PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Tanggal
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI : Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Tanggal 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi)
Neraca Konsolidasi 1 - 2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi 5
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
Per 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Per 30 September 2009 – Tidak Kondolidasi)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Catatan 30 September 2010 30 September 2009
ASET
Kas dan bank 2b, 2m, 3 1.456.646.970 991.387.406
Piutang usaha 2c, 4 13.271.972.332 9.030.793.955
Piutang lain-lain 5 474.352.756 272.686.800
Persediaan 2d, 6 74.298.732.201 66.291.407.794
Tanah yang belum dikembangkan 2e, 7 89.962.451.500 28.744.552.500
Uang muka pembelian tanah 8 7.099.250.000 3.592.100.000
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 9 881.872.733 281.517.722
Pajak bayar dimuka 2j, 14 961.541.308 16.189.727
Aset tetap – (setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesarRp.3.527.826.802, dan Rp.2.070.677.591, masing-masing pada 30 September 2010 dan 2009)
2f,10,28d 11.898.752.759 9.414.072.628
Aset lain-lain 11.803.000 7.803.000
JUMLAH ASET 200.317.375.559 118.642.511.532
Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
Catatan 31 Desember 2009 31 Desember 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang usaha 11 402.645.150 2.052.528.103
Hutang lain-lain 12 641.708.812 10.314.667.505
Hutang pajak 2j, 14 791.408.730 1.615.755.690
Biaya masih harus dibayar 15,25,28a 1.606.133.168 172.800.000
Pendapatan diterima dimuka 28c 60.416.662 132.916.666
Uang muka penjualan 2i, 16 26.385.580.728 8.983.365.910
Hutang sewa 2h, 17,26 855.731.465 903.251.145
Hutang bank 18,26 15.816.167.372 13.231.888.381
Hutang hubungan istimewa 2l, 13,27 3.459.854.400 889.199.747
Kewajiban imbalan pasca kerja 2k, 19 1.017.459.164 681.869.352
Uang jaminan 12 64.200.000 41.200.000
Jumlah kewajiban 51.101.305.651 39.019.442.499
Kewajiban Hak minoritas 3.789.627 -
EKUITAS
Modal saham 20, 21 120.070.150.000 70.000.000.000
Modal dasar Perseroan sebanyak 2.000.000.000 lembar saham biasa dan 245.000.000 lembar saham waran, nominal per saham Rp.100 (seratus Rupiah), modal saham ditempatkan dan disetor penuh pada 30 September 2010 sebanyak 1.200.000.000 lembar saham biasa dan 701.500 saham waran. Dan pada 30 September 2009 modal saham ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 700.000.000 saham.
Agio saham 22 2.547.966.267 -
Saldo laba 26.594.164.014 9.623.069.033
Jumlah Ekuitas 149.212.280.281 79.623.069.033
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 200.317.375.559 118.642.511.532
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Catatan (sembilan bulan) 2010 (sembilan bulan) 2009 PENJUALAN BERSIH 2i, 23 64.583.069.546 46.137.427.364
BEBAN POKOK PENJUALAN 2i, 24 31.178.016.323 29.358.965.260
LABA KOTOR 33.405.053.223 16.778.462.104
BEBAN USAHA 2i, 25
Pemasaran 3.529.837.870 569.125.850
Umum dan administrasi 10.289.180.669 5.854.734.251
Jumlah beban usaha 13.819.018.539 6.423.860.101
LABA USAHA 19.586.034.684 10.354.602.003
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2i,26,17,18
Pendapatan lain-lain 954.281.378 611.869.843
Beban lain-lain (2.887.298.930) (2.610.946.607)
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain (1.933.017.552) (1.999.076.764)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 17.653.017.132 8.355.525.239 PENDAPATAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2j, 14
Pajak Penghasilan final atas pengalihan hak
atas tanah dan bangunan (PHATB) (3.229.153.477) (2.305.376.823)
Pajak kini non final (132.808.800) (114.215.900)
Jumlah beban pajak (3.361.962.277) (2.419.592.723)
LABA BERSIH PERIODE BERJALAN 14.291.054.855 5.935.932.516
BAGIAN RUGI HAK MINORITAS 1.210.373 -
LABA BERSIH PERIODE BERJALAN SETELAH BAGIAN
RUGI HAK MINORITAS 14.292.265.228 5.935.932.516
LABA BERSIH PER LEMBAR SAHAM DASAR 2n 11,91 8,48
LABA BERSIH PER LEMBAR SAHAM DILUSIAN 2n 10.72 -
Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
Saldo Laba
Modal saham Agio saham penggunaannya Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas
Saldo per 1 Januari 2009 70.000.000.000 - - 3.687.136.517 73.687.136.517
Laba - bersih sembilan bulan periode yang berakhir pada 30 September 2009
- - - 5.935.932.516 5.935.932.516
Saldo per 30 September 2009 70.000.000.000 - - 9.623.069.033 79.623.069.033
Tambahan setoran modal
(Catatan 20)
(Penjualan saham perdana kepada masyarakat melalui Bursa Efek (IPO) sebanyak 500.000.000 lembar saham)
50.000.000.000 - - - 50.000.000.000
Agio saham (Catatan 22) - 2.540.951.267 2.540.951.267
Laba - bersih tiga bulan
periode yang berakhir pada 31 Desember 2009
- - 2.678.829.753 2.678.829.753
Saldo per 31 Desember 2009 120.000.000.000 2.540.951.267 - 12.301.898.786 134.842.850.053
Saldo Laba ditentukan
penggunaanya - - 10.000.000 (10.000.000) -
Tambahan setoran modal saham Pelaksanaan waran
(Catatan 21)
70.150.000 - - - 70.150.000
Agio saham atas pelaksanan
waran (Catatan 22) - 7.015.000 - - 7.015.000
Laba - bersih sembilan bulan periode yang berakhir pada 30 September 2010
- - - 14.292.265.228 14.292.265.228
Saldo per 30 September 2010 120.070.150.000 2.547.966.267 10.000.000 26.584.164.014 149.212.280.281
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2010
(sembilan bulan) (sembilan bulan) 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Penjualan tanah 89.388.194.100 28.724.134.049
Pendapatan lain-lain 278.232.263 192.058.707
Pembayaran untuk :
Perolehan tanah, pemasok dan kontraktor (89.486.132.051) (26.029.807.445)
Beban gaji dan tunjangan (4.679.833.133) (2.436.281.502)
Beban usaha diluar beban gaji (8.336.246.879) (2.919.326.844)
Jumlah (12.835.785.700) (2.469.223.035)
Penerimaan dari (pembayaran untuk) :
Piutang lain-lain (92.338.844) (82.058.800)
Pendapatan bunga 142.009.105 15.230.704
Pendapatan denda keterlambatan dan lain-lain 71.450.000 154.150.000
Beban bunga (2.460.675.685) (2.266.329.541)
Beban lain-lain (425.930.175) (260.995.516)
Beban pajak (5.779.897.777) (2.788.292.666)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas operasi (21.381.169.076) (7.697.518.854) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan / (Perolehan) aset tetap (3.933.905.362) (70.614.800)
Aset tidak lancar lainnya (4.000.000) (700.000)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas investasi (3.937.905.362) (71.314.800) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan/(pembayaran) hutang bank 2.866.610.001 8.208.190.098
Hutang pembiayaan konsumen 216.243.068 (781.157.873)
Penambahan / (pembayaran) Hutang lain-lain (296.570.000) (1.902.153.900) Penambahan/(pembayaran) hutang hubungan istimewa 2.955.659.617 889.199.747
Penambahan setoran modal atas pelaksanaan waran 77.165.000 -
Penambahan Hak minoritas 5.000.000 -
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas pendanaan 5.824.107.686 6.414.078.072 KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN BANK (19.494.966.752) (1.354.755.582)
Kas dan setara kas awal 20.951.613.722 2.346.142.988
KAS DAN SETARA KAS 1.456.646.970 991.387.406
Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PERSEROAN didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT BUMI CITRA PERMAI No. 2 tanggal 3 Mei 2000 yang dibuat dihadapan Abdullah Ashal, S.H., Notaris di Jakarta, Akta ini telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia No. C-19932.HT.01.01.TH 2000 tanggal 7 September 2000, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UU No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan No. TDP. 090517039407 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat nomor: 2105/BH.09.05/X/2001 tanggal 25 Oktober 2001, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 1 Februari 2002 No.10, Tambahan Berita Negara RI No. 1101/2002.
Bahwa PERSEROAN terakhir mengalami perubahan Anggaran Dasar, Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bumi Citra Permai, Tbk. No. 9 tanggal 6 Mei 2009, dibuat dihadapan Robert Purba, SH. Notaris di Jakarta, tentang perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi Perseroan Terbuka, pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) lembar saham dengan nominal saham Rp.100,- (seratus Rupiah) melalui Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat (Penawaran Umum), penerbitan waran sebanyak-banyaknya 245.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta) lembar Waran dengan nominal Rp.100,- (seratus Rupiah) yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: AHU.21310.AH.01.02. Tahun 2009, tanggal 18 Mei 2009.
Pada tanggal 24 Juni 2010 dalam Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan Akta No. 27 dari Notaris Syarifah Chozie, S.H., M.H., notaris di Jakarta, telah mendapat persetujuan transaksi dengan pihak affilasi berdasarkan Peraturan IX.E.1 Lampiran Keputusan BAPEPAM No. Kep-412/PL/2009 tanggal 25 November 2009. Transaksi material unsur benturan kepentingan (pihak affiliasi) yaitu Penjualan 2 unit Rumah toko (Ruko) di Blok A.11 (Catatan 23), dan transaksi pembelian Tanah milik pihak affiliasi yang terletak di desa Peusar seluas 84.710 m², tanah tersebut telah Sertifikat Hak Milik (Catatan 6).
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari Perusahaan adalah mengadakan usaha di bidang real estat, pembangunan, perdagangan, pertambangan, jasa, pengangkutan, percetakan dan pertanian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perusahaan dapat melaksanakan usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan usaha real estat dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha ini, termasuk pula pembebasan tanah (land clearing), developer, pematangan, pemetakan/pengkavlingan dan penjualan tanah, baik tanah untuk perumahan maupun tanah untuk industri;
2. Menyelenggarakan usaha kontraktor guna memborong segala macam pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum; 3. Menyelenggarakan usaha perdagangan umum baik atas perhitungan sendiri maupun atas tanggungan pihak lain. Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kramat Raya No.32-34, Senen, Jakarta Pusat 10450 dan mempunyai lokasi industri di Tangerang dengan usaha pembangunan perumahan, kantor dan pergudangan industri (Three In One) di Desa/Kelurahan Peusar dan Budimulya, Kecamatan Panongan dan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2003.
b. Komisaris, direksi dan karyawan
Susunan anggota Dewan Direksi dan Komisaris per 30 September 2010 dan 2009, berdasarkan Akta No.9 tanggal 6 Mei 2009 dari Notaris Robert Purba SH., Notaris di Jakarta, sebagai berikut ;
Dewan Komisaris : Dewan Direksi :
Komisaris Utama : Tahir Ferdian Direktur Utama : Annie Halim
Komisaris : Lim Victory Halim Direktur : Edward Halim
Komisaris : Kwek Kie Jen Direktur : Rudi Wijaya
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
1. UMUM (Lanjutan)
b. Komisaris, direksi dan karyawan (Lanjutan)
Jumlah karyawan Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah 78 orang dan 63 orang (tidak diaudit).
c. Anak Perusahaan
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Millenium Power (Anak Perusahaan) dengan Akta No. 1 tanggal 3 Mei 2010 dari Notaris Agung Aribowo, S.H., C.N., notaris di Jakarta, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-26060.AH.01.01.Tahun 2010 tertanggal 21 Mei 2010.
Dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam pasal 4 Modal dasar Perseroan sebesar Rp.1.000.000.000, terbagi atas 1.000 lembar saham dengan nominal Rp.1.000.000 per saham, dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh 50% sebanyak 500 lembar saham, dan Perusahaan (PT Bumi Citra Permai, Tbk) menempatkan dan telah menyetor penuh sebesar Rp.495.000.000, dengan kepemilikan 99%.
PT Millenium Power (Anak Perusahaan) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Menengah No. 4507/1.824.51 tanggal 21 Juni 2010, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.51.65696 tanggal 1 Juli 2010 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "Perdagangan Barang".
Perusahaan berkantor di MNC Tower Lantai 20, Jl. Kebon Sirih no.17-19, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, sesuai Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 262/-1.824/2010 tanggal 4 Mei 2010 dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Berikut ini Jumlah Aset pada Anak Perusahaan pada periode yang berakhir 30 September 2010 :
% Kepemilikan Jumlah Aset
Jumlah Aset 99 % 380.913.639
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan, yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan dibawah ini:
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan sesuai dengan Peraturan dan ketentuan No. VIII.G7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan SE-02/PM/2002 dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik Industri Real Estat.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah biaya perolehan (historical cost), laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang.
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
b. Kas dan bank
Kas dan bank konsolidasi mencakup Kas, Bank serta Deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Bank dan Deposito yang dibatasi penggunaannya dan dijaminkan akan diklasifikasi sebagai aset lain-lain.
c. Piutang usaha
Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan.
d. Persediaan
Persediaan tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam pengembangan/unit real estat disajikan di neraca sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable
value).
Biaya pengembangan proyek real estat
Harga perolehan unit real estat meliputi seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat dan biaya proyek tidak langsung yang dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya pengembangan real estat yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan unit real estat sebagai berikut:
1. Biaya pra-perolehan tanah;
Mencakup biaya sebelum perolehan tanah atau sampai Perusahaan memperoleh izin perolehan tanah dari Pemerintah. Biaya pra-perolehan tanah meliputi biaya pengurusan izin, konsultasi hukum, studi kelayakan, gaji karyawan, analisis dampak lingkungan dan imbalan untuk ahli pertanahan.
2. Biaya perolehan tanah;
Biaya perolehan tanah mencakup biaya pembelian area tanah, termasuk semua biaya yang secara langsung mengakibatkan tanah tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Biaya perolehan tanah meliputi biaya perolehan, biaya gambar topografi, master plan, pengurusan dokumen, bea balik nama, komisi perantara, imbalan jasa profesioanal dan pematangan tanah.
3. Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;
Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, gaji pekerja lapangan, bahan bangunan, penyusutan sarana dan peralatan proyek, penyewaan sarana dan peralatan proyek, perancangan dan bantuan teknis, jasa profesional, pengikatan jual beli dan pengurusan perjanjian jual beli.
4. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan
Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, asuransi, perancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan proyek, overhead konstruksi, pembangunan infrastruktur umum, jasa profesional dan biaya pinjaman.
5. Biaya pinjaman
Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat berdasarkan luas areal atau metode lain yang sesuai dengan kondisi proyek pengembangan real estat. Alokasi biaya yang telah dilakukan atas unit real estat harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial.
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
e. Tanah yang belum dikembangkan
Tanah yang belum dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari biaya pra-perolehan dan perolehan tanah. Harga perolehan tanah yang belum dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dalam pengembangan pada saat pengembangan tanah akan dimulai.
f. Aset tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No.16 (revisi 2007), ”Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), ”Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain” dan PSAK No. 17 (1994), ”Akuntansi Penyusutan” dimana Perusahaan telah memilih model biaya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Aset tetap konsolidasi dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi tersebut diakui ke dalam jumlah tercatat (”carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.
Semua aset tetap kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut :
Jenis Aset Tetap Estimasi Masa Manfaat
Gedung : 10 – 20 Tahun
Perabot dan peralatan kantor : 4 – 8 Tahun
Kendaraan : 4 – 8 Tahun
Mesin dan peralatan : 4 – 8 Tahun
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba rugi yang timbul dari penghentian aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik, serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai dan aset tersebut siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) g. Penurunan Nilai Aset
Sesuai dengan PSAK 48 tentang “Penurunan Nilai Aset”, manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Jumlah aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan perhitungan laba rugi konsolidasi.
h. Sewa
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan SAK 30 (Revisi 2007), “Sewa”, yang menggantikan SAK 30 (1990), “Akuntansi Sewa”. Menurut SAK revisi ini, suatu sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa.
Aset sewa yang digunakan oleh lessee sesuai dengan sewa pembiayaan disusutkan secara konsisten dengan menggunakan metode yang sama dengan aset yang disusutkan yang dimiliki secara langsung atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa sewa dan masa manfaat, jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan kepemilikan pada akhir masa sewa.
Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Penerapan dari SAK revisi ini tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
i. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”, berdasarkan pernyataan tersebut maka:
1. Pendapatan dari penjualan bangunan rumah, rumah toko (ruko) dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh karena telah memenuhi seluruh kriteria berikut:
• Proses penjualan telah selesai; • Harga jual akan tertagih;
• Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang
akan datang; dan
• Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu
transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Dengan kata lain, pembangunan telah diselesaikan dan siap digunakan.
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i. Pengakuan Pendapatan (Lanjutan)
2. Pendapatan dari penjualan kavling tanah tanpa bangunan, diakui dengan metode akrual penuh karena pada saat pengikatan jual beli, seluruh kriteria berikut ini telah terpenuhi:
• Jumlah pembayaran oleh pembeli sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
• Harga jual akan tertagih;
• Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;
• Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.
Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit, dengan prosedur pengakuan sebagai berikut:
1. Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka.
2. Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui.
3. Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan.
Beban pokok penjualan tanah dan bangunan, ditentukan berdasarkan metode rata-rata, meliputi semua biaya konstruksi yang terjadi dan beban pokok tanah. Beban pokok tanah meliputi biaya perolehan tanah ditambah beban lain untuk pengembangan tanah.
Pendapatan atas jasa dan pemeliharaan diakui pada saat jasa diberikan. Semua beban diakui pada saat terjadinya dan sesuai dengan masa manfaatnya.
j. Pajak Penghasilan
1. Pajak penghasilan final
Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.
Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
j. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka dan pajak yang masih harus dibayar.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui sebagai beban lain-lain pada periode berjalan, kecuali apabila diajukan keberatan atau banding, jumlah tambahan pokok dan denda pajak tersebut ditangguhkan pembebanannya sampai keputusan atas keberatan atau banding tersebut telah ditetapkan.
2. Pajak penghasilan tidak final
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan (jika ada) juga diakui sebagai aset pajak tangguhan sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
k. Imbalan Kerja
Sejak tahun 2004, Perusahaan menerapkan PSAK No.24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”. Tidak terdapat perubahan jumlah cadangan imbalan kerja Perusahaan untuk tahun 2003 sehubungan dengan penerapan PSAK No.24 (Revisi 2004) sehingga laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003 tidak disajikan kembali.
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, bonus dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca dan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan, setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar.
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan langsung diakui pada tahun berjalan, sedangkan keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
l. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa digambarkan sebagai berikut:
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada dibawah pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries,
dan fellow subsidiaries);
2. Perusahaan Asosiasi (associated company);
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan yang berpengaruh secara signifikan dan keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat dari orang-orang tersebut; dan
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir 3 dan 4 atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sesuai dengan perusahaan pelapor.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak luar hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
m. Transaksi dalam Mata Uang Asing
Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.
Kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah USD 1,00 = Rp.8.924,- dan USD 1,00 = Rp.9.681.
n. Laba Bersih per Saham
Sesuai dengan PSAK No. 56 “Laba Per Saham” laba/(rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba/(rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham adalah sebesar 1.200.221.714 saham untuk periode 30 September 2010, dan 700.000.000 saham untuk periode 30 September 2009.
2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
o. Investasi Saham
Penyertaan dalam perusahaan asosiasi dengan kepemilikan antara 20% sampai 50%, dibukukan dengan metode ekuitas, dimana biaya perolehan penyertaan ditambah atau dikurang dengan bagian perusahaan atas laba / (rugi) bersih perusahaan asosiasi sejak perolehan. Dividen akan dibukukan sebagai pengurang investasi.
o. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset, kewajiban, pendapatan dan beban sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang kemungkinan berbeda dari estimasi tersebut.
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
3. KAS DAN BANK
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Kas (rupiah)
Kas - Perusahaan 58.548.008 16.806.681
Kas – Anak Perusahaan 323.698.300 -
Bank:
Rupiah
Perusahaan ;
PT Bank Central Asia, Tbk. 712.115.889 447.741.376
PT BPR Danatama Indonesia 123.793.806 507.497.836
PT Bank Capital Indonesia, Tbk 131.612.557 -
PT Bank CIMB Niaga 78.039.170 1.077.000
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 16.252.013 5.258.287
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. - 1.035.430
PT Bank Ekonomi Raharja 2.149.708 2.444.691
Bank Jabar, Banten 1.420.000 -
Anak Perusahaan
PT Bank Central Asia, Tbk 870.000 -
Dollar Amerika Serikat
Perusahaan PT Bank Central Asia, Tbk (AS$.913, AS$.984, per 30-Sept-2010
dan 2009) 8.174.384 9.526.104
Jumlah 1.456.646.970 991.387.406
Seluruh Bank diatas bukan merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, kecuali PT Bank BPR Danatama Indonesia.
4. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Piutang – Penjualan :
PT Power Steel Indonesia 6.828.683.500 6.553.899.000
PT Alcorindo Sejahtera 1.995.923.998 -
Bp. Junus 986.000.000 -
PT ARS Indonesia 550.125.000 550.125.000
PT ARS Asia 293.625.000 293.625.000
PT Matahari Leisure - 270.391.242
PT Sriwijaya Sukses Sejahtera - 235.726.040
Dwi Santoso 228.204.900 -
PT Sunjin Blue Thread 202.221.800 -
PT Mega Foamindo Jaya 200.323.200 -
PT. Cheong Ma Tech (Mr. Park Won Sup) 173.943.000 -
4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
30 September 2010 30 September 2009
Lanjutan 11.459.050.398 7.903.766.282
PT Samator Gas Industri 138.600.000 138.600.000
PT Karya Inti Mitra Abadi 120.848.000 -
PT Optim Indo Jaya 107.692.304 -
Tn. Tri Iskandar 102.500.000 102.500.000
PT Ciptametalindo Lestari (Ibu Merry) 101.024.000 101.024.000
Bp. Jiemmy Budyanto 69.475.200 69.475.200
PT Dito Selaras Abadi 61.250.000 -
Yahya Minto Mulyo 59.583.700 -
PT Yudha Daya Elektrik Mandiri - 39.149.000
PT Makmur Langgeng Abadi - 38.395.500
Tn. Yonathan - 32.000.000
Tn. Kwee Suwito - 32.000.000
Bp. Agung Prakoso Budisantoso 6.682.500 -
Jumlah – piutang cicilan 12.226.706.102 8.456.909.982
Piutang –Jasa pemeliharaan lingkungan :
PT Power Steel Indonesia 357.522.000 146.217.500
PT Sanex Steel Indonesia 252.107.460 230.525.580
PT Bintang Timur Steel 74.603.260 78.333.295
PT Pilar Teguh Utama 86.486.400 -
Bp. Agung Prakoso Budi 84.268.800 -
PT Sanggar Sarana Baja 23.521.960 46.085.658
PT Putra Panca Gasindo 37.423.100 2.878.700
Lim Te An (PD Jaya) 19.800.000 18.975.000
PT Matahari Leisure 13.675.750 13.701.500
PT Alcorindo Sejahtera 25.080.000 -
Lain-lain (dibawah 10 juta) 47.677.500 36.066.740
Jumlah – piutang jasa pemeliharaan lingkungan 1.022.166.230 572.783.973
Piutang pemasangan telepon :
PT Youngil Leather Indonesia 11.000.000 -
PT Power Steel Indonesia 8.800.000 -
PT Inomec Jaya (PT Supramas) 2.200.000 -
PT Virya Mitra 1.100.000 1.100.000
Jumlah – piutang pemasangan telepon 23.100.000 1.100.000
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Piutang tersebut merupakan piutang pihak ketiga sisa piutang atas penjualan yang belum lunas dan service charge yang diterima oleh Perusahaan. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun, manajemen perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh piutang yang ada akan terealisasi, maka menurut Manajemen Perusahaan tidak mencadangkan penghapusan piutang tersebut. Dan Piutang usaha tidak digadaikan dan tidak dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh oleh Perusahaan (Catatan 23 dan 26).
5. PIUTANG LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Perusahaan :
Karyawan 384.804.039 233.347.839
Lain-lain (pihak ketiga) 89.548.717 39.338.961
Jumlah 474.352.756 272.686.800
Akun tersebut merupakan tagihan atas pinjaman karyawan dan pinjaman sementara / kas bon. Penyelesaian untuk piutang karyawan dibukukan saat pembayaran gaji periode berikut sedangkan piutang atas pinjaman sementara dibukukan bersamaan dengan pertanggungjawaban pinjaman sementara tersebut. Atas piutang karyawan tidak ditentukan jangka waktu penyelesaiannya dan tidak dikenakan bunga.
6. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Tanah dalam pengembangan 53.024.038.442 46.957.123.049
Bangunan dalam pengembangan 21.274.693.759 19.334.284.745
6. PERSEDIAAN (Lanjutan)
Rekonsiliasi atas penambahan dan pengurangan/pelepasan atas tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam penyelesaian sebagai beban pokok (Catatan 24), adalah sebagai berikut :
30 September 2010
(sembilan bulan) 1 Januari 2010 Saldo Awal Penambahan (Pembangunan) (Beban pokok) Pengurangan 30 September 2010 Saldo Akhir
Tanah dalam pengembangan:
Biaya perolehan tanah 16.147.665.902 26.593.295.000 11.391.012.232 31.349.948.670
Pematangan tanah 6.303.739.108 - 2.600.558.096 3.703.181.012
Cutt dan fill 4.439.796.808 3.137.689.479 2.860.279.301 4.717.206.986 Infrastruktur sarana jalan,saluran,
jaringan listrik, telepon,
turap,dan sarana lain 9.011.783.748 6.350.060.900 6.061.286.480 9.300.558.168 Sertifikat, akta, perijinan dan
advis planning 2.973.585.742 1.020.988.000 1.481.377.465 2.513.196.277
Lain-lain 1.451.305.574 782.944.181 794.302.426 1.439.947.329
40.327.876.882 37.884.977.560 25.188.816.000 53.024.038.442
Bangunan dalam pengembangan:
Bangunan Gudang E-Big(A.22) 1.531.193.417 - 1.531.193.417 -
Bangunan Gudang S-Big (A.25) 5.337.080.076 - 1.942.825.661 3.394.254.415
Bangunan Gudang M-Big (A.25) 915.006.909 - - 915.006.909
Bangunan Gudang S-Big (A.12) 4.451.130.550 869.988.800 954.996.245 4.366.123.105 Bangunan Gudang M-Big (A.14) 2.745.335.000 195.940.000 - 2.941.275.000 Bangunan Ruko pojok (A.11) 853.313.652 2.155.050.200 - 3.008.363.852 Bangunan Ruko tengah (A.11) 1.958.682.348 3.669.403.800 1.560.185.000 4.067.901.148 Bangunan Gudang S-Big (A.11) 70.580.000 872.662.500 - 943.242.500
Bangunan Gudang S-Big (A.24) - 1.531.890.000 - 1.531.890.000
Bangunan Rumah RSS-36 106.636.830 - - 106.636.830
17.968.958.782 9.294.935.300 5.989.200.323 21.274.693.759
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
6. PERSEDIAAN (Lanjutan)
30 September 2009
(sembilan bulan) 1 Januari 2009 Saldo Awal (Pembangunan) Penambahan (Beban pokok) Pengurangan 30 September 2009 Saldo Akhir
Tanah dalam pegembangan:
Biaya perolehan tanah 31.472.590.527 - 10.159.422.808 21.313.167.719
Pematangan tanah 12.286.295.799 - 3.966.043.839 8.320.251.960
Cutt dan fill 5.595.582.999 1.812.657.768 2.484.239.755 4.924.001.012 Infrastruktur sarana jalan,saluran,
jaringan listrik, telepon,
turap,dan sarana lain 10.665.120.899 1.909.505.284 4.692.626.666 7.881.999.517 Sertifikat, akta, perijinan dan
advis planning 2.658.149.124 1.979.350.500 1.563.808.141 3.073.691.483
Lain-lain 1.357.029.402 868.593.287 781.611.331 1.444.011.358
64.034.768.750 6.570.106.839 23.647.752.540 46.957.123.049
Bangunan dalam pengembangan:
Bangunan Gudang E-Big(A.22) 4.467.240.250 126.340.000 - 4.593.580.250 Bangunan Gudang S-Big,(A.23) 3.268.978.659 55.958.900 2.844.463.973 480.473.586 Bangunan Gudang S-Big (A.25) 6.613.966.000 1.126.570.700 1.944.423.898 5.796.112.802 Bangunan Gudang M-Big (A.25) 3.481.209.000 170.902.636 907.090.909 2.745.020.727 Bangunan Gudang S-Big (A.12) 754.352.500 2.416.873.050 - 3.171.225.550 Bangunan Gudang M-Big (A.14) 174.935.000 2.116.800.000 - 2.291.735.000
Bangunan Ruko pojok (A.11) - 31.121.739 - 31.121.739
Bangunan Ruko tengah (A.11) - 88.178.261 - 88.178.261
Bangunan Gudang S-Big (A.11) - 30.200.000 - 30.200.000
Bangunan Rumah RSS-36 121.870.770 - 15.233.940 106.636.830
18.882.552.179 6.162.945.286 5.711.212.720 19.334.284.745
Jumlah 82.917.320.929 12.733.052.125 29.358.965.260 66.291.407.794
Berikut ini rincian transaksi tanah dalam pengembangan sebagai berikut:
30 September 2010
(dalam m2)
30 September 2009 (dalam m2)
Tanah dalam pengembangan yang tersedia awal 290.159 563.068
Pembebasan tanah yang langsung dikembangkan 364.611 -
Pengurangan Infrastruktur untuk Gardu Induk PLN (30.000) -
Saldo tanah dalam pengembangan untuk dijual 624.770 563.068
Tanah dalam pengembangan tersedia untuk dijual *) 531.055 478.608
Tanah kavling dan tanah bangunan yang terjual:
Periode sembilan bulan sampai 30 September 2010 dan 2009 (138.970) (153.113)
6. PERSEDIAAN (Lanjutan)
Seluruh tanah dan bangunan dalam pengembangan berada di desa Peusar, Kecamatan Panongan dan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Perusahaan tidak mengasuransikan bagunan dalam pengembangan (BDP Gudang) terhadap resiko kebakaran serta resiko lainnya.
Penambahan tanah dalam pengembangan di Desa Peusar, Kecamatan Panongan di Kawasan Industri Millenium pada periode 6 bulan dengan total luas 182.064 M²; yang terdiri pembelian tanah periode bulan Januari s/d Maret 2010 seluas 97.354 M², dan untuk 3 bulan berikutnya periode bulan April s/d Juni 2010 penambahan tanah di desa Peusar seluas 145.058 M² belum bersertifikat (SPH), dan tambahan tanah yang telah bersertifikat seluas 84.710 M² yang merupakan pembelian Transaksi Affiliasi yang telah dinyatakan dan Akta No. 27 tanggl 24 Juni 2010 dari Notaris Syarifah Chozie, S.H., M.H., notaris di Jakarta, berdasarkan Peraturan IX.E.1 Lampiran Keputusan BAPEPAM No. Kep-412/PL/2009 tanggal 25 November 2009, yaitu pembelian tanah masing-masing dari Ny. Annie Halim seluas 40.525 M², dari Tn. Effendi Halim seluas 22.750 M², serta dari Ny. Hanny Halim seluas 21.435 M² dengan harga perolehan masing-masing Rp.72.000 / m².
Manajemen ber-asumsi dari total luas tanah dalam pengembangan yang ada diperkirakan 85% yang akan dapat dijual ke pelanggan. Lebih kurang 15% dari total luas tanah dalam pengembangan akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur berupa jalan, jembatan, saluran, gorong, turap, fasos dan fasum.
Rincian bangunan dalam penyelesaian sebagai berikut:
30 September 2010
(dalam m2)
30 September 2009 (dalam m2)
Bangunan dalam pengembangan awal 10.074 14.883
Pembangunan periode berjalan 13.556 2.180
Penjualan bangunan unit selesai (3.557) (3.465)
Jumlah bangunan dalam pengembangan akhir 20.073 13.598 7. TANAH BELUM DIKEMBANGKAN
Akun ini merupakan tanah mentah yang baru dibebaskan dan belum dikembangkan Perusahaan. Tanah belum dikembangkan pada 30 September 2010 masing-masing tanah terletak di desa Ranca Iyuh Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang dengan luas 90,56 Ha, di desa Matagara dan desa Kadu agung dengan luas 71,12 Ha, serta di desa Margasari seluas 22,08 Ha, Kecamatan Panongan - Cikupa, Kabupaten Tangerang, jadi penambahan tanah belum dikembangkan pada tahun 2010 sampai periode 30 September 2010 yaitu di desa Ranca Iyuh 9,92 Ha, desa Matagara dan Kadu agung seluas 30,16 Ha, dan desa Margasari seluas 22,08 Ha, tambahan tanah belum dikembangkan tersebut terletak disekitar wilayah Kawasan Industri Millenium, dan nilai tanah tersebut merupakan harga pembelian / biaya pembebasan yang masih berupa tanah mentah, dengan status kepemilikan tanah berupa Girik (SPH). Dan saldo tanah belum dikembangkan per 30 September 2009 tanah yang terletak di desa Ranca Iyuh, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang seluas 80,63 Ha.
30 September 2010 30 September 2009
Luas tanah (Ha) Biaya pembebasan Luas tanah (Ha) Biaya pembebasan
Saldo Awal - -
Desa Ranca Iyuh 90,56 32.770.712.500 80,63 28.744.552.500
Desa Matagara dan Kadu Agung 71,12 48.905.055.000 - -
Desa Margasari 22,08 8.286.684.000 - -
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
8. UANG MUKA PEMBELIAN TANAH
Akun ini merupakan uang muka pembelian tanah untuk perluasan area pengembangan Kawasan Industri Millenium Tigaraksa Kec. Cikupa - Tangerang. Uang muka pembelian tanah untuk periode yang berakhir tanggal 30 September 2010 sebesar Rp. 7.099.250.000, yang terletak di desa Margasari, Kecamatan Panongan, Tigaraksa-Cikupa, Kabupaten Tanggerang, yang diperkirakan seluas 35,78 Ha, dan saldo uang muka pada 30 September 2009 sebesar Rp.3.592.100.000 untuk uang muka pembelian tanah yang terletak di desa Matagara dan desa Kadu Agung -Tigaraksa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.
9. UANG MUKA dan BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Uang muka
Uang muka proyek 390.615.721 16.002.092
Uang muka renovasi ruang receptionist dan marketing 249.056.260 126.486.260
Uang muka IMB 75.000.000 -
Jumlah - uang muka 714.671.981 142.488.352
Biaya dibayar dimuka
Perusahaan
Asuransi 150.534.085 94.029.370
Biaya legalitas (biaya IPO) - 45.000.000
Anak Perusahaan
Sewa 16.666.667 45.000.000
Jumlah - biaya dibayar dimuka 167.200.752 139.029.370
10. ASET TETAP
Mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:
30 September 2010 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan Perusahaan Pemilikan langsung Bangunan 155.798.100 - - 155.798.100 Peralatan kantor 787.398.834 218.407.450 - 1.005.806.284 Kendaraan 1.064.371.287 66.700.000 - 1.131.071.287 Alat berat 5.853.900.300 - - 5.853.900.300
Pemilikan tidak langsung
Kendaraan 1.856.898.748 993.318.182 160.000.000 2.690.216.930
Alat berat 1.865.000.000 - - 1.865.000.000
Bangunan dalam pelaksanaan
Bangunan kantor - 2.686.333.710 - 2.686.333.710 Anak Perusahaan Peralatan kantor - 38.452.950 - 38.452.950 11.583.367.269 4.003.212.292 160.000.000 15.426.579.561 Akumulasi penyusutan Perusahaan Pemilikan langsung Bangunan 15.579.811 11.684.858 - 27.264.669 Peralatan kantor 441.209.286 150.145.634 - 591.354.920 Kendaraan 343.335.395 97.108.767 - 440.444.162 Alat berat 833.612.536 548.803.152 - 1.382.415.688
Pemilikan tidak langsung
Kendaraan 458.452.843 190.588.992 90.000.000 559.041.835 Alat berat 349.687.500 174.843.750 - 524.531.250 Anak Perusahaan Peralatan kantor - 2.774.278 - 2.774.278 2.441.877.371 1.175.949.431 90.000.000 3.527.826.802 Nilai buku 9.141.489.898 11.898.752.759
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
10. ASET TETAP (Lanjutan)
30 September 2009 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan Pemilikan langsung Bangunan 155.798.100 - - 155.798.100 Peralatan kantor 618.166.984 70.614.800 - 688.781.784 Kendaraan 1.064.371.287 - - 1.064.371.287 Alat berat 5.853.900.300 - - 5.853.900.300
Pemilikan tidak langsung
Kendaraan 1.856.898.748 - - 1.856.898.748 Alat berat 1.865.000.000 - - 1.865.000.000 11.414.135.419 70.614.800 - 11.484.750.219 Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan - 11.684.858 - 11.684.858 Peralatan kantor 305.816.258 96.421.647 - 402.237.905 Kendaraan 220.913.985 93.331.683 - 314.245.668 Alat berat 101.875.000 548.803.152 - 650.678.152
Pemilikan tidak langsung
Kendaraan 226.340.501 174.084.257 - 400.424.758
Alat berat 116.562.500 174.843.750 - 291.406.250
971.508.244 1.099.169.347 - 2.070.677.591
Nilai buku 10.442.627.175 9.414.072.628
Seluruh kendaraan dan alat berat telah diasuransikan pada PT. Multi Sukses Cemerlang, PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi MSIG Indonesia dan PT Asuransi Reliance Indonesia dengan nilai pertanggungan untuk periode 30 September 2010 sebesar Rp.4.477.500.000, dan nilai pertanggungan asuransi kendaraan pada untuk periode 30 September 2009 sebesar Rp.3.797.000.000. Pihak manajemen berkeyakinan jumlah nilai tanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi (Catatan 9).
Bangunan dalam pelaksanaan (BDP), merupakan untuk Pembiayaan Pembangunan Gedung Kantor Perusahaan diatas Tanah seluas 226 m² yang terletak di Jalan Kramat I No.1, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Pemilik Tanah atas Bangunan tersebut milik Ny. Henny Halim, yang telah menyerahkan Hak BOT untuk mendirikan Bangunan Kantor dan fasilitas penunjang, dan Perusahaan diberikan oleh Ny. Henny Halim untuk Hak Melakukan Pengelolaan (HMP) selama 20 (dua puluh) tahun, dan setelah habis masa 20 tahun Hak BOT dan HMP Perusahaan menyerahkan Bangunan dan fasilias penunjang ke Pemilik Tanah (Ny. Henny Halim) (Catatan 28d).
11. HUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari :
30 September 2010 30 September 2009
PT Setia Pratama Konindo - 1.138.723.443
Tn. Hendry 194.077.500 222.600.000
Tn. Michael Wijaya - 216.000.000
PT Palu Mas Sejati - 164.450.000
PT Artha Konsultama 118.441.471 -
PT Petrojava Indonesia - 100.000.000
CV Bintang Meruya Lestari - 82.671.160
PT Karya Beton Sudhira - 66.383.500
CV Anugrah Sejahtera - 59.500.000
PT Nindo Mitra Makmur 88.000.000 -
Lain-lain 2.126.179 2.200.000
Jumlah 402.645.150 2.052.528.103
12. HUTANG LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Pembelian aset tetap
PT Indo Traktor Utama (AS$ 63.100, per 30 September 2009) - 610.871.100
Dana titipan *)
PT Youngil Leather Indonesia (Mr. Han Chang Yoon) - 2.203.224.950
PT Power Steel Indonesia - 1.613.333.000
PT Bintang Timur Steel - 1.288.575.000
Tn. Ir. Sutrisno - 1.145.200.000
Tn. Junus (PT Yudha Daya Elektrik) - 884.000.000
Mr. Park Seung Ho - 600.000.000
Tn. Usman Salim - 560.000.000
Ibu Hartati Djaja - 480.480.000
PT Huarui Pacipic Logamindo - 381.216.000
Tn. Dwi Santoso - 268.950.000
Mr. Lee Hae Gee 211.000.000 -
Tn. Zhao Chun Hui 183.000.000 183.000.000
Tn. Erwin Haryadi 100.000.000 -
Tn. Agung Prakoso Budisantoso - 85.481.600
PT Abdi Tunggal Putra 50.000.000 -
Bp. Suranta 25.000.000 - Lain-lain Tn. Edward Halim 66.966.871 - Jamsostek 2.750.191 2.503.167 Lain-lain 2.991.750 7.832.688 641.708.812 10.314.667.505
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
12. HUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan)
Uang Jaminan (deposit)
Kontraktor Kawasan Industri Millennium - Cikupa 21.000.000 5.000.000
PT Pilar Mas Development Kontraction (Youngil) 11.000.000 -
PT Prima Perkasa Mandiri - 9.000.000
PT Indo Asia Tirta Manunggal 7.000.000 7.000.000
PT Pilar Teguh Utama 7.000.000 7.000.000
PT Gloria Karya Sukses 7.000.000 7.000.000
PT Samator Gas Industri - 5.000.000
PT. Indonesia Stanley Electric 5.000.000 -
PT Sriwijaya Sukses Sejahtera 5.000.000 -
Lain-lain 1.200.000 1.200.000
64.200.000 41.200.000
Jumlah 705.908.812 10.355.867.505
*) Dana titipan sebagian besar (mayoritas) merupakan titipan yang diterima dari pelanggan yang sampai dengan tanggal neraca belum dilakukan Surat Konfirmasi Pembelian (Perjanjian Pengikatan Jual Beli / (PPJB).
13. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
30 September 2010 30 September 2009
Piutang hubungan istimewa
Tahir Ferdian - 867.310.952
Rudi Widjaja - 169.580.201
Jumlah – piutang hubungan istimewa - 1.036.891.153
Hutang hubungan istimewa
Tahir Ferdian 3.459.854.400 -
Edward Halim 1.926.090.900
Jumlah – hutang hubungan istimewa 3.459.854.400 1.926.090.900
Jumlah – hutang pihak hubungan istimewa (3.459.854.400) (889.199.747)
Saldo akun per 30 September 2009 untuk Piutang pihak hubungan istimewa kepada Bp Tahir Ferdian untuk uang muka pembebasan tanah dan piutang kepada Rudi Widjaja merupakan pinjaman sementara untuk keperluan proyek. Dan saldo hutang pada 30 September 2010 kepada Pemegang saham (Tn. Tahir Ferdian), dan 30 September 2009 hutang kepada Edward Halim merupakan hutang Perusahaan untuk kebutuhan pinjaman modal kerja. Atas piutang dan hutang / pinjaman tersebut tidak dikenakan beban atas bunga, dan jangka waktu pembayaran / pengembalian pinjaman tidak ditentukan serta tidak ada jaminan atas hutang tersebut (Catatan 27).
14. PERPAJAKAN
Akun ini terdiri dari:
Pajak Dibayar Dimuka
30 September 2010 30 September 2009
Pajak Penghasilan final atas Pengalihan hak tanah dan bangunan
(PHATB) 960.774.187 -
Pajak Penghasilan pasal 4 (2) - 14.500.000
Pajak Penghasilan pasal 22 767.121 -
Pajak Penghasilan pasal 23 - 1.689.727
Jumlah 961.541.308 16.189.727
Hutang Pajak
30 September 2010 30 September 2009
Perusahaan
Pajak Pertambahan Nilai 522.633.632 35.452.137
Pajak Penghasilan final atas pengalihan hak tanah dan bangunan
(PHATB) 9.587.454 1.423.895.369
Pajak Penghasilan pasal 29 51.245.937 114.215.900
Pajak Penghasilan pasal 4 (2) jasa dan kontruksi 62.029.354 23.325.557
Pajak Penghasilan pasal 21 141.209.378 9.944.316
Pajak Penghasilan pasal 23 2.752.065 8.922.411
Anak Perusahaan
Pajak Penghasilan pasal 21 1.950.910 -
Jumlah 791.408.730 1.615.755.690
Pajak dibayar dimuka untuk Pajak PPh final PHATB, merupakan setoran atas pencatatan penerimaan / penerimaan sebagai Uang muka penjualan dan belum dicatat sebagai penjualan / pengalihan tanah kapling siap bangun (kasiba) dan Penjualan bangunan dalam periode berjalan (Catatan 16).
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan) Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba konsolidasi sebelum taksiran pajak penghasilan dengan taksiran laba menurut fiskal untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, sebagai berikut :
2010 (sembilan bulan) 2009 (sembilan bulan)
Laba konsolidasi sebelum pajak penghasilan (komersial) 17.653.017.132 8.355.525.239 Laba sebelum pajak penghasilan atas pendapatan final (17.260.337.366) (7.957.891.744)
Bagian kerugian Anak Perusahaan 121.037.271 -
Taksiran Laba sebelum pajak atas Penghasilan non final 513.717.037 397.633.495
Koreksi fiscal non final
Beda tetap:
Representasi dan jamuan 9.471.098 5.471.776
Sumbangan 7.181.104 4.808.764
Beban lain-lain 866.099 4.808.764
Jumlah koreksi fiskal non final 17.518.301 10.280.540
Taksiran Penghasilan kena pajak non final 531.235.338 407.914.035
Taksiran pajak penghasilan: 132.808.800 114.215.900
Kredit pajak:
PPh pasal 25 (71.088.750) -
PPh pasal 23 (10.474.113) -
Jumlah kredit pajak (81.562.863) -
Taksiran - Kurang bayar / Hutang Pajak penghasilan non final 51.245.937 114.215.900
Taksiran Penghasilan final atas pengalihan hak atas tanah dan
bangunan (Penjualan - Catatan 24) 64.583.069.546 46.137.427.364
Taksiran Penghasilan kena pajak final 3.229.153.477 2.305.376.823
Kredit pajak:
Setoran Pajak PPh final atas Pengalihan hak atas tanah dan
bangunan (PHATB) (3.219.566.023) (219.222.450)
Taksiran - Kurang bayar / Hutang Pajak penghasilan final atas
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Untuk perhitungan Pajak penghasilan pada tahun buku 2009, sesuai Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (PP No. 71/2008) tertanggal 4 Nopember 2008 tentang “Perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1984 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, Peraturan Pemerintah ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009.
Perubahan Peraturan Perpajakan
Pada tanggal 4 Nopember 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (PP No. 71/2008) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1984 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan. Peraturan Pemerintah ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009.
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari :
30 September 2010 30 September 2009
Gaji, komisi, bonus dan tunjangan lainnya 1.560.729.001 -
Sewa kantor 43.200.000 172.800.000
Biaya operasional kantor 2.204.167 -
Jumlah 1.606.133.168 172.800.000
Akun ini merupakan hutang atas beban bonus dan komisi penjualan 2010 untuk periode penjualan sampai 30 September 2010, dan hutang atas sewa kantor di Jl. Kramat Raya No. 32-34, Jakarta Pusat, serta hutang atas biaya kantor untuk pencatatan biaya Accrued Basis.
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 – Tidak Konsolidasi) (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
16. UANG MUKA PENJUALAN
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
PT Indonesia Stanley Electric 17.759.250.000 -
PT Anugrah Cipta Mould Indonesia 727.272.727 5.238.000.000
Ny. Hartati Djaja - 436.800.000
PT Mega Foamindo Jaya 2.236.347.000 -
PT. Cheong Ma Tech (Mr. Park Won Sup) 1.661.445.000 -
PT. Sunjin Blue Thread 1.444.442.909 -
PT Yudha Daya Elektrik Mandiri - 989.405.000
PT Alcorindo Sejahtera - 815.000.000
PT Indo Dong Ah Chemical - 647.710.910
Tn. Yahya Minto Mulya (James) 688.696.000 -
PT. Kreasi Warna Prima 623.030.000 -
PT Dito Selaras Abadi - 463.750.000
Bp. Aries Hanstin SE, MM. 472.029.092
PT Gloria Karya Sukses 341.818.000 392.700.000
Tn. Edo Krisna Lesmana 330.000.000 -
PT Midplast Tritunggal Perkasa 101.250.000 -
Jumlah 26.385.580.728 8.983.365.910
Akun ini merupakan penerimaan uang muka pembelian Tanah kavling siap bangun (Kasiba) dan Bangunan gudang dari pelanggan yang sampai tanggal neraca proses penjualan yang belum selesai. Perusahaan akan melaporkan uang muka penjualan setelah diselesaikannya perikatan jual beli (AJB) dan pelanggan telah menyelesaikan pembayaran kewajiban Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dari nilai cicilan / uang muka yang telah diterima dan kewajiban atas Pajak final PAHTB, serta Perusahaan telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli setelah transaksi penjualan dan Perusahaan tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut atau Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga Perusahaan tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan
kavling tanah tersebut.
Berikut ini persentase jumlah uang muka penjualan yang telah diterima dari harga jual, sebagai berikut :
% 30 September 2010 30 September 2009
Kasiba 100% 17.759.250.000 -
50% - 99% 5.342.234.909 5.238.000.000
< 20% 727.272.727 1.251.800.000
Bangunan Gudang dan Rumah toko (Ruko) 50% - 99% 1.783.755.092 1.453.155.000
20% - 49% 671.818.000 1.040.410.910
< 20% 101.250.000 -
17. HUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Alat berat :
PT Orix Indonesia Finance - 540.876.000
Kendaraan
PT Orix Indonesia Finance - 21.540.000
PT Astrido Pacific Finance - 49.110.000
PT Bumiputera - BOT Finance 177.066.500 340.512.500
PT Tigaberlian Auto Finance 27.170.000 52.250.000
PT BTMU-BRI Finance 606.203.410 -
PT ORIX Indonesia Finance 201.168.000 -
Jumlah 1.011.607.910 1.004.288.500
Bunga pinjaman (155.876.445) (101.037.355)
Nilai tunai kewajiban 855.731.465 903.251.145
Jatuh tempo dalam satu tahun (390.628.533) (718.154.771)
Jumlah – Hutang jangka panjang 465.102.932 185.096.374
Hutang tersebut merupakan hutang sewa (leasing) untuk pembelian kendaraan dan alat berat untuk keperluan operasional usaha. Jangka waktu kredit dengan jangka waktu cicilan selama dua dan tiga tahun, yang dilunasi dalam bentuk pembayaran bulanan sebanyak 24 dan 36 kali pembayaran. Hutang sewa PT Orix Indonesia Finance jatuh tempo pada bulan Mei 2011, Hutang sewa PT Bumiputera-BOT Finance jatuh tempo bulan Oktober 2011, Hutang PT Astrido Pacific Finance jatuh tempo bulan Maret 2010 dan hutang PT Tiga Berlian Auto Finance jatuh tempo bulan Oktober 2011. Dan Tambahan Hutang per 30 September 2010 pada PT BTMU-BRI Finance dan PT Orix Indonesia Finance dengan jangka waktu cicilan 36 bulan yang pada bulan Mei 2013 dan Juni 2013 (Catatan 10 dan 26).
18. HUTANG BANK
Akun ini terdiri dari:
30 September 2010 30 September 2009
Pinjaman rekening koran (PRK) 496.177.967 502.966.247
Pinjaman Angsuran Berjangka 2.819.989.405 728.922.134
Pinjaman Fasilitas :
P. Aksep (Tahap I) 500.000.000 500.000.000
P. Aksep (Tahap II) 2.500.000.000 2.500.000.000
P. Aksep (Tahap III) 5.000.000.000 5.000.000.000
P. Aksep (Tahap IV) 2.000.000.000 2.000.000.000
P. Aksep (Tahap V) 2.000.000.000 2.000.000.000
P. Aksep (Tahap VI) 500.000.000 -