• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA)

DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN

JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

Oleh :

Imelgawati Zusri P.S

1

, Dahelmi

2

, Elza Safitri

1 1

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas, Padang

email :chily.hanifa@yahoo.co.id

Abstract

This study aims to know diversity of butterflies at buffer zone of oil palm plantation Kiliran Jao, Sijunjung. Butterflies were sampled by direct collecting using insect net and baited using cassava and shrimp fermented. In this study, 26 species of butterflies that belonging to 21 genera and 6 families were found. The highest number of spesies was found in Nymphalidae (nine species), while the lowest were Acraeidae and Amathusiidae, one species of each. Diversity index of butterflies was 2.92 that is indicated that diversity of butterflies was midle category.

Keywords : Diversity, butterflies, buffer zone, oil palm.

Pendahuluan

Keanekaragaman kupu-kupu melimpah di Indonesia, sebagian diantaranya dinyatakan sangat langka dan terancam punah (Soekardi, 2007). Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis menjadi habitat yang cocok bagi perkembangan berbagai jenis kupu-kupu, yang diperkirakan sekitar 4000-5000 jenis. Walaupun diperkirakan tidak kurang dari 1000 spesies kupu-kupu di pulau Sumatera, tetapi belum ada data yang lengkap mengenai keanekaragaman kupu-kupu di Sumatera (Soekardi, 2007).

Secara ekologis kupu-kupu berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan membantu penyerbukan tumbuhan serta sebagai bioindikator kualitas lingkungan (Achmad, 2002).Selain bermanfaat bagi ekosistem, kupu-kupu secara fisik memiliki daya tarik tersendiri bagi manusia karena memiliki warna yang indah dan menarik.

Di Kiliran Jao Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung berdiri sebuah PT. Bina Pratama Sakato Jaya yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.Perusahaan ini memiliki 2,5 ha kawasan

sumber mata air bagi keperluan karyawan, penyeimbang ekosistem atau lingkungan karena dikelilingi oleh perkebunan kelapa sawit, mengembangkan dan melestarikan keanekaragaman flora dan fauna yang ada di dalamnya, diantaranyaadalah kupu-kupu.

Aktivitas, lalu lintas kendaraan dan polusi udarapada perkebunan kelapa sawit memungkinkan mempengaruhi keberadaan kupu-kupu yang ada di dalamnya. Pemakaian zat kimia pemberantasan hama juga dapat mempengaruhi keberadaan kupu-kupu dan membuat kupu-kupu lebih sensitif terhadap zat kimia, sehingga dengan adanya kawasan penyangga ini diharapkan mampu menjadi tempat perlindungan bagi kupu-kupu tersebut agar keanekaragaman kupu-kupu sebelumnya menjadi terlindungi dan tidak punah.

Kawasan penyangga yang dialiri oleh sungai merupakan tempat yang baik untuk perkembangan kupu-kupu didukung denganadanya beberapa bunga dan tanaman yang menjadi pakan larva kupu-kupu. Keragaman dan penyebaran kupu-kupu di kawasan penyanggaperkebunankelapasawit Kiliran Jao Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung saat ini perlu diketahui.

(2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu pada kawasan penyangga perkebunan kelapa sawit Kiliran Jao Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung ini.Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi mengenai keanekaragaman kupu-kupu pada kawasan penyangga perkebunan kelapasawit Kiliran Jao Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung dan masukan bagi masyarakat untuk menjaga ekosistem agar tidak merusak atau mengurangi populasi kupu-kupu yang sudah ada.

Bahan dan Metode a. Lokasi penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di kawasan penyangga perkebunan kelapa sawit Kiliran Jao Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Lokasi penelitian ini terletak di Sungai Tenang Kecamatan Kamang Baru, secara geografis terletak pada 1010 24’13.52”-10132’6.80 BT dan 102’40.11”-0047’48.69 LS. Jarak lokasi penelitian dari Ibukota Provinsi 239 km, dari Ibukota Kabupaten + 125 km, dari Ibukota Kecamatan +20 km dan 12 km dari Jalan Lintas Sumatera. Kawasan penyangga ini memiliki curah hujan 2.700 mm(BPSJ, 2013).

b.

Pengoleksian

Penelitian ini menggunakan metode survey langsung di lapangan dengan penangkapan selama empat hari berturut-turut dari pukul 08.00-12.00 WIB kemudian dilanjutkan pukul 14.00-16.00 WIB pada masing-masing lokasi yaitu di daerah semak pinggir hutan dan di pinggir sungai. Metode umpan (air tapai dan air terasi) diletakkan di pinggir sungai dan dikoleksi setelah satu atau dua jam setelah umpan diletakkan.

c. Identifikasi kupu-kupu

Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang. Buku acuan yang digunakan untuk idenfikasi adalah Corbet and Pendlebury (1956), Sakaguti (1979, 1981), Otsuka (1988), Tsukada, E (1982a, 1982b),Tsukada, E., E. Nishiyama and M. Kaneko (1985), Tsukada, E. (1991).

d. Analisis data

Indek keanekaragaman kupu-kupu dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Shannon-Wiener (Maguran, 1988 cit. Koneri, R. dan Saroyo, 2012) :

H'= − ෍ Pi ln Pi

ௌ ௜ୀଵ

Keterangan:

H' = Indek diversitas Shannon-Wiener

S = jumlah spesies Pi = proporsi tiap spesies Pi = ni/N

ni = jumlah individu suatu spesies N = jumlah total individu yang

ditangkap

Kriteria penilaian berdasarkan keanekaragaman jenis adalah:

H < 1 :keanekaragaman rendah 1< H < 3 :keanekaragaman sedang H > 3 :keanekaragaman tinggi Hasil dan Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan di kawasan penyangga perkebunan kelapa sawit Kiliran Jao Kec. Kamang Baru Kab. Sijunjung dengan metode langsung (insect net) dan metode umpan (air tapai dan terasi) didapat sebanyak107 individu, 26 spesies, 21 genera,yang terdiri dari 6 famili. Jumlah famili, genera, spesies dan individu yang terkoleksi dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 1.

(3)

Gambar 2.Komposisi kupu-kupu pada masing-masing famili di Kawasan Penyangga Perkebunan Kelapa Sawit Kiliran Jao Kec. Kamang Baru Kab. Sijunjung.

Famili terbanyak yang didapatkan pada penelitian adalah Famili Nymphalidae karena Famili Nymphalidae adalah salah satu famili terbesar jumlahnya di dalam ordo lepidoptera.Famili Nymphalidae mampu hidup dan berkembang baik karena kawasan penyangga ini mendapat penyinaran langsung di lantai hutan dan memiliki ruang terbuka yang digemari oleh kupu-kupu. Banyaknya

jumlah spesies famili ini didapatkan karena tersedianya banyak jenis tumbuhan sebagai makanan larvanya (Corbert and Pendlebury, 1956).Beberapa famili tumbuhan pakan larva kupu-kupu dari famili Nymphalidae seperti Arecaceae, Musaceae, dan Poaceae (Peggie & Amir, 2006) juga terdapat di kawasan penyangga ini.

Tabel 1. Komposisi kupu-kupu yang didapatkan dengan dua metode di Kawasan Penyangga Perkebunan Kelapa Sawit Kiliran Jao Kec. Kamang Baru Kab. Sijunjung.

No

Famili

Metode

Σ

Spesies

Insect net

Umpan

Pinggir

hutan

Air

tapai

Air

terasi

1

2

3

4

5

6

Acraeidae

1

Acraea violae Fabricius

3(3)

0

0

6

Amathusiidae

2

Amathusia phidippus Linnaeus

1(0)

3(1)

0

5

Danaidae

3

Euploea leucostictos Gmelin

0(2)

0

0

2

4

Euploea mulciber Cramer

0(3)

0

0

3

5

Paranticaagleoides C. & R. Felder

0(1)

0

0

1

6

Parantica aspasia Fabricius

0(1)

0

0

1

7

Ideopsis juventa Cramer

15(0)

3(0)

0

18

Nymphalidae

8

Cirrochroa emalea Guerin-Meneville

0(1)

0

0

1

9

Cynitia cocytina Horsfield

1(0)

0

0

1

10

Doleschallia bisaltide Cramer

2(3)

0

0

5

11

Hypolimnas anomala Wallace

0(1)

0

0

1

1 1 1 1 3 5 7 5 4 9 6 4 6 5 25 31 20 20 0 5 10 15 20 25 30 35 Ju m la h Famili Genus Spesies Individu

(4)

13

Junonia atlites Linnaeus

3(1)

0

0

4

14

Junonia orithya Linnaeus

2(5)

0

0

7

15

Neptis hylas Linnaeus

0(4)

0

0

4

16

Pantoporia hordonia Stoll

2(0)

0

0

2

Pieridae

17

Appias lyncida Cramer

2(4)

0

0

6

18

Appias olferna Swinhoe

4(2)

0

0

6

19

Catopsilia scylla Linnaeus

1(1)

0

0

2

20

Eurema hecabe Linnaeus

1(1)

0

0

2

21

Gandaca harina Horsfield

1(0)

0

0

1

22

Leptosia nina Fabricius

3(0)

0

0

3

Satyridae

23

Elymnias hypermnestra Linnaeus

9(0)

2(0)

1(0)

12

24

Melanitis leda Linnaeus

1(0)

0

0

1

25

Mycalesis horsfieldi Moore

0

0(1)

4(0)

5

26

Ypthima baldus Fabricius

1(0)

0

1(0)

2

Total individu

55(35)

9(2)

6(0)

107

Total spesies

25

5

3

26

Total genera

20

5

3

21

Total famili

6

4

1

6

Keterangan : ( ) = individu betina

Jika dilihat dari jenis kelamin, kupu-kupu jantan tertangkap lebih banyak dibandingkan dengan kupu-kupu betina (Tabel 1), karena kupu-kupu betina biasanya selalu berada dalam hutan dekat dengan tanaman inang untuk meletakkan telurnya. Menurut Corbert and Pendlebury (1956) kupu-kupu jantan kadang-kadang meninggalkan hutan menuju aliran sungai, jalan, dan tempat terbuka. Menurut Jumar (1997) perbandingan antara jumlah individu jantan dan betina umumnya 1:1, tetapi karena pengaruh-pengaruh tetentu, seperti keadaan musim dan kepadatan populasi maka perbandingan kelamin ini dapat berubah.

Banyaknya spesies kupu-kupu yang tertangkap dengan metode jala serangga (insect net) dan sedikitnya spesies yang tertangkap dengan metode umpan karena metode umpan khusus untuk kupu-kupu yang menyukai bau-bauan tertentu seperti, urine, terasi, dan lain-lain. Banyaknya jumlah dan jenis kupu-kupu pada masing-masing umpan disebabkan karena adanya kandungan seperti protein, garam-garam mineral, yang dibutuhkan kupu-kupu yang hinggap untuk keberhasilan dalam reproduksinya dalam perkawinan(Beck, Muhlenberg, dan Fiedler, 1998). Kelimpahan masing-masing jenis di lokasi penelitian juga dapat mempengaruhi jumlah dan jenis spesies yang didapatkan. Tabel 3. Indek keanekaragaman kupu-kupu yang ditemukan di Kawasan Penyangga Perkebunan

Kelapa Sawit Kiliran Jao Kec. Kamang Baru Kab. Sijunjung.

No

Famili

Spesies

Jumlah

Pi

ln Pi

Pi ln Pi

1

Acraeidae

Acraea violae

6

0,0560

-2,8810

-0,1615

2

Amathusiidae

Amathusia phidippus

5

0,0467

-3,0633

-0,1431

3

Danaidae

Euploea mulciber

3

0,0280

-3,5742

-0,1002

(5)

4

Euploea leucostictos

2

0,0186

-3,9796

-0,0743

5

Parantica agleoides

1

0,0093

-4,6728

-0,0436

6

Parantica aspasia

1

0,0093

-4,6728

-0,0436

7

Ideopsis juventa

18

0,1682

-1,7824

-0,2998

8

Nymphalidae

Cirrochroa emalea

1

0,0093

-4,6728

-0,0436

9

Cynitia cocytina

1

0,0093

-4,6728

-0,0436

10

Doleschallia bisaltide

5

0,0467

-3,0633

-0,1431

11

Hypolimnas anomala

1

0,0093

-4,6728

-0,0436

12

Hypolimnas bolina

6

0,0560

-2,8810

-0,1615

13

Junonia atlites

4

0,0373

-3,2865

-0,1228

14

Junonia orithya

7

0,0654

-2,7269

-0,1783

15

Neptis hylas

4

0,0373

-3,2865

-0,1228

16

Pantoporia hordonia

2

0,0186

-3,9796

-0,0743

17

Pieridae

Gandaca harina

1

0,0093

-4,6728

-0,0436

18

Eurema hecabe

2

0,0186

-3,9796

-0,0743

19

Catopsilia scylla

2

0,0186

-3,9796

-0,0743

20

Leptosia nina

3

0,0280

-3,5742

-0,1002

21

Appias lyncida

6

0,0560

-2,8810

-0,1615

22

Appias olferna

6

0,0560

-2,8810

-0,1615

23

Satyridae

Elymnias hypermnestra

12

0,1121

-2,1879

-0,2453

24

Mycalesis horsfieldi

5

0,0467

-3,0633

-0,1431

25

Melanitis leda

1

0,0093

-4,6728

-0,0436

26

Ypthima baldus

2

0,0186

-3,9796

-0,0743

Total

107

1

-93,7414

-2,9230

Indeks keanekaragaman (H

)

2,92

Komponen yang mempengaruhi besar kecilnya indeks keragaman adalah jumlah spesies, kelimpahan individu, dan jumlah total individu. Dengan jumlah spesies relatif sama, tetapi jumlah individu lebih banyak maka keragamannya akan menjadi kecil. Hal ini menunjukkan bahwa ada spesies yang mendominasi yaitu Ideopsis juventa dan

Elymnias hypermnestra. Peggie & Amir (2006); Peggie & Noerdjito (2011) menyatakan bahwa selain Gymnema, hostplants bagi Ideopsis juventa yaitu tumbuhan Pergularia, Piper, dan Parsonsia yang terdapat pada kawasan penyangga. Sedangkan jumlah individu tertinggi kedua

Arecaceae seperti kelapa, pinang, dan kelapa sawit yang terdapat di sekitar kawasan penyangga.

Larva yang bersifat hama pada tanaman kelapa sawit adalah larva Amathusia phidippus. Anggota famili Amathusiidae ini

merusak tanaman kelapa, kelapa sawit, aren, atau tanaman Palmae lainnya yang bisa menggunduli daun sehingga produktivitas buah merosot atau habis sama sekali. Gejalanya ditandai dengan daun sobek dengan tepian bergerigi (Surachman dan Suryanto, 2007). Larva Melanitis leda, Elymnias hypermnestra dari famili Satyridae juga tergolong hama pada tanaman kelapa sawit.

(6)

Kesimpulan dan Saran

Dari pelaksanaan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kupu-kupu yang didapatkan tergolong kedalam 26spesies, 21 genera dan enam famili yaitu Acraeidae, Amathusiidae,Danaidae, Nymphalidae, Pieridae, dan Satyridae.

2. Indeks keanekaragaman adalah 2,92 tergolong sedang.

Saran yang dapat disampaikan agar peneliti selanjutnya meneliti populasi kupu-kupu yang ada di kawasan ini dengan menambah metode penangkapan menggunakan cylindrical gauze. DAFTAR KEPUSTAKAAN

Achmad, A. 2002. Potensi Dan Sebaran Kupu-Kupu di Kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Makassar

Beck, J., E. Muhlenberg dan K. Fiedler. 1998. Mud-Pudling Behaviour in Tropical Butterflies : in Search of Proteins or Minerals. Oecologia 119 : 140-148 Corbert. S, and H. M. Pendlebury. 1956. The

Butterflies of The Malay Peninsula. Oliver Boyd. Edfindburd and London Harmonis. 2008. Kehadiran Kupu-kupu di

Areal Reklamasi Bekas Tambang Batu Bara PT Kaltim Prima Coal, Sengata.

RIMBA Kalimantan Fakultas

Kehutanan Unmul : 99-105 ISSN

1412-2014

Jumar. 1997. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta : Banjarbaru

Peggie, D dan M. Amir. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden (Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor). Pusat Penelitian

Biologi, LIPI Bogor dan Nagao Natural Environment Foundation Shitaya, Japan. Cibinong : VI Hlm 126

Peggie, D dan Noerdjito, W. A. 2011. Kupu-kupu Gunung Ciremai dan Sekitarnya. 53-103. Dalam : Fauna Serangga

Gunung Ciremai (editor Djunijanti Peggie). LIPI Press

Koneri, R dan Saroyo. 2012. Distribusi dan Keanekaragaman Kupu-kupu (Lepidoptera) di Gunung Manado Tua, Kawasan Taman Nasional Laut Bunaken, Sulawesi Utara. Jurnal Bumi

Lestari 12 (2)

Maguran, A. E. 1988. Ecological Diversity And Its Measurements. Dalam Roni Koneri dan Saroyo 2012 : 359. London : Croom Helm Limited, London Otsuka, K. 1988. Butterflies of Borneo Vol 1.

Tokyo, Japan : Tobishima Corporation Putri, R. E. 2009. Kupu-kupu (Butterflies) di

Kawasan Taman Hutan Raya Dr. Moh. Hatta Kota Padang. Skripsi Sarjana

Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Andalas Sakaguti, K. 1979. Insect of the World1. Southeast I Asia Including Australia. Hoikusha Publ. Co. Ltd. Osaka. Japan

1981.Insect of the World II. Southeast II Asia Including Australia. Hoikusha Publ. Co. Ltd. Osaka. Japan Salmah, S., I. Abbas dan Dahelmi. 1993. Jenis

Lebah (Appid bees)dan Kupu-kupu(Butterflies)Di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi. Lembaga Penelitian Universitas Andalas Padang Soekardi, H. 2007. Kupu-kupu di Kampus

UNILA. Bandar Lampung: Universitas Lampung Press

Surachman, E. dan W. A. Suryanto. 2007. Hama Tanaman. Yogyakarta : Kanisius Press

Tsukada, E. 1982b. Butterflies of The South East Asian Island. Vol.III Satyridae, Libytheidae. Plapac. Co. Ltd. Tokyo. Japan

1985. Butterflies of the South Asian Island Part 2 Pieridae Danaidae. Plapac. Tokyo. Japan

Tsukada, E., E. Nishiyama and M. Kaneko. 1985. Butterflies of the South East Asian Islands 4. Nymphalidae I. Plapac. Tokyo. Japan

Tsukada, E. 1991. Butterflies of the South East Asian Islands 5. Nymphalidae II. Plapac. Tokyo. Japan

Gambar

Gambar 2.Komposisi kupu-kupu pada masing-masing famili di Kawasan Penyangga Perkebunan Kelapa Sawit Kiliran Jao Kec
Tabel 3. Indek keanekaragaman kupu-kupu yang ditemukan di Kawasan Penyangga Perkebunan Kelapa Sawit Kiliran Jao Kec

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk validasi batas administrasi desa di Kecamatan Lumajang dengan metode kartometrik menggunakan

(3) Untuk mengetahui hasil pengembangan pendidikan kedisiplinan di MTs Muhammadiyah Kemuning Tegalombo Pacitan. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa

(4) Berdasarkan hasil analisis persentase bahwa dari ke empat sumber Pendapatan Asli Daerah, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Salah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

0290/LS-BJ/2015 Pembayaran Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Yang Dijamin Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Bagian Bulan Desember 2014 (Obat Formularium Nasional) Untuk RSUD

Penelitian yang dilakukan di rumah sakit ini sangat penting karena dapat berfungsi sebagai tolok ukur kepuasan pasien dilihat dari sisi operasional yaitu

Menurutnya puisi dianggap dapat mempertinggi perasaan seseorang dan memudahkannya dalam melaksanakan tugas sosial yang menjadi tanggung jawab utamanya dengan lebih