• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerja Sama Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kerja Sama Penelitian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Mandat Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian terapan (applied technologies), teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi tinggi (advanced technologies), dan juga inovasi lainnya. Di samping itu, Badan Litbang Pertanian juga mewujudkan perannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Eksistensi Badan Litbang Pertanian, tentunya tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal, yang harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang dengan berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Badan Litbang Pertanian akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan pelaku usaha nasional maupun internasional (Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014).

Kerja sama penelitian diperlukan oleh Badan Litbang Pertanian karena bermanfaat untuk optimalisasi penggunaan sumberdaya, menghindari tumpah-tindih penelitian, meningkatkan kualitas penelitian, mengefektifkan diseminasi hasil penelitian, menghasilkan output yang nyata seperti : HKI, jurnal/publikasi ilmiah, dan paten serta manfaat yang dihasilkan dapat dirasakan oleh stakeholders khususnya para petani. Ketahanan pangan,

(3)

Saat ini Badan Litbang Pertanian memiliki kerja sama penelitian dan pengembangan pertanian yang cukup luas baik nasional maupun internasional. Secara nasional telah terbentuk kerja sama penelitian untuk beberapa komoditas dan bidang masalah yang melibatkan beberapa lembaga penelitian di bawah koordinasi Kementerian Ristek, LIPI, BATAN, BPPT, dan beberapa perguruan tinggi. Untuk mengefektifkan diseminasi telah terbentuk pula kerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta dan instansi pengambil kebijakan baik dalam lingkup Kementerian maupun di luar Kementerian Pertanian. Secara internasional, Badan Litbang Pertanian juga terlibat dalam jejaring kerja sama, baik bilateral, multilateral maupun regional.

A. Kerja Sama Dalam Negeri

Kerja sama dalam negeri adalah kesepakatan untuk melakukan penelitian dan pengembangan antara UK/UPT Badan Litbang Pertanian dengan mitra kerja sama dalam negeri seperti: pemerintah daerah, perusahaan swasta, BUMN, lembaga swadaya masyarakat, universitas, lembaga pemerintahan lainnya, dan lembaga lainnya. Kegiatan penelitian dan pengembangan dimaksud meliputi penelitian, pengembangan, pengkajiaan, perekayasaan, pemetaan, bimbingan teknologi, evaluasi/karakterisasi sumberdaya pertanian, serta pertukaran dan pemanfaatan informasi. Kerja sama dalam negeri harus dilakukan formal institusional yang dituangkan ke dalam dokumen bersifat kontraktual (Memorandum of Understanding/MoU, kontrak kerja sama) ditandatangani oleh para pihak dan bersifat non kontraktual yang dituangkan kedalam surat kesepakatan para pihak.

Kegiatan kerja sama penelitian dan pengembangan pada dasarnya bertujuan untuk : (a) mendapatkan teknologi tinggi dan terapan di bidang pertanian dan inovasi lainnya, (b) mempercepat pematangan teknologi seperti uji verifikasi, uji multilokasi, uji adaptasi, uji kelayakan, dll; (c) mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; (d) mempercepat pencapaian tujuan pembangunan pertanian baik untuk mengakomodasi isu strategis nasional maupun spesifik wilayah, (e) meningkatkan capacity building Unit Kerja/ Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, (f) mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan teknologi, (g) menciptakan alternatif sumber pembiayaan litbang.

Tahun 2012 Badan Litbang Pertanian mengelola kerja sama dalam negeri sebanyak 537 kerja sama, terdiri dari kerja sama dengan Kementerian Ristek melalui program insentif memberikan kontribusi yang signifikan (214 judul kegiatan kerja sama), diikuti kerja sama kemitraan sebesar (91 kerja sama), kerja sama penelitian dengan Instansi/Pemda provinsi dan kabupaten sebesar (91 kerja sama), hibah sebesar (74 kerja sama), program KKP3T sebesar (37 kerja sama) dan swasta sebesar (30 kerja sama),

(4)

B. Kerja Sama Luar Negeri

Kerja sama luar negeri adalah suatu kesepakatan untuk melakukan kegiatan penelitian, perekayasaan, pengkajian, pengembangan dan alih teknologi dalam bidang pertanian antara UK/UPT Badan Litbang Pertanian dengan mitra kerja sama luar negeri. Kerja sama luar negeri meliputi kerja sama dengan lembaga penelitian asing, organisasi internasional, perguruan tinggi asing, swasta asing, dan lembaga swadaya masyarakat asing. Badan Litbang Pertanian telah melakukan kerja sama penelitian di bidang pertanian dengan berbagai macam mitra kerja sama internasional seperti : ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research), CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation), JICA (Japan International Cooperation Agency), JIRCAS (Japan International Research Center for Agricultural Sciences), Amarta, Ansoft, RDA (Rural Development Administration, AFACI (Asian Food and Agriculture Cooperation Initiative), US Department of State, CIMMYT (International Maize and Wheat Improvement Center), CIRAD (Centre de Cooporation International en Recherche Agronomicque le Development), IRRI (International Rice Research Institute), FAO (Food and Agriculture Organization), Yuan Longping Ltd, HORTIN II, Gent University, MAFF (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries) Japan, AMNET, ICRAF (The World Agroforestry Centre), ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund), IDRC (International Development Research Centre), IAEA (International Atomic Energy Agency), CIP (International Potato Centre), Biodiversity International, IPNI (International Plant Names Index), IOM, Malaysian Rubber Research Institute, UNDP (United Nations Development Programme), IRRI, GIZ, Murdoch University, IFPRI (International Food Policy Research Institute), University of Queensland, IPI (International Potash Institute), REDD ALERT, World Bank, dll.

Kerja sama luar negeri diarahkan untuk lebih meningkatkan akses terhadap inovasi di bidang pertanian yang telah dihasilkan oleh Pusat-Pusat Penelitian Internasional mendukung kegiatan inovasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Kerjasama luar negeri juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peneliti/perekayasa Badan Litbang Pertanian di dunia internasional. Kerja sama ini dilakukan secara formal kelembagaan dengan didasarkan atas persamaan kedudukan yang saling menguntungkan serta dilaksanakan dengan sistem pengendalian yang ketat.

Kerja sama luar negeri dilaksanakan melalui skema kerja sama bilateral, regional dan multilateral. Kerja sama bilateral merupakan kerja sama yang dilaksanakan oleh dua negara melalui goverment to goverment (G to G) maupun private to private (P to P). Untuk kerja sama regional dilakukan oleh beberapa negara yang berada dalam satu kawasan dan kepentingan tertentu seperti ASEAN (Association of Southeast Asia Nations), APEC (Asia Pasific Economic Cooperation). Sedangkan pada kerja sama multilateral dilaksanakan oleh banyak negara misalnya FAO (Food and Agriculture Organization), WHO (World Health

(5)

Tahun 2012 Badan Litbang Pertanian mengelola kerja sama luar negeri sebanyak 27 kerja sama terdiri atas kerja sama bilateral (lihat Lampiran 29) dan kerja sama multilateral (lihat Lampiran 30). Perkembangan jumlah kerja sama penelitian dalam dan luar negeri selama 5 tahun terakhir (2008-2012) terdapat pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Kerja Sama Penelitian Dalam dan Luar Negeri Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Kerja Sama

Dalam Negeri Luar Negeri

2008 205 *) 77 2009 888 *) 45 2010 582 **) 41 2011 598 **) 65 2012 362**) 27 Keterangan : *) Termasuk KKP3T

**) Termasuk KKP3T dan SINTA/Insentif

Program Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) Tahun Anggaran 2012.

Dalam pelaksanaan program KKP3T TA 2012. Melalui seleksi akhir terdapat sebanyak 37 proposal dari 10 perguruan tinggi yang layak didanai dengan total dana sebesar 3,757 milyar dengan rata-rata biaya per proposal sebesar Rp 101.321.600. Dari jumlah tersebut sebanyak 28 proposal merupakan proposal lanjutan sedang sisanya sebanyak 9 proposal adalah proposal baru. Pada biaya yang disetujui, bidang penelitian aplikasi IT dan tanaman pangan memiliki nilai biaya terbesar dibandingkan dengan bidang penelitian lainnya masing-masing sebesar Rp 883.074.000,- dan Rp 781.905.000,- Bidang Hortikultura memiliki rata-rata biaya per proposal terbesar yakni Rp 147.229.000,- per proposal. Pada jumlah proposal yang lolos, IPB terbesar dengan 18 proposal (48,7%) diikuti BINUS dengan 8 proposal (21,6%) serta UGM dengan 3 proposal (8,1%). Rekapitulasi proposal KKP3T yang lolos berdasarkan bidang penelitian dan perguruan tinggi terdapat pada Tabel 15 dan 16 serta Gambar 22

(6)

Tabel 15. Jumlah Proposal KKP3T Yang Lolos Seleksi Berdasarkan Bidang Penelitian, 2012 No Bidang Penelitian ProposalJumlah Biaya Disetujui (Rp) Rata-Rata Biaya per Proposal (Rp)

1 Tanaman Pangan 8 883.074.000 110.384.250

2 Tanaman Hortikultura 1 147.229.000 147.229.000

3 Tanaman Perkebunan 3 254.744.600 84.914.867

4 Peternakan dan Veteriner 3 356.725.000 118.908.333 5 Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik 2 194.557.000 97.278.500 6 Teknologi Pasca Panen 7 785.932.000 112.276.000

7 Mekanisasi Pertanian 1 236.160.000 78.720.000

8 Sumberdaya Lahan dan Lingkungan 3 250.995.000 83.665.000

9 Sosiologi dan Ekonomi Pertanian - -

-10 Aplikasi TI 9 781.905.000 86.878.333

(7)

Tabel 16. Rekapitulasi Proposal yang Lolos Seleksi KKP3T Berdasarkan Perguruan Tinggi, Tahun 2012

No Perguruan Tinggi Jumlah Proposal Yang Lolos

Persentase Proposal yang Lolos (%) 1 IPB Bogor 18 48,7 2 BINUS Jakarta 8 21,6 3 UGM Yogyakarta 3 8,1 4 UNPAD Bandung 2 5,4 5 UPN Veteran 1 2,7 6 UNRAM Mataram 1 2,7 7 ITS Surabaya 1 2,7 8 POLTEK Semarang 1 2,7 9 UN ’45 Makassar 1 2,7 10 ITB Bandung 1 2,7 JUMLAH 37 100

Pada Tabel 17 mengindikasikan bahwa jumlah proposal KKP3T yang masuk setiap tahunnya mengalami peningkatan dan peningkatan signifikan terjadi di tahun 2009 karena dibukanya kesempatan bagi program S1 untuk mengusulkan dan ikut dalam program KKP3T. Hal inipun diikuti dengan peningkatan pada PT pengusul, usulan biaya, dan perguruan tinggi pengusul. Pada jumlah proposal yang lolos dan biaya yang disetujui mengalami penurunan di tahun 2012.

(8)

Tabel 17. Perkembangan Program KKP3T Tahun Anggaran 2008-2012

Uraian Tahun Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012 Jmh Proposal Masuk 444 572 698 260 10 PT Pengusul 36 70 70 47 37 Usulan Biaya (Rp) 75 M 88,8 M 97,79 M 33,75 M 4,765 M Jmh Proposal Lolos 158 185 167 131 37 Biaya Disetujui 18,511 M 18,773 M 15,178 M 10,613 M 3,757 M PT yang Lolos 24 28 29 30 10

Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa Tahun Anggaran 2012

Program ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi yang telah berlangsung sejak tahun anggaran 2009, yang pada awalnya bernama SINTA (Sinergi Penelitian dan Pengembangan Pertanian) yang didanai dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional. Mulai tahun anggaran 2010 dan seterusnya, program ini didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Pemberian dukungan insentif peningkatan kemampuan peneliti dan perekayasa kepada para peneliti dan perekayasa merupakan program strategis yang mempunyai fungsi utama, yaitu: (1) meningkatkan pemanfaatan hasil litbangyasa yang selama ini dihasilkan dari proses penelitian, pengembangan dan rekayasa, (2) meningkatkan pemenuhan kebutuhan teknologi yang dibutuhkan masyarakat dan daerah, dan (3) meningkatkan dukungan pengembangan SIDa, SINAS dan pelaksanaan MP3EI yang terbagi ke dalam 6 (enam) koridor ekonomi dalam rangka meningkatkan perekonomian dan daya saing bangsa. Guna mewujudkan langkah tersebut, maka dalam DIPA Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2012 telah

(9)

Pada tahun anggaran 2012, terdapat 229 usulan proposal dengan usulan biaya sebesar Rp. 46,1M. Sedangkan yang disetujui adalah sebanyak 214 proposal dengan biaya sebesar Rp. 42,3M. Rekapitulasi proposal Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa yang lolos seleksi pada tahun 2012 terdapat pada Tabel 18.

Tabel 18. Jumlah Proposal Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa Yang Lolos Seleksi Tahun 2012

No Unit Kerja ProposalJumlah Biaya Disetujui

(Rp) Rata-Rata Biaya per Proposal (Rp)

1 BBP2TP 101 19.450.000.000 192.742.257 2 Puslitbangbun 26 5.450.000.000 209.615.385 3 BBSDLP 19 4.250.000.000 223.684.211 4 Puslitbanghorti 12 2.350.000.000 195.833.333 5 Puslitbangtan 15 2.450.000.000 163.333.333 6 BB Mektan 13 2.750.000.000 211.538.462 7 Puslitbangnak 8 1.400.000.000 175.000.000 8 BB Biogen 7 1.500.000.000 214.285.714 9 BB Pascapanen 7 1.500.000.000 214.285.714 10 Bbalitvet 4 750.000.000 187.500.000 11 PSEKP 2 500.000.000 250.000.000 JUMLAH 214 42.350.000.000 197.897.196

Pada Tabel 19 menginformasikan jumlah proposal Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa yang disetujui mulai dari tahun 2010.

Tabel 19. Jumlah Proposal dan Biaya Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa yang disetujui, Tahun 2010-2012.

Uraian Tahun Anggaran

2010 2011 2012

Jmh Proposal Disetujui 312 276 214

Gambar

Tabel 14.  Jumlah Kerja Sama Penelitian Dalam dan Luar Negeri Tahun 2008-2012
Tabel 15. Jumlah Proposal KKP3T Yang Lolos Seleksi Berdasarkan Bidang Penelitian, 2012 No Bidang Penelitian Jumlah
Tabel 16. Rekapitulasi Proposal yang Lolos Seleksi KKP3T Berdasarkan Perguruan Tinggi, Tahun 2012
Tabel 17.  Perkembangan Program KKP3T Tahun Anggaran 2008-2012
+2

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan yang selanjutnya disebut PPL adalah kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan

1 Daftar Calon Peserta Sertifikasi Guru tahun

Yaitu, diharapkan dengan penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan tentang persepsi remaja di Dusun Karang Petak Desa Aikmel

Ia juga menjelaskan, di samping donasi tersebut, secara khusus PLP IPB University juga menggalang Donasi Peduli COVID-19 dengan memberikan 100 paket sembako kepada tenaga

Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa, bahasa Ttn, Rt, dan Dwn adalah satu kelompok yang terdiri atas kelompok bahasa Ttn, dan kelompok bahasa Rote-Dawan, yang termasuk

(2) Apabila persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan lengkap, administrator menyampaikan informasi mengenai nama dan kompetensi pemohon kepada

rasa tanggung jawab dalam diri siswa karena secara tidak langsung siswa. harus melaksanakan tugas sesuai