2,18 74.173.854.710 65.097.241.516

BEBAN POKOK PENJUALAN 2,19 (46.348.000.838) (47.121.898.243)

LABA BRUTO 27.825.853.872 17.975.343.273

Beban penjualan 2,20 (809.599.842) (2.058.507.986)

Beban umum dan administrasi 2,21 (10.319.635.229) (6.804.898.641)

Beban keuangan 2,22 (1.634.459.355) (2.088.423.794)

Keuntungan (kerugian) lainnya 1.882.423.281 1.836.794.696

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN 16.944.582.728 8.860.307.548

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN

Pajak kini 2,23 (1.397.329.421) (1.363.772.644)

Pajak tangguhan 2,23 15.110.622 38.561.017

Jumlah Beban Pajak Penghasilan (1.382.218.799) (1.325.211.627)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 15.562.363.929 7.535.095.921

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -

-JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 15.562.363.929 7.535.095.921

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk 15.551.284.471 5.157.090.760

Kepentingan nonpengendali 2,17 11.079.458 2.378.005.161

Jumlah 15.562.363.929 7.535.095.921

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk 15.551.284.471 5.157.090.760

Kepentingan nonpengendali 2,17 11.079.458 2.378.005.161

Jumlah 15.562.363.929 7.535.095.921

LABA PER SAHAM DASAR

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA

(7)

Tambahan modal perubahan ekuitas belum ditentukan Kepentingan

Catatan Modal saham disetor nonpengendali penggunaannya Jumlah nonpengendali Jumlah ekuitas

Saldo per 1 Januari 2012 600.500.000.000 - 5.861.309.477 9.949.472.003 616.310.781.480 4.166.860.825 620.477.642.305 Setoran modal saham dari penawaran umum 400.000.000.000 - - - 400.000.000.000 - 400.000.000.000 Jumlah laba komprehensif periode berjalan - - - 5.157.090.760 5.157.090.760 2.378.005.161 7.535.095.921

Saldo per 30 September 2012 1.000.500.000.000 - 5.861.309.477 15.106.562.763 1.021.467.872.240 6.544.865.986 1.028.012.738.226

Saldo per 1 Januari 2013 1.000.500.000.000 - 5.861.309.477 14.373.866.481 1.020.735.175.958 6.566.957.828 1.027.302.133.786 Penambahan modal saham disetor 2,15 588.550.000 29.427.500 - - 617.977.500 - 617.977.500 Selisih transaksi perubahan

ekuitas nonpengendali - - 2.783.752.043 - 2.783.752.041 (6.348.838.862) (3.565.086.822) Jumlah laba komprehensif periode berjalan - - - 15.551.284.471 15.551.284.471 11.079.458 15.562.363.929

Saldo per 30 September 2013 1.001.088.550.000 29.427.500 8.645.061.520 29.925.150.952 1.039.688.189.969 229.198.424 1.039.917.388.392

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(8)

2013 2012

(Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Pendapatan dari pelanggan 72.438.565.531 53.164.020.689 Pembayaran kepada kontraktor (58.743.394.239) (118.844.036.557) Pendapatan lain-lain 916.678.786 1.836.794.696 Pembayaran kepada karyawan (5.836.399.013) (3.985.488.878) Kas bersih digunakan untuk operasi 8.775.451.065 (67.828.710.050) Pembayaran beban keuangan (16.506.161.473) (26.533.275.878) Pembayaran pajak (1.581.558.298) (1.450.072.939)

Arus Kas Digunakan Untuk Operasi (9.312.268.706) (95.812.058.867)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (2.778.337.842) (361.103.209) Penerimaan bunga deposito 965.744.495

-Arus Kas Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (1.812.593.347) (361.103.209)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari (pembayaran kepada) pihak berelasi (2.683.657.611) (119.936.736.286) Penerimaan setoran modal dari konversi waran 617.977.500 -Penerimaan setoran modal penawaran umum saham perdana - 400.000.000.000 Pembayaran utang bank dan lembaga keuangan lainnya - (202.654.081.870) Penerimaan utang bank dan lembaga keuangan lainnya 5.000.000.000 73.600.000.000

Arus Kas Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 2.934.319.889 151.009.181.844

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (8.190.542.164) 54.836.019.768

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 63.989.827.098 11.807.387.087

(9)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Gading Development Tbk (d/h PT Artha Asia Pratama) (“Perusahaan” atau Entitas Induk) didirikan

berdasarkan akta No.45 tanggal 18 Desember 2003 dari P. Sutrisno A.Tampubolon, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-10424 HT.01.01.TH.2004 tanggal 28 April 2004, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.79, TambahanNo. 9850 tanggal 1 Juni 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 140 tanggal 29 September 2012 dari Humberg Lie, S.H, S.E, M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam

database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia No. AHU-AH.01.10-09928 tanggal 18 Maret 2013.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang pembangunan, jasa, perdagangan dan industri. Pada saat ini kegiatan usaha yang dijalankan Perusahaan meliputi usaha distribusi bahan material serta melakukan investasi pada entitas anak.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2009.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta Selatan dengan kantor pusat saat ini beralamat di Bapindo Plaza, Citibank Tower Lt.21, Jl. Jend. Sudirman Kav.54-55, Jakarta 12190.

b. Entitas Induk Terakhir

PT Daya Makmur Abadi adalah entitas induk terakhir Perusahaan. c. Susunan Pengurus dan Karyawan

Jumlah karyawan tetap Perusahaan dan entitas anak (secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”) sebanyak 43 pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012.

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

30 September 2013 31 Desember 2012

Komisaris Utama : Henry Kembaren Ir. Adi Syahruzad

Komisaris : Eriko Susanto Ny. Anggraini Sukanto

Komisaris (independen) : Djeffry Sutanto

-Direktur Utama : Antonius Wahyu Djatmiko Henry Kembaren

Direktur : Gunawan Taslim Albertus Benny

Direktur : RM Cahyo Satriyo Prakoso Eriko Susanto

Perusahaan telah menetapkan Albertus Benny sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

(10)

1. UMUM (lanjutan)

d. Susunan Pengurus dan Karyawan

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan di Luar Rapat Perusahaan tanggal 21 Juni 2013, susunan Komite Audit Perusahaan sebagai berikut:

Ketua : Henry Kembaren

Anggota : Sandi Irawan

Anggota : Amry Aulia

Masa tugas anggota Komite Audit bersamaan dengan masa jabatan Dewan Komisaris.

Perusahaan telah membentuk dan menyusun Piagam Unit Audit Internal dan Unit Audit Internal pada tanggal 14 Maret 2012 sesuai dengan Peraturan No. IX.I.7, dimana Perusahaan diwajibkan untuk

membentuk Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) yang ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat

persetujuan Dewan Komisaris. Perusahaan juga telah menunjuk Merlin sebagai Kepala Satuan Audit Internal berdasarkan surat penunjukan tanggal 14 Maret 2012.

Perusahaan memberikan remunerasi kepada pengurus Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus.Jumlah remunerasi komisaris sebesar Rp. 428.868.000,- (31 Desember 2012: Rp 229.800.000,-) dan direksi sebesar Rp. 1.091.250.000,- (31 Desember 2012: Rp 479.960.000,-).

e. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 29 Juni 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-8146/BL/2012 untuk melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan disertai 2.000.000.000 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma, dimana setiap pemegang dua saham biasa berhak memperoleh satu Waran Seri I yang dapat dikonversi menjadi saham baru mulai tanggal 13 Januari 2013 sampai dengan 16 Juli 2015 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 105 per saham. Pada tanggal 11 Juli 2012, saham Perusahaan sebesar 10.005.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Agio saham yang timbul dari penawaran umum tersebut sebesar Rp 20.000.000.000 telah dikompensasikan seluruhnya dengan biaya emisi saham yang dikeluarkan Perusahaan.

(11)

1. UMUM (lanjutan)

f. Entitas Anak Yang Dikonsolidasi

Perusahaan memiliki saham entitas anak baik langsung maupun tidak langsung 50% atau lebih. Rincian entitas anak yang dikonsolidasi sebagai berikut:

Tahun Jenis Nama operasi

Lokasi usaha proyek komersial 2013 2012 31 Desember 2012

Pemilikan Langsung

PT Swakarsa Adimanunggal (SAM) Jakarta Investasi - 2009 99,99% 99,99% 995.540.128.278 1.026.487.010.974

PT Gading Selaras (GS) Jakarta Apartemen Gading Green Hill 2012 99,99% 99,99% 240.877.330.414 211.858.703.655

PT Gading Hotel dan Resort (GHR) Jakarta Investasi - Pra operasi 99,99% 99,99% 78.632.312.280 77.707.077.273

Pemilikan Tidak Langsung

PT Pondok Persada Jaya (PPJ) Jakarta Investasi - Pra operasi 99,98% 99,98% 235.791.936.388 234.664.229.804

PT Matari Kirana (MK) Jakarta Perumahan Botanical City Pra operasi 99,98% 99,98% 92.925.117.979 87.495.998.412

PT Nuansa Berdikari (NB) Jakarta Perumahan Botanical City Pra operasi 99,98% 99,98% 84.650.646.447 84.990.152.406

PT Graha Kirana Indonesia (GKI) Jakarta Hotel Zest Hotel Mulai dikembangkan 98,99% 98,99% 68.246.578.979 67.398.107.470 PT Permata Jaya Bersinar (PJB) Jakarta Perumahan Botanical City Pra operasi 99,98% 99,98% 58.807.086.964 62.714.114.986

PT Graha Bumi Mas Jaya (GBMJ) Jakarta Perumahan Senopati Estate 2012 99,60% 50% 45.908.225.358 41.829.560.059

PT Mitra Mentari Mulia (MMM) Jakarta Apartemen dan Rumah Toko

The Boutique 2007 99,98% 24.910.093.676 40.665.388.227

PT Sinar Indojaya Permai (SIP) Jakarta Perumahan Villa Permata Tambun 2009 - 50% - 34.887.096.298

Grand Regency 2009

Villa Permata Cikarang 2009

Sindang Panon Regency 2010

PT Gading Hill (GH) Jakarta - Green Land Pra operasi 99,98% 99,98% 24.984.449.998 25.000.000.000

PT Permata Gading (PG) Jakarta - D'Dome Pra operasi 99,98% 99,98% 19.976.650.535 19.998.019.874

PT Gading Mahardika (GM) Jakarta Hotel Zest Hotel Pra operasi 98,99% 98,99% 10.377.333.332 10.493.000.000

30 September 2013 Entitas anak sebelum eliminasi Jumlah aset Pemilikan Presentase

Berdasarkan akta No. 142 tanggal 28 Nopember 2012, Perusahaan menyetujui peningkatan modal dasar GHR yang semula sebesar Rp 100.000.000 menjadi sebesar Rp 100.000.000.000. Perusahaan juga menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor yang semula sebesar Rp 25.000.000 menjadi sebesar Rp 50.025.000.000. Peningkatan modal tersebut diambil bagian dan telah disetor seluruhnya oleh Perusahaan. Perubahan ini masih dalam proses persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Berdasarkan akta No. 144 tanggal 11 Juni 2013, SAM dan PT Berkat Benua Raya telah menandatangani perjanjian jual beli saham, dimana SAM membeli 124 lembar saham yang telah dikeluarkan oleh GBMJ dengan harga akuisisi sebesar Rp 124.000.000,- sehingga kepemilikan SAM menjadi sebesar 99,60%. Berdasarkan kesepakatan bersama pada tanggal 26 Juni 2013, SAM dan PT Pamulang Graha Central Mas telah menandatangani perjanjian jual beli saham, dimana SAM menjual 4.000 lembar saham (50%) yang telah dikeluarkan oleh SIP dengan harga jual sebesar Rp 4.000.000.000.

g. Tanggung Jawab Manajemen dan Persetujuan Laporan Keuangan Konsolidasian

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian Grup merupakan tanggung jawab manajemen dan telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 30 Oktober 2013.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan No.VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No.Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.KEP- 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, dan Surat Edaran No.SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat, yang telah dipertegas dengan Surat Edaran No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011.

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan SAK, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

 penerapan kebijakan akuntansi;

 jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada

tanggal laporan keuangan konsolidasian;

 jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama tahun pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Secara khusus, informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian dijelaskan dalam Catatan 3.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh Perusahaan.Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi perusahaan tersebut sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas perusahaan tersebut. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari 50% hak suara, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.

Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antar entitas di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak. Seluruh transaksi, saldo akun dan laba atau rugi yang belum direalisasi dari transaksi antar entitas telah dieliminasi. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika terdapat:

 kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;

 kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

 kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau

 kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan komisaris atau organ tersebut.

Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Nonpengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan/atau entitas anak:

 menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;  menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

 menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;  mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

 mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

 mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam komponen laba rugi;dan  mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif

lain ke komponen laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Transaksi dengan kepentingan nonpengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dialihkan dengan bagian relatif atas nilai tercatat aset bersih entitas anak yang diakuisisi dicatat di ekuitas. Laba atau rugi dari pelepasan kepada kepentingan nonpengendali juga dicatat di ekuitas.

d. Kombinasi Bisnis

Akuisisi entitas anak dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method).Biaya

kombinasi bisnis adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran periode. Semua perubahan selanjutnya dalam nilai wajar dari imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat. Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontijensi pihak yang diakuisisi yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis, diakui pada nilai wajar, kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu diukur dengan menggunakan standar yang relevan. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya dimana Perusahaan mengakuisisi kurang dari seluruh saham entitas anak, proporsi minoritas atas aset dan liabilitas dinyatakan sebesar jumlah tercatat sebelum akuisisinya. Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.

Periode pengukuran adalah periode dari tanggal akuisisi hingga tanggal Perusahaan memperoleh informasi lengkap tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan periode pengukuran maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk kepentingan nonpengendali atas aset bersih teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto entitas anak diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji nilai penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu nilai kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas dari Perusahaan dan/atau entitas yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke Unit Penghasil Kas tersebut.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Penjabaran Mata Uang Asing

Mata uang fungsional dan pelaporan

Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan setiap entitas dalam Grup diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Grup.

Transaksi dan saldo

Transaksi dalam mata uang selain mata uang Rupiah (mata uang asing) dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Dolar Amerika Serikat menggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan adalah kurs yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui di dalam laporan laba-rugi, kecuali jika ditangguhkan di dalam ekuitas sebagai lindung nilai arus kas dan lindung nilai investasi bersih yang memenuhi syarat.

Kurs yang digunakan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, masing-masing sebesar Rp 11.613 dan Rp 9.670 per Dolar Amerika Serikat (USD) 1.

f. Transaksi Pihak-Pihak Berelasi

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika:

1. Langsung atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan Grup; (ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;

2. Suatu pihak berelasi dengan Grup;

3. Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Grup sebagai venturer;

4. Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk;

5. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);

6. Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau

7. Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Transaksi Pihak-Pihak Berelasi (lanjutan)

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana kondisinya tidak sama jika transaksi tersebut dilakukan dengan pihak ketiga.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

g. Aset dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga,piutang lain-lain pihak ketiga dan aset lain-lain (rekening bank yang dibatasi penggunaannya).

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha pihak ketiha, utang lain-lain, utang bank dan lembaga keuangan lainnya dan liabilitas keuangan lainnya.

Klasifikasi

Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada saat pengakuan awal.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non - derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Grup tidak berniat untuk menjual segera atau dalam waktu dekat.

Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:

(1) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan.

(2) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Pengakuan

Grup pada awalnya mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontraktual instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang lazim diakui pada tanggal perdagangan dimana Grup memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif setelah pengakuan awal) ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan.Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut. pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.

Penghentian Pengakuan

Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;

b. Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau

c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memilikiseluruh risikodan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa.

Saling Hapus

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Pengukuran Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi

keuangan konsolidasian adalah berdasarkan harga kuotasi pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid

price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian.Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini, dan perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Grup menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

Suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih kejadian yang timbul setelah pengukuran awal dari suatu aset (suatu kejadian yang merugikan) dan kejadian kerugian tersebut telah mempengaruhi estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi dengan andal. Bukti mengenai penurunan nilai meliputi indikasi bahwa peminjam atau kelompok peminjam mengalami kesulitan keuangan secara signifikan, gagal dalam melakukan pembayaran bunga atau pokok, kemungkinan akan mengalami kebangkrutan atau reorganisasi keuangan lainnya dan terdapat hasil observasi data yang mengindikasikan terdapat penurunan nilai pada estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan kondisi ekonomi yang berhubungan dengan gagal bayar.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Persediaan Real Estat

Persediaan real estat terdiri dari tanah dalam proses pengembangan, unit bangunan siap dijual (rumah tinggal, rumah toko (ruko) dan apartemen) dan bangunan yang sedang dikonstruksi, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.

Biaya perolehan tanah dalam proses pengembangan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman. Tanah dalam proses pengembangan akan dipindahkan ke tanah dan unit bangunan yang siap dijual pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan dengan menggunakan metode luas areal.

Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan berdasarkan luas area yang dapat dijual.

Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman, serta dipindahkan ke bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual.

Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat adalah:

 biaya pra-perolehan tanah;

 biaya perolehan tanah;

 biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;

 biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan

 biaya pinjaman.

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya. Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek termasuk:

 biaya praperolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh;

 biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang

dijual atau dialihkan, sehubungan dengan penjualan unit.

Grup tetap melakukan akumulasi biaya ke proyek pengembangan walaupun realisasi pendapatan pada masa depan lebih rendah dari nilai tercatat proyek, atas perbedaan yang terjadi Grup melakukan penyisihan secara periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi berjalan.

Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode identifikasi khusus.

Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial, jika terjadi perubahan mendasar Grup akan melakukan revisi dan realokasi biaya.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Persediaan Real Estat (lanjutan)

Biaya pemeliharaan dan perbaikan yang terjadi atas proyek yang sudah selesai dan secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

i. Tanah Untuk Dikembangkan

Tanah untuk dikembangkan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.

Biaya perolehan tanah untuk dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah dan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pematangan tanah akan dimulai.

j. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Aset Tetap

Perusahaan menggunakan model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset

tetapnya.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan.Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi

itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying value”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi

kriteria pengakuan.Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:

Tahun Bangunan Peralatan pengangkutan 20 4 - 8 Peralatan kantor 4 Peralatan proyek 4 - 8

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan diriviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan)

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Jumlah tercatat aset tetap dikaji ulang untuk penurunan nilai apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat kemungkinan tidak dapat dipulihkan.Penurunan nilai aset, jika ada, diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

l. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

Pada tanggal 30 September 2013, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada penurunan nilai aset non-keuangan.

m. Imbalan Pasca Kerja

Grup memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Grup sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit.Akumulasi keuntungan dan

kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau

vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata

sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) Pendapatan dari penjualanpersediaan real estat

Pendapatan dari penjualan rumah tinggal, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah kavling

diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

 proses penjualan telah selesai;

 harga jual akan tertagih;

 tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

 penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Pendapatan dari penjualan unit bangunan apartemen dan bangunan sejenis lainnyayang telah selesai

proses pembangunannya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) sesuai dengan

kriteria yang tersebut di atas.

Pendapatan penjualan unit apartemen dalam penyelesaian diakui dengan metode persentase

penyelesaian (percentage-of-completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

 proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua

persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;

 jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan

jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan

 jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.

Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari pembeli diperlakukan sebagai uang muka dan dicatat dengan metode deposit sampai seluruh persyaratan tersebut dipenuhi.

Pengakuan pendapatan dari kavling tanah tanpa bangunan

Pendapatan penjualan kavling tanah tanpa bangunan, diakui dengan metode akrual penuh (full accrual

method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

 proses penjualan telah selesai;

 harga jual akan tertagih;

 tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli dimasa depan;

 proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk

menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan;

 hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam penilaian bangunan

diatas kavling tanah tersebut.

Pengakuan pendapatan dari tanah belum dikembangkan

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Pengakuan pendapatan dari penjualan material bangunan

Pendapatan dari penjualan material bangunan diakui pada saat risiko dan manfaat barang secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan.

Pengakuan Beban

Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). Termasuk

didalam beban adalah taksiran beban untuk pengembangan prasarana di masa yang akan datang atas tanah yang telah terjual.

o. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian, merupakan aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan atau dijual, dikapitalisasi pada biaya perolehan aset tersebut, sampai dengan saat selesainya aset secara substansial siap untuk digunakan atau dijual. Biaya pinjaman lainnya dibebankan langsung ke laba rugi.

Penghasilan investasi diperoleh atas investasi sementara dari pinjaman yang secara spesifik belum digunakan untuk pengeluaran aset kualifikasian dikurangkan dari biaya pinjaman yang dikapitalisasi. p. Provisi

Provisi diakui ketika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup diharuskan menyelesaikan liabilitas dan estimasi andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya.Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini.Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

q. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final

Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak.Perbedaan nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.

(24)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan bersih di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

r. Laba Per Saham Dasar

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

s. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk.

(25)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian.Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (konsolidasian.Peristiwa-peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Berdasarkan akta no.114 tanggal 16 Oktober 2013 dari Yulia, SH. notaris di Jakarta, GS dan SAM selaku pemegang saham PG menyetujui penjualan seluruh saham milik GS kepada PT Surya Gantari Bumi (pihak ketiga) sebanyak 199.999.999 (seratus sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan saham) dengan harga Rp.19.999.999.900,- (sembilan belas milyar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus rupiah) dan seluruh saham milik SAM kepada PT Ganendra Artha sebanyak 1 (satu) saham dengan harga Rp.100,- (seratus rupiah)

u. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Berikut ini adalah standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012:

 PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

 PSAK 13 (Revisi 2011), Properti Investasi

 PSAK 16 (Revisi 2011), Aset Tetap

 PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

 PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja

 PSAK 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman

 PSAK 28 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian

 PSAK 30 (Revisi 2011), Sewa

 PSAK 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

pada Pertambangan Umum

 PSAK 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi

 PSAK 36 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

 PSAK 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

 PSAK 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan

 PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian

 PSAK 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham

 PSAK 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

 PSAK 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham

 PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan

 PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

 PSAK 62, Kontrak Asuransi

 PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

 PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral

 ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

 ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya

 ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi

(26)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

 ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam

Ekonomi Hiperinflasi

 ISAK 20, Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang

Sahamnya

 ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan

 ISAK 23, Sewa Operasi - Insentif

 ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa

 ISAK 25, Hak Atas Tanah

 ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat

Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap laporan keuangan Grup yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2012:

PSAK 24 (Revisi 2010): "Imbalan Kerja"

Beberapa revisi penting pada standar ini yang relevan bagi Grup sebagai berikut:

Item-item pengungkapan

Standar yang direvisi ini mengemukakan beberapa persyaratan pengungkapan, antara lain:

i. presentase atau jumlah setiap kategori utama yang membentuk nilai wajar dari aset program;

ii. deskripsi naratif mengenai dasar yang digunakan untuk menentukan ekspektasi tingkat imbal hasil aset program keseluruhan;

iii. jumlah atas nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program untuk periode tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya; dan

iv. jumlah penyesuaian pengalaman yang muncul atas liabilitas program dan aset program untuk periode tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya

PSAK 60 (Revisi 2010): "Instrumen Keuangan: Pengungkapan"

PSAK 60 (Revisi 2010) mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif atas risiko keuangan apabila dibandingkan dengan PSAK 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan". Pengungkapan tersebut antara lain:

a. Instrumen keuangan yang signifikan atas posisi keuangan dan performa entitas. Pengungkapan ini sejalan dengan PSAK 50 (Revisi 2010).

b. Informasi kualitatif dan kuantitatif atas eksposur risiko yang timbul dari instrumen

keuangan, termasuk pengungkapan minimum atas risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menjelaskan informasi tentang batas risiko yang dihadapi entitas, berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal kepada personel manajemen kunci. PSAK 60 (Revisi 2010) berlaku secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2012.

Pada tanggal 19 Oktober 2012, DSAK-IAI mengeluarkan penyesuaian atas PSAK 60 (Revisi 2010) diatas yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013. Penyesuaian tersebut terutama terkait dengan pengungkapan atas aset keuangan, termasuk pencabutan atas ketentuan penyajian untuk:

a. nilai wajar atas agunanyang digunakan sebagai jaminan; dan

b. nilai tercatat atas aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang.

(27)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI MANAJEMEN

Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, manajemen telah menggunakan pertimbangan, estimasi dan asumsi terbaiknya atas jumlah tertentu. Pertimbangan, estimasi dan asumsi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian ini adalah berdasarkan evaluasi manajemen atas fakta dan keadaan yang relevan pada tanggal laporan keuangan konsolidasian. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi, dan estimasi ini dapat disesuaikan lebih lanjut.

Pertimbangan Akuntansi yang Penting dalam Menerapkan Kebijakan Akuntansi Grup Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2g dan 25.

Sumber Utama atas Ketidakpastian Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam tahun pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Masa manfaat setiap aset tetap Grup ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut.Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Grup atas aset sejenis.Masa manfaat setiap aset direvieu secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah beban penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap.

Penurunan Nilai Aset

Pengujian atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset (unit penghasil kas) dan penjualan aset tersebut serta tingkat diskonto yang sesuai untuk menentukan nilai sekarang.

Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.

Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat indicator penurunan nilai atas aset tetap Grup. Imbalan Pasca Kerja

Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Grup dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Grup.

(28)

4. KAS DAN SETARA KAS 30 September 2013 31 Desember 2012 Kas 100.380.140 1.129.979.337 Bank Pihak ketiga Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 9.090.088.378 1.915.218.558

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 4.156.899.695 950.736.169

PT Bank Capital Indonesia Tbk 1.565.386.202

-PT Bank Mayapada Tbk 1.083.328.646 577.567.840

PT Bank Sinar Mas Tbk 657.967.334 37.030.798

PT Bank CIMB Niaga Tbk 260.649.166 2.213.398.716

PT Bank Victoria Internasional Tbk 202.589.384

-Bank lainnya (masing-masing dibawah Rp 100 juta) 83.192.004 236.201.110

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk 89.454.242 74.877.904

Deposito berjangka - Rupiah Pihak ketiga

PT Bank Capital Indonesia Tbk 509.349.743

PT Bank Victoria International Tbk 38.000.000.000 56.854.816.666

Jumlah 55.799.284.934 63.989.827.098

Tingkat bunga deposito berjangka

(29)

5. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA Rincian piutang usaha terdiri dari: a. Berdasarkan jenis transaksi

30 September 2013 31 Desember 2012 Penjualan Apartemen 16.958.524.654 14.854.732.608 Rumah toko 7.604.059.862 8.960.768.143 Rumah tinggal 191.800.000 2.151.271.634 Jumlah 24.754.384.516 25.966.772.385 b. Berdasarkan umur 30 September 2013 31 Desember 2012

Belum jatuh tempo 18.975.343.976 19.845.415.031

Telah jatuh tempo

Sampai dengan 1 bulan 4.950.876.903 3.992.185.473

1-3 bulan 191.800.000 924.376.208

3-6 bulan 636.363.636 1.204.795.673

Jumlah 24.754.384.516 25.966.772.385

Akun ini merupakan piutang usaha atas penjualan apartemen, rumah toko dan rumah tinggal yang berasal dari selisih kurang uang yang diterima dengan pengakuan pendapatan.

Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah dan digunakan sebagai jaminan utang bank dan lembaga keuangan lainnya (Catatan 11).

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga tidak ditetapkan cadangan penurunan nilai.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa rasio tepung jagung dan pati sagu berpengaruh nyata terhadap kadar air mi instan sebelum penggorengan dan sesudah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan post test only kontrol group design yang menggunakan binatang coba sebagai

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan

Hasil penelitian dengan uji korelasi Gamma dan Somers’d didapatkan p = 0,001 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan derajat

Penulis menyajikan dan mendeskripsikan hasil penelitian meliputi profil SMP Al Islam Krian Waru, Implementasi sistem informasi akademik sekolah terintegrasi di SMP Al Islam

X SMA Kahirul Ulum, Sampang sebelum menggunakan media prezi tergolong masih rendah. Peserta didik yang nilainya mencapai KKM hanya 2 peserta didik. Peserta didik

Adanya hubungan antara jenis penerbangan dengan kejadian acute fatigue syndrome dikarenakan pada jenis penerbangan short haul penerbang memiliki jumlah take-off

Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK, POC kulit pisang kepok, dan juga interaksi