(1)Pedoman pelatihan kader posyandu - Presentation Transcript
1. PENDAHULUAN Created by Manjilala | www.human-nutrition.net
2. PENDAHULUAN
o
Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola
Posyandu.
o
Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan Posyandu saja, tetapi juga
merencanakan kegiatan dan mengaturnya.
o
Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu, karena merekalah yang paling
memahami kondisi kebutuhan masyarakat di wilayahnya
3. PERMASALAHAN YANG DAPAT MENGHAMBAT JALANNYA PENYELENGGARAAN
POSYANDU
o
Banyak Kader Posyandu yang tidak aktif lagi dan atau sangat kurang jumlahnya
o
Pengetahuan, sikap dan keterampilan kader Posyandu kurang, bahkan ada yang belum memahami
hal-hal baru berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
o
Adanya perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan pengelolaan
Posyandu
4.
PAKET PELATIHAN
o
Pedoman penyelenggaraan pelatihan kader posyandu
o
Panduan Fasilitator
Buku II A : GBPP
Buku II B : SAP
o
Bahan bacaan
Buku kader posyandu dalam UPGK
Buku standar pemantauan pertumbuhan balita
Lembar balik menuju balita sehat
dll
5. BAHAN PENYULUHAN LEMBAR BALIK MENUJU BALITA SEHAT
6. RUANG LINGKUP
o
Materi pelatihan yang difokuskan pada Program Minimum Posyandu, termasuk masalah gizi
masyarakat, khususnya pada ibu hamil, ibu menyusui, Wanita Usia Subur (WUS) bayi dan balita.
o
Materi pelatihan yang ditekankan pada upaya peningkatan kinerja para kader dalam pengelola
Posyandu, meliputi peningkatan pengetahuan, pengembangan sikap dan ketrampilan dalam
mengelola dan melakukan pelayanan kesehatan dasar dalam Posyandu
7. TUJUAN UMUM
o
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Kader Posyandu, diharapkan para Kader Posyandu dapat
mengelola dan melaksanakan lima kegiatan di Posyandu
8. TUJUAN KHUSUS
o
Memahami tugas-tugas Kader Posyandu dalam menangani Posyandu.
o
Mengerjakan pengisian dan membaca Kartu Menuju Sehat.
o
Melakukan penyuluhan.
o
Melakukan pencatatan kegiatan posyandu.
o
Melakukan penilaian masalah sasaran Posyandu.
o
Memahami metode dan media diskusi serta sikap pemandu yang baik.
o
Menggerakkan masyarakat.
o
Melakukan upaya peningkatan gizi keluarga.
o
Melaksanakan lima kegiatan di Posyandu.
9. LATAR BELAKANG PESERTA
o
Kader Posyandu lama
o
Kader Posyandu yang baru direkrut, dan
o
Calon Kader Posyandu
10. PERSYARATAN PESERTA
o
ASPEK FISIK :
o
Pria atau wanita berusia antara 18-50 tahun.
o
Berbadan sehat jasmani dan rohani.
o
Mau bekerja secara sukarela mengelola Posyandu.
o
ASPEK PENDIDIKAN :
o
Kader Posyandu, baik yang lama maupun yang baru direkrut ataupun yang masih calon,
berpendidikan paling sedikit Sekolah Dasar atau yang sederajat.
(2)o
ASPEK ADMINISTRATIF :
o
Tercatat sebagai penduduk desa / kelurahan terkait.
o
Dalam waktu sedikitnya 2 tahun tidak pindah ke tempat (desa / kelurahan) lain.
o
Disetujui oleh Kepala Desa / Kelurahan tempat tinggalnya
11. JUMLAH PESERTA PERKELAS
o
Jumlah peserta yang ideal adalah antara 12 - 20 orang per kelas
12.
ORGANISASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN
o
Ketua
o
Sekretaris
o
Bendahara
o
Seksi-seksi :
a. Seksi Umum
b. Seksi Pelatihan
c. Seksi Pemantauan dan Penilaian
13. RINCIAN TUGAS PANITIA
o
KETUA
o
Mengadakan perencanaan dan persiapan pelaksanaan pelatihan.
o
Mengkoordinasikan kegiatan Sekretariat, Bendahara, Seksi Pelatihan, Seksi Pemantauan dan
Seksi Penilaian.
o
Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pelatihan.
o
Untuk kelancaran tugasnya, Ketua Panitia Penyelenggara mengadakan hubungan dengan pihak
lain yang dipandang perlu
14. RINCIAN TUGAS PANITIA
o
SEKRETARIS
o
Membantu Ketua Panitia Penyelenggara dalam melaksanakan tugasnya.
o
Memimpin kegiatan-kegiatan kesekretariatan
o
BENDAHARA
o
Menyusun anggaran biaya dan mengajukan kepada Ketua Penyelenggara untuk diambil
keputusan.
o
Menyelesaikan urusan pengajuan anggaran pembiayaan yang telah diputuskan.
o
Menyusun pertanggung jawaban penggunaan anggaran biaya pelatihan
15. RINCIAN TUGAS PANITIA
o
SEKSI UMUM
o
Membantu Sekretaris melaksanakan tugasnya.
o
Mempersiapkan dan menyampaikan surat pemanggilan calon peserta Pelatihan dan surat-surat
lainnya.
o
Melaksanakan pengetikan dan penggandaan materi serta penyampaiannya kepada peserta.
o
Menyelesaikan urusan surat-surat perjalanan bagi peserta pelatihan.
o
Menyiapkan akomodasi (tempat pelatihan / ruang sidang / kelas dan ruang diskusi / kerja
kelompok (serta asrama bila peserta diasramakan), konsumsi dan transportasi.
o
Mengatur ruang sidang / kelas, ruang diskusi / kerja kelompok beserta peralatan-peralatan
perangkat kerasnya guna kelancaran proses pembelajaran.
o
Memprogramkan acara selingan (olah raga dan rekreasi pada waktu-waktu tertentu)
16. RINCIAN TUGAS PANITIA
o
SEKSI PELATIHAN
o
Mempersiapkan jadwal pelatihan.
o
Mempersiapkan materi, makalah, bahan dan media belajar.
o
Mempersiapkan pelatih / fasilitator.
o
Mempersiapkan lokasi praktek lapangan (apabila dijadwalkan) dan semua persyaratan yang
dibutuhkan.
o
Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan praktek lapangan (apabila dijadwalkan).
o
Mengkoordinir para pelatih / fasilitator, sehingga jelas, lugas akan kewenangan masing-masing
pelatih / fasilitator
17. RINCIAN TUGAS PANITIA
o
SEKSI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
o
Mempersiapkan format-format pemantauan dan penilaian / evaluasi belajar, reaksi dan
penyelenggaraan pelatihan.
o
Menyelenggarakan pemantauan seluruh kegiatan pelatihan.
o
Menyelenggarakan penilaian / evaluasi belajar dan penilaian / evaluasi reaksi untuk
o
Setiap bahasan, serta penilaian / evaluasi penyelenggaraan pada akhir pelatihan.
(3)o
Menganalisis informasi hasil pemantauan dan penilaian, dan memberikan umpan balik kepada
yang berkepentingan
18. TIM PELATIH/FASILITATOR
o
TUGAS DAN TANGGUNG-JAWAB PELATIH / FASILITATOR ADALAH :
o
Menata acara belajar, menyiapkan materi, dan penyajian materi sesuai dengan bidangnya.
o
Menata situasi proses belajar dengan mengupayakan terjadinya interaksi proses belajar mengajar.
o
Mengarahkan acara belajar dan menilai bahan belajar sesuai dengan rencana pelatihan.
o
Mengadakan bimbingan pada diskusi / kerja kelompok (dan peninjauan lapangan, bila
dijadwalkan);
o
Merumuskan kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil kegiatan peserta.
o
Mengadakan evaluasi terhadap peserta dan proses pelatihan
19.
MATERI DAN ALOKASI WAKTU NO POKOK BAHASAN SILABI WAKTU (@ 45 M ENIT/ JP) 1
Kontrak Belajar 1.1 Perkenalan 1.2 Kontrak Belajar 90 Menit 2 Tugas-tugas Kader Posyandu 2.1
Pengertian 2.2 Tugas-tugas Kader Posyandu 2.3 Paket Pelayanan Minimal dan 2.4 Paket pilihan Posyandu
2.5 Lima kegiatan di posyandu 90 Menit 3 Teknik Mengisi dan Membaca Kartu Menuju Sehat 3.1
Pengertian KMS 3.2 Jenis catatan pada KMS 3.3 Manfaat catatan / informasi Pada KMS 3.4
Langkah-langkah Pencatatan Pada KMS 3.5 Penilaian hasil penimbangan Pada KMS 90 Menit 4 Penyuluhan 4.1
Pengertian Penyuluhan 4.2 Kelebihan dan Kekurangan penyuluhan 4.3 Topik Penyuluhan yang Wajib di
Meja Empat 4.4 Isi Penyuluhan 4.5 Cara Penyuluhan Yang baik dan menarik 90 Menit 5 Pencatatan
Kegiatan Posyandu 5.1 Pengertian Sistem Informasi Posyandu (SIP) 5.2 Macam-macam Format SIP 5.3
Cara Mengisi Format SIP 90 Menit 6 Penilaian Masalah Sasaran Posyandu 6.1 Pengertian Masalah 6.2
Penilaian Masalah 6.3 Waktu Penilaian Masalah 6.4 Tiga Jenis Kegiatan 6.5 Pemberian Rujukan 6.6
Kriteria sasaran yang perlu dirujuk 90 Menit
20.
NO POKOK BAHASAN SILABI WAKTU (@ 45 MENIT/ JP) 7 Metode dan Media Diskusi serta sikap
pemandu yang baik 7.1 Metode Belajar - Jenis-jenis Metode Belajar - Teknik Penggunaan Metode Diskusi
kelompok 7.2 Media Diskusi 7.3 Sikap Pemandu yang baik 90 Menit 8 Penggerakan Masyarakat 8.1
Perlunya penggerakan masyarakat 8.2 Cara Penggerakan masyarakat 8.3 Kunjungan rumah - Pengertian
dan Tujuan Kunjungan rumah - sasaran kunjungan rumah - Langkah-langkah kunjungan Rumah - hambatan
dan saran-saran Untuk kader 90 Menit 9 Upaya meningkatkan Gizi Keluarga 9.1 Pengertian zat gizi
seimbang 9.2 Tiga kelompok utama dalam Gizi seimbang. 9.3 Masalah gizi 9.4 Cara menyusun menu gizi
seimbang 9.5 Hal-hal yang menghambat Usaha peningkatan gizi 9.6 cara menghadapi faktor-faktor
penghambat 90 Menit 10 Simulasi Pelaksanaan kegiatan posyandu 10.1 Pengertian Lima kegiatan
Posyandu 10.2 Langkah-langkah pelaksanaan lima kegiatan Posyandu 10.3 Kesulitan yang dihadapi Kader
di masing-masing Kritik dan saran untuk kader 10.4 Simulasi pelaksanaan Lima Kegiatan di Posyandu 135
Menit 11 Rencana tindak lanjut dan evaluasi pelatihan 11.1 Rencana tindak lanjut pela tihan 11.2 Evaluasi
pelatihan 90 Menit Pembukaan dan Penutupan - Pembukaan - Penutupan 90 Menit Jumlah Jam Pelajaran
1.125 Menit (25 Jam Pelajaran)
21. METODE & MEDIA BELAJAR
o
Metode Belajar : Partisipatori-andragogi
o
Media belajar
Perangkat Lunak
Lembar informasi
Lembar penugasan
Kartu jodoh
Kartu arus
Lembar petunjuk simulasi
Lembar kasus
Lembar evaluasi
dll
Perangkat Keras
LCD atau OHP
Papan tulis
Papan lembar balik
Sound sistem
dll
22. WAKTU DAN TEMPAT
o
WAKTU PELATIHAN
o
Lama Pelatihan Kader Posyandu selama 3 hari efektif, dengan jumlah jam = 25 jam pelatihan (1
jam pelatihan = 45 menit). Dalam jumlah ini termasuk 90 menit untuk Upacara Pembukaan dan
Penutupan. Penjelasan-penjelasan Panitia supaya diusahakan sebelum pembukaan atau pada
waktu-waktu luang, sehingga tidak menyita waktu 25 jam pelatihan tersebut.
(4)o
TEMPAT PELATIHAN
o
Pelatihan Kader Posyandu agar diupayakan diselenggarakan di Gedung DIKLAT di lingkungan
Pemerintah Daerah atau di tempat lain bila di pandang perlu.
o
Dalam hal penggunaan tempat lain, di luar gedung DIKLAT dimaksud, agar mempertimbangkan
fasilitas ruang belajar, akomodasi / asrama dan fasilitas belajar lainnya yang memenuhi syarat
untuk pelatihan yang partisipatif
23. PEMBIAYAAN
o
APBN
o
APBD Provinsi
o
APBD Kabupaten/ Kota
o
Lembaga Donor
o
dll
24. PENDAYAGUNAAN
o
Alumni Pelatihan Kader Posyandu agar didayagunakan sesegera mungkin secara penuh dan
merata, serta melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu baik vertikal
maupun horizontal.
25. PEMBINAAN
o
PEMBINAAN PASCA PELATIHAN INI DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA :
o
Pertemuan berkala TP-PKK Desa / Kelurahan dengan Kelompok-kelompok PKK termasuk
Kader-kader Dasawisma dan Kader-kader Posyandu di desa / kelurahannya serta pihak-pihak lain
yang terkait, membahas permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan Posyandu dan
mencari jalan untuk mengatasinya.
o
Diadakan bimbingan langsung kepada para Kader Posyandu di saat melaksanakan pelayanan di
Posyandu dari mulai penyusunan rencana (identifikasi kebutuhan, analisis, dan pembahasan
bersama), sampai kepada pelaksanaan serta monitoring dan evaluasinya.
o
Studi banding ke desa / kelurahan lain yang telah berhasil melaksanakan kegiatan Posyandu.
o
Apabila ada perkembangan baru, para alumni pelatihan perlu diikutkan dalam Pelatihan
Penyegaran Kader Posyandu.
o
Pengiriman selebaran, buletin atau majalah berkala kepada para Kader Posyandu.
o
Catatan: rencana tindak lanjut pelatihan yang disusun oleh masing-masing peserta dapat
dipergunakan sebagai acuan pembinaan
26. PANDUAN PENYELENGGARAAN
27. PERSIAPAN
o
Sebelum hari pelatihan, Tim Pelatih perlu bertemu untuk mempersiapkan pelatihan. Hal-hal yang
perlu dipersiapkan adalah pembagian tugas sebagai pelatih yaitu menentukan satu pelatih untuk
setiap Pokok Bahasan (PB). Apabila terdapat 3-4 pelatih, karena terdapat 11 PB, maka
masing-masing mendapat tugas untuk 2-3 PB
28. PERSIAPAN (lanjut)
o
Pengaturan ruangan yang tepat untuk mendorong proses partisipasi para peserta adalah bentuk
setengah lingkaran atau huruf "U".
o
Sebaiknya disediakan kursi yang memiliki meja lengan sehingga tidak perlu meja lagi.
o
Meja akan memenuhi ruangan dan menghalangi ruang gerak peserta sehingga membatasi proses
partisipasi
29. PERSIAPAN (lanjut)
o
Pemeriksaan bahan-bahan pelatihan, media belajar yang perlu difotokopi pada modul pelatihan,
dan alat-alat yang disiapkan panitia
30. PELAKSANAAN
o
PERAN PELATIH UTAMA
o
Pelatihan Partisipatif akan berjalan baik jika dilakukan dengan kerjasama tim. Pelatih utama
memiliki peran memimpin proses belajar pada setiap Pokok Bahasan (PB) dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
o
Sesaat sebelum dimulai, pelatih utama mengumpulkan semua media belajar dan bahan yang akan
diperlukan selama memandu Pokok Bahasan yang bersangkutan
o
Menyampaikan Judul, Tujuan dan Waktu yang di perlukan pada setiap Pokok Bahasan (PB)
dengan mengacu pada modul pelatihan.
o
Memandu kegiatan belajar mengikuti langkah-langkah pada setiap Pokok Bahasan (PB) sesuai
dengan Modul Pelatihan
31. PELAKSANAAN (lanjut)
o
PERAN PELATIH PENDAMPING
o
Sementara satu orang menjadi pelatih utama yang memimpin kegiatan belajar, anggota Tim
Pelatih lainnya sebaiknya membaur dengan para peserta pelatihan. Beberapa peran Pelatih
Pendamping adalah :
(5)o
Membantu Pelatih Utama yang sedang bertugas apabila diperlukan, misalnya memancing
pertanyaan kepada peserta agar lebih aktif berbicara dan mengemukakan pendapatnya
o
Ikut berdiskusi dengan peserta lainnya agar suasana membaur dan akrab, peserta lebih aktif
o
Mendampingi kegiatan kelompok kecil, satu pelatih perkelompok jika diperlukan
32.
33.
o
Gambar A : Pada diskusi pleno atau curah pendapat, pelatih utama sebaiknya mencatat pendapat
peserta pelatihan di atas kertas besar (plano) selama memandu Pokok Bahasan. Catatlah pendapat
yang telah disepakati oleh forum. Jika pelatih utama mengalami kesulitan dalam menuliskan
pendapat, dapat meminta bantuan pelatih pendamping sebagai pencatat.
o
Gambar B : Pada akhir setiap Pokok bahasan, Pelatih utama menyampaikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) hanya pada hal-hal yang belum di bahas atau
belum disampaikan pada langkah-langkah sebelumnya
GAMBAR A GAMBAR B
34. CARA MELIBATKAN PESERTA
o
Pelatih mengajukan pertanyaan APA terlebih dahulu sehingga peserta bisa menceritakan
pengalamannya,serta KAPAN hal itu terjadi ?
o
Pelatih kemudian menanyakan kepada beberapa peserta lain, apakah mereka juga menemukan
kejadian yang serupa ?
35. CARA MELIBATKAN PESERTA (lanjut)
o
Pelatih kemudian menanyakan Mengapa hal tersebut terjadi ? (Apa sebabnya hal tersebut
terjadi ?)
o
Kembali pelatih meminta tanggapan kepada beberapa peserta lainnya, apakah mereka setuju
pendapat peserta tersebut tentang penyebab suatu keadaan ?
36.
o
Setiap kali ada tugas kelompok, tuliskan tugas-tugas tersebut di atas papan tulis atau kertas besar
(plano).
o
Bagilah peserta pelatihan dalam kelompok kecil secara acak, agar peserta pelatihan bisa berbaur.
TEKNIK MEMANDU
37. TEKNIK MEMANDU (lanjut)
o
Gambar kiri : ada banyak media berupa kartu / gambar / tabel / bagan yang di pakai untuk
membantu diskusi kelompok selama pelatihan ini. Para pelatih utama dan pendamping perlu
selalu memeriksa untuk memastikan peserta pelatihan mengerti isi media / gambar dan cara
menggunakanya sebelum mereka memulai kegiatan diskusi kelompok
38. TIPS UNTUK KERJASAMA TIM PELATIH
o
Selama melibatkan diri dalam diskusi, perhatikan cara pelatih utama membawakan materi Pokok
Bahasan (PB) dan hindari perdebatan dengan sesama pelatih.
o
Tunjukkan bagaimana cara berbeda pendapat yang baik, meskipun perbedaan pendapat itu terjadi
sesama pelatih, tetapi hindari perbedaan pendapat yang menjatuhkan pelatih lainnya
o
Amati peserta-peserta yang pasif dan bantulah pelatih utama untuk membangkitkan partisipasi
peserta pelatihan ini dengan cara mendorong agar mereka berani mengemukakan pendapat
o
Ciptakan suasana tim kerja yang positif dan saling membantu sepenuhnya selama proses 5 hari
pelatihan. Pelatih sebaiknya tidak pernah keluar masuk ruangan seperti juga peserta lainnya
39. EVALUASI TIM PELATIH
o
DI TENGAH-TENGAH PROSES PELATIHAN, TIM PELATIH PERLU MEMANTAU
PERKEMBANGANNYA DENGAN MENGADAKAN PERTEMUAN PENDEK (5-10
MENIT).
40. EVALUASI TIM PELATIH
o
Apakah semua peserta pelatihan terlibat ? Siapa yang tidak cukup terlibat ? Mengapa ?
o
Bagaimana kita bisa mendorongnya untuk lebih aktif ?
o
Apakah ada peserta yang mendominasi? Bagaimana kita bisa mendorongnya untuk memberi
kesempatan kepada peserta pelatihan lain?
o
Apakah peserta pelatihan bisa menerima dan menghargai perbedaan pendapat?
o
Adakah yang bisa kita lakukan untuk membangun suasana saling menghargai?
o
Apakah Pelatih masih dominan dibandingkan peserta? Bagaimana caranya agar peserta semakin
aktif dan peran pelatih semakin sedikit ?
(6)o
Pelatih perlahan-lahan membiarkan peserta saling menceritakan pengalaman dan melontarkan
pendapatnya
41. TAHAP SESUDAH PELAKSANAAN
o
Pada hari terakhir pelatihan, sesudah seluruh kegiatan selesai, Tim Pelatih mengumpulkan semua
dokumen hasil pelatihan yang terdapat pada kertas besar (plano) dan catatan yang di buat selama
pelatihan berlangsung. Tim pelatih kemudian membahas rencana penulisan laporan yang
merupakan tugas panitia
42. INGATLAH BATAS WAKTU
o
Sekalipun merupakan diskusi yang partisipatif, namun pelatih juga ingat bahwa setiap pokok
bahasan dibatasi waktu.
o
Batasi jumlah pendapat yang dikemukakan oleh peserta pelatihan.
o
Mintalah peserta yang sudah banyak pendapat untuk memberi kesempatan pada peserta lain yang
belum berpendapat
o
Mintalah peserta untuk berbicara fokus kepada hal yang dibahas agar tidak bertele-tele
43. SIKAP PELATIH YANG BAIK
o
Bersikap sabar
o
Mendengarkan dan tidak Mendominasi
o
Menghargai dan rendah hati
o
Mau belajar
o
Bersikap sederajat dan akrab
o
Tidak menggurui
o
Tidak memihak, menilai, dan mengkritik :
o
Bersikap terbuka
o
Bersikap positif
•
TERIMA KASIH
PELATIHAN KADER POSYANDU DI PERDHAKI WILAYAH
LARANTUKA
Salah satu kegiatan pelayanan ke luar gedung dalam Program KIA di Larantuka adalah posyandu. karena Posyandu
merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dan paling mudah ditemukan oleh masyarakat. Sejauh ini kader
posyandu lebih sering menjadi pelaksana dan bukan pengelola. Sebagai pengelola posyandu, kader bukan hanya
melaksanakan kegiatan tetapi merencanakan kegiatan dan mengaturnya.
Maka perlu dilaksanakan pelatihan terhadap kader – kader yang sudah ada atau yang baru direkrut dengan harapan
dapat menyegarkan kembali dan menambah pengetahuan serta ketrampilan bagi perkembangan dan kemajuan kader.
TUJUAN PELATIHAN KADER
1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dalam mengelola posyandu
2) Mendapat tambahan pengetahuan dan ketrampilan dari mendengar dan berdialog selama pelatihan
3) Para kader semakin trampil dalam merencanakan dan melakukan kegiatan pelayanan di Posyandu
PELAKSANAAN
Dilaksanakan oleh Program KIA di Perdhaki Wilayah Larantuka pada tanggal 9 s/d 11 Juli 2010 di Saron, San
Dominggo – Larantuka. Pelatihan diberikan kepada kader dari 9 Unit Kesehatan Perdhaki di 7 desa binaan dan 14
posyandu. Kader yang hadir dalam posyandu berasal dari Kelurahan Sarotari, desa Lamawalang, Baluk Hering,
Hokeng Jaya, Desa Lewat, Desa Kiwangona dan Desa Lamablawa. Dengan fasilitator dari Dinas Kesehatan Flores
Timur Ibu Hironima Jawa Hayon.
Pelatihan dimulai dengan pre test dengan hasil nilai rata – rata 7.15 dan diakhiri dengan post test dengan hasil nilai
rata – rata 9.
Metode pelatihan:
(7)Materi yang disampaikan selama pelatihan antara lain :
1) Perkenalan, kontrak belajar dan menyusun harapan
2) Tugas – tugas kader posyandu
3) Pengenalan penggunaan buku KIA terbaru (edisi 2009 ada perbedaan KMS antara anak laki – laki dan
perempuan )
4) Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
5) Teknik penyuluhan di Posyandu
6) Simulasi pelaksanaan kegiatan posyandu sistem 5 meja
7) Evaluasi dan rencana tindak lanjut (RTL)
PENUTUP
Evaluasi pada akhir pelatihan kader posyandu menunjukkan hasil sangat memuaskan karena banyak pembelajaran
yang didapatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan di posyandu. Pada akhir pelatihan kader posyandu peserta
melakukan penyusunan rencana tindak lanjut. Setelah pelatihan kader ini, sangat besar harapan pelayanan di
posyandu akan meningkat.
Peranan Kader Dalam Kegiatan Posyandu
Monday, 28 April 2008
Dinkes Bonbol : Posyandu atau pos pelayanan terpadu adalah akronim yang sudah sangat
familiar di telinga masyarakat kita, awalnya adalah sebuah organisasi pelayanan pencegahan
penyakit dan keluarga berencana bagi kalangan isteri berusia subur dan balita. Posyandu
diharapkan lahir dan dikembangkan atas kesadaran dan upaya masyarakat sendiri, atau
partisipasi sosial dari setiap komunitas di desa dan kelurahan.
Dalam rencananya kegiatan posyandu akan dilakukan oleh para anggota PKK tingkat desa dan
kelurahan di bawah koordinasi isteri kepala desa atau lurah setempat. Posyandu juga
sebenarnya merupakan salah satu kegiatan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).
Tapi jujur harus diakui bahwa sampai dengan saat ini masih banyak Posyandu yang belum
berjalan dengan semestinya. Yang berjalan pun hanyalah terbatas pada kegiatan penimbangan
bayi dan pengisian KMS serta pemberian makanan tambahan serta pemberian Vitamin A pada
bulan Februari dan Agustus. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Bone Bolango, dr. Rusli A. Katili, MARS pada Pembukaan Pelatihan Kader Posyandu Pratama
Tingkat Kabupaten Bone Bolango Tahun 2008. Pelatihan yang berlangsung dari tanggal 22
– 24 April 2008 ini menghadirkan 30 kader Posyandu Pratama. Hasil evaluasi Program
di akhir tahun 2007 menunjukkan bahwa dari 181 Posyandu di wilayah Kabupaten Bone
Bolango, 16,6 % Posyandu Pratama, 67,7 % Madya dan 16,7% Posyandu Purnama/Mandiri.
Permasalahan yang sering muncul adalah Kegiatan posyandu terkesan sebagai kegiatan
rutinitas penimbangan balita, dan pemberian imunisasi, sementara penggerakan aksi
masyarakat dan komunikasi masa/kunjungan ke rumah hampir tidak ada. Kader yang tidak aktif
dan kalaupun aktif selalu berjuang sendiri bersama tim penggerak PKK. Kegiatan lain tidak
berjalan dengan teratur seperti penyuluhan, namun malah kegiatan yang sebenarnya tidak
termasuk dalam program posyandu justru yang dilaksanakan sehingga ramai dikunjungi yaitu
perawatan kuratif yang dilaksanakan oleh paramedis dari puskesmas setempat dengan biaya
yang disesuaikan dengan kemampuan pasien. Pada akhirnya posyandu lebih sebagai tempat
masyarakat mencari pengobatan. Memang pola seperti ini awalnya hanya dilakukan pada
tempat-tempat yang sangat terpencil, namun pada akhirnya ada semacam persepsi bahwa
inilah bentuk ”peningkatan posyandu”. Permasalahan lain adalah komunikasi
hanya terbatas pada para kader kesehatan dengan ketua tim penggerak PKK, antara para ibu
dan para petugas kesehatan pada tingkat puskesmas. Dalam keterbatasannya, kader yang
memang cukup letih berjuang sendiri kadang salah berkomunikasi. Tenaga medis akan selalu
berlindung di balik alasan kekurangan tenaga dan fungsi mereka hanya pelayanan, bukan
(8)sebagai penggerak masyarakat. Apabila mengalami hambatan komunikasi bukannya mencari
alternatif lain. Dengan hilangnya BKKBN di daerah mempunyai masalah tersendiri karena tidak
ada lagi instansi yang memiliki lini sampai di tingkat desa selain Dinas Kesehatan. Dari
permasalahan ini dampaknya adalah jumlah kunjungan posyandu sangat rendah karena
masyarakat memandang posyandu sebagai sebuah rutinitas biasa yang kalau dijalankan
tergantung waktu luang karena tidak memberikan sebuah pengaruh yang signifikan. Kader pun
akan kehilangan motivasi kerja dan dalam keterbatasannya kader yang memang cukup letih
berjuang sendiri kadang salah berkomunikasi. Setiap Posyandu memiliki lima meja yaitu meja
pendaftaran, meja penimbangan, meja pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat), meja komunikasi,
dan meja tindakan. Nah, bagaimana mungkin menjalankan fungsi lima meja sementara kader
yang bertugas hanya 2-3 orang, bahkan dibeberapa Posyandu kader yang bertugas hanya 1
Orang. Walaupun kader yang bertugas di Posyandu ada 5 Orang tetap dari kelima meja ini, titik
terlemah ada di meja keempat yaitu meja komunikasi/penyuluhan. Ini pula yang terjadi di
sebagian Posyandu di Wilayah Kabupaten Bone Bolango.
Padahal, meja empat ini memegang fungsi sangat penting. Di sini, hasil penimbangan seorang
anak dikomunikasikan. Jika diketahui berat badan seorang anak anjlok (di bawah grafik KMS),
petugas di meja lima bisa melakukan intervensi dengan mencari tahu penyebab turunnya berat
badan si anak lalu memberikan saran-saran. Peranan Kader dalam kegiatan Posyandu
Peranan kader dalam upaya peningkatan Posyandu sangat besar meliputi :
a. Peranan kader pada saat Posyandu adalah :
- Melaksanan pendaftaran.
- Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
-
Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.
- Memberikan penyuluhan.
Memberi dan membantu pelayanan.
-Merujuk.
b. Peranan Kader diluar Posyandu (untuk menunjang kegiatan Posyandu) adalah: Menunjang
pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare. Mengajak ibu-ibu untuk datang
para hari kegiatan Posyandu.
Menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada: -
Pemberantasan penyakit menular. - Penyehatan rumah. - Pembersihan sarang nyamuk. -
Pembuangan sampah. - Penyediaan sarana bersih. - Menyediakan sarana jamban keluarga. -
Pembuatan sarana pembuangan air limbah. - Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. -
P3K - Dana sehat. - Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
Melalui Pelatihan kader Posyandu ini diharapkan peranan kader pada kegiatan Posyandu yang
sudah berjalan dapat ditingkatkan agar anggota masyarakat dapat menolong diri dan
keluarganya dalam bidang kesehatan serta mengikuti kegiatan Posyandu secara teratur bagi
yang mempunyai balita. Dan yang lebih sangat diharapkan adalah target SPM untuk Posyandu
Purnama/Mandiri 2010 bisa tercapai yakni 40 %. Namun kita tidak boleh menutup mata untuk
memperhatikan para kader yang sangat banyak pengorbanannya dalam mengelola Posyandu.
Sumber : Lap. Promosi
Kesehatan
term of Reference alias TOR adalah segala batasan yang berguna untuk setiap
pengisi (pemateri/pembicara) agar sesuai dengan apa yang diharapkan panitia
yang mengundangnya. Pokonya, kalau pernah ngisi materi alias cuap-cuap di suatu
acara pasti udah pernah dikasih TOR (kecuali acaranya kurang profesional. Tul,
nggak?)
Biasanya TOR mengandung beberapa poin penting yang kudu diperhatikan si
pengisi materi. Poin-poin tersebut di antaranya :
•
Judul
Ini wajib and mutlak kudu ada. Tanpa ini, ibarat orang tanpa muka. Kita
nggak bakal tau siapa orang itu kalo kita nggak tau wajahnya. Tul, kan?
Makanya, acara tanpa judul… Nggak, deh!
(9)Tujuan utama mengapa materi tertentu ingin disampaikan dalam suatu
acara.
•
Tujuan Khusus
Kalo ini tujuan khususnya mengapa materi tertentu ingin disampaikan dalam
acara tersebut. Tujuan-tujuan di sini harus selaras dengan tujuan umum
agar si tujuan umumnya itu sendiri tercapai.
•
Hari / tanggal & waktu
Kalo panitia nggak ngasih hari, tanggal, dan waktu acara disampaikan,
kira-kira kapan si pemateri/pembicara harus datang?
•
Resume
Hampir mirip dengan tujuan khusus, tapi lebih bersifat teknis. Dalam arti
lain bisa menjawab pertanyaan : bagaimana cara agar tujuan khusus
tercapai?
•
Kondisi
‘Kondisi’ di sini menggambarkan kondisi objek yang akan diberi materi saat
penyampaian materi. Harus diperhatikan siapa peserta yang bakal diberi
materi, sehingga penyampaiannya tepat. Biasanya bisa berupa jawaban dari
beberapa pertanyaan ini : pesertanya siapa? pekerjaannya apa? Gendernya
apa? range usianya berapa? Hobinya apa? Dari suku/negara mana?
•
Metode
Metode ini biasanya berupa rangkaian bentuk materi dalam pembagian
waktu tertentu. Misalnya, dari total waktu 2 jam, pemateri/pembicara
diberikan kesempatan untuk menyampaikan dengan metode materi selama
1,5 jam, sementara setengah jam berikutnya diisi dengan metode simulasi
dan tanya jawab.
•
Keterangan
Apapun yang perlu ditambahkan sebagai pesan untuk pemateri/pembicara
biasanya ditulis di sini. Kebanyakan berupa harapan-harapan mengenai
teknis saat cuap-cuap. Kadang disebutkan juga peralatan-peralatan (apakah
disediakan oleh panitia atau disarankan pemateri/pembicara yang bawa?)
yang menunjang penyampaian materi.
(10)TOR (Term of Reference)
PENGEMBANGAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) :
PENGEMBANGAN STAF
Nama Kegiatan : Magang Dosen Manajemen Database
Latar belakang
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya saat ini sedang
terus berupaya berbenah diri membangun kekuatan internal dan eksternalnya
untuk mencapai visi dan misi yang ingin dicapai. Kekuatan internal yang sangat
strategis adalah pengembangan sumberdaya manusia. Sedangkan kekuatan
eksternal yang diharapkan adalah adanya kerja sama dengan stakholder dalam
rangka lebih mendekatkan sistem pendidikan yang diselenggarakan dengan
realitas kebutuhan pasar tenaga kerja saat ini.
Dalam peningkatan kualitas manajemen internal dan Organisasi Jurusan tidak
hanya tergantung pada kualitas pengelola tetapi juga perbaikan sistem pengelolaan
serta pengembangan data base manajemen Jurusan. Pengembangan data base
manajemen Jurusan merupakan faktor utama dalam mengelola Jurusan agar lebih
efektif dan efisien, seperti penyusunan jadwal kuliah dan praktikum, daftar mahasiswa
peserta kuliah, nilai mahasiwa, kinerja dosen hingga evaluasi kinerja dosen dan
mahasiswa. Penyusunan database manajemen ini sangat penting dalam rangka
evaluasi diri bagi Jurusan dan dalam jangka panjang untuk melakukan perbaikan
untuk mencapai visi dan misi Jurusan.
Keadaan selama ini pengelolaan data base manajemen jurusan masih
belum optimal karena (1) masih terbatasnya pengetahuan staf pengajar dan staf
administrasi yang menguasai dan menyadari pentingnya pengelolaan serta
pengembangan manajemen database Jurusan, (2) Belum adanya pedoman
pelaksanaan pengembangan manajemen database jurusan yang handal.
Berdasarkan kondisi tersebut maka disadari oleh Jurusan Sosial Ekonomi
untuk melaksanakan kegiatan Magang Dosen tentang Manajemen Data Base
Jurusan. Harapan yang ingin dicapai adalah dapat terlaksananya perbaikan
manajemen data base jurusan yang handal dan berkelanjutan.
(11)Tujuan Utama
Tujuan utama kegiatan Magang Manajemen Data Base dalam rangka
pelaksanaan program SP-4 ini adalah :
1. Adanya pemahaman bagi staf pengajar dan staf administrasi tentang
Manajemen Data Base Jurusan sehingga Jurusan mampu menguasai
manajemen database yang handal dan berkelanjutan.
2. Mendapatkan informasi tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan manajemen database jurusan.
3. Meningkatkan kemampuan penguasaan manajemen database Jurusan baik
bagi pengelola Jurusan maupun bagi staf pengajar lain agar pengembangan
manajemen database Jurusan berkelanjutan.
Manfaat Utama Kegiatan
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai tersebut, manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan Magang Dosen Tentang
Manajemen Database ini adalah :
1. Meningkatnya kemampuan pengelola Jurusan dalam pengembangan
manajemen database Jurusan.
2. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan Jurusan,
3. Teridentifikasinya permasalahan terkait manajemen database Jurusan
4. Tersedianya pengelolaan pelayanan terhadap mahasiswa dan staf pengajar
yang lebih efektif dan efisien.
Institusi Sasaran Dosen Magang
Pemilihan institusi sasaran berdasarkan upaya pencapaian tujuan dan
harapan akan manfaat yang diperoleh dengan pelaksanaan kegiatan ini. Hal ini
disajikan dalam tabel berikut ini :
Universitas
Bina nusantara
Merupakan salah satu institusi yang memiliki kredibilitas, reputasi dan
hubungan yang kuat baik nasional maupun internasional khususnya
berkenaan dengan pengelolaan pendidikan. Dalam hal ini berkenaan
dengan subyek manajemen (ISO), baik dalam manajemen database,
manajemen SDM, maupun dalam manajemen keuangan.
Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini berbentuk magang oleh tenaga dosen pada institusi sasaran
yang dianggap layak menjadi institusi sasaran pelaksanaan kegiatan. Kegiatan
yang akan dilaksanakan melalui magang ini antara lain : mempelajari mekanisme
pelaksanaan manajemen database pada institusi sasaran, diskusi dengan tenaga
ahli di institusi sasaran, dan mengidentifikasi permalasahan database manajemen
Jurusan terutama berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan administrasi
pendidikan.
Biaya Kegiatan
Biaya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah sebesar Rp.
(12)kegiatan didanai oleh program SP-4 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan Magang Manajemen Database adalah sebagai
berikut ini :
1. Seleksi atas pelaksana kegiatan
a.
Kegiatan seleksi ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Program SP-4
tahun kedua berkoordinasi pimpinan Jurusan. Setelah dilakukan seleksi,
selanjutnya pelaksana kegiatan terpilih diberikan ditugaskan oleh Ketua
Jurusan, seleksi dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
Pelaksana adalah orang yang profesional dalam melaksanakan tugas
yang dibebankan.
Pelaksana memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan pengalaman
organisasi yang memadai.
Pelaksana mampu melakukan analisa pada permasalahan yang
berkitan dengan manajemen database Jurusan.
2. Penyusunan Agenda kerja Dosen Magang
Pada tahapan ini pelaksana kegiatan melakukan koordinasi dengan pihak
Jurusan serta tim penanggung jawab kegiatan sebagai upaya sinkrionisasi
program agar pencapaian output dapat dicapai secara maksimal. Penyusunan
agenda kerja yang mencakup :
Lingkup informasi utama secara spesifik
Pembagian alokasi waktu.
3. Pengajuan permohonan formal pada institusi sasaran
Pihak Jurusan Sosial Ekonomi melalui koordinator kegiatan yang ditunjuk
melakukan audiensi formal dengan lembaga sasaran untuk mendapatkan
informasi kesanggupan dari lembaga sasaran atas kegiatan yang
direncanakan.
4. Pelaksanaan magang
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah tercantum dalam
proposal kegiatan.
5. Penyusunan laporan hasil dan rekomendasi tindak lanjut
Setelah kegiatan magang dilakukan, pelaksana kegiatan diwajibkan menyusun
laporan hasil kegiatan dan merumuskan rekomendasi tindak lanjut hasil
magang bagi pegembangan manajemen database Jurusan Sosial Ekonomi
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Melalui tahapan pelaksnaan seperti tersebut di atas diharapkan kegiatan ini
dapat menghasilkan output yang maksimal dan dapat ditindaklanjuti dalam rangka
perbaikan dan pegembangan manajemen database di Jurusan Sosial Ekonomi
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Panitia
Penanggung Jawab
: Dr. Ir. Kliwon Hidayat, MS
Ketua Pelaksana
: Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
(13)Sekretaris
: Bayu Adi Kusuma, SP., MP
Anggota
: Sujarwo, SP., MP
Rosihan Asmara, SE.MP
Riyanti Isaskar, SP. M.Si.
Mangku Pornomo, SP., MSi
Jurusan Sosial Ekonomi
Penanggung Jawab Program
Ketua Pelaksana,
Dr. Ir. Kliwon Hidayat, MS
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
NIP. 130 873 498
NIP. 130 935 081
(14)Lampiran 1 :
TIME SCHEDULE
KEGIATAN MAGANG MANAJEMEN DATABASE
JURUSAN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
No.
Uraian Kegiatan
Maret
April
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
.
Penugasan atas pelaksana kegiatan
2
.
Penyusunan Agenda kerja Dosen Magang
3
.
Pengajuan permohonan formal pada institusi sasaran
4
.
(15)(16)Lampiran 2 :
RENCANA ANGGARAN DANA
KEGIATAN MAGANG MANAJEMEN DATABASE
JURUSAN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
No.
Uraian Kegiatan
Satuan
Jumlah
Satuan
Biaya
1
.
Fee Institusi Sasaran
1 Keg
Rp. 4.000.000,00
Rp.
4.000.000,00
2
.
Lumpsum Peserta
2 org X 6 hari
12 OH
Rp.
200.000,00
Rp.
2.400.000,00
3
.
Transportasi (Malang – Jakarta PP) 2 org
2 Org
Rp.
900.000,00
Rp.
1.800.000,00
4
.
Akomodasi
2 org X 6 hari
12 OH
Rp.
150.000,00
Rp.
1.800.000,00
5
.
Fotocopy Dokumen
1 Keg
Rp
750.000,00
Rp.
1.000.000,00
6
.
(17)7
.
Pelaporan Kegiatan
1 Keg
Rp.
500.000,00
Rp.
600.000,00
8
.
Cindera Mata
1 Keg
Rp.
500.000,00
Rp.
500.000,00
9
.
Lain-lain
Rp. 1.500.000,00
Rp.
1.500.000,00
(18)Kamis, 14 Mei 2009
Pelatihan Kader Dasar
Pelatihan Kaer Dasar....
TERM OF REFERENCE (TOR)
I. DASAR PEMIKIRAN
Dalam menjalankan sistem pengkaderannya PMII kali ini akan mengadakan proses rutinan
tahapan kedua dari proses pengkaderan yang ada pada dataran komisariat PMII Sunan Kudus.
Adapun nama kagiatannya adalah PKD (Pelatihan Kader Dasar) yang mana pengkaderan ini
dilakukan setelah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) berlangsung. Proses MAPABA
dan PKD merupakan jenis pengkaderan informal yang diselenggarakan oleh komisariat PMII
Sunan Kudus disetiap tahunnya. Adapun jenis pengkaderan seperti ini sudah menjadi program
kerja dari komisariat PMII Sunan Kudus disetiap tahunnya.
Dalam sebuah organisasi kader merupakan elemen fital yang harus kita berdayakan. Karena
tugas dan tanggungjawab yang ada pastinya akan turun-temurun kepada kader-kader yang ada
pada hari ini. Dalam kaitannya hal ini maka PKD merupakan proses pengkaderan yang strategis
untuk membangun kader yang mampu tanggap realitas dan mampu membuat perubahan baik
dataran diri sendiri, organisasi lebih-lebih dataran sosial. Nilai-nilai pergerakan yang ada harus
senantiasa kita junjung dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya kita tahu dan mampu
memahami tetapi lebih dari pada itu, kader harus mampu mengaplikasikan (Mengejowantahkan)
nilai-nilai kontekstual yang ada pada nilai-nilai pergerakan itu sendiri.
Dengan semangat perjuangannya sebagai seorang kader jangan sampai nilai-nilai yang ada pada
diri kita luntur dengan berubahnya ruang dan waktu yang berbeda. Nilai-nilai pergerakan yang
ada harus senantiasa ada dan melekat pada diri sebuah kader. Karena dengan itulah kita
mempunyai paradigma dan pijakan yang tepat untuk berfikir, bertindak dan berjuang untuk
masyarakat, bangsa dan negara. Adapun NDP (Nilai Dasar Pergerakan) yang ada pada PMII
adalah nilai-nilai yang secara mendasar mensublimasi nilai-nilai ke-Islam-an (seperti,
kemerdekaan/al-hurriyah, perasaan/al-musawa, keadilan, toleran, damai dan lain-lain) dan
ke-Indonesia-an (keberagaman suku, agama dan ras, beribu pulau persilangan budaya) dengan
kerangka pemahaman ahlu sunnah wal jamaah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah,
mendorong, serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII
Artinya NDP merupakan sumber kekuatan ideal dari aktifitas pergerakan yang ada, dalam
kaitannya menciptakan transformasi sosial. Trasformasi adalah keniscayaan dan kita tidak bisa
menjauh bahkan menolak dari trasformasi itu sendiri. Oleh karenanya trasformasi harus kita
terima dan bagaimana kita bisa memainkan perubahan itu sendiri. Dengan dibekali nilai-nilai
yang ada kita harus mampu membuat perubahan pada diri kita secara khusus dan umumnya
mampu menciptakan perubahan sosial, yang itu sesuai dengan nilai-nilai yang sudah kita
aktualisasikan pada diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian harapan kita
bersama dari hasil PKD (Pelatihan Kader Dasar) adalah mampu menjadi cita-cita yang
diharapkan dari sebuah kader PMII yakni menjadi pribadi Muslim Indonesia yang bertakwa
kepada Allah, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya, serta komitmen atas cita-cita kemerdekaan rakyat Indonesia. Adapun sosok
yang dituju adalah sosok insan kamil Indonesia yang kritis, inovatif dan transformatif yang
sadar akan posisi dan peranannya sebagai khalifah di muka bumi. Amiiin
II. NAMA KEGIATAN
Adapun kegiatan ini bernama : PKD (Pelatihan Kader Dasar) Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sunan Kudus. Dengan tema : “Aktualisasi Nilai-Nilai Pergerakan
(19)Dalam Menciptakan Transformasi Sosial”.
III. LANDASAN KEGIATAN
Adapun landasan kegiatan ini meliputi :
1. AD/ART PMII
2. Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII
3. Rapat Komisaraiat PMII 23 Maret 2009
IV. TUJUAN DAN TARGET KEGIATAN
Adapun tujuan kegiatan ini adalah :
1. Menanamkan nilai-nilai idealisme pergerakan kepada kader
2. Mengupayakan terwujudnya aktualisasi nilai-nilai pergerakan pada kader
3. ………..
4. ...
5. ...
Sedangkan target dalam kegiatan ini meliputi :
1. ...
2. ...
3. ...
V. BENTUK KEGIATAN
………
………
VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
...
...
VII. SCHEDULE ACARA
Adapun gambaran acara secara terjadwal sebagaimana terlampir
VIII. PESERTA KEGIATAN
………
………
IX. PANITIA KEGIATAN
………
………..
X. PENUTUP
Demikian Term Of Reference (TOR) kami buat, agar dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan pedoman pelaksanaan kegiatan untuk semua pihak. Atas bantuan dan
partisipasi yang telah terwujud kami mengucapkan banyak terimakasih.
JADWAL KEGIATAN