• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN E

PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI

Dalam rencana pra rancangan pabrik N-propanol dari Etilen dan Gas Sintesa digunakan asumsi sebagai berikut:

Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam setahun. Kapasitas maksimum adalah 2.000 ton/tahun.

Perhitungan didasarkan pada harga peralatan tiba di pabrik atau

purchased-equipment delivered (Timmerhaus et al, 2004).

Harga alat disesuaikan dengan nilai tukar dollar terhadap rupiah adalah : US$ 1 = Rp 8.800,- (BNI, 30 September 2011).

1. Modal Investasi Tetap (Fixed Capital Investment) 1.1 Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)

Biaya Tanah Lokasi Pabrik Luas tanah seluruhnya = 8.800 m2

Biaya tanah pada lokasi pabrik berkisar Rp 500.000/m2.

Harga tanah seluruhnya = 8.800 m2 × Rp 500.000/m2 = Rp 4.400.000.000 ,- Biaya perataan tanah diperkirakan 5%

Biaya perataan tanah = 0,05 x Rp 4.400.000.000,- = Rp 220.000.000 ,- Maka total biaya tanah (A) adalah Rp 4.620.000.000 ,-

Harga Bangunan dan Sarana

Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Lainnya

No Nama Bangunan Luas (m2) Harga

(Rp/m2) Jumlah (Rp)

1 Pos keamanan 20 1.000.000 20.000.000

2 Parkir *) 250 800.000 200.000.000

3 Taman *) 250 800.000 200.000.000

4 Areal bahan baku 420 800.000 336.000.000

5 Ruang control 50 3.000.000 150.000.000

(2)

Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Lainnya ... (lanjutan)

No Nama Bangunan Luas (m2) Harga

(Rp/m2) Jumlah (Rp) 7 Areal produk 260 800.000 208.000.000 8 Perkantoran 400 1.500.000 600.000.000 9 Laboratorium 80 2.000.000 160.000.000 10 Poliklinik 100 1.500.000 150.000.000 11 Kantin 80 1.500.000 120.000.000 12 Tempat ibadah 40 1.500.000 60.000.000 13 Gudang peralatan 60 1.500.000 90.000.000 14 Perpustakaan 80 1.500.000 120.000.000

15 Unit pemadam kebakaran 100 1.250.000 125.000.000 16 Unit pengolahan utilitas 690 1.000.000 690.000.000 17 Unit pembangkit listrik 150 2.000.000 300.000.000 18 Unit pembangkit uap 150 2.000.000 300.000.000

19 Bengkel 70 1.500.000 105.000.000

20 Perumahan Karyawan 2500 1.600.000 4.000.000.000

21 Jalan *) 700 600.000 420.000.000

Total 8.800 30.650.000 10.104.000.000

Keterangan*) : Harga sarana

Total harga sarana = Rp 200.000.000 + Rp 200.000.000

+ Rp 420.000.000 = Rp 820.000.000 ,-

Harga bangunan saja = Rp 9.284.000.000 ,- Total biaya bangunan dan tanah (B) = Rp 10.104.000.000 ,-

Perincian Harga Peralatan

Harga peralatan yang di impor dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut (Timmerhaus et al, 2004) :

              = y x m 1 2 y x I I X X C C

dimana: Cx = harga alat pada tahun 2002

Cy = harga alat pada tahun dan kapasitas yang tersedia X1 = kapasitas alat yang tersedia

(3)

X2 = kapasitas alat yang diinginkan Ix = indeks harga pada tahun 2010

Iy = indeks harga pada tahun yang tersedia

m = faktor eksponensial untuk kapasitas (tergantung jenis alat)

Untuk menentukan indeks harga pada tahun 2010 digunakan metode regresi

koefisien korelasi:

[

]

(

)

(

)

(

( )

2

)

i 2 i 2 i 2 i i i i i ΣY ΣY n ΣX ΣX n ΣY ΣX Y ΣX n r − ⋅ × − ⋅ ⋅ − ⋅ ⋅ = (Montgomery, 1992)

Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift

No.

Tahun (Xi)

Indeks

(Yi) Xi.Yi Xi² Yi²

1 1989 895 1780155 3956121 801025 2 1990 915 1820850 3960100 837225 3 1991 931 1853621 3964081 866761 4 1992 943 1878456 3968064 889249 5 1993 967 1927231 3972049 935089 6 1994 993 1980042 3976036 986049 7 1995 1028 2050860 3980025 1056784 8 1996 1039 2073844 3984016 1079521 9 1997 1057 2110829 3988009 1117249 10 1998 1062 2121876 3992004 1127844 11 1999 1068 2134932 3996001 1140624 12 2000 1089 2178000 4000000 1185921 13 2001 1094 2189094 4004001 1196836 14 2002 1103 2208206 4008004 1216609 Total 27937 14184 28307996 55748511 14436786 Sumber: Tabel 6-2. Peters dkk, 2004

Data : n = 14 ∑Xi = 27937 ∑Yi = 14184 ∑XiYi = 28307996 ∑Xi² = 55748511 ∑Yi² = 14436786 Dengan memasukkan harga-harga pada Tabel LE – 2, maka diperoleh harga koefisien korelasi:

(4)

r = (14) . (28307996) – (27937)(14184)

[(14). (55748511) – (27937)²] x [(14)(14436786) – (14184)² ]½ ≈ 0,98 = 1

Harga koefisien yang mendekati +1 menyatakan bahwa terdapat hubungan linier antar variabel X dan Y, sehingga persamaan regresi yang mendekati adalah persamaan regresi linier.

Persamaan umum regresi linier, Y = a + b ⋅ X

dengan: Y = indeks harga pada tahun yang dicari (2010) X = variabel tahun ke n – 1

a, b = tetapan persamaan regresi

Tetapan regresi ditentukan oleh : (Montgomery, 1992)

(

) (

)

(

)

(

)

2 i 2 i i i i i ΣX ΣX n ΣY ΣX Y ΣX n b − ⋅ ⋅ − ⋅ = a 2 2 2 Xi) ( Xi n. Xi.Yi Xi. Xi Yi. Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ = Maka : b = 14 .( 28307996) – (27937)(14184) = 53536 14. (55748511) – (27937)² 3185 = 16,8088 a = (14184)( 55748511) – (27937)(28307996) = - 103604228 14. (55748511) – (27937)² 3185 = -32528,8

Sehingga persamaan regresi liniernya adalah: Y = a + b ⋅ X

Y = 16,809X – 32528,8

Dengan demikian, harga indeks pada tahun 2010 adalah: Y = 16,809(2010) – 32528,8

Y = 1256,87033

Perhitungan harga peralatan menggunakan adalah harga faktor eksponsial (m)

Marshall & Swift. Harga faktor eksponen ini beracuan pada Tabel 6-4. Peters, 2004.

(5)

a. Tangki Penyimpanan N-propanol (TK-101)

Kapasitas tangki, X2 = 252,5252 m3. Dari Gambar LE.1, diperoleh untuk harga kapasitas tangki (X1) 1 m³ pada tahun 2002 adalah (Cy) US$ 6700. Dari tabel 6-4, Peters et.al., 2004, faktor eksponen untuk tangki adalah (m) 0,07. Indeks harga pada tahun 2002 (Iy) 1103.

Perhitungan

Indeks harga tahun 2010 (Ix) adalah 1256,87. Maka estimasi harga tangki untuk (X2) 252,5252 m3 adalah :               = y x m 1 2 y x I I X X C C Cx = US$ 6700 × 07 , 0 1 252,5252 x 1103 1256,87 Cx = US$ 11.244,78 x (Rp 8.800,-) / (US$ 1) Cx = Rp 98.954.068,-/unit

Dengan cara yang sama diperoleh perkiraan harga alat lainnya yang dapat dilihat pada Tabel LE – 3 untuk perkiraan peralatan proses dan Tabel LE – 4 untuk perkiraan peralatan utilitas.

Untuk harga alat impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut: - Biaya transportasi = 5 %

(6)

- Biaya asuransi = 1 %

- Bea masuk = 15 % (Rusjdi, 2004) - PPn = 10 % (Rusjdi, 2004) - PPh = 10 % (Rusjdi, 2004) - Biaya gudang di pelabuhan = 0,5 %

- Biaya administrasi pelabuhan = 0,5 % - Transportasi lokal = 0,5 % - Biaya tak terduga = 0,5 %

Total = 43 %

Untuk harga alat non impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut:

- PPn = 10 % (Rusjdi, 2004)

- PPh = 10 % (Rusjdi, 2004)

- Transportasi lokal = 0,5 % - Biaya tak terduga = 0,5 %

Total = 21 %

Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses

Nama Alat Kode Unit Ket*) Harga / Unit (Rp) Harga Total (Rp) Tangki etilen T-101 1 I 95.035.345 95.035.345

Tangki gas sintesa T-102 1 I 92.783.316 92.783.316

Tangki hidrogen umpan T-103 1 I 92.773.501 92.773.501

Tangki gas inert T-104 1 I 94.276.253 94.276.253

Tangki hidrogen T-105 1 I 92.749.266 92.749.266

Tangki etana T-106 1 I 85.323.148 85.323.148

Tangki propanol T-107 1 I 98.954.068 98.954.068

Kompresor etilen JC-101 1 I 249.759.307 249.759.307

Kompresor gas sintesa JC-102 1 I 298.141.413 298.141.413

Kompresor hydrogen JC-104 1 I 990.966.864 990.966.864

Kompresor refrigerant JC-107 1 I 69.517.969 69.517.969

Ekspander keluaran reaktor I JC-103 1 I 343.121.271 343.121.271 Ekspander keluaran reaktor II JC-105 1 I 347.626.260 347.626.260 Ekspander keluaran separator drum II JC-106 1 I 256.410.392 256.410.392

Reaktor propanal R-101 1 I 1.087.426.686 1.087.426.686

Reaktor propanol R-102 1 I 546.327.413 546.327.413

(7)

Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... (lanjutan)

Nama Alat Kode Unit Ket*) Harga / Unit (Rp) Harga Total (Rp)

Separator drum I SD-101 1 I 99.629.492 99.629.492 Separator drum II SD-102 1 I 101.964.734 101.964.734 Heater I E-101 1 I 31.125.745 31.125.745 Heater II E-102 1 I 30.352.704 30.352.704 Cooler I E-103 1 I 35.329.824 35.329.824 Cooler II E-104 1 I 66.585.593 66.585.593

Cooler III E-105 1 I 66.585.593 66.585.593

Mixing point M-101 1 I 5.846.739 5.846.739

Destilasi D-101 1 I 375.771.367 375.771.367

Kondensor CD-102 1 I 90.330.154 90.330.154

Akumulator AC-101 1 I 287.620.691 287.620.691

Reboiler R-101 1 I 16.751.893 16.751.893

Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... (lanjutan)

Nama Alat Kode Unit Ket*) Harga / Unit (Rp) Harga Total (Rp)

Pompa bottom destilasi P-101 1 NI 10.000.000 10.000.000

Pompa refluks destilasi P-102 1 NI 10.000.000 10.000.000

Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah

Nama Alat Kode Unit Ket*) Harga / Unit (Rp) Harga Total (Rp)

Screening SC 1 NI 29.554.803 29.554.803 Bak Sedimentasi BS 1 NI 146.500.000 146.500.000 Clarifier CL 1 I 131.708.010 131.708.010 Sand Filtrasi SF 1 I 485.901.831 485.901.831 Menara air MA 1 I 1.727.529.238 1.727.529.238 Cooling Tower CT 1 I 470.393.656 470.393.656 Dearator DE 1 I 3.253.434.173 3.253.434.173 Ketel Uap KU 1 I 453.982.354 453.982.354 Cation Exchanger CE 1 I 121.187.009 121.187.009 Harga total 6.104.416.825 Import 6.084.416.825 Non import 20.000.000

(8)

Anion Exchanger AE 1 I 156.641.199 156.641.199 Tangki pelarut Alum TP-01 1 I 80.944.092 80.944.092 Tangki Pelarut Soda Abu TP-02 1 I 60.641.350 60.641.350 Tangki pelarut Asam Sulfat TP-03 1 I 219.493.935 219.493.935 Tangki Natrium Hidroksida TP-04 1 I 112.164.583 112.164.583 Tangki Pelarut Alum TP-05 1 I 40.094.749 40.094.749 Tangki Air Domestik TU 1 I 222.889.579 222.889.579 Tangki bahan bakar TB 1 NI 593.591.810 593.591.810 Pompa Screening PU-01 1 NI 3.609.011 3.609.011 Pompa Sedimentasi PU-02 1 NI 3.609.011 3.609.011 Pompa Alum PU-03 1 NI 2.500.000 2.500.000

Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah...(lanjutan) Nama Alat Kode Unit Ket*) Harga / Unit (Rp) Harga Total (Rp) Pompa Soda Abu PU-04 1 NI 2.500.000 2.500.000 Pompa Sand Filter PU-05 1 NI 3.609.011 3.609.011 Pompa Cation Exchanger PU-06 1 NI 2.486.908 2.486.908 Pompa menara pendingin PU-07 1 NI 3.126.077 3.126.077 Pompa tangki utilitas PU-08 1 NI 1.127.198 1.127.198 Pompa Asam Sulfat PU-09 1 NI 2.500.000 2.500.000 Pompa Cation Exchanger PU-10 1 NI 2.486.908 2.486.908 Pompa Natrium Hidroksida PU-11 1 NI 2.500.000 2.500.000 Pompa Anion Exchanger PU-12 1 NI 2.486.908 2.486.908

Pompa Kaporit PU-13 1 NI 1.414.561 1.414.561

Pompa Domestik PU-14 1 NI 1.127.198 1.127.198

Pompa Cooling Tower PU-15 1 NI 8.201.038 8.201.038

Pompa Deaerator PU-16 1 NI 4.204.265 4.204.265

Pompa bahan bakar PU-17 1 NI 1.094.923 1.094.923

Pompa Refrigrant PU-18 1 NI 1.094.923 1.094.923

Tangki refrigrant V-01 1 NI 2.650.457.618 2.650.457.618 Refrigrator RG-01 1 I 903.661.869 903.661.869 Generator - 2 I 70.000.000 140.000.000 Harga total 11.879.691.357 Import 10.750.296.745 Non import 1.129.394.612

(9)

Keterangan*) : I untuk peralatan impor, sedangkan N.I. untuk peralatan non impor.

Total harga peralatan tiba di lokasi pabrik (purchased-equipment delivered) adalah: = 1,43 x (Rp 6.084.416.825 ,- + Rp 10.750.296.745 ,- )

+ 1,21 x (Rp 20.000.000 ,- + Rp 1.129.394.612 ,- ) = Rp 25.464.407.885 ,-

Biaya pemasangan diperkirakan 50 % dari total harga peralatan (Timmerhaus 2004). Biaya pemasangan = 0,5 × Rp 25.464.407.885 ,-

= Rp 12.732.203.942 ,- Harga peralatan + biaya pemasangan (C) :

= Rp 25.464.407.885 ,- + Rp 12.732.203.942 ,- = Rp 38.196.611.827 ,-

1.1.4 Instrumentasi dan Alat Kontrol

Diperkirakan biaya instrumentasi dan alat kontrol 40% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004).

Biaya instrumentasi dan alat kontrol (D) = 0,40 × Rp 25.464.407.885 ,- = Rp 10.185.763.154 ,-

1.1.5 Biaya Perpipaan

Diperkirakan biaya perpipaan 60% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004).

Biaya perpipaan (E) = 0,6 × Rp 25.464.407.885 ,- = Rp 15.278.644.731 ,-

1.1.6 Biaya Instalasi Listrik

Diperkirakan biaya instalasi listrik 20% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004).

Biaya instalasi listrik (F) = 0,20 × Rp 25.464.407.885 ,- = Rp 5.092.881.577 ,-

(10)

1.1.7 Biaya Insulasi

Diperkirakan biaya insulasi 55% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004).

Biaya insulasi (G) = 0,55 × Rp 25.464.407.885 ,- = Rp 14.005.424.336 ,-

1.1.8 Biaya Inventaris Kantor

Diperkirakan biaya inventaris kantor 5% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004).

Biaya inventaris kantor (H) = 0,05 × Rp 25.464.407.885 ,-

= Rp 1.273.220.394 ,-

1.1.9 Biaya Perlengkapan Kebakaran dan Keamanan

Diperkirakan biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan 5% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004).

Biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan ( I ) = 0,05 × Rp 25.464.407.885 ,- = Rp 1.273.220.394 ,-

1.1.10 Sarana Transportasi

Untuk mempermudah pekerjaan, perusahaan memberi fasilitas sarana transportasi ( J ) seperti pada tabel berikut.

Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi

No. Jenis Kendaraan Unit Tipe Harga/ Unit (Rp) Harga Total (Rp)

1 Komisaris 1 Fortuner 429.600.000 429.600.000

2 Direktur 1 Toyota Camry 462.450.000 462.450.000

3 Manajer 4 Kijang Inova 249.820.000 999.400.000

4 Bus karyawan 3 Bus 280.200.000 840.600.000

5 Truk 3 Truk 242.350.000 727.050.000

7 Mobil pemasaran 3 Inova Diesel 230.800.000 692.400.000 8 Mobil pemadam kebakaran 2 Truk Tangki 440.200.000 880.400.000 Total 5.031.900.000

(11)

Total MITL = A + B + C + D + E + F + G + H + I + J = Rp 105.061.666.413,-

1.2 Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL)

1.2.1 Pra Investasi

Diperkirakan 7 % dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004). Pra Investasi (K) = 0,07 x Rp 25.464.407.885 ,-

= Rp 1.782.508.551 ,-

1.2.2 Biaya Engineering dan Supervisi

Diperkirakan 30% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004). Biaya Engineering dan Supervisi (L) = 0,3 × Rp 25.464.407.885 ,-

= Rp 7.639.322.365 ,-

1.2.3 Biaya Legalitas

Diperkirakan 4% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004). Biaya Legalitas (M) = 0,04 × Rp 25.464.407.885 ,-

= Rp 1.018.576.315 ,- 1.2.4 Biaya Kontraktor

Diperkirakan 30% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004). Biaya Kontraktor (N) = 0,3 × Rp 25.464.407.885 ,-

= Rp 7.639.322.365 ,- 1.2.5 Biaya Tak Terduga

Diperkirakan 40% dari total harga peralatan (Timmerhaus et al, 2004) . Biaya Tak Terduga (O) = 0,40 × Rp 25.464.407.885 ,-

= Rp 10.185.763.154 ,-

Total MITTL = K + L + M + N + O = Rp 19.098.305.911 ,- Total MIT = MITL + MITTL

(12)

= Rp 124.159.972.324 ,- 2 Modal Kerja

Modal kerja dihitung untuk pengoperasian pabrik selama 3 bulan (= 90 hari). 2.1 Persediaan Bahan Baku

2.1.1 Bahan baku proses

1. Hidrogen (www.ftp.cordis.europa.eu,2010) Kebutuhan = 100,5 kg/jam

Harga = Rp 1500,- /kg

Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 100,5 kg/jam x Rp 1500/kg = Rp 325.620.000 ,-

2. Karbon dioksida

Kebutuhan = 100,652 kg/jam = 7.908,22 Btu/jam

Harga = U$ 3,5.- /mmBtu = Rp 32.673 ,-/mmBtu (ICIS Pricing, 2010)

Harga total = 90 hari×24jam/hari×0,0079082mmBtu/jamxRp32.673,-/mmBtu = Rp 558.112 ,- 3. Katalis tipe Ni Kebutuhan = 0,91 m3 (www.merck-chemicals.co.id) Harga = Rp 1.182.016.800 ,-/m3 Harga total = 0,91 x Rp 1.182.016.800 = Rp 1.075.635.288 ,-4. Refrigrant Kebutuhan = 53.508 kg/jam Harga = Rp 83.000,- /kg

Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 53.508 kg/jam x Rp 83.000/kg = Rp 1.211.226.545,-

5. Etilen

Kebutuhan = 141,779 kg/jam

Harga = Rp 6.746,- /kg (ICIS Pricing, 13 Agustus 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 141,779kg/jam x Rp 6.746/kg

(13)

= Rp 2.065.912.849,- 6. Etana

Kebutuhan = 30,393 kg/jam

Harga = Rp 3.823,- /kg (ICIS Pricing, 13 Agustus 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 30,393 kg/jam x Rp 3.823/kg

= Rp 250.975.668,- 2.1.2 Persediaan bahan baku utilitas

1. Alum, [Al2(SO4)3]

Kebutuhan = 3,6984 kg/jam

Harga = Rp 2.100 ,-/kg (PT. Bratachem 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 3,6984 kg/jam × Rp 2.100,-/kg

= Rp 15.805.064 ,- 2. Soda abu, [Na2CO3]

Kebutuhan = 1,9972 kg/jam

Harga = Rp 2000,-/kg (PT. Merck, 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 1,9972 kg/jam × Rp 2000,-/kg

= Rp 8.128.319 ,-

3. Kaporit

Kebutuhan = 0,0019 kg/jam

Harga = Rp 11.500,-/kg (PT. Bratachem 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 0,0019 kg/jam × Rp 11.500,-/kg

= Rp 49.680 ,-

4. Asam Sulfat, [H2SO4]

Kebutuhan = 4,0263 kg/jam

Harga = Rp 6000,-/kg (PT. Bratachem 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam x 4,0263 kg/hari × Rp 6000,-/kg

(14)

5. Natrium Hidroksida, [NaOH] Kebutuhan = 4,6969 kg/jam

Harga = Rp 5250,-/kg (PT. Merck, 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam × 4,6969 kg/jam × Rp 5250 ,-/kg

= Rp 51.734.507 ,- 6. Solar

Kebutuhan = 1.171,4390 ltr/jam

Harga solar untuk industri = Rp. 6300 ,-/liter (PT.Pertamina, 2010) Harga total = 90 hari × 24 jam/hari × 1.171,4390 ltr/jam × Rp. 6300 ,-/liter

= Rp Rp 14.481.322.227,-

Total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 3 bulan (90 hari) adalah = Rp 19.537.651.593 ,-

2.2 Kas

2.2.1 Gaji Pegawai

Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai

Jabatan Jumlah Gaji/bulan (Rp) Jumlah gaji/bulan (Rp) Direktur 1 20.000.000 20.000.000 Dewan Komisaris 1 15.000.000 15.000.000 Staf Ahli 1 8.000.000 8.000.000 Sekretaris 1 3.000.000 3.000.000 Manajer Produksi 1 10.000.000 10.000.000 Manajer Teknik 1 10.000.000 10.000.000

Manajer Umum dan Keuangan 1 10.000.000 10.000.000 Manajer Pembelian dan Pemasaran 1 10.000.000 10.000.000

Kepala Seksi Proses 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Laboratorium R&D 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Utilitas 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Mesin 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Listrik 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Instrumentasi 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Safety 1 5.000.000 5.000.000

(15)

Kepala Seksi Administrasi 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Personalia 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Humas 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Keamanan 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Pembelian dan Pemasaran 1 5.000.000 5.000.000

Karyawan Produksi 60 2.000.000 120.000.000

Karyawan Teknik 16 2.000.000 32.000.000

Karyawan Umum dan Keuangan 12 2.000.000 24.000.000 Karyawan Pembelian dan Pemasaran 6 2.000.000 12.000.000

Dokter 2 5.000.000 10.000.000 Perawat 5 1.500.000 7.500.000 Petugas Keamanan 8 1.300.000 10.400.000 Petugas Kebersihan 10 1.100.000 11.000.000 Supir 5 1.500.000 7.500.000 Jumlah 145 351.400.000

Total gaji pegawai selama 1 bln = Rp 351.400.000 ,- Total gaji pegawai selama 3 bln = Rp 1.054.200.000 ,-

2.2.2 Biaya Administrasi Umum

Diperkirakan 20% dari gaji pegawai = 0,2 × Rp 1.054.200.000 ,- = Rp 210.840.000,-

2.2.3. Biaya Pemasaran

Diperkirakan 20% dari gaji pegawai = 0,2 × Rp 1.054.200.000 ,-

= Rp 210.840.000,-

2.2.4 Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut UU Perditjen Pajak PER-32/PJ/2008

ƒ Nilai jual objek pajak (NJOP) yang tidak kena pajak untuk wilayah Banten sebesar Rp 12.000.000,-

ƒ Nilai jual objek pajak untuk tanah sebesar Rp 500.000,- per m2 Wajib Pajak Pabrik Pembuatan N-Propanol dari E Sintesatilen dan Gas Nilai Jual Objek Pajak

(16)

- Bangunan Rp 10.104.000.000,-

Total NJOP Rp 14.724.000.000,-

Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (Rp. 12.000.000,- +

Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 14.736.000.000,- Pajak yang Terutang (5% x NPOPKP) Rp. 736.800.000,-

Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas

No. Jenis Biaya Jumlah (Rp)

1. Gaji Pegawai 1.054.200.000 2. Administrasi Umum 210.840.000 3. Pemasaran 210.840.000 4. Pajak Bumi dan Bangunan 736.800.000 Total 2.219.680.000

2.3 Biaya Start – Up

Diperkirakan 8 % dari Modal Investasi Tetap (Timmerhaus et al, 2004). = 0,07 × Rp 124.159.972.324 ,- = Rp 8.691.198.062,- 2.4 Piutang Dagang HPT 12 IP PD= ×

dimana: PD = piutang dagang

IP = jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan) HPT = hasil penjualan tahunan

Penjualan :

1. Harga jual N-Propanol = Rp 9.445 /kg (BPS Indonesia, 2010) Produksi N-Propanol = 252,5252 kg/jam

Hasil penjualan Urea tahunan

= 252,5252 kg/jam x 24 jam/hari × 330 hari/tahun × Rp 9.445 /kg = Rp 18.889.996.070 ,-

2. Harga jual Fuel Gas = Rp 600 /liter

Produksi Fuel Gas = 29.007,2 kg/jam = 57.315,1552 liter/jam Hasil penjualan Fuel Gas tahunan

(17)

= 57.315,1552 liter/jam x 24 jam/hari × 330 hari/tahun × Rp 600 /liter = Rp 272.361.617.347 ,-

Hasil penjualan total tahunan = Rp 18.889.996.070,- + Rp 272.361.617.347,- = Rp 291.251.613.417,-

Piutang Dagang =

12

3 × Rp

= Rp 72.812.903.354,-

Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja

No. Jenis Biaya Jumlah (Rp)

1. Bahan baku proses dan utilitas 19.537.651.593 2. Kas 2.219.680.000 3. Start up 8.691.198.062

4. Piutang Dagang 72.812.903.354

Total 103.261.433.009

Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja

= Rp 124.159.972.324 ,- + Rp 103.261.433.009 ,- = Rp 227.421.405.333 ,-

Modal ini berasal dari:

- Modal sendiri = 60 % dari total modal investasi = 0,6 × Rp 227.421.405.333 ,- = Rp 136.452.843.200 ,-

- Pinjaman dari Bank = 40 % dari total modal investasi = 0,4 × Rp 227.421.405.333 ,- = Rp 90.968.562.133 ,-

(18)

3. Biaya Produksi Total

3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)

3.1.1 Gaji Tetap Karyawan

Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 2 bulan gaji yang diberikan sebagai tunjangan, sehingga (P)

Gaji total = (12 + 2) × Rp 351.400.000 ,- = Rp 4.919.600.000 ,-

3.1.2 Bunga Pinjaman Bank

Bunga pinjaman bank adalah 14% dari total pinjaman (Bank Mandiri, 2010) Bunga bank (Q) = 0,14 × Rp 90.968.562.133 ,-

= Rp

12.735.598.698,-3.1.3 Depresiasi dan Amortisasi

Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan (Rusdji,2004). Pada perancangan pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight

line method. Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan

sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel LE.9 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Kelompok Harta Berwujud M asa (t ahun) T arif ( %)

Beberapa Jenis Harta

I. Bukan Bangunan 1.Kelompok 1 2. Kelompok 2 3. Kelompok 3 4 8 16 2 5 1 2,5 6 ,25

Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat/ tools industri.

Mobil, truk kerja

Mesin industri kimia, mesin industri mesin

II. Bangunan

Permanen 20 5 Bangunan sarana dan penunjang

(19)

Depresiasi dihitung berdasarkan tarif (%) penyusutan untuk setiap kelompok harta berwujud sesuai dengan umur peralatan.

% D= Px

dimana: D = Depresiasi per tahun P = Harga peralatan % = Tarif penyusutan

Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000

Komponen Biaya (Rp)

Umur

(tahun) % depresiasi Depresiasi (Rp)

Bangunan 10.104.000.000 20 5,00% 505.200.000

Peralatan proses dan utilitas 25.464.407.885 16 6,25% 1.591.525.492 Instrumentrasi dan pengendalian proses 10.185.763.154 4 25,00% 2.546.440.788 Perpipaan 15.278.644.731 4 25,00% 3.819.661.182 Instalasi listrik 5.092.881.577 4 25,00% 1.273.220.394 Insulasi 14.005.424.336 4 25,00% 3.501.356.084 Inventaris kantor 1.273.220.394 4 25,00% 318.305.098 Perlengkapan keamanan dan

kebakaran 1.273.220.394 4 25,00% 318.305.098

Sarana transportasi 5.031.900.000 8 12,50% 628.987.500 TOTAL 14.503.001.636 Semua modal investasi tetap langsung (MITL) kecuali tanah mengalami penyusutan yang disebut depresiasi, sedangkan modal investasi tetap tidak langsung (MITTL) juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi.

Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan menerapkan taat azas (UURI Pasal 11 ayat 1 No. Tahun 2000). Para Wajib Pajak menggunakan tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa manfaat kelompok masa 4 (empat) tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak berwujud yang dimaksud (Rusdji, 2004).

Untuk masa 4 tahun, maka biaya amortisasi adalah 25 % dari MITTL. sehingga : Biaya amortisasi (R) = 0,25 × Rp 19.098.305.911,-

(20)

= Rp 4.774.576.477 ,- Total biaya depresiasi dan amortisasi (R)

= Rp 14.503.001.636 ,- + Rp 4.774.576.477 ,- = Rp 19.277.578.113 ,-

3.1.4 Biaya Tetap Perawatan

1. Perawatan mesin dan alat-alat proses

Diperkirakan 10% dari harga peralatan terpasang (Timmerhaus et al, 2004). Biaya perawatan mesin = 0,1 × Rp 38.196.611.827

= Rp 3.819.661.182,-

2. Perawatan bangunan

Diperkirakan 10 % dari harga bangunan (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan bangunan = 0,1 × Rp 10.104.000.000,-

= Rp 1.010.400.000

,-3. Perawatan kendaraan

Diperkirakan 10 % dari harga kendaraan (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan kenderaan = 0,1 × Rp 5.031.900.000 ,-

= Rp 503.190.000 ,-

4. Perawatan instrumentasi dan alat kontrol

Diperkirakan 10 % dari harga instrumentasi (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan instrumen = 0,1 × Rp 10.185.763.154 ,-

= Rp 1.018.576.315,-

5. Perawatan perpipaan

Diperkirakan 10 % dari harga perpipaan (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan perpipaan = 0,1 × Rp 15.278.644.731 ,-

(21)

6. Perawatan instalasi listrik

Diperkirakan 10 % dari harga instalasi listrik (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan listrik = 0,1 × Rp 5.092.881.577 ,-

= Rp 509.288.157 ,-

7. Perawatan insulasi

Diperkirakan 10 % dari harga insulasi (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan insulasi = 0,1 × Rp 14.005.424.336 ,-

= Rp 1.400.542.433 ,-

8. Perawatan inventaris kantor

Diperkirakan 10 % dari harga inventaris kantor (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan inventaris kantor = 0,1 × Rp 1.273.220.394 ,-

= Rp 127.322.039 ,-

9. Perawatan perlengkapan kebakaran

Diperkirakan 10 % dari harga perlengkapan kebakaran

Perawatan perlengkapan kebakaran = 0,1 × Rp 1.273.220.394 ,-

= Rp 127.322.039 ,-

Total biaya perawatan (S) = Rp 10.044.166.638. ,-3.1.5 Biaya Tambahan Industri (Plant Overhead Cost)

Biaya tambahan industri ini diperkirakan 5 % dari modal investasi tetap (Timmerhaus et al, 2004).

Plant Overhead Cost (T) = 0,05 x Rp 124.159.972.324 ,- = Rp 6.207.998.616 ,-

3.1.6 Biaya Administrasi Umum

Biaya administrasi umum selama 3 bulan adalah Rp 210.840.000 ,- Biaya administrasi umum selama 1 tahun = 4 x Rp 210.840.000,-

(22)

,-3.1.7 Biaya Pemasaran dan Distribusi

Biaya pemasaran selama 3 bulan adalah Rp 210.840.000 ,- Biaya pemasaran selama 1 tahun = 4 x Rp 210.840.000 ,-

= 843.360.000 ,-

Biaya distribusi diperkirakan 50% dari biaya pemasaran. Sehingga : Biaya distribusi = 0,5 x Rp 843.360.000 ,-

= Rp 421.680.000 ,-

Biaya pemasaran dan distribusi = Rp 1.265.040.000 ,-

3.1.8 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan

Diperkirakan 5 % dari biaya tambahan industri (Timmerhaus et al, 2004). Biaya laboratorium (W) = 0,05 x Rp 6.207.998.616 ,-

= Rp 310.399.930 ,-

3.1.9 Hak Paten dan Royalti

Diperkirakan 1% dari modal investasi tetap (Timmerhaus et al, 2004). Biaya hak paten dan royalti (X) = 0,01 x Rp 124.159.972.324 ,-

= Rp 1.241.599.723 ,-

3.1.10 Biaya Asuransi

1. Biaya asuransi pabrik. adalah 3,1 permil dari modal investasi tetap langsung (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia-AAJI, 2010).

= 0,0031 × Rp 105.061.666.413 ,- = Rp 325.691.165 ,-2. Biaya asuransi karyawan.

Premi asuransi = Rp 300.000/tenaga kerja (PT Prudential Life Assurance, 2010).

Maka biaya asuransi karyawan = 145 orang x Rp 300.000/orang

= Rp 43.500.000 ,-

(23)

3.1.11 Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan (Z) adalah Rp 736.800.000

,-Total Biaya Tetap = P + Q + R + S + T + U +V + W + X + Y + Z = Rp 57.930.762.816 ,-

3.2 Variabel

3.2.1 Biaya Variabel Bahan Baku Proses dan Utilitas per tahun

Biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 90 hari adalah Rp 19.537.651.593 ,-

Total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 1 tahun = Rp 19.537.651.593 ,- x 33090

= Rp71.638.055.841 ,-

3.2.2 Biaya Variabel Tambahan

1. Perawatan dan Penanganan Lingkungan Diperkirakan 1% dari biaya variabel bahan baku

Biaya perawatan lingkungan = 0,01 × Rp 71.638.055.841 ,-

= Rp 716.380.558 ,-

2. Biaya Variabel Pemasaran dan Distribusi

Diperkirakan 10% dari biaya variabel bahan baku

Biaya variabel pemasaran = 0,1 × Rp 71.638.055.841 ,- = Rp 7.163.805.584 ,-

Total biaya variabel tambahan = Rp 716.380.558 ,- + Rp 7.163.805.584 ,- = Rp 7.880.186.142 ,-

3.2.3 Biaya Variabel Lainnya

Diperkirakan 5 % dari biaya variabel tambahan = 0,05 × Rp 7.880.186.142 ,-

(24)

Total biaya variabel = Rp 7.880.186.142 ,- + Rp 394.009.307 ,- = Rp 79.912.251.290 ,-

Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp 57.930.762.816 ,‐ + Rp 79.912.251.290 ,- = Rp 137.843.014.106,-

4 Perkiraan Laba/Rugi Perusahaan

4.1 Laba Sebelum Pajak (Bruto)

Laba atas penjualan = total penjualan – total biaya produksi

= Rp 291.251.613.417 ,- – Rp 137.843.014.106 ,- = Rp 153.408.599.310 ,-

Bonus perusahaan untuk karyawan 0,5% dari keuntungan perusahaan = 0,005 x Rp 153.408.599.310 ,-

= Rp 767.042.996

,-Pengurangan bonus atas penghasilan bruto sesuai dengan UURI No. 17/00 Pasal 6 ayat 1 sehingga :

Laba sebelum pajak (bruto) = Rp 153.408.599.310 ,- + Rp 767.042.996 ,- = Rp 154.175.642.306 ,-

4.2 Pajak Penghasilan

Berdasarkan UURI Nomor 17 ayat 1 Tahun 2000, Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan adalah (Rusjdi, 2004):

ƒ Penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,- dikenakan pajak sebesar 10%. ƒ Penghasilan Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,- dikenakan

pajak sebesar 15 %.

ƒ Penghasilan di atas Rp 100.000.000,- dikenakan pajak sebesar 30 %.

Maka pajak penghasilan yang harus dibayar adalah:

(25)

Laba setelah pajak

Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – PPh

= Rp 154.175.642.306 ,- – Rp 46.252.692.691 ,- = Rp 107.922.949.614

,-Analisa Aspek Ekonomi Profit Margin (PM) PM = penjualan total pajak sebelum Laba × 100 % PM = x 100% ,-3.417 291.251.61 Rp ,-2.306 154.175.64 Rp = 52,93 %

Break Even Point (BEP) BEP = Variabel Biaya Penjualan Total Tetap Biaya − × 100 % BEP = x 100% .290 79.912.251 Rp 3.417, 291.251.61 Rp ,-.816 57.930.762 Rp = 27,41 %

Kapasitas produksi pada titik BEP = 27,41 % × 2.000 ton/tahun

= 54.822,50 ton/tahun

Nilai penjualan pada titik BEP = 27,41 % x Rp 291.251.613.417 ,- = Rp 79.832.067.238 ,-

Return on Investment (ROI) ROI = investasi modal Total pajak setelah Laba × 100 % ROI = x 100% 5.333 227.421.40 Rp 9.614 107.922.94 Rp = 47,45 %

(26)

POT = x 1 tahun 0,4745

1

POT = 2,11 tahun

5.5 Return on Network (RON) RON = sendiri Modal pajak setelah Laba × 100 % RON = x 100% 3.200 136.452.84 Rp 9.614 107.922.94 Rp RON = 79,09 %

5.6 Internal Rate of Return (IRR)

Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut “Cash Flow”. Untuk memperoleh cash flow diambil ketentuan sebagai berikut:

- Laba kotor diasumsikan mengalami kenaikan 10 % tiap tahun - Masa pembangunan disebut tahun ke nol

- Jangka waktu cash flow dipilih 10 tahun

- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke – 10 - Cash flow adalah laba sesudah pajak ditambah penyusutan.

Dari Tabel LE.12, diperoleh nilai IRR = 33,45 % Tabel LE.11 Data Perhitungan BEP

Kapasitas

(%) Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Total Biaya Produksi (Rp) Total Penjualan (Rp)

0 57,930,762,816 0 57,930,762,816 0 10 57,930,762,816 7,991,225,129 65,921,987,945 29,125,161,342 20 57,930,762,816 15,982,450,258 73,913,213,074 58,250,322,683 30 57,930,762,816 23,973,675,387 81,904,438,203 87,375,484,025 40 57,930,762,816 31,964,900,516 89,895,663,332 116,500,645,367 50 57,930,762,816 39,956,125,645 97,886,888,461 145,625,806,709 60 57,930,762,816 47,947,350,774 105,878,113,590 174,750,968,050 70 57,930,762,816 55,938,575,903 113,869,338,719 203,876,129,392 80 57,930,762,816 63,929,801,032 121,860,563,848 233,001,290,734 90 57,930,762,816 71,921,026,161 129,851,788,977 262,126,452,075 100 57,930,762,816 79,912,251,290 137,843,014,106 291,251,613,417

(27)
(28)

Tabel LE.12 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

Thn Laba sebelum pajak Pajak Laba Sesudah pajak Depresiasi Net Cash Flow P/F pada i = 33%

0 - - - - 227,421,405,333 1 1 154,175,642,306 46,252,692,692 107,922,949,614 14,503,001,636 122,425,951,250 0.7519 2 169,593,206,537 50,877,961,961 118,715,244,576 14,503,001,636 133,218,246,212 0.5653 3 186,552,527,191 55,965,758,157 130,586,769,034 14,503,001,636 145,089,770,670 0.4251 4 205,207,779,910 61,562,333,973 143,645,445,937 14,503,001,636 158,148,447,573 0.3196 5 225,728,557,901 67,718,567,370 158,009,990,531 14,503,001,636 172,512,992,167 0.2403 6 248,301,413,691 74,490,424,107 173,810,989,584 14,503,001,636 188,313,991,220 0.1807 7 273,131,555,060 81,939,466,518 191,192,088,542 14,503,001,636 205,695,090,178 0.1358 8 300,444,710,566 90,133,413,170 210,311,297,396 14,503,001,636 224,814,299,032 0.1021 9 330,489,181,623 99,146,754,487 231,342,427,136 14,503,001,636 245,845,428,772 0.0768 10 363,538,099,785 109,061,429,936 254,476,669,850 14,503,001,636 268,979,671,486 0.0577 IRR=33%+ 53.242.649.237 53.242.649.237 – -66.045.653.845 x 34%-33% IRR = 33,45%

(29)

Gambar LE.2 Grafik Break Event Point (BEP) Pabrik N-Propanol 0 50 100 150 200 250 300 350 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Biaya (Rp Miliar) Kapasitas Produksi (%) Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Produksi Total Penjualan

Gambar

Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Lainnya  No  Nama Bangunan  Luas (m 2 ) Harga
Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Lainnya ................. (lanjutan)  No  Nama Bangunan  Luas (m 2 ) Harga
Tabel LE.2  Harga Indeks Marshall dan Swift
Tabel LE.4   Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai R², namun karena dalam penelitian menggunakan variabel independen lebih dari

1 Sebelumnya, rumah sakit menetapkan bahwa koordinator pengadaan barang, obat, alat kesehatan adalah Instalasi Farmasi, tetapi kemudian berdasarkan SOP pengadaan barang

Namun pada dasarnya semua menyadari bahwa Pancasila memuat sejumlah nilai dasar yang tidak dapat dipisahkan dari cita rakyat Indonesia, yang bahkan sebagian orang

Argumen yang dibangun ialah; ide kemerdekaan muncul dari kalangan terdidik yang dibentuk oleh pendidikan gaya Eropa, sentimen anti kolonial merupakan perekat efektif, wilayah

Tujuan pendidikan budi pekerti di sini adalah memberikan nasehat-nasehat, materi-materi, anjuran-anjuran yang bisa mengarahkan pada anak akan perbuatan yang baik, disesuaikan

Pusat Penyampaian Informasi Kebencanaan adalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika yang digunakan untuk menerima

Diyakini juga bahwa dengan menggunakan mesin panen ini baik tipe ST 600 maupun SG 800, alat-alat tersebut mampu mengurangi biaya panen yang dijawab oleh 80%

Pengaruh pola hidup Individualisme dan materialisme dalam masyarakat perkotaan adalah lahirnya prilaku atau sikap individualis pada masyarakat, di mana