• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Pos Gizi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Definisi Pos Gizi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi Pos Gizi

Menurut Strenin pendekatan Pos Gizi merupakan evolution times two atau evolusi dikalikan 2. Pendekatan ini memungkinkan perubahan perilaku gizi yang baik, tidak hanya statis tetapi praktek. Pos Gizi merupakan pendekatan yang sukses dalam menanggulangi angka kekurangan gizi. Pendekatan Pos Gizi memungkinkan kelompok masyarakat untuk dapat mengurangi jumlah anak kurang gizi pada saat ini dan mencegah terjadinya kekurangan gizi pada tahun – tahun berikutnya setelah program tersebut selesai dilaksanakan. Proses Pos Gizi memanfaatkan kearifan lokal yang berhasil mengobati dan mencegah kekurangan gizi dan menyebarluaskan kearifan tersebut keseluruh masyarakat.

Pos Gizi merupakan suatau alat yang menggerakan masyarakat untuk bekerja dengan melibatkan berbagai lapisan sosial di masyarakat tersebut, agar bekerjasama mengatasi masalah dan menemukan solusi. Pendekatan ini menitikberatkan pada upaya memaksimalkan sumber daya, keterampilan dan startegi yang ada untuk mengatasi suatu permasalahan dan memanfaatkan metodologi partisipasi secara luas dan proses atau partisipatory learning and action (PD dan Heart USAID, 2004). Prinsip dari Pos Gizi adalah bahwa kemiskinan

bukanlah penyebab utama kekurangan gizi, karena ditemukan beberapa keluarga miskin yang anaknya sehat (gizi baik) karena menerapkan pola asuh yang baik. Kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh praktek pemberian makan atau pola asuh yang tidak benar, dengan adanya program Pos Gizi maka diharapkan kurang gizi bisa teratasi dengan perubahan perilaku. Pada saat kegiatan Pos Gizi orang tua belajar perilaku positif bersama-sama dan mempraktekannya dirumah (Core, 2003).

Sasaran utama pada program ini adalah semua anak usia 6-59 bulan yang mengalami KEP ringan, sedang dan berat. Pos gizi dilaksanakan di Posyandu Kelurahan Randusari dalam waktu 6 hari, pada setiap sesi ibu balita mempersiapkan makanan yang padat energi dan diberikan kepada anak-anak mereka di bawah bimbingan kader serta dokter internsip. Mereka juga belajar mengenal makanan-makanan bergizi, perilaku ibu balita dan perawatan kesehatan anak yang positif.

Tujuan Pos Gizi

Adapun tujuan dari Pos Gizi antara lain:

(2)

2. Memungkinkan keluarga-keluarga tersebut mempertahankan status gizi dari anak tersebut di rumah masing-masing secara mandiri.

3. Mencegah kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir kemudian dalam masyarakat mengenai perilaku-perilaku ibu balita, pengasuhan anak, pemberian makan, kebersihan balita dan mencari pelayanan kesehatan (Core, 2003).

Pendekatan Pos Gizi

Pada pendekatan Pos Gizi, para kader, dokter intersip, dan ibu balita yang memilki anak-anak kurang gizi mepraktekan berbagai perilaku baru dalam hal memasak, pemberian makan, kebersihan dan pengasuhan anak yang telah terbukti berhasil dalam merehabilitasi anak-anak yang kurang gizi. Para kader secara aktif melibatkan ibu dan anak dalam proses rehabilitasi dan pembelajaran dalam situasi rumah yang nyaman dan bekerja agar keluarga-keluarga tersebut dapat mempertahankan satatus gizi anak yang sudah baik di rumah. Pendekatan Pos Gizi mendorong terjadinya perubahan perilaku dan memberdayakan para ibu balita untuk bertanggungjawab terhadap rehabilitasi gizi anak-anak mereka dengan menggunakan pengetahuan dan sumber daya lokal. Setelah pemberian makanan tambahan berkalori tinggi selama dua minggu, anak-anak menjadi lebih bertenaga dan nafsu makan merekapun bertambah. Adanya perilaku-perilaku yang lebih baik, tanpa memperdulikan latar belakang pendidikan sang ibu, akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

(3)

indikator Pos Gizi untuk memonitor dan menilai kemajuan program (Jurnal Positive Deviance, 2006). Persentase anak yang layak mengikuti PD-Pos Gizi adalah anak usia 6-59,99 bulan yang berada pada garis kuning atau merah berdasarkan KMS.

1. Persentase peserta Pos Gizi yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 400 gram atau lebih dalam kurun waktu 1 bulan, persentase peserta Pos Gizi yang mengalami kenaikan

(4)

berat badan 200-399 gram dalam kurun waktu 1 bulan, persentase peserta Pos Gizi yang mengalami kenaikan berat badan kurang dari 200 gram dalam kurun waktu 1 bulan. 2. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus dari Pos Gizi berada pada garis hijau

berdasarkan KMS pada 3 bulan setelah lulus, persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus yang berada pada garis hijau berdasarkan KMS pada 6 bulan setelah lulus.

3. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus dan masuk kembali ke Pos Gizi. 4. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus.

Langkah –langkah utama dalam pendekatan Pos Gizi

Langkah-langkah utama dalam pendekatan Pos Gizi layak dilakukan adalah sebagai berikut (Strenin, 1988) :

1. Menentukan apakah pendekatan Pos Gizi layak dilakukan pada target masyarakat. 2. Menggerakan masyarakat dan memilih serta melatih nara sumber masyarakat. 3. Mempersiapkan penyelidikan Positive Deviance.

4. Melakukan penyelidikan Positive Deviance. 5. Merencanakan kegiatan Pos Gizi.

6. Melaksanakan kegiatan Pos Gizi bagi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi serta ibu balita mereka.

7. Mendukung perilaku baru melalui kunjungan rumah 8. Mengulangi kegiatan Pos Gizi sesuai kebutuhan 9. Memperluas program Pos Gizi pada masyarakat lain Pelaksanaan Program Pos Gizi

Untuk mengoptimalisasi manfaat dari program Pos Gizi, maka syarat minimum yang harus dipengaruhi agar suatu wilayah dapat menjadi target program adalah :

1. Prevalensi KEP balita sebesar sama dengan 30% atau lebih 2. Ketersediaan pangan local yang harganya terjangkau

3. Adanya sejumlah sukarelawan ibu yang potensial dalam masyarakat 4. Adanya kepemimpinan yang memiliki komitmen dalam masyarakat

(5)

Dalam buku positive deviance & hearth suatu pendekatan perubahan perilaku & Pos Gizi yang diterbitkan oleh PCI- Indonesia dan diperbanyak oleh “Jejaring PD Indonesia” atas dukungan USAID disebutkan bahwa Kegiatan pelaksanaan Pos Gizi di suatu daerah meliputi: 1. Praktek Umum Khusus meliputi praktek pemberian makan, perilaku ibu, pengasuhan balita, perilaku kebersihan, perilaku pencarian & pemberian

perawatan kesehatan 2. Praktek memasak

3. Penyampaian pesan kesehatan

Ada beberapa hari khusus dengan kegiatan-kegiatan khusus yang perlu dimasukan dalam agenda harian:

1. Hari ke 1 dan ke 6 = Penimbangan Anak

Setiap anak ditimbang pada hari pertama dan terakhir sesi Pos Gizi. Bahan-bahan yang diperlukan: timbangan, buku catatan Pos Gizi. Kader menimbang masing-masing anak, mencatat berat mereka dalam buku catatan Pos Gizi. Para ibu balita harus diberitahukan mengenai , pertumbuhan dan status kekurangan gizi anak mereka.

2. Hari ke 7 – 29 = hari dirumah sendiri

Setelah selama enam hari memasak dan memberi makan dengan cara berkelompok, pada hari ke tujuh para peserta tinggal di rumah dan mempraktekan perilaku-perilaku baru.

3. Hari ke 12 = hari terakhir sesi Pos Gizi

Pada hari terakhir sesi Pos Gizi, para dokter internsip mempersiapkan alat untuk melakukan pengukuran pertumbuhan, dimana pada hari terakhir ini akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada serta lingker lengan atas, untuk mengetahui apakah anak peserta pos gizi sudah mengalami kenaikan pertumbuhan. Setelah penimbangan selesai diadakan review terkait materi – materi penyuluhan yang telah diberikan.

Keuntungan Pendekatan Pos Gizi

Ada beberapa keuntungan pendekatan Pos Gizi, yaitu: 1. Cepat

(6)

Pedekatan ini memberikan solusi yang dapat menyelesaikan masalah dengan segera. Anak-anak harus direhabilitasi sekarang juga, itu sebabnya mengapa pemberian makan selama di Pos Gizi perlu diawasi. Para ibu balita kemudian menerapkan praktek yang sama di rumah dan melaporkan pengalaman mereka pada saat kegiatan Pos Gizi berikutnya. Dukungan lebih lanjut juga diberikan kepada para ibu balita dan kader.

2. Terjangkau

Pos Gizi dapat dijangkau dan keluarga tidak bergantung pada sumber daya dari luar untuk mempraktekkan perilaku baru. Pelaksanaan Pos Gizi lebih murah tetapi efektif dibandingkan mendirikan pusat reabilitasi gizi atau melakukan investasi di rumah sakit.

3. Partisipatif

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam rangka mencapai keberhasilan pendekatan Pos Gizi. Masyarakat memainkan peran sangat penting dalam keseluruhan proses Pos Gizi, mulai dari menemukan perilaku dan strategi sukses diantara masyarakat sampai mendukung ibu balita setelah kegiatan Pos Gizi berakhir.

4. Berkesinambungan

Program Pos Gizi merupakan pendekatan berkesinambungan karena berbagai perilaku baru sudah dihayati dan berlanjut setelah kegiatan Pos Gizi berakhir. Para ibu balita tidak hanya dilatih untuk merehabiitasi anak mereka yang mengalami kekurangan gizi tetapi juga untuk mempertahankan status gizi baik tersebut di rumah.

5. Asli

Asli karena solusi sudah ada di tempat itu, kemajuan dapat di capai secara cepat, tanpa banyak menggunakan analisis atau sunber daya dari luar.

6. Secara budaya dapat diterima

Pendekatan ini didasarkan pada perilaku setempat yang

diidentifikasi dalam konteks sosial, etnik, bahasa dan agama di setiap masyarakat, maka perdefinisi hal ini sesuai dengan budaya setempat.

7. Berdasarkan perubahan perilaku

Pendekatan ini tidak mengutamakan perolehan pengetahuan, namun ada tiga langkah proses perubahan perilaku yang termasuk dalamnya, yaitu, penemuan (penyelidikan positive deviance), demonstrasi (kegiatan Pos Gizi) dan penerapan (kegiatan Pos Gizi dan di rumah)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa secara bersama-sama variabel struktur modal, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengujian koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,749 menjelaskan bahwa 74,9% kinerja karyawan mampu dijelaskan oleh variabel

Judul : Pelatihan Koreografi Lingkungan sebagai Pembelajaran Lingkungan Hidup di SDN Pelem I Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Program : Pengabdian Masyarakat Tahun

The OpenGIS ® catalog document specifies the interfaces, bindings, and a framework for defining application profiles required to publish and access digital catalogues of metadata

Upaya untuk melakukan perbaikan terhadap produktivitas kerja dengan pendekatan ergonomic dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan perancangan fasilitas

Hasil penelitian mengenai hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan media sosial pada remaja akhir menunjukkan adanya sumbangan efektif sebesar

Quraish Shihab tentang mukjizat, ia mengatakan bahwa mukjizat sebagaimana yang didefinisikan oleh para ulama, ialah peristiwa “luar biasa” yang terjadi dari

3.4 Jika posisi pemasangan kran saluran air panas lebih tinggi dari pada posisi pemanas, maka air tidak akan bisa benar- benar mengalir ke luar, maka harus