• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Mata Rhabdomyosarcoma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Mata Rhabdomyosarcoma"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGKAJIAN

I. BIODATA A. Identitas klien

1. Nama klien : An.’’N’’ 2. Usia / tanggal lahir : 2 tahun 3. Jenis kelamin : perempuan 4. Agama / keyakinan : Islam 5. Alamat : Sidrap

6. Suku / bangsa : Bugis / Indonesia 7. Status perkawinan :Belum Kawin 8. Pekerjaan : -

9. No. RM : 532987

10. Tgl. Masuk RS : 20 februari 2012 11. Tanggal pengkajian : 20 februari 2012 B. Penanggung jawab

1. Nama : Tn. “L”

2. Usia : 34 tahun

3. Jenis kelamin : laki-laki 4. Alamat : Sidrap 5. Pekerjaan : -

6. Hubungan dengan klien : Ayah kandung

II. RIWAYAT KESEHATAN A. Riwayat kesehatan saat ini

1. Keluhan utama : Benjolan pada mata sebelah kiri 2. Riwayat keluhan utama

Benjolan pada mata kiri dialami sejak kurang lebih 21/2 bulan yang lalu, awalnya berupa benjolan kecil yang lama kelamaan membesar. Berat badan klien menurun, pertumbuhan terhambat, dan belum bisa berjalan. Klien pernah berobat ke dokter ahli mata dan ke RS. Pare-pare dan diberi obat tetes mata namun tidak ada

(2)

perubahan pada mata klien sehingga orang tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSUP. Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk mendapatkan pengobatan. Saat pengkajian didapatkan hasil TD: 90/60 mmHg, N: 100x/i, P: 30x/i, S: 36,8OC, BB: 8 kg.

B. Riwayat kesehatan lalu.

1. Tidak ada penyakit lain yang pernah di alami 2. Alergi

Tidak ada alergi baik terhadap makanan maupun obat-obatan. 3. Imunisasi

Lengkap( imunisasi dasar)

III. Riwayat Kesehatan Keluarga Genogram 3 Generasi Keterangan gambar : : laki-laki : perempuan : klien : garis keturunan : garis perkawinan : tinggal serumah

(3)

Kesimpulan : dari bagan genogram diatas menunjukkan bahwa tidak ada penyakit keturunan maupun penyakit menular. G1, G2, G3 tidak ada yang meninggal.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum klien : lemah B. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 100x / menit Pernapasan : 32x / menit Suhu :36,9 oC C. Sistem pernapasan 1. Hidung

 Inspeksi : lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, terdapat bekas luka akibat benda tajam.

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan 2. Leher

 Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada benjolan

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan 3. Dada

 Inspeksi : bentuk dada normo chest dengan perbandingan anterior posterior dengan transversal 2 : 1, pergerakan dada sesuai dengan irama pernapasan, tidak menggunakan otot bantu pernapasan.

 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan D. Sistem cardiovascular

1. Inspeksi : Conjungtiva tidak anemis, tidak terdapat sianosis pada kuku, kulit dan bibir.

2. Palpasi : irama jantung teratur,nadi 84 x / menit

3. Auskultasi : Bunyi Jantung S1 (lup) : penutupan katub mitral dan trikuspidalis ICS 4 dan 5, S2 (dup): penutupan katup pulmonalis dan aorta ICS 2 dan 3

(4)

E. Sistem pencernaan

1. Mulut : tidak ada perdarahan gusi, tidak ada stomatitis dan platoskizis, klien mampu menelan dengan baik

2. Gaster : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan 3. Abdomen

 Inspeksi : tidak terdapat asites, permukaan perut datar

 Auskultasi : peristaltik usus 8x/menit

 Perkusi : bunyi tympani

 Palpasi : nyeri tekan (-) Massa (-) F. Sistem indera

1. Mata :

Pemeriksaan Oculus dextra Oculus sinistra 1. Visus 2. Bulbus acoli 3. Supercilia 4. Palpebra superior 5. Palpebra inferior 6. Konjungtiva palpebralis 7. Konjungtiva bulbi 8. Kornea

9. Kamera okuli anterior 10. Iris 11. Pupil 12. Lensa FT (+) - Secret (-) Udem (-) Udem (-) Hiperemesis (-) Hiperemesis (-) Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat sentral RC (+) Jernih Sulit dievaluasi Probtosis (+) - Udem (+), MT (+) 4x4x1,5 cm Udem (+) - Kemosis (+) Keruh Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

2. Hidung : tidak ada polip, sekret dan epistaksis, tidak nyeri tekan pada sinus, tidak ada deviasi septum, tidak terba adanya benjolan, terdapat bekas luka akibat benda tajam.

3. Telinga :

 Daun telinga simetris kiri dan kanan

 Terdapat sedikit serumen pada canal auditorius

 Massa (-), tidak ada nyeri tekan

(5)

G. Sistem saraf 1. Fungsi serebral

Kesadaran : composmentis GCS 15 2. Fungsi Cranial

Tidak dapat dikaji karena klien masih dibawah umur. 3. Fungsi motorik

 Massa otot kenyal

 Tonus otot (+) pada ekstremitas atas, tonus otot (+) pada ekstremitas bawah

 Kekuatan otot 5/5 4. Fungsi sensorik

 Nyeri : klien dapat merasakan sensasi nyeri 5. Refleks : patella (+)

H. Sistem musculoskeletal

1. Kepala`: bentuk kepala mesocepal, klien dapat menggerakkan kepala ke atas ke bawah, ke samping kiri dan kanan, tidak ada massa.

2. Vertebra : tidak ada kelainan bentuk (lordosis, kyposis, dan scoliosis)

3. Kaki : refleks patella (+), kuku tidak sianosis, kekuatan otot 5/5,kuku pendek dan bersih, tidak ada nyeri tekan

4. Tangan : tidak ada edema, refleks bisep dan trisep (+), kuku tidak sianosis, turgor kulit elastis, kekuatan otot 5/5.

I. Sistem integument

1. Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak mudah tercabut

2. Kulit : terdapat rambut pada kulit tangan dan kaki, turgor kulit elastis 3. Kuku : warna merah muda, tidak mudah patah, kuku pendek dan bersih,

permukaan datar J. Sistem endokrin

1. Kelenjar Tyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid 2. Tidak ada riwayat DM (poliurine, polidipsi dan poliphagi) 3. Suhu tubuh seimbang, tidak terjadi keringat berlebihan 4. Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut

(6)

K. Sistem perkemihan 1. Edema palpebra (-) 2. Moon face (-)

3. Penyakit hubungan seksual : tidak ada L. Sistem reproduksi

Tidak dikaji. M. Sistem Imun

Orang tua klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, debu, bulu binatang, obat – obatan ataupun cuaca.

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Laboratorium Hasil Nilai Normal HBs Ag ( Rapid) – HbsAg GDS Ureum Kreatinin Natrium Kalium Klorida SGOT SGPT Albumin Negatif 95 21 0,7 131(hiponatremia) 4,2 107 18 13 2,9 Negatif 140 mg/ dl 10-50 mg/dl L (< 1,3) : P (<1.1) mg/dl 136-145 mmd/l 3,5- 5.1 mmd/l 97-111 < 38 < 41 3,5-5,0 gr/dl

VI. Terapi Saat Ini

 IVFD Dex 5% 8 tetes / menit  Ceftazidime 2 x 400 mg/ IV  Gentamicin 2 x 20 mg/ IV

 Topical : C. Poligron 30 3 x 45 OS  KCL 3x200

(7)

KLASIFIKASI DATA

Nama Pasien : Ad.“N” No. RM : 532987

Ruang Rawat : Lontara III / MATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Orang tua klien mengatakan klien sering menangis karena kesakitan pada mata kirinya

2. Orang tua klien mengatakan mata kiri klien tidak dapat melihat

1. KU lemah

2. Klien terlihat sering menangis

3. Terlihat benjolan pada mata kiri klien 4. Terlihat adanya luka terbuka pada mata kiri

klien

5. TTV : TD:100/60 mmHg, N: 100x/i, P: 32x/i, 36,9oC

(8)

ANALISA DATA

Nama Pasien : An.“N”

No. RM : 532987

Ruang Rawat : Lontara III / MATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

DO : Orang tua klien mengatakan mata kiri klien tidak dapat melihat DS : Terlihat benjolan pada mata kiri klien

rhabdomyosarcoma

gangguan penglihatan

gangguan persepsi sensori

Gangguan persepsi sensori

DS: orang tua klien mengatakan klien sering menangis karena kesakitan DS: klien terlihat menangis TIO meningkat Merangsang pelepasan mediator kimia saraf efferent korteks serebri nyeri dipersepsikan Nyeri

(9)

DO : -

DS :Terlihat adanya luka terbuka pada mata kiri klien

Kerusakan jaringan sekitar

udema

dilatasi kapiler

mengiritasi ujung saraf perifer

nekrosis jaringan sekitar

luka terbuka

risiko infeksi

(10)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.“N” No. RM : 532987

Ruang Rawat : Lontara III / MATA

Diagnose keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi 1. Gangguan persepsi

sensori berhubungan dengan tumor semakin bertambah.

2. Nyeri berhubungan dengan TIO meningkat. 3. Risiko infeksi

berhubungan dengan luka terbuka.

16 februari 2012

16 februari 2012

(11)

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.“N” No. RM : 532987

Ruang Rawat : Lontara III / MATA

N O

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan tumor semakin bertambah. DO : - Orang tua klien mengatakan mata sebelah kiri klien tak dapat melihat DS : - Terlihat benjolan pada mata kiri klien. meningkatkan proses penyembuhan dan ketajaman penglihatan. dengan kriteria : - Mata kiri klien dapat melihat kembali 1. Kaji/Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat

2. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya 3. Letakkan barang yang klien butuhkan yang dapat dijangkau 4. Berikan tetes mata sesuai indikasi

1. Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan

penglihatan terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi, biasanya hanya satu mata diperbaiki per

prosedur. 2. Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas. 3. Memungkinkan klien melihat objek lebih cepat

4. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan secara lanjut.

(12)

2 1. Nyeri

berhubungan dengan TIO meningkat. DO :

Orang tua klien mengatakan klien sering menangis karena kesakitan DS: Klien terlihat sering menangis Nyeri berkurang atau hilangDengan kriteria: Klien tidak menangis lagi karena nyeri yang dirasakan 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas dan tindakan penghilang yang digunakan 2. Observasi tanda-tanda vital (TD, N, S, P). 3. kolaborasi dalam pemberian analgetik

1. untuk mengetahui beratnya nyeri yang dirasakan.

2. Peningkatan nyeri sering ditandai dengan peningkatan TTV. 3. Analgetik dapat mengurangi dan menghilangkan nyeri 3 Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka DO: terlihat adanya luka terbuka pada mata kiri klien.

Infeksi tidak terjadi Kriteria hasil: Luka kering, tidak ada udem, tidak ada lesi. 1. Kaji adanya luka terbuka 2. Memonitor TTV 3. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh/men gobati mata 4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotic

1. Memonitor adanya nyeri atau inflamasi.

2. Mengetahui adanya peningkatan suhu tubuh

3. Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area luka terbuka.

4. mencegah penyebaran kuman

(13)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : An.“N” No. RM : 532987

Ruang Rawat : Lontara III / MATA

TGL NO

NDX JAM IMPLEMENTASI / HASIL EVALUASI / SAOP

17 februari 2012

1 10.00

1. Mengkaji/menentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat Hasil : mata kiri klien tak dapat melihat

2. Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya Hasil: klien mengenal staf, orang tua, dan orang lain disekitrnya

3. Meletakkan barang yang klien butuhkan yang dapat dijangkau

Hasil: susu dalam dot didekatkan pada klien 4. Memberikan tetes mata

sesuai indikasi Hasil: diberikan obat Topical : C. Poligron 30 3x45 os

Jam 13.00

S : orang tua klien mengatakan mata sebelah kiri klien tak bisa melihat.

O : terlihat benjolan pada mata sebelah kiri klien

A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi.

(14)

2 11.00 1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas dan tindakan penghilang yang digunakan Hasil : lokasi pada mata sebelah kiri, tidakan dengan pemberian analgetik. Skala,durasi,frekuensi sulit dievaluasi. 2. Mengobservasi tanda-tanda vital (TD, N, S, P). Hasil : TD:90/60, N: 100x/i, P: 30x/i, 36,8oC 3. Mengkolaborasikan dalam pemberian analgetik

hasil : analgetik yang diberikan yaitu Gentamicin 2 x 20 mg/ IV

Jam 14.00

S :orang tua klien mengatakan klien sering menangis karena kesakitan

O : klien terlihat serin g menangis A :Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3 12.00

1. Mengkaji adanya luka terbuka Hasil : luka terbuka pada daerah mata kiri

2. Memonitor TTV

Hasil : TD:90/60, N: 100x/i, P: 30x/i, 36,8oC

3. Mendiskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah

menyentuh/mengobati mata

Jam 13.00 S :-

O : Terlihat adanya luka terbuka pada daerah mata kiri klien

A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

(15)

Hasil : orang tua klien menuruti apa yang didiskusikan dengan tim medis

4. Mengkolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian antibiotic

Hasil : diberikan antibiotic Ceftazidine 2 x 400 mg/ IV

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks dukungan terhadap kekerasan, hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian lain tentang dukungan terhadap kekerasan seperti penelitian Levin dkk (2003)

Adapun teknis analisis bahan hukum dilakukan secara deskriptif, yaitu analisis yang dilakukan dengan memaparkan permasalahan implikasi yuridis jual beli tanah adat

Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan serebrospinali, mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada

tidak memi#iki input % -rses dan output % nam!n demikian ke/!t!han nnf!n.sina# se/aiknya di-en!hi% karena akan san.at menent!kan a-akah sistem ini di.!nakan !ser ata..

Semakin tinggi tingkat akti(tas tubuh maka Dutrisi dan energi juga akan semaki banyak diperlukan, anak usia S@ atau /sia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang

Petempatan konsesi merupakan petempatan yang dipajak kepada sesebuah kuasa asing, manakala petempatan antarabangsa merupakan petempatan-petempatan konsesi yang

Berdasarkan uji validitas, maka aitem-aitem yang dinyatakan valid dan gugur dari skala adversity quotient adalah sebagai berikut (untuk lebih jelasnya dapat dilihat

Penelitian ini didasarkan pada konsep awal tentang abstraksi suatu fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, yang didalam penelitian ini adalah Analisis Kinerja