Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA
Efek Emulse Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa L.Lamk) terhadap Kadar Kolesterol Darah
Mencit Jantan Galur Balb/c yang di Induksi Epineprin
Oleh : Hartawan1, Hari Santoso2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang
ABSTRAK
Epinefrin merupakan suatu zat yang bekerja secara sistemik di dalam tubuh, salah satunya pada hepar dan pankreas dan berdampak pada peningkatan kolesterol darah. Hewan coba yang gunakan adalah mencit jantan galur Balb/c yang telah diinduksi epinefrin hingga meningkatkan kadar kolesterol darahnya. Kadar total kolesterol darah adalah jumlah total kolesterol darah mencit yang telah diinduksi epinefrin. Rumput mutiara merupakan tumbuhan herbal yang dapat menurunkan koesterol darah. Penelitian ini bertujuan membuktikan efek rumput mutiara terhadap kadar kolesterol darah mencit jantan galur Balb/c yang diinduksi epinefrin. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dilaboratorium dengan mengamati penurunan kadar kolesterol darah mencit jantan rata-rata sebanyak enam kali ulangan. Sampel hewan coba berjumlah 15 ekor mencit jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan yang dicekok emulse rumput mutiara konsentrasi 75%, dan kelompok perlakuan yang dicekok emulse rumput mutiara konsentrasi 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol darah mencit jantan pada kelompok kontrol positif rata-rata adalah 251,8 mg/dl. Kadar kolesterol darah kelompok perlakuan yang dicekok emulse rumput mutiara konsentrasi 75% hari ke-9 adalah 233,8 mg/dl. Kadar kolesterol darah kelompok perlakuan yang dicekok emulse rumput mutiara konsentrasi 100% emulse hari-ke 9 adalah 209,8mg/dl. Perlakuan yang menunjukkan penurunan kadar kolesterol darah paling rendah adalah yang dicekok emulse rumput mutiara konsentrasi 100%. Kesimpulan penelitian ini efek rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.Lamk) dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit jantan.
Kata kunci : kolesterol darah mencit jantan, rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.Lamk.), epinefrin.
Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA
PENDAHULUAN
Kolesterol pada hakekatnya berasal dari lemak adalah zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh yakni sebagai sumber energi, memberikan kalori paling tinggi. Satu gram lemak menghasilkan sembilan gram kalori, sedangkan karbohidrat hanya empat gram kalori. (Vella F, 2009)[1].
Menurut S.Lauralee (1989)[2] epinefrin merupakan suatu zat yang bekerja secara sistemik di dalam tubuh, salah satunya pada hepar dan pankreas yang berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah. Epinefrin dapat meningkatkan aliran darah koroner, di pihak lain epinefrin cenderung menurunkan aliran darah koroner karena kompresi akibat peningkatan kontraksi otot jantung karena vaso-konstriksi pembuluh darah koroner akibat efek reseptor tyroid stimulasy
hormon (TSH) .
Indonesia adalah negara yang kaya akan tanaman-tanaman yang berkhasiat obat. Salah satu tanaman yang kini sudah dijadikan obat herbal dan banyak dikonsumsi masyarakat adalah rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L. Lamk. atau
Oldelandia corymbosa L.). Rumput mutiara
mengandung dua senyawa aktif, yaitu ursolat dan asam uleanolat yang terbukti dapat mencegah perkembangan pembelahan sel kanker ke tahap yang lebih ganas(Anonymous, 2012)[3]. Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan dengan cara dikeringkan terlebih dahulu. Lebih lanjut rumput ini dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit luar seperti bisul, dan luka infeksi.
Dari uraian tersebut peneliti ingin membuktikan efek rumput mutiara terhadap kadar kolesterol darah pada mencit jantan galur Balb/c yang telah diinduksi epinefrin. Apakah efek rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L. Lamk.) dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit jantan galur Balb/c yang telah diinduksi epinefrin.
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium, menggunakan 3 kelompok hewan coba, yakni satu kelompok kontrol positif dan dua kelompok eksperimental. Tempat penelitian di Laboratorium Pusat Universitas Islam Malang. Penelitian dilaksanakan mulai pada tanggal 1 April sampai tanggal 21 juni 2012.
Bahan
Rumput mutiara segar (Hedyotis
corymbosa L .Lamk), akar, daun, bunga, dan
batang. Epineprin injeksi botol ampul 1 mg/ml , Mencit jantan galur Balb/c, Alkohol 95%, Air bersih, Etanol 70%, aquadesilata.
Alat
Erlenmeyer 750 ml (Schottugen Mainz), gelas ukur 25 ml, batang pengaduk, spuite oral (spuite yang ujungnya ditumpulkan), spuite injeksi / syringe 1 ml (One Med), timbangan digital 5 kg d=1 gr (Camry), Glucometer (Easy
Touch ® GCU) dan Glucotest strip, gunting, panci,
pemanas air (kompor gas), sarung tangan sensi, masker, baki kecil 25x20 cm, kapas pembalut, kandang mencit dan perlengkapannya, plastik ¼ kg, aluminum foil, tali rafia, trigonal clips, kertas label.
Prosedur Cara Kerja Pembuatan Emulse
Pembuatan emulse dilakukan dengan cara perebusan, tetapi tidak terkena panas api secara langsung dan tidak boleh keluar asap.
a. Pembuatan emulse Rumput Mutiara konsentrasi 100%
Bagian rumput mutiara yang digunakan yaitu, akar, bunga, batang, dan daun dicuci supaya bersih dari kotoran, daun yang menguning juga ikut dibuang. Ditimbang rumput sebanyak 100 g dan diambil air bersih sebanyak 20 ml, bahan dimasukkan ke dalam botol erlenmeyer 750 ml, kemudian ditutup dengan penutup kaca dengan tujuan supaya saat perebusan uapnya tidak keluar. Gelas erlenmeyer berisi rumput mutiara di atas kompor listrik hingga mendidih. Botol erlemeyer 750 ml yang berisi rumput mutiara dan air dimasukkan ke botol erlenmeyer. Emulse rumput mutiara dibiarkan dingin dan dipindahkan dari botol erlemeyer ke dalam gelas ukur 20 ml lalu ditutup rapat. Hasil emulse ditetapkan sebagai konsentrasi 100%.
b. Emulse rumput Mutiara Konsentrasi 75%
Emulse rumput mutiara konsentrasi 100% diambil sebanyak 7,5 ml. Dicampur dengan aquadesilata sebanyak 10 ml, diaduk hingga homogen . Didapatkan emulse rumput mutiara konsentrasi 75% .
Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA
Aklimasi Hewan Coba
Disediakan mencit jantan galur Balb/c dengan berat badan 26-29 gram berumur sekitar 2-3 bulan sebanyak 60 ekor, dipastikan mencit dalam keadaan sehat dengan ciri-ciri mata tidak berair, bulu halus, dan feses padat. Dikandangkan secara individu dan dipelihara selama satu minggu.
Untuk kontrol positif, dilakukan
pemeriksaan kadar kolesterol total darah pada hari kedelapan setelah aklimasi. Sebelum di lakukan pemeriksaan kadar kolesterol total darah, terlebih dahulu mencit dipuasakan selama 12 jam pada hari sebelumnya.
Prosedur Penginduksian
Mencit yang sudah diaklimasi
dipindahkan ke kandang perlakuan.
Dikandangkan secara individu, pakan diberikan selama lima hari sebanyak 10 g setiap hari untuk masing-masing mencit, jika tidak habis sisa pakan ditimbang. Mencit dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu 20 ekor mencit untuk perlakuan 1 (emulse konsentrasi 75%), 20 ekor mencit untuk perlakuan 2 (emulse konsentrasi 100%), dan 20 ekor sisanya untuk kontrol positif ( tanpa induksi epinefrin). Mencit kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 disuntik diabetogen yaitu epineprine 1 mg/ml dengan dosis 0,1 ml .
Mencit kelompok perlakuan yang sudah diaklimasi selama satu minggu disuntik epineprin dengan dosis 0,04 mg setiap hari selama 10 hari fase induksi. Penginduksian dilakukan secara intrakutikula pada paha bagian dalam kaki belakang. Dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total darah kontrol positif pada hari kesebelas setelah sehari sebelumnya mencit dipuasakan selama 12 jam.
Prosedur Uji Efek Emulse Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa L. Lamk)
Pada Hewan Coba Mencit
Mencit perlakuan 75% emulse dan 100% emulse yang sudah diinduksi epineprin, dilakukan pencekokan emulse sesuai perlakuan dengan dosis 0,5 ml setiap ekor setiap hari selama 9 hari fase perlakuan. Pencekokan dilakukan setelah sehari sebelumnya mencit dipuasakan selama 12 jam.
Pada fase perlakuan, pemeriksaan kadar kolesterol total darah dilakukan dalam tiga tahap yaitu hari ketiga, hari keenam, dan hari kesembilan. Pemeriksaan kadar kolesterol total darah dilakukan dua jam setelah pencekokan
emulse. Selama perlakuan, diamati mengenai pertambahan atau penurunan berat badan dan konsumsi pakannya.
Kerangka Konsep
Epinefrin merangsang pembentukan
hormon TSH yang terdapat pada kelenjer tiroid sehingga meningkatkan metabolisme, karena pemecahan glikogen menjadi glukosa darah,
reaksi tersebut dapat meningkatkan kadar
kolesterol total darah sehingga terjadi pemecahan lipid, dengan pemecahan lipid ini, dapat meningkatkan kadar kolesterol total darah dengan menggunakan epinefrin (Almatsier, S., 2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian tentang efek emulse rumput mutiara (Hedyotis corymosa L.Lamk.) terhadap kadar kolesterol total darah pada mencit Balb/c yang diinduksi epinefrin sebagai berikut.
Pengamatan Rata-rata Berat Badan Mencit Fase Aklimasi TSH Peningkatan metabolisme Pemecahan glikogen dan glukosa Pemecahan lipid Epinefrin Energi FFA
Kolesterol Produksi panas meningkat
Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA
Tabel 1. Pengamatan Rata-rata Berat Badan Fase
Aklimasi Kelompok Kontrol Positif, 75% Emulse
Waktu Pengamatan
Rata-rata Berat Badan (gram) Kontrol Positif Perlakuan 75% Emulse Perlakuan 100% Emulse Hari ke-1 27 27,06 26,86 Hari ke-2 27 27,13 26,86 Hari ke-3 27,2 27,33 26,93 Hari ke-4 27,4 27,33 27,13 Hari ke-5 27,6 27,4 27,26 Hari ke-6 27,6 27,46 27,26 Hari ke-7 27,6 27,46 27,33
Dari tabel 1. bisa kita ketahui bahwa rata-rata berat badan data kontrol positif berkisar antara 27,34 (gram), untuk perlakuan 75% emulse rata-rata berat badan berkisar antara 27,31 (gram), sedangkan untuk perlakuan 100% emulse 27,09 (gram). Dari tiga hasil penelitian di atas bisa kita ketahui bahwa apakah terjadi peningkatan dan penurunan rata-rata berat badan selama aklimasi untuk masing-masing kelompok perlakuan. Dari
tiga kelompok perlakuan di atas terjadi
peningkatan dan penurunan dengan turunnya dan naiknya berat badan mencit.
Pengamatan Rata-Rata Konsumsi Pakan Fase Akilmasi
Tabel 2. Pengamatan Rata-rata Konsumsi Pakan
Fase Induksi Kelompok Kontrol Positif, 75% Emulse dan 100% Emulse
Waktu Pengamatan
Rata-rata Konsumsi Pakan (gram) Kontrol Positif Perlakuan 75% Emulse Perlakuan 100% Emulse Hari ke-1 3 3,46 3,8 Hari ke-2 3,2 3,66 3,93 Hari ke-3 3,2 3,8 4 Hari ke-4 3,8 3,73 4,13 Hari ke-5 3,6 3,8 4,2 Hari ke-6 3,6 3,73 4,2 Hari ke-7 3,8 3,8 4,06 Hari ke-8 3,6 3,93 4,06 Hari ke-9 4 3,66 3,86 Hari ke-10 3,8 3,93 4,06
Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Darah Kontrol Positif
Pemeriksaan kadar Kolesterol Total darah kontrol positif dilakukan pada hari kesebelas setelah sepuluh hari penginduksian epinefrin. Tujuannya untuk memastikan mencit sudah mengalami hiperglikemi.
Tabel 3. Kadar Kolesterol Total Darah Kelompok
Kontrol Positif Mencit Jenis Kelamin Kadar Kolesterol Total Darah (mg/dl) 5 Betina 256 13 Jantan 243 15 Jantan 247 18 Jantan 252 20 Betina 261 Rata-rata 251,8 mg/dl
Tabel 4. Rata-rata Kadar Kolesterol total Darah
Kelompok Perlakuan 75% Emulse Waktu Pemerik-saan Mencit Jenis Kelamin Kadar Kolesterol total Darah (mg/dl) Hari ke-3 3 Jantan 251 6 Jantan 284 12 Jantan 171 14 Betina 198 17 Betina 205 Rata-rata 221,8 mg/dl Hari ke-6 1 Jantan 215 8 Betina 219 10 Jantan 200 16 Betina 241 19 Jantan 202 Rata-rata 215,4 mg/dl Hari ke-9 2 Jantan 251 4 Betina 230 7 Jantan 226 9 Betina 226 11 Jantan 236 Rata-rata 233,8 mg/dl
Pada tabel di atas bisa kita ketahui bahwa kadar kolesterol total darah berkisar antara 251
Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA
mg/dl – 205 mg/dl ini menunjukkan bahwa kadar
kolesterol total mengalami kenaikan dan
penurunan kadar kolesterol total darah sehingga mengakibatkan mencit mengalami epinefrin.
Tabel 5. Kadar Kolesterol Total Darah Kelompok
Perlakuan 100% Emulse Waktu Pemeriksaan Mencit Jenis Kelamin Kadar Kolesterol Total Darah (mg/dl) Hari ke-3 3 Jantan 238 11 Jantan 121 15 Betina 233 18 Betina 227 20 Jantan 218 Rata-rata 207,4 mg/dl Hari ke-6 2 Jantan 258 7 Jantan 187 10 Betina 225 14 Betina 235 16 Jantan 201 Rata-rata 221,2mg/dl Hari ke-9 4 Jantan 248 6 Jantan 166 9 Betina 258 13 Betina 209 17 Jantan 168 Rata-rata 209,8 mg/dl KESIMPULAN
1. Pemeriksaan kadar kolesterol total darah mencit pada kelompok kontrol positif rata-rata adalah 251,8 mg/dl, kadar kolesterol total darah kelompok perlakuan konsentrasi 75% emulse hari ke-9, adalah 233,8 mg/dl, dan kadar kolesterol total darah kelompok perlakuan konsentrasi 100% emulse hari- ke 9 adalah 209,8 mg/dl.
2. Perlakuan yang menunjukkan penurunan kadar kolesterol total darah paling rendah adalah konsentrasi 100% emulse (epinefrin 0,04 mg).
3. Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa
L.Lamk) dapat menurunkan kadar kolesterol total darah yang diujikan pada mencit.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Vella F.2009.Awas, Bahaya Laten Kolesterol. Yogyakarta IN Azna Books.
[2] S. Lauralee.1989.Human Physiology From
Cells to Sytrems, West Publishing Company.
USA
[3] Anonymous, 2012. http:// www. Image Diwinetaste. Com, Kolesterol, diakses tanggal agustus 2012.