A – 7
Aplikasi Sistem Orthonormal Di Ruang Hilbert
Pada Deret Fourier
Fitriana Yuli S. FMIPA UNY
Abstrak
Ruang hilbert akan dibahas pada papper ini. Aplikasi system orthonormal akan dikaji dan akan diaplikasikan pada ruanhg Hilbert. Dapat diketahui bahwa himpunan { ,u u u0 1, 2,...} deret klasik fourier adalah bentuk 66ystem orthonormal lengkap di ruang Hilbert L2 (-π,π.). Sebagai akibatnya
himpunan
τ
dari polynomial trygonometri adalah padat di L2(−π π
, ) Kata kunci: Sistem Orthonormal, Ruang Hilbert, Deret FourierA. Pendahuluan
Analisis Fourier klasik pada mulanya berkembang dalam upaya mempelajari deret dan integral Fourier. Deret trigonometri yang kita kenal sekarang sebagai deret Fourier pertama kali diperkenalkan oleh D. Bernoulli pada tahun 1750‐an, ketika ia
mengkaji persamaan diferensial parsial untuk sebuah dawai bergetar. Bernoulli
menemukan bahwa untuk sin / maka fungsi , sin /
cos / merupakan solusi untuk setiap bilangan positip k. Deret fourier klasik
u(x,t) akan diaplikasikan sebagai system orthonormal di ruang Hilbert.
B. Pembahasan
Inner Product Di Ruang Hilbert L2 (-π,π) didefinisikan bahwa untuk sembarang ( | )u v u x v x dx( ) ( ) , x [ , ] π π π π − =
∫
∀ ∈ −Sistem Orthonormal di ruangHilbert L2 (-π,π) didefinisikan
Untuk sembarang X Ruang Hilbert atas R , dan {u0,u1,…} adalah system orthonormal yang dapat dihitung dalam X, yaitu
Barisan u(x) dalam deret fourier didefinisikan sebagai :
m k semua untuk u uk / m) km , ( =δ
u x( ) : (2 )= π −1/ 2 . u2m−1( ) :x =π−1/ 2cosnx
u2m( ) :x =π−1/ 2sinnx , untuk m=1,2,3, …
Preposisi 1.
Himpunan { ,u u u0 1, 2,...} membentuk suatu sistem orthonormal lengkap di ruang Hilbert L2 (-π,π.).
Pembuktian Langkah 1
Akan ditunjukkan bahwa un merupakan sistem orthonormal yaitu memenuhi
. ) ( ) ( ) | (
∫
− = = i n k nk k n u u xu x dx u π πδ
Dalam deret fourier diketahui : 1/ 2sin
k
u =π− kx; : 1/ 2cos
n
u =π− nx
Beberapa kemungkinan nilai ( Un | Uk ) yaitu
A. Kemungkinan inner product ke-1 yaitu
kxdx Sin nx Cos U U i k n 2 / 1 2 / 1 . ) | ( − − −
∫
= ππ
π
πAda dua kemungkinan untuk nilai n dan k yaitu 1. Nilai n = k nxdx Sin nx Cos U U i k n 2 / 1 2 / 1 . ) | ( − − −
∫
= ππ
π
π dx nx ] 2 sin 0 [sin 2 / 1 1 + =∫
− − π ππ
dx nx nx nx nx ) sin( )] ( [sin 2 / 1 1 − + + =∫
− − π ππ
dx nx ] 2 sin 0 [ 2 / 1 1 + =
∫
− − π ππ
Batas dibagi menjadi 2 yaitu dari −π ≤x≤0 dan 0≤x≤π karena nilai integralnya sama maka hanya dihitung salah satu kemudian dikalikan 2
) ] ) 2 cos ( 2 / 1 [ 2 / 1 ( 2x
π
1 − nx 0π = − ) ) 0 cos ( 2 cos ( 2 / 1 ( 2 / 1 ( 2 1 − − − = x π− nπ ) ) 1 ( 1 ( 2 / 1 ( 2 / 1 ( 2 1 − − − = π− x = 2 x 0 = 0 =δnk 2. Nilai n≠ k kxdx Sin nx Cos U U i k n 2 / 1 2 / 1 . ) | ( − − −∫
= ππ
π
π = 1∫
1/2sin(n−k)xdx+ 1∫
1/2sin(n+k)xdx − − − − π π π ππ
π
0 1 0 1 ] ) ( cos ) /( 1 [ . 2 / 1 . 2 ] ) ( cos ) /( 1 [ . 2 / 1 . 2xπ n−k − n−k xπ + x π n+k − n+k x π = − − )] 0 ) ( cos ( ) ( ) ( cos [ . 2 / 1 . 2 )] 0 ) ( cos ( ) ( ) ( cos [ . 2 / 1 . 2 1 1 k n k n k n k n x k n k n k n k n x + + − − + + − + − − − − − − − = π− π π− π ) ) 1 ( 1 ( 2 / 1 ( 2 / 1 ( 2 1 − − − = π− x + 2 x(π−11/2(1/2 (−1−(−1)) ) ) 2 (sin 2 / 1 ( 2 0 1 dx nx x −∫
=π
π dx kx nx kx nx ) sin( )] ( [sin 2 / 1 1 − + + =∫
− − π ππ
dx x k n x k n ) sin( ) ] ( [sin 2 / 1 1 − + + =∫
− − π ππ
= 2 x 0 + 2x 0 = 0 =δnk Nilai ⎩ ⎨ ⎧ ≠ = = = − − −
∫
Cos nx Sinkxdx nn kk U U i k n , 0 , 0 . ) | (π
1/2π
1/2 π πB . Kemungkinan inner product ke-2 yaitu
kxdx nx U U i k n | ) cos . cos ( 1/2 −1/2 − −
∫
= ππ
π
π kxdx nx U U i k n | ) cos . cos ( 1/2 −1/2 − −∫
= ππ
π
πKemungkinan nilai n dan k yaitu
1. Nilai n=k
Batas dibagi menjadi 2 yaitu dari −π ≤x≤0 dan 0≤x≤π karena nilai integralnya sama maka hanya dihitung salah satu kemudian dikalikan 2
= 1 + 0 =δnk 2. Nilai n≠ k kxdx nx U U i k n | ) cos . cos ( 1/2 −1/2 − −
∫
= ππ
π
π dx nx nx nx nx ) cos( )] ( [cos 2 / 1 1 − + + =∫
− − π ππ
nxdx nx U U i k n| ) cos . cos ( 1/2 −1/2 − −∫
= ππ
π
π dx nx] 2 cos 0 [cos 2 / 1 1 + =∫
− − π ππ
dx nx dx cos2 0 cos 2 / 1 1 1∫
∫
− − − − + = π π π ππ
π
dx nx dx cos2 1 . 2 / 1 1 1∫
∫
− − − − + = π π π ππ
π
π ππ
π
0 1 0 1 ] 2 2 sin [ 2 / 1 . 2 ] [ 2 / 1 . 2 n nx x x x − + − = ] 2 0 sin 2 2 sin [ 2 / 1 . 2 ] [ 2 / 1 . 2 1 1 n n n x x + − =π
−π
π
−π
Batas dibagi menjadi 2 yaitu dari −π ≤x≤0 dan 0≤x≤π karena nilai integralnya sama maka hanya dihitung salah satu kemudian dikalikan 2
= 2 x 0 + 2 x 0 = 0 =δnk Nilai ⎩ ⎨ ⎧ ≠ = = = − − −
∫
nx kxdx nn kk U U i k n , 0 , 1 cos . cos ) | (π
1/2π
1/2 π πC. Kemungkinan inner product ke-3 yaitu U U nx kxdx
i k n | ) sin . sin ( 1/2 −1/2 − −
∫
= ππ
π
πKemungkinan nilai n dan k 1. Nilai n=k dx kx nx kx nx ) cos( )] ( [cos 2 / 1 1 − + + =
∫
− − π ππ
kxdx nx U U i k n | ) cos . cos ( 1/2 −1/2 − −∫
= ππ
π
π dx x k n x k n ) cos( ) ] ( [cos 2 / 1 1 − + + =∫
− − π ππ
dx x k n xdx k n ) 1/2cos( ) ( cos 2 / 1 1 1 − + + =∫
∫
− − − − π π π ππ
π
π ππ
π
0 1 0 1 ] ) ( sin [ 2 / 1 . 2 ] ) sin( [ 2 / 1 . 2 k n x k n x k n x k n x + + + − − = − − dx nx nx nx nx ) cos( )] ( [cos 2 / 1 1 − − + =∫
− − π ππ
nxdx nx U U i k n | ) sin . sin ( 1/2 −1/2 − −∫
= ππ
π
π dx nx] 2 cos 0 [cos 2 / 1 1 − =∫
− − π ππ
Batas dibagi menjadi 2 yaitu dari
−
π
≤
x
≤
0
dan
0
≤
x
≤
π
karena nilai integralnya sama maka hanya dihitung salah satu kemudian dikalikan 2= 1 – 0 =1 =δnk 2. Nilai n≠ k
Batas dibagi menjadi 2 yaitu dari −π ≤x≤0 dan 0≤x≤π karena nilai integralnya sama maka hanya dihitung salah satu kemudian dikalikan 2
= 2 x 0 - 2 x 0 = 0 =δnk Nilai ⎩ ⎨ ⎧ ≠ = = = − − −
∫
nx kxdx nn kk U U i k n , 0 , 1 sin . sin ) | (π
1/2π
1/2 π π dx nx dx cos2 0 cos 2 / 1 1 1∫
∫
− − − − − = π π π ππ
π
dx nx dx cos2 1 . 2 / 1 1 1∫
∫
− − − − − = π π π ππ
π
π ππ
π
0 1 0 1]
2
2
sin
[
2
/
1
.
2
]
[
2
/
1
.
2
n
nx
x
x
x
−−
−=
] 2 0 sin 2 2 sin [ 2 / 1 . 2 ] [ 2 / 1 . 2 1 1 n n n x x − − =π
−π
π
−π
dx kx nx kx nx ) cos( )] ( [cos 2 / 1 1 − − + =∫
− − π ππ
kxdx nx U U i k n | ) sin . sin ( 1/2 −1/2 − −∫
= ππ
π
π dx x k n x k n ) cos( ) ] ( [cos 2 / 1 1 − − + =∫
− − π ππ
dx x k n xdx k n ) 1/2cos( ) ( cos 2 / 1 1 1 − − + =∫
∫
− − − − π π π ππ
π
π ππ
π
0 1 0 1 ] ) ( sin [ 2 / 1 . 2 ] ) sin( [ 2 / 1 . 2 k n x k n x k n x k n x + + − − − = − −Terbukti (Un |Uk)=δnk yaitu
• Terbukti bahwa un merupakan Sistem Orthonormal
Langkah 2
Dengan menggunakan Corollary 4 yaitu bahwa r=span{u0,u1,...}, barisan polynomial trygonometri adalah padat di L2(-π,π).
Jelas bahwa deret fourier merupakan polynomial trygonometri maka un padat di
L2(-π,π).
Langkah 3
Dengan menggunakan Teorema 3.A yaitu barisan yang merupakan Sistem
Orthonormal di ruang Hilbert X atas K apabila padat di X maka Lengkap di X dan berlaku sebaliknya.
• Terbukti bahwa himpunan { ,u u u0 1, 2,...} deret klasik fourier adalah bentuk
sistem orthonormal lengkap di ruang Hilbert L2 (-π,π.).
Corollary 2.
2( , )
u L
π π
∀ ∈ − deret fourier klasik konvergen di L2 (-π,π) yaitu
1 2 0 1 ( ( ) 2 cos sin ) 0 m k k m k lim u x a a kx b kx dx π π − →∞ = − − −
∑
+ =∫
Bukti 1 2 0 1 ( ( ) 2 cos sin ) m k k m k lim u x a a kx b kx dx π π − →∞ = − − −∑
+ =∫
u(x) disubstitusi oleh 1
0 1 ( ) 2 kcos ksin k u x a a kx b kx ∞ − = = − −
∑
+ diperoleh 1 1 2 0 0 1 1 ((2 ) 2 cos sin ) m k k k k m k klim a a cos kx b sin kx a a kx b kx dx π π ∞ − − →∞ = = − −
∑
+ − −∑
+∫
1 1 2 0 0 1 1 ((2 k k ) 2 kcos ksin ) k k a a cos kx b sin kx a a kx b kx dx π π ∞ ∞ − − = = − −
∑
+ − −∑
+∫
2 (0) dx π π −∫
=0 Terbukti 1 2 0 1 ( ( ) 2 cos sin ) 0 m k k m k lim u x a a kx b kx dx π π − →∞ = − − −∑
+ =∫
Lemma 3Untuk setiap fungsi f ∈ −C[ π π, ] dengan
[ , ]
( ) ( ), 0, || ||c
f −π = f π ∀ ≥ ∃ε fungsi p∈τ sehingga f −p −π π < ε
BUKTI Langkah 1
Misal f fungsi genap yaitu (f − =x) f x( ). Fungsi ini dipenuhi oleh ( ) : cosφ x = x
yang merupakan fungsi yang menurun tajam pada interval [0,π], y→ f(φ−1( ))y
kontinyu pada interval [-1,1], berdasar teorema Aproksimasi Weirstrass yaitu untuk fungsi kontinyu terdapat polynomial p y( )=c0+c y1 + +... c yn n sehingga
1 1 1 max | ( ( ) ( )) | y f φ y p y ε − − ≤ ≤ − < ,
Oleh karena itu terdapat p y( )=c0+c y1 + +... c yn n dan berlaku
1 1 1 max | ( ( ) ( )) | y f φ y p y ε − − ≤ ≤ − < , misal y =cos x, 1 1 1
max | ( (cos ) (cos )) |
y f φ x p x ε
−
− ≤ ≤ − < , q(x):=p(cosx) maka diperoleh
0
max | ( ) ( ) |
x π f x q x
ε
≤ ≤ − < ,
max | ( ) ( ) | x f x q x π π
ε
− < < − < Langkah 2Misal f fungsi ganjil yaitu (f − = −x) f x( ) untuk setiap x∈ −[ π π, ], nilai
(0) ( ) 0
f = f π = . Dipilh
δ
>0 dan dibentuk( ) ( ) 0 2 ( ) : 0 0 x f jika x g x jika x atau x π δ δ π δ π δ δ π δ π − ⎧ < ≤ ≤ − ⎪ − ⎪ = ⎨ ⎪ ⎪ ≤ ≤ − ≤ ≤ ⎩
Diketahui g(x):=-g(-x) jika − ≤ ≤
π
x 0. Saat f kontinyu seragam di interval [−π π, ] berdasar teorema Waitress diperoleh max | ( ) ( ) | / 2x f x g x
π π
ε
− ≤ ≤ − < untuk nilai
δ
>0 yang cukup kecil .Saat ( ) [ , ]
sin( )
g x
x di
x π π
→ − kontinyu di [−π π, ] karena g(x) kontinyu sehingga ada
q∈ berlaku τ max | ( ) ( ) | / 2 sin( ) x g x q x x π π ε
− ≤ ≤ − < , misalkan ( ) :r x =q x( ) sinx diperoleh
( ) ( ) max | | / 2 sin( ) sin( ) x g x q x x x π π ε − ≤ ≤ − < 1 max | | . | ( ) ( ) | / 2 sin x x g x q x π π ε − ≤ ≤ − <
max | ( ) ( ) | max | sin | / 2
x g x q x x x π π π π ε − ≤ ≤ − <− ≤ ≤ max | ( ) ( ) | 1 / 2 x g x r x x π π ε − ≤ ≤ − < max | ( ) ( ) | / 2 x g x r x π π ε − ≤ ≤ − < maka max | ( ) ( ) | max | ( ) ( ) ( ) ( ) | x f x r x f x g x g x r x π π π π π − ≤ ≤ − =− ≤ ≤ − + − max | f x( ) g x( ) | max | ( )g x r x( ) | π π π π − ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ − + −
≤
ε
/ 2+ε
/ 2≤ ε
Terbukti untuk f fungsi ganjil terdapat ( )r x sehingga berlaku
max | ( ) ( ) |
x f x r x
π π ε
− ≤ ≤ − <
Langkah 3
Dalam kasus yang umum, digunakan dekomposisi fungsi yaitu
1 1
( ) 2 ( ( ) ( )) 2 ( ( ) ( ))
f x = − f x + f −x + − f x − f −x kemudian diterapkan langkah 1
untuk fungsi genap dan langkah 2 untuk fungsi ganjil dengan menerapkan Teorema nilai rata-rata Waitress dan ketaksamaan segitiga sehingga diperoleh ( )f x − f(− =x) 0 untuk x=[0, ]π
Corollary 4
Himpunan
τ
dari polynomial trygonometri adalah padat di L2(−π π
, )Bukti
Misal u∈L2(−
π π
, ) dan misal diberikanε
>0. Dengan preposisi 7 yaitu ], [
: C a b
X = dengan −∞<a<b<∞, himpunan Polynomial
n nx a x a a x p( )= 0 + 1 +...+
1 dengan ai bilangan real adalah padat di X sehingga
untuk u elemen polynomial p(x) dapat diperoleh fungsi kontinyu [C −π π, ] yang padat di L2(−
π π
, ) artinya terdapat fungsi kontinyu f : [= −π π, ]→ sehingga R2 1/ 2 ||u f || ( ( ( )u x f x( )) dx ) π π ε − − ≡
∫
− <Dengan mengganti fungsi kontinyu f didekat titik x=π dapat diasumsikan bahwa
f(-π)=fπi) dengan lemma 3 maka terdapat fungsi q∈ sehingga ||r f −q||≤ ε Sehingga dapat diperoleh
||u−q|| ||= u− + −f f q|| ||u−q|| ||≤ u− f ||+|| f −q|| ||u−q||≤ + ε ε ||u−q|| 2≤ ε Terbukti
τ
padat di L2(−π π
, ) C. PenutupBerdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa himpunan { ,u u u0 1, 2,...} deret klasik fourier adalah bentuk sistem orthonormal lengkap di ruang Hilbert L2
(-π,π.). Sebagai akibatnya himpunan
τ
dari polynomial trygonometri adalah padat di2( , )
L −
π π
DAFTAR PUSTAKA
Conway,John B.,1990,” A Course in Functional Analysis “,2 ed, Springer-Verlag,New York