KONSEP DASAR ISPA KONSEP DASAR ISPA
KONSEP DASAR ISPA KONSEP DASAR ISPA
2.3
2.3 Konsep Konsep dasar dasar ISPAISPA 2.3.1
2.3.1 Pengertian Pengertian ISPAISPA ISPA sering
ISPA sering disaldisalahartahartikan ikan sebagasebagai i infekinfeksi si salursaluran an pernappernapasan asan atas.atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14
har
hari. i. Yang Yang dimdimaksaksud ud dendengan gan salsalurauran n perpernapanapasan san adaadalah lah orgorgan an mulmulai ai dardarii hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinu
sinus, ruang s, ruang telitelinga nga tengah dan tengah dan selapselaput paru. ut paru. SebagiSebagian an besar dari infeksibesar dari infeksi sa
saluluraran n pepernrnapapasasan an hahanynya a bebersrsififat at riringangan n sesepepertrti i babatutuk k pipilelek k dadan n titidadak k mem
memerlerlukaukan n penpengobagobatan tan dengdengan an antantibiibiotiotik, k, namnamun un demdemikiikian an anak anak akaakann menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian. Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi mengakibatkan kematian. Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi p
penenyayakikit t ISISPA PA dadalalam m 2 2 gogololongngan an yayaititu u pnpneueumomoninia a dadan n yayang ng bubukakann pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak
berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis,berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.
bukan pneumonia. IS
ISPA PA dadapapat t diditutulalarkrkan an memelalalului i aiair r luludadah, h, dadararah, h, bebersrsinin, , ududararaa p
perernapnapasasan an yayang ng memengnganandundung g kumkuman an yayang ng teterhrhirirup up ololeh eh ororanang g sesehathat kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan fibrokistik, menempati saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan fibrokistik, menempati
bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
gol
golongaongan n masmasyaryarakaakat t padpada a bulbulan-an-bulbulan an musmusim im dindingingin. . TetTetapi api ISISPA PA yanyangg berl
berlanjut menjadi pneumonia sering anjut menjadi pneumonia sering terjterjadi adi pada anak pada anak kecil terutama apabilakecil terutama apabila terda
terdapat gizi pat gizi kurang dan kurang dan dikombdikombinasi dengan keadaan inasi dengan keadaan lingklingkungan yang ungan yang tidak tidak hyg
hygieniene. e. RisRisiko iko terterutautama ma terterjadjadi i padpada a anaanak-ank-anak ak karkarena ena menmeningingkatkatnyanya kem
kemungkungkinainan n infinfekseksi i silsilangang, , bebbeban an immimmunounologlogisnisnya ya terterlallalu u besbesar ar karkarenaena di
dipapakai kai untuntuk uk penpenyayakikit t papararasisit t dadan n cacacicingng, , sesertrta a titidadak k tetersrsediediananya ya atatauau berlebihannya pemakaian antibiotic (Ngastiyah,2005).
berlebihannya pemakaian antibiotic (Ngastiyah,2005).
Istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan Istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut.
dan akut. PenPengergertitian an ataatau u batbatasaasan n masmasinging-ma-masinsing g unsuunsur r adaladalah ah sebsebagaiagai berikut:
berikut:
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam 1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
penyakit.
2. Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga 2. Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup sal
salurauran n perpernafnafasaasan n bagibagian an ataatas, s, salsalurauran n perpernafnafasaasan n bagbagian ian bawabawahh (ter
(termasuk jaringan paru-paru) dan masuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa organ adneksa salursaluran an pernafpernafasan.asan. Dengan batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk dalam saluran Dengan batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk dalam saluran pernafasan
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari 3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari in
ini. i. BaBatatas s 14 14 hahari ri inini i didiamambibil l untuntuk uk memenununjnjukukkakan n prprososes es akakutut mes
meskipkipun un untuntuk uk bebebeberaprapa a penypenyakiakit t yanyang g dapadapat t digdigoloolongangakan kan ISPISPAA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14
proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes RI, 2001).hari (Depkes RI, 2001). Pne
Pneumoumonia nia adaadalah lah proproses ses akut akut yanyang g menmengengenai ai jarjaringingan an parparu-pau-paruru (al
(alveolveoli). i). TerTerjadjadinyinya a pneupneumonmonia ia padpada a anaanak k serseringingkalkali i berbersamsamaanaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus.
dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus.
2
2.3.3.2 .2 EEtitioolologgi Ii ISSPPAA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Ba
Baktktereri i pepenynyebaebab b ISISPA PA anantatara ra lalain in adadalalah ah dadari ri gegenunus s StStrereptptokokokuokus,s, Staf
Stafilokokilokokus, us, PneumPneumokokus, okokus, HemofHemofilluillus, s, BordetBordetelia elia dan dan KorinKorinebakteebakteriumrium.. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronav
Koronavirusirus, , PikorPikornavirunavirus, s, MikoplMikoplasma, asma, HerpesHerpesvirus virus dan dan lain-llain-lain ain (Agus(Agus Harianto,dkk,2003).
Harianto,dkk,2003). 2.
2.3.3.3 3 KlKlasasififikikasasi Ii ISPSPAA
Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di b
Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di b awah 2awah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun.
bulan dan untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun. 2.3.3.1 Golongan Umur Kurang 2 Bulan
2.3.3.1 Golongan Umur Kurang 2 Bulan 2.2.3.1.1 Pneumonia Berat
Bil
Bila a disdisertertai ai salsalah ah satsatu u tantanda da tartarikaikan n kuat di kuat di dindindinding g pada bagiapada bagiann bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit a
bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih (Ngastiyah,2005).tau lebih (Ngastiyah,2005). 2.3.3.1.2 Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)
2.3.3.1.2 Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
atau napas cepat.
“ Tanda Bahaya” untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu: “ Tanda Bahaya” untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu:
1.
1. kurkurang ang bisbisa a minminum um (ke(kemammampuapuan n miminumnumnya nya menmenuruurun n samsampai pai kurkurangang
dari½ volume yang biasa diminum) dari½ volume yang biasa diminum)
2. kejang 2. kejang 3. kesadaran menurun 3. kesadaran menurun 4. stridor 4. stridor 5. wheezing 5. wheezing 6. demam/ dingin. 6. demam/ dingin. 2.3.3.2
2.3.3.2 GolongaGolongan Umur 2 Bn Umur 2 Bulan-5 Tahulan-5 Tahunun 2.3.3.2.1 Pneumonia Berat
2.3.3.2.1 Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak
harus dalam keadaan tenang, tidak menangis atau meronta). harus dalam keadaan tenang, tidak menangis atau meronta). 2.3.3.2.2 Pneumonia Sedang
2.3.3.2.2 Pneumonia Sedang
Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah: Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah: 1. Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih 1. Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
2. Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih. 2. Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih. 2.3.3.2.3 Bukan Pneumonia
2.3.3.2.3 Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
napas cepat.
“ Tanda Bahaya “ untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu: “ Tanda Bahaya “ untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu: 1. tidak bisa minum
1. tidak bisa minum 2. kejang 2. kejang 3. kesadaran menurun 3. kesadaran menurun 4. stridor 4. stridor
5. gizi buruk (Depkes RI, 1996). 5. gizi buruk (Depkes RI, 1996). 2
2..33.4 .4 GGeejjaalla Ia ISSPPAA
2.3.4.1 Gejala dari ISPA Ringan 2.3.4.1 Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: 1. Batuk
1. Batuk
2. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal 2. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal
pada waktu berbicara atau menangis). pada waktu berbicara atau menangis).
3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung. 3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung. 4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 3700 C atau jika dahi anak dirabaC atau jika dahi anak diraba
(www.kiossehat.com). (www.kiossehat.com).
2.2.4.2 Gejala dari ISPA Sedang 2.2.4.2 Gejala dari ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1. Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari 1. Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan
arloji. arloji.
2. Suhu lebih dari 39
2. Suhu lebih dari 3900C (diukur dengan termometer).C (diukur dengan termometer).
3. Tenggorokan berwarna merah. 3. Tenggorokan berwarna merah.
4. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak. 4. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak. 5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga. 6. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur). 6. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur). 7. Pernafasan berbunyi menciut-ciut (www.kiossehat.com). 7. Pernafasan berbunyi menciut-ciut (www.kiossehat.com). 2.3.4.3 Gejala dari ISPA Berat
2.3.4.3 Gejala dari ISPA Berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala-gejala-gejala gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
sebagai berikut: 1.
1. BiBibibir atr atau kau kululit mit memembibiruru..
2.
2.Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktuLubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu
bernafas. bernafas. 3.
3. AnaAnak tidk tidak saak sadar adar atau ktau kesaesadardaran mean menurnurun.un. 4.
5.
5. Nadi cNadi cepat lepat lebih daebih dari 160 ri 160 kali pkali per meer menit atnit atau tidau tidak terak teraba.aba.
6.
6. Tenggorokan berwarna merah (www.kiossehat.com).Tenggorokan berwarna merah (www.kiossehat.com).
2.3.5
2.3.5 Penularan Penularan ISPAISPA
Kuman penyakit ISPA ditularkan dari penderita ke orang
Kuman penyakit ISPA ditularkan dari penderita ke orang lain melaluilain melalui udara pernapasan atau percikan ludah penderita. Pada prinsipnya kuman ISPA udara pernapasan atau percikan ludah penderita. Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara terhisap oleh pejamu baru dan masuk ke seluruh saluran yang ada di udara terhisap oleh pejamu baru dan masuk ke seluruh saluran per
pernafnafasaasan. n. DarDari i salsalurauran n perpernafnafasaasan n kumkuman an menmenyebyebar ar ke ke selseluruuruh h tubtubuhuh apabila orang yang terinfeksi ini rentan, maka ia akan terkena ISPA (Depkes apabila orang yang terinfeksi ini rentan, maka ia akan terkena ISPA (Depkes RI, 1996).
RI, 1996). 2.3.6
2.3.6 Faktor-Faktor Faktor-Faktor Yang Yang Mempengaruhi Mempengaruhi ISPAISPA 2.3.6.1 Status Gizi
2.3.6.1 Status Gizi Giz
Gizi i adaladalah ah suasuatu tu proproses ses orgorganianisme sme menmengguggunakanakan n makmakanaanan n yanyangg dik
dikonsonsumsumsi i secsecara ara nornormal mal melmelalualui i proproses ses digdigestesti, i, absabsorporpsi, si, trtransansporportastasi,i, pen
penyiyimpampanan, nan, metmetabolabolismisme e dan dan penpengelgelurauran n zatzat-za-zat t yanyang g titidak dak digdigunakunakanan unt
untuk uk memmemperpertahtahankankan an kehkehiduidupan, pan, perpertumtumbuhabuhan, n, dan dan funfungsi gsi nornormal mal dardarii organ-organ serta menghasilkan energi (Ibnu Fajar,dkk, 2002).
organ-organ serta menghasilkan energi (Ibnu Fajar,dkk, 2002). Fungsi zat gizi antara lain sebagai
Fungsi zat gizi antara lain sebagai berikut:berikut:
1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama 1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama
bagi yang masih dalam pertumbuhan bagi yang masih dalam pertumbuhan
2) Memperoleh energi guna melakukan aktivitas fisik sehari-hari 2) Memperoleh energi guna melakukan aktivitas fisik sehari-hari
3) Mengganti sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh 3) Mengganti sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh 4) Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit 4) Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit
sebagai zat anti oksidan (Kertasapoetra, 2001). sebagai zat anti oksidan (Kertasapoetra, 2001).
Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan berbagai Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan berbagai faktor antara lain umur, jenis kelamin dan macam pekerjaan. Masukan zat gizi faktor antara lain umur, jenis kelamin dan macam pekerjaan. Masukan zat gizi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari harus dapat memenuhi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari harus dapat memenuhi
kebu
kebutuhtuhan an tubtubuh uh karkarena ena konkonsumsumsi si makmakanaanan n sansangat gat berberpengpengaruaruh h terterhadhadapap status gizi seseorang. Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh status gizi seseorang. Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh asu
asupan pan zat gizi zat gizi yanyang g cukucukup p sehsehingingga ga dapdapat at digdigunaunakan kan oleoleh h tubtubuh uh untuntuk uk pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, produktivitas kerja pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, produktivitas kerja serta daya tahan tubuh terhadap infeksi secara optimal (Sjahmien Moehji: serta daya tahan tubuh terhadap infeksi secara optimal (Sjahmien Moehji: 2000).
2000). St
Statuatus s gizgizi i mermerupaupakan kan ekseksprepresi si dardari i keakeadaan daan keskeseimeimbangbangan an daldalamam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu (
tertentu (Ibnu FajIbnu Fajar, dkk, ar, dkk, 2002).2002). Pen
Penelielitiatian n di di CikCikutrutra a BanBandung dung yanyang g dildilakuakukan kan oleoleh h KarKartastasasmasmithithaa pada tahun 1993 juga menunjukkan kecenderungan kenaikan prevalensi dan pada tahun 1993 juga menunjukkan kecenderungan kenaikan prevalensi dan
insidensi pada anak dengan gizi kurang (Dinkes, 2001). insidensi pada anak dengan gizi kurang (Dinkes, 2001). 2.3.6.2 Pemberian ASI Eksklusif
2.3.6.2 Pemberian ASI Eksklusif AS
ASI I adadalalah ah susuatatu u komkomponponen en yayang ng papaliling ng ututamama a babagi gi ibibu u dadalalamm mem
memberberikaikan n pempemelieliharharaan aan yanyang g baibaik k terterhadhadap ap baybayinyinya, a, untuntuk uk memmemenuhenuhii pertumbuhan dan perkembangan psikososialnya. Karena sesuatu yang baik pertumbuhan dan perkembangan psikososialnya. Karena sesuatu yang baik tidaklah harus mahal bahkan bisa sebaliknya, terbaik dan termurah yaitu ASI. tidaklah harus mahal bahkan bisa sebaliknya, terbaik dan termurah yaitu ASI. Ka
Karerena na ASASI I bibisa sa memembmbuat uat ananak ak lelebibih h sesehathat, , tatapi pi jujuga ga cecerdrdas as dan dan lelebibihh menyesuaikan diri dengan lingkungan (Depkes RI, 2001).
Bay
Bayi i yanyang g barbaru u lahlahir ir secsecara ara alaalamiamiah h menmendapadapat t imuimunoglnoglobulobulin in (za(zatt kekebalan tubuh) dari ibunya lewat ari-arinya. Tubuh bayi dapat membuat kekebalan tubuh) dari ibunya lewat ari-arinya. Tubuh bayi dapat membuat sistem kekebalan tubuh sendiri waktu berusia sekitar 9-12 bulan. Sistem imun sistem kekebalan tubuh sendiri waktu berusia sekitar 9-12 bulan. Sistem imun bawaan pada bayi menurun namun sistem imun yang dibentuk oleh bayi itu bawaan pada bayi menurun namun sistem imun yang dibentuk oleh bayi itu
se
sendndiriri i bebelulum m bibisa sa memencuncukukupi pi sesehihinggngga a dadapat pat memengangakikibatbatkakan n adaadanynyaa kesenjangan zat kekebalan pada bayi dan hal ini akan hilang atau berkurang kesenjangan zat kekebalan pada bayi dan hal ini akan hilang atau berkurang bila bayi diberi ASI. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih bila bayi diberi ASI. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang. Zat kekebalan pada ASI dapat melindungi bayi dari banyak dari susu matang. Zat kekebalan pada ASI dapat melindungi bayi dari penyakit mencret atau diare, ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit mencret atau diare, ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi, telinga, batuk, pilek, dan
penyakit infeksi, telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi.penyakit alergi.
Dan pada kenyataannya bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih Dan pada kenyataannya bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (Depkes RI, 2001).
eksklusif (Depkes RI, 2001). Pen
Penelielitiatian n yanyang g dildilaksaksanaanakan kan oleoleh h PisPisacaacane ne memmembuktbuktikaikan n bahwbahwaa p
pemembeberirian an ASASI I memembmbererikikan an efefek ek yayang ng titingnggi gi teterhrhadadap ap ISISPAPA. . SeSedadangng p
penenelelititiaian n yayang ng didilalakukukakan n ololeh eh ShShah ah jujuga ga memenununjnjukukkakan n babahwhwa a ASASII men
mengandgandung ung bahabahan-bn-bahan ahan dan dan antanti i infinfekseksi i yanyang g penpentinting g daldalam am menmencegcegahah inv
invasi asi salsalurauran n perpernapnapasaasan n oleoleh h bakbakterteri i dan dan virvirus. us. WalWalaupuaupun n balbalitita a sudsudahah men
mendapadapat t ASI lebih dari ASI lebih dari 4 4 bulbulan an namnamun un bilbila a stastatus gizi tus gizi dan dan lilingkungkunganngan kur
kuranang g memendundukukung ng dadapapat t memerurupapakakan n ririsisiko ko pepenynyebebab ab pnpneumeumonionia a babayiyi (Depkes RI, 2001).
2.3.6.3 Umur 2.3.6.3 Umur
ISPA dapat menyerang semua manusia baik pria maupun
ISPA dapat menyerang semua manusia baik pria maupun wanita padawanita pada semua tingkat usia, terutama pada usia kurang dari 5 tahun karena daya tahan semua tingkat usia, terutama pada usia kurang dari 5 tahun karena daya tahan tubuh balita lebih rendah dari orang dewasa sehingga mudah menderita ISPA. tubuh balita lebih rendah dari orang dewasa sehingga mudah menderita ISPA. Umur diduga terkait dengan sistem kekebalan tubuhnya. Bayi dan balita
Umur diduga terkait dengan sistem kekebalan tubuhnya. Bayi dan balita
merupakan kelompok yang kekebalan tubuhnya belum sempurna, sehingga merupakan kelompok yang kekebalan tubuhnya belum sempurna, sehingga masih rentan terhadap berbagai pen
masih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.yakit infeksi. 2.3.6.4 Jenis Kelamin
2.3.6.4 Jenis Kelamin Se
Selalama ma mamasa sa anaanak-k-ananakak, , lalakiki-l-laki aki dadan n pepererempmpuauan n memempmpunyunyaiai kebutuhan energi dan gizi yang hampir sama. Kebutuhan gizi untuk usia 10 kebutuhan energi dan gizi yang hampir sama. Kebutuhan gizi untuk usia 10 tah
tahun un perpertamtama a adaadalah lah samsama, a, sehsehingingga ga diadiasumsumsiksikan an kerkerententanan anan terterhadhadapap masalah gizi dan konsekuensi kesehatannya akan sama pula. Sesungguhnya, masalah gizi dan konsekuensi kesehatannya akan sama pula. Sesungguhnya, anak perempuan mempunyai keuntung
anak perempuan mempunyai keuntungan an biolobiologis dan gis dan pada lingkungan yangpada lingkungan yang optimal mempunyai keuntungan yang diperkirakan sebesar 0,15-1 kali lebih optimal mempunyai keuntungan yang diperkirakan sebesar 0,15-1 kali lebih di atas anak laki-laki dalam h
di atas anak laki-laki dalam hal tingkat kematian( www.kiossehat.com).al tingkat kematian( www.kiossehat.com).
Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2002-2003 mencatat bahwa Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2002-2003 mencatat bahwa anak balita yang mempunyai gejala-gejala pneumonia dalam dua bulan survei anak balita yang mempunyai gejala-gejala pneumonia dalam dua bulan survei pendahuluan sebesar 7,7% dari jumlah balita yang ada (14.510) adalah anak pendahuluan sebesar 7,7% dari jumlah balita yang ada (14.510) adalah anak balita laki-laki. Sedangkan jumlah balita perempuan yang mempunyai balita laki-laki. Sedangkan jumlah balita perempuan yang mempunyai
gejala-gejala pneumonia sebesar 7,4% (www.statistic Indonesia.com). gejala pneumonia sebesar 7,4% (www.statistic Indonesia.com).
2.3.6.5 Pemberian Vitamin A 2.3.6.5 Pemberian Vitamin A
Mas
Masinging-ma-masinsing g vitvitamiamin n dibdibutuutuhkahkan n badabadan n daldalam am jumjumlah lah tertertententu.tu. Ter
Terlallalu u banybanyak ak maumaupun pun terterlallalu u sedsedikiikit t vitvitamiamin n yanyang g tertersedsedia ia bagbagi i badbadanan memberikan tingkat kesehatan yang kurang.
memberikan tingkat kesehatan yang kurang.
Bila terlalu banyak vitamin dikonsumsi akan terjadi gejala-gejala yang Bila terlalu banyak vitamin dikonsumsi akan terjadi gejala-gejala yang merugikan dan kondisi demikian disebut
merugikan dan kondisi demikian disebut hypervitaminosishypervitaminosis. Sebaliknya, bila. Sebaliknya, bila konsum
konsumsi vitamin tidak si vitamin tidak memenmemenuhi uhi kebutukebutuhan han maka juga maka juga akan terjadi gejala-akan terjadi gejala-gejala yang merugikan. Bila kadar vitamin di dalam darah sudah menurun, gejala yang merugikan. Bila kadar vitamin di dalam darah sudah menurun, te
tettapapi i bebellum um mememmbeberriikakan n gegejajalla-a-gegejjalala a klklininiik k yyanang g jjelelas as didisesebubutt hypovitaminosis
hypovitaminosis, sedangkan bila sudah tampak gejala-gejala klinik disebut, sedangkan bila sudah tampak gejala-gejala klinik disebut avitaminosis
avitaminosis. . Di Indonesia, yang masih Di Indonesia, yang masih merupamerupakan problema defisienskan problema defisiensi i padapada skala nasional ialah untuk vitamin A (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000). skala nasional ialah untuk vitamin A (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000). Ke
Kekurkurangangan an vivitatamimin n A A teterurutatama ma teterjrjadi adi padpada a ananakak-a-ananak k babalilita ta (S(Suniunitata Almatsier, 2004). Kekurangan vitamin A (KVA) menghalangi fungsi sel-sel Almatsier, 2004). Kekurangan vitamin A (KVA) menghalangi fungsi sel-sel kel
kelenenjajar r sesehihingngga ga kulkulit it memenjnjadadi i kekeriringng, , kakasasar r dadan n luluka ka susukar kar sesembmbuhuh.. Membr
Membran an mukosmukosa a tidak dapat mengeluarktidak dapat mengeluarkan an cairacairan n mukus dengan sempurnamukus dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri (infeksi). Vitamin A berpengaruh terhadap sehingga mudah terserang bakteri (infeksi). Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh manusia (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000).
fungsi kekebalan tubuh manusia (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000). Pa
Pada da KVKVA, A, fufungngsi si kekekekebabalalan n tutububuh h memenunururun n sesehihingngga ga mumudadahh terserang infeksi. Lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru mengalami terserang infeksi. Lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru mengalami ke
keraratitininisasasisi, , titidadak k memengngeleluauarkrkan an lelendndir ir sesehihingngga ga mumudadah h didimamasusukiki mik
mikrooroorgarganisnisme me ataatau u virvirus us dan dan menmenyebyebabkabkan an infinfekseksi i salsalurauran n perpernafnafasaasann (Depkes RI, 2001).
2.3.6.6 Kepadatan Hunian 2.3.6.6 Kepadatan Hunian
Pe
Pemamanfnfaaaatatan n atatau au penpenggggunaunaan an rurumamah h peperlrlu u sesekakali li didipeperhrhatatikikanan.. Banyak rumah yang secara teknis memenuhi
Banyak rumah yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan, tetapi apabilasyarat kesehatan, tetapi apabila pen
pengguggunaannaannya nya titidak dak sessesuai uai dendengan gan perperuntuntukanukannyanya, , makmaka a dapdapat at terterjadjadii gangguan kesehatan. Misalnya rumah yang dibangun untuk dihuni oleh empat gangguan kesehatan. Misalnya rumah yang dibangun untuk dihuni oleh empat orang tidak jarang dihuni oleh lebih dari semestinya. Hal ini sering dijumpai, orang tidak jarang dihuni oleh lebih dari semestinya. Hal ini sering dijumpai, karena biasanya pendapatan keluarga itu berbanding terbalik dengan jumlah karena biasanya pendapatan keluarga itu berbanding terbalik dengan jumlah anak atau anggota keluarga. Dengan demikian keluarga yang besar seringkali anak atau anggota keluarga. Dengan demikian keluarga yang besar seringkali hanya mampu membeli rumah yang kecil dan sebaliknya. Hal ini sering tidak hanya mampu membeli rumah yang kecil dan sebaliknya. Hal ini sering tidak mendapat perhatian dan terus membangun rumah menjadi sangat sederhana mendapat perhatian dan terus membangun rumah menjadi sangat sederhana dan sangat kecil bagi yang kurang mampu (Depkes RI, 2001).
dan sangat kecil bagi yang kurang mampu (Depkes RI, 2001).
Mikroba tak dapat bertahan lama di dalam udara. Keberadaannya di Mikroba tak dapat bertahan lama di dalam udara. Keberadaannya di udara tak bebas dimungkinkan karena aliran udara tidak terlalu besar. Oleh udara tak bebas dimungkinkan karena aliran udara tidak terlalu besar. Oleh karena itu, mikroba dapat berada di udara relatif lama. Dengan demikian karena itu, mikroba dapat berada di udara relatif lama. Dengan demikian kemungkinan untuk memasuki tubuh semakin besar. Hal ini dibantu pula oleh kemungkinan untuk memasuki tubuh semakin besar. Hal ini dibantu pula oleh taraf kepadatan penghuni ruangan, sehingga penularan penyakit infeksi lewat taraf kepadatan penghuni ruangan, sehingga penularan penyakit infeksi lewat udara sebagian besar terlaksana lewat udara tak bebas (DepkesRI, 2000). udara sebagian besar terlaksana lewat udara tak bebas (DepkesRI, 2000).
Ke
Kepapadadatatan n penpenghghuni uni memerurupapakan kan luluas as lalantntai ai daldalam am rurumamah h didibabagigi dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut. Berdasarkan Dir. Higiene dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut. Berdasarkan Dir. Higiene
dan
dan SanSanitaitasi si DepDepkes kes RI, RI, 1993 1993 makmaka a kepkepadatadatan an pengpenghunhuni i dikdikateategorgorikaikann menjadi memenuhi standar (2 orang per 8 m
menjadi memenuhi standar (2 orang per 8 m22) dan kepadatan tinggi yaitu) dan kepadatan tinggi yaitu
lebih 2 orangper 8 m
lebih 2 orangper 8 m22 dengan ketentuan anak <1 tahun tidak diperhitungkandengan ketentuan anak <1 tahun tidak diperhitungkan
dan umur 1-10 tahun dihitung setengah (Mukono, 2000:156). Berdasarkan dan umur 1-10 tahun dihitung setengah (Mukono, 2000:156). Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, luas ruang tidur minimal 8 meter, dan Persyaratan Kesehatan Perumahan, luas ruang tidur minimal 8 meter, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun.
kecuali anak di bawah umur 5 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Victoria pada tahun 1993 menyatakan Penelitian yang dilakukan oleh Victoria pada tahun 1993 menyatakan bahwa makin meningkat jumlah orang per kamar akan meningkatkan kejadian bahwa makin meningkat jumlah orang per kamar akan meningkatkan kejadian
ISP
ISPA. A. SemSemakiakin n banbanyak yak penpenghunghuni i rumrumah ah berberkumkumpul pul daldalam am suasuatu tu ruaruanganngan kemungkinan mendapatkan risiko untuk terjadinya penularan penyakit akan kemungkinan mendapatkan risiko untuk terjadinya penularan penyakit akan lebih mudah, khususnya bayi yang relatif rentan terhadap penularan penyakit lebih mudah, khususnya bayi yang relatif rentan terhadap penularan penyakit (Dinkes RI, 2001).
(Dinkes RI, 2001). 2.3.6.7 Ventilasi
2.3.6.7 Ventilasi B
Beerrddaassaarrkkaan n KKeeppuuttuussaan n MMeenntteerri i KKeesseehhaattaan n RRI I NNoommoor r 829/Me
829/Menkes/Snkes/SK/VIIK/VII/1999 /1999 tentatentang ng PersPersyaratyaratan an KesehaKesehatan tan PerumPerumahan, ahan, luasluas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai.Pertukaran hawa (ventilasi) yaitu proses penyediaan udara segar dan lantai.Pertukaran hawa (ventilasi) yaitu proses penyediaan udara segar dan pengeluaran udara kotor secara alamiah atau mekanis harus cukup.
pengeluaran udara kotor secara alamiah atau mekanis harus cukup.
Berdasarkan peraturan bangunan Nasional, lubang hawa suatu bangunan harus Berdasarkan peraturan bangunan Nasional, lubang hawa suatu bangunan harus memenuhi aturan sebagai berikut:
memenuhi aturan sebagai berikut: 1.
1.Luas bersih dari jendela/ lubang hawa sekurang-kurangnya 1/10 dari luasLuas bersih dari jendela/ lubang hawa sekurang-kurangnya 1/10 dari luas lantai ruangan.
lantai ruangan. 2.
2. Jendela/ lubang hawa harus meluas ke arah atas sampai setinggi minimalJendela/ lubang hawa harus meluas ke arah atas sampai setinggi minimal 1,95 m dari permukaan lantai.
3.
3.AAddaannyya a lluubbaanng g hhaawwa a yyaanng g bbeerrllookkaassi i ddi i bbaawwaah h llaannggiitt--llaannggiitt se
sekukurarangngkurkuranangnygnya a 0,0,3535% % luluas as lalantntai ai yayang ng berbersasangngkutkutan an (M(Mukoukonono,, 2000:156).
2000:156).
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Yang pertama
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Yang pertama adalah untuk adalah untuk menjaga agar aliran udara d
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini bi dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berartierarti keseimbangan O
keseimbangan O22yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O22di dalam rumah yangdi dalam rumah yang
ber
berartarti i kadakadar r COCO22 yanyang g berbersifsifat at racracun un akaakan n menmeningingkat kat . . TidTidak ak cukcukupnyupnyaa
ventilasi juga akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik ventilasi juga akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik kar
karenena a teterjrjadiadinynya a prprososes es pepengunguapapan an cacairiran an dadari ri kukulilit t dan dan pepenynyererapaapan.n. Kel
Kelembembabaaban n ini ini akaakan n mermerupaupakan kan medmedia ia yanyang g baibaik k untuntuk uk bakbakterteri-bi-baktakterieri,, pat
patogeogen n (ba(baktekteriri-bak-bakterteri i penypenyebab ebab penpenyakyakitit). ). FunFungsi gsi kedkedua ua dardari i venventiltilasiasi adal
adalah ah untuntuk uk memmembebbebaskaskan an udarudara a ruaruangangan n dardari i bakbakterteri-bi-baktakterieri, , terterutautamama bakteri patogen, karena terjadi aliran udara yang terus menerus. Fungsi lain bakteri patogen, karena terjadi aliran udara yang terus menerus. Fungsi lain adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban yang optimum (Soekidjo Notoatmodjo, 2001).
yang optimum (Soekidjo Notoatmodjo, 2001).
2.3.6.8 Jenis Lantai 2.3.6.8 Jenis Lantai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (1985), jenis lantaiLubis (1985), jenis lantai setengah plester dan tanah akan banyak mempengaruhi kelembaban rumah. setengah plester dan tanah akan banyak mempengaruhi kelembaban rumah. Dan
Dan hashasil il pengpengukuukuran ran kelkelembembabaaban n yanyang g dildilakukakukan an oleoleh h HarHarijijantanto o (19(1997)97) menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian pneumonia menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian pneumonia
bayi yang bertempat tinggal di rumah yang berkelembaban memenuhi syarat bayi yang bertempat tinggal di rumah yang berkelembaban memenuhi syarat
(ku
(kuranrang g 60%60%) ) dan dan tidtidak ak memmemenuhenuhi i sysyaraarat t (60(60%). %). BerBerdasdasarkarkan an KepuKeputustusanan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Keseha
Kesehatan Perumahan, lantai rumah harus tan Perumahan, lantai rumah harus kedap air kedap air dan mudah dan mudah diberdibersihkasihkan.n. Seperti diketahui bahwa lantai yang tidak rapat air dan tidak didukung dengan Seperti diketahui bahwa lantai yang tidak rapat air dan tidak didukung dengan ven
ventitilalasi si yayang ng babaik ik dapdapat at memeninimbmbululkakan n pepeniningngkatkatan an kekelelembmbababan an dandan kepengapan yang akan memudahkan penularan penyakit (Dinkes RI, 2001). kepengapan yang akan memudahkan penularan penyakit (Dinkes RI, 2001). 2.3.6.9 Kepemilikan Lubang Asap
2.3.6.9 Kepemilikan Lubang Asap
Pembakaran yang terjadi di dapur rumah merupakan aktivitas manusia Pembakaran yang terjadi di dapur rumah merupakan aktivitas manusia yang
yang menjadi sumber menjadi sumber pengotoran atau pencemaran pengotoran atau pencemaran udara. Pengaruh tudara. Pengaruh terhadaperhadap kesehatan akan tampak apabila kadar zat pengotor meningkat sedemikian rupa kesehatan akan tampak apabila kadar zat pengotor meningkat sedemikian rupa se
sehihinggngga a titimbmbul ul pepenynyakakitit. . PePengangaruruh h zazat t kikimimia a inini i pepertrtamama-ta-tamama a akaakann ditemukan pada sistem pernafasan dan kulit serta selaput lendir, selanjutnya ditemukan pada sistem pernafasan dan kulit serta selaput lendir, selanjutnya apabila zat pencemar dapat memasuki peredaran darah, maka efek sistemik apabila zat pencemar dapat memasuki peredaran darah, maka efek sistemik tak dapat dihindari (Depkes RI, 2001).
tak dapat dihindari (Depkes RI, 2001). Berda
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan sarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI RI Nomor 829/MenkesNomor 829/Menkes /SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, dapur yang sehat /SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, dapur yang sehat har
harus us memmemililiki iki lublubang ang asaasap p dapudapur. r. Di Di perperkotkotaanaan, , dapdapur ur sudsudah ah dildilengengkapikapi dengan penghisap asap. Lubang asap dapur menjadi penting artinya karena dengan penghisap asap. Lubang asap dapur menjadi penting artinya karena as
asap ap dadapapat t memempmpunyunyai ai damdampak pak teterhrhadadap ap kekesesehahatatan n mamanunusisia a teterurutatamama pen
penghughuni ni di di daldalam am rumrumah ah ataatau u masmasyaryarakat akat padpada a umuumumnymnya a (Di(Dinkes nkes ProProv.v. Jateng, 2005).
Jateng, 2005).
Lubang asap dapur yang tidak memenuhi persyaratan menyebabkan: Lubang asap dapur yang tidak memenuhi persyaratan menyebabkan:
1.
1. Gangguan terhadap pernapasan dan mungkin dapat merusak alat-alatGangguan terhadap pernapasan dan mungkin dapat merusak alat-alat
pernapasan pernapasan 2.
2. Lingkungan Lingkungan rumah rumah menjadi menjadi kotor kotor 3.
3. Gangguan Gangguan terhadap terhadap penglihatan/ penglihatan/ mata mata menjadi menjadi pedih.pedih. Dapur tanpa lubang asap
Dapur tanpa lubang asap relatif akan mrelatif akan menimbulkan banyak polusi enimbulkan banyak polusi asap asap dalamdalam ru
rumamah h yayang ng dadapupurnrnya ya memenynyatatu u dedengngan an rurumamah h dadan n kokondndisisi i inini i akakanan berpengaruh terhadap kejadian pneumonia balita.
berpengaruh terhadap kejadian pneumonia balita. 2.3.6.10 Jenis Bahan Bakar Masak
2.3.6.10 Jenis Bahan Bakar Masak Akt
Aktiviivitas tas manmanusiusia a berberperperan an daldalam am penpenyebyebaraaran n parpartitikel kel udarudara a yanyangg berbe
berbentuk ntuk partipartikel-parkel-partikel kecil tikel kecil padatapadatan n dandan droplet droplet cairan, misalnya dalamcairan, misalnya dalam ben
bentuk tuk asaasap p dardari i proproses pembakses pembakaraaran n di di dapudapur, r, terterutautama ma dardari i batbatu u araarang.ng. Partikel dari pembakaran di dapur biasanya berukuran diameter di antara 1-10 Partikel dari pembakaran di dapur biasanya berukuran diameter di antara 1-10 mikron.
mikron. Pol
Polutautan n parpartiktikel el masmasuk uk ke ke daldalam am tubtubuh uh manmanusiusia a terterutautama ma melmelalualuii sys
system tem perpernafnafasaasan, n, oleoleh h karkarena ena itu itu penpengargaruh uh yanyang g mermerugiugikan kan lanlangsungsungg terutama terjadi pada sistem pernafasan.
terutama terjadi pada sistem pernafasan. Je
Jeninis s babahahan n babakakar r yayang ng didigugunanakakan n ununtutuk k mememamasasak k jejelalas s akakanan mempengaruhi polusi asap dapur ke dalam rumah yang dapurnya menyatu mempengaruhi polusi asap dapur ke dalam rumah yang dapurnya menyatu den
dengagan n rurumamah h dadan n jejeninis s babahan han babakar kar miminynyak ak rerelalatitif f lelebibih h keckecil il reresisikoko menimbulkan asap daripada kayu bakar.
menimbulkan asap daripada kayu bakar.
2.3.6.11 Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok 2.3.6.11 Keberadaan Anggota Keluarga Yang Merokok
P
Pololususi i ududarara a ololeh eh CO CO teterrjjadadi i sselelamama a memerrokokokok. . AAsasap p rorokokok k mengandung CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm selama dihisap. mengandung CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm selama dihisap.
Konsentrasi tersebut terencerkan menjadi 400-500 ppm. Konsentrasi CO yang Konsentrasi tersebut terencerkan menjadi 400-500 ppm. Konsentrasi CO yang tinggi di dalam asap rokok yang terisap mengakibatkan kadar COHb di dalam tinggi di dalam asap rokok yang terisap mengakibatkan kadar COHb di dalam darah meningkat. Selain berbahaya terhadap orang yang merokok, adanya darah meningkat. Selain berbahaya terhadap orang yang merokok, adanya asap rokok yang mengandung CO juga berbahaya bagi orang yang berada di asap rokok yang mengandung CO juga berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya karena asapnya dapat terisap (Srikandi Fardiaz, 1992). Semakin sekitarnya karena asapnya dapat terisap (Srikandi Fardiaz, 1992). Semakin banya
banyak k jumlajumlah h rokok yang rokok yang dihisdihisap ap oleh keluarga semakin besar oleh keluarga semakin besar membememberikanrikan resiko terhadap kejadian ISPA, khususnya apabila merokok dilakukan oleh resiko terhadap kejadian ISPA, khususnya apabila merokok dilakukan oleh ibu bayi (Dinkes RI, 2001).
ibu bayi (Dinkes RI, 2001).
2.3.6.12 Keberadaan Anggota Keluarga yang Menderita ISPA 2.3.6.12 Keberadaan Anggota Keluarga yang Menderita ISPA
ISPA disebabkan oleh bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA disebabkan oleh bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofi
Hemofilus dan lus dan KorineKorinebakterbakterium. Virus ium. Virus penyebpenyebab ab ISPA antara lain ISPA antara lain adalahadalah golongan Miksovirus, Adenivirus, Pikornavirus, Mikoplasma dan lain-lain. golongan Miksovirus, Adenivirus, Pikornavirus, Mikoplasma dan lain-lain. Kuman penyakit ISPA ditularkan dari penderita ke o
Kuman penyakit ISPA ditularkan dari penderita ke o rang lain melalui udararang lain melalui udara pernapasan atau percikan ludah penderita. Pada prinsipnya kuman ISPA yang pernapasan atau percikan ludah penderita. Pada prinsipnya kuman ISPA yang
ada
ada di di ududarara a teterhrhisisap ap ololeh eh pepejajamu mu babaru ru dadan n mamasusuk k ke ke seselulururuh h sasalulurarann per
pernafnafasaasan. n. DarDari i salsalurauran n perpernafnafasaasan n kumkuman an menmenyebyebar ar ke ke selseluruuruh h tubtubuhuh apabila orang yang terinfeksi ini rentan, maka ia akan terkena ISPA (Depkes apabila orang yang terinfeksi ini rentan, maka ia akan terkena ISPA (Depkes RI, 2001).