KEBIJAKAN KOMITE ETIK
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 01/
Tindakan Nama
Disiapkan Hj. Miftachul Izah, SE, M. Kes
Diperiksa Dr. H. Makmur Santosa, MARS
Disetujui Dr. H. Masyhudi AM, M.Kes
0
KEBIJAKAN KOMITE ETIK
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 01/KBJ/SDI/RSI-SA/IV/2013
Jabatan Tandatangan
Hj. Miftachul Izah, SE, M. Kes Manajer SDI
Dr. H. Makmur Santosa, MARS Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan
Masyhudi AM, M.Kes Direktur Utama
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
Tandatangan Tanggal
1 April 2013
8 April 2013
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
NOMOR
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
MENIMBANG : 1. Bahwa
etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan
etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tida
sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengoperasian) rumah sakit.
2. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia adalah rangkuman norma
moral yang telah dikodifikasi oleh PERSI sebagai organisasi profesi bidang per
3. Bahwa untuk m
menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan
Islam Sultan Agung Semarang
MENGINGAT : 1. UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1045/MenKes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
5. Surat Keputusan Kongres PERSI VI, tentang pengesahan berlakunya Kode Etik Rumah Sakit Indonesia, 1993.
6. Surat Keputusan Kongres PERSI VIII, tentang perbaikan d penyempurnaan KODERSI, 2000
7. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor: 090/SK/YBW
Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI 2013
8. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf
Nomor: 03/SK/YBWSA/I/2011 tentang Pengesahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Islam Sultan Agung
1
KEBIJAKAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
NOMOR : 08/KBJ/YM/RSI-SA/IV/2013 TENTANG
KOMITE ETIK
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Bahwa Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnik etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengoperasian) rumah sakit.
Kode Etik Rumah Sakit Indonesia adalah rangkuman norma
moral yang telah dikodifikasi oleh PERSI sebagai organisasi profesi bidang perumahsakitan di Indonesia.
Bahwa untuk memberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan maka perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tentang komite etik
UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1045/MenKes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
Surat Keputusan Kongres PERSI VI, tentang pengesahan berlakunya Kode Etik Rumah Sakit Indonesia, 1993.
Surat Keputusan Kongres PERSI VIII, tentang perbaikan d penyempurnaan KODERSI, 2000
Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor: 090/SK/YBW-SA/XII/2009 tentang Pengangkatan Direksi Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI-SA) Masa Bakti 2009 2013
Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf
Nomor: 03/SK/YBWSA/I/2011 tentang Pengesahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk k mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengoperasian) Kode Etik Rumah Sakit Indonesia adalah rangkuman norma-norma moral yang telah dikodifikasi oleh PERSI sebagai organisasi profesi emberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan
perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1045/MenKes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Surat Keputusan Kongres PERSI VI, tentang pengesahan berlakunya Kode Etik Rumah Sakit Indonesia, 1993.
Surat Keputusan Kongres PERSI VIII, tentang perbaikan dan Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung SA/XII/2009 tentang Pengangkatan Direksi SA) Masa Bakti 2009 – Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor: 03/SK/YBWSA/I/2011 tentang Pengesahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Islam Sultan Agung
MENETAPKAN :
PERTAMA : Kebijakan
1.1. PENGERTIAN
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu
minoritas, keadilan untuk kaum
untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (peng
Etika Rumah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sa
etika biomedika (bioetika). Karena masalah
etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit. Sebagai contoh, dap
dibantu transplantasi organ.
Secara umum masalah etik rumah sakit yang perlu diatur adalah tentang: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 2 M E M U T U S K A N
Kebijakan Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung
PENGERTIAN
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengoperasian) rumah sakit.
Etika Rumah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit adalah pengembangan dari etika biomedika (bioetika). Karena masalah-masalah atau dilema etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit. Sebagai contoh, dapat disebut kegiatan reproduksi dibantu transplantasi organ.
Secara umum masalah etik rumah sakit yang perlu diatur adalah tentang:
Rekam medis Keperawatan
Pelayanan laboratorium Pelayanan pasien dewasa Pelayanan kesehatan anak Pelayanan klinik medik
Pelayanan intensif, anestesi dan euthanasia Pelayanan radiologi
Pelayanan kamar operasi 10. Pelayanan rehabilitasi medik 11. Pelayanan gawat darurat 12. Pelayanan medikolegal 13. Riset dan penelitian
14. Keluhan pelanggan yang berkaitan dengan etik rumah sakit Islam Sultan Agung sebagai berikut :
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnik-etnik perempuan, penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika
operasian) rumah sakit.
Etika Rumah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga kit adalah pengembangan dari masalah atau dilema etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi at disebut kegiatan reproduksi
Secara umum masalah etik rumah sakit yang perlu diatur adalah
1.2. TUJUAN
Memberikan
tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan.
1.3. TUGAS
Secara umum tugas Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 1.4. FUNGSI
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau konsultasi melalui diskusi atau berperan dalam menilai penyelesaian melalui kebijaksanaan, pendidikan pada lingkungan rumah sakit serta memberikan anjuran
kasus sulit. Selain itu keberadaan komite Etik bermanfaat: 1. 2. 3. 1.5. KEBIJAKAN 1. 3 TUJUAN
Memberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan.
TUGAS
Secara umum tugas Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung adalah:
Membantu para dokter, perawat dan anggota tim kesehatan di rumah sakit dalam menghadapi masalah-masalah pelanggaran etik maupun pemantapan pengalaman kode etik masing
profesi. Melakukan pendekatan multidisiplin ilmu yang mampu memberikan perspektif luas dan menyeluruh dalam proses pengambilan keputusan.
Menyelesaikan masalah-masalah etika di rumah sakit baik dari sisi pelayanan kedokteran, keperawatan, bisnis, marketing, norma-norma, hak pasien dan hak petugas kesehatan sehingga pelayanan rumah sakit yang diberikan secara bermutu, professional dan baik.
Menjamin kepuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan rumah sakit.
Mengupayakan tindakan pencegahan suatu kejadian/masalah /kasus berkembang menjadi masalah hukum pidana atau perdata. Mengurangi resiko kerugian akibat suatu kejadian/masalah /kasus
medikolegal.
FUNGSI
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau konsultasi melalui diskusi atau berperan dalam menilai penyelesaian melalui kebijaksanaan, pendidikan pada lingkungan rumah sakit serta memberikan anjuran-anjuran pada petugas pelayanan
kasus sulit. Selain itu keberadaan komite Etik bermanfaat:
Sebagai sumber informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah etik di rumah sakit.
Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di rumah sakit dan memberikan pendapat untuk penyelesaian.
Memberikan nasihat kepada direksi rumah sakit untuk meneruskan atau tidak, perkara pelanggaran etik ke MKEK.
KEBIJAKAN
Meningkatkan skill dan kemampuan anggota komite, dengan memberikan Pelatihan dan Pendidikan untuk anggota komite. Pendidikan bagi anggota komite dapat dilakukan dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang pakar dalam
rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan.
Secara umum tugas Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung Membantu para dokter, perawat dan anggota tim kesehatan di
masalah pelanggaran etik maupun pemantapan pengalaman kode etik masing-masing Melakukan pendekatan multidisiplin ilmu yang mampu memberikan perspektif luas dan menyeluruh dalam proses masalah etika di rumah sakit baik dari sisi pelayanan kedokteran, keperawatan, bisnis, marketing, norma, hak pasien dan hak petugas kesehatan sehingga pelayanan rumah sakit yang diberikan secara bermutu, epuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan Mengupayakan tindakan pencegahan suatu kejadian/masalah /kasus berkembang menjadi masalah hukum pidana atau perdata. Mengurangi resiko kerugian akibat suatu kejadian/masalah /kasus
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau konsultasi melalui diskusi atau berperan dalam menilai penyelesaian melalui kebijaksanaan, pendidikan pada lingkungan rumah sakit serta anjuran pada petugas pelayanan pada kasus-kasus sulit. Selain itu keberadaan komite Etik bermanfaat:
Sebagai sumber informasi yang relevan untuk menyelesaikan Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di rumah sakit dan Memberikan nasihat kepada direksi rumah sakit untuk meneruskan atau tidak, perkara pelanggaran etik ke MKEK.
dan kemampuan anggota komite, dengan memberikan Pelatihan dan Pendidikan untuk anggota komite. Pendidikan bagi anggota komite dapat dilakukan dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang pakar dalam
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 4
bidang agama, hukum, sosial, psikologi, a mendalami bidang etika kedokteran.
Memberikan pelatihan dan penyuluhan secara berkala kepada petugas kesehatan perihal Etika di Rumah Sakit guna meningkatkan pemahaman perihal Etiko-legal di Rumah Sakit agar dapat terhindar masalah yang tidak di inginkan.
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menangani masalah etik di rumah sakit serta pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi, dan pihak lain non profesi seperti kepolisian dan jajaran hukum.
Menjalin kerja sama dan sinergi dengan Sub Komite Etik Profesi yaitu Komite Etik Profesi Medik, Komite Etik Profesi Keperawatan dan Komite Etik Profesi lainnya dalam mengatasi masalah baik yang kemungkinan akan terjadi maupun yang telah terjadi.
Menangani dan menindak lanjuti masalah etik profesi yang terjadi di dalam rumah sakit, secara khusus berhubungan dengan ruang lingkup tujuan Etik.
Perihal kondisi extraordinary dibahas secara mendetil bersama antara dokter atau pihak yang terkait melibatkan
Ketua Komite Medis dengan tujuan :
a. Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai permasalahan yang terjadi.
b. Menentukan rencana terapi selanjutnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien dan mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien.
c. Menentukan rencana proses selanjutnya untuk mengatasi masalah etik yang menimpa Staf Rumah Sakit (Dokter, Perawat dan petugas paramedis) serta membantu mencarikan penyelesaian terbaik.
d. Menjaga norma-norma, dalam menjalankan operasional rumah sakit, baik cara berpromosi, keuangan dan lain dengan memperhatikan hak-hak dan kepercayaan pelanggan serta peraturan yang berlaku.
Penyelesaian masalah etikolegal senantiasa diupayakan secara musyawarah dan mufakat secara internal ataupun melalui jalu mediasi dengan bantuan pihak lain, sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh korporasi. Sesuai dengan perkembangan permasalahan, bila diperlukan dan disetujui oleh Manajemen korporasi:
a. Hubungi Konsultan Hukum
b. Hubungi Konsultan medikolegal
Pemberitaan media cetak/elektronik atas suatu masalah etikolegal harus ditangani dengan hati
mempertimbangkan :
bidang agama, hukum, sosial, psikologi, atau etika yang Memberikan pelatihan dan penyuluhan secara berkala kepada petugas kesehatan perihal Etika di Rumah Sakit guna legal di Rumah Sakit k di inginkan.
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menangani masalah etik di rumah sakit serta pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi, dan pihak lain non profesi seperti kepolisian dan jajaran Menjalin kerja sama dan sinergi dengan Sub Komite Etik Profesi yaitu Komite Etik Profesi Medik, Komite Etik Profesi Keperawatan dan Komite Etik Profesi lainnya dalam mengatasi masalah baik yang kemungkinan akan terjadi maupun yang telah angani dan menindak lanjuti masalah etik profesi yang terjadi di dalam rumah sakit, secara khusus berhubungan dengan dibahas secara mendetil bersama antara dokter atau pihak yang terkait melibatkan peer group dan Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai Menentukan rencana terapi selanjutnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien dan mencegah terjadinya Menentukan rencana proses selanjutnya untuk mengatasi masalah etik yang menimpa Staf Rumah Sakit (Dokter, Perawat dan petugas paramedis) serta membantu mencarikan norma, dalam menjalankan operasional t, baik cara berpromosi, keuangan dan lain-lain, hak dan kepercayaan pelanggan Penyelesaian masalah etikolegal senantiasa diupayakan secara musyawarah dan mufakat secara internal ataupun melalui jalur mediasi dengan bantuan pihak lain, sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh korporasi. Sesuai dengan perkembangan permasalahan, bila diperlukan dan disetujui oleh Manajemen
media cetak/elektronik atas suatu masalah ditangani dengan hati-hati dengan
9.
10.
11.
KEDUA : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan evaluasi setiap tahunnya
KEENAM : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
TEMBUSAN Yth : 1. Ketua Komite Medik. 2. Ka. SMF
3. Arsip
5
a. Reputasi media cetak/elektronik
b. Pokok permasalahan dan dampaknya bagi organisasi
Selalu berupaya menjalin komunikasi dengan staf rumah sakit (perawat dan petugas paramedis) agar tetap menjalin komunikasi dengan baik namun tetap berhati-hati dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan kondisi klinis yang dialami oleh pasien sehingga tidak merugikan pasien.
10. Susunan keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit dinyatakan dalam struktur organisasi rumah sakit dan keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit.
11. Dalam hal kebijakan Komite Etik juga mempertimbangkan norma-norma nasional maupun internasional yang berkaitan kepada hak asasi manusia dan etika profesi
Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan evaluasi setiap tahunnya
Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebaimana mestinya.
Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 29 Jumadil Ula
10 April
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
dr. H. MASYHUDI. AM, M.KES Direktur Utama
Pokok permasalahan dan dampaknya bagi organisasi
Selalu berupaya menjalin komunikasi dengan staf rumah sakit erawat dan petugas paramedis) agar tetap menjalin komunikasi hati dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan kondisi klinis yang dialami
umah Sakit dinyatakan dalam struktur organisasi rumah sakit dan keanggotaan komite Dalam hal kebijakan Komite Etik juga mempertimbangkan norma nasional maupun internasional yang berkaitan
Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan
Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka akan
Jumadil Ula 1434 H 2013 M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
Lampiran Kebijakan Direktur Rumah S Nomor : 08/KBJ/YM/RSI-SA
Tentang : Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
KEBIJAKAN KOMITE ETIK
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG I. PENGERTIAN
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu
perlakuan terhadap
etnik-hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengoperasian) rumah sakit.
Etika Rumah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit adalah pengembangan dari etika
etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit. Sebagai contoh, dapat disebut kegiatan reproduksi dibantu transplantasi organ.
Secara umum masalah etik rumah sakit yang perlu diatur adalah tentang: 1. Rekam medis
2. Keperawatan
3. Pelayanan laboratorium 4. Pelayanan pasien dewasa 5. Pelayanan kesehatan anak 6. Pelayanan klinik medik
7. Pelayanan intensif, anestesi dan euthanasia 8. Pelayanan radiologi
9. Pelayanan kamar operasi 10. Pelayanan rehabilitasi medik 11. Pelayanan gawat darurat 12. Pelayanan medikolegal 13. Riset dan penelitian
14. Keluhan pelanggan yang berkaitan dengan etik rumah sakit
TUJUAN
Memberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalani pengobatan dan perawatan.
6
Lampiran Kebijakan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung SA/V/2013
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
KEBIJAKAN KOMITE ETIK
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti -etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengoperasian) rumah sakit.
ah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit adalah pengembangan dari etika biomedika (bioetika). Karena masalah-masalah atau dilema etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit. Sebagai contoh, dapat disebut
antu transplantasi organ.
Secara umum masalah etik rumah sakit yang perlu diatur adalah tentang:
3. Pelayanan laboratorium 4. Pelayanan pasien dewasa 5. Pelayanan kesehatan anak 6. Pelayanan klinik medik
anestesi dan euthanasia 9. Pelayanan kamar operasi
10. Pelayanan rehabilitasi medik 11. Pelayanan gawat darurat 12. Pelayanan medikolegal
14. Keluhan pelanggan yang berkaitan dengan etik rumah sakit
Memberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan.
sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical isu praktis, seperti etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada
ah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit adalah masalah atau dilema etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit. Sebagai contoh, dapat disebut
TUGAS
Secara umum tugas Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung adalah: 6. Membantu para dokter, perawat dan anggota tim kesehat
menghadapi masalah-masalah pelanggaran etik maupun pemantapan pengalaman kode etik masing-masing profesi.
memberikan perspektif luas dan menyeluruh dalam proses pengambilan keputusan. 7. Menyelesaikan masalah
kedokteran, keperawatan, bisnis, marketing, norma
kesehatan sehingga pelayanan rumah sakit yang diberikan secara bermutu, professional dan baik.
8. Menjamin kepuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan rumah sakit. 9. Mengupayakan tindakan pencegahan
menjadi masalah hukum pidana atau perdata.
10. Mengurangi resiko kerugian akibat suatu kejadian/masalah /kasus medikolegal.
II. FUNGSI
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau konsultasi melalui diskusi atau berperan dalam
pada lingkungan rumah sakit serta memberikan anjuran
pada kasus-kasus sulit. Selain itu keberadaan komite Etik bermanfaat: 4. Sebagai sumber informasi yang relevan untuk
sakit.
5. Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di rumah sakit dan memberikan pendapat untuk penyelesaian.
6. Memberikan nasihat kepada direksi rumah sakit untuk meneruskan atau tidak, perkara pelanggaran etik ke MKEK.
III. KEBIJAKAN
12. Meningkatkan skill dan kemampuan dan Pendidikan untuk
dilakukan dengan belajar sendiri, belajar
bidang agama, hukum, sosial, psikologi, atau etika yang kedokteran.
13. Memberikan pelatihan dan penyuluhan
perihal Etika di Rumah Sakit guna meningkatkan pemahaman perihal Etiko Rumah Sakit agar dapat
14. Melakukan koordinasi etik di rumah sakit serta
perkumpulan profesi, dan pihak lain non 15. Menjalin kerja sama dan sinergi dengan
Profesi Medik, Komite Etik Profesi
dalam mengatasi masalah baik yang kemungkinan akan terjadi.
7
Secara umum tugas Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung adalah:
embantu para dokter, perawat dan anggota tim kesehatan di rumah sakit dalam masalah pelanggaran etik maupun pemantapan pengalaman kode masing profesi. Melakukan pendekatan multidisiplin ilmu yang mampu memberikan perspektif luas dan menyeluruh dalam proses pengambilan keputusan. Menyelesaikan masalah-masalah etika di rumah sakit baik dari sisi pelayanan kedokteran, keperawatan, bisnis, marketing, norma-norma, hak pasien dan hak petugas kesehatan sehingga pelayanan rumah sakit yang diberikan secara bermutu, professional Menjamin kepuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan rumah sakit.
engupayakan tindakan pencegahan suatu kejadian/masalah /kasus berkembang menjadi masalah hukum pidana atau perdata.
resiko kerugian akibat suatu kejadian/masalah /kasus medikolegal.
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau konsultasi melalui diskusi atau berperan dalam menilai penyelesaian melalui kebijaksanaan, pendidikan pada lingkungan rumah sakit serta memberikan anjuran-anjuran pada petugas pelayanan
Selain itu keberadaan komite Etik bermanfaat:
Sebagai sumber informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah etik di rumah Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di rumah sakit dan memberikan pendapat Memberikan nasihat kepada direksi rumah sakit untuk meneruskan atau tidak, perkara pelanggaran etik ke MKEK.
dan kemampuan anggota komite, dengan memberikan Pelatihan dan Pendidikan untuk anggota komite. Pendidikan bagi anggota komite dapat dilakukan dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang pakar dalam hukum, sosial, psikologi, atau etika yang mendalami bidang etika emberikan pelatihan dan penyuluhan secara berkala kepada petugas kesehatan
Rumah Sakit guna meningkatkan pemahaman perihal Etiko Rumah Sakit agar dapat terhindar masalah yang tidak di inginkan.
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menangani masalah etik di rumah sakit serta pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi, dan pihak lain non profesi seperti kepolisian dan jajaran hukum. Menjalin kerja sama dan sinergi dengan Sub Komite Etik Profesi yaitu Komite Etik Profesi Medik, Komite Etik Profesi Keperawatan dan Komite Etik Profesi lainnya dalam mengatasi masalah baik yang kemungkinan akan terjadi ma
an di rumah sakit dalam masalah pelanggaran etik maupun pemantapan pengalaman kode Melakukan pendekatan multidisiplin ilmu yang mampu memberikan perspektif luas dan menyeluruh dalam proses pengambilan keputusan.
masalah etika di rumah sakit baik dari sisi pelayanan norma, hak pasien dan hak petugas kesehatan sehingga pelayanan rumah sakit yang diberikan secara bermutu, professional Menjamin kepuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan rumah sakit.
asus berkembang resiko kerugian akibat suatu kejadian/masalah /kasus medikolegal.
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau konsultasi melalui menilai penyelesaian melalui kebijaksanaan, pendidikan anjuran pada petugas pelayanan
menyelesaikan masalah etik di rumah Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di rumah sakit dan memberikan pendapat Memberikan nasihat kepada direksi rumah sakit untuk meneruskan atau tidak, perkara
anggota komite, dengan memberikan Pelatihan anggota komite. Pendidikan bagi anggota komite dapat berkelompok, dan mengundang pakar dalam mendalami bidang etika kepada petugas kesehatan Rumah Sakit guna meningkatkan pemahaman perihal Etiko-legal di dengan semua pihak yang terkait dalam menangani masalah pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti erti kepolisian dan jajaran hukum. Sub Komite Etik Profesi yaitu Komite Etik Keperawatan dan Komite Etik Profesi lainnya terjadi maupun yang telah
16. Menangani dan menindak lanjuti masalah etik profesi yang terjadi di dalam sakit, secara khusus berhubungan dengan ruang lingkup tujuan Etik.
17. Perihal kondisi extraordinary pihak yang terkait melibatkan
e. Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai permasalahan yang terjadi.
f. Menentukan rencana terapi selanjutnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien dan mencegah
g. Menentukan rencana proses selanjutnya untuk mengatasi masalah etik yang menimpa Staf Rumah
membantu mencarikan penyelesaian terbaik.
h. Menjaga norma-norma, dalam menja berpromosi, keuangan
kepercayaan pelanggan serta peraturan yang
18. Penyelesaian masalah etikolegal senantiasa diupayakan secara musyawarah dan mufakat secara internal ataupun melalui jalur mediasi dengan bantuan pihak lain, sesuai dengan petunjuk yang
permasalahan, bila diperlukan dan disetujui oleh Manajemen
c. Hubungi Konsultan Hukum
d. Hubungi Konsultan medikolegal
19. Pemberitaan media cetak/elektronik atas suatu dengan hati-hati dengan mempertimbangkan :
c. Reputasi media cetak/elektronik
d. Pokok permasalahan dan dampaknya bagi organisasi 20. Selalu berupaya menjalin komunikasi dengan
paramedis) agar tetap menjalin komunikasi
dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan kondisi oleh pasien sehingga tidak merugikan pasien.
21. Susunan keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit dinyatakan dalam struktur organisasi rumah sakit dan keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit.
22. Dalam hal kebijakan Komite Etik juga mempertimbangkan norma
maupun internasional yang berkaitan kepada hak asasi manusia dan etika profesi.
8
menindak lanjuti masalah etik profesi yang terjadi di dalam berhubungan dengan ruang lingkup tujuan Etik.
extraordinary dibahas secara mendetil bersama antara dokter atau
pihak yang terkait melibatkan peer group dan Ketua Komite Medis dengan tujuan : Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai permasalahan yang Menentukan rencana terapi selanjutnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi
mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien.
Menentukan rencana proses selanjutnya untuk mengatasi masalah etik yang menimpa Staf Rumah Sakit (Dokter, Perawat dan petugas paramedis) serta membantu mencarikan penyelesaian terbaik.
norma, dalam menjalankan operasional rumah sakit, baik cara berpromosi, keuangan dan lain-lain, dengan memperhatikan hak
kepercayaan pelanggan serta peraturan yang berlaku.
masalah etikolegal senantiasa diupayakan secara musyawarah dan internal ataupun melalui jalur mediasi dengan bantuan pihak lain, sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh korporasi. Sesuai dengan
permasalahan, bila diperlukan dan disetujui oleh Manajemen korporasi: Hubungi Konsultan Hukum
tan medikolegal
Pemberitaan media cetak/elektronik atas suatu masalah etikolegal harus ditangani dengan mempertimbangkan :
Reputasi media cetak/elektronik
Pokok permasalahan dan dampaknya bagi organisasi
Selalu berupaya menjalin komunikasi dengan staf rumah sakit (perawat dan petugas paramedis) agar tetap menjalin komunikasi dengan baik namun tetap berhati
informasi yang berhubungan dengan kondisi klinis yang dialami ngga tidak merugikan pasien.
Susunan keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit dinyatakan dalam struktur organisasi keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit.
Dalam hal kebijakan Komite Etik juga mempertimbangkan norma
internasional yang berkaitan kepada hak asasi manusia dan etika profesi.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 29 Jumadil Ula 1434 10 April 2013 M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
dr. H. MASYHUDI. AM, M.KES Direktur Utama
menindak lanjuti masalah etik profesi yang terjadi di dalam rumah dibahas secara mendetil bersama antara dokter atau
dan Ketua Komite Medis dengan tujuan : Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai permasalahan yang Menentukan rencana terapi selanjutnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi Menentukan rencana proses selanjutnya untuk mengatasi masalah etik yang Sakit (Dokter, Perawat dan petugas paramedis) serta lankan operasional rumah sakit, baik cara lain, dengan memperhatikan hak-hak dan masalah etikolegal senantiasa diupayakan secara musyawarah dan
internal ataupun melalui jalur mediasi dengan bantuan pihak lain, diberikan oleh korporasi. Sesuai dengan perkembangan
korporasi:
masalah etikolegal harus ditangani
staf rumah sakit (perawat dan petugas dengan baik namun tetap berhati-hati klinis yang dialami Susunan keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit dinyatakan dalam struktur organisasi
keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit.
Dalam hal kebijakan Komite Etik juga mempertimbangkan norma-norma nasional internasional yang berkaitan kepada hak asasi manusia dan etika profesi.
29 Jumadil Ula 1434 H 10 April 2013 M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
TEMBUSAN Yth : 4. Ketua Komite Medik. 5. Ka. SMF
6. Arsip