• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Indra Faizal | 25 PERANAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENANAMKAN SOLIDARITAS

KEBANGSAAN PADA PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 11 BULUKUMBA KECAMATAN BONTO TIRO KABUPATEN BULUKUMBA

Indra Faizal

Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peranan guru sosiologi dalam menanamkan solidaritas kebangsaan pada peserta didik di SMA Negeri 11 Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba, 2) Faktor yang menghambat guru sosiologi dalam menanamkan solidaritas kebangsaan pada peserta didik di SMA Negeri 11 Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba. Jenis penelitian ini kualitatif dengan penentuan informan melalui teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu guru sosiologi, dan siswa kelas X dan XI IPS. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan tahapan mereduksi data, mendisplaykan data dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data yaitu member chek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Peranan guru sosiologi dalam menanamkan solidarits kebangsaan pada peserta didik di SMA Negeri 11 Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba yaitu: (a) Melakukan karyawisata yang menekankan aspek kerjasama (b) Menggunakan bahasa indonesia dalam interaksi pembelajaran, dan (c) Pengintegrasian materi pelajaran sosiologi. 2) Faktor yang menghambat peranan guru sosiologi dalam menanamkan solidaritas kebangsaan pada peserta didik di SMA Negeri 11 Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba yaitu: (a) Kemajuan teknologi, (b) Adanya kelompok kecil dalam kelas (klik), (c) Perbedaan suku dan budaya, (d) Lingkungan siswa, dan (e) Kemampuan guru.

Keywords: peran guru, solidaritas kebangsaan

ABSTRACT

The objective of the research was to find out : 1) The rules of the sosiologist in impart solidarity of nationality at the students of SMA Negeri 11 Bulukumba, Kec. Bontotiro, Kab. Bulukumba. 2) The factor was obstruct the sosiologist in impart solidarity of nationality at the students of SMA Negeri 11 Bulukumba, Kec. Bontotiro, Kab. Bulukumba. This research used purposive sampling technique that determination informant which criteria was sociologist, the sample of this research was class X and XI IPS. The technique of this research was observation, interview, and documentation. The result of data analysis indicated which used descriptive qualitative, that steps were redaction data, displaying data and made conclusion. The technique of this study was member check. The result of this research was : 1) The rules of the sosiologist in impart solidarity of nationality at the students of SMA Negeri 11 Bulukumba, Kec. Bontotiro, Kab. Bulukumba were : a) Do the field trip that emphasize the aspect of work, B) the use of Indonesian Language in learning interaction, c) integrating the material of sociology. 2) The factor was obstruct the sosiologist in impart solidarity of nationality at the students of SMA Negeri 11 Bulukumba, Kec. Bontotiro, Kab. Bulukumba were : a) The advancement of technology, b) there was a little group in class (klik), c) The different between ethnic and culture, d) The Students’ area, e) The teachers’ ability.

Keywords: the role of teachers, National solidarity

PENDAHULUAN

Masyarakat merupakan suatu kesatuan solidaritas kebangsaan yang memiliki nilai dan norma sebagai pedoman dalam bermasyarakat. Solidaritas kebangsaan dalam kehidupan masyarakat memiliki nilai-nilai diantaranya yaitu rasa senasib, sepenanggungan, kesetiakawanan, kebersamaan, solidaritas, kedamaian, dan anti kekerasan yang berarti semangat kepedulian seseorang kepada orang lain atau semangat kepedulian Negara terhadap bangsanya terutama dalam bidang pendidikan. Nilai-nilai yang disebut di atas harus dimiliki oleh anak didik, dengan memiliki nilai-nilai tersebut, akan menciptakan

(2)

Indra Faizal | 26 suatu bangsa yang kokoh bersatu, toleran, aman, adil sehingga berpotensi menjadi bangsa yang maju dan sejahtera dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan.

Dalam hal ini peranan guru sosiologi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya dalam pencapaian tujuan yakni dalam penanaman sikap solidaritas kebangsaan kepada anak didik. Di sinilah guru sosiologi dituntut untuk bisa mengembangkan aspek sikap anak didik melalui proses pembelajaran serta menggunakan metode-metode yang bisa menunjang dalam penanaman sikap solidaritas kebangsaan anak didik yang didukung oleh materi-materi pelajaran sosiologi seperti pendidikan multikultural, integrasi sosial, dan lain-lain, sehingga perananya sebagai guru dapat dioptimalkan. Salah satu peranan guru sosiologi dalam menanamkan solidaritas kebangsaan melalui proses pembelajaran yang dapat merubah peseta didik, dari belum mampu menjadi mampu, dari belum terdidik menjadi terdidik, dari belum kompeten menjadi kompeten. Peranan guru sosiologi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

Penanaman sikap solidaritas kebangsaan yang notabenenya merupakan kewajiban guru-guru mata pelajaran seperti PKn, sejarah dan Agama, dianggap tidak maksimal dalam menanamankan sikap solidaritas kebangsaan kepada peserta didik karena melihat realitas yang terjadi semakin menipisnya sikap solidaritas kebangsaan yang dimiliki anak didik, yang ditandai dengan kurangnya penghargaan terhadap nilai-nilai kultur, bangga terhadap produk-produk luar negeri, kurang menghafal lagu-lagu nasional dan daerah, tidak menjunjung sikap kejujuran, kurang menghargai guru, dan orang tua. Seolah-olah melupakan identitas sebagai bangsa Indonesia, hal-hal yang di atas akan membahayakan sistem sosial dalam lingkungan sekolah, masyarakat dan Negara apa bila tidak diminimalisir sedini mungkin.

Sehingga untuk menghindri semakin menipisnya solidaritas kebangsaan dibutuhkan peranan guru sosiologi untuk membantu dalam menanamkan sikap solidaritas kebangsaan pada peserta didik melalui materi-materi sosiologi yang bisa diterapkan dalam menanamkan sikap solidaritas kebangsaan pada anak didik terkhusus di SMA Negeri 11 Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan apa yang sudah peneliti paparkan di atas, peneliti mengangkat masalah mengenai peranan guru sosiologi dalam menanamkan solidaritas kebangsaan pada peserta didik di SMA Negeri 11 Bulukumba Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, tipe deskriptif. Dalam penelitian informan ini menggunakan teknik Pursposive Sampling. Adapun informan penelitian ini adalah guru 1 orang dan siswa kelas X dan XI IPS sebanyak 14 orang. Teknik pengabsahan data pada penelitian menggunakan mamber chek. Analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahap reduksi data atau pemilihan data yang penting, display data atau menyajikan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penanaman sikap solidaritas kebangsaan kepada peserta didik bukanlah hal yang mudah karena dipengaruhi oleh lajunya arus globalisasi sekarang ini sehingga memudahkan peserta didik untuk melihat budaya-budaya dari luar yang tidak sesuai

(3)

Indra Faizal | 27 dengan nilai-nilai kehidupan bangsa indonesia sehingga mengakibatkan lunturnya sikap solidaritas kebangsaan dikalangan peserta didik. Untuk itu peranan guru sosiologi dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu menanamkan sikap solidaritas kebangsaan pada peserta didik melalui materi-materi pelajaran sosiologi.

Adapun peranan guru sosiologi dalam rangka menanamkan nilai solidaritas kebangsaan dilakukan dalam sebuah metode karyawisata yaitu sebuah metode pembelajaran dimana guru sosiologi mengajak siswa kesuatu tempat untuk menganalisis budaya-budaya yang terdapat dalam masyarakat dengan tujuan agar siswa mengetahui budaya-budaya tersebut kemudian guru tersebut membagi kelompok siswa tersebut, sehingga secara tidak langsung melalui proses analisis yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat menanamkan sikap solidaritas kebangsaan berupa rasa cinta serta rasa persatuan dan kesatuan juga dengan adanya pembagian kelompok tersebut maka akan terjalin kerjasama diantara siswa dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran.

Dengan kerjasama yang terjalin secara erat maka akan menumbuhkan perasaan satu rasa, satu kebersamaan, ketika hal ini hadir maka latar belakang mereka yang berbeda seperti sebelumnya akan mulai tergerus dan memunculkan sebuah ikatan yang disebut solidaritas kabangsaan, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Durkheim (Bachtiar, 2006: 89) menyatakan bahwa “Solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan/ atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama diperkuat oleh pengalaman emosional bersama”.

Selain itu, peranan guru sosiologi dalam menanamkan solidaritas kebangsaan di kalangan siswa SMA Negeri 11 Bulukumba yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda adalah dengan senantiasa menggunakan bahasa indonesia dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran seperti saat berinteraksi di lingkungan sekolah, sebab bahasa indonesia merupakan bahasa pemersatu yang mampu menyatukan perbedaan bahasa, sehingga memudahkan proses komunikasi dan interaksi dari siswa itu sendiri, dengan harapan penggunaan bahasa indonesia di sekolah mampu mempermudah dan mempererat pembentukan solidaritas kebangsaan dikalangan peserta didik terkhusus siswa SMA Negeri 11 Bulukumba.

Peranan guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba dalam menanamkan nilai solidaritas kebangsaan melalui pengintegrasikan nilai-nilai solidaritas dengan materi pelajaran seperti pada materi masyarakat multikultural, konflik dan integrasi sosial dengan cara menyisipkan nilai-nilai tersebut melalui pemberian contoh-contoh yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat misalnya menolong teman yang sedang mengalami kesusahan tanpa memandang suku dan budaya, tidak menggunakan bahasa daerah pada saat berkumpul, serta tidak memandang suku dan budaya orang lain lebih rendah dari pada suku dan budaya kita.

Maka melalui pemberian contoh-contoh di atas, guru mengharapkan siswa memiliki rasa empati, toleransi terhadap keberagaman budaya yang terdapat dalam masyarakat sehingga nilai-nilai solidaritas kebangsaan dapat ditanamkan berupa sikap saling menghargai dan sikap mencintai persatuan dan kesatuan. Adapun bentuk lain pengentegrasian materi pelajaran sosiologi dalam rangka menanamkan nilai solidaritas kebangsaan yang dilakukan oleh guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba yaitu dengan menggunakan media visual tepatnya penggunaan gambar-gambar yang mengandung nilai-nilai solidaritas kebangsaan seperti gambar batik, dan budaya-budaya bangsa indonesia. Penggunaan media visual seperti menampilkan gambar-gambar budaya indonesia dapat menanamkan nilai solidaritas kebangsaan burupa rasa cinta tanah air serta menimbulkan perilaku untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh

(4)

Indra Faizal | 28 Faturrohman dan Wuryandani (2011: 44) bahwa penggunaan media pembelajaran merupakan alat bantu untuk mempermudah tercapainya materi pelajaran kepada siswa.

Selain peranan guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba dalam menanamkan nilai solidaritas pada peserta didik tentunya akan ada faktor penghambat guru tersebut dalam menanamkan solidaritas kebangsaan, diantaranya kemajuan teknologi, adanya kelompok kecil dalam kelas (klik), perbedaan latar belakang suku dan budaya, lingkungan siswa dan kemampuan guru itu sendiri.

Kemajuan teknologi merupakan faktor utama yang dihadapi oleh guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba dalam menanamkan sikap solidaritas kebangsaan karena maraknya penggunaan handphone di kalangan peserta didik membuat guru sosiologi sulit menanamkan nilai-nilai solidaritas kebangsaan pada saat proses belajar mengajar di kelas hal ini, diakibatkan oleh banyaknya siswa-siswi yang tidak memperhatikan pada saat guru menjeskan di depan, banyaknya terdengar suara-suara sumbang berasal dari handphone siswa yang mengganggu proses pembelajaran. Selain itu kemajuan teknologi sekarang ini seperti televisi dan internet membuat peserta didik terkhusus siswa SMA Negeri 11 Bulukumba lebih mudah melihat gambar-gambar atau produk-produk dari luar seperti baju-baju trend yang bernuansa kebarat-baratan dibanding dengan kebudayaan sendiri, kemudian adanya tayangan-tayangan kejahatan yang dilakukan dalam waktu yang lama dan rinci, tayangan-tayangan ini mempengaruhi sikap solidaritas kebangsaan siswa. tayangan-tayangan kejahatan seperti pembunuhan, koruptor ini bisa menjadi inspirasi bagi siswa-siswi yang lemah imannya ditambah lagi sikap dan karakter diri siswa yang pada dasarnya masih mencari jadi dirinya. Sehingga dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi tersebut membuat siswa lupa akan budaya bangsa, nilai-nilai kehidupan atau adat istiadat bangsa indonesia, sehingga peranan yang dilaksanakan oleh guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba dalam rangka menanamkan solidartas kebangsaan di kalangan peserta didik tidak berjalan secara maksimal.

Adanya kelompok kecil dalam kelas (klik) merupakan kelompok-kelompok kecil yang terbentuk dalam sebuah kelompok besar yang mempunyai hubungan intensif, klik ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku individu sebab bisa dikatakan klik ini merupakan kelompok teman bermain yang memiliki keterikatan yang kuat sehingga sulit untuk mereka berbaur diluar kelompoknya hal ini tentu saja menghambat guru dalam menanamkan solidaritas kebangsaan misalnya ketika guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba hendak menanamkan solidaritas kebangsaan melalui kerja kelompok dimana pembagian kelompok dilakukan secara heterogen atau acak maka anggota dari sebuah kelompok yang satu dengan yang lainnya akan susah dan kaku ketika berbaur dengan teman-teman diluar anggota kelompoknya sehingga proses kerjasama sebagai cara untuk menanamkan solidaritas kebangsaan tidak berjalan sepenuhnya.

Perbedaan latar belakang suku dan budaya, faktor ini merupakan faktor klasik yang bukan hanya terjadi dalam lingkungan kelas tetapi juga terjadi pada bangsa dan negara. Perbedaan latar belakang suku dan budaya yang terdapat di SMA Negeri 11 Bulukumba seperti suku bugis dan bugis konjo menghambat integrasi dan penyatuan pada siswa SMA Negeri 11 Bulukumba tersebut, dimana yang pada dasarnya karena kurangnya solidaritas didalamnya, termasuk dalam peranan guru sosiologi menanamkan solidritas kebangsaaan, hal ini dibuktikan dengan hadirnya klik seperti penjelasan pada faktor sebelumnya.

Pergaulan siswa SMA Negeri 11 Bulukumba salah satu yang menjadi penghalang peranan guru sosiologi dalam menanamkan nilai solidaritas kebangsaan, karena dengan adanya pergaulan dilingkungan lain tidak menutup kemungkinan banyak terdapat hal-hal yang kurang mencerminkan nilai-nilai solidaritas kebangsaan, seperti bergaul dengan orang pemabuk, balapan liar dan orang yang sering mengkunsumsi obat-obatan terlarang

(5)

Indra Faizal | 29 dimana pada dasarnya hal-hal tersebut mengganggu ketemtraman dan memicu terjadinya konflik dalam masyarakat.

Faktor kemampuan guru merupakan faktor yang ikut mempengaruhi dalam menanamkan nilai solidaritas kebangsaan pada siswa, keberhasilan siswa dalam menyerap nilai-nilai solidaritas kebangsaan sangat tergantung pada bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran seperti penyampaian materi-materi dengan menyisipkan nilai-nilai solidaritas kebangsaan. Namun kurangnya pemahaman guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba mengenai materi pembelajaran menjadi hal utama yang menghambat proses penanaman nilai solidaritas kebangsaan pada siswa, dimana upaya guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba hanya terfokus pada materi-materi tertentu saja seperti hanya pada materi masyarakat multikultural, konplik dan integrasi sosial. Namun idealnya penanaman sikap solidaritas kebangsaan sebenarnya dapat juga diterapkan pada materi-materi lain seperti perubahan sosial, lembaga sosial dan lain-lain.

PENUTUP

Adapun peranan guru sosiologi dalam rangka menanamkan nilai solidaritas kebangsaan dilakukan dalam sebuah metode karyawisata, guru senantiasa menggunakan bahasa indonesia dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran, pengintegrasikan nilai-nilai solidaritas dengan materi pelajaran. Selain peranan guru sosiologi SMA Negeri 11 Bulukumba dalam menanamkan nilai solidaritas pada peserta didik tentunya akan ada faktor penghambat guru tersebut dalam menanamkan solidaritas kebangsaan, diantaranya kemajuan teknologi, adanya kelompok kecil dalam kelas (klik), perbedaan latar belakang suku dan budaya, lingkungan siswa dan kemampuan guru itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2013. Mendesain Model Pembelajaran; Inovatif,

Progresif, Dan Kontekstual. Jakarta: Prenamedia Grup.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikolgi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Faturrohman, & Wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Untuk PGSD

dan Guru SD. Yogyakarta: Nuha Litera.

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Multi Persindo.

Moleong, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian nasabah terhadap feedback berupa manfaat positif yang didapat setelah mengikuti gathering dan event yang diselenggarakan Treasury Group di Kanwil VII Pada tabel

Penilaian kepala sekolah adalah salah satu penilaian kinerja pendidik dan tenaga pendidik untuk menjaga profesionalitas saat menjalankan tugas. Penilaian kinerja kepala

Event yang dirancang digunakan untuk meningkatkan aspek promosi dari hal-hal seperti bukaan besar, ulang tahun merek atau perusahaan, pengenalan produk baru, dan pertemuan

– Dari total Rp 61,169 miliar dugaan kerugian negara pengadaan alkes TA 2012 hasil audit BPK terbagi menjadi; Rp 48,779 miliar pengadaan alkes pada Prov Banten dan Rp 12,389

(2) dengan asam sulfat membentuk endapan putih (3) dengan hidrogen sulfida membentuk endapan hitam (4) dengan larutan jenuh dari besi (II) sulfat dalam.. asam sulfat pekat

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam Pasal 27 Ayat (2) dengan ancaman

layanan di Sekertariat Daerah Provinsi Maluku Utaraseperti digambarkan dalam pernyataan berikut. “Saya dari subuh berangkat dari rumah, dengan maksud datang lebih pagi

dan hasil identiikasi hambatan bahasa, budaya, bahasa, kebiasaan dan penghalang lain Membuat bukti pelaksanaan upaya tindak lanjut tentang hambatan bahasa, budaya, bahasa,