• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN REPERTOAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN REPERTOAR"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

KAJIAN REPERTOAR

A. Periode Barok 1. Periode Barok

Periode Barok berlangsung sesudah zaman Renaissance dan sebelum zaman Klasik yakni dari tahun 1600 hingga tahun 17501. Dalam periode Barok, perkembangan seni dan sastra serta inovasi bentuk dan desain arsitektur turut mengambil peranan dalam penciptaan musik Barok yang menjadikan musik Barok memiliki suatu keunikan tersendiri, seperti halnya banyak penggunaan akan ornamentasi2. Salah satu karakteristik yang paling mencolok dari periode Barok adalah kesukaannya pada sesuatu yang megah. Selain itu, keistimewaan lainnya adalah ketertarikannya kepada sesuatu yang dramatis. Dalam musik, hal ini dapat dilihat dari perkembangan opera, oratotio dan cantata.

Hal religius ternyata juga diyakini sebagai salah satu faktor perkembangan penciptaan musik Barok. Pada periode ini terdapat dua agama yang memegang peranan besar yakni, agama Protestan dan Katholik3. Pada periode ini lah terjadinya gerakan Reformasi oleh Martin Luther. Banyak terciptanya karya aransemen choral Lutheran dan penggunaan materi liturgi. Akan tetapi, seni tidak dibawah perlindungan gereja lagi sama seperti halnya yang terjadi di zaman Renaissance. Musik-musik periode Barok lebih sering diciptakan atas permintaan kaum bangsawan ataupun kerajaan. Pada periode ini, musik instrumental mengalami perkembangan yang signifikan, dimana musik instrumental mulai mengambil peranan yang hampir sama pentingnya dengan musik vokal.

1 Charles R. Hoffer, The Understanding of Music, Fifth Edition. California : Wadsworth Publishing Company, Inc.,19..(pg. 143)

2 Pada musik Barok, pemakaian ornamentation berupa improvisasi spontan yang diserahkan kepada pemain.

3 Charles R. Hoffer, The Understanding of Music, Fifth Edition. California : Wadsworth Publishing Company, Inc.,19..(pg. 145)

(2)

8

Musik pada periode barok memiliki karakteristik gaya bermain yang konsertatoatou stille concertato, yaitu musik yang ditafsirkan dari syair/ teks ataupun suasana yang dramatis, contohnya penggunaan teknik tremolo. Musik barok di identikkan dengan penggunaan teknik kontrapuntal seperti polifonik. Dalam hal pengunaan harmoni, musik barok menggunakan sistem kromatisisme dan terdapat penggunaan disonan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya progresi modulasi. Mengenai penggunaan ritmik, musik barok biasanya juga bersifat konstan. Musik barok juga banyak pemakaian ornamentasi dan biasanya improvisasi diserahkan kepada spontanitas pemain.

Pada periode barok instrumen keyboard yang digunakan adalah harpsichord yang dalam bahasa Italia dikenal sebagai Cembalo merupakan cikal bakal lahirnya piano. Harpsichord merupakan bagian dari keluarga instrumen keyboard yang dipetik seperti virginal kecil, muselar dan spinet. Jadi, produksi suara harpsichord berasal dari mekanisme senar yang dipetik oleh besi yang berupa jarum ketika tuts ditekan. Harpsichord memiliki suara yang jelas, jernih dan cemerlang, namun sulit dalam hal pengendalian dinamika4. Jangkauan nada harpsichord juga masih terbatas dan tidak seperti piano saat ini, hanya terdapat 5 oktaf pada harpsichord yang besar dan kurang dari 4 oktaf untuk harpsichord yang kecil. Instrumen yang digunakan selain harpsichord adalah clavichord atau virginal yang merupakan perkembangan dari instrumen lute/ gitar dan organ. Perbedaan mendasar antara harpsichord dengan clavichord adalah senar pada harpsichord dipetik, sedangkan senar pada clavichord dipukul. Harpsichord hanya dapat dimainkan pada satu jenis dinamika, sedangkan Clavichord dapat memainkan dinamika keras atau lembut. Clavichord juga dapat memainkan vibrato seperti vibrato pada gitar dan efek ini juga disebut Bebung, dalam bahasa Jerman. Kebanyakan

harpsichord memiliki bentuk panjang yang menyerupai dengan grand piano.

4 Anthony Burton, A Performer‟s Guide to Music of the Classical Period. ABRSM :London, United Kingdom, 2002, halaman 40

(3)

9

Sedangkan clavichords bentuknya cenderung kecil, ringan, dan persegi panjang.

Beberapa komposer periode Barok yang ternama adalah Johann Sebastian Bach, George Friederich Handel, Antonio Vivaldi, Georg Philipp Telemann, Henry Pucell, Claudio Monteverdi dan Domenico Scarlatti.

2. Biografi Johann Sebastian Bach

J.S. Bach beserta keluarganya telah memberikan banyak kontribusi dalam sejarah perkembangan dunia musik hingga saat ini. J.S. Bach sangat jenius dalam hal keseimbangan antara penguasaan teknik dan kontrol intelektual yang menghasilkan ciri khas identitas Bach5. Pada awal hidupnya, J.S. Bach menerima pendidikan musik dari ayahnya, Johann Ambrosius Bach dan kakaknya, Johann Christoph Bach.

J.S. Bach lahir pada tanggal 21 Maret 1685 di kota Eisenach, daerah Thuringia Jerman. Awal karirnya dimulai semenjak Bach berusia 9 tahun sebagai organis muda di Weimar. Pada tahun 1703, Bach mendapat tugas sebagai pelayan dalam memainkan musik untuk salah satu pangeran di Kota Weimar dan sebagai pemain organ di gereja ketiga di kota Arnstandt6. Pada usianya ke 23, beliau bergabung dengan orkestra milik saudara Duke of Weimar. Karirnya mengalami proses yang bertahap, mula-mula sebagai organis istana dan musisi kamar kemudian sebagai pemimpin konser dan pada akhirnya menjadi seorang penggubah. Akan tetapi, setelah J.S. Bach pindah ke Kothen sebagai pemusiknya pangeran Kotchen, Pangeran Leopald, seseorang pecinta musik dan cukup terampil sebagai pemusik amatir7. Tugas J.S. Bach adalah untuk menyediakan musik untuk hiburan pangeran. J.S. Bach juga sering menggubah karya dari lagu-lagu gereja dan musik organ diubah ke dalam bentuk komposisi untuk banyak instrumen dan terbentuklah salah satu karyanya yang paling terkenal, Brandenburg Concertos.

5

Stanley Sadie. The New Groove Dictionary of Music and Musicians, Volume 2: Bach,

second edition. London : Macmillan Publishers Limited, 2001, halaman 309

6 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik, Libri: Jakarta, jilid 1, 1998, halaman 292 7 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik, Libri: Jakarta, jilid 1, 1998, halaman 294

(4)
(5)

11

Prelude menggunakan bentuk tema dan variasi yang biasanya disajikan sebagai sebuah introduksi dan diakhiri oleh bagian akhir yang disebut Coda yang secara literal berarti ekor. Prelude merupakan ciptaan yang disusun tidak hanya dengan tema dan kontrapung, namun disusun atas pola irama atau struktur irama. Fuga merupakan karya komposisi kontrapuntal yang dibangun dari 2 suara atau lebih yang mengandung subjek dan answer yang disertai dengan pengembangan kontrapung dengan imitasi9.

Terdapat dua jenis fitur pada karya Prelude in F# major, BWV 858 baik secara ritmik dan tematik. Pola ritme diperkenal kan pada bar ke dua dan seterusnya berupa perlakuan singkupasi antara tangan kiri dan tangan kanan yang sebuah merupakan ritme komplementer. Sedangkan materi tema pada prelude ini terbagi atas tiga komponen:

1. Serangkaian not yang terdiri atas 6 not seperenambelasan merupakan bentuk figur broken-chord yang di repitisi dan di imitasi.

2. Adanya ritme komplementer

3. Kadens pada nada bas disertai dengan tema yang muncul.

Dapat juga disimpulkan bahwa pada poin pertama merupakan suatu bentuk polifonik dan point kedua dan ketiga berupa homofonik.

Prelude ini dapat dibagi menjadi 6 bagian besar secara harmoni:

Bagian Birama Keterangan

I 1-6 Tonika dan berakhir pada dominant II 6-12 Modulasi ke relatif minor dari tonika III 12-15 Modulasi ke relatif minor dari dominant IV 15-18 Modulasi ke relatif minor dari subdominant

V 18-24 Modulasi kembali ke tonika VI 24-30 Tonika

Ada 2 jenis eksekusi yang dapat dipilih ketika memainkan ornament pada prelude ini:

9Counterpoint imitative adalah peniruan bentuk musik yang melibatkan suara yang bersimultan dari dua suata atau lebih

(6)

12

1. Tanda mordent pada bar 1 bisa mencakup 4 atau lebih not seperenambelasan yang dimulai dari not tetangganya,

2. Tanda compound mordent pada bar 7 mencakup 8 not yang dapat dideskripsikan seperti grupeto yang diikuti dengan dua pasang trill.

Gambar 2.1 Gambaran cara memainkan tanda mordent

Subjek pada fuga ini dimulai pada birama 1 setelah tanda istirahat seperdelapan dan di akhiri dengan ketukan berat pada birama ketiga dan merupakan bentuk progresi kadens otentik.

Gambar 2.2 Gambaran subjek fuga

Fuga ini dapat dibagi menjadi tiga bagian besar: Bagian Birama

I 1-11

II 11-23

III 23-35

Berikut merupakan posisi letak subjek muncul pada fuga:

1. birama 1-3 :Suara sopran dengan tonalitas tonika, F# major 2. birama 3-5 :Suara alto dengan tonalitas dominant, C# major 3. birama 5-7 :Suara bass dengan tonalitas tonika, F# major 4. birama 11-13 :Suara sopran dengan tonalitas tonika, F# major 5. birama 15-17 :Suara alto dengan tonalitas dominant, C# major 6. birama 20-22 :Suara bass dengan tonalitas subdominant, D# minor 7. birama 28-30 :Suara alto dengan tonalitas mediant, B major

(7)

13

8. birama 31-33 :Suara sopran dengan tonalitas tonika, F# major Berikut merupakan letak episode pada fuga:

1. birama 7-11 2. birama 13-15 3. birama 17-20 4. birama 22-28 5. birama 30-31 6. birama 33-35

Gambar 2.3 Gambaran struktur frase dan desain dinamika pada setiap materi fuga

Hal yang menarik dari karya ini adalah penggunaan motif yang sederhana yang dirangkai sedemikian rupa. Selain itu,banyak potongan motif yang diambil dan dikolaborasikan dengan counter subject yang menjadikan aksi bersahutan. Sangat menarik untuk memberikan warna orkestrasi kepada setiap suara.

B. Periode Klasik 1. Periode Klasik

Periode Klasik berlangsung diantara zaman Barok dan zaman Romantik yakni pada kurun tahun 1750-1820 yang ditandai dengan adanya peristiwa politik seperti permulaan Revolusi Prancis10 dan kemajuan ilmu dan teknologi, yaitu Revolusi Industri11. Pada periode Klasik, mulailah dibentuk norma-norma dalam menciptakan suatu komposisi dan munculnya bentuk-bentuk

10 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik, Libri: Jakarta, jilid 2, 1998, halaman 1 11 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik, Libri: Jakarta, jilid 2, 1998, halaman 2

(8)

14

yang baku dan jelas. Musiknya lebih ringan dan tidak terlalu kompleks seperti musik pada periode Barok.

Penemuan penting yang dari sebuah genre yang baru merupakan sebuah manifestasi yang fundamental dan merubah gaya bermusik itu sendiri12.

Beberapa perbandingan gaya dan bentuk komposisi yang terdapat pada musik periode Klasik terhadap musik Barok yaitu; perubahan harmoninya lebih lambat dan lebih bervariasi; adanya keseimbangan frase yang biasanya mencakup empat birama setiap frasenya; harmoninya tidak rumit; adanya harmonic vocabulary¸ yang berarti penggunaan akor tonic dan dominant bisa diartikan dalam bentuk angka Romawi I dan V, dalam hal penulisan tanda-tanda dinamika, tempo, artikulasi dan ekspresi lebih detail dan penggunaan ornamentasi seperlunya; teknik permainan melodi dengan iringan ( homofoni ) ; inovasi akan bentuk sonata13.

Pada periode ini musik instrumental berkembang dan menjadi lebih penting dari musik vokal14. Musik instrumen keyboard pada periode klasik

banyak dipengaruhi oleh kelahiran fortepiano. Fortepiano memegang peranan yang dominan dan menjadi populer, sehingga banyak terciptanya sejumlah karya-karya untuk instrumen solo piano. Instrumen ini memiliki kontrol balancing tekstur suara yang lebih baik dibanding harpischord ataupun clavichord. Pada periode ini, banyak terdapat komposer virtuos yang juga menjadi seorang pianis seperti, Muzio Clementi, Joseph Haydn, Wolfang Amadeus Mozart dan Ludwig Van Beethoven.

2. Biografi Ludwig Van Beethoven

Ludwig Van Beethoven adalah salah satu tokoh musik legendaris yang memberikan pengaruh yang mendominasi secara keseluruhan pada musik abad ke-19. Musik ciptaan Beethoven menghantarkan kepada musik periode

12 Anthony Burton. A Performer’s Guide to Music of The Classical Period. United Kingdom : The Associated Board of the Royal Schools of Music, 2002, p. 5

13 Anthony Burton, A Performer‟s Guide to Music of the Classical Period. ABRSM :London, United Kingdom, 2002, halaman 8-9

14 Karl-Edmund Prier sj, Sejarah Musik 2, Yogjakarta: Pusat Musik Liturgi. 2014, halaman 102

(9)

15

romantik. Selain terkenal sebagai komposer yang agung, Beethoven terkenal sebagai seorang pianis unggul yang mahir dalam improvisasi yang terlihat dalam komposisi fantasi, kadens-kadens untuk konser piano, variasi dan sonata15. Beethoven mampu menciptakan masterpiece yang luar biasa dalam keterbatasannya pendengaran.

L.V Beethoven lahir pada tanggal 17 Desember 1770 di Bonn, Jerman. Sejak kecil Beethoven di didik ayahnya untuk belajar piano dan biola dengan sangat keras dan kasar yang kemudian mempengaruhi kehidupan Beethoven. Ayahnya berharap Beethoven dapat dikenal sebagai anak ajaib seperti Mozart. Jadi, ayahnya menggelarkan sebuah resital perdana Beethoven dengan judul “little son of six years” yang kenyataannya Beethoven berusia tujuh tahun pada saat itu. Pada usianya yang kesepuluh, Beethoven melepaskan pendidikannya untuk belajar musik dengan salah seorang organis istana bernama Christian Gottlob Neffee. Neffe sempat memperkenalkan Beethoven kepada Bach dan pada usia keduabelas, Beethoven telah menciptakan karya perdananya yaitu satu set komposisi piano berupa tema dan variasi.

Pada tahun 1787 kerajaan mengirim Beethoven ke Wina yang merupakan pusat budaya dan musik Eropa dan berharap Beethoven dapat belajar dengan Mozart. Namun, pertemuan antara Beethoven dan Mozart hanya berlangsung singkat dan Beethoven harus kembali ke Bonn dikarenakan ibunya jatuh sakit. Setelah ibunya meninggal dunia, Beethoven harus mengurus adik-adiknya sebab ayahnya seorang pemabuk berat. Ia pun menjadi menciptakan banyak karya penting pada saat itu.

Pada akhir tahun 1972, salah seorang pendukung Beethoven, pangeran Ferdinand Waldstein yang merupakan rekan dekat pangeran Bonn berhasil membujuk pangeran Bonn untuk bersedia mengirim dan membiayai Beethoven ke Wina dengan tujuan belajar komposisi dengan Joseph Hadyn. Beethoven sangat mengagumi musik Bach, Handel dan Mozart16. Namun,

15 Karl-Edmund Prier sj, Sejarah Musik 2, Yogjakarta: Pusat Musik Liturgi. 2014, halaman 117-118

16 Jane Stuart Smith & Beety Carlson, Karunia Musik: Para Komponis Besar dan Pengaruh Mereka, Indonesia: Momentum. 1978, halaman 75

(10)

16

pelajaran Beethoven selama satu tahun dengan Haydn tidak begitu berhasil dikarenakan Haydn tidak memberi banyak perhatian dan tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti, sehingga Beethoven harus mencari tambahan bimbingan dari seorang komponis, Joseph Schenk17. Beethoven juga berguru dengan J.G. Albrechtsberger untuk belajar kontrapung dan Antonio Salieri untuk belajar komposisi menurut gaya vokal Italia. Kemudian,Beethoven memulai karirnya sebagai pemain piano melalui konser yang diselenggarakan di rumah para bangsawan.

Pada masa awal karirnya, Beethoven ingin memperlihatkan perbedaan antara musik yang dia ciptakan dengan Haydn atau Mozart. Musik Beethoven lebih bebas, penuh daya kreativitas, tegas dan agresif yang dipenuhi dengan rasa emosi yang berapi-api yang terlihat dari dimulai dengan karyanya Sonata Op. 2 No.1 in F minor.

Pada pertengahan tahun 1801, Beethoven mengalami gangguan pendengaran sehingga beliau mengalami depresi dan menghambat karirnya sebagai pemain virtuos yang paling berprestasi di Wina. Beliau juga mengalami kendala dalam kehidupan sosialnya, khususnya dikalangan wanita. Dengan demikian, Beethoven menjadi labil dan mempunyai sifat yang agresif. Namun pada tahun 1802, Beethoven masih mampu mendengarkan musik didalam otaknya dan masih dapat menggelarkan konser karena beliau belum sepenuhnya tuli hingga tahun 1814-1815. Kebanyakan karya yang diciptakan bersifat absolute18 pada tahun 1802 dan karya-karya besar yang berimplikasi tentang sikapnya terhadap hidup pada setelah tahun 1803 seperti, karya Simfoni No. 3 in Eb major, Erioca (1803) dan Fidelio (1804-1805).

Tahun 1805-1812 merupakan masa dimana Beethoven banyak menciptakan komposisi. Namun, beliau belum menikmati sumber penghasilan yang tetap dan masih bergantung kepada teman dan para pendukungnya dari pada bangsawan di Wina. Keadaannya dipersulit dengan keadaan perperangan

17 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik, Libri: Jakarta, jilid 2, 1998, halaman 58

18 Musik Absolute adalah musik murni tanpa hubungan dengan ide-ide di luar musik, seperti ide kesusastraan atau sikap emosi yang subyektif dari komponis sendiri

(11)

17

Napoleonik dan kemerosotan kekuasaan yang terjadi pada para bangsawan di Wina. Karirnya sebagai pemain piano berakhir pada tahun 1808 dan Beethoven mengalami masa sunyi dari penciptaan karya dari tahun setelah tahun 1812 sampai tahun 1817. Setelah itu, Beethoven bangkit lagi dari masa sunyinya dan aktif kembali dengan berbagai kegiatan berkomposisi dan perencanaan akan karya-karya baru dari tahun 1822 sampai akhir tahun 1826. Pada bulan Desember 1826,Beethoven mengalami sakit liver dan meninggal dunia pada tanggal 26 Maret 1827 di Wina19.

Klasik dan Romantik merupakan dua pola yang bertentangan, namun di lain pihak saling melengkapi. Karya-karya Beethoven pada akhir hidupnya menjadi penghantar musik periode Romantik20.

3. Analisis Struktural Piano Sonata in D minor Op. 32 No. 2 (The Tempest)

Karya ini di ciptakan pada tahun 1802. Banyak prinsip dan teknik dalam inovasi pengembangan motif pada karya ini di aplikasikan kedalam karyanya yang lain seperti karyanya, “Appasionata”. Sonata ini berjudul Tempest (badai) bukan karena menggambarkan cuaca yang buruk, melainkan Tempest yang merujuk pada sandiwara karangan William Shakespeare. Tema pada karya ini adalah kemenangan dan perjuangan akan tragedi yang menimpanya. Karya ini mengungkapkan perasaannya sebagai orang tuli yang tidak dapat mendengar karya ciptaannya sendiri yang menimbulkan rasa keputusasaan akan kehidupan. Namun, Beethoven juga mengalami pertumbuhan spiritual yang indah di dalam pergumulannya. Pada akhirnya, beliau berhasil mengalahkan rasa putus asanya yang merupakan kebangkitan kembali jiwa Beethoven untuk terus berkarya di dalam penderitaannya.

Gerakan pertama menggunakan bentuk sonata yang tidak biasanya terdapat di antara pada karya sonata Beethoven lainnya. Keterampilan

19 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik, Libri: Jakarta, jilid 2, 1998, halaman 64-65 20 Karl Edmund Prier. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1993,

(12)

18

Beethoven dalam mengolah suasana, perubahan nada dasar, tempo dan ritmik terdapat pada gerakan ini.

Tabel 2.1 Analisis Struktural Sonata D minor Op.32 No. 2 (The Tempest), first movement

Birama Bagian Keterangan

1-92 Eksposisi

Menggunakan introduksi (birama 1-20) dan akor pertama tidak dimulai dengan akor tonikanya, melainkan akor balikan pertama dari A major. Terdapat 3 suasana yang berbeda, yaitu pada tempo Largo, Allegro dan Adagio yang diletakkan dalam satu frase kalimat. Tema masuk dengan tonalitas D minor pada birama 21 dan sering terjadi modulasi atau pergantian tonalitas dalam bagian eksposisi. Iringan menggunakan pola ritmik triol seperdelapanan dari birama 21-40. Adanya bagian figur sahut-menyahut bergantian dari tangan kanan berpindah ke tangan kiri dan sebaliknya (birama 75-87).

93-142 Development

Di dahului dengan transisi singkat dalam tempo Largo (birama 93-98) sebelum kembali ke motif tema utama Allegro yang menggunakan tonalitas F# minor.

143-218 Rekapitulasi

Hampir sama dengan bagian eksposisi yang dimulai dengan sebuah introduksi namun tema utama diganti dengan permainan improvisasi dan nilai nada pada bentuk arpeggio seperti percampuran triol, sekstul dan seperenambelasan.

219-228 Coda

Penutup yang misterius yang didukung dengan permainan broken chord D minor yang terdengar sayup.

(13)
(14)

20

konsistensi ritme absolut ini dari awal sampai akhir, Beethoven harus bekerja lebih keras untuk membedakan temanya. Sebelum memasuki bagian rekapitulasi, didahului pengantar cadenza21 untuk membangun ketegangan klimaks sebagai penghantar menuju kembali ke tema utama.

Secara keseluruhan gerakan tiga menggunakan motif tema utama yang direpetisi beberapa kali. Terdapat juga bentuk tanya jawab yang disusun dalam bentuk arpeggio. Terdapat juga beberapa modulasi sementara. Terdapat permainan nilai nada yang memberi kesan seperti percepatan di birama 382-383 dan perlambatan pada birama 397-398.

C. Periode Romantik 1. Periode Romantik

Periode Romantik berlangsung diantara zaman Klasik dan zaman Modern dari sekitar awal tahun 1800-an sampai dengan dekade pertama abad ke-20. Pada periode ini ketertarikan masyarakat Eropa menengah akan musik mulai meningkat. Sehingga memacu munculnya institusi musik serta organisasi untuk mengajar, penampilan dan pelestarian musik Klasik. Akan tetapi, keinginan romantis dituangkan dalam bentuk klasik yang jelas dan tegas yang melahirkan „gaya klasik tinggi‟22

.

Alat musik piano sangat populer di kalangan masyarat pada periode ini dikarenakan perkembangan piano telah memasuki tahap yang lebih sempurna. Bentuk-bentuk baru yang dikembangkan dalam musik Romantik adalah pengungkapan yang luar biasa dalam musik intrumental mengenai syair dan puisi23. Harmonik klasik diperkembangkan dalam harmonik Romantik dengan penambahan kromatis/ alternasi ataupun dengan penggunaan nada enharmonik24.

21Cadenza adalah teknik improvisasi oleh solis biasanya terdapat pada bagian akhir musik 22 K. Edmund Prier. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1993,

halaman 109

23 K. Edmund Prier. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1993, halaman 127

24 Enharmonik adalah penafsiran baru dari sebuah nada dari tonalitas asal ke tonalitas baru/ jauh

(15)

21

Beberapa komposer terkenal periode romantik adalah Franz Schubert, Robert Schumann, Felix Mendelssohn, Franz Liszt, Frederich Chopin, Johannes Brahms, Richard Wagner dan Peter Tschaikowsky.

2. Biografi Frederich Chopin

Chopin adalah seorang komponis Polandia yang memiliki bakat alamiah bermain piano. Chopin lahir di dekat kota Warsawa, Polandia tanggal 1 Maret 1810. Ayahnya seorang Guru Bahasa Perancis di Warschauer Lyzeum, yang juga memainkan alat musik yaitu Biola dan Flute. Sedangkan Ibunya seorang pianis hebat. Chopin memperlihatkan kemahirannya bermain piano sejak kecil, hal ini terlihat dalam improvisasi-imporivasi dan menciptakan lagu tarian dengan irama nasional seperti marzuka dan polonaise25. Komposisi pertama yang dia buat adalah Polonaise in G minor dan Bb mayor. Di usianya yang kedelapan Chopin tampil di depan publik dengan memainkan piano konserto milik Gywortez. Chopin mendapatkan pendidikan musik pertamanya oleh pianis Bohemia Adalbert Żiwny. Setelah meninggalkan sekolah menengah Chopin masuk Konservatori Warsawa untuk belajar teori musik dan komposisi.

Tahun 1829, Chopin disambut hangat ketika mengunjungi Berlin, Wina. Kepulangannya ke Warsawa membangkitkan niat Chopin untuk mengadakan konser yang panjang, namun hal ini tertunda karena adanya ketegangan politik yang terjadi di beberapa negara Eropa pada saat itu. Pada musim gugur tahun 1830, Chopin meninggalkan Warsawa untuk pergi ke Wina dan tidak pernah kembali lagi kota asalnya. Namun, karena di Wina Chopin tidak mengalami sukses yang besar, beliau pindah ke Paris dan menetap disana. Pada saat itu, Paris merupakan kota terbesar dan terkaya di benua Eropa dari segi kesenian. Banyak bangsawan yang tertarik pada kesenian datang ke salon-salon26 di Paris dan Chopin sering tampil bermain piano dalam salon-salon. Dalam lingkungan salon, Chopin banyak bertemu dengan tokoh kesusastraan dan seni

25 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik, Libri: Jakarta, jilid 2, 1998, halaman 138

26 Salon-salon di Paris merujuk pada pertemuan sastrawan dan seniman serta konser-konser informal di rumah-rumah besar

(16)

22

lukis serta komponis terkenal pada masa itu seperti Liszt, Mendelssohn, Schumann, Bellini, Meyerbeer, dan Berlioz. Banyak karya Chopin yang terkenal diciptakan selama tahun 1831-1840. Setelah tahun 1832, Chopin lebih fokus pada kegiatannya mengajar privat daripada mengadakan konser.

Pada tahun 1836, Chopin mengenal George Sand melalui perantaraan Liszt. Hubungan mereka berlanjut semakin intim dan sangat mempengaruhi Chopin dalam menciptakan karya0karya penting. Namun, kesehatan Chopin terganggu akibat batuk yang kronis yang memicu terjadinya tuberkolosi dan terjadi konflik dengan Sand sehingga mereka berpisah pada tahun 1847. Karena peristiwa itu, Chopin hampir tidak menciptakan musik lagi dan kondisi kesehatannya terus memburuk. Revolusi Prancis pada tahun 1847 mengakibatkan Chopin kehilangan murid-muridnya, sehingga sulit bagi Chopin untuk mencari nafkah pada saat itu. Chopin meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1849.

3. Analisis Struktural Etude Op. 10 No. 12

Chopin merupakan seorang pelopor yang menciptakan bentuk etude yang pada mulanya hanya merupakan bentuk latihan teknis dan tidak memiliki melodi menjadi sebuah bentuk etude yang melodis. Chopin menulis 12 lagu dalam set Etude Op.10 diantara usianya ke 19 sampai 23. Satu set etude Op. 10 ini di dedikasikan untuk Franz Liszt.

Etude Op.10 No. 12 yang dikenal dengan dengan Revolutionary memiliki karakter yang sangat dramatis dan menggunakan tonalitas C minor. Chopin memilih tonalitas C minor dipengaruhi oleh Beethoven yang karya Sonata Pathetique menggunakan tonalitas C minor juga dan memiliki karakter yang gemuruh dan gelap. Chopin mengekspresikan perasaan kesedihannya akan kegagalan pemberontakan Polandia terhadap Rusia yang dituangkan ke dalam karya ini. Inti keseluruhan lagu ini menggambarkan tentang seorang pahlawan yang sedang berjuang dalam sebuah peperangan. Pembukaan dimulai dengan akor kuat yang dapat di interpretasikan sebagai suara tembakan dan dilanjutkan dengan permainan not seperenambelasan pada

(17)
(18)
(19)
(20)

26

6. Analisis Struktural Scherzo Op. 20 No. 1 in B minor

Chopin menciptakan 4 buah karya Scherzo sepanjang hidupnya. Robert mengkritik penggunakan istilah scherzo yang digunakan Chopin dengan alasan arti lagu scherzo sesungguhnya ialah sesuatu yang bersifat lelucon/ humor /jenaka dan keempat karya scherzo ciptaan Chopin bersifat dramatis. Scherzo Op. 20 No. 1 in B minor didedikasikan untuk Thomas Albrecht dan ditulis pada tahun 1831 pada masa pemberontakan November yang menentang kekaisaran Rusia. Oleh karena itu, perasaan F. Chopin mengenai peperangan maupun pemberontakan yang terjadi di tanah airnya dituangkan kedalam komposisinya sehingga menjadikan komposisi ini memiliki karakter yang gelap dan dramatis. Karya ini membutuhkan kelincahan jari pada setiap running note dan banyak terdapat lompatan interval jauh. Penggunaan pedal yang tepat juga diperlukan untuk menghasilkan suara tidak keruh.

Karya ini dapat menggunakan form ABA Coda. Bagian pembuka menunjukkan suatu ledakan drama yang ganas dan penuh gairah. Dua akor dramatis sebagai bagian introduksi sesaat yang diikuti oleh arpeggio yang berputar-putar dalam tonika B Minor. Setelah jeda singkat, bagian arpeggio terus berlanjut dengan membangun klimaks yang sangat besar. Seluruh urutan tersebut kemudian diulang lagi.

Bagian B dari birama 315- 398 merupakan bagian Trio pada Scherzo in B minor, yang merupakan gambaran sederhana dari lagu natal populer Polandia yang berjudul “Lalajze Jezuniu” yang diiringi dengan akor27

. Pada bagian ini dibutuhkan konsistensi akan kecemerlangan melodi dan bunyi suara nada atas yang seperti lonceng.

Bagian coda dari birama 580-635 didasarkan pada materi dari bagian utama, dengan arpeggio ke atas dan ke bawah seluruh keyboard. Penangguhan besar terjadi pada dominan B Minor dengan sembilan kali pengulangan akor secara fortissimo. Setelah itu diikuti dengan skala kromatik akhir yang berakhir dengan tonik. Scherzo ini berakhir dengan kadens plagal (IV-I).

27 F.E.Kirby, Music for Piano : A Short History. Cambridge: Amadeus Press, 2004, halaman 182

(21)

27

7. Biografi Franz Liszt

Franz Liszt adalah seorang komposer, pianis, pengaba, dan guru musik asal Hungaria pada abad ke-19. Semasa hidupnya, Liszt menulis sekitar 700 komposisi musik, termasuk di dalamnya lagu gerejawi dan puisi simfonis. Selain itu, Liszt juga telah mengajar 400 murid dan memperkenalkan bentuk musik baru di era Romantisisme serta merupakan salah satu pianis terbesar dalam sejarah.

Franz Liszt lahir di Hungaria pada tanggal 22 Oktober 1811. Liszt mulai mempelajari piano dengan ayahnya pada usianya ketujuh. Bakatnya dalam musik sangat menonjol, ditunjukkan pada usianya yang kedelapan telah mampu menciptakan lagu. Pada tahun 1821, keluarga Liszt pindah ke Wina dan disana beliau belajar piano dengan Karl Czerny dan belajar komposisi dengan Antonio Salieri. Memasuki umurnya yang ke 12, Liszt pergi ke Paris bersama ayahnya dan melampirkan surat admisi untuk mendaftar sekolah di Paris Conservatoire. Namun ditolak dengan alasan Liszt adalah warga asing. Oleh karena itu, ayahnya memperkenalkan Liszt dengan Antoine Reicha sebagai guru teori dan Ferdinando Paer sebagai guru komposisi.

Pada tahun 1826, Liszt telah menciptakan banyak karya seperti sonata empat tangan, trio, quintet, piano concerto dan menerbitkan satu set Etude en douze exercise. Akan tetapi, setahun kemudian Liszt mengalami traumatik yang sangat ekstrim dikarenakan ayahnya meninggal dunia. Pada saat itu Liszt menjadi kehilangan rasa ketertarikan akan musik, menghindar dari pergelaran pertunjukan dan kesehatannya melemah. Beliau memulai membaca buku sedalam-dalamnya yang berkaitan dengan topik seni dan agama.

Pada akhir tahun 1832, Liszt diperkenalkan kepada Countess Marie d‟ Agoult yang kelak menjadi istri yang mempengaruhi kehidupan berkomposisi Liszt. Pada tahun 1834, Liszt memulai debut piano “Harmonies Poetiques et religieuses” dan satu set dari tiga “Apparitions”. Dengan adanya karya-karya baru dan beberapa pertunjukan publik yang hasilnya ditujukan untuk amal dan hal kemanusiaan, reputasi Liszt di Eropa meningkat pesat. Misalnya, pada

(22)

28

tahun 1842, Liszt memberi konser kepada ribuan tunawisma yang mengalami tragedi kebakaran besar di Hamburg.

Puncak kesibukan Liszt selama karirnya terjadi pada tahun 1839-184728. Liszt dikagumi sebagai pianis virtuos dan berkeliling di seluruh Eropa (Jerman, Hungaria, Rusia)29 Pada tahun 1844, hubungan Liszt dengan Marie d‟Agout putus. Namun, Liszt bertemu dengan Putri Caroline Sayn-Wittgenstein yang menjadi wanita utama dalam hidupnya sampai masa 1860-an. Liszt menerima jabatan sebagai pemimpin musik untuk pangeran Agung Weimar yang bertugas sebagai komponis dan dirigen di Weimar. Perhatian Liszt dipusatkan pada musik orkes di Weimar karena dorongan Putri Carolyne30.

Pada tahun 1861 Liszt pergi ke Roma dan selama delapan tahun Roma menjadi di pusat aktivitas Liszt. Disana keinginannya menjadi pastor timbul dan beliau memasuki empat tingkat tingkat yang paling rendah dalam Ordo Franciskan di gereja Katolik, tahun 1865. Setelah tahun 1869, Liszt memberikan pengajaran piano berupa les dan “masterclass”. Liszt meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1886 akibat radang paru-paru.

Liszt adalah salah satu komposer yang bereksperimen dengan bitonal. Beliau cikal bakal impressionis dengan membuat fondasi akan akor-akor baru yang merupakan penggabungan dari akor mayor dan minor. Liszt dalam karya pianonya sering menggunakan teknik arpeggio, pergerakan oktaf, variasi melodi, penggunaan cadenza dan perpaduan ritme. Beliau juga banyak melakukan transkripan karya komposer-komposer yang dulu.

8. Analisis Struktural Gnomenreigen

Karya ini merupakan lagu kedua dari set Two Concert Etudes (Zwei Konzertetüden) S. 145. Gnomenreigen memiliki arti tarian para gnomes dan menggunakan tonalitas F# minor. Repertoar ini penuh dengan permainan

28 Rhoderick J MCNeil, Sejarah Musik 1, Libri: Jakarta, jilid 1, 1998, halaman 146 29 K. Edmund Prier. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1993,

halaman 169

(23)

29

ritmik dan progresi harmoni. Motif tema yang digunakan cendrung diulang, namun Liszt dapat menciptakan perbedaan suasana diantara pengulangan tersebut.

Repertoar ini melatih kelincahan permainan not seperenambelasan dengan ringan serta lincah, juga melatih repeated notes yang menggunakan penjarian yang berbeda-beda dengan mempertahankan kestabilan dinamika soft. Menggunakan teknik perputaran pergelangan tangan pada repeated notes agar tidak mudah lelah dan produksi suara lebih stabil. Teknik acciacatura dimainkan dengan bantuan dorongan pergelangan tangan agar melodi lebih menonjol dan terdengar crispy. Melodi yang ditahan disertai iringan seperenambelasan melatih teknik jari jempol dan pergelangan tangan ketika terjadi aksi perputaran.

Tabel 2.5 Analisis Struktural Gnomenreigen

Bagian Birama Keterangan

A 1-20

Dimulai dengan tonalitas F# minor. Birama 1-4 merupakan sebuah introduksi pendek yang didahului dengan tanda diam seperdelapan dan serangkaian melodi yang disertai tanda acciacatura. Terdapat variasi penulisan komposisi dari birama 5-20. Birama 5-12 menggunakan kombinasi dari acciacatura double notes dan acciacatura biasa. Birama 13-20 menggunakan kombinasi not demisemiquaver yang nilai nadanya hampir serupa dengan permainan nilai nada melodi dengan tanda acciacatura.

B 21-40

Berada dalam tonalitas A major dan perubahan tanda birama menjadi 9/8. Dimainkan secara giocoso yang berarti playful. Iringan broken chord dimainkan secara ringan dan melodi tangan kanan diselipi dengan iringan seperenambelasan yang menunjukkan kesan kelincahan. Birama 27 modulasi menjadi Bb

(24)

30

major, birama 29 menjadi Bb major. Dari birama 29, sudah dipersiapkan akan terjadi progresi harmoni naik setengah laras dengan pengulangan ke akor subdominant. Birama 36-40 menjadi bagian transisi untuk kembali ke bagian semula.

A 41-56 Seperti birama 1-20.

B 57-76

Seperti birama 21-40, namun berada pada tonalitas Bb major. Birama 72-76 merupakan bagian transisi yang menggunakan ritmik triol untuk mengembalikan ke tanda birama semula 6/8.

C 77-102

Birama 77-84 melodi diambil alih pada tangan kiri.Birama 85-102 menggunakan iringan bass ostinato31.

D 103-120

Birama 103-116 menggunakan iringan bass ostinato dan pedal point32 pada nada C. Birama 117-120 terjadi progresi harmoni naik secara terus menerus dari setiap ketukan hingga setiap setengah ketukan.

B 121-143

Seperti birama 21-40 dan 57-76, namun berada pada tonalitas F# major. Merupakan bagian klimaks kebahagiaan yang didukung dengan dinamika ff dan iringan bass di register bawah. Terdapat bagian cadenza di birama 138-143.

E 144-168

Merupakan bagian ending yang mnggunakan pola iringan basso ostinato dan pedal point. Birama 157-164 tangan kanan merupakan bentuk broken chord yang diurai. Menjelang akhir lagu, dinamika semakin mengecil hingga ppp.

31 Bass ostinato adalah sepotong melodi, akor, atau sosok bass yang berulang-ulang sebagai musik pengiring

32Pedal point menggambarkan sebuah nada bass yang di pertahankan untuk waktu yang lama dalam musik

(25)

31

D. Periode Modern

1. Periode musik modern ( Abad 20 )

Periode ini berlangsung dari tahun 1900 hingga 2000. Periode ini merupakan periode yang para komposernya lebih berani untuk bereksplorasi tanpa menggunakan kebiasaan ataupun aturan yang berlaku pada periode musik sebelumnya. Debussy mengawali musik abad 20 dengan memperkenalkan gaya impresionis. Terdapat juga aliran gaya ekspresionis yang diperkenalkan oleh Arnold Schoenberg, neoklasikal oleh Igor Stravinsky, sosialis oleh Prokofiev, serialisme oleh John Cage dan banyak lainnya.

2. Periode musik kontemporer

Di abad ke 21 telah banyak musisi yang bekerja secara individu dikarenakan perkembangan teknologi. Musik menjadi sangat praktis dan tidak lagi hanya didominasi oleh para musisi. Musik kontemporer dimulai dari tahun 1975 hingga sekarang. Musik kontemporer bisa berasal dari segala tempat dan biasanya dapat mempengaruhi gaya musik yang lain. Contohnya adalah gamelan dari Indonesia. Para periode ini jugalah banyak digelarkan festival musik untuk menghargai musik.

Di Indonesia, musik klasik terus mengalami perkembangan dengan fondasi musik Barat yang di akulturasikan dengan musik etnis Indonesia. Banyak komposer Indonesia yang menciptakan karya nya dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air atau daerahnya masing-masing. Beberapa komposer tersebut adalah Jaya Suprana, Slamet Abdul Sjukur, Ananda Sukarlan, Ismail Marzuki, Yazeed Djamin, Trisutji Kamal dan Amir Pasaribu.

3. Biografi Trisutji Kamal

Trisutji Kamal adalah salah seorang pianis dan komponis perempuan berkebangsaan Indonesia. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 28 November 1936. Ibunya Trisutji Kamal yaitu BRA Nedima Kusmarkiah adalah cucu langsung dari Paku Buwono X yang menduduki tahta di kraton Kesunanan

(26)

32

Solo hingga pada masa kolonial. Sedangkan, Ayah Trisutji adalah seorang dokter yang bekerja untuk Sultan Langkat di Binjai dan merupakan kawan dekat Paku Buwono X. Oleh sebab itu, masa kecil Trisutji berada dalam lingkungan kuat kebudayaan Jawa, Batak dan Melayu yang kemudian sangat mempengaruhi dalam pembuatan karya musiknya. Trisutji Kamal telah menunjukkan bakatnya dan ketertarikannya akan dunia musik sejak muda. Ia belajar piano klasik di Binjai dan mulai menciptakan karya musik yang lebih serius untuk piano sejak berusia 14 tahun.

Trisutji mendapatkan kesempatan untuk belajar musik di Amsterdam untuk belajar piano dan komposisi di usia mudanya oleh karena dukungan orangtuanya yang adalah orang terpelajar hasil didikan Eropa. Disana Trisutji berguru pada seorang tokoh musik abad 20 Belanda yang terkenal dan kebetulan lahir di Bandung yaitu Henk Badings.

Setelah dari Amsterdam, beliau melanjutkan pelajaran musiknya ke Ecole Normale de Musique di Paris dan kemudian Santa Cecilia Conservatory di Roma. Di Roma, beliau memiliki guru komposisi dari Rusia yang mendorong nya untuk menciptakan sebuah opera yang berdasarkan legenda negeri nya sendiri, Indonesia. Opera ini berjudul “ Loro Jonggrang ” yang diciptakan pada waktu Trisutji sedang memperdalam musik serial. Karya ini merupakan perpaduan dari konsep tangga nada pentatonik, dodecaphonic, dan gaya musik vokal Bel Canto Italia.

Pada tahun 1967 Trisutji kembali ke Tanah Air. Jakarta saat itu memasuki era kebudayaan yang baru di bawah pimpinan seorang gubernur yang sangat progresif, yaitu Ali Sadikin. Disana ia bergabung dengan beberapa tokoh musik muda Indonesia yang sama-sama baru kembali dari luar negeri. Di antaranya adalah Frans Haryadi dan Iravati Soediarso. Ketiga orang ini kemudian berperan sangat penting dalam mendirikan sebuah ikon dunia seni moderen Indonesia, yaitu Taman Ismail Marzuki pada tahun 1968. Trisuji Kamal termasuk seniman yang paling aktif dalam berbagai bidang untuk mengembangkan aktivitas musik dan beliau menciptakan berbagai genre lagu daerah Indonesia seperti karya, “Soleram Fantasi” (1981) dari daerah Riau

(27)

33

yang diolah dengan menggunakan idiom virtuositas Romantik dengan nuansa impresionisme33.

Trisutji Kamal dikenal sebagai komponis untuk piano, flute, vokal, dan telah dimainkan oleh sejumlah pianis kelas dunia di beberapa negara. Ia telah menciptakan lebih dari 200 karya komposisi untuk piano, terhimpun dalam 10 CD audio bertajuk Complete Piano Works Series yang seluruhnya dimainkan oleh Ananda Sukarlan.

4. Analisis Goro-Goro Ne

“Goro-goro Ne” merupakan lagu daerah berasal dari Ambon, Maluku. Lagu ini menceritakan tentang rayuan seorang pemuda terhadap seorang gadis dengan lirik yang berisi pujian akan kecantikan seorang wanita. Lagu ini diaransemen oleh salah seorang komponis perempuan yang asal Indonesia yaitu Trisutji Kamal. Beliau banyak berkontribusi dalam pembuatan aransemen dari kumpulan lagu-lagu Indonesia untuk instrumen solo piano.

Berikut adalah lirik lagu aslinya beserta dengan pengertiannya: Lirik: Goro-goro ne epa toka toka bia

Loko sana loko mari loko lenso manari Kata nyong beta pinta sioh nona e manari Dengar donci a balagu sloh nona ender bahu

Makna:Meski nona duduh jauh sioh beta panggil terus menyahut Lah lajulah lekas datang kemari

Pura-pura tidak tahu belum ditanya sudah mau Lah sebab nona suka sendiri

Lagu Goro-goro Ne diaransir oleh Trisutji Kamal dalam bentuk tema dan variasi. Repertoar ini memiliki memainkan variasi melodi, ritmik, iringan, dan banyak terdapat progresi harmoni. Repertoar ini terdapat pola ritme pada iringan yang menyerupai ritme sebuah tarian. Dibutuhkan ketangkasan dalam

33 Dieter Mack, Sejarah Musik Jild 4, Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2014 , halaman 552

(28)

34

bermain teknik arpeggio, variasi iringan oktaf, dan kejernihan dalam memainkan artikulasi staccato yang lincah pada dinamika kecil.

Tabel 2.6 Analisis Struktural Goro-Goro Ne

Bagian Birama Keterangan

A 1-34

Merupakan perkenalan tema utama dari lagu Goro-Goro Ne. Ditulis dalam tonalitas C major. Menggunakan motif ritmik dengan pola 1-3-4-6-7-8 sepanjang birama 1-18. Melodi yang digunakan dikemas dalam bentuk double notes atau pun oktaf. Menggunakan akor Ab minor tujuh pada birama 34 yang disertai arpeggio dari akor Ab major tujuh.

B 35-42

Pindah ke tonalitas Db major, melodi diambil alih oleh tangan kiri dan tangan kanan menggunakan iringan arpeggio demisemiquaver.

C 43-56

Pada birama 43-45 menggunakan polaritmik 3 lawan 2. Terdapat beberapa progresi harmoni. Pada birama 43 berada pada D major kemudian berubah menjadi E minor di birama 44, dan F# minor di birama 45. Pada birama 46 terdapat perpaduan antara melodi dengan iringan demisemiquaver pada tangan kanan dan iringan tangan kiri dengan pola ritmik 1-3-4. Pada birama ini juga lah terdapat modus pelog. Pada birama 47- 54 pola iringan berubah lagi menjadi triol seperenambelasan. Di birama 55 menggunakan arpeggio dari akor G major tujuh.

(29)

35

D 57-63

Terjadi perubahan tempo menjadi largamente dan bagian ini menjadi bagian transisi sebelum kembali pada tema utama. Melodi pada birama 57- 59 terdapat di oktaf bass. Pada birama 60-63 kembali menggunakan pola ritmik 1-3-4 dengan melodi chordal.

E 64-79

Kembali ke tonalitas C major. Pada birama 64-71 bersifat lebih megah dikarenakan pola iringan yang didukung dengan bass oktaf dan melodi chordal. Birama 72-79 memainkan teknik broken chord yang diurai dan berpindah-pindah register.

F 80-98

Pada birama 80-83 menggunakan permainan singkupasi. Tangan kanan memainkan teknik arpeggio secara staccato. Terdapat penegasan pada melodi C yang terakhir yang diulang tiga kali dari birama 95-97.

G 99-104

Bagian ini merupakan bagian Coda. Motif ritmik yang digunakan hampir serupa dengan birama 72-79. Klimaks ending dibangun terus dengan percepatan accellerando

Gambar

Gambar 2.1 Gambaran cara memainkan tanda mordent
Tabel 2.1 Analisis Struktural Sonata D minor Op.32 No. 2 (The  Tempest), first movement
Tabel 2.5 Analisis Struktural Gnomenreigen
Tabel 2.6 Analisis Struktural Goro-Goro Ne

Referensi

Dokumen terkait

Suatu kajian yang bertujuan untuk melihat manfaat penggunaan pupuk organik sampah dari tempat pembuangan akhir (TPA) pada tanaman cabai telah dilakukan di lahan

Jika situasi ini telah dapat dimengerti dan telah tersosialisasikan kepada segenap anggota organisasi, maka alternative situasinya adalah : apakah style yang tidak sesuai

Berdasarkan hasil analisis data yang telah didapatkan, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menghitung hasil kerja siswa untuk mendapatkan presentase dari

Zona hambat adalah zona jernih di sekitar sumuran yang disebabkan karena berkurangnya atau tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri uji karena perlakuan cairan kultur,

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT, yang sedalam-dalamnya atas limpahan anugerah dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan terselesaikannya

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah data rekapitulasi pasien keluar rawat inap bangsal kelas III di RSUD Kota Semarang pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the

Lebih lanjut , ket ent uan Pendapat Um um PBB Nom or 7 Tahun 1997 t ent ang Penggusuran Paksa t erhadap Pasal 11 Kovenan EKOSOB dan Unit ed Nat ions Basic Principles and