• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS VEGETASI DASAR PADA LOKASI BEKAS PERTAMBANGAN EMAS DI NAGARI PAKAN RABAA TIMUR KECAMATAN KOTO PARIK GADANG DIATEH KABUPATEN SOLOK SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS VEGETASI DASAR PADA LOKASI BEKAS PERTAMBANGAN EMAS DI NAGARI PAKAN RABAA TIMUR KECAMATAN KOTO PARIK GADANG DIATEH KABUPATEN SOLOK SELATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VEGETASI DASAR PADA LOKASI BEKAS PERTAMBANGAN

EMAS DI NAGARI PAKAN RABAA TIMUR KECAMATAN KOTO

PARIK GADANG DIATEH KABUPATEN SOLOK SELATAN

JURNAL

DEWI YULIASARI

NIM. 11010090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

ANALISIS VEGETASI DASAR PADA LOKASI BEKAS PERTAMBANGAN

EMAS DI NAGARI PAKAN RABAA TIMUR KECAMATAN KOTO

PARIK GADANG DIATEH KABUPATEN SOLOK SELATAN

Dewi Yuliasari, Nursyahra, Abizar

Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat Email : Dewiyuliasari55@yahoo.com

ABSTRACT

The activity of mining Gold East Pakan Rabaa Koto Parik Gadang Diateh Solok Selatan had done about a few years ago. This activities caused succession in the area which had mined. Concerned with this fact the researcher done a research entitle “An Analysis Of Nature Vegetation At Minning Gold Trace Location At East Pakan Rabaa Kotoparik Gadang Diateh Solok Selatan”. Design of this research was survey descriptive by using Transec method. This research has done on July until Agust 2015. Sample of this research was taken from two research station. The transec put in vertical along 10 m. plot which had made was put on the left side and behind of the rigt transec. The plot is size 1 m x 1 m with distance between plot is 1 m. the analisis of nature vegetation at minning gold trace location at Pakan Rabaa Timur Koto Parik Gadang Diateh Solok Selatan it got 362 individual. The result of measurement based environment factor at station I and II is the land about 6,8 – 7,2. It can be cocluded that the land of station I is acid, then the land of station II is alkali. The dampt is between 50-54%

Key Words : Vegetation, Transec PENDAHULUAN

Pertambangan emas merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang di samping kegiatannya menghasilkan produksi hasil tambang, juga menimbulkan dampak kerusakan lahan dan bentang alam yang sifatnya sukar dikembalikan ke bentuk semula (irreversible) (Setiawati, 2012). Kabupaten Solok Selatan merupakan salah satu tempat pertambangan emas di Sumatera Barat. Salah satu tempat pertambangan emas ini dilakukan di Kenagarian Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang

Diateh Kabupaten Solok Selatan.

berdasarkan hasil survei lapangan. Pertambangan ini terletak dipinggiran hutan dekat sungai Batang Hari dengan cara menggali tanah di pinggiran hutan, dan proses penggalian ini menggunakan alat berat berupa eskavator untuk menggali tanah sampai ditemukan emas pada kedalaman tertentu, lalu melakukan pendulangan secara mekanis dengan menggunakan tenaga mesin pompa maupun mesin sedot dan saat pendulangan ini kadang digunakan merkuri untuk memisahkan emas dari material pembawanya. Akibatnya kondisi fisika, kimia, biologis tanah tanah yang ada di area bekas pertambangan tercemar oleh logam berat yang terdapat pada area bekas tambang. Di sisi lain proses penambangan

akan menyebabkan suksesi pada lokasi tersebut sehingga adanya vegetasi baru

yang tumbuh pada lahan bekas

penambangan emas.

Vegetasi adalah suatu kelompok atau kumpulan komunitas tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat dan saling berintegrasi (Ardhana, 2012). Menurut Maiysaroh (2010) hutan terdiri dari vegetasi pohon dan vegetasi lainya yang terdiri dari belukar dan tumbuhan terna serta vegetasi dasar atau tumbuhan penutup tanah. Tumbuhan penutup tanah ini dapat berfungsi dalam peresapan dan membantu menahan jatuhnyan air secara langsung. mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta berperan dalam menambah bahan organik tanah sehingga menyebabkan resistensi tanah terhadap erosi meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis telah melakukan suatu penelitian yang berjudul “Analisis Vegetasi Dasar Pada Lokasi Bekas Pertambangan Emas Di Nagari Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan”.

(4)

BAHAN DAN METODE

Alat yang digunakan yaitu kertas koran, karton/triplek, kantong palstik ukuran besar, tali rafia, meteran, pancang, pisau/parang/plastik, label, kamera, alat tulis dan soil tester serta Termohigrometer. Dan bahan yang digunakan yaitu spritus untuk pengawetan sampel Vegetasi Dasar dilapangan. Jenis penelitian ini adalah Survey Deskriptif, dengan menggunakan metoda transek. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2015 pengambilan sampel vegetasi dasar dilakukan pada lokasi bekas pertambangan emas pada kenagarian Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan. Identifikasi sampel di herbarium Universitas Andalas

(ANDA) Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Andalas dan labor Botani STKIP PGRI Sumatera Barat. Pembuatan transek pada daerah bekas penambangan emas dengan umur lahan yang berbeda-beda Transek 1 diltekakkan pada stasiun I bekas pertambangan emas yang ditinggalkan selama 16 bulan, transek II diletakkan pada lokasi bekas pertambangan emas yang ditinggalkan selama 22 bulan. Transek dibuat dengan merentangkan garis secara vertikal sepanjang 10 m dari Utara ke Selatan dan perletakan plot diltekan secara bergantian. Plot 1 diltakan pada bujur Barat dan plot 2 diltekan pada bujur Timur dan begitu juga pada plot selanjutnya. ukuran plot yang dibuat yaitu 1m x 1m dengan jarak antar plot yaitu sepanjang 1m, serta jumlah plot pada setiap transek sebanyak 5 plot.

Cara kerja di lapangan menentukan lokasi perletakan transek pada lahan bekas pertambangan emas dan transek ini di letakan pada lokasi bekas pembuangan tanah pertambangan emas. Pada daerah stasiun I dan II dibuat garis atau transek. Transek dibuat secara vertikal sepanjang 10 m. Pada transek dibuat plot secara sistematis di sisi kiri dan kanan jalur transek, plot yang dibuat berukuran 1x1 m, dimana jarak antar plot 1 m dan jumlah plot setiap stasiun sebanyak 5 plot. Setelah itu dilakukan pengamatan pada masing-masing plot dan mengumpulkan data dengan menghitung jumlah spesies vegetasi dasar yang ada pada masing-masing plot, mengambil foto lokasi untuk dokumentasi, mencatat dan mengambil sampel jenis vegetasi dasar yang ditemukan dalam plot

untuk dibuat spesimen herbarium. Pengambilan sampel vegetasi dasar sebanyak 3 rangkap dari masing-masing jenis. Dikoleksi lengkap organ vegetatif dan organ generatif. Setelah dikoleksi dilapangan kemudian dilakukan pengawetan dilapangan dengan menyusun sampel didalam koran (jangan sampai ada yang keluar) dan menumpuknya, kemudian diikat dengan tali rafia dan dimasukan dalam plastik lalu disiram dengan spritus sampai basah namun tidak tergenang. Kemudian kantong plastik diikat dengan tali rafia sehingga udara tidak bisa keluar masuk dan diberi lakban, dan diikat dengan kuat agar spesimennya tertekan ukuran kardus atau triplek yang dipakai yaitu 40 x 30 cm. dan dilakukan Pengukuran faktor lingkungan dengan mengukur pH dan kelembaban pada lokasi penelitian.

Cara kerja di Laboratorium adalah sebagai berikut : Koleksi sampel yang telah diawetkan dilapangan dikeluarkan dari palstiknya jangan sampai ada sampel yang keluar dari lipatan atau lembaran korannya, Kemudian dilakukan penyotiran pada masing-masing specimen, Spesimen yang telah dipilih kemudian diapit dengan kardus tebal ukuran (40 cm x 30 cm) dan diikat dengan kuat lalu keringkan dengan di jemur dengan panasnya matahari. Setelah sampel kering di jahit pada kertas monting lalu dilakukan identifikasi pada sampel tersebut. Identifikasi sampel vegetasi dasar dengan menggunakan herbarium yang telah terindentifikasi yaitu dengan menyamakan spesiemen yang akan diberi nama dengan spesimen yang telah terintifikasi, serta menggunakan buku tentang taksonomi tumbuhan, yaitu dilakukan di Herbarium Universitas Andalas (ANDA). Pemberian label pada setiap spesimen yang telah kering dengan isi label adalah nama suku tumbuhan (family), nama jenis (spesies), tanggal koleksi (date), lokasi tempat koleksi (locality), nama yang mengkoleksi (collector), nomor koleksi (no coll), catatan penting tumbuhan (annot). Setelah sampel semuanya teridentifikasi dilakukan pengolahan data pada masing-masing spesies yantu menghitung kerapatan, kerapatan relatife, frekuensi, frekuensi relative serta indeks keragaman pada setiap spesies yang ditemukan pada lokasi bekas pertambangan emas.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis vegetasi dasar yang ditemukan pada stasiun I,II dilahan bekas pertambangan emas

N o

Nama Spesies Stasiun I Stasiun II

X KR% FR% Pi ln Pi X KR% FR% Pi ln Pi

1 Acmella paniculata (Wall. ex DC.) R.K.Jansen

2 1,45 7,69 0 0 0 0

2 Ageratum conyzoides L. 1 0,72 3,84 3,84 1 0,4 6,66 -0,009

3 Erigeron sumatrensis Retzz 13 9,48 7,69 7,69 0 0 0 0

4 Eclipta alba (L.) Hassk 1 0,72 3,84 3,84 0 0 0 0

5 Calopogonium mucunoides Desv 1 0,72 3,84 3,84 2 0,9 6,66 -0,016 6 Cyperus rotundus L. 2 1,45 7,69 7,69 0 0 0 0 7 Cyperus longus L. 2 1,45 3,84 3,84 0 0 0 0 8 Mimosa pigra L. 1 0,72 3,84 3,84 0 0 0 0 9 Mimosa pudica L. 27 19,70 7,69 7,69 0 0 0 0

10 Mimosa diplotricha Sauvalle 42 30,65 11,53 11,53 0 0 0 0

11 Mikania micrantha Kunth 27 19,70 15,38 15,38 62 27,6 33,33 -0,153

12 Paspalum scrobicalatum L. 7 5,10 11,53 11,53 15 7 69,8 33,33 -0,111 13 Piper aduncum L. 0 0 0 0 2 0,9 13,33 -0,016 14 Polygala paniculata L. 0 0 0 0 1 0,4 6,66 -0,009 15 Rhynchospora colorata (L.) H. Pfeiff 10 7,29 7,69 7,69 0 0 0 0 16 Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl. 1 0,72 3,84 3,84 0 0 0 0 Jumlah Total 99,87 99,93 100 93,28 Indeks Diversitas 1,907 0,724

Pada Tabel dilihat bahwa spesies yang paling banyak jumlahnya ditemukan pada

kedua stasiun adalah Paspalum

scrobicalatum L. dari familia Poaceae yaitu sebanyak 164 individu. Banyaknya jumlah spesies dari familia Poaceae dibandingkan dengan familia lainnya disebabkan oleh spesies itu sendiri yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan spesies yang paling sedikit ditemukan Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl., dari familia Verbenaceae, Eclipta alba (L.) Hassk., dari familia Asteraceae, Mimosa pigra L., dari familia Mimosaceae dan Polygala paniculata L., dari familia Polygalaceae. Hal ini diduga spesies tersebut kurang mampu beradaptasi dilingkungan tersebut serta kalah bersaing dengan spesies lainnya tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat perkembangannya masih rendah. Hal ini menandakan bahwa penyesuaian diri terhadap lingkungannya masih rendah, masih belum bisa bersaing dan memanfaatkan ruang, air dan unsur

hara yang ada dengan baik yang ketersediaannya terbatas.

Dari Tabel 1 diatas juga dapat Analisis vegetasi dasar rata-rata nilai kerapatan relatif 0,72 – 30,65. Kerapatan relatif tertinggi pada stasiun I Mimosa diplotricha L. 30,65 % dan nilai kerapatan relatif terendah Stachytarpheta indica (L.) 0,72%, Vahl, Eclipta alba (L.) Hassk 0,72% dan

Ageratum conyzoides L.0,72%,

Calopogonium mucunoides Desv 0,72% dan mimosa pigra L.0,72%. Stasiun II nilai kerapatan relatif tertinggi Paspalum scrobilatum L. 69,8%, nilai kerpatan relatif terendah Ageratum conyzoides L. 0,4% dan Polygala paniculata L. 0,4%. Pada stasiun I frekuensi relatif berkisar antara 3,84 – 15,38. Frekuensi relatif tertingggi pada stasiun I terdapat pada spesies Mikania micrantha kunth. 15,38% dan nilai frekuensi relatif terendah Stachytarpeta indica (L.) Vahl. 3,84% Cyperus longus L.3,84% EClipta alba (L.) Hassk 3%,84 Ageratum conyzoides L. 3,84% Calopogonium mucunoides Desv 3,84% dan Mimosa pigra L. 3,84%. Dan

(6)

pada stasiun II nilai frekuesnsi relatif berkisar antara 6,66 – 33,33. Frekuensi relatif tertinggi Paspalum scrobicalatum L. 33,33%, Mikania micrantha Kunth 33,33% dan yang terendah pada spesies Polygala paniculata L.6,66% Ageratum conyzoides L.6,66% Calopogonium mucunoides Desv. 6,66%. Nilai indeks keanekaragaman pada stasiun I 0,784 dan stasiun II 0,314. Dari kedua stasiun di dapatkan nilai indeks keanekaragaman (H’) < 1. Menurut Fachrul, (2007) Nilai H’< 1 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah. menururt Adriadi, (2012) mengatakan bahwa tinggi rendahnya keanekaragaman jenis suatu organisme di dalam komunitasnya tergantung pada banyaknya (jumlah) individu yang terdapat pada komunitas tersebut.

Table 2. Hasil pengukuran faktor lingkungan ada lokasi bekas pertambangan emas

No Parameter Stasiun I Stasiun II

1 pH tanah 6,8 7,2

2 kelembaban 50% 54%

Pada Tabel 2 stasiun I pH tanahnya 6,8, vegetasi dasar yang lebih dominan tumbuh adalah dari familia Mimosaceae, hal ini di duga familia Mimosaceae lebih dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang pH tanahnya bersifat asam, sedangkan pada stasiun II pH tanahnya 7,2 bersifat basah Menurut Arsyad, (2011) pH dapat mempengaruhi jumlah spesies disuatu daerah karena pH erat hubungannya dengan ketersediaan hara. Karena itu pH tanah dapat mempengaruhi keberadaan jumlah spesies vegetasi dasar yang lebih dapat bertahan hidup.

Kelembapan pada tiap-tiap stasiun pengamatan bervariasi. Rata-rata antara stasiun I dan satsiun II kelembabanya adalah 50 - 54%. Tinggi rendahnya kelebapan udara pada lingkungan tersebut dapat dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu udara tinggi maka kelembapan udaranya rendah, sebaliknya jika suhu udaranya rendah maka kelembapan udaranya tinggi. Hal tersebut berpengaruh terhadap keadaan vegetasi tumbuhan yang

ada. Menurut Arief, (1994) (dalam Kamelia, 2012) menyatakan bahwa kelembapan merupakan salah satu unsur dari iklim yang dapat mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan.

Dari perbandingan lokasi keduanya, stasiun I yang paling banyak ditemukannya speises vegetasi dasar hal ini terjadi karena lokasi stasiun I lebih dekat dengan dasar sungai serta keadaan tanahnya tidak lembab, sedangkan stasiun II lokasinya lebih tinggi dari dasar sungai dan kondisi lingkungannya lembab dan pada lokasi ini yang lebih dominan tumbuh adalah spesies dari familia Poaceae dengan banyaknya familia ini yang tumbuh pada lokasi

tersebut menyebabkan kurangnya

keanekaragaman spesies yang ada pada lokasi tersebut. Menurut Maisyaroh (2010) Perbedaan kondisi lingkungan ini menyebabkan perbedaan pada jumlah spesies tumbuhan yang tumbuh pada kawasan tersebut adanya persaingan yang lebih besar antar vegetasi. Secara umum perbedaan juga disebabkan oleh dua faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan abiotik lingkungan tempat organisme tersebut tumbuh atau dengan kata lain disebabkan oleh habitat yang berbeda.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil yang didapat sebanyak 16 spesies yang termasuk kedalam 8 familia dari 362 individu. Pada stasiun I terdiri dari 7 familia 14 spesies dan 137 individu, pada stasiun II terdiri dari 5 familia 6 spesies dan 225 individu.Rata-rata nilai pengukuran faktor lingkungan lingkungan stasiun I dan II yaitu tanahnya 6,8 – 7,2 ini berarti satsiun I tanahnya bersifat asam, dan stasiun II tanahnya bersifat basah. Kelembapannya berkisar antaara 50 - 54%

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran dari skripsi ini yaitu , melihat analisis komunitas vegetasi dasar maka perlu adanya upaya pihak-pihak terkait segera mungkin untuk mengadakan penyuluhan kembali untuk tempat yang sudah ditambang dan mengadakan reboisasi pada lahan bekas penambangan.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, I,P,G. 2012. Ekologi Tumbuhan. Denpasar. Udayana University Press. Adriadi, A. 2012. Analisis Vegetasi Gulma

pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.). Desember 2012 : 108-115

Maisyaroh, W. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang.

Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari. Vol. 1 No.1 Tahun 2010 No. ISSN. 2087 – 3522. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember.

Setiawati,S. 2012. Valuasi Ekonomi Pertambangan Selaras Lingkungan Lestari (Studi Kasus : Pertambangan Emas Pongkor). Jurnal Green Growth Dan Manajemen Lingkungan. Vol.1 Edisi Desember 2012.Hlm 49-50. Fachrul, M, F. 2007. Metode Sampling

Gambar

Tabel  1.    Analisis  vegetasi  dasar  yang  ditemukan  pada  stasiun  I,II  dilahan  bekas  pertambangan  emas

Referensi

Dokumen terkait

Sufiks ini dapat melekat pada pangkal kata kata sifat yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dan menyatakan makna menyuruh melakukan kegiatan pada kata dasar. Afiks

Perhitungan Biaya Persediaan (TC) Aktual Sebelum CDI..L4 – 2 Perhitungan Biaya Persediaan (TC) Aktual Setelah CDI....L4 – 5 Perhitungan Biaya Persediaan (TC) Setelah CDI pada

Pemberian dosis obat pada terapi skizofrenia dilakukan penaikan dosis secara perlahan sampai mencapai dosis efektif pada fase akut dan dosis

Tujuan dari masing - masing konten kreator dalam membuat konten video di chanel Youtube juga sangat beragam, ada yang menyalurkan hobi dan Youtube sebagai media

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyusun Tugas Akhir dengan Judul

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh upaya meningkatkan minat belajar siswa SMA Negeri 1 Wiradesa dengan peran orang tua, 2) Pengaruh upaya

Berdasarkan tabel 1 dan gambar 3 dapat dilihat bahwa pada pengenceran larutan pasta gigi yang mengandung xylitol dengan konsentrasi 0,001%, 0,01% dan 0,1% tidak terbentuk

Ukuran perusahaan yang semakin besar menandakan kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen semakin besar pula karena perusahaan besar memiliki akses ke pasar