• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT BUMI CITRA PERMAI Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT BUMI CITRA PERMAI Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN ; 31 MARET 2014

Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian

1 - 2

Laporan Laba-Rugi Komprehensif Interim Konsolidasian

3

Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian

4

Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian

5

(3)

ASET Aset Lancar

Kas dan setara kas 2d,e; 4,33 11.007.472.962 9.112.734.508 2.416.699.338 1.845.520.010 Piutang usaha 2f; 5 8.172.276.608 8.083.273.516 13.642.539.805 12.986.350.098 Piutang lain-lain 2f; 6 2.452.133.217 4.810.687.213 1.211.337.216 387.553.988 Piutang pihak hubungan berelasi 2p; 18,33 1.365.472.000 3.354.872.000 5.000.000 -Persediaan; setelah dikurangi bagian 2g; 7,30 92.947.883.146 87.362.544.772 85.689.184.242 81.199.723.252

aset tidak lancar

Uang muka dan biaya dibayar dimuka 2i; 10 3.143.984.449 2.087.521.447 544.111.496 1.049.861.825 Pajak dibayar dimuka 2n; 19a,21 8.965.200.932 8.632.569.906 4.335.511.960 580.496.751 Jumlah - Aset lancar 128.054.423.314 123.444.203.361 107.844.384.056 98.049.505.924 Aset Tidak Lancar

Bank yang dibatasi penggunaannya 11, 29 907.268.258 902.814.680

-Persediaan ; bagian aset tidak lancar 2g; 7,30 36.328.980.000 28.631.245.500 12.332.882.250 17.141.510.894 Tanah belum dikembangkan 2h; 8 122.375.916.900 125.057.676.900 162.426.559.110 105.950.532.500 Uang muka pembelian tanah 9 174.054.837.900 128.897.540.400 36.599.404.500 553.450.000 Aset tetap - bersih 2k,l;12,22 17.053.430.691 15.925.983.174 14.966.607.990 8.261.872.968

Hak penguasaan bangunan kantor - bersih 2u, 13 5.003.548.252 5.076.561.921 5.368.616.597 5.360.795.928

Aset tidak lancar lainnya 14 4.285.898.000 4.380.686.700 2.026.833.000 2.223.895.000 Jumlah Aset tidak lancar 360.009.880.001 308.872.509.276 233.720.903.447 139.492.057.290 JUMLAH ASET 488.064.303.315 432.316.712.637 341.565.287.503 237.541.563.214

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

(setelah dikurangi - akumulasi penyusutan per 31 Maret 2014, 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2013 serta 31 Desember 2012, masing-masing sebesar Rp.3.996.834.739,

Rp.3.913.364.386 dan Rp.7.199.473.420 serta Rp.6.627.495.811).

(setelah dikurangi akumulasi amortisasi per 31 Maret 2014, 31 Desember 2013 dan 31 Maret 2013 serta 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp.837.545.263, Rp.764.531.594 dan Rp.545.490.587 serta Rp.472.476.918).

(4)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank 23,32 12.785.556.904 12.824.972.184 12.976.828.134 12.971.094.690 Utang usaha 15 5.205.453.409 6.795.796.344 11.021.357.731 2.098.266.137 Utang lain -lain 3,16 26.087.965.689 21.874.200.257 3.646.138.101 1.432.017.176 Utang pihak hubungan berelasi 2p; 18,33 3.760.438.040 3.350.438.040 13.928.203.440 -Utang pajak 2n;3,19b,29 3.814.718.520 4.933.308.016 4.595.254.391 642.423.903 Biaya masih harus dibayar 3,20,31 1.993.116.337 8.470.619.490 2.883.673.922 2.389.734.493 Uang muka penjualan 2m; 21,29 163.312.646.756 146.774.357.326 87.732.075.167 11.193.607.130 Pendapatan diterima dimuka 12.874.500 16.699.500 17.500.000 -Utang jangka panjang; bagian jatuh tempo

kurang satu tahun

Utang bank 23,32 5.600.000.000 3.252.231.428 4.159.034.456 5.898.531.793 Utang pembiayaan 12,22,32 329.564.885 264.940.180 624.963.232 643.605.682 Jumlah - Liabilitas jangka pendek 222.902.335.040 208.557.562.766 141.585.028.574 37.269.281.004 Liabilitas Jangka Panjang

Utang jangka panjang; setelah dikurangi

bagian jatuh tempo satu tahun

Utang bank 23,32 36.400.000.000 - 2.925.971.372 13.847.868.810 Utang pembiayaan 12,22,32 502.142.667 305.298.662 148.253.578 611.412.457 Liabilitas imbalan kerja 2o; 24,31 5.457.632.777 5.223.966.225 3.968.395.631 2.692.834.515 Uang jaminan 17 616.201.700 510.795.700 305.795.700 87.200.000 87.200.000 Jumlah - Liabilitas jangka panjang 42.975.977.144 6.040.060.587 7.348.416.281 17.239.315.782 Jumlah - Liabilitas 265.878.312.184 214.597.623.353 148.933.444.855 54.508.596.786 EKUITAS

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik

Entitas Induk 25, 26 142.991.552.500 142.991.552.500 142.991.552.500 142.893.500.000

Agio saham 27 4.840.106.517 4.840.106.517 4.840.106.517 4.830.301.267 Saldo laba 72.016.774.718 67.553.220.465 42.887.045.591 33.306.651.760 Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik

Entitas Induk

Kepentingan non Pengendali 2.337.557.396 2.334.209.802 1.913.138.040 2.002.513.401 222.185.991.131

217.719.089.284 192.631.842.648 183.032.966.428 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 488.064.303.315 432.316.712.637 341.565.287.503 237.541.563.214 181.030.453.027

219.848.433.735

215.384.879.482 190.718.704.608 Jumlah - Ekuitas

Modal dasar Perseroan sebanyak 2.800.000.000 saham biasa, nominal per saham Rp.100 (seratus Rupiah), modal saham ditempatkan dan disetor penuh pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 sebanyak

1.429.915.525 lembar saham, serta 31 Desember 2012 sebanyak

(5)

BEBAN POKOK PENJUALAN 2m; 30,7 15.715.228.913 100.372.844.364 11.862.386.089 62.572.629.026 LABA KOTOR 16.922.577.604 79.499.160.995 12.185.202.789 42.285.335.970 Pendapatan lain-lain 2m; 3,32 914.954.104 6.548.678.952 3.598.126.594 2.208.585.088 Beban pemasaran 2m; 31 (666.103.417) (2.886.500.634) (946.129.739) (3.334.463.008) Beban umum dan administrasi 2m;3,31,24 (9.437.362.716) (44.440.260.869) (5.833.440.281) (21.757.930.851) Beban lain - lain 2m; 32 (485.850.182) (368.954.795) (394.970.282) (306.251.307) LABA SEBELUM PAJAK DAN BEBAN KEUANGAN 7.248.215.393 38.352.123.650 8.608.789.081 19.095.275.891

Beban bunga bank dan pembiayaan 22,23,32 (1.006.722.166) (3.507.097.044) (846.937.034) (3.978.692.522) LABA SEBELUM PAJAK 6.241.493.227 34.845.026.606 7.761.852.047 15.116.583.369 Manfaat (Beban) Pajak penghasilan

Pajak Penghasilan final atas Pengalihan Hak 2n;3,19c,29 (1.586.530.250) (8.929.033.650) (1.275.374.575) (5.221.544.099) atas Tanah dan Bangunan (PHATB)

Pajak penghasilan non final 2n;3,19c,32 (188.061.130) (928.746.320) (659.900.500) (404.020.800) Jumlah - Beban pajak penghasilan (1.774.591.380) (9.857.779.970) (1.935.275.075) (5.625.564.899) LABA PERIODE BERJALAN 4.466.901.847 24.987.246.635 5.826.576.972 9.491.018.470 PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN : - - - -LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 4.466.901.847 24.987.246.635 5.826.576.972 9.491.018.470 LABA (RUGI) - YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :

Pemilik entitas induk 4.463.554.253 24.666.174.873 5.760.437.603 9.580.393.831 Kepentingan non pengendali 3.347.594 321.071.762 66.139.369 (89.375.361)

LABA - BERSIH KOMPREHENSIF 4.466.901.847 24.987.246.635 5.826.576.972 9.491.018.470

LABA - BERSIH PER SAHAM 2q; 28 3,12 17,25 4,03 6,70

LABA - BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2q; 28 2,87 15,87 3,88 6,37

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

(6)

penggunaannya penggunaannya pengendali

Saldo per 1 Januari 2012 142.893.500.000 4.830.301.267 30.000.000 33.276.651.760 2.002.513.401 183.032.966.428 Penambahan Saldo laba ditentukan penggunaanya - - 10.000.000 (10.000.000) - -Pelaksanaan waran (Catatan 26 ) 98.052.500 - - - - 98.052.500 Agio saham atas pelaksanan waran (Catatan 27) - 9.805.250 - - - 9.805.250 Laba - bersih tahun 2012 - - - 9.580.393.831 - 9.580.393.831 Bagian rugi - kepentingan non pengendali - - - - (89.375.361) (89.375.361) Saldo per 31 Desember 2012 142.991.552.500 4.840.106.517 40.000.000 42.847.045.591 1.913.138.040 192.631.842.648

Laba - bersih periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2013

Bagian Laba - kepentingan non pengendali - - - - 66.139.369 66.139.369 Saldo per 31 Maret 2013 142.991.552.500 4.840.106.517 40.000.000 48.607.483.194 1.979.277.409 198.458.419.620 Penambahan Saldo laba ditentukan penggunaanya - - 10.000.000 (10.000.000) - -Laba - bersih tahun 2013 (setelah dikurangi periode

tiga bulan 31 Maret 2013)

Pelepasan saham entitas anak - kepentingan non pengendali - - - - 100.000.000 100.000.000 Bagian laba - kepentingan non pengendali - - - - 254.932.393 254.932.393 Saldo per 31 Desember 2013 142.991.552.500 4.840.106.517 50.000.000 67.503.220.465 2.334.209.802 217.719.089.284

Laba - bersih periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2014

Bagian laba - kepentingan non pengendali - - - - 3.347.594 3.347.594 Saldo per 31 Maret 2014 142.991.552.500 4.840.106.517 50.000.000 71.966.774.718 2.337.557.396 222.185.991.131 18.905.737.271 - - 4.463.554.253 - 4.463.554.253 - - 18.905.737.271 - - 5.760.437.603 - 5.760.437.603

(7)

Penerimaan dari pelanggan 5,21,29 53.341.631.321 262.619.557.125 59.106.219.765 182.747.247.170 Pendapatan pemeliharaan lingkungan (BPL) 5,32 817.696.046 4.069.475.490 1.344.795.455 2.025.558.911 Pembayaran untuk :

Perolehan tanah, pemasok dan kontraktor 7,8,9,15,30 (60.982.828.813) (101.088.469.683) (38.620.388.111) (145.852.350.888) Beban gaji dan tunjangan karyawan 31 (4.435.686.019) (26.423.958.550) (2.867.902.900) (10.142.971.993) Beban usaha diluar beban gaji 31, 24 (12.515.842.909) (13.424.144.853) (4.149.421.064) (10.552.058.659)

(23.775.030.374)

125.752.459.529 14.813.303.145 18.225.424.540 Penerimaan dari (pembayaran untuk) :

Piutang lain-lain 6 2.358.553.996 (3.599.302.310) (1.887.396.853) (828.783.228) Pendapatan bunga bank (jasa giro) 32 42.714.635 142.373.270 13.791.612 72.699.214 Pendapatan lain-lain 32 25.257.501 2.508.397.561 2.090.829.293 334.999.043 Beban bunga 22,23,32 (1.015.390.991) (3.506.068.410) (846.937.034) (3.978.692.522) Beban lain-lain 32 (485.595.426) (367.532.143) (394.970.282) (306.251.307) Beban pajak 19 (3.231.023.202) (13.818.284.292) (6.329.422.714) (5.427.749.619) Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (26.080.513.860) 107.112.043.205 7.459.197.167 8.091.646.120

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan / penambahan aset tetap 12 (1.966.417.870) (6.219.497.759) (2.083.553.668) (8.328.278.810) Penambahan Hak penguasan bangunan kantor 13 - - - (294.297.213) Penjualan aset tetap 12,32 431.818.182 3.453.797.022 - -Bank yang dibatasi penggunaannya 11 - (902.814.680) - -Uang muka tanah entitas anak 9 (11.942.276.000) (75.891.049.900) - -Penambahan aset tidak lancar lainnya 14 - (2.897.697.000) (2.500.000) (15.030.000) Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (13.476.875.688) (82.457.262.317) (2.086.053.668) (8.637.606.023)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan utang bank 23 42.000.000.000 18.000.000.000 16.000.000.000

Pembayaran utang / pinjaman bank 23 (3.291.646.708) (21.984.630.350) (3.623.622.566) (12.655.661.331) Penambahan utang cicilan kendaraan 22 - (202.977.968) - (481.801.329) Pembayaran utang cicilan 22 261.468.710 61.500.000 (186.779.269) 218.595.700 Penambahan / (pembayaran) uang jaminan 17 82.906.000 (13.932.637.400) 36.500.000 13.928.203.440 Penambahan / (pembayaran) utang pihak berelasi 18 2.399.400.000 - (15.479.173.335) -Pelepasan penyertaan saham entitas anak - 100.000.000 - -Penambahan setoran modal saham dan waran 25,26 - - - 98.002.500 Penambahan dana agio saham 27 - - -- 9.800.250 Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 41.452.128.002 (17.958.745.718) (3.253.075.170) 1.117.139.230 KENAIKAN / (PENURUNAN) KAS DAN BANK 1.894.738.454 6.696.035.169 2.120.068.329 571.179.328 Kas dan setara kas awal tahun - Perusahaan 1 8.664.431.111 2.227.658.863 2.227.658.863 1.351.123.310 Kas dan setara kas awal tahun - Entiras Anak 1 448.303.398 189.040.475 189.040.474 494.396.700

SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS 11.007.472.962 9.112.734.507 4.536.767.666 2.416.699.338

(8)

a. Pendirian Perseroan

1.

2. Menyelenggarakan usaha kontraktor guna memborong segala macam pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum, 3. Menyelenggarakan usaha perdagangan umum baik atas perhitungan sendiri maupun atas tanggungan pihak lain.

Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kramat Raya No.32-34, Senen, Jakarta Pusat 10450 dan mempunyai lokasi Kawasan Industri di Tangerang dengan usaha Kawasan untuk industri dan pembangunan pergudangan industri serta rumah kantor (ruko) (Three In One ) di Desa Peusar dan Budimulya, Kaduagung, Margasari, Kecamatan Panongan, Tigaraksa - Cikupa, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2003.

PT Bumi Citra Permai, Tbk. (“Perseroan”) adalah Perseroan terbatas yang telah secara sah didirikan dengan nama “PT Bumi Citra Permai”, berkedudukan di Jakarta, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT. Bumi Citra Permai No. 2 tanggal 3 Mei 2000 yang dibuat dihadapan Abdullah Ashal, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut dengan “Akta Pendirian”), dimana Akta Pendirian ini, telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C-19932.HT.01.01-TH 2000, tanggal 7 September 2000, telah didaftarkan di Daftar Perusahaan sesuai UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan Nomor Tanda Daftar Perusahaan 090517039407 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 2105/BH.09.05/X/2001, tanggal 25 Oktober 2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 10, tanggal 1 Februari 2002, Tambahan No. 1101.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang saham PT Bumi Citra Permai, Tbk. No. 9 tanggal 6 Mei 2009, dibuat dihadapan Notaris Robert Purba, S.H., Notaris di Jakarta, tentang perubahan status dari Perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka, pengeluaran sahamdalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) lembar saham dengan nominal saham Rp 100,- (Seratus Rupiah) melalui Penawaran Umum saham Perdana kepada masyarakat (Penawaran Umum), penerbitan saham waran seri I sebanyak-banyaknya 245.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta) lembar waran dengan nominal Rp 100,- (Seratus Rupiah) dengan harga penawaran setiap saham Rp 110 (Seratus Sepuluh Rupiah), yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: AHU.21310.AH.01.02. Tahun 2009, tanggal 18 Mei 2009, Penawaran Umum Perdana (IPO) saham kepada masyarakat melalui penawaran dan pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia dengan Tanggal Efektif 30 November 2009.

Menyelenggarakan usaha real estat dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha ini, termasuk pula pembebasan tanah (land clearing ), developer, pematangan, pemetakan/pengkaplingan dan penjualan tanah, baik tanah untuk industri maupun perumahan,

Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa PT. Bumi Citra Permai No. 9, tanggal 6 Mei 2009, dibuat oleh Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, (“Akta No. 9/2009”), yang antara lain memuat persetujuan Pemegang sahamtentang (i) perubahan status Perseroan dari sebelumnya Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, (ii) persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp100,- (Seratus Rupiah) setiap sahammelalui penawaran umum sahamperdana kepada masyarakat disertai waran sebanyak-banyaknya 245.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta) waran dengan nilai nominal sebesar Rp100,- (Seratus Rupiah) setiap waran. Akta No. 9/2009 tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. AHU.21310.AH.01.02.Tahun 2009, tanggal 18 Mei 2009.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari Perusahaan adalah mengadakan usaha dibidang real estat, pembangunan, perdagangan, pertambangan, jasa, pengangkutan, percetakan dan pertanian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perusahaan dapat melaksanakan usaha sebagai berikut :

Sampai tanggal Laporan keuangan konsolidasian saat ini kegiatan usaha yang secara efektif telah dijalankan berupa menyelenggarakan usaha real estat dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha ini, termasuk pula pembebasan tanah (land clearing ), developer, pematangan, pemetakan/pengkaplingan dan penjualan tanah, baik tanah untuk industri maupun perumahan.

(9)

b. Susunan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris : Dewan Direksi :

Komisaris Utama : Tahir Ferdian Direktur Utama : Annie Halim

Komisaris : Kwek Kie Jen Direktur : Edward Halim

Komisaris Independen : Agoestiar Zoebier Direktur : Rudi Wijaya

Direktur : Budi Purwanto

Direktur tidak terafiliasi : Sugihardjo

Dewan Komisaris : Dewan Direksi :

Komisaris Utama : Tahir Ferdian Direktur Utama : Annie Halim

Komisaris : Kwek Kie Jen Direktur : Edward Halim

Komisaris Independen : Agoestiar Zoebier Direktur : Rudi Wijaya

Direktur : Budi Purwanto

Direktur tidak terafiliasi : Charly Widjaja

Dewan Komite Audit

Ketua : Agoestiar Zoebier

Anggota : Suhendra

Anggota : Denni Pratama Karel

Sekretaris Perusahaan : Yusly

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa PT. Bumi Citra Permai Tbk., No. 10, tanggal 18 Oktober 2011 dibuat oleh Syarifah Chozie, Sarjana Hukum, Magister Hukum, Notaris di Jakarta, dan telah dicatat sebagaimana Surat Penerimaan Pemberitahuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-34687, tanggal 27 Oktober 2011, memuat perubahan susunan Pengurus (Dewan Komisaris dan Direksi) pada 31 Desember 2012, sebagai berikut :

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang sahamLuar Biasa PT. Bumi Citra Permai Tbk., dengan Akta No. 16, tanggal 27 Juni 2013 dibuat dihadapan Notaris Syarifah Chozie, S.H, M.H., Notaris di Jakarta, dalam Keputusan Rapat diantaranya menyampaikan sehubungan dengan telah meninggal dunia Tn. Charly Widjaja (sebagai Direktur tidak terafiliasi) maka dalam Rapat menggangkat Tn. Sugihardjo, dengan susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 sebagai berikut ;

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang saham akta No.26 tanggal 24 Juni 2010, Syarifah Chozie, SH., MH., Notaris di Jakarta, Perusahaan membentuk Dewan komite Audit. Komite Audit ditetapkan dengan Surat Penunjukan No. 001/SP-Kom/VI/Th.2012 tanggal 25 Juni 2012. Susunan Dewan Komite Audit sebagai berikut :

Berdasarkan Surat Penunjukan No. 007/HR-BCP/X/2008 tanggal 13 Oktober 2008, Perseroan telah menunjuk dan mengangkat :

Penggantian Anggota Dewan Komite Audit Sdr. Erwin Junesco Saragih diberhentikan tanpa ada paksaan dan diganti dengan Sdr. Denni Pratama Karel, sesuai Surat Keputusan Komisaris No. 001/SP-Kom/X/Th.2013 tanggal 21 Oktober 2013.

Jumlah karyawan tetap Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 serta 31 Maret 2013, masing-masing adalah 114 karyawan dan 90 karyawan serta 88 karyawan (tidak diaudit).

Jumlah gaji dan tunjangan untuk Direksi dan Komisaris, untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2014 sebesar Rp.402.300.000 dan Rp.150.000.000, dan 31 Desember 2013 sebesar Rp.1.545.300.000 dan Rp.600.000.000, dan untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2013 sebesar Rp.386.100.000 dan Rp 150.000.000.

(10)

c. Entitas Anak

Berikut ini beberapa Entitas anak Perusahaan antara lain ;

1) PT MILLENIUM POWER

31 Maret 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

Jumlah Aset 1.669.957.607 1.067.654.816 248.950.852

Jumlah Ekuitas Kepentingan non pengendali 350.691.097 224.207.511 2.489.509

% Kepemilikan pengendali 79,00% 79,00% 99,00%

Berikut ini Jumlah Aset dan Ekuitas kepentingan non pengendali pada Entitas Anak PT Millenium Power pada periode dan tahun dan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 serta 2012, sebagai berikut :

PT Millenium Power (Entitas Anak) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Menengah No. 4507/1.824.51 tanggal 21 Juni 2010, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.51.65696 tanggal 1 Juli 2010 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan propinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan tenaga listrik terutama bagi kepentingan di Kawasan Industri Millenium-Cikupa Tangerang".

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Millenium Power (Entitas anak) dengan Akta No. 1 tanggal 3 Mei 2010 dari Notaris Agung Aribowo, S.H., C.N., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-26060.AH.01.01.Tahun 2010 tertanggal 21 Mei 2010.

Dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam pasal 4 modal dasar Perseroan sebesar Rp 1.000.000.000, terbagi atas 1.000 lembar sahamdengan nominal Rp 1.000.000 per saham, dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh 50% sebanyak 500 lembar saham, dan Perusahaan (PT Bumi Citra Permai, Tbk) menempatkan dan telah menyetor penuh sebesar Rp 495.000.000, dengan kepemilikan 99%.

Perubahan alamat Perusahaan berkantor di Jl. Kramat Raya No.38 A-B, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, sesuai Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.0448/1.824.1/13 tanggal 12 November 2013 dari Pemerintah propinsi DKI Jakarta. Sampai tanggal laporan posisi keuangan Entitas anak (PT MP) belum menjalankan operasional usaha secara komersial (Dalam tahap pengembangan).

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan sesuai Akta No.34 tanggal 22 Oktober 2013 dibuat dihadapan Notaris R. Johanes Sarwono, S.H., notaris di Jakarta Selatan, dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham menyetujui penjualan sebagian saham milik PT Bumi Citra Permai, Tbk., sebanyak 100 lembar saham kepada Tn. Rudi Wijaya, sehingga kepemilikan saham PT Bumi Citra Permai, Tbk., menjadi 395 lembar saham atau 79% kepemilikan saham, perubahan Akta ini telah diterima Pemberitahuan dan disimpan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. AHU-AH.01.10-50188 tertanggal 22 November 2013.

Entitas anak adalah seluruh entitas dimana Perusahaan Induk memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Perusahaan Induk mengendalikan entitas lain. Perusahaan juga menilai keberadaan pengendalian ketika tidak memiliki lebih dari 50% hak suara namun dapat mengatur kebijakan keuangan dan operasional secara de-facto. Pengendalian de-facto dapat timbul ketika jumlah hak suara yang dimiliki Perusahaan Induk, secara relatif terhadap jumlah dan penyebaran kepemilikan hak suara pemegang sahamlain memberikan Perusahaan Induk kemampuan untuk mengendalikan kebijakan keuangan dan operasi, serta kebijakan lainnya.

Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Grup. Entitas anak tidak dikonsolidasikan sejak tanggal Grup kehilangan pengendalian.

(11)

c. Entitas Anak (lanjutan)

2) PT. MILWATER PRATAMA MANDIRI

31 Maret 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

Jumlah Aset 16.089.137.660 14.818.324.480 10.233.255.657

Jumlah Ekuitas Kepentingan non pengendali 6.435.655.064 5.927.329.792 4.093.302.263

% Kepemilikan pengendali 60,00% 60,00% 60,00%

3) PT CITRA PERMAI PESONA

31 Maret 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

Jumlah Aset 106.688.442.324 94.743.932.133 18.835.622.200

Jumlah Ekuitas Kepentingan non pengendali 5.000.000 5.000.000 5.000.000

% Kepemilikan pengendali 99,00% 99,00% 99,00%

Berikut ini Jumlah Aset dan Ekuitas kepentingan non pengendali pada Entitas Anak PT Citra Permai Pesona, pada periode dan tahun dan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 serta 2012, sebagai berikut :

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Milwater Pratama Mandiri (Entitas Anak) dengan Akta No. 05 tanggal 13 Juni 2011 dari Notaris Meilina Sidarta, S.H., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-39447.AH.01.01Tahun 2011 tertanggal 5 Agustus 2011.

Perusahaan berkantor di Kawasan Millenium Industrial estat, Jl. Millennium Raya Blok A.23, Desa Peusar, Kecamatan Panongan, KZupaten Tangerang, sesuai Surat Keterangan Domisili No. 17/Pem/Ds-Ps/2011 tanggal 4 Juli 2011 dari Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Sampai tanggal Laporan Entitas anak (PT MPM).

Dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam pasal 4 Modal dasar Perseroan sebesar Rp 1.000.000.000, terbagi atas 200.000 lembar sahamdengan nominal Rp 100.000 per saham, dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh 25% sebanyak 50.000 lembar saham, dan sesuai dalam Anggaran Dasar Perseroan Pasal 20 Perusahaan (PT Bumi Citra Permai, Tbk) menempatkan dan telah menyetor penuh sebanyak 30.000 lembar sahamsebesar Rp 3.000.000.000, dengan kepemilikan 60%.

Dalam Anggaran Dasar PT Citra Permai Pesona Pasal 4 menyatakan bahwa Modal dasar Perseroan sebesar Rp1.000.000.000, yang terbagi 1.000 lebar saham dengan nominal saham Rp1.000.000, dan modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh 50% sebanyak 500 lembar sahamsebesar Rp 500.000.000 dengan kepemilikan Modal saham Perusahaan (PT BCP, Tbk) menempatkan saham sebanyak 495 lembar saham sebesar Rp 495.000.000 atau kepemilikan 99% dan pemegang saham lainnya Nyonya Annie Halim sebesar Rp5.000.000 atau 1%.

Perusahaan berdomisili atau beralamat di Jl. Kramat Raya No.32-34, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, sesuai dalam Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha ; di Bidang Pembangunanan, Perdagangan, Industri, Transportasi, dan Pertanian, serta menyelenggarakan bidang usaha "Real estat" termasuk pembangunan Kawasan Industri maupun pembangunan Pergudangan dan perumahan (Perusahaan dalam tahap pendirian dan pengembangan).

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Citra Permai Pesona No. 21 tanggal 11 Oktober 2011 dibuat oleh Notaris R. Johanes Sarwono, S.H., Notaris di Jakarta, Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-54193.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 7 November 2011.

Berikut ini Jumlah Aset dan Ekuitas kepentingan non pengendali pada Entitas Anak PT Milwater Pratama Mandiri pada periode dan tahun dan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 serta 2012, sebagai berikut :

(12)

a. Pernyataan Kepatuhan

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

c Prinsip-Prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian ini disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta Peraturan No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam;LK) (sekarang Otoritas Jasa Keuangan / OJK) berdasarkan Keputusan BAPEPAM-LK dengan Surat Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 .

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini disusun berdasarkan metode Akrual dengan menggunakan konsep biaya historis (historical cost ), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode langsung

(direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

Perusahaan menerapkan PSAK No.4 (Revisi 2009) "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri" . PSAK revisi ini memberikan panduan penyusunan dan penyajian Lapotan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas laporan keuangan tersendiri disajikan dalam informasi tambahan.

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan seluruh Entitas anak yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melaluai Entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat :

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan interim konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2014 adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah (Rp) yang meruapakan mata uang fungsional. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus dibulatkan menjadi ribuan Rupiah yang terdekat. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan menggunakan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuatkan pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangkan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi berdampak sifnifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Revisi atas PSAK No.38 "Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali", dan pencabutan PSAK No.51 "Akutansi Kuasi-Reorganisasi" yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi. Perusahaan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan dalam tahun berjalan dan tahun seterusnya.

Penerapan ISAK No.21 "Perjanjian Konstruksi Real Estat" dan pencabutan PSAK No.44 "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat" yang seharusnya berlaku sejak 1 Januari 2013 telah ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh Dewan Strandar Akuntansi Keuangan Indonesia. Manajemen berpendapat bahwa penerapan dan pencabutan Interpretasi dan Standar tersebut diatas tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan Group.

(13)

c Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

i). Kekuasaan yang melebihi dari setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lainnya; ii).

iii). iv).

Seluruh transaksi, saldo akun dan laba atau rugi yang belum direalisasi dari transaksi yang material antar entitas group telah dieliminasi.

d. Kas dan Setara Kas

e. Transaksi Dalam Mata Uang Asing

f. Piutang usaha dan Piutang lainnya

Kekuasaan untuk menunjuk atau menggantikan sebagaian besar dewan direksi dan dewan komisaris atau badan pengatur setara dan pengendalian entitas nelalui dewan atau badan tersebut;

Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi dan komisaris atau badan pengatur setara dan pengendalian entitas melalui dewan direksi dan dewan komisaris atau badan tertentu.

Kekuasaan untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional Perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Perusahaan mengendalikan entitas lain.

Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian telah beralih kepada Perusahaandan tidak lagi dikonsolidasikan sejak tanggal hilangnya pengendalian.

Kepentingan non-pengendali merupakan proporsi atas laba atau rugi dan aset neto yang dimiliki Perusahaan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, dipisahkan dengan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.

Transaksi dengan kepentingan non-pengendali dihitung menggunakan metode entitas ekonomi,dimana kelebihan atas akuisisi kepentingan nonpengendali yang melebihi bagian dari nilai bersih aset yang diperoleh dicatat di ekuitas.

Kas dan setara kas konsolidasi mencakup Kas, Bank serta Deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak di jaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Bank dan Deposito yang dibatasi penggunaanya dan di jaminkan akan diklasifikasi sebagai aset tidak lancar lainnya.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas anak menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010),”Pengaruh perubahan kurs valuta asing”.Penerapan PSAK No. 10 (Revisi 2010) ini tidak memberikan pengaruh pada yang signifikan pelaporan keuangan konsolidasian.

Sebelum adopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) di tahun 2010, piutang usaha diakui pada nilai perolehan dan disajikan pada nilai estimasi kolektibilitas saldo piutang berdasarkan telaah manajemen terhadap status masing-masing saldo piutang pada akhir periode.

Pembukuan Perusahaan dan Entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian; aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun / periode berjalan.

Pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 serta 31 Desember 2012 Kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku adalah US$ 1,00 = Rp.11.404, dan US$ 1,00 = Rp.12.189, serta US$ 1,00 = Rp.9.068.

Piutang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur dengan menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai. Penyisihan penurunan nilai piutang usaha dibentuk apabila ada bukti nyata bahwa Perusahaan tidak mampu menagih jumlah piutang sesuai dengan jangka waktu asal. Nilai tercatat dikurangi dengan satu akun penyisihan. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun cadangan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika piutang usaha dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun cadangan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

(14)

f. Piutang usaha dan Piutang lainnya (lanjutan)

g. Persediaan dan Tanah dan bangunan dalam pengembangan

Biaya pengembangan proyek real estat :

1). Biaya pra-perolehan tanah :

2). Biaya perolehan tanah :

3)..Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek :

4). Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat :

5). Biaya pinjaman

Efektif tanggal 1 Januari 2012 PPSAK No. 7, “ Pencabutan PSAK No. 44 "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat" dalam Paragraf 47 – 48 dan 56 – 61” Pencabutan standar ini mengubah penyajian Laporan Posisi Keuangan Perusahaan dengan mengelompokkan aset menjadi aset lancar dan aset tidak lancar, serta liabilitas menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengenai Penyajian Laporan Keuangan konsolidasian.

Harga perolehan persediaan untuk bangunan gudang dan rumah toko / kantor (Ruko / Rukan) dalam pelaksanaan termasuk seluruh biaya konstruksi diluar nilai tanah.

Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, gaji pekerja lapangan, bahan bangunan, penyusutan sarana dan peralatan proyek, penyewaan sarana dan peralatan proyek, perancangan dan bantuan teknis, jasa profesional, pengikatan jual beli dan pengurusan perjanjian jual beli.

Biaya yang telah dikapitalisasi keproyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat berdasarkan luas areal atau metode lain yang sesuai dengan kondisi proyek pengembangan real estat. Alokasi biaya yang telah dilakukan atas unit real estat harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Alokasi harga perolehan tanah yang akan dikapitalisasi ke proyek pengembangan berdasarkan metode rata-rata.

Akumulasi biaya ke proyek pengembangan tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan penyisihan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke Laba rugi tahun berjalan.

Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya direvisi, dan direalokasi.

Piutang lain-lain merupakan jumlah yang terhutang dari pihak ketiga atau pihak hubungan berelasi untuk transaksi selain penjualan atau penyerahan jasa usaha.

Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, asuransi, perancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan proyek, overhead konstruksi, pembangunan infrastruktur umum, jasa profesional dan biaya pinjaman.

Biaya perolehan tanah mencakup biaya pembelian area tanah, termasuk semua biaya yang secara langsung mengakibatkan tanah tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Biaya perolehan tanah meliputi biaya perolehan, biaya gambar topografi, master plan, pengurusan dokumen, bea balik nama, komisi perantara, imbalan jasa profesional dan pematangan tanah.

Persediaan tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam pengembangan/unit real estat disajikan di laporoan posisi keuangan konsolidasian sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value ).

Harga perolehan unit real estat meliputi seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat dan biaya proyek tidak langsung yang dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya pengembangan real estat yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan unit real estat sebagai berikut :

Mencakup biaya sebelum perolehan tanah atau sampai Perusahaan memperoleh izin perolehan tanah dari Pemerintah. Biaya pra-perolehan tanah meliputi biaya pengurusan izin, konsultasi hukum, studi kelayakan, gaji karyawan, analisis dampak lingkungan dan imbalan untuk ahli pertanahan.

(15)

h. Tanah yang belum Dikembangkan

Biaya pra-perolehan tanah

Biaya perolehan tanah

i. Biaya Dibayar Dimuka

j. Investasi penyertaan

Penyertaan pada Entitas asosiasi

Penyertaan pada Perusahaan asosiasi

Investasi kelompok Perusahaan pada Entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metote ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana kelompok Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, dimana jumlah tercatat investasi tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian Perusahaan atas laba atau rugi, dan penerimaan deviden dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.

Laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi kelompok Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini jika dapat dipakai dalam Laporan keuangan konsolidasian Induk dan konsolidasian perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasikan sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan Entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan dalam Entitas anak / asosiasi dalam laporan keuangan konsolidasian.

Biaya perolehan tanah mencakup biaya pembelian area tanah, termasuk semua biaya yang secara langsung mengakibatkan tanah tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Biaya perolehan tanah meliputi biaya perolehan, biaya gambar topografi, master plan, pengurusan dokumen, bea balik-nama, komisi perantara, imbalan jasa profesional dan pematangan tanah.

Persediaan tanah yang belum dikembangkan disajikan di laporoan posisi keuangan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value ).

Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari "biaya pra-perolehan" dan "biaya perolehan tanah". Harga perolehan tanah yang belum dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dalam pengembangan pada saat pengembangan tanah akan dimulai.

Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang telah dibayar namun pembebanannya baru akan dilakukan pada periode yang akan datang pada saat manfaat diterima, biaya diamortisasi berdasarkan taksiran masa manfaat dari masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus

(straight line method) .

Investasi saham dimana Perusahaan dan/atau Entitas Anak mempunyai kepemilikan saham sebesar 20% sampai dengan 50% dicatat berdasarkan metode ekuitas. Dengan metode ini, investasi dicatat pada biaya perolehan, disesuaikan dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih dari Perusahaan penerima investasi sejak tanggal perolehan, dikurangi dividen yang diterima.

Mencakup biaya sebelum perolehan tanah atau sampai Perusahaan memperoleh izin perolehan tanah dari Pemerintah. Biaya pra-perolehan tanah meliputi biaya pengurusan izin, konsultasi hukum, gaji karyawan, studi kelayakan, analisis dampak lingkungan dan imbalan untuk ahli pertanahan.

Efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Kelompok usaha menerapkan PSAK No.15 (Revisi 2009) "Investasi pada entitas assosiasi", PSAK revisi ini secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas anak / asosiasi dalam hal penentuan pengatuh signifikan, metote akuntansi yang harus diterapkan, penentuan nilai investasi dan Laporan keuangan konsolidasian tersendiri.

Setelah menerapkan metode ekuitas, Kelompok Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Kelompok Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang mengintifikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi megalami punurunan nilai. Dalam hal ini nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan dan nilai tercatatnyadan mengakuinya dalam laporan laba-rugi komprehensif konsilidasian.

(16)

k. Aset tetap dan Penyusutannya

Jenis Aset Tetap Estimasi Masa Manfaat % Penyusutan

Bangunan 20 dan 10 tahun 5% - 10%

Bangunan dan sarana Water Treatment Plan (WTP) 20 tahun 5%

Instalasi Pipa air WTP 10 tahun 10%

Perabot dan peralatan kantor 2 - 4 tahun 25% - 50%

Peralatan proyek 2 - 4 tahun 25% - 50%

Kendaraan 4 - 8 tahun 12,50% - 25%

Alat-alat berat 4 - 8 tahun 12,50% - 25%

Jumlah tercatat aset tetap konsolidasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba rugi konsolidasi yang timbul dari penghentian aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Efektif 1 Januari 2012 Perusahaan menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2011) tentang "Aset Tetap" Penerapan PSAK 16 ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi kelompokan Perusahaan karena berbagai sebab, nilai tercatatnya (carrying amount ) dikurangkan sebagai akumulasi penyusutannya sebesar 20% per tahun dan dibebankan dalam perhitungan laporan laba-rugi komprehensif. Pembebanan tidak dilakukan sekaligus pada tahun yang bersangkutan mengingat materialitas dan tidak dimungkinkan lagi adanya penerimaan kembali arus kas (recoverable amount) dari aset tersebut.

Aset tetap dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Semua biaya, termasuk biaya pinjaman, yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aset tersebut dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap dalam penyelesaian. Akumulasi biaya perolehan yang akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan atau siap digunakan dan disusutkan sejak beroperasi.

Bangunan BOT (pola bangun kelola serah - Build Operate and Transfer) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membangun diatas tanah milik pihak ketiga dan Perusahaan memperoleh hak pengelolaan (konsesi) atas aset tersebut untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Aset tersebut disusutkan secara sistematis sepanjang masa hak pengelolaan (konsesi) (Catatan 2u).

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi tersebut diakui ke dalam jumlah tercatat (”carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Dan jika nilai perolehan aset setara dengan nilai tunainya dan pembayaran untuk perolehan tersebut ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal maka perbedaan antara nilai tunai dengan jumlah pembayarannya diakui sebagai beban bunga selama periode kredit.

Semua aset tetap konsolidasian kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) , berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut :

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount ), maka nilai tercatat tersebut akan diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam Iaporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan daIam jumlah material dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan Iaba (rugi) komprehensif pada tahun / periode yang bersangkutan.

(17)

l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

1) Pendapatan dari penjualan kapling tanah tanpa bangunan, syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari: •

• Harga jual akan tertagih;

• Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; •

• 2)

• Proses penjualan telah selesai; • Harga jual akan tertagih; •

1)

2) Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui 3)

Efektif tanggal 1 Januari 2012, PPSAK No. 7, “ Pencabutan PSAK No. 44 "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat"; Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method) . Pendapatan dari penjualan real estat diakui secara penuh bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi :

Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;

Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk membangun kapling tanah yang dijual seperti Liabilitas untuk mematangkan kapling tanah atau liabilitas untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi liabilitas penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan perundang-undangan; dan

Hanya kapling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kapling tanah tersebut. Pendapatan dari penjualan bangunan rumah hunian, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan) dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terdiri dari:

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan, Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan yang diakui sebagai beban dalam laporan Laba rugi komprehensif konsolidasian. Manajemen berkeyakinan tidak terdapat indikasi suatu aset, mengalami penurunan nilai, sehingga Perusahaan tidak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan dari aset. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pelaporan keuangan.

Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak Iagi berLiabilitas secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi seluruh kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh (full accrual method) , pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode uang muka sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan dengan metode akrual penuh (full accrual method) , pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit, dengan prosedur pengakuan sebagai berikut :

Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka.

Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan liabilitas yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau liabilitas tersebut telah dialihkan kepada pelanggan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset

(18)

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Pendapatan Jasa pemeliharaan lingkungan kawasan

Pendapatan Sewa

Pengakuan Beban

Beban diakui pada saat terjadinya atau pengakuan beban secara akrual (accrual method) sesuai saat pengakuan tansaksi penjualan. n. Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Final :

Pajak Penghasilan Non-Final

Pendapatan atas jasa dan pemeliharaan lingkungan kawasan (maintanance fee) diakui pada saat jasa diberikan sejak penempatan kawasan dan telah diserah terimakan kepada pembeli / tenant , dan pengakuan atas pendapatan ini diakui setiap bulannya dalam laporan laba-rugi komprehensif. Semua beban atas pemeliharaan lingkungan kawasan diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan yang ditanguhkan dicatat pada laporan posisi keuangan dan pendapatan sewa secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku diperhitungkan dalam laporan laba-rugi komprehensif dan diamortisasikan dengan metode garis lurus (straight line methot) selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Pada tahun 2009, Perusahaan telah menghitung pajak penghasilan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 243/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. Berdasarkan peraturan ini, penghasilan atas transaksi penjualan atau pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang diterima atau diperoleh wajib pajak mulai tanggal 1 Januari 2009 akan dikenakan pajak final berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan yang berlaku.

Pendapatan yang diakui dan telah dikenakan Pajak penghasilan final, beban pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui selama periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang dibayar / terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada penghitungan laba-rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan, diakui sebagai pajak dibayar di muka atau utang pajak. Jika penghasilan telah dikenakan pajak penghasilan final perbedaan antara nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian aktivitas pengembangan adalah berdasarkan persentase aktivitas yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan jumlah aktivitas yang harus dilaksanakan.

Beban pokok penjualan kapling / lahan siap bangun ditentukan berdasarkan taksiran biaya perolehan tanah ditambah taksiran beban lain untuk pengembangan dan pembangunan prasarana penunjang. Beban pokok penjualan gudang, rumah toko atau rumah kantor, rumah hunian dan rumah gerai ditentukan berdasarkan seluruh biaya aktual pengerjaan / konstruksi yang terjadi dan taksiran biaya untuk menyelesaikan pengerjaan. Taksiran biaya untuk menyelesaikan pengerjaan disajikan dalam “Beban yang masih harus dibayar” yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Perbedaan antara jumlah taksiran biaya dengan biaya aktual pengerjaan atau pengembangan dibebankan pada “Beban Pokok Penjualan” periode berjalan.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No.46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”, yang mengharuskan Kelompok Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak masa depan atas pemulihan (penyelesaian) di masa depan dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam tahun berjalan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.

Penerapan PSAK No.46 (Revisi 2010) tidak menimbulkan perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

(19)

n. Pajak Penghasilan (lanjutan)

o. Liabilitas Imbalan Kerja

Program Pensiun

Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap.

Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah Projected Unit Credit (PUC) Method. Program Imbalan Kerja

Akumulasi keuntungan (kerugian) aktuaria lebih dari 10% dari nilai sekarang Liabilitas manfaat pasti diamortisasi selama sisa masa kerja, namun keuntungan (kerugian) aktuaria dari Liabilitas pegawai yang masih aktif bekerja setelah usia pensiun akan diakui langsung karena Liabilitas sudah terjadi.

Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2010), beban manfaat kesejahteraan karyawan diakui langsung, kecuali keuntungan (kerugian) aktuaria dan biaya jasa lalu (non-vested ).

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuaria dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi secara sistematis dengan menggunakan metode anuitas pasti selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.

Sesuai dengan kesepakatan kerja bersama, Perusahaan juga akan membayar uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 sejak tahun 2003, sehingga Perusahaan dan Entitas Anak membukukan Liabilitas atas program imbalan pasca kerja.

Sesuai dengan PSAK No.24 (Revisi 2010) mengenai Imbalan Kerja, Liabilitas atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode PUC. Penerapan pernyataan tersebut telah menyebabkan perubahan dalam kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak sehubungan dengan estimasi Liabilitas tersebut.

Beban pajak penghasilan kini dihitung berdasarkan taksiran Laba kena pajak periode berjalan. Aset dan Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan Liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya pada setiap periode pelaporan dengan menggunakan metode liabilitas. Manfaat pajak masa datang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui selama besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan. Efek pajak untuk periode berjalan dialokasikan pada operasional, kecuali untuk efek pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan pada ekuitas.

Koreksi terhadap Liabilitas perpajakan dicatat pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perseroan dan entitas anak mengajukan banding, apabila: (1) pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidak pastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap Liabilitas perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau (2) pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus Perseroan dan entitas anak yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding Perseroan secara signifikan tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan Liabilitas perpajakan berdasarkan ketetapan pajak diakui.

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Revisi SAK ini antara lain memberbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuarial yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntunga/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Karena Perusahaan tidak memilih metode ini dan tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian dengan menggunakan metode koridor seperti diuraikan di bawah ini, maka penerapan awal PSAK No. 24 (Revisi 2010) ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan selain tambahan pengungkapan.

(20)

p. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Hubungan Berelasi

1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: ; i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor ;

ii. Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor ;

iii. atau personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. 2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal sebagai berikut :

i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama ; ii.

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama ;

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga ; v.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a) vii

.

q. Laba Bersih per Saham

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dalam menyiapkan laporan keuangannya, yang terdiri dari :

Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya) ;

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

Laba bersih per saham(LPS) dasar dihitung dengan membagi total laba komprehensif diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar sepanjang periode pelaporan.

Laba bersih per saham(LPS) dilusian dihitung dengan membagi total laba komprehensif diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah sahambiasa yang beredar pada periode pelaporan, yang disesuaikan untuk mengasumsikan konversi efek berpotensi sahambiasa yang sifatnya dilutif.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.

Jumlah rata-rata tertimbang saham yang diperhitungkan untuk menghitung Laba per saham dasar untuk periode / tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah masing-masing sebanyak 1.429.915.525 saham dan 31 Desember 2012 sebanyak 1.429.046.297 saham, Rata-rata saham dilusian untuk periode yang sama masing-masing sebanyak 1.553.738.626 saham dan 1.554.011.283 saham serta 1.503.527.846 saham.

Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, entitas sponsor juga terkait dengan entitas pelapor.

Orang yang diidentifikasi dalam butir (a), (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau anggota manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

(21)

r. Aset, Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan) r. Aset, Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Aset Keuangan

1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi

2) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2010) "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan" dan PSAK No.55 (Revisi 2011) "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran" dan PSAK No.60 "Instumen Keuangan; Pengukuran".

PSAK No.50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dan instumen keuangan dan mengindentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan dan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan dari prespektif penerbit dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas, pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, deviden, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan untuk instrumen tersebut.

Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Berdasarkan klasifikasi tersebut pengukuran setelah pengukuran awal sebagai berikut :

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan untuk kelompok ini dinilai dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan Laba atau rugi diakui dalam laporan Laba rugi komprehensif konsolidasian. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kelompok ini.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan dalam kelompok ini dalam laporan posisi keuangan dinilai pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Kas dan setara kas, piutang dagang dan piutang lain-lain termasuk kelompok ini.

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai salah satu dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual. Grup menetapkan klasifikasi aset keuangan setelah pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan melakukan evaluasi pada setiap akhir tahun keuangan.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi.

PSAK No.55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan non keuangan. PSAK ini antara lain; menyediakan defenisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No.60 mensyaratkan pengungkapan signifikan instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Perusahaan terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.

(22)

r. Aset, Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan)

3) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

i.

ii. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan iii. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

4) Aset keuangan tersedia untuk dijual

Investasi saham diukur dengan metode biaya

Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan

Dampak atas penurunan nilai yang terjadi sebelum penerapan dibebankan pada tahun berjalan karena pemisahan atas dampak tersebut tidak dapat dilakukan oleh Perusahaan dan tidak praktis.

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain :

Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan Laba rugi;

Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Aset keuangan dalam kelompok ini dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dinilai pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan kelompok ini.

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan aba rugi komprehensif konsolidasian.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana Laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi tahun berjalan. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi saham diukur dengan metode biaya.

Perusahaan menentukan secara individual jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual, maka perhitungan penurunan nilai dengan menggunakan metode discounted cash flow dan/atau nilai wajar jaminan.

Untuk aset keuangan yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai, maka Perusahaan membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif. Perhitungan secara kolektif dilakukan dengan prosentase tertentu. Setiap tahun Perusahaan akan mengkaji basis prosentase tersebut sampai dengan diperoleh data historis yang memadai.

Referensi

Dokumen terkait

kinerjanya yang melebihi standar. Pemberian insentif juga diharapkan dapat memotivasi dalam mencapai tujuan. Sehingga dalam mencapai efektivitas, diperlukanya mengarah

Namun, secara keseluruhan pelapisan logam KS 01 dengan komposit Ni-kitosan memberikan daya tahan yang lebih tinggi terhadap gesekan sehingga nilai laju korosi

Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran mencari starategi baru dalam kegiatan penyelenggaraan

Kaya kung mayroong isang bagay, isang uri ng kultura katulad ng Fliptop na binabawas or maari pa nga na itigil ang pag-dedegrado ng Filipino sa ating bansa, bakit pa ba natin hindi

KPH KONSERVASI KPH LINDUNG KPH PRODUKSI APL APL APL DAS PROGRAM BINA PRODUKSI DAN USAHA KEHUTANAN PROGRAM BINA PENGELOLAAN DAS, HUTAN LINDUNG DAN PS PROGRAM

adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Yang menjadi point utama positioning yaitu ingin memposisikan dan menciptakan image atau citra “Rental Sewa Xiaomi Yi Kamera Malang” dibenak konsumen sebagai rental kamera action

Selanjutnya guru menanyakan kembali pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya dengan bertanya jawab mengenai unsur-unsur cerita rakyat dan guru memberitahu bahwa