• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Mengenai SMK Ma arif Salam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Mengenai SMK Ma arif Salam"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

41

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’arif Salam beralamat di jalan Citrogaten Salam Magelang Jawa Tengah, status dari sekolah tersebut adalah swasta di bawah yayasan Lembaga Pendidikan Ma’arif. SMK Ma’arif berdiri di atas tanah seluas 5778 meter persegi, dan luas bangunan sekolah yaitu 2730 meter persegi. Status tanah milik sendiri, 5358 meter persegi dan menyewa, 420 meter persegi, status bangunan, milik sendiri. Di sekolah ini dibuka 3 jurusan yang terakreditasi. Akreditasi A untuk Teknik Permesinan, akreditasi A untuk Teknik Otomotif dan akreditasi B untuk Teknik Elektro. Jumlah siswa tahun pelajaran 2012/2013 SMK Ma’arif Salam adalah 1042 siswa, jumlah siswa kelas X adalah 378, siswa kelas XI sebanyak 339 dan siswa kelas XII sebanyak 325 siswa.

Terdapat beberapa ruangan yang ada di SMK Ma’arif Salam, yaitu ruang kelas atau teori sebanyak 23 ruang, yaitu kelas X Elektronik sebanyak 2 ruang, X Mesin sebanyak 3 ruang, X Otomotif sebanyak 4 ruang, XI Elektronik 1 ruang, XI Mesin 2 ruang, XI Otomotif 4 ruang, XII Elektronik 1 ruang, XII Mesin 3 ruang, XII Otomotif 4 ruang. Ruang praktek sebanyak 3 ruang, perpustakaan sebanyak 1 ruang, laboratorium komputer sebanyak 1 ruang dan tempat ibadah sebanyak 1 ruang.

Guru yang mengajar di SMK Ma’arif Salam berjumlah 55 guru. Terdiri dari 5 PNS/DPK dengan ijazah terakhir yang di tempuh adalah S1 dan S2. Terdapat 1 guru bantu dengan ijazah terakhir yang ditempuh adalah S1, dan guru

(2)

tidak tetap sebanyak 6, ijazah terakhir yang di tempuh adalah D3, kemudian 43 guru tidak tetap berijazah S1.

B. Hambatan Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran PKn di SMK Ma’arif Salam

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai beberapa faktor yang menjadi penghambat para guru dan siswa SMK Ma’arif Salam dalam pembelajaran PKn tahun pelajaran 2012/2013. Hasil dari penelitian ini dideskripsikan dengan kata-kata yang meliputi beberapa point yaitu hambatan guru dalam pembelajaran PKn, hambatan siswa dalam pembelajaran PKn dan upaya guru, siswa dan sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut.

Jumlah guru PKn di SMK Ma’arif Salam yaitu 2 guru. 1 guru mengampu kelas X dan 1 guru lagi mengampu di kelas XI dan XII.

Tabel 5 : Guru PKn yang menjadi Informan

No. Nama Mata

Pelajaran Kelas Lama Mengajar Pendidikan 1. Dra. Endah Esmoyowati PKn X 22 tahun S1 UAD 2. Drs. Sutarjo PKn XI dan XII

11 tahun S1 IKIP PGRI Yogyakarta PKnsecarakurikulerdirancangsebagaisubjekpembelajaran yang bertujuanuntukmengembangkanpotensiindividu agar menjadiwarganegara Indonesia yang berakhlakmulia, cerdas, partisipatif, danbertanggungjawab.

Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran PKn tersebut, lebih dahulu diawali dengan persepsi seseorang terhadap PKn yang sedikit banyak mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk belajar. Setelah dilakukan

(3)

wawancara terhadap guru PKn, persepsi guru PKn menyatakan pernyataan yang hampir mirip yaitu PKn pada dasarnya adalah mata pelajaran yang penting, karena sebagai pembentukan karakter atau kepribadian siswa, agar siswa mempunyai moral dan etika yang baik, mempunyai rasa patriotisme dan rasa cinta tanah air. Bahkan PKn bukan saja untuk dipelajari, namun harus diterapkan dengan baik di kehidupan sehari-hari.

Beberapa siswa dan guru PKn juga mempunyai pendapat bahwa PKn penting, karena dengan PKn siswa dan guru dapat mengetahui tentang Undang-Undang yang masih berlaku atau tidak dan mengetahui ada Undang-Undang-Undang-Undang apa saja di Indonesia. Dengan beberapa pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa PKn memang mata pelajaran yang bermanfaat untuk siswa maupun guru, karena dengan PKn banyak pengetahuan yang di dapatkan. Selain itu, PKn juga memberi pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Guru PKn mempunyai tanggapan bahwa PKn wajib dipelajari sebagai pembentukan karakter siswa. Mengenai hambatan siswa biasanya kurang memaknai PKn sehingga karakter susah dikendalikan, greget untuk belajar juga kurang. Kemudian semangat belajar yang masih rendah memungkinkan siswa untuk menghadapi hambatan. Siswa sering meremehkan mata pelajaran PKn karena yang menjadi tolak ukur adalah skill atau ketrampilan, jadi pemahaman anak kurang mengenai pentingnya mempelajari PKn. Ketika mencari kerja, kepribadian adalah yang paling penting. PKn sangat penting sebagai pendidikan moral agar siswa lebih berkarakter. Mengenai hambatan yang sering dialami siswa, seorang guru non-PKn berpendapat bahwa siswa sering mengalami

(4)

kesulitan dalam menghafal materi, tidak seperti matematika yang ilmu pasti, mungkin menghafalkan hanya rumus.

Tanggapan mengenai hambatan siswa dalam pembelajaran PKn secara umum misalnya kesulitan penghafalan materi, tidak tertarik dengan mata pelajaran PKn, tidak tertarik dengan materi yang dipelajari dan penyampaian materi. Siswa biasanya meremahkan PKn karena siswa menganggap bahwa dirinya mampu menanamkan perilaku dengan baik, namun kenyataannya belum baik.PKn sangat penting sekali karena dengan mempelajari PKn siswa bisa mengetahui Undang-Undang dan karakter menjadi warga negara yang baik. Mengenai hambatan yang biasanya dialami siswa dalam pembelajaran PKn adalah kesulitan mencari buku-buku yang sesuai dengan kurikulum yang baru, kesadaran anak untuk mengikuti pembelajaran masih kurang, kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Alasan kenapa siswa sering menganggap remeh PKn karena siswa merasa belum memerlukan pelajaran PKn, kesadaran siswa belum ada akan pentingnya PKn, kurangnya pengetahuan siswa tentang pentingnya pelajaran PKn disekolah.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan pada dasarnya semua guru mengatakan bahwa PKn sangat penting, penting, sangat wajib, dan wajib. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan bahwa PKn merupakan pendidikan moral, dan mempunyai tujuan sebagai pembentukan karakter, agar siswa mengetahui moral dan mempunyai dasar untuk melakukan kehidupan sehari-hari. Terutama untuk siswa SMK yang biasanya susah diatur dan mempunyai citra

(5)

yang kurang baik di masyarakat, PKn wajib bukan hanya dipelajari namun juga diterapkan.

PKn penting untuk dipelajari bahkan diterapkan, karena PKn bertujuan membentuk kepribadian siswa agar mempunyai etika yang baik, mempunyai jiwa patriotisme yang besar, rasa cinta tanah air, berbudi luhur dan yang pasti mampu menanamkan sila-sila dalam Pancasila baik dalam kehidupan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat.

Dengan adanya PKn bukan hanya siswa yang dapat mengetahui adanya Undang-Undang dan menjadi warga negara yang baik, namun guru juga dapat menggali ilmu melalui informasi yang berkaitan dengan Undang-Undang yang baru dan kemudian pengetahuan tersebut bisa ditularkan kepada siswa, guru dapat menjadi contoh untuk siswanya agar menjadi warga negara yang baik pula.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban guru sebagai pengajar, guru menghadapi beberapa hambatan dalam pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru PKn, peneliti yang dilaksanakan pada hari Jum’at dan Kamis, 21 dan 22 Februari 2013 di SMK Ma’arif Salam Kabupaten Magelang, telah ditemukan beberapa hambatan dalam pembelajaran PKn oleh guru, yaitu :

1. Persiapan Pembelajaran (Pembuatan RPP)

Dalam persiapan pembelajaran guru tidak mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus. RPP yang dimiliki guru adalah hasil dari meminta teman guru seprofesi yang kemudian diedit, alasan dari salah satu guru PKn menyatakan bahwa untuk membuat RPP sendiri yang begitu banyak sangat repot karena setiap awal semester baru harus sudah mempunyai

(6)

RPP, dan itu waktunya terbatas sekali karena kesibukan yang banyak. Hasilnya RPP dan Silabus isinya tidak cocok karena Silabus diperoleh dari sekolah yang memakai Silabus dari sekolah lain yaitu SMK Negeri 3 Jakarta.

2. Pemilihan Metode Pembelajaran

Dalam memberikan kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses pengajaran adalah dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Metode pembelajaran bermaksud mempertinggi kualitas hasil pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Dalam pemilihan metode pembelajaran, guru PKn SMK Ma’arif Salam belum bisa menyesuaikan dengan baik. Guru kelas X menyatakan bahwa dalam metode pembelajaran yang dapat dengan baik diterapkan di kelas X Mesin A misalnya, belum tentu bisa dengan baik diterapkan di kelas X Otomotif A. Kadang-kadang metode pembelajaran dengan menggunakan game kurang efektif, karena malah menimbulkan kegaduhan siswa, tetapi ketika diterapkan metode pembelajaran ceramah dan mencatat, siswa malah memperhatikan dan kelas tenang. Tetapi ada yang sebaliknya, ketika diterapkan metode ceramah, suasana kelas terlihat kaku, namun ketika diterapkan metode pembelajaran gamesiswa banyak terlibat secara aktif.Guru PKn kelas XI dan XII menyatakan bahwa ketika dalam menerapkan metode lain misalnya diskusi, guru PKn mengalami kesulitan dalam mengatur waktu. Karena diskusi memakan waktu yang lama, yang ditarget 2 jam pelajaran selesai, harus diteruskan di hari berikutnya. Melihat bahwa diterapkan metode lain selain ceramah kurang efektif, maka guru PKn kelas XI dan XII memilih untuk menggunakan metode ceramah terus menerus tanpa

(7)

mencoba menggunakan metode lain selain diskusi dan ceramah. Hal tersebut membuat guru PKn mengalami hambatan dalam memilih metode pembelajaran yang menarik dan cocok untuk di terapkan dari kelas ke kelas yang lain.

3. Pemakaian Media Pembelajaran

Kesulitan dalam memakai media pembelajaran membuat ketertarikan siswa akan pembelajaran menjadi kurang. Guru PKn kelas X mengaku bahwa dalam penyediaan media pembelajaran oleh sekolah terutama LCD Proyektor masih terbatas. Sehingga dalam pemakaian media pembelajaran masih jarang dilakukan. Misalnya ketika akan menggunakan LCD Proyektor, guru PKn kelas X harus meminjam milik bagian Tata Usaha (TU) yang sedang tidak digunakan. Sedangkan guru kelas XI, XII sama sekali belum pernah menggunakan media pembelajaran seperti LCD Proyektor, alasannya karena LCD Proyektor terbatas, hanya ada dua itupun sering dipakai guru lain. Selain itu, aliran listrik belum sampai di kelas-kelas, oleh karena itu jika ingin menggunakan media pembelajaran yang membutuhkan aliran listrik, belum bisa diterapkan di kelas-kelas. Hanya beberapa kelas yang sudah ada aliran listriknya.

4. Pengelolaan Kelas Yang Belum Kondusif

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Di SMK Ma’arif Salam, guru PKn mengaku masih merasa kewalahan dalam mengelola kelas, sebelum pembelajaran biasanya siswa masih di luar kelas.

(8)

Dan ketika sudah di dalam kelas siswa kebanyakan suka ramai. Terkadang siswa ada yang membolos pada saat pembelajaran PKn.

Seperti ketika dilakukan penelitian, pada saat guru mengajar, siswa ada yang ngobrol dengan teman sebangku, ketika ditegur siswa tersebut hanya diam sesaat lalu setelah itu berbicara lagi dengan teman sebangkunya.

Secara umum, salah satu tugas guru adalah memberikan pengajaran kepada siswa. Siswa harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, di samping mengembangkan pribadinya. Dalam mengemban tugasnya, guru PKn menghadapi beberapa hambatan antara lain dalam persiapan mengajar (guru tidak mengacu pada RPP dan silabus, guru tidak sempat membuat RPP dan silabus secara keseluruhan, hal yang mendasari hambatan dalam persiapan pembelajaran adalah waktu yang terbatas yang tidak memingkinkan guru menyusun RPP dan silabus), hambatan yang selanjutnya adalah mengenai materi, hambatan dalam memilih metode pembelajaran, hambatan dalam memakai media pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang belum kondusif.

Pada kegiatan inti, kegiatan pelaksanaan pembelajaran yakni, bagaimana tujuan-tujuan/ indikator-indikator yang telah ditetapkan dapat direalisasikan. Pembelajaran dapat disebut efektif jika semua peserta didik terlibat secara aktif, baik mental maupun sosial.

Pada kegiatan akhir, untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dilakukan refleksi, yang bertujuan untuk mengulangi secara singkat tentang apa yang sudah dipelajari hari itu. Setelah refleksi, guru melakukan pos test yang berguna untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang sudah dan belum dikuasai oleh

(9)

sisiwa, untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan, untuk mengetahui siswa yang perlu menngikuti remedial dan pengayaan, sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan strategi pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilaksanakan, baik perencanaan maupun evaluasi.

Pada kegiatan evaluasi, yaitu penilaian pembelajaran. Standar penilaian berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Evaluasi dapat berupa ulangan dan atau ujian.

Beberapa kegiatan tersebut diatas tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. RPP dan silabus adalah suatu bentuk rencana pembelajaran yang harus disusun oleh setiap guru. Perlunya perencanaan pembelajaran bermaksud agar dapat mencapai perbaikan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus adalah data dokumentasi yang diperoleh peneliti dari SMK Ma’arif Salam. Namun antara RPP dan silabus yang didapatkan oleh peneliti mengalami ketidak sesuaian dalam penulisan. Karena RPP yang dimiliki guru PKn adalah hasil dari copy paste dan RPP yang di edit dari teman guru seprofesi. Sedangkan silabus didapatkan dari sekolah yang memakai silabus dari SMK Negeri 3 Jakarta. Guru PKn hanya mempunyai dokumen RPP dan silabus, namun mereka tidak mengacu pada RPP dan silabus selama pembelajaran. Alasannya karena pembelajaran di kelas mengalir menyesuaikan dengan keadaan kelas, RPP dan silabus hanya sebagai formalitas.

(10)

RPP dan silabus yang di dapat dari kelas X setelah observasi yaitu pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan instrumen hukum dan peradilan Internasional HAM.” Dari hasil perbandingan, ada ketidak sesuaian antara indikator, materi pembelajaran, dan sumber belajar. Perbedaan tersebut antara lain dalam silabus terdapat poin yang menyatakan “menunjukkan bentuk pelanggaran HAM internasional, mendeskripsikan peradilan internasional HAM” di RPP tertulis “menyebutkan bentuk pelanggaran HAM internasional, mendeskripsikan kasus pelanggaran HAM internasional, menyebutkan berbagai sanksi pelanggaran HAM internasional.”

Materi pembelajaran dalam silabus dan RPP sedikit berbeda, yaitu dalam silabus terdapat “instrumen HAM internasional, dalam RPP terdapat bentuk pelanggaran HAM internasional.”

Sumber pembelajaran dalam silabus yaitu dari aturan HAM internasional sedangkan dalam RPP dari buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X MGMP PKn dan buku-buku lainnya yang relevan.”

Untuk menguji kebenaran data yang diberikanpadasaatwawancara, yaitu menguji kebenaran antara hasil wawancara, hasil dokumentasi yang berupa RPP dan hasil observasi, peneliti meyakinkan dengan mengadakan pengamatan proses pembelajaran pada hari Senin, 14 Januari 2013 di kelas X Mesin C. Pada hari tersebut, kelas X Mesin C sedang mempelajari tentang “Mendeskripsikan instrumen hukum dan peradilan Internasional HAM.” Dalam pembelajaran, guru juga menanamkan nilai-nilai karakter dalam setiap prosesnya.

(11)

Pada kegiatan awal, dalam RPP tertulis guru memberikan salam dan berdo’a dan ketika dilakukan observasi, guru menerapkan sesuai dengan apa yang di tulis di RPP, dan ketika peneliti menanyakan kepada siswa, guru memang selalu memberi salam dan berdo’a sebelum pelajaran dimulai. Dalam RPP ditulis mengecek kehadiran siswa, dalam penelitian guru melakukan absensi sesuai dengan apa yang ditulis di bagian awal RPP, dan ketika dilakukan pengecekan kepada siswa, sebelum pembelajaran, guru mengabsen terlebih dahulu. Dalam kegiatan awal tertulis menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi belajar tentang pentingnya hukum dan peradilan internasional HAM, ketika dilakukan penelitian, guru tidak menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran, dan motivasi yang diberikan guru adalah menyanyikan lagu perjuangan “Maju Tak Gentar”. Ketika dilakukan wawancara terhadap siswa, guru kadang-kandang saja menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran. Kadang juga guru menanyakan pembahasan kemarin sampai pada bab apa.

Pada kegiatan inti terdapat eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dari kegiatan inti tersebut tertulis bahwa rencana pembelajaran pada hari tersebut adalah diskusi yang dibentuk dari kelompok kecil. Namun kegiatan pada hari tersebut adalah ceramah bervariasi. Dari hasil wawancara terhadap siswa, kebanyakan guru berceramah dan tanya jawab, belum pernah diskusi.

Pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi dari hasil diskusi. Dan guru melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang baru saja dipelajari.

(12)

Menurut hasil wawancara, sebelum waktu pembelajaran selesai, guru melakukan refleksi dan tanya jawab. Setelah itu guru mengucapkan salam dan keluar kelas.

Metode yang tertulis dalam RPP adalah ceramah, penugasan, diskusi kelompok, persentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab. Ketika dilakukan penelitian, metode yang digunakan adalah ceramah bervariasi. Yang artinya dalam ceramah tersebut disertai dengan tanya jawab. Dan ketika peneliti menanyakan kepada siswa, guru biasanya ceramah dan ketika ada siswa yang ramai baru dikasih pertanyaan, tetapi kadang guru hanya berceramah saja.

Dalam penilaian, yang tercantum di RPP adalah penilaian kognitif, guru melakukan pos test dengan membuat pertanyaan, yang mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa. Laporan ditulis pada kertas kerja dan dikumpul satu minggu, dan ada juga penilaian dalam bentuk soal uraian. Dari hasil wawancara terhadap guru, guru mengaku bahwa penilaian dilakukan setiap KD selesai dibahas. Dari pengakuan siswa, guru melakukan penilaian per KD hanya kadang-kadang. Dan dari hasil penelitian, guru selesai mengajar satu KD tidak melakukan penilaian.

Pada hari Selasa, 15Januari 2013 peneliti melakukan pengamatan di kelas XII Otomotif B. Pada hari tersebut kelas XII Otomotif B sedang mempelajari tentang Kompetensi Dasar “Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara.” Untuk menguji kebenaran data, peneliti membandingkan antara hasil wawancara, dokumentasi yang berupa RPP dan observasi yang berupa observasi pasif.

(13)

Pada kegiatan awal yang di tulis di RPP, guru memberikan salam dan presensi, menurut pengakuan siswa guru kadang lupa presensi namun selalu mengucapkan salam sebelum memulai pelajaran.Dari hasil pengamatan, guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran dan mengabsen siswa.

Dalam RPP ditulis apersepsi dengan mengingat kembali materi pelajaran minggu lalu, namun pada hari tersebut guru tidak menyinggung materi minggu lalu. Menurut pengakuan siswa, guru hanya kadang-kadang menyampaikan kilas balik tentang materi yang dibahas minggu kemarin.

Dalam RPP ditulis menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran yang akan di bahas hari tersebut, dan guru menyampaikan hanya sebatas judul materi saja. Menurut pengakuan siswa sebbelum memulai pelajaran, guru hanya menuliskan judul di papan tulis, tidak menyampaikan KD atau tujuan pembelajaran.

Pada RPP ditulis memberikan motivasi belajar tentang pentingnya memahami sistem pemerintahan di berbagai negara, namun di hari tersebut guru tidak memberi motivasi apapun untuk siswanya. Dan dari pengakuan siswa, guru tidak pernah memberikan motivasi kepada siswanya.

Dalam RPP di tuliskan menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan kelompok, memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati, namun dalam pembelajaran PKn di hari tersebut tidak ada diskusi, yang dilakukan guru adalah ceramah. Dari pengakuan siswa, guru belum pernah mengajak siswa untuk diskusi, kegiatan pembelajaran hanya ceramah, guru menulis di papan tulis dan siswa menyalin di buku catatan.

(14)

Pada kegiatan inti dalam RPP terdapat eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dalam eksplorasi dituliskan informasi terkini tentang sistem pemerintahan di berbagai negara berdasarkan pemberitaan di media cetak dan elektronika, memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas, kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi pembelajaran : bangsa dan negara dari buku sumber, merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan permasalahan yang ada. Namun dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan pada hari tersebut guru hanya menjelaskan dan menulis di papan tulis kemudian siswa menyalin di buku catatan masing-masing. Dari hasil wawancara kepada siswa, siswa menyatakan bahwa untuk menyampaikan materi, guru hanya menjelaskan yang mengacu pada buku pegangan guru.

Pada kegiatan penutup, dalam RPP tertulis guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi, namun dalam pembelajaran di hari tersebut guru tidak memberikan refleksi, dan menurut pengakuan siswa, guru hanya kadang-kadang menyampaikan refleksi atau kilas balik tentang materi yang baru saja dibahas. Dalam RPP di tuliskan pos test dalam bentuk lisan, namun guru tidak memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi dan siswa juga tidak diberi kesempatan untuk bertanya. Dari pengakuan siswa, guru tidak pernah memberikan pertanyaan, kadang sesekali guru memberi pertanyaan namun siswa tidak ada yang menjawab, sehingga guru malas memberi pertanyaan kepada siswa.

(15)

Dalam RPP dituliskan penugasan siswa, namun guru tidak pernah memberi tugas kepada siswa terkait dengan kompetensi dasar yang akan disampaikan minggu berikutnya. Menurut pengakuan siswa tugas hanya diberikan ketika guru sedang tidak bisa mengajar (sakit, rapat, dan lain-lain), tugas yang diberikan berupa soal yang jawabanya bisa ditemukan di buku paket. Saat diadakan penelitian, guru tidak memberikan tugas kepada siswa.

Dalam RPP tidak dituliskan dalam menutup proses pembelajaran mengucapkan salam, namun guru setelah selesai mengajar selalu mengucapkan salam ketika hendak keluar dari ruang kelas. Dan ketika ditanyakan kepada siswa, guru sering mengucapkan salam ketika akan memulai dan akan menutup pelajaran.

Metode pembelajaran yang di tulis di RPP adalah penugasan, diskusi kelompok, presentasi hasil kerja kelompok dan tanya jawab. Dari metode yang ditulis di RPP tersebut tidak diterapkan di kelas XII Otomotif B, menurut pengakuan siswa bahwa metode pembelajaran yang sering diterapkan guru adalah ceramah dan mencatat. Sedangkan menurut pengakuan guru, metode pembelajaran yang sering diterapkan adalah ceramah bervariasi dan diskusi. Namun dari hasil pengamatan peneliti, metode yang diterapkan oleh guru adalah ceramah, guru menulis di papan tulis dan siswa menyalin di buku catatan.

Metode pembelajaran yang sering diterapkan guru adalah metode ceramah (menurut pengakuan siswa dandari hasil observasi peneliti), yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan penuturan secara

(16)

lisan oleh guru terhadap siswa di kelasnya. Dalam metode ceramah yang terus menerus dilakukan, memberi keuntungan sebagai berikut :

Guru dapat menguasai seluruh arah bebas, sebab guru semata-mata berbicara langsung sehingga guru dapat menentukan arah dengan jalan menentukan sendiri apa yang akan dibicarakan.

Organisasi kelas sederhana, persiapan guru satu-satunya adalah buku catatan/bahan pelajaran. Ketika guru menjelaskan, diharapkan siswa diam dan mendengarkan. Dengan jalan tersebut adalah cara yang paling sederhana untuk mengatur kelas dari pada menggunakan metode lain.

Metode ceramah juga mempunyai batas-batas atau kelemahan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Guru sukar mengetahui sampai dimana siswanya telah mengerti atau memahami pembicaraannya dan siswa sering kali memberi pengertian lain dari hal yang dimaksud guru.

Ada beberapa langkah untuk mengefektifkan metode ceramah, sehingga tidak terkesan membosankan dan kaku, langkah-langkah tersebut ialah :

1) Guru harus mengetahui dengan jelas dan merumuskan sekhusus-khususnya menbgenai tujuan pembicaraan atau hal yang akan dipelajari. 2) Bahan ceramah disusun agar dapat dimengerti dengan jelas, menarik

perhatian siswa, dan memperlihatkan kepada siswa bahwa bahan pelajaran yang siswa peroleh berguna bagi kehidupan mereka.

3) Menjelaskan inti dari bahan pembelajaran, kemudian menyusul bagian utama yaitu menguraikan, lalu bagian terakhir adalah menyimpulkan.

(17)

Dapat pula dilengkapi dengan gambar, bagan, dan sebagainya. Bisa juga menceritakan kejadian yang bersifat ilustratif, atau setelah menggunakan metode ceramah, siswa diminta memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan apa yang diceramahkan guru.

Guru juga dapat mencoba metode pembelajaran lain yang sesuai dengan materi pembelajaran, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), disebutkan bahwa ada metode pembelajaran lain selain ceramah yaitu metode pembelajaran inquiri, diskusi, tanya jawab, namun dalam penerapan yang sesungguhnya di kelas tidak ditemukan metode pembelajaran yang dicantumkan di RPP.

Media pembelajaran yang ditulis dalam RPP adalah spidol, white board, LCD dan lap top. Dari pengakuan siswa, guru belum pernah memakai Lap top dan LCD, guru hanya menggunakan buku paket. Dalam pembelajaran, guru tidak pernah menggunakan media yang menarik sehingga pembelajaran terkesan membosankan. Sedangkan menurut pengakuan guru, guru tidak memanfaatkan media lain seperti Lap top dan LCD karena LCD yang di sediakan di sekolah terbatas. Dari hasil pengamatan, guru mengajar tidak memanfaatkan media dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran terasa monoton dan membosankan.

Sumber belajar yang dipakai guru adalah buku paket Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII semester 1 MGMP PKn oleh Setiadi dan Retno Listyarti (2008), namun di dalam RPP di tambahkan buku-buku lainnya yang relevan. Dalam pembelajaran di kelas XII Otomotif B, guru hanya menggunakan buku paket dan hanya satu-satunya. Menurut pengakuan siswa, guru hanya

(18)

mengacu pada buku pegangan yang terus menerus hanya itu. Dari pengakuan guru, guru hanya menggunakan buku pegangan itu saja dan guru hanya mempunyai satu. Sebaiknya dalam menentukan sumber, tidak harus melalui buku paket, namun bisa memanfaatkan sumber lain, misalnya dari media elektronik atau media massa. Atau bisa menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran. Tujuannya agar pembelajaran tidak terpaku pada satu buku dan siswa serta guru mempunyai banyak informasi dan pengetahuan mengenai isu-isu yang sedang terjadi, dan dapat di sampaikan dalam pembelajaran.

Dalam penilaian, pada RPP setiap kompetensi dasar selesai di bahas, guru memberikan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami apa yang sudah di jelaskan oleh guru di hari tersebut. Dari pengakuan siswa, guru tidak pernah memberikan soal-soal yang wajib dikerjakan untuk mengevaluasi setiap penjelasan materi yang sudah selesai. Evaluasi dilakukan guru hanya ketika ulangan mid semester dan ulangan semester. Sedangkan ulangan harian biasanya tidak ada. Menurut pengakuan guru, evaluasi biasanya dilakukan ketika ulangan mid semester dan ulangan semester saja, sedangkan untuk nilai yang lain diambil dari nilai tugas ketika guru tidak mengisi pelajaran dan nilai dari tingkah laku siswa yang di nilai di kelas selama pembelajaran berlangsung. Dan menurut pengamatan dari peneliti, guru tidak memberi tugas berupa apapun yang bersifat mengevaluasi siswa mengenai materi yang telah selesai dibahas.

Hambatan guru yang disebabkan oleh pengelolaan kelas yaitu ketika dilakukan penelitian, siswa di dalam kelas ada yang ramai, bermain

(19)

handphoneatau mengantuk. Ada juga beberapa siswa yang terlambat masuk kelas, dan ada yang sengaja tidak mengikuti mata pelajaran PKn. Hal tersebut menjadi hambatan yang sangat berat untuk dihadapi seorang guru. Pengelolaan kelas bisa dilakukan guru dengan memberikan motivasi siswa agar siswa mampu menyadari arti penting mempelajari PKn, menyajikan materi dengan menarik dan membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dengan metode, media dan sumber yang menarik.

Dari beberapa hambatan tersebut, guru mempunyai upaya untuk menghadapinya. Dari hambatan dalam persiapan pembelajaran, guru lebih mengutamakan pada penguasaan materi, pembelajaran mengalir menyesuaikan dengan keadaan siswa. Mengenai materi yang sulit diajarkan dan diterima siswa, guru biasanya mensiasati dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik, namun kadang guru juga hanya sebatas teks book. Mengenai metode pembelajaran, guru harus lebih mengerti keadaan siswa. Dalam pemakaian media, ketika guru tidak menggunakan LCD proyektor karena persediaan terbatas, guru berusaha meminjam bagian Tata Usaha, dan guru juga memanfaatkan media sederhana yang ada di dalam kelas, namun ada guru yang hanya sebatas teks book. Dalam pembelajaran, guru dapat menerapkan teori mengajar Bruner, yaitu agar mudah difahami oleh siswa, guru hendaknya menggunakan pencotohan permasalahan yang konkrit yang sedang terjadi dan diketahui oleh siswa. Dalam menyajikankonsep, obyekatauprinsip guru dapat menggunakan gambar, tujuannya adalah agar siswa mempunyai ketertarikan dan motivasi belajar yang tinggi. Dalam penyampaian, guru harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

(20)

siswa, jangan menggunakan istilah-istilah bahasa asing yang kemudian tidak diartikan secara jelas atau hanya sekedar membaca buku yang pada dasarnya guru tidak mengetahui artinya, karena hal tersebut akan menghambat siswa dalam memahami materi atau pokok bahasan yang sedang dibahas.

C. Hambatan Yang Dihadapi Siswa dalam Pembelajaran PKn di SMK Ma’arif Salam

Subjek berikutnya adalah siswa kelas X, XI dan XII yang dipilih secara sengaja oleh peneliti. Alasan mengambil beberapa siswa kelas X adalah mewakili jawaban dari pertanyaan peneliti mengenai hal-hal yang menyangkut pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang mengampu kelas X, sedangkan untuk kelas XI dan XII mewakili jawaban dari peneliti meengenai hal-hal yang menyangkut tentang pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang mengampu kelas XI dan XII.

Tabel 6 : Siswa Yang Menjadi Informan

No. Nama Kelas Jurusan

1. Hesti Nur Aziza X Audio Video A

2. Heni Fatmawati X Audio Video A

3. Dani Fajar Pambudi X Otomotif B

4. David Eka X Mesin A

5. Yos Purwono X Mesin B

6. Widi Jatmiko X Otomotif C

7. Sevrida Kurniawan XII Otomotif D

8. Nina Anggriyani XII Elektronika

9. Trisno Sugiarto XI Mesin C

10. Yufi Wijayanto XI Mesin C

11. Yulias Safarudin XI Mesin C

Beberapa siswa mengaku bahwa dengan mempelajari PKn, siswa dapat mengetahui tentang sejarah perjuangan, mengetahui tentang Undang-Undang

(21)

yang sedang berlaku di Indonesia. Namun PKn tidak selalu dianggap menyenangkan, alasan tersebut karena adanya beberapa pernyataan yang menyatakan bahwa PKn bikin pusing, materinya susah, cara mengajar guru kurang menarik, tidak menggunakan media yang kreatif, dan bahkan dari kondisi kelas yang kurang mendukung.

Bukan hanya pernyataan bahwa PKn penting, wajib, sangat penting dan sangat wajib. Ada beberapa siswa yang menyatakan bahwa PKn membosankan, hal tersebut biasanya dibsebabkan karena materi yang sulit dipahami dan cara mengajar guru PKn yang monoton. Sehingga persepsi siswa mengenai PKn seolah tidak menganggap PKn itu mata pelajaran yang penting dan bukan hanya guru PKn yang mempunyai hambatan dalam pembelajaran, siswa juga mempunyai hambatan yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Berikut hambatan-hambatan terhadap pembelajaran PKn, berdasarkan hasil wawancara peneliti sebagai berikut:

1. Hambatan Dalam Memusatkan Konsentrasi

Dalam pembelajaran, konsentrasi sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, ada beberapa siswa yang mengaku bahwa sering susah memusatkan konsentrasi dan perhatian. Beberapa faktor yang melatar belakangi siswa sulit berkonsentrasi dalam pembelajaran;

Karena kondisi kelas yang ramai, siswa yang lain tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, dan guru juga tidak menegur. Misalnya menegur hanya sekali dan setelah itu dibiarkan ramai. Jadi bukan hanya konsentrasi yang

(22)

terganggu, namun ketika siswa ada yang ingin memperhatikan, suara guru jadi kurang jelas. Dengan kata lain interaksi antara guru dan siswa menjadi terganggu.

Ketika guru menjelaskan materi, siswa ada yang ngobrol dengan teman sebangkunya, atau main hand phone, bahkan mengantuk. Kondisi seperti itu tidak memungkinkan siswa untuk belajar.

Siswa diajak siswa lain ijin keluar ruang kelas untuk pergi ke toilet. Atau bahkan ijin pergi ke toilet tetapi pergi ke kantin untuk jajan.

2. Sulit Memahami Materi

Ada materi-materi tertentu yang sulit dipahami, siswa kelas X mengaku bahwa materi yang sulit dipelajari dan dipahami adalah mengenai hukum karena pengetahuan siswa sebelumnya mengenai hukum belum ada, sehingga siswa masih kesulitan dalam memahami materi tersebut. Selanjutnya mengenai pasal-pasal, siswa mengaku mempunyai hambatan dalam menghafal. Siswa kelas XII mengaku mengalami hambatan dalam materi yang membahas tentang pemerintahan. Materi PKn sering membuat siswa menjadi malas mempelajari PKn.

3. Cara Belajar Siswa

Cara belajar yang kurang baik, sering menjadi hambatan yang ditemui oleh siswa. Kesulitan dalam belajar menjadi hambatan yang memungkinkan siswa untuk mencapai hasil yang tidak maksimal. Pola belajar di sekolah yang tidak optimal dan pola belajar dirumah yang tidak tepat pemilihan waktunya menjadi pokok permasalahannya. Siswa mengaku tidak bisa belajar dengan baik di sekolah karena kalau sudah sama teman, hanya ngobrol. Kalau belajar di rumah, kadang

(23)

kalah sama main atau kalah dengan acara televisi. Siswa mengaku sulitnya mempelajari PKn karena materi PKn sangat banyak, apalagi PKn menuntut untuk menghafal. Biasanya yang susah dihafalkan adalah istilah dalam bahasa asing dan singkatan-singkatan. Oleh karena itu ada kecenderungan siswa menjadi malas belajar.

4. Kurangnya Motivasi dan Minat Pembelajaran

Kurangnya motivasi dari guru merupakan alasan dari siswa untuk tidak mempunyai minat dalam pembelajaran PKn. Biasanya guru lupa memberikan motivasi, misalnya memberi tahu kepada siswa tentang apa tujuan dari pembelajaran PKn di hari itu. Akibatnya siswa yang sama sekali tidak mempunyai minat belajar PKn hanya mengganggu proses pembelajaran.

Ada juga siswa yang mengaku, kurangnya motivasi dari pihak keluarga membuat kurangnya minat untuk belajar. Ketika ingin belajar di rumah, tidak terlihat dukungan atau motivasi dari orang tua atau keluarga. Misalnya, pada waktu jam belajar, orang tua menghidupkan televisi dengan suara keras, menghidupkan radio, menyuruh anak untuk pergi ke warung.

5. Metode, Media dan Sumber Pembelajaran.

Siswa mengaku merasa bosan dengan cara mengajar guru, media yang digunakan dan sumber pembelajaran yang tidak variatif. Siswa kelas XI mengatakan, mengenai metode pembelajaran guru PKn hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah. Hal tersebut membuat siswa cepat bosan. Media juga tidak ada, hanya memakai papan tulis. Sumber hanya buku paket yang selalu digunakan guru dan hanya 1 buku itu saja.

(24)

6. Keadaan Ruang Kelas

Keadaan ruang kelas kurang nyaman, kadang ada beberapa sampah kertas atau pembungkus makanan yang berada di dalam laci meja yang terjatuh ke lantai. Ada juga siswa yang mengaku ketika musim hujan, ruang kelas yang ditempati atapnya bocor. Lalu lantai ruang kelas menjadi tergenang air dan penataan bangku menjadi tidak rapi.

7. Ruang Kelas Tidak Menetap

Ada 2 kelas yang sering berpindah-pindah ruang, yaitu kelas XI Mesin C dan XI Mesin D. Hal tersebut terjadi karena kurangnya ketersediaan ruang kelas. Siswa mengaku karena berpindah-pindah kelas, kadang ada siswa yang tidak tahu ada di ruang sebelah mana, atau guru PKn yang mencari-cari ruang kelas ketika mau mengajar. Akibatnya siswa sering ada yang terlambat masuk kelas.

Dari hasil penelitian, siswa SMK Ma’arif Salam mengalami beberapa hambatan dalam pembelajaran PKn. Hambatan tersebut antara lain, hambatan dalam memusatkan konsentrasi, hambatan yang disebabkan karena keadaan ruang kelas, hambatan yang disebabkan karena cara belajar, kurangnya motivasi dan minat dalam pembelajaran, hambatan yang disebabkan karena ruang kelas yang tidak menetap, materi sulit dipahami, hambatan yang disebabkan karena media, metode dan sumber pembelajaran.

Konsentrasi yang tidak terpusat kepada materi pelajaran atau penjelasan guru di depan kelas disebabkan karena kondisi kelas yang ramai, siswa yang lain tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, dan guru juga tidak menegur. Misalnya menegur hanya sekali dan setelah itu dibiarkan ramai. Jadi

(25)

bukan hanya konsentrasi yang terganggu, namun ketika siswa ada yang ingin memperhatikan, suara guru jadi kurang jelas. Dengan kata lain interaksi antara guru dan siswa menjadi terganggu. Ketika guru menjelaskan materi, siswa ada yang ngobrol dengan teman sebangkunya, atau main hand phone, bahkan mengantuk. Kondisi seperti itu tidak memungkinkan siswa untuk belajar. Siswa diajak siswa lain ijin keluar ruang kelas untuk pergi ke toilet. Atau bahkan ijin pergi ke toilet tetapi pergi ke kantin untuk jajan namun siswa yang diajak tidak mau, hal tersebut dapat menimbulkan konsentrasi yang tidak dapat terpusat. Dalam hal ini, guru sudah berupaya ketika mendapati siswa yang menganggu konsentrasi belajar temannya dengan mengajak ngobrol atau mengajak ijin keluar kelas, yang pertama dilakukan adalah menegur, teguran dilakukan sampai tiga kali, ketika siswa tidak bisa ditoleransi, siswa ramai dikeluarkan dari ruang kelas.

Hambatan yang disebabkan karena keadaan ruang kelas yang tidak mendukung. Keadaan ruang kelas menjadi pemicu semangat belajar siswa. Dari keadaan ruang kelas yang berantakan, tidak rapi dan tidak bersih membuat siswa mengalami hambatan dalam pembelajaran. Pada saat musim penghujan, ada beberapa ruang kelas yang lantainya tergenang air. Hal tersebut disebabkan karena atap yang bocor dan merembes kemudian air hujan menetes ke lantai. Ada beberapa sampah bekas pembungkus makanan yang juga terjatuh ke lantai dan membuat pemandangan di kelas menjadi tidak rapi.

Hambatan yang di sebabkan karena ruang kelas yang tidak menetap, dari hasil wawancara dan observasi ditemukan dua kelas yang menempati kelas berpindah-pindah, kelas tersebut adalah kelas XI Mesin C dan kelas XI Mesin D.

(26)

Alasan kenapa ruang kelas tidak menetap adalah karena mereka tidak mempunyai kelas, dari awal tahun ajaran atau dari awal mereka memasuki kelas XI mereka tidak memiliki kelas yang tetap. Setelah peneliti melakukan cross check kepada kepala sekolah SMK Ma’arif Salam, di katakan bahwa awalnya akan diterapkan moving class di SMK Ma’arif Salam, yang bertujuan agar semua kelas menempati ruang kelas, setiap kelas akan di rolling setiap 3 hari sekali atau seminggu sekali. Namun ada kesalahan dalam pengaturan yang menyebabkan kelas XI Mesin C dan XI Mesin D tidak mendapatkan ruang kelas. Dari hambatan tersebut, kepala sekolah mengupayakan penambahan ruang kelas dengan sedang dilaksanakannya pembangunan gedung baru untuk menambah ruang kelas.

Hambatan siswa berikutnya adalah mengenai cara belajar yang masih terbilang belum baik. Sebaiknya siswa lebih pandai memilih waktu yang tepat untuk belajar, dan memilih cara belajar yang seperti apa yang membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi. Waktu yang tepat untuk belajar di rumah adalah pukul 19.00-21.00 dan dini hari sekitar pukul 03.00, pilihlah tempat yang memang dianggap nyaman untuk belajar. Cara belajar yang berangsur dianggap menjadi cara tepat untuk lebih bisa memahami materi. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan waktu dan menetapkan cara belajar yang tepat. Tempat yang tepat untuk belajar di sekolah adalah perpustakaan, karena perpustakaan mempunyai suasana tenang dan nyaman untuk belajar. Dari hambatan tersebut, guru menganjurkan untuk belajar sistem kredit, yaitu belajar sedikit-sedikit tetapi dilakukan secara rutin.

(27)

Kurangnya motivasi dan minat dalam pembelajaran, kasus yang sering terjadi adalah guru lupa bahkan tidak tahu bagaimana cara memberikan motivasi kepada siswa. Tidak jarang juga guru yang tidak mengetahui tentang apa itu motivasi. Sering terabaikan bahwa fungsi guru sebagai motivator. Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang ke arah tujuan-tujuan belajar. Fungsi dari motivasi adalah memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dalam pembelajaran, memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Dari segi motivasi, guru mengupayakan untuk memulai pembelajaran dengan menyanyikan lagu perjuangan, agar semangat bisa terkumpul.

Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dan minat dalam pembelajaran siswa adalah dengan cara mengajar yang bervariasi (kreatif), mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, memberikan kesempatan siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian siswa. Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat siswa dalam pembelajaran. Minat ini besar sekali penbgaruhnya terhadap pembelajaran sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.

Hambatan mengenai materi yang sulit dipahami, bisa menjadi mudah ketika metode, media atau sumber pembelajaran dari guru dapat menarik siswa. Siswa yang mempunyai ketertarikan dalam pembelajaran akan mempunyai hasil

(28)

pembelajaran yang baik pula. Yang biasanya sulit dipahami dan dihafal adalah singkatan-singkatan dan istilah dalam bahasa asing. Menurut beberapa siswa, materi mengenai hukum dan sistem pemerintahan atau tentang politik adalah materi yang sulit difahami.

Dalam kasus tersebut, hendaknya guru lebih pandai dalam memilih bahan pelajaran dan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Tujuan yang akan dicapai, sehingga bahan yang akan disampaikan relevan dengan tujuan yang dirumuskan.

b. Bahan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa, sehingga mudah dipahami.

c. Bahan yang akan diberikan perlu disusun skope dan ruang lingkupnya serta urut-urutannya.

d. Mempertimbangkan waktu tersedia, serta perlengkapan yang ada.

Dalam pemilihan bahan pelajaran atau materi, guru harus lebih pandai dalam memilih bahan-bahan yang relevan dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Bukan hanya diambil dari satu sumber pembelajaran saja. Sukses tidaknya pembelajaran yang baik, terpengaruh oleh penguasaan guru terhadap bahan (isi) pelajaran yang diberikan.

Dari hambatan siswa mengenai materi yang sulit difahami seperti pemamahami istilah bahasa asing dan memahami singkatan-singakatan, siswa perlu menerapkan hukum latihan. Caranya dengan membuat buku atau catatan kecil yang isinya berupa istilah bahasa asing dan singkatan-singkatan yang tujuannya bisa dibaca setiap waktu.

(29)

Hambatan yang disebabkan karena metode, media dan sumber pembelajaran yang tidak menarik. Kebanyakan siswa mengaku bahwa pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang meggunakan metode, media dan sumber pembelajaran yang menarik. Materi yang sulit menjadi mudah ketika guru dapat menyajikan materi tersebut dengan metode yang menarik. Ada siswa yang menyatakan bahwa metode ceramah sudah cukup asalkan guru bisa mengemas materi dengan metode ceramah yang punya daya tarik tersendiri. Namun ada siswa yang menginginkan metode pembelajaran lain selain ceramah, misalnya diskusi, persentasi atau wisata studi. Ketika mempelajari tentang peradilan nasional, siswa diajak berkunjung ke pengadilan untuk mengetahui jalannya persidangan. Media yang diharapkan siswa adalah menggunakan media LCD proyektor. Dengan LCD proyektor, ketertarikan siswa untuk belajar lebih tinggi. Karena mereka menganggap bahwa ketika guru hanya berceramah tanpa mengguanakan alat peraga akan membuat cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Seharusnya untuk memilih media yang tepat, tidak hanya menggunakan LCD proyektor, namun bisa menggunakan media-media lain yang sederhana dan menarik. Misalnya gambar, foto, hand out, pemanfaatan benda yang ada di dalam kelas, dan lain-lain.

Teorikoneksionismedari Thorndike, belajar berlangsungmenurutprinsip yang

samayaitupembentukanasosiasiantarakesanpancainderadengankecenderunganberti ndak. Proses belajarberlangsungsecaratrial and errormenuruthukum-hukumtertentuyaitu salah satunya dengan kesiapan. Yang dimaksud dengan

(30)

kesiapan belajar menurut Darwis A Soelaiman (1979 : 168) adalah kemampuan seseorang mengambil manfaat dari pengalamannya.

Kesiapan pada saat pembelajaran misalnya, datang tepat waktu (tidak terlambat atau bolos), menyiapkan apa yang akan dipelajari hari tersebut, memusatkan konsentrasi kepada materi dan guru, mempunyai motivasi dan minat untuk belajar, melaksanakan apa yang ditugaskan guru sekalipun sulit. Belajar akan berlangsung lebih baik apabila kegiatan belajar sesuai dengan perkembangan fisik dan intelektual siswa. Penerapan melakukan tindakan dengan sepenuh hati dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal.

Hukumlatihan,

menyatakanbahwakoneksiantarakondisidantindakanakanmenjadikuatkarenalatihan , danmenjadilemahkarenakurangatautanpalatihan. Makin seringsesuatupelajarandiulangimakindikuasaipelajaranitu. Hal ini berkaitan dengan cara belajar yang berangsur dan berulang-ulang, dari cara tersebut akan mempermudah cara belajar siswa. Siswa hanya perlu memilih waktu yang tepat untuk belajar dan tempat yang nyaman untuk mempelajari pelajaran tersebut.

Hukumefek, menyatakanbahwakegiatanbelajar yang memberiefekhasilbelajar yang menyenangkansepertihadiah/ pujian, kecenderunganuntukdiulangidanditingkatkan; sedangkankegiatanbelajar yang

memberikanefekhasilbelajar yang

tidakmenyenangkancenderunguntukdihentikanatautidakdiulangi (Syamsu Mappa, 1983 : 56). Dari hukum efek ini, kegiatan belajar yang baik akan menumbuhkan

(31)

motivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar. Misalnya, guru yang mengajar menyenangkan sehingga siswa mampu dengan mudah memahami setiap penjelasan guru, dan mempunyai efek pada hasil belajar yang baik.

Dari teori Classical Conditioning yang dikemukakan olehPavlov, menghasilkaneksperimenbahwatingkahlakutertentudapatdibentuk,

dipelajarimelaluilatihan yang direncanakan. Dalam hal ini sesuai dengan PKn sebagai pembentukan karakter siswa. Pembentukan karakter siswa dapat dibentuk oleh guru melalui kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan. Seperti dalam RPP, dituliskan bahwa sebelum pembelajaran dimulai, guru mengabsen siswa terlebih dahulu, hal itu memperlihatkan karakter ketertiban. Guru mengajak siswa berdo’a dan mengucapkan salam sebelum dan sesudah pembelajaran, dari hal tersebut mencerminkan karakter keagamaan. Karakter siswa dapat dibentuk mulai dari hal terkecil dari bagian kegiatan pembelajaran. Dengan memanfaatkan teori conditioning dari Guthrie, seseorang dapatmenemukancaramengubahkebiasaan yang kurangbaik, misalnya dari rutinitas guru mengabsen sebelum pembelajaran, dan ketika diketahui siswa tidak mengikuti pembelajaran tanpa alasan yang jelas, maka akan menimbulkan pengenaan sanksi kepada siswa. Oleh sebab itu, manfaat dari mengabsen dan memberi sanksi, akan mengubah kebiasaan siswa, yang tadinya malas, menjadi rajin.

Secara teoritis dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang tidak efektif karena adanya hambatan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Makin kurang tersedianya sumberdaya (fasilitas yang ada) seperti ruangan kelas,

(32)

alat bantu mengajar (film, video, cassete, kamera, OHP, transparansi, papantulis, dan sebagainya), maka makin tidak efisien pembelajaran tersebut berlangsung.

Kualitas pendidikan akan semakin meningkat jika alat bantu pembelajaran atau penggunaan mediainstruksi dapat ditingkatkan.

D. Upaya Guru, Siswa, dan SekolahUntuk Menghadapi Hambatan Dalam Pembelajaran PKn

Ada hambatan yang menuntut guru dan siswa untuk mengatasi hambatan tersebut :

1. Upaya Guru Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pembelajaran PKn, yaitu :

a. Mengenai persiapan mengajar, guru PKn kelas X mengaku bahwa untuk mengatasi hambatan dalam persiapan mengajar yang perlu diperhatikan adalah penguasaan materi .

b. Untuk mengatasi pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, guru kelas X mengaku bahwa harus mengenal dominan karakter siswa dengan cara melihat antusias siswa terhadap metode pembelajaran yang selama ini sudah diterapkan dikelas.

c. Dalam penggunaan media, guru kelas X menggunakan media pembelajaran berupa LCD Proyektor, yang dipinjam dari bagian Tata Usaha (TU) karena LCD Proyektor di SMK Ma’arif jumlahnya terbatas. d. Mengenai pengelolaan kelas, dalam menghadapi anak-anak yang bandel

atau susah diatur, terlambat masuk waktu pembelajaran PKn, guru PKn kelas X mengatasi siswa dengan memberi sanksi. Namun ketika

(33)

siswamembolos, guru melapor ke Bimbingan Konseling (BK) dan yang menindak lanjuti adalah BK tersebut. Guru PKn kelas XI dan XII menghadapi siswa yang ramai di kelas dengan cara ditegur.

e. Mengatasi konsentrasi belajar siswa yang terganggu akibat siswa lain yang ramai diatasi dengan cara ; pertama, menegur siswa yang ramai. Kedua, memberi sanksi yaitu menyuruh push-up. Ketiga, mengeluarkan siswa ramai dari kelas.

f. Membantu siswa dalam menghadapi hambatan dalam belajar yaitu, guru kelas X menyarankan siswa agar membuat ringkasan materi dan menggunakan cara belajar dengan sistem kredit.

g. Dalam hal motivasi, guru kelas X biasanya memberi motivasi siswa dengan cara bersama-sama menyanyikan lagu perjuangan sehingga semangat siswa diharapkan seperti pejuang.

h. Keadaan ruang kelas, guru kelas XI dan XII mengaku mengajar siswa dengan apa adanya keadaan ruang kelas.

2. Upaya Siswa Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pembelajaran PKn : a. Untuk mengatasi konsentrasi yang tidak terpusat kepada guru dan materi

karena siswa lain ramai, ada siswa yang mengatasinya dengan cara berpindah tempat duduk menjadi yang dekat dengan guru.

b. Materi yang susah difahami bisa diatasi dengan mencari informasi melalui internet atau setelah guru menjelaskan, siswa bertanya.

c. Dalam mengatasi hambatan berupa cara belajar yang tepat yaitu siswa ketika mau diadakan Ulangan Mid Semester atau Ulangan Semester,

(34)

siswa bangun dini hari untuk belajar. Meringkas materi setiap selesai proses pembelajaran agar mudah dihafalkan dan dipelajari.

d. Kurangnya motivasi dan minat diatasi siswa dengan tetap mengikuti pembelajaran.

e. Ruang kelas yang tidak menetap diatasi siswa dengan mencari ruang kelas yang kosong untuk ditempati.

f. Keadaan ruang kelas yang tidak mendukung bisa diatasi dengan membersihkan ruang kelas yang kotor atau tergenang air hujan.

3. Upaya SekolahUntuk Mangatasi Hambatan Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran PKn :

a. Ruang kelas yang belum memadai, tanggapan dari Kepala Sekolah SMK Ma’arif Salam ruang kelas yang kurang karena adanya kebutuhan ruang tambahan.

b. Mengenai media pembelajaran, LCD Proyektor masing-masing jurusan sudah mempunyai. Yang tidak sering dipakai ada 2, di laboratorium ada 2. Jurusan mesin ada 1, Jurusan otomotif disediakan 2.

c. Mengenai sumber pembelajaran, sekolah sudah menyediakan laboratorium komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet.

Upaya diatas merupakan usaha yang telah dilakukan oleh guru, siswa, dan sekolah untuk menambah kualitas pembelajaran. Upaya guru untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran PKn meliputi upaya untuk guru tersebut dan upaya untuk siswanya.

(35)

Dalam persiapan pembelajaran guru menekankan pada penguasaan materi, meskipun RPP bukan murni hasil sendiri dan silabus diberi oleh sekolah, namun guru sudah mengetahui bahan ajar yang akan diajarkan dan menyiapkan pembelajan sebaik mungkin dari pengetahuan guru.

Guru yang berkualitas harus dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya. Perilaku guru tersebut diharapkan mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas, yang meliputi sebagai berikut :

Kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran 1) Perencanaan

a) Kemampuan merumuskan tujuan pengajaran b) Kemampuan memilih metode alternatif

c) Kemampuan memilih metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran d) Kemampuan merencanakan langkah-langkah pengajaran

2) Persiapan bahan pengajaran

a) Kemampuan menyiapkan bahan yang sesuai dengan tujuan b) Kemampuan mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran c) Kemampuan menyiapkan bahan pengajaran remedial 3) Merencanakan Media dan Sumber

a) Kemampuan memilih media pengajaran yang tepat b) Kemampuan memilih sumber pengajaran yang tepat 4) Penilaian

(36)

b) Kemampuan merencanakan penafsiran penggunaan hasil penilaian pengajaran.

Beberapa kemampuan guru diatas, dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang meliputi tiga hal yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal mempunyai fungsi : Pertama, menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kedua, mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Ketiga, mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. Keempat, mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan mana yang telah dikuasai dan mana yang perlu mendapat perhatian khusus.

Untuk mengatasi metode pembelajaran yang diterapkan, guru mengaku mengenal dominan karakter siswa. Guru kelas X mengaku bahwa dalam pembelajaran pernah menerapkan metode game, dan guru kelas XI mengaku pernah menggunakan metode diskusi, namun untuk diterapkan metode tersebut guru mengalami hambatan karena ada kelas yang kegiatan pembelajarannya jadi kurang efektif, siswa ramai, bercanda, jam pelajaran hanya terbuang sia-sia dan materi belum selesai di bahas. Oleh karena itu guru memakai metode pembelajaran ceramah karena dirasa metode tersebut efektif diterapkan dari kelas ke kelas yang lain.

Dalam penggunaan media, guru mengaku bahwa media yang dapat menarik siswa adalah menggunakan LCD Proyektor. Sedangkan media tersebut jumlahnya terbatas, sehingga guru harus meminjam LCD Proyektor yang biasanya

(37)

digunakan bagian tata usaha. Namun kadang guru juga menggunakan media sederhana yang ada di dalam kelas, seperti penghapus untuk menerapkan metode permainan.

Mengenai pengelolaan kelas, dalam menghadapi anak-anak yang bandel atau susah diatur, terlambat masuk waktu pembelajaran PKn, guru PKn kelas X mengaku mengatasi siswa dengan memberi sanksi misalnya suruh nyanyi di depan kelas, nyanyi lagu-lagu nasional dan menyuruh push-up. Namun ketika siswa membolos, guru melapor ke Bimbingan Konseling (BK) dan yang menindak lanjuti adalah BK tersebut. Guru PKn kelas XI dan XII mengaku menghadapi siswa yang ramai di kelas dengan cara ditegur dan dinasehati.

Konsentrasi belajar siswa yang terganggu akibat siswa lain yang ramai guru PKn biasanya mengatasi dengan cara ; pertama, menegur siswa yang ramai. Kedua, memberi sanksi berupa push-up. Ketiga, mengeluarkan siswa ramai dari kelas.

Membantu siswa dalam menghadapi hambatan dalam belajar yaitu, siswa biasanya mengalami kesulitan memilih cara belajar yang tepat. Guru kelas X menyarankan siswa agar membuat ringkasan materi dan menggunakan cara belajar dengan sistem kredit. Jadi belajarnya harus sedikit sedikit tapi sering. Dengan seperti itu, siswa akan mudah memahami materi yang sedang dipelajari.

Dalam hal motivasi, guru kelas X mengaku biasanya memberi motivasi siswa dengan cara bersama-sama menyanyikan lagu perjuangan sehingga semangat siswa diharapkan seperti pejuang.

(38)

Keadaan ruang kelas, guru kelas XI dan XII mengaku mengajar siswa dengan apa adanya keadaan ruang kelas. Karena ketika yang menjadi hambatan adalah ruang kelas yang atapnya bocor ketika hujan, hal tersebut tidak setiap hari. Hanya waktu musim hujan saja. Oleh karena itu, guru biasanya mengajar dengan apa adanya keadaan kelas, hanya saja lebih diatur penataan bangkunya. Selanjutnya mengenai beberapa sampah pembungkus makanan berada di lantai, guru biasanya menyuruh siswa untuk mengambil atau membersihkan sebelum dimulai pembelajaran.

Ketika menghadapi hambatan, maka seseorang dituntut untuk menemukan solusi atau jalan keluar. Begitu juga dalam pembelajaran PKn, siswa yang mengalami hambatan berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut.

Untuk mengatasi konsentrasi yang tidak terpusat kepada guru dan materi karena siswa lain ramai, siswa mengaku ada yang mengatasinya dengan cara berpindah tempat duduk menjadi yang dekat dengan guru. Namun ada siswa yang diam saja ditempat duduknya karena tidak ada tempat duduk yang kosong di depan. Biasanya siswa cuek ketika diajak ngobrol dengan teman yang lain.

Materi yang susah difahami bisa diatasi dengan mencari informasi melalui internet atau setelah guru menjelaskan, siswa bertanya. Materi yang sulit difahami adalah mengenai hukum dan perpolitikan. Siswa kelas X mengaku bahwa yang sulit difahami adalah ketika pembelajaran sampai pada bab sistem hukum dan peradilan nasional. Siswa kelas XI mengaku bahwa materi yang sulit adalah sistem hukum dan peradilan internasional.

(39)

Dalam mengatasi hambatan berupa cara belajar yang tepat yaitu siswa mengaku ketika mau diadakan Ulangan Mid Semester atau Ulangan Semester, siswa bangun dini hari untuk belajar. Meringkas materi setiap selesai proses pembelajaran agar mudah dihafalkan dan dipelajari. Intinya siswa lebih rajin dalam belajar dan memilih waktu yang tepat untuk belajar.

Kurangnya motivasi dan minat diatasi siswa dengan tetap mengikuti pembelajaran, karena dengan tetap mengikuti pelajaran, keingin tahuan siswa akan materi yang sebelumnya belum siswa ketahui akan memotivasi siswa untuk terus mengikuti pembelajaran.

Ruang kelas yang tidak menetap diatasi siswa dengan mencari ruang kelas yang kosong untuk ditempati. Siswa kelas XI Mesin C mengaku bahwa mereka dapat belajar ketika ada kelas yang sedang melaksanakan praktek di ruang praktek. Dan memang setiap hari ada praktek, sehingga mereka menempati ruang kelas yang kosong tersebut.

Keadaan ruang kelas yang tidak mendukung bisa diatasi dengan membersihkan ruang kelas yang kotor atau tergenang air hujan. Biasanya ruang kelas yang kotor karena perilaku dari siswa yang tidak menjaga kebersihan kelasnya, sehingga ketika terdapat kelas yang kotor, ada siswa yang mengaku kadang dibersihkan dengan kesadaran, namun kadang ditegur guru baru dibersihkan.

Ruang kelas yang belum memadai, tanggapan dari Kepala Sekolah SMK Ma’arif Salam ruang kelas yang kurang karena adanya kebutuhan ruang tambahan, misalnya ruang laboratorium komputer bertambah. Mengenai ada kelas

(40)

yang berpindah pindah ruang seperti kelas XI Mesin C dan XI mesin D, karena sebelumnya yang diinginkan adalah moving class. Moving class di SMK Ma’arif Salam diartikan setiap 3 hari sekali atau seminggu sekali semua kelas berpindah ke kelas yang lain. Tujuannya agar semua mendapatkan ruang kelas. Pihak sekolah juga sudah merencanakan pembangunan gedung baru lagi di sebelah tempat parkir dan saat ini sudah mulai berjalan.

Mengenai media pembelajaran, LCD Proyektor masing-masing jurusan sudah mempunyai. Yang tidak sering dipakai ada 2, di laboratorium ada 2. Jurusan mesin ada 1, Jurusan otomotif disediakan 2. Kepala sekolah mengaku bahwa semua kembali kepada guru, karena cara mengajar guru memang belum bisa berubah. Masih perlu membutuhkan kreativitas yang tinggi untuk memakai media yang canggih. Biasanya guru hanya menggunakan buku paket sebagai media pembelajaran.

Mengenai sumber pembelajaran, sekolah sudah menyediakan laboratorium komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Kepala sekolah mengatakan bahwa di perpustakaan juga terdapat banyak buku sebagai bahan bacaan untuk belajar.

Gambar

Tabel 5 : Guru PKn yang menjadi Informan
Tabel 6 : Siswa Yang Menjadi Informan

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan Pengembangan Intensifikasi Tanaman padi dan palawija petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (benih, tanah, air dan sarana produksi

Kreativitas adalah proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari ketiga aspek esensial kecerdasan analitis, kreatif, dan praktis, beberapa aspek yang ketika

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran interaktif penginderaan jauh berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana hasil yang diperoleh

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah: 1) Menentukan lokasi penelitian. 2) Studi pendahuluan untuk mendapatkan permasalahan yang dapat diangkat dalam

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya peserta didik dalam mengajkan pertanyaan dan pendapat terhadap gurunya.. Dari fenimene-fenomena atau

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Manfaat Teoritis ... Manfaat Praktis ... KAJIAN PUSTAKA DAN

Dengan mengetahui langkah-langkah dengan menggunakan pembelajaran metode inkuiri model Alberta akan terlihat bagaimana sikap peserta didik terhadap pembelajaran tersebut.