• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Perumahan Kecamatan Medan Marelan (1970-2006)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Perumahan Kecamatan Medan Marelan (1970-2006)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN DAERAH PENELITIAN

2.1 Latar Belakang Historis Kecamatan Medan Marelan

Sebelum Marelan dibentuk menjadi salah satu wilayah kecamatan,

Marelan dulunya merupakan daerah atau kawasan perkebunan tembakau milik

Belanda. Sejarah perkebunan tembakau ini berawal dari kedatangan Jacobus

Nienhuys seorang berkebangsaan Belanda yang pertama menjadi pengusaha

perkebunan tembakau di Hindia Belanda. Ia tiba di tanah Deli pada tahun 1863,

dan kemudian mendirikan Deli Maatschappiij di Labuhan pada tahun 1869 setelah

mendapat konsesi dari Kesultanan Deli. Dengan demikian, ia merupakan pionir

budidaya tembakau di pantai Timur Sumatera, dan kemudian juga di Sumatera

Utara.9

Pada tahun 1870 Deli Maatschapiij memindahkan kantornya dari Labuhan

ke Medan tepatnya di jalan Tembakau Deli sekarang. Selanjutnya tahun 1871,

Jacobus Nienhuys meninggalkan Medan. Empat tahun setelah kepulangan

Nienhuys itu, telah terdapat 40 saham kesertaan orang Eropa di perkebunan Deli

seperti perkebunan Maryland (Marelan), Arhemia, Helvetica (Helvetia), Poland

(Polonia), Mariendal, dan lain-lain.10

Nama Marelan itu sendiri dulunya berasal dari salah satu nama negara di

Amerika yaitu “Maryland” ibukota Annapolis dengan luas wilayah 32,160 KM2

9

Fahrizal Nasution, Cagar Budaya kota Medan, Medan: CV. Mitra, 2011, hlm. 5 10

(2)

negara bagian ini berbatasan dengan Pennsyivania di utara, di barat dengan West

Virginia, di timur dengan Delaware dan Samudera Atlantik, sedangkan Maryland

kota Medan merupakan daerah perkebunan Deli, karena logat daerah yang susah

mengucapkannya maka akhirnya nama Maryland tersebut berubah menjadi

Marelan sampai sekarang.11

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 1961, NV

Pembangunan Perumahan diubah menjadi PN (Perusahaan Negara) Pembangunan

Perumahan. PN (Perusahaan Negara) Pembangunan Perumahan telah

menyelesaikan bangunan Hotel Indonesia yang terdiri dari 14 Lantai dan 427

2.2 Sejarah Singkat Pembangunan Perumahan di Indonesia

Selama lebih dari enam dekade PT PP (Persero) Tbk menjadi pemain

utama dalam bisnis konstruksi nasional dengan menyelesaikan berbagai proyek

besar di seluruh Indonesia. PT PP (Persero) didirikan dengan nama NV

Pembangunan Perumahan berdasarkan Akta Notaris No 48 tanggal 26 Agustus

1953. Pada saat itu didirikan PT PP (Persero) telah dipercaya untuk membangun

rumah bagi para petugas PT Semen Gresik Tbk, anak perusahaan dari BAPINDO

di Gresik. Seiring dengan peningkatan kepercayaan, PT PP (Persero) menerima

tugas untuk membangun proyek – proyek besar yang berhubungan dengan

konvensasi perang Pemerintah Jepang dibayarkan kepada Republik Indonesia,

yaitu: Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel dan

Samudera Beach Hotel.

11

(3)

kamar, yang pada saat itu merupakan bangunan tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.39 tahun 1971, PN Pembangunan

Perumahan berubah statusnya menjadi PT PP (Persero) yang dikuatkan dengan

Akta No. 78 tanggal 15 Maret 1973. Kegiatan usaha inti perusahaan ini adalah di

bidang jasa konstruksi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya berdasarkan Keputusan

Gubernur KDH TK I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/SK/1991 tanggal 21

Maret 1991, kecamatan Medan Marelan dijadikan salah satu Kecamatan

perwakilan di Kota Medan yaitu pemekaran dari kecamatan Medan Labuhan,

kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1992 tanggal 2

September 1992 didefinitifkan menjadi kecamatan Medan Marelan, Jumlah

kelurahan menjadi 5 (lima), masing-masing:

1. Kelurahan Tanah Enam Ratus

2. Kelurahan Rengas Pulau

3. Kelurahan Terjun

4. Kelurahan Paya Pasir

5. Kelurahan Labuhan Deli

UUD 1945 tidak mengatur perihal pembentukan daerah atau pemekaran

suatu wilayah secara khusus, namun disebutkan dalam pasal 18B ayat 1 bahwa,

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang

bersifat khusus atau bersifat istimewah yang diatur dengan Undang-Undang.

(4)

memenuhi syarat administratif yang wajib di penuhi meliputi adanya persetujuan

DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/Walikota yang akan menjadi cakupan wilayah

provinsi bersangkutan, persetujuan DPRD Provinsi Induk dan Gubernur, serta

rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri.

Selanjutnya, syarat teknis dari pembentukan daerah baru harus meliputi

faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor-faktor di

bawah ini: Kemampuan Ekonomi, Potensi Daerah, Sosial Budaya, Sosial Politik,

Kependudukan, Luas Daerah, Pertahanan dan Keamanan.Terakhir, syarat fisik

yang dimasud harus meliputi paling sedikit lima Kecamatan untuk pembentukan

Kabupaten, dan empat Kecamatan untuk pembentukan Kota, lokasi, sarana dan

prasarana Pemerintahan.

Pemekaran wilayah kabupaten/kota menjadi beberapa kabupaten/kota baru

pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan kualitas dan intensitas pelayanan

yang pada masyarakat. Dari segi pengembangan wilayah, calon kabupaten/kota

yang baru yang akan dibentuk perlu memiliki basis sumber daya yang seimbang

antara satu dengan yang lain. Hal ini perlu diupayakan agar tidak timbul disparitas

yang mencolok dimasa mendatang. Selanjutnya dalam suatu usaha pemekaran

wilayah akan diciptakan ruang publik baru yang merupakan kebutuhan kolektif

semua warga wilayah baru. Ruang publik baru ini akan mempengaruhi aktivitas

seseorang atau masyarakat sehingga merasa diuntungkan karena pelayanannya

yang lebih maksimal. Maka pada tahun 1992 dibentuklah kecamatan Medan

Marelan yang dijabat oleh Syaiful Adnan, sebagai Camat pertama di kecamatan

(5)

Kecamatan Medan Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu

kawasan pinggiran yang berada di Bagian Utara Kota Medan dan memiliki batas

wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan Kota

Medan dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli Kota

Medan dan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan dan

Kecamatan Medan Deli Kota Medan.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang.

Adapun luas wilayahnya sekitar 4.447 Ha atau 44,47 Km2 dan

panjang jalan aspal sekitar 75,7 Km. dengan Jarak tempuh ke Kantor

Walikota Medan sejauh + 22 Km. Dari 5 ( lima ) Kelurahan di Kecamatan

Medan Marelan, Kelurahan Terjun memiliki wilayah yang terluas yaitu

sebesar 16,05 Km2 atau 1.605 Ha sedangkan Kelurahan Tanah Enam Ratus

(6)

TABEL LUAS KELURAHAN BESERTA JUMLAH LINGKUNGANNYA

NO KELURAHAN LUAS (Km2)

JUMLAH LINGKUNGAN

1. Tanah Enam Ratus 3,42 11

2. Rengas Pulau 10,50 35

3. Terjun 16,05 22

4. Paya Pasir 10,00 9

5. Labuhan Deli 4,50 11

Kecamatan Medan Marelan 44,47 88

Sumber : data profil Kecamatan Medan Marelan.

Di Marelan etnis yang terbesar jumlahnya adalah Jawa. Etnis aslinya ialah

suku Melayu Deli dari hasil survei jumlah penduduk suku Melayu Deli hanya

berjumlah 30% dari etnis jawa 60% yang justru menjadi etnis mayoritas yang

bertempat tinggal di kecamatan Medan Marelan sedangkan etnis lainnya seperti

etnis Tionghoa dan Batak hanya sebesar 10%.12 Masuknya etnis pendatang selain

Jawa seperti etnis Tionghoa dan Batak di Marelan diawali oleh masuknya

pedagang-pedagang kapur barus yang berasal Toba, Karo, Pakpak, Simalungun,

Angkola, dan Mandailing untuk berdagang di Sumatera Timur, sedangkan

masuknya etnis Tionghoa ke Marelan juga dimulai dengan dibukanya perkebunan

tembakau besar-besaran di Kesultanan Deli.

12

(7)

Terjadinya mayoritas etnis Jawa juga tidak terlepas dari sejarah

perkebunan tembakau yang ada di tanah Deli, milik Belanda yang didirikan oleh

Jacobus Nienhuys tahun 1869. Kedatangan etnis Jawa ke Sumatera Timur berawal

dari pengrekrutan kuli perkebunan dari pulau Jawa yang dilakukan oleh

pengusaha perkebunan. Sebab orang yang ada di Deli seperti Karo dan Melayu

tidak mau menjadi kuli. Bagi Karo dan Melayu bekerja sebagai kuli adalah

pekerjaan yang tak layak, sebab dianggap sebagai budak dan tidak memiliki

martabat.

Kuli orang Jawa di Sumatera Timur tahun 1911 mencapai 50.000 orang.

Kehidupan kuli Jawa sangat mengerikan, sebab dihukum tanpa adanya proses

kejadian. Kuli kontrak terus bertambah terutama kedatangan buruh Jawa ke Deli

berjumlah 150 orang yang berasal dari “Bagelen” (Jawa Tengah). Jumlah ini

bertambah terus, seiring dengan melejitnya kemajuan perusahaan dan meluasnya

lahan perkebunan, kebanyakan berasal dari desa-desa miskin di Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Ekspansi Kapital Swasta diberbagai jenis perkebunan ditahun

1900-an membutuhk1900-an kuli. Kuli kontrak dari Jawa mengalami lonjak1900-an, ribu1900-an kuli

kontrak didatangkan guna menyulap hutan belantara menjadi perkebunan.13

Setelah Marelan menjadi sebuah kecamatan dan setelah terjadi maraknya

pembangunan perumahan di Marelan, Marelan sebagian penduduknya masih ada

yang berprofesi sebagai petani padi seperti bertani padi dan penanaman sayur –

mayur. Sistem pertaniannya pun masih ada yang menggunakan sistem

13

(8)

perkelompok. Kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 orang tiap areal lahan

sawahnya, kelompok tersebut dibentuk dari dasar kekrabatan yang erat sehingga

akan tercipta kerja sama atau gotong royong yang kompak, dari mulai

penggemburan lahan sawah, penanaman bibit, pemberian pupuk, pemanenan

sampai pemasaran beras di warung-warung langganan dilakukan bersama-sama.

Sistem pengairan lahan sawah di Marelan bergantung pada alam hanya

mengharapkan curah air hujan saja. Sedangkan penggilingan padi para petani

menggunakan jasa penggilingan “Kilang Padi” sebuah industri rumahan yang

hanya terdiri dari 4 anggota pekerja dan semua pekerjanya merupakan anggota

keluarga dari si pemilik industri penggilingan padi tersebut. Industri penggilingan

padi ini sudah berjalan selama 19 tahun. 1goni padi yang digilingkan di

penggilingan kilang padi ini dikenakan biaya sebesar Rp.5000.

Topografi Marelan terdiri dari dataran dan sungai, tekstur tanahnya yang

ada di kecamatan Medan Marelan merupakan tempat yang cocok untuk menanam

padi dan sayur-mayur. Tanaman padi, sayur-mayur, dan buah-buahan akan

tumbuh baik 2,5 Meter di atas permukaan laut. Selain itu, faktor iklim yang sangat

berpengaruh terhadap perkembangan tanaman padi, sayur-mayur, dan

buah-buahan adalah curah hujan.Tanaman padi, sayur-mayur, dan buah-buah-buahan akan

baik pada daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata perbulan 200-400 mm.

Kecamatan medan Marelan mempunyai curah hujan yang merata

sepanjang tahun, sehingga membuat tanah untuk menanam padi tetap lembab. Hal

(9)

sekitar wilayah ini merupakan dataran tanah yang gembur. Setidaknya hal tersebut

kemudian menjadi latar belakang spesifikasi profesi dalam struktur masyarakat

kecamatan Medan Marelan.

2.3 Keadaan Penduduk Tahun 2000

Marelan adalah salah satu kawasan yang didiami mayoritas etnis Jawa

mereka berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Etnis Jawa etnis Indonesia

yang memiliki beragam adat tradisi. Hubungan antar etnis masyarakat kecamatan

Medan Marelan terjalin dengan rukun dan damai antar tetangga. Kerukunan

adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya,

hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati’ dan “bersepakat” untuk

tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran bila pemaknaan tersebut

dijadikan pegangan hidup, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan

didambakan oleh manusia dalam hidup bermasyarakat. Masyarakat Jawa yang ada

di kecamatan Medan Marelan masih kental dengan nilai-nila adat Jawa dalam

kehidupan sehari-harinya seperti istilah “Mangan gak mangan yang penting

kumpul”, etnis Jawa selalu mempioritaskan kekeluargaan dan menjalin tali

silaturahmi yang kuat antar kehidupan bertetangga, masyarakat kecamatan Medan

Marelan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat suku Jawa. Namun masuki

tahun 2000 mulai bermunculan perumahan-perumahan di kawasan ini.

Hadirnya perumahan tersebut menambah jumlah penduduk di kawasan ini

(10)

kompleks perumahan yang ada di kecamatan Medan Marelan. Masyarakat

pendatang bermukim di kompleks perumahan sebagai berikut:

1. Perumhan KPUM

Perumahan ini didirikan oleh CV. Ayu Bumi Sejati di Jalan Kapten R.

Buddin Blok 2, terdiri dari 37 unit tipe 36 memiliki 2 kamar tidur dan 1

kamar mandi dengan ukuran 7 x 12 Meter harga kredit Rp.500 Ribu

selama 15 tahun.

2. Perumahan Terjun Indah Marelan

Perumahan ini dibangun oleh CV. Bintang Darma Hurip Appraisal &

Property Consultan di Jalan Abdul Sani Muthalib Ling.IX Blok A, terdiri

dari 42 unit tipe 36 memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi dengan

ukuran 7 x 12 Meter harga kredit Rp.500 Ribu selama 15 tahun.

3. Perumahan Griya Bestari

Perumahan ini dibangun oleh CV. Bintang Prima Lestari Utama di Blok E,

terdiri dari 25 unit tipe 70 memiliki 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi

dengan ukuran 15 x 20 Meter harga kredit Rp.2 Juta selama 10 tahun.

4. Perumahan Marelan Indah

Perumahan ini dibangun oleh CV. Ira Jalan Sumbawa I Pasar 3 Barat,

terdiri dari 250 unit tipe 64 memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi

(11)

5. Perumahan Griya Marelan 3

Perumahan ini dibangun oleh Ray Developer di Pasar 2 Timur Ujung,

terdiri dari 120 unit tipe 64 memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi

dengan ukuran 7 x 10 Meter harga kredit Rp.1.500.000 selama 10 tahun.

6. Perumahan Perum

Perumahan ini dibangun oleh CV.Griya Marelan Developer Jalan Paku

Pasar 1 Timur, terdiri dari 37 unit tipe 36 memiliki 2 kamar tidur dan 1

kamar mandi dengan ukuran 7 x 12 Meter harga kredit Rp.500 Ribu.

Tabel Jumlah Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya Perumahan.

Sumber : Data mutasi kecamatan Medan Marelan 1992-2005

NO KELURAHAN

(12)

2.4 Sistem Mata Pencarian Penduduk Kecamatan Marelan Tahun 2000

Sejak memasuki tahun 2000 dimana terjadi maraknya pembangunan

perumahan di kecamatan Medan Marelan, yang menyebabkan lahan pertanian

mengalami penyempitan. Sejak adanya komplek perumahan yang dibangun oleh

para pengusaha yang bekerja sama dengan para pengembang perumahan dan

banyaknya masyarakat pendatang yang menempati perumahan, terjadi perubahan

untuk wilayah tersebut yang dulunya sebuah desa dengan mata pencarian

masyrakatnya bertani kini berubah menjadi sebuah kawasan kota yang ramai

dengan aktivitas masyarakat yang sibuk. Sedangkan masyarakat lama yang ada di

kawasan tersebut banyak yang kehilangan mata pencarian mereka atau pun

memilih untuk beralih profesi.

Sebelumnya masyarakat terbiasa mengandalkan potensi alam lingkungan

yang merupakan ciri khas mereka. Kini masyarakat harus mengalami alih profesi,

Perubahan mata pencarian ini bisa dilihat dari beragamnya profesi-profesi baru

yang ikut mengiringi berdirinya komplek perumahan dan hadirnya masyarakat

baru yang bermukim seperti menjadi satpam, tukang ojek, pedagang kaki lima,

membuka ruko-ruko (menjual pakaian, sandal, tas dan lain-lainnya) serta counter

pulsa.

Warga yang tinggal di komplek perumahan, sangat membutuhkan

keamanan untuk kediaman mereka, maka dari itu warga komplek perumahan

membutuhkan warga lama yang tinggal di sekitar komplek perumahan untuk

(13)

adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi, proyek, badan usaha

untuk melakukan keamanan fisik (Psysical Security). Satpam merupakan mitra

polisi yang mengemban fungsi wewenang kepolisian terbatas sesuai UU No2

tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 3C, mengingat

tangguang jawab Satpam pun tidak kalah penting dibandingkan pekerjaan lainnya.

Salah satunya adalah menjaga ketertiban, memberikan keamanan, kenyamanan

serta pelayanan kepada masyarakat komplek perumahan di kecamatan Medan

Marelan.

Satpam juga bertugas melindungi harta benda melalui keberadaan dirinya

dengan tingkat visibilitas yang tinggi untuk mencegah aksi kejahatan dan aktivitas

lainnya, yang tidak wajar yang terjadi di komplek perumahan Marelan misalnya

kebakaran atau pun hal lainnya yang dapat membahayakan dan mengganggu

ketenangan penghuni kompek perumahan, baik mengamati secara langsung,

dengan cara berpatroli, mengecek sistem alarm dan CCTV (Closed-circuit

television) dan lain-lain untuk kemudian mengambil tindakan pengamanan.

Sejak adanya kompek perumahan yang di bangun oleh pengembang di

kecamatan Medan Marelan, pembangunan jalan pun juga dibangun oleh

pemerintah kota Medan. Sebagai salah satu cara mempermudah akses jalan warga

komplek perumahan maupun warga lainnya yang bukan penghuni komplek

perumahan di kecamatan Medan Marelan. Sejak jalan diaspal warga mulai

beralih profesi menjadi tukang ojek untuk mengantar jemput warga yang

bermukim di kecamatan Medan Marelan. Karna ojek merupakan transportasi

(14)

keberadaannya tidak diakui pemerintah dan ada izin untuk pengoprasiannya.

Penumpang yang memakai jasa ojek tersebut biasanya berjumlah satu orang.

Dengan harga yang ditentukan dengan tawar-menawar dengan supir ojek terlebih

dahulu, maka supir ojek tersebut akan mengantar ke tujuan yang diinginkan

penumpangnya.

Tukang ojek banyak digunakan oleh penduduk yang ingin pergi belanja

ke pasar membeli bahan- bahan dapur serta mengantar anak-anak komplek

perumahan untuk berangakat sekolah, karena angkutan kota atau biasa disebut

angkot hanya melintasi depan pasar besar saja. Untuk sampai ke pasar besar dan

menaiki angkot masyarakat kecamatan Marelan terbiasa menggunakan jasa

transportasi ojek, karena kelebihannya dari angkutan lain yaitu lebih cepat dan

dapat melewati sela-sela kemacetan yang biasa terjadi di kawasan ini sejak

maraknya pembangunan perumahan di tahun 2000. Biasanya tukang ojek selalu

mangkal di persimpangan jalan Marelan yang ramai, atau di jalan masuk kawasan

pemukiman penduduk.

Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, yaitu

dengan mendapatkan pekerjaan, baik dalam bidang formal maupun informal.

Masyarakat kecamatan Medan Marelan banyak yang tidak memiliki pendidikan

sehingga hanya bisa bekerja di sektor informal seperti menjadi pedagang terutama

yang berada di sepanjang jalan pasar 5, baik itu pedagang asongan, membuka

warung, menggelar dagangannya di emperan samping jalan raya sampai yang

menjajakan dagangannya dengan gerobak. Mayoritas para pedagang yang ada

(15)

dilewati orang-orang, padahal ada pasar tradisioanal yang namanya biasa disebut

dengan pasar “ Limper ” oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat luar

kecamatan Medan Marelan yang dijadikan tempat berdagang yang pada dasarnya

memang diperuntukan bagi pedagang, itu semua dikarenakan tingginya harga

sewa yang tidak dapat dipenuhi para pedagang menjadi alasan kenapa pedagang

kaki lima memilih emperan jalan untuk menjadi tempat berjualan mereka.

Sulitnya perekonomian membuat pedagang kaki lima yang ada di

kecamatan Medan Marelan memilih suatu alternatif usaha di sektor informal

dengan modal yang relatif kecil untuk menunjang kebutuhannya. Kehadiran

pedagang kaki lima ini sangat mengganggu ketertiban lalu lintas dan gangguan

pada prasarana Jalan tersebut sehingga menimbulkan kesemerawutan dan

kemacetan di sepanjang jalan keacamatan Medan Marelan.

Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi masyarakat

berlomba-lomba dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, terutama pada masyrakat lama

di kawasan ini. Selain industri pinggilingan padi yang diberi nama industri “

Kilang Padi ” yang memang sudah ada sebelum didirikan komplek perumahan

oleh pengembang di kawasan ini dan masih penting keberadaannya sampai saat

ini. Masyarakat lama kecamatan Medan Marelan juga mencoba menambah

penghasilan mereka dibidang wirausaha rumahan seperti membuka “ Counter

Pulsa ” yang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat sejak tahun 2000-an, baik

warga komplek perumahan maupun warga yang bukan penghuni komplek

perumahan yang bertempat tinggal di kecamatan Medan Marelan dan yang

(16)

perumahan di kecamatan Medan Marelan sendiri memiliki profesi yang beragam

seperti ada yang berprofesi sebagai Dokter, Pegawai Perusahaan, Pelayaran,

maupun Karyawan disebuah Pabrik tetapi profesi karyawan lebih mendominasi di

kompek perumahan kecamatan Medan Marelan. Rata-rata yang menghuni

kompeks perumahan masyrakat berekonomi menengah ke atas dengan gaji

Gambar

TABEL LUAS KELURAHAN BESERTA JUMLAH
Tabel Jumlah Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya Perumahan.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar D.7 Hasil Uji RVA Pati Biji Mangga dan RVA Larutan Biokomposit dari Pati Biji Mangga dengan Pengisi Hybrid serta Plasticizer Gliserol.. D.8 HASIL UJI

Kesimpulan ini adalah peranan guru bimbingan dan konseling lebih efektif dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk kelas XA sekolah SMK 28 Oktober Jakarta,

Hubungan yang tepat antara proses pembuatannya dengan produknya pada nomor.... Unsur-unsur A, B, dan C terletak pada periode ketiga.Oksida B dalam air mempunyai pH < 7. Unsur

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peran kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja guru SMKN

Isi kandungan ayat tersebut adalah ... semua manusia harus mengingat Allah dalam setiap perbuatan B. semua manusia harus istiqamah dalam beribadah kepada allah

Hasil Uji Hipotesis 3, Terdapat faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya bertani, kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan yang mempengaruhi

Kualitas hidup pasien urolithiasis pada komponen fisik dan komponen mental menunjukkan bahwa skor rata-rata komponen fisik kualitas hidup pasien yang terdiri

Dalam Rapat Anggota yang dilaksanakan secara langsung maupun dengan sistem perwakilan, Rapat Pengurus memilih maksimal 30 (tiga puluh) orang dari Anggota Luar Biasa untuk