• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING

INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

M. Firmansyah Arifin

Direktur Utama – PT. PAL Indonesia

Jakarta, 14 November 2016

(2)

1. Overview : Kondisi Industri Perkapalan Nasional

2. Peluang Dan Tantangan Industri Perkapalan Nasional

3. PT. PAL Indonesia Sebagai Pusat Keunggulan Industri Maritim

Nasional

4. Rencana Strategis Mendukung Program Kemaritiman Nasional

5. Usulan

(3)

3

Kondisi Industri Perkapalan

Nasional

(4)

PT. PAL INDONESIA •Global competitiveness • Labor Intensive • High Capital • High Investment • Multi Years Basis • High Technology Content • Multiplier Effect To Other

Industries

• High Demand For Steel •High demand for Supporting

industry • Strategic Industry MARITIME INDUSTRY R & D INSTITUTION TRANSPORTATION INDUSTRIES HEAVY INDUSTRIES DEFENCE INDUSTRIES

OIL & GAS INDUSTRIES SUPPORTING INDUSTRIES FINANCIAL INSTITUTION FISHERIES INDUSTRIESBUSINESS PROCESSPROJECT MANAGEMENTQUALITY STANDARD MARITIME INDUSTRY CLUSTER Yard Facilities Development Technologies & know how

Design & Engineering

POWER PLANT INDUSTRIES PORT INDUSTRIES TOURISM INDUSTRIES

SOLUSI

DESIGN CENTER

KARAKTERISTIK INDUSTRI MARITIM

4

Shipbuilding Ship Repair HRD Eqp’t Manufacture Offshore Fabrication

DAYA SAING ?

(5)

Sumber: Kementerian Perindustrian & IPERINDO (2015)

Jumlah Galangan Kapal : 250 unit

Output : 12.000.000 DWT/Year

Utilitas : 85 %

Absorp : 70% Domestik market

New Building Shipyard : 160 unit

Output Capacity : 1.200.000 DWT/Year

Utilisation : 45 %

KECIL < 3.000 DWT

MENENGAH 3.000 – 10.000 DWTBESAR > 10.000 DWT

Kapasitas terpasang untuk reparasi kapal nasional : 12.000.000 DWT

(8.500.000 GT)

Jumlah Kapal Niaga Berbendera Indonesia sudah mendekati 20.000 unit

setara dengan 18.000.000 GT.

Kebutuhan Dock space untuk reparasi kapal pertahun sekitar 60% x

18.000.000 = 10.800.000 GT dari ketersediaan 8.500.000 GT.

Kekurangan dock space pertahun 2.300.000 GT .

Berakibat pada waktu tunggu sampai dengan 3 bulan.

Ada potensi investasi dan kesempatan kerja besar dengan tingkat

pertumbuhan dock space sekitar 400.000 GT pertahun

(6)

Machinery :

Main engine & gear boxShaft & propeller

Main generatorBoiler

PumpPurifier

Oil water separatorSea water treatmentFresh water generator Electric & Electronic :

Navigation & radio equipment (radar,auto pilot, gyro & magnetic compass, echo sounder, speed log, Gps, radio comm gmdss, uhf, vhf, immarsat-c, navtex)

Communication system (public adresor, sound power

Tlp, fire alarm, wistle horn, electric clock)Transformer, battery charge

Electric cableLigthing

STRUKTUR MATERIAL / KOMPONEN - SHIPBUILDING

65%

Import

Steel PlateElectrodeGasInsulation

Main & Emergency Switch Board

Air ConditioningPaint

Deck MachineriesOut Fitting, etc.

Design

&Engineering :

100% (domestik)

Production

/Construction :

100% (domestik)

Material

35%

Domestik

6

Material

(7)

7

Peluang Dan Tantangan Industri

Perkapalan Nasional

(8)

PENDANAAN

PORT POLICY

KOMPONEN

FISCAL POLICY

ENERGI

REGULATION

TENAGA KERJA

TEKNOLOGI

CLUSTER

PERATURAN DAERAH

FASILITAS PRODUKSI

PASAR

PELUANG DAN TANTANGAN

(9)

Pembangunan Kapal Baru :

Pasar Terbesar Masih Belanja Negara Dan BUMN

Swasta Nasional Belum Sepenuhnya Percaya Galangan Kapal Dalam

Negeri, Baru Di Jenis Tug N Barge

Perlu Keberpihakan Dengan Berani Ambil Risiko Pesan Dalam Negeri,

Walau Belum Pengalaman.

Siap Bekerja Sama Dengan Galangan Kapal Asing Pemilik Teknologi

Untuk Transfer Teknologi

Reparasi Kapal :

Galangan Nasional Harus Melakukan Investasi Meningkatkan Kapasitas

Dan Kapabilitas.

Kapasitas Terpasang Galangan Nasional Baru 70 % Sehingga Terjadi

Antrian Sampai Dengan 3 Bulan

9

KONDISI PASAR

(10)

RENCANA 2016 (APBN-P) : 85 Unit

Kapal Perintis Tipe 750 DWT = 5 unit Kapal Perintis Tipe 1200 GT = 20 unit Kapal Perintis Tipe 2000 GT = 25 unit Kapal Tipe Semi Container 100 TEUs = 15 unit

Kapal Rede = 20 unit

Kapal Ternak = 5 unit

DITJEN HUBLA TAHUN 2015-2016

TAHUN 2015 (APBN) : 93 Unit

KAPAL PATROLI (DIT. KPLP): 73 Unit Kapal Patroli Kelas I MDPS = 5 unit

Kapal Patroli Kelas I Fast Patrol = 25 unit Kapal Patroli Kelas II = 2 unit Kapal Patroli Kelas III Aluminium = 6 unit Kapal Patroli Kelas IV Fiber = 10 unit Kapal Patroli Kelas V FRP = 25 unit KAPAL PERINTIS (DIT. LALA): 10 Unit

Kapal Perintis Tipe 200 DWT = 2 unit Kapal Perintis Tipe 500 DWT = 2 unit Kapal Perintis Tipe 750 DWT = 6 unit KAPAL NAVIGASI (DIT. NAVIGASI): 10 Unit

Kapal Induk Perambuan = 5 unit Kapal Pengamat Perambuan = 5 unit

POTENSI PASAR – PENGADAAN KAPAL NEGARA 2015 - 2019

KEMENTERIAN KKP

Kapal Penangkap Ikan Uk. (<5; 5; 10; 20; 30) GT : 3450 Unit Kapal Pengangkut Ikan (30 GT ; 60 GT ; 200 GT) : 8 Unit

Kapal Processing 1000 GT : 1 Unit

Kapal Pengawas (140 m) : 1 Unit

BAKAMLA

Kapal Patroli : 30 Unit

POLAIR

Kapal Polisi : 15 Unit

TNI AL : 160 Unit

Non Kombatant : Swam Boat, kapal tunda, sekoci dll

Kombatant

: LPD, KCR 60, Light Frigate, OPV, Mine

hunter, Submarine (Ovh & bang baru)

TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 Container 1000 TEUs

Container 3000 TEUs Kapal Perintis

. Kapal Utama (APBN) . Percepatan (APBNP) . Pengganti 10 10 50 -10 13 10 3 9 12 20 10 3 9 12 14 10 3 8 13 10 10 1 Tryek keperintisan brg & pnp 89 96 136 160 192

Tryek keperintisan brg 6 6 6 6 6

KEBUTUHAN HUBLA, TAHUN 2015-2019

(11)

PENYEBAB IMPOR KAPAL

Kapal buatan dalam negeri relatif lebih mahal antara 10%-30%

dibandingkan kapal produk luar negeri (impor)

Waktu produksi relatif lebih lama karena minimnya dukungan

industri komponen dan penunjang lainnya

Modal pembangunan kapal di galangan domestik relatif sulit

diperoleh dari lembaga keuangan dalam negeri

Suku bunga relatif tinggi dibandingkan dengan suku bunga

perbankan/lembaga pembiayaan di luar negeri.

Industri penunjang/komponen belum bertumbuh sehingga 60%-70%

komponen kapal masih impor.

(12)

Biaya produksi yg relatif lebih tinggi pada galangan di luar Batam akibat beban

fiskal (PPN,BM impor) yg harus ditanggung dalam pembangunan kapal baru

sehingga kurang dapat bersaing dengan galangan di kawasan FTZ Batam

GALANGAN

KAPAL

GALANGAN

KAPAL

OWNER

KAWASAN

FTZ

NON FTZ

•Bebas Tata Niaga •Bebas PPN •Bea Masuk impor bahan •Kena PPN •BM impor bahan baku

Harga Kapal

Rendah

Harga Kapal

Tinggi

Biaya produksi dpt

ditekan karena

tidak ada biaya

fiskal tambahan

Galangan

menanggung

beban fiskal = cost

prod tinggi

(13)

PT. PAL INDONESIA

Sebagai Pusat Keunggulan

Industri Maritim Nasional

(14)

14

Menjadi perusahaan galangan kapal dan rekayasa berkelas

dunia,

terpercaya,

dan

bernilai

tambah

bagi

para

pemangku kepentingan

 Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mutu produk

berstandar internasional dan penyerahan produk tepat

waktu, melalui pengelolaan perusahaan yang akuntabel

dan transparan

 Meningkatkan peran dalam mendukung pertahanan dan

keamanan nasional melalui penguasaan teknologi dan

rancang bangun

 Memberikan kemampu-labaan dan kesejahteraan bagi

para pemegang saham, karyawan, pelanggan, mitra

usaha,

dan

pengembangan

usaha

kecil

secara

berkesinambungan

(15)

15

LINI BISNIS UTAMA

DIVISI KAPAL NIAGA

DIVISI REKAYASA UMUM

DIVISI HARKAN

DIVISI KAPAL SELAM (Dalam Penyiapan)

LINI BISNIS : SHIPBUILDING, SHIP REPAIR, OFFSHORE, DAN GENERAL CONSTRUCTION

DIVISI KAPAL PERANG

 Sesuai penugasan dari Pemerintah, sebagai Lead Integrator pembangunan alutsista, PT. PAL Indonesia saat ini mengembangkan kemampuan dalam rangka penguasaan teknologi rancang bangun Kapal Selam.

 Target kegiatan pembangunan kapal selam tahap awal adalah pada tahun 2017 dimulai dengan dengan penyambungan modul kapal selam (Joint Section). Modul kapal selam sebelumnya dibangun di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME)-Korea Selatan. 15

(16)

16

NATIONAL AWARDS AND INTERNATIONAL CERTIFICATION

PAL has been awarded various international and national certification :

Awards :

25 Most Creative Companies 2016 (SWA Magazine)

Distinguished Achievement from PII ADHIDARMA PROFESI SMK3 First Winner Award from Ministry of Civil Work

Finalist Anugerah IPTEK 2016 KEMENRISTEK DIKTI (Kapal SSV)

Intelectual Property Right :

Design for : Star 50, Tanker 30 K, and Tanker 17,5 K

Certificates for Management System :

ISO 9001: 2008 ISO 14001: 2004 OHSAS 18001: 2007ISO 17025: 2008 SMK 3 : Gold ASME STAMP Class Certificates :DNV NK ABS LRGLRINABVBKI

(17)

17

KEBIJAKAN BUMN HOLDING

KepMen BUMN No SK-17/MBU/01/2016 tentang Pembentukan Komite

Konsolidasi BUMN Industri Berat dan Perkapalan

Penyiapan Konsolidasi BUMN Industri Berat dan Perkapalan dalam

satu Holding Company (National Shipbuilding and Heavy Industry/

NSHI)

(18)

FRANCE

Nuclear Power Plant Chasing

ITALY

DCV 18,500 DWT

GERMANY

STAR 50

TURKEY

STAR 50

EGYPT

DEARATOR

INDIA

Statorframe 650

PAKISTAN

Statorframe 650

SINGAPORE

Chemical Tanker 2,400DWT STAR 50

THAILAND

Statorframe 650

HONGKONG

STAR 50

PHILIPPINES

SSV

SOUTH KOREA

FPU

JAPAN

Statorframe 650

USA

Statorframe 650

Nuclear Power Plant Chasing

STAR 50 Statorframe 650

FPU

DEARATOR Chemical Tanker 24,000DWT DCV 18,500 DWT

UK

DCV 18,500 DWT

TIMOR LESTE

FERRY RORO 200PAX

CHINA

WHP HUSKY CNOOC

MALAYSIA

WHP PETRONAS

18

DISTRIBUSI PRODUK – PASAR INTERNATIONAL

(19)

Rencana Strategis Mendukung

Program Kemaritiman Nasional

(20)

Profil Galkap

Nas Saat Ini

Kapasitas

Terpasang &

Base Load

Strategic

Moves

Bangunan Baru

Reparasi

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL

Regulasi

Peningkatan

TKDN

20

Holding

1.

2.

3.

(21)

2015

2016

2017

2018

2019

Restructuring & Revitalization

Consolidation

Holding Company

Penambahan Kapasitas Galangan s/d 300.000 DWT di Batam

Penambahan Kapasitas Galangan (Floating Dock) dan Relokasi Galangan

Penambahan Kapasitas Galangan s/d 10.000 DWT & offshore area.

Pembangunan Infrastruktur Pembangunan & Harkan Kapal Selam.

Rekondisi & membangun Pabrik Foundry (kap. 20.100 T/ Thn)

Membangun 1 moulding line & finishing line Revit. pabrik rol gilingan

Pemb. pabrik Alsintan

Pemb. unit forging & machining center

Pembangunan, Pemeliharaan & Perbaikan Kapal Niaga/ Offshore

Construction

Pembangunan Kapal Perang dan Pemeliharaan Kapal Selam Peralatan Pabrik, Alsintan, Alat

berat dan konstruksi baja

Klasterisasi berdasarkan kapasitas dan kapabilitas

Fokus pada segmen pasar masing-masing

ROADMAP PORTOFOLIO BISNIS BUMN HOLDING

Total Aset :

12,04 T

Total

Revenue :

11,96 T

21

(22)

PENGEMBANGAN USAHA MELALUI STANDARD PRODUCT & MULTI YARDS

22

Design Office

Luar Negeri

BPPT

Contoh : DSEC Korea Magna Damen Ulstein Norwegia

Design Office

Dalam Negeri

NASDECITS

Project

Mgm’t

QA / QC

Construction

Standard Design for

standard product

*Design for Production

Standard :

Tech Spec

Mat’l Equp’t

Workmanship

QA/QC

Standard :

Pre Cut Mat’l

Pipe Spool

Component

Vendor

Galangan

Kapal / NSHI

Standard

Kapal

Nasional

Design Center

(Divisi Design)

Data

Base

*Computer Base

Procurement

(23)

1. Steel Plate & Casting. 2. Consumables.

3. Accom Package.

4. Main & Emer’gy Switch Board. 5. Air Conditioning.

6. Anti Corrosion & Paint 7. Deck Machineries. 8. Piping & Steel work. 9. Safety Equipment 10. Boiler etc.

Design Engineering, Labor, Expenses

Material :

Production/Construction

Machinery :

1.Main engine & gear box 2.Shaft & propeller

3.Main generator

4.Pump, Compressor, Purifier, Etc

Electric & Electronic : 1.Nav & Com Equipment

2.Internal Communication 3.Alarm & Monitoring System 4.Electric cable & Lighting

Combat Mgm’t System (CMS) :

1.Software development

2.Sensor & Detection Equipment 3.Electronic System

LOKAL

IMPORT

Note : Equipment dg Font Merah direncanakan ditingkatkan menjadi Local Content melalui

Assembly dan Integrasi Teknologi.

2014-2019

2020-2024

PLATFORM : 35%

PLATFORM : 60%

COMBAT MGM’T SYSTEM (CMS) : 5%

COMBAT MGM’T SYSTEM (CMS) : 20%

2014 - 2019

2020 - 2024

(24)

USULAN

PENYELESAIAN PERIHAL BEA MASUK VS BMDTP

ATURAN

PMK No.

213/PMK.011/2011

ttg Penetapan sistem

Klasifikasi Barang

dan Pembebanan

Tarif BM atas Impor

Barang.

BMDTP Bea Masuk

Ditanggung

Pemerintah

ISU

• BM impor kapal 0%

• BM impor komponen kapal 5 – 10 %

• Galkapnas tidak mendapat perlindungan terhadap produk kapal impor terutama yang dapat di produksi DN.

• Kemahalan Impor oleh Galkapnas untuk BM mencapai 5 -10%

• Penerbitan peraturan selalu Terlambat & tidak pasti sehingga tidak effektif

• Pembangunan kapal butuh waktu lebih dari 1 tahun Identifikasi kebutuhan impor tidak selalu di akhir/awal tahun anggaran. • Pos tarif (HS number) atas komponen kapal yang selalu berubah-ubah & tidak pasti

USULAN

Pembebasan Tarif BM impor

komponen Kapal oleh Galkapnas

menjadi 0%.

Pembatasan larangan impor

kapal bekas yang sdh dapat

dibangun di DN atau

Pembebanan Tarif BM impor

Kapal 5% sesuai PMK No.

241/PMK.011/2011

Jika BM impor komponen Kapal

oleh Galkapnas 0%, maka BMDTP

tidak diperlukan lagi

(25)

USULAN

PENYELESAIAN PERIHAL INVESTASI & PENDANAAN

ATURAN

No 17 th 2008

tentang pelayaran

nasional

Aturan penetapan

suku bunga

ISU

Suku bunga yang tidak

kompetitif baik utk investasi

maupun modal kerja industri

perkapalan.

Persyaratan Kolateral

Pemahanan high risk

perbankan

USULAN

Diperlukan aturan khusus

minimal setara inpres untuk

akselerasi pemberdayaan

industri perkapalan

nasional.

Diperlukan lembaga

keuangan khusus maritim

yang bersumber dana

murah dan dijamin

pemerintah.

(26)

USULAN

PENYELESAIAN PERIHAL PPH

ATURAN

UU 36 tahun 2008

tentang perubahan

keempat atas UU 7

tahun 1983 tentang

Pajak Penghasilan,

Pasal 4 ayat (2) huruf d

UU 18 tahun 1999

tentang Jasa

Konstruksi

ISU

PPh jasa Pelnas sebesar 1.2%

dan bersifat FINAL

Adanya perbedaan persepsi

antara KPPN (Final) dan KPP

(non Final) tentang

pemotongan PPh Galkapnas

untuk jasa pembangunan

kapal.

Perbedaan pemahaman

transaksi pembangunan kapal

dan pengadaan kapal.

USULAN

PPh Galkapnas SETARA

dengan PPh Pelnas atau

KAPAL adalah infrastruktur,

sehingga jasa perbaikan &

pembangunan kapal

seyogyanya adalah sama

dengan jasa konstruksi.

Ketegasan penerapan PPh

terhadap transaksi baik jual

maupun beli industri

perkapalan,

(27)

USULAN

PENYELESAIAN PERIHAL LAHAN PELABUHAN

ATURAN

SK. Menteri Dalam

Negeri No.SK

94/HPL/DA/86 Hak

Pengelolaan Tanah

Negara kepada

Perum Pelabuhan.

PP 61 th 2009

tentang

kepelabuhanan.

ISU

80 % Galkapnas di P. Jawa

berada di dalam Pelabuhan.

PT. Pelindo tetapkan tarif

lahan secara sepihak & tidak

proporsional.

Belum ada kejelasan status

lahan dilingkungan

pelabuhan untuk usaha

industri perkapalan.

USULAN

Segera diterapkan UU no

17 th 2008 tentang

pelayaran, pengalihan

fungsi regulator ke Otoritas

Pelabuhan, termasuk

penguasaan lahan

Memberikan kepastian

investasi kepada industri

galangan kapal

(28)

PENINGKATAN KANDUNGAN LOKAL – INDUSTRI KOMPONEN NASIONAL

28

IMPORT

ASSEMBLY

LOKAL

DIBUAT LOKAL DENGAN

LISENSI

PRODUKSI LOKAL

KANDUNGAN

LOKAL

SAAT INI

 Seluruh peralatan utama kapal harus di import (main engine, auxiliary engine etc. (65%) Asembly oleh lokal tetapi komponennya import (5%)

Pembuatan oleh lokal dengan lisensi perusahaan asing (4%) Dibuat oleh perusahaan lokal (13,5%)

IMPORT

ASSEMBLY

LOKAL

DIBUAT LOKAL DENGAN

LISENSI

PRODUKSI LOKAL

UPAYA

PENINGKATAN

KANDUNGAN

LOKAL

 Mengurangi kandungan import dalam bentuk jadi Meningkatkan kemampuan Assembly untuk peralatan termasuk peralatan utama kapal dan penggunaan komponen lokal Memperbanyak lisensi

untuk pembuatan kapal Memperbanyak pembuatan raw material dengan standar “Marine Used”

(29)

STRUKTUR BIAYA DAN PUNGUTAN NEGARA ATAS PEMBELIAN KAPAL

DAN PRODUKSI BARU

Pemungutan/biaya

Pembelian

kapal impor

Produksi (SukuCadang dan

Komponen) Kapal Baru Domestik

Produksi Kapal

di KEK/FTZ

Keterangan

PPN*)

10%

10%

10% *)

Pembebasan Batam PP

No.10/2012

Bea Masuk

Kapal

Komponen Kapal

0%

5%-15%

0%

0%

Pembebasan Batam PP

No.10/2012

Pajak Penghasilan

1,5 - 3%

1,5% - 3%

PPh Pasal 22 impor

2,5%-7,5%

2,5%-7,5%

0%

Pembebasan Batam PP

No.10/2012

Pengadaan Mesin dan

Konstruksi Badan Kapal

50% -70% Dari total

harga kapal

Jasa Konstruksi Kapal

10% -20% Dari total

biaya konstruksi

Total Pungutan Negara

12,5%-17,5%

19%%-30,5%

1,5% - 3%

(30)

30

KLASTER INDUSTRI PERKAPALAN

GALANGAN

KAPAL NASIONAL

Industri Penunjang

Perindustrian

Lokasi di Klaster

Minat Industri Penunjang

Belum terealisir

Regulasi terkait Industri

(Trade vs Industri)

Penyediaan Lahan/ Lokasi

Kebijakan Industri

Perkapalan untuk

antisipasi Pasar

Peraturan Pemerintah Pusat

PERDA terkait

Sertifikasi Lahan

Peraturan / Regulasi

Kurang tenaga terampil

Minimnya Pelatihan SDM Perkapalan &

Migas

Lembaga Diklat

Power Plant

Gas

Material/ Bahan Baku

Tenaga Kerja / SC

Sumber Daya

*Klaster Lamongan – Jawa Timur

(31)

KONSEP KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

31

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 28 Ayat 1

Peningkatan kemampuan dan penguasaan teknologi Industri Pertahanan

dilakukan melalui penelitian dan pengembangan serta perekayasaan

dalam suatu Sistim Nasional

RENSTRA KEMHAN - TNI AL Pasal 25 Huruf a

Rencana jangka panjang kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan

Keamanan

UU NO. 16 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI PERTAHANAN

OPERATIONAL REQUIREMENT

PENGADAAN ALUTSISTA

(32)

Usulan

(33)

USULAN

33

1. Belanja pemerintah dan atau BUMN ditetapkan sebagai base load nasional.

2. Mendorong percepatan pembentukan holding shipbuilding di Indonesia (NSHI).

3. Harmonisasi regulasi.

4. Mendorong percepatan tumbuh kembangnya industri komponen nasional dengan

menerapkan standar design dan standard produk.

5. Pembebasan bea masuk komponen kapal impor yang belum dapat di produksi di

dalam negeri dalam periode waktu tertentu sampai dengan industri dalam negeri

mampu.

6. Penurunan suku bunga pinjaman baik untuk modal kerja maupun modal investasi

industri perkapalan, dengan benchmark kepada negar lain yang sudah menerapkan

perbedaan suku bunga industri maritim dengan suku bunga komersil lainnya.

7. Penyederhaan dan atau penghapusan peraturan yang menimbulkan biaya yang

dapat menurunkan daya saing usaha industri perkapalan .

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil rancangan dan realisasi Pengembangan E -Modul Berbasis Model Pembelajaran Projet Based Learning pada Mata Pelajaran

Pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programing) adalah suatu pendekatan yang memungkinkan suatu kode yang digunakan untuk menyusun program menjadi lebih

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh informasi sebagai berikut. 1) Sebagian besar responden menyatakan bahwa kemampuan dalam berbahasa Inggris sangatlah kurang atau jelek,

Fixed Karbon Biobriket Sekam Padi Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kadar fix karbon yang dimiliki briket arang sekam padi untuk ukuran butiran 0,21 mm lebih

Hasil yang diperoleh saat penelitian sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilalukan oleh Mylapuram Rama (2012) dimana potensi interaksi obat pada pasien

Dari pendapat diatas dapat disimpuklkan bahwa Dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam proses belajar mengajar

Krim yang mengandung minyak jintan hitam dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 20% memiliki aktivitas antibakteri yang tidak berbeda signifikan (p&gt;0,05) dengan kontrol

Frekuensi resonansi antena sangat ditentukan oleh parameter dimensi dan permitivitas substrat antena. Umumnya untuk mendapatkan frekuensi resonansi tersebut dibutuhkan