• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA MAKRO & ISU STRATEGIS KEBIJAKAN FISKAL dan ARAH KEBIJAKAN BIDANG KEHUTANAN RPJMN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA MAKRO & ISU STRATEGIS KEBIJAKAN FISKAL dan ARAH KEBIJAKAN BIDANG KEHUTANAN RPJMN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

J

Disampaikan pada pertemuan konsultasi dengan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

KERANGKA MAKRO & ISU STRATEGIS

KEBIJAKAN FISKAL

dan

ARAH KEBIJAKAN BIDANG KEHUTANAN

RPJMN 2015-2019

(2)

Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (SPPN)

(3)

SPPN & Proses Perencanaan

Slide 3

1.

Proses Politik

:

Pemilihan langsung dipandang sebagai proses perencanaan

karena menghasilkan rencana pembangunan dalam bentuk Visi, Misi, dan

Program yang ditawarkan Presiden/Kepala Daerah terpilih selama kampanye.

2.

Proses Teknokratik

:

Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional,

atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan

perencanaan

3.

Proses Partisipatif

:

Perencanaan yang melibatkan para pemangku kepentingan

pembangunan (stakeholders)  Antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang

4.

Proses Bottom-Up dan Top-Down

:

Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas

ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hirarki pemerintahan

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu

kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk

menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka

panjang

,

jangka

menengah

, dan

tahunan

yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat

pusat

dan

(4)

Tahapan

Pembangunan

dalam

RPJPN 2005-2025

Slide 4

RPJM 4

(2020-2024)

RPJM 1

(2005-2009)

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai,

yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan

yang lebih baik.

RPJM 2

(2010-2014)

Memantapkan penataan kembali NKRI,

meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing

perekonomian

RPJM 3

(2015-2019)

Memantapkan pem-bangunan secara menyeluruh dengan menekankan pem-bangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang

berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang berkualitas, serta

kemampuan iptek

Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan

makmur melalui percepatan

pembangunan di segala bidang dengan struktur

perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

(5)

Pembagian Tugas SIDANG KABINET TRILATERAL MEETING Bilateral Meeting Penyesuaian Renstra K/L Musrenbang Jangka Menengah Nasional Bilateral Meeting Penyesuaian RPJMD SIDANG KABINET Penelaahan PEMERINTAH DAERAH RANCANGAN AWAL RPJMN RANCANGAN RPJMN RANCANGAN AKHIR RPJMN RPJMN 2015-2019 1 3 5 6 2

Bagan Alur Penyusunan RPJMN

5 Platform Presiden RENSTRA K/L Rancangan Renstra K/L Pedoman Penyesuaian 4 Hasil Evaluasi Renstra RPJPN 2005-2025 Hasil Evaluasi RPJMN Aspirasi Masyarakat Pedoman Penyusunan RPJMD Bahan penyusunan dan Perbaikan Rancangan Teknokratik Renstra K/L Rancangan Teknokratik RPJMN Background Study RANCANGAN RPJMN Slide 5

(6)

Dasar Substansi Penulisan

RPJMN 2015-2019

(7)

Slide 7

Dasar Substansi Penulisan

RPJMN 2015 - 2019

1. AMANAT UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 –

2025

Memuat tahapan pembangunan dimulai dari RPJMN 1 –

RPJMN 4

Arah pembangunan untuk RPJM ke-3

(2015-2019)

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh

di berbagai

bidang dengan menekankan pencapaian

daya saing kompetitif

perekonomian berlandaskan

keunggulan sumber daya alam (SDA)

dan

sumber daya manusia (SDM) berkualitas

serta

kemampuan

ilmu dan teknologi (IPTEK)

yang terus meningkat .

2. VISI DAN MISI PRESIDEN

Visi, Misi dan Program Aksi

Prioritas Nasional 2015 – 2019

(8)

Menurut UU 25 Tahun 2004, Pasal 4 ayat 2

RPJMN merupakan

Penjabaran Visi, Misi dan Program Presiden

Memuat:

o

Srategi pembangunan Nasional, dan Kebijakan Umum

o

Program Kementerian/Lembaga (K/L), dan Lintas K/L

o

Program Kewilayahan dan Lintas Wilayah

o

Kerangka Ekonomi Makro, termasuk:

Arah kebijakan fiskal

Kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

Muatan

RPJMN 2015 - 2019

Slide 8

(9)

Arah kebijakan, Sasaran, Strategi &

Kerangka Makro RPJMN 2015-2019

(10)

RPJM 2

RPJM 3

RPJM 4

Pertumbuhan

PDB

per tahun

6 - 8 %

PDB per kapita

Sktr USD 4.000

2013

Sktr USD 7.000

2019:

> USD 12.000

2025:

Kemiskinan

Pengangguran

2015

2020

2025

2030

2010

Threshold Middle Income Trap

USD 12.000

BONUS DEMOGRAPHIC

2010

2030

Latar Belakang

Slide 10

(11)

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia 2015-2019

PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI 2015-2019

Comprehensive Reform akan

membawa Indonesia mencapai

“Potential Growth” tumbuh

mendekati 8% pada akhir 2019

(rata rata sekitar 7% selama

2015-2019), yang sebagian

besar ditopang oleh kenaikan

capital accumulation dan

productivity (TFP).

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Y 6.2 6.5 6.2 5.8 6.0 6.0 6.1 6.2 6.3 6.4 5.8 6.0 6.2 6.4 6.8 7.0 7.1 5.8 6.0 6.3 6.5 7.0 7.4 7.8 K 3.7 3.9 3.6 3.2 3.3 3.3 3.3 3.4 3.4 3.4 3.2 3.3 3.3 3.4 3.5 3.6 3.6 3.2 3.3 3.4 3.5 3.7 3.8 4.0 L 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.7 1.7 1.7 1.8 1.6 1.6 1.7 1.7 1.8 1.8 1.8 1.6 1.6 1.7 1.7 1.8 1.9 1.9 TFP 0.9 1.0 1.0 1.0 1.1 1.1 1.1 1.1 1.2 1.2 1.0 1.1 1.2 1.3 1.5 1.6 1.7 1.0 1.1 1.2 1.3 1.5 1.7 1.9

Realisasi As Business As Usual Low Partial Reform Baseline Comprehensive Reform High

Slide 11

(12)

Kerangka Ekonomi Makro APBN 2014

Dan Sasaran RPJM 2015-2019

NO URAIAN Unit 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,0 6,3 6,5 7,0 7,4 7,8

2 Inflasi % 5,5 6,0 5,8 5,6 5,3 5

3 Nilai Tukar (Rp/USD) 10500 12000 12000 12000 12000 12000

4 Suku Bunga SPN 3 Bulan % 5,5 - - - - -

5 Harga Minyak Mentah ICP (USD/brl) 105 100 100 100 100 100

6 Lifting Minyak (rb brl/hr) 870 870 850 830 820 810

7 Lifting Gas minyak/hr (rb brl eq 1240 1240 1230 1220 1210 1210

8 Volume BBM Bersubsidi (juta kl) 51,5 50,7 53,3 56 58,8 61,6

9 Pengangguran Terbuka (%) 5.7-5.9 - - - - -

10 Penduduk Miskin (%) 9.0-10.5 - - - - -

Slide 12

(13)

Proyeksi Penduduk 2035

Berdasarkan proyeksi 2010-2035, windows of opportunity/bonus demografi sudah dimulai sejak tahun 2012 dan titik terendah rasio

ketergantungan terjadi pada tahun 2028-2031.

Potensi bonus demografi: meningkatnya jumlah angkatan kerja usia produktif, meningkatnya tabungan masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.

Bonus demografi tidak secara otomatis memberi manfaat, tetapi

harus disertai kebijakan tepat

Windows of Opportunity Parameter 2010 2015 2020 2025 2030 2035 TFR 2,49 2,37 2,26 2,14 2,03 1,93 IMR 29,3 26,0 23,8 22,4 21,5 21,0 Migrasi internasional 0 0 0 0 0 0 Eo (Usia harapan hidup) * 70,1 70,9 71,5 72,0 72,2

LPP * 1,5 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6 Jumlah Penduduk (juta)

238,5 255,5 271,1 284,8 296,4 305,6 Usia 0 – 14 (%) 28,6 27,3 26,1 24,6 22,9 21,5 Usia 15 – 64 (%) 66,5 67,3 67,7 67,9 68,1 67,9 Usia 65+ (%) 5,0 5,4 6,2 7,5 9,0 10,6 Usia 60+ (%) 7,56 8,49 9,99 11,83 13,82 15,77 Rasio Ketergantungan (%) 50,5 48,6 47,7 47,2 46,9 47,3 Proyeksi Penduduk 2010-2035

(14)

NO. KOMPONEN

USULAN REFORM

OUTCOME

3. Inovasi Teknologi • Penataan Kelembagaan Iptek nasional

yang lebih stream-line antara Kementerian Ristek, Lembaga Penelitian, Perangkat Kebijakan (DRN, KIN, AIPI)

• Penataan kelembagaan litbang di

Kementerian yang lebih terintegrasi dengan jajaran pelaksana / penyedia jasa

• Produktivitas inovasi

meningkat

• Daya saing nasional

meningkat

• Difusi inovasi lebih cepat

• Peningkatan kapasitas Inovasi dalam

bentuk peningkatan kualitas dan jumlah peneliti serta sarana dan prasarana lab.

Peningkatan reward bagi peneliti dan

perekayasa yang kompetitif dengan negara tetangga.

• Pasokan inovasi teknologi

meningkat

• Layanan teknologi ke

industri meningkat

• Jumlah teknopreneur

meningkat

• Insentif bagi industri melakukan atau

membiayai riset terlaksana

• Pengeluaran industri untuk

R&D meningkat

• Penyediaan dan peningkatan jangkauan

layanan difusi inovasi ke UKM

• UKM lebih berdaya saing

• Pembangunan infrastruktur mutu nasional

yang mencakup standardisasi, kelibrasi, metrologi, akreditasi dan pengujian.

• Daya saing produk industri

meningkat.

Slide 14

(15)

BAHAN PRESENTASI

RPJMN 2015-2019

DIREKTUR KEHUTANAN DAN

KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

(16)

Latar Belakang:

(17)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 % 1,18% 1,03% 0,97% 0,91% 0,88% 0,81% 0,90% 0,92% 0,82% 0,80% 0,75% 0,70% 0,00% 0,20% 0,40% 0,60% 0,80% 1,00% 1,20% 1,40%

(18)

KONDISI KEHUTANAN YANG TIDAK MEMUASKAN

SAAT INI

Beberapa Faktor Penyebab:

Belum semua kawasan hutan dikelola oleh institusi yang memiliki

kewenangan mengelola (management)

Belum selesainya tata batas

Kelemahan kerangka kerja SFM

Perlindungan kawasan hutan yang tidak memadai

Pola produksi dan konsumsi HHK tidak tercatat dengan baik

Lalai dalam mengelola HHBK

Pengambilan sumber daya hayati secara tidak sah

Masih luasnya kawasan hutan berstatus open access

Perambahan liar

Pembakaran hutan dengan sengaja

Perladangan berpindah

Perubahan bentang alam akibat pertambangan terbuka

(19)

Kepedulian rendah

Kebijakan yang lemah dan

prioritas rendah Praktek korupsi Distorsi aset

Partisipasi masy dihambat Konflik peran pemerintah dlm kehutanan Visi kelompok kepentingan yang sempit

KELEMAHAN DAN KEGAGALAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN

Kebakaran Over grazing Perladangan

berpindah Konversi hutan

Penyalahgunaan dan penggunaan

berlebih yang tidak terkontrol sumber daya air Pemanenan

DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION

Produktivitas menurun Erosi meningkat dan kehilangan nilai DAS Kehilangan Biodiversity Kehilangan Aset Sumber Daya Hutan Penurunan Flora dan Fauna Liar

KETIDAKBERLANJUTAN SUMBER DAYA HUTAN

(20)
(21)

SUSTAINABLE DEVELOPMENT

EKONOMI

SOSIAL

LINGKUNG-AN

PENINGKATAN DAYA

SAING

PENYEDIAAN

LAPANGAN KERJA

PERLINDUNGAN DAN

PENGAWETAN

PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

(22)

KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL

RPJMN 2015-2019 BIDANG KEHUTANAN:

PENINGKATAN DAYA SAING SEKTOR KEHUTANAN

PEMISAHAN FUNGSI ADMINISTRATUR DAN PENGELOLA

HUTAN DI KELOLA SECARA PROFESIONAL DI TINGKAT TAPAK

OPERASIONALISASI KESATUAN PENGELOLA HUTAN (KPH)

SECARA PROFESIONAL

(23)

TITIK BERANGKAT PEMBANGUNAN

SEKTOR KEHUTANAN

KESATUAN

PENGELOLAAN HUTAN

KABUPATEN

PROVINSI

NASIONAL

PELA

KS

AN

AA

N

K

O

M

PO

SIT

PEM

BIN

AA

N

D

AN

F

AS

ILIT

AS

I

(24)
(25)

KPH

KONSERVASI

KPH

LINDUNG

KPH

PRODUKSI

APL

APL

APL

DAS

PROGRAM BINA

PRODUKSI DAN

USAHA

KEHUTANAN

PROGRAM BINA

PENGELOLAAN

DAS, HUTAN

LINDUNG DAN PS

PROGRAM

PENGELOLAAN

HUTAN

KONSERVASI DAN

BIODIVERSITY

PROGRAM-PROGRAM

PENUNJANG

(26)

KERANGKA

KELEMBAGAAN

PENDANAAN

KERANGKA

KERANGKA

REGULASI

(27)

KPH

MONEY

MANPOWER

MATERIAL

MACHINE

METHOD

BA

SELIN

E D

AT

A D

AN

IN

FO

RM

AS

I

MARKET

MULAI

USAHA

(28)
(29)

MONEY

USAHA

DUNIA

PEMERINTAH

KERJASAMA

PEMERINTAH

SWASTA

KERANGKA

REGULASI

APBN/APBD

KERANGKA

ANGGARAN

INITIAL

CAPITAL

PERATURAN

PRESIDEN

SEKRETARIAT

JENDERAL

MENENGAH/T

AHUNAN

BLK-BAK

(30)

RE

VIE

W

D

AN A

TA

U

R

EV

ISI

SEKRETARIAT

JENDERAL

UNDANG-UNDANG

PERATURAN

PEMERINTAH

PERATURAN

PRESIDEN

PERATURAN

MENTERI

DEBOTTLE

NECKING

(31)

SEKRETARIAT

JENDERAL

EXISTING

STRUKTUR

KELEM-BAGAAN

FUTURE

STRUKTUR

KELEM-BAGAAN

REVIEW

REVISI

P

RO

GR

AM

K

EH

U

TA

N

AN

(32)

PROGRAM DAN KEGIATAN

Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Penerapan kepemerintahan yang baik

Penguatan kelembagaan

Pengamanan Kawasan Hutan

Damkar

Pamhut

(33)
(34)

MANPOWER

BP2SDM

PENYULUH

MANAJERIAL

DAN TEKNIK

SUMBER DAYA MANUSIA

MAPPING

KUANTITAS

KUALITAS

RECRUITING DAN

PENDIDIKAN-LATIHAN

CAREER MAPPING

AND DEVELOPMENT

(35)

PROGRAM DAN KEGIATAN

Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan Kedinasan

Pendidikan Reguler

Peningkatan Penyuluh

(36)

BADAN PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

(37)

MATERIAL

BADAN

LITBANG

JASA

KAYU

SUMBER DAYA ALAM

MAPPING

BUKAN KAYU

BIODIVERSITY

PILOT PROJECT

RENCANA USAHA

KELAYAKAN USAHA

POTENSI PENGEMBANGAN

KPH

KPH

HULU

HILIR

(38)

Konvergensi Penelitian dan

Pengembangan di KPH

KPH

Kayu

Bukan Kayu

Biodiversity

Jasa

Lingkungan

Inventarisasi potensi sumber daya hutan

Kebijakan makro

(39)
(40)

MACHINE

METHOD

HULU DAN

HILIR

MARKET

BINA

PENGELOLAAN

DAS-HL-PS

BINA PRODUKSI

DAN USAHA

PENGELOLAAN

KONSERVASI DAN

KONSERVASI

PLANOLOGI

KEHUTANAN

(41)

PLANOLOGI

KEHUTANAN

2014

120

KPH

2015

220

KPH

2016

320

KPH

2017

420

KPH

2018

520

KPH

2019

600

KPH

(42)

PLANOLOGI

KEHUTANAN

• Kegiatan

• ……….

Penunjukan

• Kegiatan

• ……….

Penataan

Batas

• Kegiatan

• ……….

Pemetaan

• Kegiatan

• ……….

Penetapan

PEMBENTUKAN KPH

PENYEDIAAN SARPRAS DASAR

(43)

PLANOLOGI

KEHUTANAN

• KPHP:

78

• KPHL:

• KPHK:

2014

• KPHP:

78

• KPHL:

• KPHK:

2015:

100

• KPHP:

• KPHL:

• KPHK:

2016:

100

• KPHP:

• KPHL:

• KPHK:

2017:

100

• KPHP:

• KPHL:

• KPHK:

2018:

100

• KPHP:

• KPHL:

• KPHK:

2019:

100

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah Tingkat I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1954

Dari program di atas, saat di eksekusi maka program akan menghasilkan output “Bilangan A lebih besar dari bilangan B” karena saat melakukan perbandingan nilai Register AL yaitu 67

Your Office Live Essentials or Premium account comes with the capabil- ity to add (respectively) 10 or 20 users. If you start to add more com- pany Workspaces, you might need to

Setelah dilakukan analisa pengaruh dan hubungan antara sikap konsumen terhadap keputusan pembelian maka diperoleh kesimpulan bahwa sikap konsumen terdapat hubungan yang cukup kuat

Disinilah muncul fungsi positif dari konflik, karena dari konflik yang terjadi dalam perundingan perumusan PKB tersebut menghasilkan sebuah PKB yang disepakati

alam Fana Qalbi, Khatrah hati dapat dihindarkan. Sesudah itu setelah menyedari lintasan Khatrah tersebut, dari manakah datangnya? Maka mulailah datang kehairanan

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyunigsih (2008) menunjukkan bahwa penurunan bond rating berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap

Manfaat yang akan diberikan melalui penelitian ini adalah (1) Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan sebagai acuan untuk mempertahankan posisinya di