• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Samsi Pomalingo, MA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Samsi Pomalingo, MA."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keanekaragaman Suku Bangsa Dan Budaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Di Kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ketua Peneliti : Herlin A. Wahidji

Anggota Peneliti : Drs. H. Haris Mahmud, M.Si Samsi Pomalingo, MA.

Abstrak

HERLIN A. WAHIDJI, 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keanekaragaman Suku Bangsa Dan Budaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango?. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karakteristik subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 27 orang ,11 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumentasi. Berdasarkan hasil evaluasi siklus I menunjukkan bahwa dari 27 sebanyak 16 siswa yang tuntas atau 59.25%, sedangkan 11 siswa atau 25% belum tuntas. Sedangkan pada siklus II meningkat sebanyak 24 siswa yang tuntas atau 88.89%, sedangkan 3 siswa atau 11.11% belum tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya, Jigsaw. Pendahuluan

Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki pengetahuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan

(3)

memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

Pada umumnya pembelajaran IPS di SD masih bersifat tradisional, ini dilihat dari cara pembelajaran yang masih melihat buku sumber serta hanya mengandalkan penjelasan guru saja sehingga daya pikir siswa tidak dapat berkembang, padahal perkembangan daya pikir siswa sangat mempengaruhi pembelajaran IPS di SD. Selain itu dalam pembelajaran IPS masih menggunakan metode ceramah terus menerus tanpa menggunakan variasi metode dalam pembelajaran yang dalam hal ini siswa sebagai objek dalam proses pembelajaran tersebut, dan proses pembelajaran didominasi oleh guru.

Hasil observasi awal di SDN 2 Bulango Ulu khususnya pada pelajaran IPS materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya bahwa sampai saat ini mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang tidak begitu diminati oleh sebagian besar siswa, bahkan siswa memandang bahwa pelajaran IPS merupakan pembelajaran yang membosankan atau sebagai mata pelajaran yang harus banyak dibaca. Selain itu, sebagian siswa kurang memahami materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya, minat dan perhatian siswa kurang dalam pembelajaran, metode yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah. Keadaan inilah yang menyebabkan hasil belajar yang diperoleh hanya mencapai 10 orang atau 40% dan 15 orang tidak tuntas atau 60%.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango? Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango.

Kajian Pustaka dan Metodologi

Belajar merupakan komponen ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implicit (tersembunyi) (Sagala, 2012: 11). Arthur T. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah “modification of behavior through experience and training” yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan (Sagala, 2012: 11). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, (3) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).

(4)

Rusman (2011: 218) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lie (dalam Rusman, 2011: 218) yang mengemukakan bahwa “model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri’.

Huda (2013: 204) menyebutkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Ia menggabungkan aktivitas membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Sharan (2009: 49) mengemukakan bawa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa bekerja bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan mereka harus saling membantu.

Menurut Hamid (2012: 222) bahwa model jigsaw adalah strategi pembelajaran yang berupaya untuk mendalami sebuah materi dengan memberikan sudut pandang yang bervariasi dari setiap siswa. Sedangkan Isjoni (2012: 54) bahwa model jigsaw merupakan satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diajak untuk bekerja sama dalam tim dan dimaksudkan agar siswa mampu memahami materi yang diberikan dan memberikan pemahaman kepada temannya berdasarkan materi yang dimiliki.

Ngalimun (2013: 169) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut; pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberpaa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Suprijono (2013: 89) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut.

a. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topic yang dipelajari. Kelompok ini disebut home teams (kelompok asal).

b. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap orang dalam setiap kelompok bertanggung jawab mempelajari materi tekstualnya yang diterimanya dari guru.

c. Sesi berikutnya, membentuk expert teams (kelompok ahli). Jumlah kelompok ahli tetap 4.

(5)

d. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.

e. Selanjutnya setiap siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan berdiskusi tentang materi yang telah dibahas di kelompok ahli.

Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Selanjtnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topic yang telah dipelajari.

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya di Kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango akan meningkat”.

Pembelajaran dianggap tuntas jika sebanyak 75% dari jumlah siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 75 (KKM= 75) ke atas atau daya serap klasikal sebesar 75% dan jika hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa berdasarkan aspek yang diamati mencapai 85% dari seluruh aspek.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini di laksanakan di SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan September – November 2013.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango yang terdiri dari 27 orang siswa. 11 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.

Variabel Input pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV yang akan dikenai tindakan, Guru yang akan memberikan tindakan, materi pelajaran yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan Media Pembelajaran sebagai pendukung.

Menyangkut proses kegiatan belajar mengajar tindakan kelas dalam Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, gaya mengajar guru dalam kelas.

Menyangkut keberhasilan/ ketuntasan siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan indikator ketuntasan siswa:

a. Siswa dapat menjelaskan manfaat perbedaan dan persamaam suku bangsa dan budaya di Indonesia

b. Siswa dapat menjelaskan bentuk keragaman budaya bangsa Indonesia, c. Siswa dapat menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya, dan

d. Siswa memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

Penelitian tindakan kelas mengacu pada langkah-langkah menurut Arikunto, dkk (2006 : 117) yang terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) Perencanaan, (2)Pelaksanaan Tindakan, (3) Pemantauan / observasi (4) Refleksi pada setiap siklus.

(6)

Pada kegiatan peneltian, peneliti dibantu oleh guru mitra untuk melaksanakan pengamatan maupun dalam pelaksanaan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Penjelasan pada setiap tahapan dapat dilihat di bawah ini:

Pada tahapan persiapan ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan untuk memudahkan proses pembelajaran IPS khususnya pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya di Kelas IV SDN 2 Bulango Ulu, diantaranya :

a Menghubungi Kepala Sekolah, memberikan surat keterangan izin meneliti dan berkoordinasi dengan guru kelas IV.

b Mendiskusikan rencana yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran bersama dengan guru mitra yang telah dipilih

c Melakukan observasi awal

d Mempersiapkan RPP, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan alat, instrumen evaluasi.

e Melaksanakan rencana tindakan berdasarkan skenario yang telah disusun bersama guru mitra.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan dalam beberap siklus (tergantung dari tingkat keberhasilan pembelajaran). Setiap siklus terdiri dari tahapan kegiatan awal, kegiatan inti pelaksanaan dan kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan oleh observer.

Pada tahap ini observer melakukan pengamatan dan pamantauan terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mempelajari materi. Pada proses ini dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh guru.

Pada tahap ini semua hasil yang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti bersama-sama dengan observer sekaligus diadakan refleksi untuk merencanakan tindakan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian tindakan kelas ini adalah dengan mengumpulkan data-data sebagai berikut.

Observasi berupa lembar pengamatan yang digunakan sebagai panduan untuk menilai proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya. Dokumentasi berupa data-data yang digunakan sebagai pendukung data utama seperti daftar hadir, RPP, dan foto penelitian

Wawancara yaitu berupa tanya jawab yang dilakukan pengajar dengan siswa untuk dapat menemukan data-data yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Tes yaitu lembar isian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Analisis data dilakukan dalam dua tahap yakni tahap pertama setelah data terkumpul dan tahap kedua setelah semua data dalam satu siklus terkumpul. Setelah data dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis berdasarkan pemikiran dan pemantauan langsung.

(7)

Hasil Penelitian

Pelaksanaan tindakan Siklus I dilakukan pada bulan Nopember 2013 yang dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama 90 menit. Pada tindakan siklus I ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa siswa kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Berikut ini akan dipaparkan tahapan tindakan siklus I sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan berbagai persiapan yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: a) Membuat RPP yang mengacu pada media gambar, materi, LKS, dan soal evaluasi. b) Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan sesuai model jigsaw. c) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa serta lembar tes evaluasi belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang;

b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda;

c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli);

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai; e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;

f. Pembahasan; g. Penutup.

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus I pada tabel di atas, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 10 aspek dengan persentase 41.66% sedangkan kriteria cukup 14 aspek dengan persentase 58.33%, yang kesemuanya itu adalah aspek yang berhubungan dengan kompetensi guru, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan pada siklus II.

Pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPS materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya melalui model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw secara individu pada siklus I sudah mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat terlihat bahwa siswa tertarik dan serius dengan penggunaan model tersebut. Siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran karena mereka bukan hanya mendengarkan materi tetapi memahami dengan cara bekerja sama.

Pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I terdiri dari 21 aspek. Kriteria yang digunakan adalah kriteria ya dan tidak. Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan siswa diperoleh data seperti diuraikan pada tabel berikut :

(8)

Memperhatikan uraian data tabel 6 tampak bahwa, dari 21 aspek aktivitas siswa yang diobservasi pada pembelajaran siklus I, 12 aspek (57,14%) mencapai kriteria ya, sedangkan 9 aspek lainnya (42,86%) mencapai kriteria tidak.

Setelah dikenai tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango, hasil belajar siswa sudah menunjukan peningkatan yang lebih baik dari kondisi awal. Hasil evaluasi akhir pelaksanaan tindakan siklus I seperti pada tabel di bawah ini :

Dari data hasil evaluasi di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil evaluasi belajar siswa pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya pada tindakan siklus I yang dilakukan oleh peneliti sudah mengalamai peningkatan. Kategori tuntas mengalami peningkatan sejumlah 16 orang siswa atau persentase sebesar 59.26%, dan kategori tidak tuntas sejumlah 11 orang siswa atau persentase sebesar 40.74%. Daya serap rata-rata 60.25%.

Analisis dan refleksi dilakukan untuk mengkaji tindakan yang telah dilakukan sebelumnya dan kendala-kendala yang ditemui selama melakukan penelitian. Di samping itu untuk melakukan revisi terhadap kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman siswa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Refleksi juga merupakan langkah untuk mengatasi permasalahan dengan merevisi sebelumnya sesuai apa yang ditemui dilapangan.

Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa, maka dalam pelaksanaan tindakan siklus I belum banyak peningkatan dan hasilnya belum maksimal sesuai target yang ingin dicapai. Permasalahan yang ditemui pada saat pelaksanaan tindakan siklus I sejumlah 11 orang siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Nilai ketuntasan baru mencapai 59.26% dengan rata-rata kelas yang dicapai baru sebesar 60.25%. Selain itu, masih ada siswa yang berperilaku negatif, yaitu masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, menganggau teman dan ada yang tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas. Sedangkan kendala yang di hadapi peneliti saat pelaksanaan proses pembelajaran yaitu terbatasnya waktu yang ada sehingga pembelajaran belum dapat dilakukan secara optimal.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti dan guru pengamat, maka dapat di simpulkan bahwa ada beberapa permasalahan yang muncul pada saat proses pelaksanaan tindakan siklus I. Maka perlu dilakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus II dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Pada rancangan tindakan alokasi waktu yang sebelumnya rincian pada setiap kegiatan pembelajaran, guru sepakat merinci pada setiap kegiatan pembelajaran. 2. Hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran materi keanekaragaman suku

bangsa dan budaya melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dirasakan oleh peneliti dan guru pengamat belum dilaksanakan dengan sempurna, Sehingga akan diperbaiki pada siklus II.

3. Lebih memotivasi siswa kurang aktif agar lebih konsentrasi dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada akhir bulan Nopember 2013 yang

(9)

dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama 90 menit. Pada tindakan siklus II ini peneliti tetap menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk lebih meningkatan hasil belajar siswa siswa kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Tahapan tindakan siklus II sebagai berikut:

Pada tahap ini peneliti melakukan berbagai persiapan yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut: a) Membuat RPP yang mengacu pada media gambar, materi, LKS, dan soal evaluasi. b) Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan sesuai model jigsaw. c) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa serta lembar tes evaluasi belajar. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang;

b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda;

c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli);

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai; e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;

f. Pembahasan; g. Penutup.

Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II mencapai 19 aspek dengan Pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara individu pada siklus I sudah mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat terlihat bahwa siswa tertarik dan serius dengan penggunaan model tersebut. Siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran karena mereka bukan hanya mendengarkan materi tetapi memahami dengan cara bekerja sama.

Pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus II terdiri dari 2 aspek. Kriteria yang digunakan adalah kriteria sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan siswa diperoleh data seperti diuraikan pada tabel berikut :

Memperhatikan uraian data tabel 9 tampak bahwa, dari 21 aspek aktivitas siswa yang diobservasi pada pembelajaran siklus I, 18 aspek (85.71%) mencapai ya, sedangkan 3 aspek lainnya (14.29%) mencapai kriteria tidak.

Setelah dikenai tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango, hasil belajar siswa sudah menunjukan peningkatan yang lebih baik dari kondisi awal. Selain hasil pengamatan aktivitas siswa di atas, berikut akan disajikan hasil evaluasi akhir pelaksanaan tindakan siklus I seperti pada tabel di bawah ini :

Dari data hasil evaluasi di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil evaluasi pemahaman siswa pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya pada tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti sudah mengalamai peningkatan.

(10)

sebesar 88.88%, dan kategori tidak tuntas sejumlah 3 orang siswa atau persentase sebesar 11.11%. Daya serap rata-rata 88.11%.

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar kelompok menggunakan model jigsaw pada siklus II kelompok mawar mencapai persentase 100, melati persentase 100%, cempaka persentase 91.67%, anggrek persentase 91.67%, matahari persentase 91.67%.

Hasil analisis dan refleksi tindakan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango. Adapun Indikator peningkatan hasil belajar siswa dan keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw antara lain : 1) Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat lebih bersemangat, lebih aktif dan tidak bosan. 2) Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dapat lebih mudah dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya. 3) Dengan penerapan model tersebut pada mata materi materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya siswa lebih aktif dan berani mengungkapkan pendapatnya dan tidak ragu-ragu lagi dalam bertanya atau mengungkapkan ide. 4) Adanya peningkatan keaktifan aktivitas dan hasil pemahaman siswa pada setiap siklusnya.

Hasil musyawarah antara peneliti dengan guru pengamat menyatakan bahwa penelitian ini sudah cukup dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, hal ini atas pertimbangan bahwa pada siklus II sudah mengalami peningkatan yang cukup besar dan melebihi indikator yang ditetapkan.

Pembahasan

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti dibantu oleh guru pengamat untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya sebagian yang dilakukan oleh guru. Pada awal pertemuan pertama peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan tidak membimbing siswa dalam mengerjakan tugas, interaksi dengan siswa kurang efektif.

Selain itu pemberian tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran dan pemberian penghargaan kepada siswa terbaik serta penguatan materi yang diajarkan masih sangat kurang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena guru kurang memahami penerepan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kekurangan-kekurangan lain juga terdapat pada siswa dimana sebagian siswa masih kurang memperhatikan dan enggan untuk mengikuti pelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya perhatian siswa pada proses pembelajaran dan siswa lebih banyak melakukan aktivitas dari pada mengikuti proses pembelajaran.

Siswa juga enggan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti. Hal ini terlihat pada hasil analisis data yang berkaitan dengan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu jumlah siswa yang tuntas dalam belajar materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya sebanyak 16 orang atau sebesar 59.26% dan yang belum tuntas sebanyak

(11)

11 orang atau sebesar 40.74%. Ini berarti bahwa indikator keberhasilan belum tercapai. Untuk mengatasi hal ini, maka guru melakukan pengawasan yang lebih baik dan memberikan bimbingan sepenuhnya kepada siswa dalam mempelajari materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya. Guru juga mengimformasikan bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sikap dan keaktifan menjadi salah satu aspek yang dinilai dan pada akhir pelajaran guru akan mengumumkan siswa terbaik selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw .

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru penagamat menunjukkan bahwa pelakasanaan pembelajaran materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya melalui model kooperatif tipe jigsaw sudah memberikan hasil yang lebih optimal sesuai standar yang ingin dicapai. Hal ini terlihat ketika guru melakukan tanya jawab terjadi umpan balik yang sangat baik dari siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada tindakan siklus II terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan aktivitas siswa pada siklus I. Efek dari peningkatan aktivitas siswa terlihat pada peningkatan hasil belajar siswa, yakni pada siklus I, capaian rata-rata hanya sebesar 60.25% dan pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata kelas menjadi 88.11. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 88.89% dan yang belum tuntas sebanyak 3 orang atau sebesar 11.11%.

Oleh karena itu, ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator yang ditetapkan, sehingga hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya melalui model kooperatif tipe jigsaw di kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango telah diangap tuntas berdasarkan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Simpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pemabahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango pada materi pada materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini dibuktikan dengan persentase ketuntasan tindakan siklus I sebesar 16 orang siswa atau sebesar 59.26% dan pada siklus II ketuntasan meningkat menjadi 24 orang atau 88.88%.

Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka hasil belajar siswa pada materi keaneka ragaman suku bangsa dan budaya di Kelas IV SDN 2 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango akan meningkat” terbukti.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis kemukakan yaitu :

a. Kepada Sekolah, agar memperhatikan manfaat yang diberikan dalam pembelajaran, maka sebaiknya model pembelajaran tidak hanya diterapkan pada satu mata pelajaran tertentu tetapi sangat perlu dikembangkan pada semua mata

(12)

b. Kepada Guru, diharapkan dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas yang serupa guna perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

c. Kepada siswa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diupayakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mekanisme pengajaran dalam proses pembelajaran IPS dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Kepada peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pengkajian penelitian berikutnya sehingga memiliki informasi dan hasil belajar siswa yang komprehensip mengenai pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe jigsaw.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: remaja Rosdakarya.

Dewi, Asmi Yuriana, dkk. 2010. Ranah Pengetahuan Menurut Bloom. Tugas Evaluasi Pendidikan. (Program Pasca Sarjana) Padang: Universitas Negeri Padang Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung: PT Refika Aditama

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran (Isu-isu Metodis dan Paradigmatis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamid. Sholeh Moh. Metode Edu Tainment. Yogyakarta: DIVA Press. Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Mujiono dan Dimyati. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: PT RajaGrafindo

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar). Bandung: ALFABETA

(13)

Sudjana, Nana. 2004. Pedoman Praktis Mengajar, Merencanakan dan Melaksanakan Pengajaran. Jakarta: Proyek Penulisan PA pada SMU

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran (Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil). Lombok: Holistica

Taniredja, Tukiran, dkk. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta

Sharan, Shlomo. 2009. Handbook of Cooperative Learning (inovasi pengajaran dan pembelajaran untuk memacu keberhasilan siswa di kelas). Yogyakarta: Imperium

Shintalasmi, Yulia. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Kognitif IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan STAD Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Mutihan Wates. Skripsi. Yogyakarta: UNY

Hertiavi, M.A, langlang, H, dan Khanafiyah, S. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6 (2010) Hal. 53-57. ISSN: 1693-1246 http://journal.unnes.ac.id

Saputra, Ilham Joko. 2011. Studi Komparasi Antara Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Metode Ceramah Bervariasi Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian pada Siswa Kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi (online). Universitas Negeri Semarang (tidak dipublikasikan)

Pertiwi, Rine, dkk. 2011. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II untuk meningkatkan hasil belaja IPA siswa kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru. Jurnal riau (Tidak dipublikasikan)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Pelimpahan Wewenang dari Bupati kepada Camat yang diatur dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 18 Tahun 2010 (Pasal 6) tentang Pelimpahan Wewenang Bupati

Palmaputri, T.C., 2015, Analisis Dampak Muatan Lebih (Overloading) Kendaraan Angkutan Barang Terhadap Perkerasan Dan Masa Pelayanan Jalan (Studi Kasus Jembatan Timbang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi (23,451) PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

Kenyataan di lapangan berdasarkan observasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas masih terdapat siswa yang kurang mampu menggunakan komunikasi verbal (

adalah teh yang mengandung bahan botanis yang bekerja cepat untuk menghasilkan energi dan membantu pengelolaan berat badan dengan kandungan antioksidan dan nutrisi dari Green Tea.

Kepercayaan, ideologi dan mitos merupakan citra-citra kolektif dan ide yang bersifat elemen spiritual dan psikologis. 26 Keyakinan mengacu kepada ideologi yaitu keyakinan yang

Berdasarkan hasil analisis kurikulum, peneliti mengambil tema “Pekerjaan" yang akan dipadukan antara mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Ilmu Pengetahuan

Oleh itu, analisis yang diperolehi mendapati bahawa pernyataan ‘majikan amat menitikberatkan prestasi semasa organisasi dan sentiasa berusaha untuk mencapai matlamat