1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION
DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA N 4 KOTA GORONTALO
ARTIKEL
Oleh
Alfred Thalib Nim. 211 408 110
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2 ABSTRAK
Alfred Thalib NIM: 211 408 110. 2013. ” Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation dengan Number Heads Together pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA N 4 Kota Gorontalo. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dibawah bimbingan Imran Hambali, S.Pd, SE, MSA selaku Pembimbing I dan Badriyyah Djula, S.Pd.M.Pd selaku pembimbing II.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation dan Number Heads Together (NHT) Head pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 4 Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana teknik tes dalam penelitian ini menjadikan tes sebagai alat ukur perbandingan hasil belajar kelas eksperimen (Xa) dan kelas
eksperimen (Xb). Selain teknik tes untuk melakukan pengumpulan data digunakan
tekhnik obsevasi. Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Pada kelas Xa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan Cooperative Learning Tipe Number Heads Together Di SMA Negeri 4 Kota Gorontalo. (2) Kemudian Juga pada kelas Xb terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan Cooperative Learning Tipe Number Heads Together Di SMA Negeri 4 Kota Gorontalo.(3) Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti di peroleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation dengan Number Heads Together pada kelas Xa dan Kelas Xb adalah efektif ditinjau dari segi pengolahan pembelajaran di kelas, aktifitas siswa, dan respon siswa, (4) Dari hasil penghitungan dapat di lihat bahwa setelah siswa di ajarkan dengan ke dua model pembelajaran, siswa dapat memahami pelajaran ekonomi, dan (5) Dengan model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pada Kelas Xa dan model pembelajaran Cooperative Learing Tipe Number Heads together pada kelas Xb siswa dapat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Kata Kunci : hasil belajar, Model pembelajaran kooperatif, Group Investigation, Number Head Together
3 PENDAHULUAN
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal, guru sebaiknya menciptakan suasana belajar sedemikian rupa agar siswa merasa betah, aktif dan inovatif di dalam kelas. Di antara pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model kooperatif learning Tipe group investigation (GI) dan Tipe Number Head Together (NHT) yang mengutamakan kerjasama siswa dalam kelompok yang dibagi dengan adil.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Ekonomi akan mengefektifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa Ekonomi tidak selalu membosankan. guru hanya sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan pengetahuan.
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif lebih menitikberatkan pada proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui pada metode konvensional. Sebagai contoh model pembelajaran yang terpusat pada siswa adalah model cooperative learning. Davidson dan Warsham (dalam Isjoni, 2007: 29) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman kelompok.
Slavin (2005: 4) mengemukakan bahwa ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa percaya diri. Dalam hal ini model pembelajaran kooperatif
4
yang bisa di gunakan adalah Tipe group investigation (kelompok investigasi) dan Tipe Number Head Together (NHT).
Menurut Slavin (2010: 214) Group Investigation (GI) adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik sehingga penguasaan konsep suatu pokok bahasan Ekonomi dapat dicapai. Salvin (2005:215) mengemukakan ada enam hal pokok yang terdapat pada model pembelajaran Tipe Group Investigation (1) mengidentifikasi topic dan mengatur murid ke dalam kelompok (2) merencenakan tugas yang akan dipelajari (3) melaksanakan investigasi (4) menyiapkan laporan akhir (5) mempresentasikan laporan (6) evaluasi.
Demikian juga model pembelajaran Tipe Number Head Together yang lebih melibatkan siswa untuk bekerja kelompok, seperti yang disampaikan oleh Arends (2008: 16) mengemukakan bahwa: “Number heads together adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam review berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu
Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas bahwa dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran ekonomi dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang mendukung adanya aktivitas dan partisipasi dari siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Dimana setiap model pembelajaran yang digunakan ataupun diterapkan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berkaitan dengan permasalahan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation dengan Number Head Together pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA N 4 Kota Gorontalo”.
5 METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen Posttest-Only Control Design (Sugiyono, 2006:84). Desain ini melibatkan dua kelompok subjek yang berbeda dalam perlakuan. Kelompok yang satu diberikan perlakuan eksperimental (kelas eksperimen) dan kelompok yang lainnya tetap di berikan perlakuan eksperimental (kelas eksperimen). Dari desain ini efek dari suatu perlakuan terhadap variabel dependen akan diuji dengan cara membandingkan keadaan variabel dependen pada kelompok eksperimen.
Desain Penelitian
Perlakuan Post Test
Kelas Eksperimen X1 O1
Kelas Eksperimen X2 O2
Keterangan:
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigatin
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran number
heads together
O1 : Tes akhir untuk kelas eksperimen
O2 : Tes akhir untuk kelas eksperimen
X1 (Group Investigation) Kelas Xa =
X2 (Number Head Together) X1 (Group Investigation) Kelas Xb =
6
Penelitian ini merupakan panelitian dengan metode eksperimen yaitu ingin menguji adanya perbedaan dalam penerapan suatu perlakuan pada dua objek yang berbeda. Untuk menguji hipotesis yaitu beda rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen X1 (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation) dan kelas Eksperimen X2 (model pembelajaran Number Head Together). Untuk menentukan apakah perbedaan itu signifikan maka dilakukan uji t. Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varian yang homogen. Oleh sebab itu, sebelum melakukan uji t perlu analisis homogenitas sebagai berikut:
Uji Homogenitas Varian
Pengujian homogenitas varian bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dari beberapa varian. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 (dua) kelas maka rumus yang digunakan adalah uji kesamaan dua varian. Langkah-langkah pengujian kesamaan dua varian (Sudjana, 2002:249) adalah sebagai berikut:
Akan diuji dua varian untuk hipotesis H0 dan tandingannya H1:
H0: σ12 = σ22
H1: σ12 ≠ σ22
Jika sampel dari populasi kesatu berukuran n1 dengan varian S12 dan
sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan varian S22 maka untuk
menguji hipotesis di atas digunakan statistik: 𝐹 =𝑆12
𝑆22
Karena kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika:
𝐹 1−𝛼 𝑛1−1 < 𝐹 < 𝐹1/2𝛼(𝑛1−1)(𝑛2−1)
Untuk taraf nyata α, dimana Fβ(m,n) didapat dari distribusi F dengan
peluang β, pembilang = n dan penyebut = n, dalam hal ini H0 ditolak.
Pengujian Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji kesamaan dua rata-rata. Pengujian dimaksdukan untuk melihat apakah sampel kelas eksperimen
7
Xa dan kelas eksperimen Xb memperlihatkan hasil yang berbeda. Statistik hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Hitung statistik t rumus yang digunakan yaitu: 𝑡 = 𝑋 1− 𝑋 2 1 𝑛 1 𝑠 +1 𝑛 2 (Sudjana, 2002:239) Keterangan :
t = nilai hitung untuk uji t
X1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
X2 = nilai rata-rata kelas eksperimen
n1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen
S1 = standar deviasi kelas eksperimen
S2 = standar deviasi kelas eksperimen
Tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan model pembelajaran Tipe Number Head Together pada mata pelajaran ekonomi.
Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan model pembelajaran Tipe Number Head Together pada mata pelajaran ekonomi.
8 Ho
0
Gambar 4.3. Kurva Penerimaan dan Penolakan H0
H1 H1
-2,002 2,002 10,52
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Hasil Penelitian Kelas Eksperimen X-A
Berdasarkan hasil penelitian, untuk kelas eksperimen X-A yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation skor minimum siswa adalah 77 dan skor maksimum 100, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 90.2 dapat dilihat pada lampiran 8. Sedangkan untuk menggunakan model pembelajaran Tipe Number Heads Together , diperoleh skor minimum 69 dan skor maksimum 89, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 75.87 Data selengkapnya dapat dilihat lampiran 8.Hal ini mengindikasikan, hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Number Heads Together.
X1 (Group Investigation) = 90,2 Kelas Xa =
X2 (Number Head Together) = 75,8
Untuk menjawab atau mencapai tujuan tersebut, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrument berupa test. Nilai yang diperoleh dari test kemudian diolah secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik yang ditentukan.
Dari hasil diatas diperoleh bahwa thitung= 10,56 >
2 1 1
t = 2,002 Maka Ho
9
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Number Heads Together dan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
Selain itu juga, bisa dilihat bahwa hasil belajar siswa meningkat pada materi Fungsi Konsumsi dan Investasi serta siswa antusias dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation hal ini terlihat dalam pembelajaran dalam hal diskusi kelompok dan timbal balik antara siswa.
Deskripsi Hasil Penelitian Kelas Eksperimen X-B
Data yang terkumpul melalui test hasil belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa dengan model pembelajaran tipe Group Investigation dalam kegiatan belajar mengajar diperoleh sebagai berikut : skor terendah 50 dan skor tertinggi 90, rata-rata 𝑋 = 69,43 dan standar deviasi (S2
) = 121,77 daftar distribusi skor hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe Group Investigation dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Daftar Distribusi Frekuensi hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation
Tabel 1
o Kelas Interval Frekuensi
1 50 – 56 4 2 57 – 63 3 3 64 – 70 5 4 71 – 77 10 5 78 – 84 4 6 85 - 91 4 Jumlah 30
10
Dari daftar distribusi diatas dapat dibuat dalam bentyuk grafik batang
Gambar 1. Histogram Kelas Eksperimen Group Investigation
Sedangkan Data yang terkumpul melalui test hasil belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe Number Head Together dalam kegiatan belajar mengajar diperoleh sebagai berikut : skor terendah adalah 60 dan skor tertinggi adalah 100, rata-rata 𝑋 = 83,57 dan varians (S2) = 83,70 daftar distribusi skor hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 0 2 4 6 8 10 12 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91
Hasil Belajar Siswa Post Test yang Menggunakan Pembelajaran Group Investigation
11 Tabel 2
Daftar distribusi Frekuensi hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Tipe Number Head Together
N o
Kelas Interval Fre kuensi 1 60 – 66 1 2 67 – 73 1 3 74 – 80 14 4 81 – 87 4 5 88 – 94 5 6 95 – 100 5 Jumlah 30
Dari daftar distribusi diatas dapat dibuat dalam bentuk grafik batang frekuensi sebagai berikut
Gambar 2. Histogram Kelas Eksperimen Tipe Number Head Together Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel yang homogen, maka dalam pengujian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata. Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui pasangan hipotesis sebagai berikut :
0 2 4 6 8 10 12 14 16 60 - 66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-100
Hasil Belajar Siswa Post Test yang Menggunakan Pembelajaran Number Heads Together
12 H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Dari hasil test yang telah diberikan, diperoleh skor capaian untuk variabel X1
pada lampiran 11 dengan nilai rata-rata 𝑋 = 69,43 dan varians (S2
) = 121,77 sedangkan untuk variabel X2 pada lampiran 12 dengan nilai rata-rata 𝑋 = 83,57
dan varians (S2) = 83,70 dan varians gabungan (S) = 10,13.
Perhitungan pada lampiran 11 diperoleh harga thitung = - 5,39, sedangkan dari
daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0,975)(58) = 2,02, oleh karena thitung
berada pada daerah penerimaan Ho yaitu -2,02 sampai dengan 2,02, maka Ho
ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group investigation dan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkomparasikan atau membandingkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together pada mata pelajaran ekonomi dengan menetapkan dua kelas sebagai kelas eksperimen. Untuk kelas Xb Eksperimen (X1) dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan kelas eksperimen (X2) dalam proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together. Untuk memperoleh data penelitian, setelah menyajikan materi, peneliti memberikan evaluasi atau tes pada siswa. Setelah data yang diperoleh dari hasil belajar siswa terkumpul dilakukan pengujian homogenitas data untuk mengetahui apakah data memiliki varians populasi yang homogen, selanjutnya berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa data hasil penelitian ini memiliki varians yang homogen.
Bertitik tolak dari hasil penelitian untuk kedua variabel yang homogen, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata melalui rumus t-test. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh harga thitung sebesar -
5,39, sedangkan dari daftar distribusi pada taraf nyata 5% di peroleh t(0,975)(58) =
2,02. Ternyata harga thitung tidak berada pada daerah penerimaan Ho yaitu -2,02
13
Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis pada taraf nyata 5%
Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneliti berbunyi “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dan model pembelajaran kooperatif tipe Group investigation” dapat diterima.
Hasil pengujian diatas memberikan gambaran bahwa lebih tinggi hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Togrther yang oleh hasil ditunjukkan rata-rata 𝑋 = 83,57, jika dibandingkan dengan siswa yang menerima pelajaran dengan menggunakn model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation hanya memperoleh nilai rata-rata 𝑋 = 69,43.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ternyata untuk materi Uang dan Bank lebih cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number head Together.
14 SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian di kelas eksperimen X-A maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigartion lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran model cooperative learning tipe number heads together efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Konsumsi dan Investasi. 2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian di kelas
eksperimen X-B maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation lebih rendah dari hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran model cooperative learning tipe Number Head Together lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Uang dan Bank. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan:
1. Pentingnya pemilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi aktif dari siswa sehingga dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa itu sendiri. Cooperative learning tipe number heads together dan tipe Group Investigation adalah salah satu alternatif yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi yang berminat untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dalam hubungannya terhadap model pembelajaran cooperative learning tipe number heads together, dan Group Investigation semoga diharapkan penelitian ini dapat menambah kajian-kajian ilmiah dalam peningkatan mutu pendidikan.
15 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Penelitian Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arends, Richard I. 2007. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Edisi Ketujuh, Buku Dua. Terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baharudin. 2007. (http://www.cdti.nus.edu.sq/cdtlhome/pubs.html), diakses: 1 Maret 2012
Buchori. 2007. Jenius Matematika 2. Semarang: Aneka Ilmu
Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Gedler.1994. (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/perbedaan-pembelajaran
kooperatif-dan-pembelajaran-konvensional/, diakses: Januari 2011)
Isjoni, 2007. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: CV. Alfabeta
Isjoni (Ed) dan Mohd. Arif Hj Ismail (Ed). 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Juliantara, Ketut. 2009. Pendekatan Pembelajaran Konvensional.
(http://m.kompasiana.com/post/4cd6acec8ead0eb112ed0200, diunduh Maret 2011)
Morgan, Skinner, Soekamto, Winataputar. 1997. (http://massofa.wordpress. com/2008/09/12/perbedaan-pembelajaran-kooperatif-dan-pembelajaran-konvensional/, diakses: Januari 2011)
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Slavin, Robert. E. 1994. Education Phsycologi Theory and Practice. Boston Allyn and Bachon Publisher
Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset,dan Praktik. Terjemahan oleh Narulita Yusron. 2008. Bandung: Nusamedia
Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tasrito
Sudjana, Nana 2005.Dasar–Dasar Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
16
Sugandi, A.I. 2002. Pembelajaran Pemecahan Masala Matematika Melalui Model Belajar Kooperatif Tope Jigsaw. (Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas Satu SMU Negeri di Tasikmalaya). Tesis PPS UPI: Tidak diterbitkan.
Sugiyono. 2009. Model Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta
Suherman, Dkk. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Turney. 1973. http://www.baktabul.net/sitemap_forum_16.xml.gz), diakses: 1 Maret 2011
Tishman, 1993. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2067798-sekilas-tentang-reciprocal-teaching/, diakses: 1 Maret 2011
Uno, Hamzah, dkk. 1998. Teori Belajar dan Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah