• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

disajikan contoh data Shorea hasil kodefikasi dari beberapa karakter yang bernilai nominal. Tabel 2 Karakter daun yang bernilai nominal

Karakter Nilai Kode

Bentuk tulang daun Tidak menempel 1 Permukaan daun  Atas halus bawah kasar  Atas bawah halus 1 2 Ujung daun  Meruncing

 Runcing

1 2 Pangkal daun  Membulat

 Tumpul

1 2 Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi

Fitur Nilai

Panjang daun 23.2 cm

Lebar daun 9.5 cm

Bentuk tulang daun 1

Permukaan daun 1 Ujung daun 1 Pangkal daun 1 Keliling daun 53.2 cm Luas daun 352.5 cm2 Sudut 70 °

Jumlah tulang daun 33

Jenis Shorea Shorea ovalis Perancangan Model JST

Pada penelitian ini, digunakan JST dengan struktur seperti yang ditunjukan pada Tabel 4. Tabel 4 Karakteristik JST

Karakteristik Spesifikasi Arsitektur 1 hidden layer

Neuron Input 10

Neuron Output 1

Fungsi aktivasi Sigmoid biner; Linier Inisialisasi bobot nguyen widrow Hidden Neuron 5, 10, 15, dan 20

Toleransi Galat 10-7, 10-6, 10-5, 10-4, 10-3, 10-2, dan 10-1 Learning Rate 0.01, 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, 0.06, 0.07, 0.08, 0.09, dan 0.1 Faktor Naik 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, dan 1.9 Faktor Turun 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, dan 0.9 delta0 0.01, 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, 0.06, 0.07, 0.08, dan 0.09 deltamax 10, 20, 30, 40,50, 60, 70, 80, 90, dan 100

Target didefinisikan pada Tabel 5. Misalnya untuk target dengan nilai 0.94, maka target tersebut menunjukan target kelas pertama. Tabel 5 Target jenis Shorea

Jenis Shorea Kode

Kelas Rentang target Shorea ovalis 1 0.5 ≤ x < 1.5 Shorea leprosula 2 1.5 ≤ x < 2.5 Shorea platyclados 3 2.5 ≤ x < 3.5 Shorea seminis 4 3.5 ≤ x < 4.5 Shorea beccariana 5 4.5 ≤ x < 5.5 Pembagian Data Uji dan Data Latih

Pembagian data uji dan data latih menggunakan k-fold cross-validation sebagai teknik pembagian datanya. Pada teknik ini, dilakukan ulangan sebanyak k kali untuk pelatihan dan pengujian. Pada setiap ulangan disisakan setiap subset untuk pengujian dan subset lainnya untuk pelatihan. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan ialah 5-fold cross-validation. Empat subset digunakan sebagai data latih, sedangkan satu subset sisanya akan digunakan sebagai data uji.

Pelatihan Sistem

Pelatihan sistem menggunakan model JST propagasi balik resilient dengan parameter yang dibuat bervariasi, yaitu hidden neuron, toleransi galat, learning rate, faktor naik, faktor turun, delta0, dan deltamax.

Pengujian

Pengujian model dilakukan menggunakan data pengujian dengan teknik generalisasi untuk menghitung akurasinya. Teknik generalisasi yaitu jumlah (dalam %) pola yang berhasil dikenali dengan benar oleh JST. Generalisasi diberikan dengan persamaan berikut:

Generalisasi=Jumlah pola yang dikenali

Jumlah seluruh pola x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengidentifikasi lima jenis Shorea dengan menggunakan karakteristik morfologi daun, yaitu Shorea ovalis, Shorea leprosula, Shorea platyclados, Shorea seminis, dan Shorea beccariana. Kelima jenis Shorea ini masing-masing menjadi satu kelas dan terdiri atas 10 data. Karakteristik morfologi daun yang diamati ialah panjang daun, lebar daun, bentuk tulang daun, permukaan daun, ujung daun, pangkal daun, keliling daun, luas daun, sudut antar tulang daun, dan jumlah tulang daun. Setelah dilakukan pengumpulan data, dilakukan kodefikasi dari data tersebut sehingga data hasil

(2)

kodefikasi tersebut yang digunakan pada percobaan variasi parameter JST propagasi balik resilient pada percobaan 5-fold cross- validation tanpa regresi dan 5-fold cross- validation dengan regresi. Data percobaan selengkapnya pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.

Menentukan Parameter JST yang optimal Parameter optimal pada setiap tahap percobaan selanjutnya digunakan untuk percobaan berikutnya sehingga akan dihasilkan model JST yang baik dan maksimal. Karakteristik jaringan syaraf tiruan (JST) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan parameter dari resilient backpropagation, yaitu hidden neuron, toleransi galat, learning rate, faktor naik, faktor turun, delta0, dan deltamax.

Alur penentuan parameter optimal dapat dilihat pada Lampiran 5. Penentuan parameter optimal dimulai dengan percobaan terhadap jumlah hidden neuron. Jumlah hidden neuron yang bisa memberikan optimalisasi pada JST, baik dari segi tingginya akurasi maupun kecilnya epoch, akan digunakan pada percobaan selanjutnya, yaitu percobaan toleransi galat. Nilai toleransi galat yang paling optimal akan digunakan pada percobaan selanjutnya, yaitu percobaan learning rate. Percobaan-percobaan selanjutnya, yaitu percobaan dengan nilai faktor naik, nilai faktor turun, delta0, deltamax juga menerapkan konsep pencarian parameter optimal yang sama. Selain itu, untuk percobaan dengan nilai parameter yang menghasilkan akurasi dan epoch yang sama, penentuan nilai optimal menggunakan nilai MSE yang terkecil yang dihasilkan dari beberapa nilai parameter tersebut.

Percobaan 1: 5-Fold Cross-Validation Tanpa Regresi

Percobaan ini melibatkan lima kelompok percobaan dengan proporsi jumlah instances masing-masing kelas pada percobaan ini disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Proporsi jumlah instances masing-masing kelas setiap subset

Kelas Subset 1 2 3 4 5 S. ovalis 2 2 2 2 2 S. leprosula 2 2 2 2 2 S. platyclados 2 2 2 2 2 S. seminis 2 2 2 2 2 S. beccariana 2 2 2 2 2 Jumlah 10 10 10 10 10

Berdasarkan Tabel 6, ada lima grup percobaan, yaitu:

 Grup percobaan satu: data uji subset satu, data latih subset dua, tiga, empat, dan lima.  Grup percobaan dua: data uji subset dua,

data latih subset satu, tiga, empat, dan lima.  Grup percobaan tiga: data uji subset tiga,

data latih subset satu, dua, empat, dan lima.  Grup percobaan empat: data uji subset

empat, data latih subset satu, dua, tiga, dan lima.

 Grup percobaan lima: data uji subset lima, data latih subset satu, dua, tiga, dan empat. Pada percobaan ini, nilai fitur keliling daun dan luas daun menggunakan nilai sebenarnya, yaitu nilai dengan pengukuran secara manual. Perhitungan keliling daun diukur secara manual dengan menggunakan benang yang dibentangkan mengikuti bentuk daun dari titik awal sampai bertemu ke titik awal tersebut kembali, sedangkan perhitungan luas daun dilakukan dengan meletakkan daun diatas kertas berpetak, kemudian dilakukan perhitungan jumlah kotak penuh ditambah dengan jumlah kotak setengah penuh dikali seperempat.

Pencarian parameter optimal dimulai dengan percobaan kombinasi jumlah hidden neuron. Jumlah hidden neuron yang digunakan ialah 5, 10, 15, dan 20, sedangkan parameter lain dibuat tetap sesuai nilai default-nya, yaitu nilai toleransi galat ialah 0.01, nilai learning rate 0.01, nilai faktor naik 1.2, nilai faktor turun 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai hidden neuron yang optimal pada grup percobaan satu ialah 20, grup percobaan dua 20, grup percobaan tiga 20, grup percobaan empat 20, dan grup percobaan lima ialah 5. Nilai hidden neuron ini kemudian digunakan pada percobaan selanjutnya, yaitu percobaan kombinasi nilai toleransi galat.

Pada percobaan nilai toleransi galat, nilai-nilai toleransi galat yang digunakan ialah 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, dan 10-7. Nilai hidden neuron yang digunakan ialah nilai dari hasil percobaan sebelumnya, yaitu 20 untuk grup percobaan satu, dua, tiga, empat, dan 5 untuk grup percobaan lima, sedangkan parameter lain dibuat tetap sesuai nilai default-nya, yaitu nilai learning rate sebesar 0.01, nilai faktor naik 1.2, nilai faktor turun 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai toleransi galat optimal pada grup percobaan satu ialah 10-2, grup percobaan dua 10-4, grup percobaan tiga 10-1, grup percobaan empat 10-1, dan grup percobaan lima 10-7. Nilai toleransi galat yang optimal ini

(3)

selanjutnya akan digunakan pada percobaan kombinasi nilai learning rate.

Selanjutnya, dilakukan percobaan learning rate dengan nilai, yaitu 0.01, 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, 0.06, 0.07, 0.08, 0.09, dan 0.1. Nilai hidden neuron dan toleransi galat yang digunakan pada masing-masing grup percobaan sesuai dengan nilai yang telah didapatkan pada percobaan sebelumnya, sedangkan parameter lain dibuat tetap sesuai nilai default-nya, yaitu nilai faktor naik sebesar 1.2, nilai faktor turun 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai learning rate optimal dari grup percobaan satu ialah 0.06, grup percobaan dua 0.04, grup percobaan tiga 0.03, grup percobaan empat 0.04, grup percobaan lima 0.08. Nilai learning rate yang optimal ini akan digunakan pada percobaan kombinasi nilai faktor naik.

Percobaan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan kombinasi nilai faktor naik sebesar 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, dan 1.9. Nilai hidden neuron, toleransi galat, dan learning rate yang digunakan pada masing-masing grup percobaan menggunakan nilai yang telah didapatkan pada percobaan sebelumnya, sedangkan parameter lain dibuat tetap, yaitu nilai faktor turun sebesar 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai faktor naik yang optimal pada percobaan ini ialah 1.5 untuk grup percobaan satu, 1.6 untuk grup percobaan dua, 1.2 untuk grup percobaan tiga, 1.3 untuk grup percobaan empat, dam 1.2 untuk grup percobaan lima. Nilai faktor naik yang optimal ini akan digunakan pada percobaan kombinasi nilai faktor turun.

Percobaan dengan kombinasi nilai faktor turun menggunakan nilai faktor turun, yaitu 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, dan 0.9. Nilai hidden neuron, toleransi galat, learning rate, dan faktor naik sesuai dengan nilai optimal yang didapatkan dari percobaan sebelumnya, sedangkan nilai delta0 ialah 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai faktor turun yang optimal untuk grup percobaan satu ialah 0.4, grup percobaan dua 0.5, grup percobaan tiga 0.6, grup percobaan empat 0.3, dan grup percobaan lima 0.8. Nilai faktor turun yang optimal ini akan digunakan pada percobaan selanjutnya, yaitu kombinasi nilai delta0.

Percobaan dengan kombinasi nilai delta0 menggunakan nilai delta0 sebesar 0.01, 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, 0.06, 0.07, 0.08, dan 0.09. Nilai hidden neuron, toleransi galat, learning rate, faktor naik, dan faktor turun sesuai dengan nilai optimal yang didapatkan dari percobaan sebelumnya, sedangkan nilai deltamax ialah 50.

Nilai delta0 yang optimal untuk grup percobaan satu ialah 0.02, grup percobaan dua 0.06, grup percobaan tiga 0.01, grup percobaan empat 0.06, dan grup percobaan lima 0.02. Nilai delta0 optimal yang didapatkan akan digunakan pada percobaan dengan kombinasi nilai deltamax.

Percobaan terakhir ialah percobaan dengan kombinasi nilai deltamax. Nilai deltamax yang digunakan pada percobaan ini ialah 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100. Nilai hidden neuron, toleransi galat, learning rate, faktor naik, faktor turun, delta0 sesuai dengan nilai optimal yang didapatkan dari percobaan sebelumnya. Nilai deltamax optimal yang didapatkan untuk grup percobaan satu ialah 90, grup percobaan dua 20, grup percobaan tiga 100, grup percobaan empat 90, dan grup percobaan lima 70.

Parameter optimal yang telah didapatkan dari percobaan pertama disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa grup percobaan empat menghasilkan akurasi 100% dengan epoch terkecil dari seluruh grup percobaan, sehingga nilai masing-masing parameternya menghasilkan pola yang baik dalam mengidentifikasi kelima jenis Shorea yang dibahas pada penelitian ini.

Tabel 7 Nilai optimal setiap grup percobaan tanpa regresi

Parameter JST

Grup percobaan ke-

1 2 3 4 5 HN 20 20 20 20 5 TL 10-2 10-4 10-1 10-1 10-7 LR 0.06 0.04 0.03 0.04 0.08 FN 1.5 1.6 1.2 1.3 1.2 FT 0.4 0.5 0.6 0.3 0.8 D0 0.02 0.06 0.01 0.06 0.02 DM 90 20 100 90 70 Akurasi (%) 100 100 100 100 90 Epoch 116 1000 25 17 1000 Keterangan: HN : Hidden Neuron TL : Toleransi Galat LR : Learning Rate FN : Faktor Naik FT : Faktor Turun D0 : Delta0 DM : Deltamax

Tingkat akurasi yang dihasilkan untuk masing-masing jenis Shorea dari setiap grup percobaan disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 dan Gambar 17 menggambarkan bahwa grup percobaan satu, dua, tiga dan empat mampu mengidentifikasi kelima jenis Shorea dengan nilai akurasi 100%. Artinya, instances masing-masing kelas pada data uji teridentifikasi dengan benar. Pada grup percobaan lima, untuk jenis Shorea ovalis, Shorea platyclados, Shorea seminis, dan Shorea

(4)

beccariana menghasilkan akurasi 100%, sedangkan Shorea leprosula menghasilkan akurasi 50%. Hasil percobaan pertama selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 8 Akurasi kelas Shorea dari setiap grup

percobaan (percobaan ke-1)

Kelas Shorea

Akurasi Grup Percobaan ke- (dalam %) Aku rasi Rata -rata (%) 1 2 3 4 5 ovalis 100 100 100 100 100 100 leprosula 100 100 100 100 50 90 platyclados 100 100 100 100 100 100 seminis 100 100 100 100 100 100 beccariana 100 100 100 100 100 100

Gambar 17 Grafik akurasi grup percobaan terhadap masing-masing kelas Shorea (percobaan ke-1).

Kesalahan identifikasi pada grup percobaan lima disebabkan salah satu instance Shorea leprosula bernilai 0.966 sehingga diidentifikasi sebagai Shorea ovalis. Selain itu, berdasarkan fitur yang diamati, keduanya cenderung memiliki kesamaan pada fitur-fitur tertentu dapat dilihat pada Lampiran 7.

Berdasarkan hasil dari seluruh grup percobaan, didapatkan tingkat akurasi rata-rata untuk Shorea ovalis, Shorea platyclados, Shorea seminis, Shorea beccariana ialah 100%, dan Shorea leprosula sebesar 90% yang dapat dilihat pada Gambar 18.

Percobaan 2: 5-Fold Cross-Validation

Dengan Regresi

Hal yang dilakukan pada percobaan ini sama seperti sebelumnya, yaitu melibatkan lima kelompok percobaan dan dengan proporsi

jumlah instance masing-masing kelas yang sama.

Gambar 18 Grafik akurasi rata-rata kelas Shorea dari semua grup percobaan (percobaan ke-1). Pada percobaan ini, nilai fitur keliling daun dan luas daun didekati dengan regresi linier. Untuk perhitungan keliling daun, keliling yang telah diukur secara manual merupakan variabel terikat (Y), sedangkan variabel bebas () ialah nilai keliling daun yang diukur dengan pendekatan rumus elips, yaitu r1r2.Persamaan garis regresi linier yang

dihasilkan dari keliling daun tersebut ialah: ŷ = (1.0643 * X) – 1.5318

Diagram pencar yang dihasilkan dari kedua keliling tersebut dapat dilihat pada Gambar 19.

Untuk perhitungan luas daun, luas yang telah dihitung sebelumnya secara manual merupakan variabel terikat ( ), sedangkan variabel bebas ) ialah nilai luas daun yang dihitung menggunakan pendekatan luas elips, yaitu π r1 r2. Persamaan garis regresi linier yang

dihasilkan dari kedua luas tersebut ialah: ŷ = (1.0611 * X) – 9.8281

Diagram pencar yang dihasilkan dari kedua luas daun tersebut dapat dilihat pada Gambar 20.

Dari kedua diagram pencar keliling dan luas daun, terlihat ada hubungan linier antara variabel luas dan keliling daun yang telah dihitung sebelumnya dengan variabel luas dan keliling daun yang dihitung menggunakan pendekatan rumus elips sehingga, luas dan keliling daun yang sebenarnya diharapkan bisa didekati dengan hasil persamaan garis regresi linier tersebut. Pada Tabel 9 dan 10 disajikan contoh nilai fitur keliling dan luas daun dengan pendekatan persamaan garis regresi linier. 0 50 100 1 2 3 4 5 A k u ra si ( % ) Grup Percobaan

Ovalis (O) Leprosula (L) Platyclados (P)

Seminis (S) Beccariana (B) Kelas Shorea 100 90 100 100 100 0 50 100 A k u ra si R a ta -r a ta ( % ) Kelas Shorea o v al is le p ro su la p la ty cl ad o s se m in is b ec ca ri an a

(5)

Gambar 19 Diagram pencar keliling daun.

Gambar 20 Diagram pencar luas daun. Tabel 9 Nilai fitur keliling daun dihitung secara

manual dan dengan regresi linier Kelas Shorea Data ke- Keliling dihitung manual Keliling dengan regresi linier ovalis 1 53.2 53.1 2 48.6 47.8 leprosula 1 36.0 36.9 2 33.0 33.4 platyclados 1 29.3 28.9 2 29.0 28.4 seminis 1 29.4 29.2 2 36.0 36.1 beccariana 1 21.2 21.4 2 20.5 21.0

Tabel 10 Nilai fitur luas daun dihitung secara manual dan dengan regresi linier

Kelas Shorea Data ke- Luas dihitung manual Luas dengan regresi linier ovalis 1 176.3 173.8 2 140.8 134.6 leprosula 1 76.5 79.5 2 69.5 66.1 platyclados 1 33.8 40.8 2 27.5 39.7 seminis 1 45.5 43.1 2 64.8 65.1 beccariana 1 28.3 24.7 2 24.8 23.9

Seperti pada percobaan pertama, terlebih dahulu dilakukan pencarian parameter JST propagasi balik resilient optimal untuk menghasilkan akurasi yang baik. Pencarian parameter optimal dimulai dengan percobaan kombinasi jumlah hidden neuron. Jumlah hidden neuron yang digunakan ialah 5, 10, 15, dan 20, sedangkan parameter lain dibuat tetap sesuai nilai default-nya, yaitu nilai toleransi galat ialah 0.01, nilai learning rate 0.01, nilai faktor naik 1.2, nilai faktor turun 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai hidden neuron yang optimal pada grup percobaan satu ialah 20, grup percobaan dua 15, grup percobaan tiga 20, grup percobaan empat 20, dan grup percobaan lima ialah 15. Nilai hidden neuron ini kemudian digunakan pada percobaan selanjutnya, yaitu percobaan kombinasi nilai toleransi galat.

Pada percobaan nilai toleransi galat, nilai-nilai toleransi galat yang digunakan ialah 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, dan 10-7. Nilai hidden neuron yang digunakan ialah nilai dari hasil percobaan sebelumnya, yaitu 20 untuk grup percobaan satu, tiga, empat, dan 15 untuk grup percobaan dua, dan lima, sedangkan parameter lain dibuat tetap sesuai nilai default-nya, yaitu nilai learning rate sebesar 0.01, nilai faktor naik 1.2, nilai faktor turun 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai toleransi galat optimal pada grup percobaan satu, dua, tiga dan empat ialah 10-2, dan grup percobaan lima 10-7. Nilai toleransi galat yang optimal ini selanjutnya akan digunakan pada percobaan kombinasi nilai learning rate.

Selanjutnya, dilakukan percobaan learning rate dengan nilai, yaitu 0.01, 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, 0.06, 0.07, 0.08, 0.09, dan 0.1. Nilai hidden neuron dan toleransi galat yang digunakan pada masing-masing grup percobaan sesuai dengan nilai yang telah didapatkan pada percobaan sebelumnya, sedangkan parameter lain dibuat tetap sesuai nilai default-nya, yaitu nilai faktor naik sebesar 1.2, nilai faktor turun 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai learning rate optimal dari grup percobaan satu ialah 0.04, grup percobaan dua 0.09, grup percobaan tiga 0.06, grup percobaan empat 0.09, grup percobaan lima 0.08. Nilai learning rate yang optimal ini akan digunakan pada percobaan kombinasi nilai faktor naik.

Percobaan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan kombinasi nilai faktor naik sebesar 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, dan 1.9. Nilai hidden neuron, toleransi galat, dan learning rate yang digunakan pada masing-y = 1,0643x - 1,5318 0 10 20 30 40 50 60 70 0 20 40 60 80 X y = 1,0611x - 9,8281 0 50 100 150 200 250 300 0 100 200 300 X Y Y

(6)

masing grup percobaan sesuai dengan nilai yang telah didapatkan pada percobaan sebelumnya, sedangkan parameter lain dibuat tetap, yaitu nilai faktor turun sebesar 0.5, nilai delta0 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai faktor naik yang optimal pada percobaan ini ialah 1.1 untuk grup percobaan satu, 1.4 untuk grup percobaan dua, 1.2 untuk grup percobaan tiga, 1.5 untuk grup percobaan empat, dan 1.3 untuk grup percobaan lima. Nilai faktor naik yang optimal ini akan digunakan pada percobaan kombinasi nilai faktor turun.

Percobaan dengan kombinasi nilai faktor turun menggunakan nilai faktor turun 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, dan 0.9. Nilai hidden neuron, toleransi galat, learning rate, dan faktor naik ialah sesuai dengan nilai optimal yang didapatkan dari percobaan sebelumnya, sedangkan nilai delta0 ialah 0.07, dan nilai deltamax 50. Nilai faktor turun yang optimal untuk grup percobaan satu ialah 0.7, grup percobaan dua 0.5, dan grup percobaan tiga, empat, dan lima 0.6. Nilai faktor turun yang optimal ini akan digunakan pada percobaan selanjutnya, yaitu kombinasi nilai delta0.

Percobaan dengan kombinasi nilai delta0 menggunakan nilai delta0 sebesar 0.01, 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, 0.06, 0.07, 0.08, 0.09. Nilai hidden neuron, toleransi galat, learning rate, faktor naik, dan faktor turun sesuai dengan nilai optimal yang didapatkan dari percobaan sebelumnya, sedangkan nilai deltamax ialah 50. Nilai delta0 yang optimal untuk grup percobaan satu ialah 0.06, grup percobaan dua 0.08, grup percobaan tiga 0.06, grup percobaan empat 0.04, dan grup percobaan lima 0.04. Nilai delta0 optimal yang didapatkan akan digunakan pada percobaan dengan kombinasi nilai deltamax.

Percobaan terakhir dilakukan dengan kombinasi nilai deltamax. Nilai deltamax yang digunakan pada percobaan ini ialah 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100. Nilai hidden neuron, toleransi galat, learning rate, faktor naik, faktor turun, delta0 sesuai dengan nilai optimal yang didapatkan dari percobaan sebelumnya. Nilai deltamax optimal yang didapatkan untuk grup percobaan satu ialah 10, grup percobaan dua 20, grup percobaan tiga 80, grup percobaan empat 80, dan grup percobaan lima 90.

Parameter optimal yang telah didapatkan dari percobaan kedua disajikan pada Tabel 11. Sama seperti percobaan pertama, grup percobaan empat menghasilkan pola identifikasi kelima jenis Shorea dengan baik, karena

menghasilkan akurasi 100% dengan epoch terkecil dari seluruh grup percobaan.

Tabel 11 Nilai optimal setiap grup percobaan dengan regresi

Parameter JST

Grup percobaan ke-

1 2 3 4 5 HN 20 15 20 20 15 TL 10-2 10-2 10-2 10-2 10-7 LR 0.04 0.09 0.06 0.09 0.08 FN 1.1 1.4 1.2 1.5 1.3 FT 0.7 0.5 0.6 0.6 0.6 D0 0.06 0.08 0.06 0.04 0.04 DM 10 20 80 80 90 Akurasi (%) 100 100 100 100 90 Epoch 97 127 80 71 1000

Hasil akurasi kelas Shorea dari setiap grup percobaan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Akurasi kelas Shorea dari setiap grup percobaan (percobaan ke-2)

Kelas Shorea

Akurasi Grup Percobaan ke-(dalam %) Aku rasi Rata -rata (%) 1 2 3 4 5 ovalis 100 100 100 100 100 100 leprosula 100 100 100 100 50 90 platyclados 100 100 100 100 100 100 seminis 100 100 100 100 100 100 beccariana 100 100 100 100 100 100 Pada Tabel 12, identifikasi jenis Shorea ovalis, Shorea platyclados, Shorea seminis, Shorea beccariana pada grup percobaan satu, dua, tiga, empat, dan lima menghasilkan akurasi sebesar 100%. Artinya, masing-masing grup percobaan jenis Shorea teridentifikasi dengan benar, identifikasi Shorea leprosula pada grup percobaan satu, dua, tiga, dan empat menghasilkan akurasi 100%, sedangkan pada grup percobaan lima 50%. Hal ini disebabkan satu instance Shorea leprosula menghasilkan nilai 0.401 sehingga teridentifikasi sebagai Shorea ovalis. Selain itu, berdasarkan fitur yang diamati, keduanya cenderung memiliki kesamaan pada fitur-fitur tertentu yang dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil percobaan kedua selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

Pada Gambar 21 menyajikan hasil tingkat akurasi rata-rata untuk Shorea ovalis, Shorea platyclados, Shorea seminis, dan Shorea beccariana ialah 100%, serta Shorea leprosula ialah 90%.

(7)

Gambar 21 Grafik akurasi kelas Shorea pada masing-masing grup percobaan (percobaan ke-2). Perbandingan Optimalisasi Seluruh Kelompok Percobaan

Dari seluruh percobaan yang telah dilakukan, yaitu percobaan 5-fold cross-validation tanpa regresi dan percobaan 5-fold cross-validation dengan regresi, didapat hasil akurasi yang sama. Perbandingan akurasi rata-rata disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Perbandingan akurasi rata-rata seluruh percobaan

Kelas Shorea Akurasi rata-rata (%) Percobaan 1 Percobaan 2 ovalis 100 100 leprosula 90 90 platyclados 100 100 seminis 100 100 beccariana 100 100

Dari data pada Tabel 13, dapat diketahui bahwa akurasi rata-rata keseluruhan yang dihasilkan kedua percobaan ialah 98%. Keduanya menghasilkan akurasi yang sama dengan hasil parameter optimal JST propagasi balik resilient yang berbeda, serta kesalahan identifikasi yang sama dari kedua percobaan, yaitu instance Shorea leprosula teridentifikasi sebagai Shorea ovalis. Grafik perbandingan akurasi kedua percobaan juga disajikan dalam Gambar 22.

Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Penelitian kali ini akan dibandingkan dengan penelitian Puspitasari (2011), karena data yang digunakan sama. Penelitian Puspitasari (2011) menggunakan JST propagasi balik standar mampu mengidentifikasi jenis Shorea dengan akurasi rata-rata 90%. Selain itu, pendekatan dengan regresi linier dilakukan

untuk mendekati nilai luas dan keliling daun yang sebenarnya menggunakan rumus elips menghasilkan akurasi sebesar 94%. Perbandingan akurasi dengan Puspitasari (2011) dapat dilihat pada Tabel 14.

Puspitasari (2011) menggunakan maksimum epoch mencapai 5000 epoch, artinya siklus setiap perubahan bobot (epoch) yang dilakukan pada setiap set pelatihan akan berhenti dicapai, yaitu bila mencapai maksimum epoch, yaitu 5000, sedangkan pada penelitian ini hanya 1000 epoch.

Kesalahan identifikasi pada kedua percobaan yang dilakukan Puspitasari (2011) berbeda. Pada percobaan pertama, yaitu tanpa regresi, Shorea ovalis yang diidentifikasi sebagai Shorea beccariana, maupun sebaliknya, dan percobaan kedua, yaitu dengan regresi, Shorea beccariana dan Shorea leprosula diidentifikasi sebagai Shorea ovalis, sedangkan pada penelitian ini, kedua percobaan yang dilakukan menghasilkan akurasi yang sama serta kesalahan identifikasi yang sama, yaitu kesalahan identifikasi pada instance Shorea leprosula yang diidentifikasi sebagai Shorea ovalis. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena nilai dari fitur nominal yang sama antara kedua jenis Shorea tersebut.

Gambar 22 Grafik rata-rata akurasi masing-masing percobaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini mengidentifikasi lima jenis Shorea dengan menggunakan karakteristik morfologi daun, yaitu Shorea ovalis, Shorea leprosula, Shorea platyclados, Shorea seminis, dan Shorea beccariana menggunakan karakteristik morfologi daun dengan fitur yang diamati ialah panjang daun, lebar daun, bentuk tulang daun, permukaan daun, bentuk ujung dan 0

50 100

Ovalis Leprosula Platyclados Seminis Beccariana

A k u ra si ( % ) Kelas Shorea

satu dua tiga empat lima

Grup Percobaan 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 A k u ra si r a ta -r a ta ( % ) Percobaan 1 Percobaan 2

Gambar

Tabel 4  Karakteristik JST
Tabel 7  Nilai optimal setiap grup percobaan  tanpa regresi
Tabel 8  Akurasi kelas Shorea dari setiap grup  percobaan (percobaan ke-1)
Gambar 19  Diagram pencar keliling daun.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Pada tanggal 31 Desember 2015, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp6.571,8 miliar, mengalami penurunan sebesar 11,6% dibandingkan

luar lembaganya. KU7 Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervise dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada

Sasaran tersebut diwujudkan melalui Rencana Kinerja Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2019 yang berjumlah 44 (empat puluh empat) kegiatan yang

Perseroan mengajukan usul kepada RUPST untuk menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2020 termasuk didalamnya Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Direksi mengenai

Hasil uji mutu hedonik Nata de banana skin pada tabel 4.3 dapat dilihat penilaian terhadap aroma yang diberikan oleh panelis yaitu 2,3-4,7 (berbau menyengat hingga

Dalam Biologi Sel (2011), pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob

Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneliti berbunyi “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan model