• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BANGKA TENGAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2018

TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN BELANJA SUBSIDI PEMERINTAH

KABUPATEN BANGKA TENGAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BANGKA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Subsidi Pemerintah Daerah Terhadap Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem dan Prosedur Pengeluaran Belanja Subsidi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah kepada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bangka Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Tahun 217, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4033);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten

Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5802);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

(3)

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Subsidi Pemerintah Daerah Terhadap Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1399);

12. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta

Bangka Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006 Nomor 10);

13. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 Nomor 70), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2016 Nomor 233);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN BELANJA SUBSIDI PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BANGKA TENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bangka Tengah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah.

4. DPRD adalah DPRD Kabupaten Bangka Tengah.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD,

(4)

7. Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

8. Belanja Daerah adalah kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan Daerah. 9. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya

disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut dengan Kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

10. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan Bupati dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Bupati dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari Pejabat Perencana Daerah, PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan. 11. Dewan Pegawas adalah Dewan Pengawas PDAM Tirta

Bangka Tengah.

12. Direksi adalah Direksi PDAM Tirta Bangka Tengah.

13. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaran Badan Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.

14. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

15. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.

16. Prioritas dan Plafon Anggaran yang selanjutnya disingkat PPA adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD.

17. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.

18. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran.

19. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bangka Tengah yang selanjutnya disebut PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Bangka Tengah yang bergerak di bidang pelayanan air minum.

(5)

20. Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada PDAM yang bertujuan untuk membantu biaya produksi air minum agar harga jual produksi yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

21. Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

22. Audit atau Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan oleh aparat pengawas fungsional atau kantor akuntan publik secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan Daerah.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Maksud pemberian Subsidi Pemerintah Daerah adalah mendukung operasional PDAM dan peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat di Daerah. (2) Tujuan Pemerintah Daerah memberikan dana Subsidi

kepada PDAM adalah untuk membantu biaya produksi air minum agar tersedia pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

BAB III

PEMBERIAN SUBSIDI Pasal 3

(1) Pemerintah Daerah memberikan Subsidi kepada PDAM berdasarkan kemampuan keuangan Daerah yang bersumber dari APBD.

(2) Besarnya Subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung berdasarkan selisih kurang tarif rata-rata dengan harga pokok produksi setelah diaudit.

(6)

(3) Dalam hal Pemerintah Daerah memutuskan tarif lebih kecil dari usulan tarif yang diajukan Direksi PDAM yang mengakibatkan tarif rata-rata tidak mencapai pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery), Pemerintah Daerah harus menyediakan Subsidi untuk menutup kekurangannya melalui APBD.

BAB IV RUANG LINGKUP

Pasal 4

(1) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi: a. penganggaran;

b. pelaksanaan dan penatausahaan;

c. pelaporan dan pertanggungjawaban; dan d. pengawasan.

(2) Penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam rangka pemberian Subsidi kepada PDAM yang bersumber dari APBD.

BAB V

PENGANGGARAN SUBSIDI Bagian Kesatu

Penyiapan dan Penyampaian Usulan Pasal 5

(1) Dalam penyiapan usulan Subsidi dilakukan:

a. penyiapan dokumen laporan keuangan PDAM yang telah diaudit dan dokumen rencana bisnis minimal 4 (empat) tahun kedepan; dan

b. proyeksi penghitungan alokasi anggaran Subsidi yang diusulkan.

(2) Penyiapan usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan paling lambat akhir bulan Mei.

Pasal 6

(1) Usulan Subsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, diajukan oleh Direksi PDAM kepada Dewan Pengawas untuk disetujui.

(7)

(2) Direksi PDAM mengajukan usulan Subsidi yang telah disetujui Badan Pengawas kepada Pemerintah Daerah. (3) Usulan Subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

memuat:

a. surat pengajuan alokasi anggaran Subsidi.

b. dokumen laporan keuangan PDAM yang telah diaudit, termasuk laporan realisasi Subsidi tahun sebelumnya; dan

c. proyeksi penghitungan alokasi anggaran Subsidi. Bagian Kedua

Penilaian dan Seleksi Usulan Pasal 7

(1) Berdasarkan usulan yang telah disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), Bupati membentuk tim untuk melakukan penilaian dan seleksi yang dikoordinasikan oleh Bagian yang membidangi urusan perekonomian pada sekretariat Daerah.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyampaikan hasil penilaian dan seleksi berupa rekomendasi kepada Bupati melalui TAPD.

(3) Hasil penilaian dan seleksi berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan paling lambat 1 (satu) minggu setelah usulan diterima atau pada pertengahan bulan Juni.

(4) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi yang disampaikan oleh tim yang melaksanakan penilaian dan seleksi usulan.

Bagian Ketiga Pengalokasian Anggaran

Pasal 8

(1) Berdasarkan rekomendasi tim dan pertimbangan TAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4), dijadikan dasar pencantuman alokasi anggaran Subsidi dalam rancangan kebijakan umum APBD (KUA) dan PPAS.

(2) Rancangan KUA dan PPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), telah disepakati antara Pemerintah Daerah dan DPRD paling lambat pada akhir bulan Juli.

(8)

Pasal 9

(1) Alokasi anggaran Subsidi yang telah disepakati dalam KUA dan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), selanjutnya disusun oleh PPKD ke dalam RKA-PPKD dengan mempedomani surat edaran Bupati

perihal pedoman penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD.

(2) RKA-PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi dasar penganggaran Subsidi dalam APBD sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10

(1) Subsidi kepada PDAM dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja Subsidi, objek dan rincian objek belanja Subsidi sesuai kode rekening berkenaan pada PPKD.

(2) Rincian objek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicantumkan nama PDAM dan besaran Subsidi yang diterima.

BAB VI

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN Pasal 11

(1) Pelaksanaan anggaran belanja Subsidi kepada PDAM didasarkan atas DPA-PPKD.

(2) Bupati menetapkan nama penerima dan besaran Subsidi kepada PDAM dengan keputusan Bupati sesuai dengan yang tercantum dalam peraturan Daerah tentang APBD dan peraturan Bupati tentang penjabaran APBD.

Pasal 12

(1) Penyaluran belanja Subsidi kepada PDAM dilakukan dengan cara pembayaran langsung.

(2) Penyaluran belanja Subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan setiap semesteran sesuai dengan sistem dan prosedur pengeluaran dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan.

(9)

BAB VII

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 13

(1) PDAM selaku pemerima Subsidi wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan Subsidi kepada Bupati melalui PPKD.

(2) PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan Subsidi yang diterimanya dan mempertanggungjawabkan target kinerja yang telah ditetapkan.

(3) Pertanggungjawaban penggunaan Subsidi disampaikan kepada Bupati paling lambat pada akhir setiap semester tahun anggaran berkenaan.

Pasal 14

Realisasi belanja Subsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dicantumkan pada laporan keuangan Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran berjalan.

BAB VIII PENGAWASAN

Pasal 15

(1) Bupati melakukan pengawasan terhadap dana Subsidi yang diberikan dan dikelola oleh PDAM.

(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati menunjuk Dewan Pengawas PDAM untuk melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 16

Dalam rangka pengawasan terhadap dana Subsidi, Dewan Pengawas PDAM sebagai pejabat yang mewakili Pemerintah Daerah dalam kegiatan pengawasan bertanggung jawab kepada Bupati dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

(10)

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka Tengah.

Ditetapkan di Koba

pada tanggal 4 Oktober 2018 BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH Diundangkan di Koba

pada tanggal 4 Oktober 2018 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BANGKA TENGAH, Cap/Dto

S U G I A N T O

Referensi

Dokumen terkait

Tidak meminta dan menerima pemberian apapun secara langsung maupun tidak langsung dari dan kepada siapapun yang tidak sesuai ketentuan dan bersedia melaporkan setiap penerimaan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk periode

Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang Pajak dan/atau UPTD melakukan pendataan lapangan untuk menentukan perhitungan Pajak reklame atas dasar

Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

(2) Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembagaan dan Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

(4) Dalam hal rancangan APB Desa tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), telah ditetapkan, sisa Dana Desa tersebut dapat digunakan mendahului penetapan

(2) Peta batas kawasan perencanaan RTBL Kawasan Kelurahan Dul dan Desa Beluluk Kecamatan Pangkalanbaru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran

(2) Daftar permintaan pembayaran Tambahan Penghasilan yang ditandatangani oleh kepala Perangkat Daerah yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus