• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Kimia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Kimia."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA

DENGAN METODE STAD (Student Teams Achievement

Division) BERBASIS CTL (Contextual Teaching and

Learning) DAN RELIGI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK

HIDROKARBON DI MA MA’ARIF BOROBUDUR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Kimia

Disusun Oleh:

Jauhar Mama Umaya 043711305

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 23 Juni 2010 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdr. Jauhar Mama Umaya Dekan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu alaikum Wr. Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Jauhar Mama Umaya Nim : 043711305

Jurusan : Tadris Kimia

Judul : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA

DENGAN METODE STAD (Student Teams

Achievement Division) BERBASIS CTL (Contextual Teaching and Learning) DAN RELIGI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DI MA MA’ARIF

BOROBUDUR

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Atik Rahmawati, M.Si Drs. Ikhrom, M.Ag

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

Nama : Jauhar Mama Umaya Nim : 043711305

Jurusan : Tadris Kimia

Judul : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE STAD (Student Teams Achievement Division) BERBASIS CTL (Contextual Teaching and Learning) DAN RELIGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DI MA MA’ARIF

BOROBUDUR

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaud/baik/cukup, pada tanggal:

1 Juli 2010

Dapat diterima serta disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I tahun akademik 2009/2010.

Semarang, 1 Juli 2010

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Fakhrur Rozi, M.Ag Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes

NIP. 196912201995031001 NIP. 197511132005012001

Penguji I Penguji II

Ratih Rizqi Nirwana, M.Pd. Wenti Dwi Y, M.Kom

(4)

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi material yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan dalam penelitian ini.

Semarang, Juni 2010 Penulis,

JAUHAR MAMA UMAYA

(5)

ABSTRAK

Jauhar Mama Umaya (NIM: 310435). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KIMIA DENGAN METODE STAD (Student Teams Achievement Division) BERBASIS CTL (Contextual Teaching and Learning) DAN RELIGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DI MA MA’ARIF BOROBUDUR. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Penelian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) implementasi pembelajaran kimia dengan metode STAD (Student Teams Achievement Division) berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) dan religi pada materi pokok hidrokarbon di MA Ma’arif Borobudur; 2) Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan penerapan metode STAD berbasis CTL dan religi pada materi pokok hidrokarbon di MA Ma’arif Borobudur.

Adanya beberapa permasalahan pada pembelajaran kimia yang ditemui siswa kelas X. Siswa mengalami kesulitan dalam materi yang diajarkan, siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran dikarenakan siswa terbiasa dengan metode klasikal, hal ini merupaka salah satu yang menyebabkan rendahnya hasil belajar. Untuk itu peneliti melakukan perbaikan dengan implementasi pembelajaran kimia dengan metode STAD berbasis CTL dan religi.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan diskriptif prosentase. Dari hasil penelitian, pada siklus I menunjukkan hasil dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 62,95% dan nilai rata-rata siswa 51,85. pada siklus II nampak terjadi peningkatan hasil belajar setelah siswa mengerti pembelajaran dengan metode STAD berbasis CTL dan religi dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 85,18% dan nilai rata-rata siswa 65,77. Selanjutnya dilakukan perbaikan lagi pada siklus III. Dalam siklus III ini siswa mencapai ketuntasan belajar sebesar 95% dengan nilai rata-rata 76,95.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi sekolah, pada khusunya guru kimia yang ada di Madrasah Aliyah untuk meningkatkan penerapan metode STAD berbasis CTL dan religi gunanmeningkatkan hasil belajar siswa, serta bagi mahasiswa, dan semua pihak yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

(6)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(7)

PERSEMBAHAN

Ayahanda (Almarhum) dan ibuku tercinta, yang telah memberikan doa yang tak pernah putus dan kasih sayang yang tulus kepada ananda.

Suamiku yang selalu setia mendampingi dan putri kecilku (Quinsha) yang menjadi sumber inspirasi dalam hidupku.

Kakak-kakakku (mbak emi dan mas opiq), adik-adikku (millati & uzi ), Bulek dan adik-adik sepupuku yang selalu memberikan support dan motivasi yang tak pernah putus.

Sahabat-sahabatku (Ikhwan, huda, nuno, bo2, faqih, sigit, yusna, fitri, linda, isti, sumanah, mariana, munjiah, luluk, munfaati, faizah, hana, rahma, yuli, ari serta teman-teman ku senasip sepenanggungan) yang saling memberikan motivasi sehingga kita semua bisa menyelesaikan pendidikan ini.

Serta semuanya yang tidak dapat kusebut, terima kasih atas segala dukungannya.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya yang senantiasa setia mengikuti dan menegakkan syariat-Nya, amin ya rabbal aalamin.

Al-Hamdulillah atas izin dan pertolongan-Nya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Kimia Dengan Metode STAD Berbasis CTL dan Religi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Hidrokarbon Di Ma Ma’arif Borobudur” ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah banyak memberikan dorongan dan juga fasilitas yang memadai dalam penulisan Skripsi ini.

2. Drs, H. Abdul Wahid, M.Ag, selaku Kepala Jurusan Tadris, dan H. Mursid, M.Ag selaku Sekertaris Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 3. Atik Rahmawati, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah berkenan

meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing penelitian skripsi ini. 4. Drs. Ikhrom, M.Ag, selaku dosen pembimbing, yang telah berkenan

meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing penelitian skripsi ini. 5. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah

banyak memberikan ilmunya kepada penulis yang sangat bermanfaat.

Kepada semua, penulis mengucapkan terimakasih, turut serta doa semoga amal yang telah diperbuat akan menjadi amal yang saleh dan diterima oleh Allah SWT.

(9)

pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

Semarang, 19 Juni 2010

Penulis

Jauhar Mama Umaya

(10)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii PENGESAHAN ... iii DEKLARASI... iv ABSTRAK ... v MOTTO ... vi PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Metode Pembelajaran STAD ... 7

a. Metode ... 7

b. Metode Pembelajaran ... 7

c. STAD ... 8

2. Pembelajaran Kimia ... 11

3. Pembelajaran Berbasis CTL dan Religi... 12

a. Berbasis CTL... 12

b. Berbasis Religi... 14

4. Belajar dan Hasil Belajar ... 16

a. Belajar ... 16

b. Hasil Belajar ... 17

(11)

5. Materi Pokok Hidrokarbon ... 18

a. Mengenali Senyawa Karbon ... 18

b. Kekhasan Atom Karbon... 19

c. Hidrokarbon... 20

6. Implementasi STAD Berbasis CTL dan Religi Pada Pembelajaran Kimia ... 30

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 32

C. Hipotesis Tindakan... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian... 34

B. Setting dan Subyek Penelitian ... 34

C. Rencana Tindakan ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 43 B. Hasil Penelitian ... 43 C. Pembahasan ... 50 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 56 B. Saran ... 56 C. Penutup ... 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.: Cara penyekoran dalam prmbelajaran STAD... 11

Tabel 2.2.: Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana... 21

Tabel 2.3.: Beberapa gugus alkil ... 22

Tabel.2.4. : Lima suku pertama alkena ... 25

Tabel 4.1.: Hasil Belajar Siswa Siklus I... 51

Tabel 4.2. : Hasil Belajar Siklus II ... 52

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Bentuk rantai terbuka... 19

Gambar 2.2: Bentuk isomer molekul alkana ... 24

Gambar 2.3: Bentuk senyawa alkena... 25

Gambar 2.4: Bentuk isomer kerangka alkena ... 26

Gambar 2.5: Bentuk isomer posisi... 27

Gambar. 2.6: Bentuk isomer gometri... 27

Gambar. 2.7: Bentuk isomer alkuna ... 29

(14)

Lampiran

Lampiran.1: Silabus ... Lampiran.2: RPP siklus I ... Lampiran.3: Kisi-kisi siklus I ... Lampiran.4: Soal Evaluasi Siklus I... Lampiran.5: Kunci jawaban siklus I ... Lampiran.6: RPP siklus II ... Lampiran.7: Kisi-kisi siklus II... Lampiran.8: Soal Evaluasi Siklus II ... Lampiran.9: Kunci jawaban siklus II... Lampiran.10: RPP siklus III... Lampiran.11: Kisi-kisi siklus III ... Lampiran.12: Soal Evaluasi Siklus III ... Lampiran.13: Kunci jawaban siklus III...

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran efektif sesuai dengan pendekatan cara belajar siswa aktif.

Selanjutnya dalam prespektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka.1 Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an dalam surat al-Mujadalah (58: 11) :

íóÑúÝóÚö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó

ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóÇáøóÐöíäó

ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò

.2

Artinya: Niscaya Alloh akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu

Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka secara bertahap dan terus-menerus dilakukan perbaikan dan pengembangan mutu pendidikan, yaitu dengan pengembangan kurikulum, metode pengajaran dan lain-lain. Adapun tujuan pengajaran sesuai dengan kurikulum pendidikan yang berlaku adalah siswa dapat berfikir dan bertindak secara mandiri dan kreatif dalam proses belajar mengajar.

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 59.

2

Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang:PT. Toha Putra),. hlm.1112

(16)

Pada pembelajaran kimia kelas X semester II (Genap) terdapat beberapa permasalahan yang ditemui siswa terutama pada materi pokok hidrokarbon. Selain mengalami kesulitan dalam materi yang diajarkan, siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran dikarenakan siswa terbiasa dengan metode klasikal, merupakan salah satu yang menyebabkan rendahnya hasil belajar.

Salah satu cara dalam mengembangkan mutu pendidikan adalah diperlukan suatu metode. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi pembelajaran sangat bergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

Model belajar kooperatif adalah sebagai bentuk belajar siswa aktif merupakan cara mewujudkan keaktifan belajar siswa sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran. Berbagai pola pengajaran dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan pengajaran.3 Saat ini telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan penerapan model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara berkelompok. Salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) dan religi.

Metode pembelajaran STAD berbasis CTL dan religi dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas karena metode pembelajaran STAD menuntut siswa untuk aktif bekerja sama dalam kelompok. Adanya penghargaan kelompok dalam metode pembelajaran STAD membuat siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya. Dengan pendekatan CTL ini siswa didorong untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi yang nyata dan membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan ayat-ayat al-Qur’an. Dengan konsep itu, diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan siswa mengerti relevansi apa

3

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran , (Jakarta : Rineka Cipta,2004), hal.73

(17)

yang mereka pelajari di sekolah dengan pengalaman dalam kehidupan mereka.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud meneliti kajian tesebut dapat menjadikan peserta didik lebih aktif, kreatif, memudahkan peserta didik dalam memahami materi tersebut. Untuk itu peneliti akan mengadakan penelitian tentang : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE STAD (Student Teams

Achievement Division) BERBASIS CTL (Contextual Teaching and Learning) DAN RELIGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DI MA MA’ARIF BOROBUDUR.

B. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul di atas, maka penulis memberikan batasan dari masing-masing istilah sebagai berikut :

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktisi sehingga dapat memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap.4 Dalam penelitian ini implementasi adalah penerapan metode pembelajaran STAD berbasis CTL dan Religi dalam pembelajaran kimia pada materi pokok hidrokarbon dengan tujuan memberikan dampak positif terhadap ketuntasan belajar.

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

4

(18)

pembelajaran.5 Pada pembelajaran dengan metode STAD berbasis kontekstual dan religi ini pada hakekatnya adalah mendorong interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

3. STAD (Student Teams Achievement and Division)

STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap siswa saling bekerja sama, berdiskusi dalam menyelesaikan tugas dan memahami bahan pelajaran yang diberikan..

4. CTL (Contextual Teaching and Learning)

CTL atau pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka.6

5. Berbasis Religi

Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama.7 Pada pembelajaran kimia ini pembelajaran diawali dengan pemahaman mengenai ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan atas usaha seseorang yang dicapai setelah memperoleh pengalaman belajar. Hasil belajar di sini adalah hasil belajar kimia dari aspek kognitif yang diukur dengan tes per siklus.

5

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 57.

6

Depdiknas, Pendekatan Kontekstual(CTL), (Jakarta : Depdiknas, 2002), hlm. 5.

7

Ainun Kususma, “PendekatanPembelajaranPendidikan”,

(19)

7. Hidrokarbon

Kelompok senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Kemampuan karbon dalam membentuk berbagai jenis senyawa merupakan suatu hal yang istimewa sehingga senyawa hidrokarbon menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia.8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi metode STAD berbasis CTL dan religi pada materi pokok hidrokarbon di MA Ma’arif Borobudur?

2. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan penerapan metode STAD berbasis CTL dan religi pada materi pokok hidrokarbon di MA Ma’arif Borobudur ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa implementasi pembelajaran kimia dengan metode STAD berbasis CTL dan religi pada materi pokok hidrokarbon di MA Ma’arif Borobudur.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia setelah pemberian perlakuan dengan metode STAD berbasis CTL dan religi pada materi pokok hidrokarbon siswa kelas X di MA Ma’arif Borobudur Magelang.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah, terutama materi pokok hidrokarbon dengan membuat siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan

8

Ralph dan Joan Fessenden, Dasar-Dasar Kimia Organik ,(Jakarta: Binarupa Aksara,1997), hlm. 47.

(20)

rasa syukur dan keimanan terhadap Allah SWT. 2. Bagi Guru

Melalui penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengetahui variasi strategi pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga dapat meminimalkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai praktik pembelajaran secara riil di sekolah dan sebagai bukti pengamalan dari ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan di perguruan tinggi.

4. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan kepada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya bagi tempat penelitian dan sekolah lain pada umumnya.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Metode Pembelajaran STAD

a. Metode

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia metode adalah cara kerja yang teratur untuk mencapai suatu maksud atau tujuan.9 Sedangkan menurut Ismail SM metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.10

Dipilihnya beberapa metode tertentu bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional. Sedangkan dalam konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.

b. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.11 Metode pembelajaran ini bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Dalam hal ini metode pembelajaran bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran, sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara

9

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 767.

10

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008), hlm.8.

11

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran,(Bandung: CV. Wacana Prima,2008),hlm.12.

7 7

(22)

psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas. Hal ini sesuai yang disabdakan oleh Rasulullah:

Úä ÇäÓ ÑÖí Çááå Úäå Úä ÇáäÈí Õáì Çááå

Úáíå æÓáã ÞÇá

: íÓÑæÇ æáÇ ÊÚÓÑæÇ

æÈÔÑæÇ æáÇ ÊäÝÑæÇ

.

12

(ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí)

Artinya : Dari Annas RA bahwa Nabi SAW bersabda: Mudahkanlah dan jangalah kamu persulit. Gembirakanlah dan janganlah kamu membuat lari (HR Bukhari).

Dari potongan hadits di atas dapat dilihat pada intinya metode pembelajaran tujuannya mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan yang tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang di inginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip dalam memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.

c. STAD

1. Pengertian STAD

STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap siswa saling bekerja sama, berdiskusi dalam menyelesaikan tugas dan memahami bahan pelajaran yang diberikan. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin A.S dan merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.13

Dalam metode pembelajaran STAD ini setiap kelompok

12

Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,( Indonesia: Maktabah Dahlan,)juz I, hlm.43.

13

(23)

haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan yang beragam, kalau dimungkinkan berasal dari berbagai suku. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran atau melakukan diskusi.

Secara individual setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diberi skor dan setiap individu di beri skor perkembangan. Skor perkembangan itu tidak berdasarkan skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan kepada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor siswa yang lalu.

2. Komponen STAD

STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim.14 a). Presentasi kelas.

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Presentasi dilakukan oleh guru untuk menyampaikan informasi materi secara garis besar dan haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

b). Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi adalah untuk mempersiapkan

14

(24)

anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk mambantu tiap anggotanya. c). Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktek, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

d). Skor kemajuan individual

Gagasan memberikan skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberi skor awal, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

e). Rekognisi tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

(25)

3. Menghitung Skor Individual dan Tim

Dalam STAD langkah-langkah menentukan skor adalah sebagai berikut:

a). Menetapkan skor dasar.

Setiap siswa diberikan skor berdasarkan skor-skor kuis pada pertemuan yang lalu.

b). Menghitung skor kuis terkini.

Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini.

c). Menghitung skor perkembangan.

Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini menyamai atau melampaui skor dasar dengan menggunakan skor yang diberikan Tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 : Penyekoran dalam Pembelajaran Metode STAD.15 No Nilai yang diperoleh Skor

1 > 10 poin di bawah skor awal 0 poin 2 10 - 1 poin di bawah skor awal 10 Poin 3 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin 4 > 10 poin di atas skor dasar 30 poin

5 Pekerjaan sempurna 30 poin

Para siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat dimana skor kuis mereka melampaui skor awal mereka. Tujuan dibuatnya skor awal dan poin kemajuan, adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimum bagi kelompok mereka, berapapun tingkat kinerja mereka sebelumnya.

2. Pembelajaran Kimia

a. Pengertian Pembelajaran Kimia

Ilmu kimia merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan alam, yaitu sekumpulan ilmu yang mempelajari segala materi yang

15

(26)

terdapat dialam semesta ini, baik materi yang hidup, tumbuh maupun yang mati. Oleh karena itu, jelaslah bahwa ilmu mempunyai ruang lingkup yang luas dan tidak mungkin dikuasai oleh seseorang, sehingga harus dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil agar masing-masing bagian dapat diselidiki dan dipelajari dengan seksama. Daiantaranya yaitu ilmu kimia, fisika, biologi, geologi dan lain sebagainya.

Ilmu kimia berperan untuk mencari berbagai sumber materi alternatif, misalnya penggunaan bahan bakar bio sebagai bahan bakar alternaif untuk menggantikan minyak bumi. Disamping itu ilmu kimia juga berperan untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara mengubah materi yang ada menjadi materi yang bermanfaat.16

3. Pembelajaran Berbasis CTL Dan Religi

a. Berbasis CTL 1. Pengertian CTL

Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning/

CTL) adalah konsep belajar yang membantu mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan nya dalam kehidupan mereka.17

Pendekatan CTL pada awalnya dikembangkan oleh John Dewey pada tahun 1918 sebagai salah satu model pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman dan minat siswa. Pembelajaran kontekstual ini berfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman, ketrampilan siswa dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait

16

Agung N dan Irwan, Bertualang Di Dunia Kimia, (Yogyakarata: Pusataka Insan Madani, 2000),hlm.9.

17

Depdiknas, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning), (Jakarta: Depdiknas, 2002),hlm.5.

(27)

dengan pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di sekelilingnya.

Dengan demikian pembelajaran CTL mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata, berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, tidak membosankan dan menggunakan berbagai sumber.18

2. Komponen CTL

Dalam pembelajarannya Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen sebagai berikut :19

a. Konstruktivisme

Konstruktivisme yaitu mengembangkan pemikiran siswa akan belajar yang lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri.

c. Bertanya (Questioning)

Kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil

18

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima,2007), hlm. 14.

19

(28)

pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar yang diperoleh dari teman, kelompok, dan siswa yang tahu dengan yang belum tahu.

e. Pemodelan

Konsep pemodelan dalam pembelajaran CTL adalah dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar.

f. Refleksi

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.

g. Penilaian Sebenarnya (Autentic Assesment)

Penilaian sebenarnya merupakan pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.

b. Berbasis Religi

Pembelajaran berbasis religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama.20 Strategi ini dapat dilakukan dengan secara langsung atau tidak langsung memasukkan nilai-nilai religius dalam

20

Ainun Kususma, “Pendekatan Pembelajaran Pendidikan”, http://ainunkusumaum. blogspot.com/2009/05/pendekatan-pembelajaran-pendidikan.html

(29)

materi pembelajaran. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan.

Al-Quran adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang pembelajaran. Di dalam agama islam diperintahkan kepada umat islam untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan observasi. Sebagaimana dalam QS (al-Alaq: 1-5)

ÇÞúÑóÃú

ÈöÇÓúãö

ÑóÈøößó

ÇáøóÐöí

ÎóáóÞó

1 ÎóáóÞó ÇáúÅöäúÓóÇäó ãöäú

ÚóáóÞò

2

ÇÞúÑóÃú

æóÑóÈøõßó

ÇáúÃóßúÑóãõ

3

ÇáøóÐöí

Úóáøóãó

ÈöÇáúÞóáóãö

4 Úóáøóãó ÇáúÅöäúÓóÇäó

ãóÇ áóãú íóÚúáóãú

5

Artinya: Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang telah menciptakan(1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah(2) Bacalah, dia Tuhamulah yang paling sempurna(3) yang mengajar manusia dengan perantara kalam(4) Dia yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya(5).21

Ayat ini mengandung perintah membaca, juga perintah untuk menulis dan membaca. Ini jelas menunjukkan perintah untuk mengadakan pembelajaran, karena membaca dan menulis merupakan wahana pelestarian dan pengembangan ilmu.22 Demikian pula pendidikan yang berdasarkan pada al-Quran dan hadist yang diterapkan dalam konsep pendidikan membantu peserta didik dalam

21

Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, ( Semarang:PT. Toha Putra),. hlm.1271

22

(30)

mengembangkan dirinya baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama yang disertai perbuatan amal shalih.

Pada pembelajaran kimia ini pembelajaran diawali dengan pemahaman mengenai ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Sebagaimana firman Allah

æóåóÐóÇ ßöÊóÇÈñ ÃóäúÒóáúäóÇåõ

ãõÈóÇÑóßñ ÝóÇÊøóÈöÚõæåõ æóÇÊøóÞõæÇ

áóÚóáøóßõãú ÊõÑúÍóãõæäó

Artinya : "Dan Al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (QS, 6:155)

Setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari. Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dengan demikian harapannya setelah siswa dapat memahami kalam Allah dapat menambah semangat belajar dan keimanan siswa.

4. Belajar Dan Hasil Belajar

a. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.23 Siswa belajar mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

23

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 60.

(31)

penerapan nya dalam kehidupan mereka.

Belajar menurut Ngalim Purwanto merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.24 Sedangkan menurut Mc. Beach memberikan definisi mengenai belajar. “Learning is a

change performance as a result of practice”. Belajar membawa

perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan (practice). Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses kegiatan atau suatu tujuan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.25 Hasil belajar ini menurut Bloom diklasifikasikan menjadi 3 ranah yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif ini meliputi Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Penguraian, Memadukan dan penilaian. Diantara ranah itu, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.26

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :27

a. Faktor stimuli belajar

Yang dimaksud dengan stimuli belajar yaitu segala hal diluar individu yang mendorong individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus

24

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm 85

25

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995),

26

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,( Bandung: Sinar Baru Algensindo,2001).hlm. 23.

27

(32)

diterima atau dipelajari oleh siswa. b. Faktor metode belajar

Metode yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan kata lain, metode yang dipakai guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

c. Faktor individual

Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual itu menyangkut hal-hal berikut :

1) Kematangan 2) Usia

3) Perbedaan jenis kelamin 4) Pengalaman

5) Kapasitas mental

6) Kondisi kesehatan jasmani dan rohani 7) Motivasi28

5. Materi Pokok Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom-atom hidrogen dan karbon sebagai penyusunnya. Hidrokarbon ini perlu kita pelajari karena erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari juga merupakan ilmu dasar yang akan menunjang beberapa ilmu lainnya.

Materi yang akan dipelajari oleh siswa kelas X semester II (Genap) diantaranya akan membahas kekhasan atom karbon, alkana, alkena, alkuna dan minyak bumi.

1. Mengenali Senyawa Karbon

Untuk mengetahui bahwa suatu bahan merupakan senyawa karbon dapat dilakukan dengan membakar senyawa tersebut. Sebagaimana dalam QS. Yasin (36:80)

28

(33)

ÇáøóÐöí ÌóÚóáó áóßõãú ãöäó ÇáÔøóÌóÑö

ÇáúÃóÎúÖóÑö äóÇÑðÇ ÝóÅöÐóÇ

ÃóäúÊõãú ãöäúåõ ÊõæÞöÏõæäó

Artinya: Dzat yang menjadikan untuk kalian api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kalian nyalakan api dari kayu itu.

Dari potongan ayat di atas, mengisyaratkan bahwa kayu dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Sedangkan dari proses pembakaran itu dapat diamati apa saja yang terjadi dalam proses pembakaran. Pembakaran tidak sempurna terhadap senyawa karbon akan menghasilkan zat sisa berupa arang (karbon), sedangkan apabila terjadi pembakaran sempurna akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2).

Senyawa karbon yang jumlahnya sangat banyak itu berasal dari berbagai sumber, antara lain : tumbuhan dan hewan misalnya protein, karbohidrat dan lemak, batu bara, gas alam dan minyak bumi.

2. Kekhasan Atom Karbon

Atom karbon (C) dengan nomor atom 6 mempunyai susunan elektron K = 2, L = 4. atom karbon (C) mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk empat ikatan kovalen serta dapat digambarkan dengan rumus Lewis. Selain itu kemampuan atom karbon juga dapat membentuk ikatan dengan atom karbon lain untuk membentuk rantai karbon yang terbuka, terbuka bercabang dan tertutup. Contoh-contoh rantai karbon dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

C C

(34)

C C C

C rantai terbuka dan bercabang

C C

C C

rantai tertutup Gambar 2.1. Bentuk rantai karbon 3. Hidrokarbon

Hidrokarbon yaitu senyawa organik yang hanya disusun oleh unsur karbon dan hidrogen. Hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik. Yang termasuk di kelompok alifatik adalah senyawa yang berantai lurus, berantai cabang dan rantai melingkar. Sedangkan hidrokarbon aromatik, biasanya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil. Berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbonnya. Hidrokarbon alifatik masih dapat dibedakan lagi menjadi dua sub-kelompok, yakni hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon, serta hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua, atau ikatan rangkap tiga.29

a. Alkana

1. Rumus umum alkana

Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana atau parafin. Suku perfama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan

29

Ralph dan Joan Fessenden, Dasar- Dasar Kimia Organik ,(Jakarta: Binarupa Aksara,1997), hlm. 48

(35)

mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam Tabel Berikut. Tabel 2.2. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana Suku ke Rumus molekul Nama Titik didih

1 CH4 Metana -161 2 C2H6 Etana -89 3 C3H8 Propana -44 4 C4H10 Butana -0,5 5 C5H12 Pentana 36 6 C6H14 Heksana 68 7 C7H16 Heptana 98 8 C8H18 Oktana 125 9 C9H20 Nonana 151 10 C10H22 Dekana 174

Selisih antara suku satu dan suku berikutnya selalu sama, yaitu -CH2 atau 14 satuan massa atom, sehingga seperti suatu deret dan disebut deret homolog (deret sepancaran). 2. Tatanama alkana

Aturan tata nama yang diterbitkan IUPAC (International

Union of Pure and Applied Chemistry) sebagai berikut:

1. Rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul ditentukan sebagai rantai induk.

2. Isomer bercabang diberi nama sebagai turunan rantai lurus di mana satu atau beberapa atom hidrogen diganti dengan cabang. Cabang alkana ini disebut gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1 dengan mengganti n dengan angka-angka diperoleh suku-sukunya. Letakkan nama gugus cabang ini di depan nama rantai induk.contoh-contoh gugus alkil dapat dilihat dalam Tabel 2.3. berikut.

(36)

CnH2n+1 Nama Rumus struktur terinci Rumus struktur sederhana -CH3 metil C H H H -CH3 -C2H5 etil C C H H H H H -CH2-CH3 -C3H7 propil C C C H H H H H H H -CH2-CH2-CH3 -C4H9 butil C C C H H H H H H H H H C -CH2-CH2-CH2-CH3

Untuk menentukan cabang pada rantai induk, rantai induk itu diberi nomor dari kiri atau dari kanan sehingga cabang pertama mempunyai nomor terkecil. Kadang- kadang terdapat lebih dari satu cabang. Jika cabang-cabang itu sama, namanya tidak perlu disebut dua kali. Cukup diberi awalan di-, kalau 3 cabang sama awalannya tri-, tetra untuk 4 cabang yang sama dan seterusnya. Jika cabang-cabang itu berbeda, maka urutan menyebutnya adalah menurut urutan abjad.

(37)

Contoh: C C C C C C H H H H H H H H H H H H H H 1, 3-dimetilbutana 3. Sifat Alkana.

Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas, pentena sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena, karbontetraklorida, dan alkana lainnya.

Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).

Alkana adalah zat yang kurang reaktif (sukar bereaksi dengan zat lain), sehingga disebut parafin. Berikut ini reaksi-reaksi terpenting dari alkana:

a). Pembakaran

Pembakaran alkana adalah reaksi oksidasi alkana dengan O2. Proses ini bersifat eksotermik, yaitu menghasilkan panas (kalor). Oleh karena itu, alkana merupakan sumber bahan bakar yang paling banyak digunakan di dunia.

Contoh:

CH4 + 2H2O CO2 +2H2O Reaksi alkana dengan klorin (Klorinasi) CH4 +Cl2 CH3Cl +HCl

4. Isomer Alkana

(38)

karbon mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda dalam strukturnya. Sebagaimana dapat dilihat dalam gambar 2.2 berikut.

CH3 CH2 CH2 CH3

dan

CH3 CH CH3

CH3

Gambar 2.2. bentuk isomer molekul C4H10

5. Kegunaan Alkana

Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia. Metana berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3. Etana berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah. Propana sebagai komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku senyawa organik. Butana berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis. Oktana sebagai komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor yaitu bensin dan lain-lain.

b. Alkena

1. Rumus umum alkena

Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya CnH2n. Kedua atom H harus dibebaskan supaya elektron-elektron atom C yang tadinya dipakai untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom H dapat dialihkan untuk membentuk ikatan kovalen dengan

(39)

sesama atom karbon.

Alkena mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C, maka suku pertama alkena harus mengandung dua atom C. Jadi n = 2, dan beberapa suku lain dapat lihat pada tabel 2.4. berikut ini.

Tabel.2.4. Lima suku pertama alkena

N Rumus Struktur Nama

2 CH2 = CH2 etena 3 CH2 = CH - CH3 propena 4 CH2 = CH - CH2 - CH3 1-butena 5 CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3 1-pentena 6 CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3 1-heksena 2. Tatanama alkena

Tatanama alkena secara garis besar, tidak berbeda dengan cara memberi nama alkana yang bercabang, tetapi pada penentuan rantai induk yang terpanjang harus rantai yang mengandung ikatan rangkap. Jadi ikatan rangkapnya diutamakan dengan nomor terkecil. Cara pemberian nama pada lkena adalah sebagai berikut :

a). Rantai induk adalah rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap C=C, nama rantai induk berasal dari nama alkana, dengan akhiran –ana diganti menjadi –ena.

b). Rantai induk diberi nomor sedemikian sehingga atom C pertama yang terikat ke ikatan C=C memiliki nomor sekecil mungkin.

c). Ketentuan lain sama dengan tata nama alkana.

CH3 C CH CH3

(40)

Gambar 2.3. Bentuk senyawa alkena 3. Sifat alkena

Sifat fisis alkena mirip dengan alkana. Alkena tidak larut dalam air, tetapi mengambang di atas air. Alkena dengan massa molekul rendah berwujud gas pada suhu ruang, sedangkan alkena yang lain berbentuk cair atau padatan. sedangkan sifat kimia alkena lebih reaktif daripada alkana. Berikut ini reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada alkena:

a). Reaksi adisi

Reaksi adisi adalah reaksi penghilangan ikatan rangkap pada senyawa karbon.

Contoh: CH2 CH2 H2 CH 3 CH 3 + Pt/Ni b). Adisi Gas

Adisi HX (X= Cl, Br, atau I) berlaku aturan Markovnikov (1838-1904). “Jika atom karbon yang

berikatan rangkap mengikat jumlah atom hidrogen yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom karbon yang lebih sedikit mengikat atom hidrogen”.

Contoh:

CH3 CH CH2+ HCl CH3 CH Cl

CH3 4. Isomeri

Pada alkena dapat terjadi beberapa peristiwa isomer, yaitu isomer kerangka, posisi dan geometri.

1. Keisomeran kerangka

Isomer kerangka atau isomer rantai karbon yaitu peristiwa isomeri yang disebabkan adanya perbedaan kerangka atau rantai karbonnya. berikut contoh-contoh isomer dasri senyawa alkena pada gambar 2.4.

(41)

CH2 C CH3

CH3 2-metil-1-propena

Gambar 2.4. Bentuk isomer kerangka alkena.

2. Keisomeran posisi

Isomer posisi terjadi karena adanya perbedaan posisi letak cabang atau posisi letak ikatan rangkapnya.berikut contoh dari isomer posisi dari senyawa alkena dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar. 2.5. Bentuk isomer posisi.

1-butena dan 2-butena terjadi isomer posisi

CH2 CH CH3 CH3 dan

CH2 CH CH3 CH3

3. Keisomeran geometri

Isomer geometri merupakan isomer yang terjadi karena perbedaan letak suatu gugus fungsi dalam ruangan. Apabila ikatan rangkap dua dianggap sebagai bidang batas, maka letak gugus CH3 berada dalam satu ruang, kedudukan ini disebut kedudukan cis. Apabila ikatan rangkap dua dianggap sebagai bidang batas, maka letak gugus CH3 berada pada ruang yang berbeda. Kedudukan ini disebut kedudukan trans. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.6.

(42)

cis-2-butena dan trans-2-butena C C H H C H3 C H3 dan C C H C H3 H C H3

Gambar. 2.6 Bentuk isomer gometri alkena.

4. Kegunaan

Alkena banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan sintetis, misalnya plastik. Alkena alami yang banyak dimanfaatkan yaitu getah perca dan karet. Getah perca dan karet merupakan senyawa makro, tetapi sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa molekul 2-metil-1,3-butadiena.

CH2 C CH CH2

CH3

c. Alkuna

1. Rumus umum alkuna

Alkuna termasuk hidrokarbon tak jenuh, karena tidak mengandung jumlah atom H maksimum seperti alkana. Alkuna memiliki setidaknya satu ikatan rangkap tiga. Rumus umum alkuna yaitu CnH2n-2

2. Tata nama alkuna

Cara pemberian nama pada alkuna adalah sebagai berikut : a). Rantai induk adalah rantai karbon terpanjang yang

mengandung ikatan rangkap tiga C C. Nama rantai induk berasal dari nama alkana, dengan akhiran –ana diganti -una.

(43)

b). Rantai induk diberi nomor sedemikian sehingga atom C pertama yang terikat ke ikatan C Cmemiliki nomor sekecil mungkin.

Contoh:

C C C C

c). Ketentuan lain sama dengan tata nama alkana. Contoh: 3 – metil -1-butuna

CH CH CH

CH3

CH3

3. Sifat alkuna

Sifat fisis titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Hal ini disebabkan alkuna bersifat non-polar, mempunyai gaya antar-molekul yang lemah dan memiliki massa molekul yang hampir sama dengan alkana dan alkena. Sedangkan sifat kimia pada alkuna mudah bereaksi seperti alkena karena mempunyai ikatan rangkap. reaksi-reaksi yang terjadi pada alkuna yaitu :

a). Reaksi adisi alkuna

Reaksi adisi adalah reaksi penghilangan ikatan rangkap pada senyawa karbon. Reaksi adisi adalah reaksi penghilangan ikatan rangkap pada senyawa karbon.

CH CH CH3+CH2 CH3 CH2 CH3

Pt/Ni

b). Reaksi adisis gas

CH CH

Br

CH

Br CH +Br2

(44)

c). Polimerisasi

Yaitu reaksi penggabungan beberapa molekul kecil menjadi molekul besar atau makro molekul. Kemampuan melakukan polimerisasi ini disebabkan karena adanya ikatan rangkap pada alkena an alkuna.

4. Keisomeran alkuna

Jenis keisomeran pada alkuna adalah keisomeran struktur, yakni keisomeran kerangka dan keisomeran posisi. Keisomeran pada alkuna dimulai dari butuna.

a). Isomer kerangka

Gambar. 2.7. Bentuk isomer alkuna 1-pentuna dan 3-metil-1-butuna

CH C CH2 CH2 CH3

CH C CH CH3

CH3

b). Somer posisi

Gambar. 2.8. Bentuk isomer posisi alkuna 1-pentuna dan 2-pentuna

CH C CH2 CH2 CH3

C C

H3C CH2 CH3

5. Kegunaan alkuna

Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang direaksikan dengan air:

CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C2H2

Gas karbit jika dibakar akan menghasilkan suhu yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk mengelas dan memotong logam. Gas karbit sering pun digunakan untuk mempercepat pematangan buah.30

30

Kasmadi dan Gatot Luhbandjono, Kimia Dasar 2, (Semarang: Fakultas MIPA UNNES, 2003), hlm.89.

(45)

6. Implementasi STAD Berbasis CTL dan Religi Dalam Pembelajaran Kimia

Implementasi metode STAD berbasis CTL dan religi pembelajaran kimia yaitu menciptakan suasana yang mengharuskan siswa berperan aktif dalam kelompok, sehingga siswa dapat memaksimalkan pengetahuan tentang materi yang diajarkan dan juga dapat membantu kelompoknya dalam memahami materi tersebut agar semua siswa dalam kelompoknya memahami materi yang dipelajarinya. Selain itu dalam pada pembelajaran berfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman, ketrampilan siswa dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata dengan penghayatan nilai-nilai islami. Siswa akan belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di sekelilingnya.31 Sebagaimana dalam surat Yasin (36:80)

ÇáøóÐöí ÌóÚóáó áóßõãú ãöäó ÇáÔøóÌóÑö

ÇáúÃóÎúÖóÑö äóÇÑðÇ ÝóÅöÐóÇ ÃóäúÊõãú

ãöäúåõ ÊõæÞöÏõæäó

Artinya: dzat yang menjadikan untuk kalian api dari kayu yang hijau. Maka tiba-tiaba kalian nyalakan api dari kayu itu.

Siswa melakukan uji senyawa karbon melalui pembakaran. Pada pembakaran tidak sempurna terhadap senyawa karbon akan menghasilkan zat sisa berupa arang (karbon). Sedangkan apabila pembakaran berlangsung sempurna akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2). Selain itu siswa juga dapat mendiskusikan pemanfaat hidrokarbon. Di antaranya adalah pemanfaatan bahan bakar dari fosil. Dalam QS ar-Rum (30:41)

t

ÙóåóÑó ÇáúÝóÓóÇÏõ Ýöí ÇáúÈóÑøö

æóÇáúÈóÍúÑö ÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú ÃóíúÏöí

31

(46)

ÇáäøóÇÓö áöíõÐöíÞóåõãú ÈóÚúÖó ÇáøóÐöí

ÚóãöáõæÇ áóÚóáøóåõãú íóÑúÌöÚõæäó

Artinya: Telah nampak kerusakan didarat disbabkan tangan manusai. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali kejalan yang benar .

Dari maksud potongan ayat di atas manusia hendaknya dapat mewaspadai kerusakan yang ada di darat dan di laut. Kerusakan ini diakibatkan karena ulah manusia terlalu mengeksploitasi sumber daya alam, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sebagai contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber gas minyak bumi, batu bara dan lain-lain. Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari gas karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global.32 Gas karbondioksida ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara. Dengan demikian perolehan pengetahuan dan ketrampilan dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya.

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud mengimplementasikan metode STAD pada pembelajaran kimia khusunya pada materi pokok hidrokarbon yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa mempelajari materi pelajaran secara berkelompok dan mendiskusikan materi yang disampaikan oleh guru.

Dalam setiap pembelajaran kimia ini diberikan pengantar mengenai wawasan keilmuan yang berilai islami. Misalnya siswa dibacakan ayat-ayat al-Quran, hadist ataupun cerita yang berniali islami yang berhubungan dengan mteri pembelajaran. Siswa membaca

32

(47)

bersama-sama besrta artinya dan memahami maksud yang terkandung di dalam ayat-ayat al-Quran ataupun hadist tersebut. Dengan demikian, selain siswa dapat memahami materi pelajaran, pemahaman siswa semakin dikuatkan dengan adanya pendekatan religi ini.

Dengan konsep belajar tersebut siswa mengaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka, dengan demikian diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Hasil proses belajar mengajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar adalah tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai belajar siswa setelah mengalami suatu proses belajar selama satu periode tertentu.33

Evaluasi hasil belajar tidak hanya bertujuan memberikan nilai kepada siswa tetapi juga unutk mengetahui sejauh mana siswa belajar dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan. Untuk itu, evaluasi hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur metode pembelajaran apakah sudah tepat digunakan. Sehingga guru dapat memperbaiki metode pembelajaran yang digunakan. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode STAD berbasis CTL dan religi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Dalam tinjauan pustaka ini penulis akan mendiskripsikan beberapa penelitian yang ada relevansinya dengan judul skripsi penulis, yang pertama adalah buku yang ditulis Robert E, Slavin yang berjudul Cooperatif Learning. Yang berisi bahwa salah satu cara atau metode untuk siswa dapat lebih aktif adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD.

Skripsi “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Cooperative

Learning Kombinasi STAD dan TGT Terintregrasi Ketrampilan Generik”.

33

(48)

Oleh Siti Mursidah, 2006, mahasiswa FMIPA UNNES.

Tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar kami yang diajar dengan menggunakan metode kooperatif STAD dan TGT terintegrasi generik dengan kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Data dari siklus I pada kelas eksperimen siswa yang tuntas belajar 72,9%. Pada siklus ke II siswa yang tuntas belajar 80% dengan nilai rata-rata 81,54.34

Dari beberapa buku dan penelitian di atas, bahwa metode pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang implementasi pembelajaran metode STAD berbasis CTL dan religi pada materi pokok dan tempat yang berbeda dan peneliti ingin mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas X di MA Ma’arif Borobudur

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Suatu penelitian diperlukan suatu prediksi mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis penelitian.35 Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah ada peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia setelah diimplementasikannya metode STAD berbasis CTL dan religi pada materi pokok hidrokarbon.

34

Siti Mursidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Kooperative Learning

Kombinasi STAD dan TGT Terintregrasi Ketrampilan Generik,(Semarng: Perpustakaan UNNES,2006), hlm.5,t.d.

35

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). PTK sendiri memiliki tujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar.36

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan suatu tindakan, yang secara khusus diamati secara terus menerus. Hasil pengamatan dilihat kekurangan dan kelebihannya, kemudian diadakannya pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.

B. Setting dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di MA Ma’arif Borobudur Magelang pada tanggal 30 Maret s/d 11 Mei 2009. Subyek pelaku tindakan adalah peneliti dibantu dengan guru kimia kelas X. Sedangkan subyek penerima tindakan adalah siswa kelas X semester II tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah 27 siswa, yang terdiri dari 7 siswa putra dan 20 siswa putri.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan dan dilakukan dalam tiga siklus. Pada model Kemmis dan Mc Taggart yang dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

36

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 60.

(50)

Tindakan, Observasi dan Refleksi :37 a) Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi identifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah dan menerapkan tindakan. Beberapa data digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan penyebab masalah yaitu melalui mengambilan data berupa nilai harian siswa, hasil wawancara dengan guru dan hasil observasi pembelajaran di kelas. Kemudian dilakukan analisa untuk menentukan tindakan yang sesuai dengan permasalahan. Tindakan yang tepat untuk digunakan sebagai solusi pemecahan masalah adalah penerapan metode STAD berbasis CTL dan religi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon.

Selanjutnya kegiatan perencanaan dalam penelitian ini adalah menyusun instrumen penelitian, berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan alat evaluasi berupa soal.

b) Tindakan

Pada tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi rancangan pembelajaran yang telah di rencanakan. Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pelaksanaan tiap siklusnya sama, yaitu penerapan metode STAD berbasis CTL dan religi.

c) Observasi

Pada bagian observasi, dilakukan pengamatan data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

Observasi dalam penelitian ini merupakan suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauhmana metode pembelajaran STAD pada materi pokok hidrokarbon telah mencapai tujuan. Pengumpulan data melalui hasil tes dilakukan pada

37

(51)

tahap ini.

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan atau tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan mengamati secara cermat pelaksanaan tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap hasil belajar siswa.

d) Refleksi

Pada bagian ini refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dalam penelitian dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan dilaksanakan. Dari data yang diperoleh dianalisis dan direfleksikan bersama untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran STAD itu dilaksanakan.

Tahapan ini untuk mengkaji tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Secara rinci, penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Siklus I

Pelaksanaan siklus I pada penelitian ini dimulai pada hari Senin, tanggal 30 Maret-16 April 2009.

1. Perencanaan

a) Permasalahan diidentifikasi melalaui wawancara dengan guru mata pelajaran kimia dan pengambilan data nilai ulangan harian siswa pada materi pokok sebelumnya (Reaksi Redoks), di dapatkan bahwa siswa kelas X memperoleh nilai ketuntasan yang rendah, data tersebut digunakan sebagai data awal yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan masalah. Dari obsevasi awal di atas, siswa kelas X mengalami kesulitan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b) Bersama guru menerapkan metode STAD berbasis CTL dan

(52)

religi sebagai salah satu solusi dalam upaya perbaikan proses pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode STAD akan dijelaskan dalam tahap pelaksanaan tindakan. c) Membuat rancangan pembelajaran dengan membuat RPP yang

didalamnya memuat model pembelajaran STAD dan membuat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, pembelajaran menggunakan metode STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Guru membagi kelompok berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kemampuan akademik yang didapat dari nilai ulangan pada materi sebelumnya.

b) Guru menyampaikan sub bab materi hidrokarbon yang meliputi kekhasan atom karbon dan alkana.

c) Siswa mendiskusikan bersama teman sekelompok untuk menuntaskan materi tersebut.

d) Siswa diberi soal latihan mandiri (kuis).

e) Hasil pekerjaan seluruh anggota kelompok dikoreksi oleh kelompok lain.

f) Hasil koreksi dikembalikan kepada masing-masing siswa dan skor rata-rata kelompok yang tertinggi diumumkan.

g) Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi mendapatkan penghargaan.

3. Observasi

a) Peneliti memberikan soal siklus I untuk penilaian aspek kognitif.

b) Menganalisis data dari hasil tes siklus I. 4. Refleksi

Berdasakan hasil observasi yang akan dibahas di bab IV, masih terdapat hasil belajar kognitif yang belum tuntas, maka di

(53)

lanjutkan perbaikan didalam siklus II. b. Siklus II

Pelaksanaan siklus II pada penilaian ini dimulai pada hari Senin tanggal 20 April-1 Mei 2009.

1. Perencanaan

a) Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan kembali berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

b) Merancang kembali rencana pembelajaran (RPP) untuk materi berikutnya dan menerapkan kembali metode STAD, yaitu dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran serta lebih aktif mengarahkan siswa untuk bekerja dalam kelompoknya dengan cara menekankan siswa untuk saling memahami dan memahamkan teman sekelompoknya, sehingga tidak ada lagi siswa yang belum menguasai materi yang di ajarkan dalam siklus II ini.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menyampaikan sub materi alkena dan alkuna. Siswa sudah duduk dalam kelompok masing-masing yang telah dibagi dalam diskusi sebelumnya.

b) Setelah selesai, guru mendiskusikan bersama siswa. Dalam diskusi ini guru memberi contoh keterkaitan antara hidrokarbon dengan ayat-ayat al-Qur’an misalnya pada proses pembakaran yang tersirat dalam surat Yasin (QS. 23:80) c) Siswa mendiskusikan bersama teman sekelompok untuk

menuntaskan materi tersebut.

d) Siswa diberi soal latihan mandiri (kuis).

e) Hasil pekerjaan seluruh anggota kelompok dikoreksi dan dipresentasikan didepan kelompok lain dan skor rata-rata kelompok yang tertinggi diumumkan.

3. Observasi

(54)

kognitif.

b) Menganalisis data dari hasil tes siklus II. 4. Refleksi

Berdasakan hasil observasi yang akan dibahas di bab IV, meski hasil belajar kognitif siswa sudah mencapai ketuntasan, namun akan tetap di lakukan perbaikan pada siklus III.

c. Siklus III

Pelaksanaan siklus III pada penilaian ini dimulai pada hari Senin tanggal 4-11 Mei 2009.

1. Perencanaan

a) Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan kembali berdasarkan hasil refleksi pada siklus II.

b) Merancang kembali rencana pembelajaran (RPP) untuk materi berikutnya dan menerapkan kembali metode STAD, yaitu dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran serta lebih aktif mengarahkan siswa untuk bekerja dalam kelompoknya dengan cara menekankan siswa untuk saling memahami dan memahamkan teman sekelompoknya, sehingga tidak ada lagi siswa yang belum menguasai materi yang di ajarkan dalam siklus III ini.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menyampaikan secara garis besar materi hidrokarbon. Siswa sudah duduk dalam kelompok masing-masing yang telah dibagi dalam diskusi sebelumnya.

b) Setelah selesai, guru mendiskusikan bersama siswa materi yang belum dipahami siswa.

c) Siswa mendiskusikan bersama teman sekelompok untuk menuntaskan materi tersebut.

d) Siswa diberi soal latihan mandiri (kuis).

e) Hasil pekerjaan seluruh anggota kelompok dikoreksi dan dipresentasikan didepan kelompok lain dan skor rata-rata

(55)

kelompok yang tertinggi diumumkan. 3. Observasi

a) Peneliti memberikan soal siklus III untuk penilaian aspek kognitif.

b) Menganalisis data dari hasil tes siklus III. 4. Refleksi

Berdasakan hasil observasi yang akan dibahas di bab IV, hasil belajar kognitif siswa sudah mencapai ketuntasan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, guru mata pelajaran kimia dan dokumentasi. Sedangkan jenis data yang didapatkan adalah hasil belajar siswa.

2. Cara Pengambilan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian. Instrumen adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien.38 Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri tes tertulis dan dokumentasi.

a. Tes Tertulis

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur ketrampilan, pengetahuan intlegensi, kemampuan dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.39 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar materi pokok hidrokarbon setelah mendapat pembelajaran dengan metode pembelajaran STAD berbasis kontekstual dan religi.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil

38

Suharsimi arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, : Bumi Aksara, 2002), hlm.25.

39

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Pada Materi Pokok Alat Optik Terhadap Hasil

Jawab dalam Pembelajaran Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial. Untuk memperoleh data tentang pemberian Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika materi

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIC setelah diterapkan pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan strategi pembelajaran elaborasi efektif terhadap hasil belajar Fisika materi pokok Vektor pada peserta

Maka pada akhir skripsi ini dapat diambil simpulan sebagai berikut: Hasil belajar biologi siswa materi pokok klasifikasi makhluk hidup, berdasarkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan dengan metode Course Review Horay dalam meningkatkan kemampuan numerasi

Penelitian yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok

Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Materi Makanan dan Minuman Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah