Jurnal Penelitian
ISSN 1412-1948
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
Vol.15 No. 1, Januari 2016
DEWAN PENYUNTING
Penanggung Jawab : Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Redaktur : Kepala Pusat Peneltian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat
Penyunting : 1. Dr. Ir. Agustamar, M.P. 2. Dr. Ir. Naswir, M.Si. 3. Dr. Ir. Muzakir, M.P. Redaktur Pelaksana : 1. Auzia Asman, S.P., M.P. Staf Administrasi : Yenni, S.E.
Annita, S.P.
ALAMAT REDAKSI
Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Tanjung Pati-Kabupaten Lima Puluh Kota Telp. 0752-7754192 Fax. 0752-7750220
E-mail : p3m_polipyk@yahoo.com
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG diterbitkan pertama kali Januari 2002 oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Politeknik
Jurnal Penelitian
ISSN 1412-1948
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
Vol. 15. No.1, Januari 2016
DAFTAR ISI
Halaman 1. Identifikasi Dan Koleksi Klon Durian Unggul Lokal Kabupaten Lima Puluh
Kota Dan Sekitarnya (Sentot Wahono) …... 1 - 7 2. IbIKK Produksi Jagung Varietas Sukmaraga Dengan Pupuk Bioorganik Politani
Payakumbuh (Nelson Elita, Rinda Yanti, Siska Fitrianti dan Jakfar) ... 8 - 12 3. Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) Untuk meningkatkan Produksi Kacang
Hijau (Phaseolus radiatus L.) (Nofriyeni) ... 13 - 18 4. Pengeringan Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Dengan Metode Oven Pada
Berbagai Suhu dan Waktu Pengeringan (Ritawati, Aswaldi Anwar, Raudha
Thaib) ………... 19 - 25 5. Isolasi Rhizobakteria Tanaman Karet (Havea brasiliensis Muell.Arg) Yang
Berpotensi Sebagai Pupuk Hayati (Musfitra) ... 26 - 32 6. Efektifitas Rhizobacteria Indigenus Untuk Meningkatkan Mutu Fisiologis dan
Patologis Benih Yang Terinfeksi Penyakit Bercak Coklat Oleh Jamur
Helminthosporium maydis (Yulensri, Agustamar, Misfit Putrina, dan
Adrialis) ………...………. 33 - 39
7. Penggunaan Trichompos Kotoran Ayam untuk Meningkatkan Pertumbuhan
dan Produksi Padi Varietas Sijunjung (Muflihayati dan Fri Maulina) ... 40 - 45 8. Pengolahan Otak-Otak Ikan Lele Kaya Serat Dengan Memanfaatkan Wortel
Out Off Grade (Lily Muliani, Bayu Riska Ramadhani, Irma Oktaviani, Nelva Roza, Mia Sandria Rafles, dan Rahzarni) ...
46 - 51 9. Analisis Pengembangan Agroindustri Makanan Ringan Berbasis Ubi Kayu Di
Kota Payakumbuh (Hidayat Raflis, Nofialdi, dan Ira Wahyuni Syarfi) ……... 52 - 61 10 Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Pemeliharaan Broiler Di Kabupaten
Lima Puluh kota (Sri Nofianti, Asdi Agustar, dan Yonariza) ... 62 - 77
11. Usaha Meningkatkan Pendapatan Kelompok Wanita Tani Dengan
Pengembangan Peternakan Berorientasi Agribisnis Selama 20 Minggu (Nilawati, Prima Silvia Noor, dan Yurni Sari Amir) ...
78 - 86 12. Gambaran Unvolusi Uterus Sapi Retensi Plasenta Diterapi Dulfidiazine 100 mg
dan Trimethoprim 200 mg Berbentuk Bolus (Reni Novia, Ligaya ITA Tumbelaka, dan Amrozi) ...
87 - 92 13. Perencanaan Strategi Sistem Informasi Pada Politeknik Pertanian Negeri
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa telah terbit Jurnal Ilmiah LUMBUNG yang berisikan hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kajian pustaka di bidang pertanian. Penerbitan Jurnal Ilmiah ini merupakan tuntutan seluruh staf pengajar Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh guna memudahkan penyebarluasan hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kajian-kajian pustaka dalam usaha menjawab masalah- masalah pertanian secara nyata di lapangan.
Jurnal Ilmiah ini diterbitkan secara berkala sesuai dengan banyaknya naskah atau tulisan ilmiah yang masuk, minimal dua kali dalam setahun, namun sangat disayangkan artikel ilmiah yang masuk sangat ditentukan oleh periode kenaikan pangkat staf pengajar, sehingga kontinuitas penerbitan jadi agak terganggu. Disamping itu, kesibukan yang begitu tinggi akhir-akhir ini telah menyebabkan keterlambatan penerbitan. Redaksi sangat mengharapkan kiriman artikel ilmiah dan sumbangan fikiran dari pembaca demi kesempurnaan Jurnal Ilmiah ini.
Semoga Jurnal Ilmiah ini menjadi sarana yang baik dalam menghubungkan antara peneliti dengan pengguna dan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak.
Tanjung Pati, Januari 2016
1
Identifikasi Dan Koleksi Klon Durian Unggul Lokal Kabupaten Lima Puluh Kota Dan Sekitarnya
Sentot Wahono 1] Abstract
One effort to obtain superior clones / cultivars of durian was by identifying / collecting of plants that have the traits of a plant that grows to produce fruit in keeping with the superior criteria. Problems / obstacles in cultivation durian production centers Limapuluh City is durian planted generally derived from seeds with different characteristics, many trees are old and porous exposed to pests and little has been the identification and collection of durian species Winning Local District fifty Cities. The purpose of this research is to get the data type description / durian clones potentially superior, conduct the collection and identification of plant species as durian superior parent trees is used as the upper stem (entres) in connection propagation or grafting. Results are durian-durian that obtain Limapuluh City and its surroundings have some drawbacks as a potential superior durian, but it can be covered by the taste and aroma tasty and fragrant. This deficiency in the future may be covered by a cross with durian clones that have been there.
Keywords : Durian, identifying / collection, Superior clones / cultivars
PENDAHULUAN
Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman biofarmaka) merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan petani skala kecil, menengah dan besar dengan keunggulan berupa nilai jualnya yang tinggi, jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan
internasional yang terus meningkat.
Produk hortikultura dalam negeri saat ini
telah mampu memasok kebutuhan
konsumen dalam negeri melalui pasar tradisional dan pasar modern serta pasar
luar negeri (Direktorat Jenderal
Hortikultura, 2010).
Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang banyak dan ketersediaan sumberdaya
lahan, apabila dikelola secara optimal akan menjadi sumber kegiatan usaha
ekonomi yang bermanfaat untuk
penanggulangan kemiskinan dan
penyediaan lapangan kerja di pedesaan. Kondisi ini ternyata belum dimanfaatkan
secara optimal untukmemperkuat
pembangunan subsektor hortikultura.
Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya
rendahnya produktivitas (Direktorat
Jenderal Hortikultura, 2010).
Durian memiliki prospek ekonomi yang cukup bagus disamping buah-buahan lainnya. Pemasaran buah durian dari tahun ke tahun terus meningkat. Dewasa ini buah durian semakin digemari oleh masyarakat, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Harga buah durian semakin
meningkat karena peminatnya yang
semakin bertambah (AAK, 1997; Trubus, 2001).
1) Staf Pengajar Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
2
Kabupaten Limapuluh Kota dan
sekitarnya selain dikenal karena
gambirnya, juga merupakan sentra
produksi tanaman durian, di antaranya berada di sekitar Pangkalan Koto Baru, Muara Paeti, Dangung-dangung, Sigiran, Batu Hampar, dan Durga Piladang.
Informasi yang diperoleh tentang
kultivar/klon yang tergolong durian unggul lokal di Kabupaten Lima puluh
Kota dari buku pustaka maupun
masyarakat di sekitar sentra produksi tersebut hanya sedikit.
Durian yang akan dijadikan sebagai Kultivar Unggul Nasional paling tidak harus memiliki kriteria daging buah tebal, rasa manis tekstur halus, kadar air cukup kering, warna kuning cerah, kalau dipegang tidak lengket, biji kecil/kempes, aroma harum tetapi tidak begitu tajam, produksi buah per pohon cukup tinggi serta tahan terhadap hama penggerek dan penyakit akar (Trubus, 2001). Tidak jarang ciri-ciri buah seperti itu ada juga yang dimiliki oleh para pemilik pohon durian di Kab. Limapuluh Kota ini, walaupun belum terdeskripsikan secara rinci sebagai mana kita mengenal durian Chany dan Monthong yang diintroduksi dari Thailand. Hal ini karena durian yang tumbuh di wilayah Kab. Limapuluh Kota ini, sebagaimana pula kebanyakan di
berbagai daerah lain belum
terdeskripsikan dengan baik. Padahal apabila telah terdeskripsi dan tergolong buah unggulan, maka memungkinkan harga di pasaran relatif lebih mahal bisa mencapai Rp20.000,00 per kg atau sekitar
Rp40.000,00-Rp60.000,00 per buah
(Kultivar Bangkok/Monthong) tergantung besar kecilnya buah. Sedangkan durian lokal yang bagus di tingkat petani dihargai
lebih murah sekitar
Rp5.000,00-Rp7.500,00; bahkan kalau sedang musim panen raya lebih rendah lagi (Wawal, 2011: Komunikasi Pribadi).
Masyarakat di Limapuluh Kota
memiliki tanaman durian umumnya
berasal dari biji yang telah berumur 7 hingga 50 tahun, bahkan lebih tua lagi. Kualitas buah yang dihasilkan pun beragam mulai dari yang berdaging tipis, berbiji besar dengan rasa yang tawar hingga yang berdaging tebal dengan rasa manis bahkan tidak kalah dari durian Monthong atau Sitokong yang memang tergolong durian unggul yang sudah mendapat Sertifikat Durian Unggul dari Badan Sertifikasi Benih (BPSB). Padahal apabila sudah terdeskripsikan dengan baik pada kultivar/klon yang memiliki ciri-ciri unggul seperti daging tebal, biji kecil, rasa manis dan terutama banyak disenangi penikmat durian, sudah barang tentu akan menguntungkan bagi pemilik pohon itu. Dengan demikian pohon tanaman tersebut dapat diajukan sebagai pohon induk yang bersertifikat, yang akan menjadi sumber plasma nutfah untuk perbanyakan secara
sambungan (grafting) atau
tempelan/okulasi (Sunaryono, 2002).
Secara ekonomi hal ini akan
mendatangkan keuntungan di samping
menjual buahnya yaitu petani
mendapatkan keuntungan tambahan
dengan menjual bibit durian unggul yang menggunakan batang atas dari pohon induk tersebut.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk mendapat klon/kultivar durian
unggul yaitu dengan cara
mengidentifikasi/koleksi tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul tersebut yang dapat ditemui dari tanaman yang tumbuh dengan menghasilkan buah yang sesuai dengan kriteria unggul tersebut.
Permasalahan dan kendala
budidaya durian di sentra-sentra produksi seperti Kabupaten Limapuluh Kota yaitu :
1. Tanaman durian yang ditanam
umumnya berasal dari biji yang terdiri dari berbagai jenis/klon
3
dengan bentuk buah, ketebalan daging buah, besar biji dan rasa yang beraneka ragam dari yang kurang manis, hingga yang manis legit.
2. Banyak pohon yang sudah
berumur tua lebih dari 50 tahun, bahkan sudah banyak batangnya keropos terkena hama.
3. Belum banyak usaha identifikasi dan koleksi jenis durian Unggul Lokal Kabupaten Limapuluh Kota yang terencana dengan tujuan melestarikan plasma nutfah dan
selanjutnya dilakukan
perbanyakan secara vegetatif
seperti okulasi ataupun grafting. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data jenis/klon tanaman durian yang berpotensi unggul untuk dikembangkan, melakukan koleksi dan identifikasi berbagai jenis tanaman durian yang unggul dilihat dari besar dan bentuk buah, besar/kecilnya biji, ketebalan daging buah, aroma dan rasa serta tingkat
kesukaan (uji organoleptik) dan
mendeskripsikan tanaman durian yang
berpotensi dikembangkan sebagai
klon/jenis Unggul Lokal/ untuk kemudian kelak digunakan sebagai pohon induk yang digunakan sebagai batang atas
(entres) dalam perbanyakan secara
sambungan atau okulasi
BAHAN DAN METODE
1. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan selama enam bulan dari bulan Juni 2011 s/d November 2011 bertempat di kebun petani durian Kabupaten Limapuluh kota antara lain : Pangkalan Koto Baru, Muara Paeti, Dagung-dagung, Sigiran, Gadut, Batu hampar, Durga Piladang, Kecamatan Harau .
2. Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan dalam kegiatan ini antara lain, meteran, sigmat, kantong plastik berbagai ukuran, alat pengukur kadar gula, seng, paku, spidol, paku, dan wadah tupperwear. Sedangkan bahan yang akan digunakan antara lain pohon durian yang telah berbuah, buah durian, alat tulis.
3. Pelaksanaan
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Persiapan tim pelaksana
Persiapan tim pelaksana meliputi kegiatan koordinasi antar anggota tim pelaksana, persiapan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam kegiatan serta koordinasi dengan instansi terkait seperti perangkat desa,Kecamatan dan dinas pertanian kabupaten Limapuluh Kota.
b. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan
dengan mengadakan kunjungan dan
diskusi dengan petugas PPL serta pemilik pohon durian yang akan diteliti atau diidentifikasi. Persiapan alat dan bahan penelitian seperti kertas, selanjutnya dilakukan penentuan tanaman durian yang akan diidentifikasi kemudian diberikan nomor sampel sampel
c. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui pengamatan/identifikasi langsung pada tanaman durian yang telah berbuah, dan memiliki sifat unggul.
1. Pelaksanaan identifikasi tanaman
Kegiatan identifikasi tanaman
yang adalah melakukan pengamatan perbedaan morfologi percabangan/bentuk tajuk tanaman dan pengamatan / pencatatan bentuk daun, warna daun (permukaan atas/bawah).
Buah adalah merupakan karakter yang sangat penting dan menjadi pertimbangan utama di dalam menentukan
4
pohon induk. Karakter-karakter yang diamati di laboratorium terdiri dari diameter buah, berat buah, bentuk buah, warna buah, ketebalan kulit buah, bentuk duri, ketebalan daging buah, bentuk biji, warna biji, berat daging buah/biji, jumlah juring/buah, jumlah pongge/juring, warna daging buah, aroma dan tekstur daging buah serta kadar air. Selain karakter tersebut diatas, jumlah buah dan konsistensinya juga menjadi bahan pertimbangan utama. Uji rasa organoleptik
dilakukan berupa tingkat kesukaan
terhadap buah dengan melakukan uji rasa : tidak suka, suka, sangat suka
2. Pengolahan data
Penelitian dimulai dengan survey pendahuluan dengan cara pendataan kepada pemilik tanaman durian yang
dianggap berbuah unggul untuk
menentukan tanaman durian yang akan diidentifikasi. Selanjutnya dilakukan penentuan pendataan dengan mencatat: Nomor sampel tanaman , Nama Pemilik, Lokasi tanaman: Blok/dusun. Kemudian mencatat data deskripsi secara lengkap data sampel tanaman yang terpilih. Data dianalisis berdasarkan data lapangan dan dibandingkan dengan referensi/literatur beberapa Kultivar Durian Unggul yang telah dilepas secara resmi oleh BPSB.
Hasil identifikasi disajikan dalam
Lembaran Pengamatan, data disajikan secara kualitatif berdasarkan rincian yang ditetapkan Menteri Pertanian (Lampiran 1), disertai foto-foto
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Pengamatan telah dilakukan terhadap beberapa data dari beberapa asal durian di Kabupaten Limapuluh Kota. Hasil pengamatan sebagai berikut. 1. Durian asal Sariak
Durian asal Sariak memiliki lingkar buah rata-rata 59,5 cm, panjang
buah 22,5 cm, berat buah 2,7 kg, dan tebal kulit buah 1,3 cm. Jumlah juring buah ini ada 5 dan rata-rata jumlah pongge adalah 3,5. Kulit buah ini berwarna bervariasi yaitu hijau dan kuning kecoklatan dengan bentuk buah agak lonjong dengan bentuk duri yang sedang sampai besar, jarak duri sedang serta ujung duri yang tajam. Pongge memiliki warna daging buah kuning dan kuning muda dengan tebal daging buah 1,1 cm, ukuran biji sedang sampai besar, bentuk biji yang bernas dan tekstur yang basah. Buah ini memiliki rasa buah yang manis dengan aroma yang kurang harum dan minat konsumen sangat baik (buah disukai).
Gambar 1. Tampilan luar dan dalam durian asal Sariak
2. Durian asal Limbanang
Durian asal Limbanang memiliki lingkar buah rata-rata 56,0 cm, panjang buah 16,0 cm, berat buah 2,03 kg, tebal kulit buah 0,9 cm. Jumlah juring buah ini ada 5 dan rata-rata jumlah pongge adalah 5. Kulit buah ini berwarna hijau kecoklatan dengan bentuk buah bulat dengan bentuk duri besar, jarak duri jarang serta ujung duri yang tajam. Pongge memiliki warna daging buah kuning dengan tebal daging buah 0,45 cm, ukuran biji sedang, bentuk biji yang bernas dan tekstur yang basah. Buah ini memiliki rasa buah yang manis dengan aroma yang harum dan minat konsumen sangat baik (buah disukai).
5
Gambar 2. Tampilan luar dan dalam durian asal Limbanang 3. Durian asal Taratak
Durian asal Tarok memiliki lingkar buah rata-rata 51,5 cm, panjang buah 18,0 cm, berat buah 1,6 kg, dan tebal kulit buah 0,8 cm. Jumlah juring buah ini ada 5 dan rata-rata jumlah pongge adalah 3,5. Kulit buah ini berwarna bervariasi yaitu kuning kehijauan dan kuning kecoklatan dengan bentuk buah ada yang bulat dan lonjong dengan bentuk duri yang besar sampai sedang, jarak duri jarang sampai sedang serta ujung duri yang kurang tajam sampai tajam. Pongge memiliki warna daging buah kuning dan kuning tua (tembaga) dengan tebal daging buah 0,4 cm, ukuran biji sedang sampai besar, bentuk biji yang bernas dan tekstur yang basah. Buah ini memiliki rasa buah yang manis dengan aroma yang menyengat tetapi ada juga
yang tidak menyengat dan minat
konsumen sangat baik (buah disukai).
Gambar 3. Tampilan luar dan dalam durian asal Taratak
4. Durian asal Kuranji
Durian asal Kuranji memiliki lingkar buah rata-rata 53,2 cm, panjang buah 19,3 cm, berat buah 1,9 kg, dan tebal kulit buah 0,9 cm. Jumlah juring buah ini ada 5 dan rata-rata jumlah pongge adalah 3,6. Kulit buah ini berwarna bervariasi yaitu kuning, hijau kekuningan dan hijau kecoklatan dengan bentuk buah bulat, agak lonjong dan lonjong dengan bentuk duri yang kecil sampai besar, jarak duri jarang sampai rapat serta ujung duri yang kurang tajam sampai sangat tajam. Pongge memiliki warna daging buah putih kekuningan dan kuning muda dengan tebal daging buah 0,8 cm, ukuran biji sedang sampai besar, bentuk biji ada yang bernas dan ada juga yang gepeng dan tekstur mulai dari yang kering ssampai basah. Buah ini memiliki rasa yang bervariasi, ada yang manis dan ada yang agak pahit, aroma ada yang kurang harum dan ada yang harum dan minat konsumen agak rendah (buah kurang disukai).
Gambar 4. Tampilan luar dan dalam durian asal Kuranji
5. Durian asal Akabiluru
Durian asal Kuranji memiliki lingkar buah rata-rata 67,0 cm, panjang buah 23,0 cm, berat buah 3,7 kg, dan tebal kulit buah 0,9 cm. Jumlah juring buah ini ada 5 dan rata-rata jumlah pongge adalah 2. Kulit buah ini berwarna hijau dengan bentuk bulat tidak beraturan, bentuk duri yang besar, jarak duri jarang serta ujung duri yang tajam. Pongge memiliki warna daging buah kuning dengan tebal daging buah 1,7 cm, ukuran biji besar, bentuk biji
6
bernas, tekstur kering ssampai. Buah ini memiliki rasa manis agak pahit, aroma ada agak harum dan minat konsumen agak disukai.
Gambar 5. Tampilan luar dan dalam durian asal Akabiluru
Pembahasan
Buah durian Sumatera Barat,
khususnya Kabupaten Limapuluh Kota
sekitarnya, disukai oleh masyarakat
karena umumnya durian-durian ini
memiliki aroma yang manis dan aroma
yang harum dan terkadang agak
menyengat yang mungkin disebabkan oleh kandungan alkohol yang agak tinggi. Hal ini berbeda dengan minat masyarakat luar negeri yang lebih menyukai durian dengan aroma yang tidak menyengat. Di samping itu durian-durian ini memiliki bentuk dan warna kulit dan dan daging buah yang cukup menarik.
Durian-durian Kabupaten
Limapuluh Kota dan sekitarnya ini memiliki daging buah yang tidak tebal serta biji yang besar dan bernas. Hal ini kurang menguntungkan sebagai calon durian unggul karena proporsi antara bagian yang dapat dimakan dengan yang tidak dapat dimakan lebih kecil.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Durian-durian Kabupaten
Limapuluh Kota dan sekitarnya memiliki beberapa kekurangan sebagai calon durian
unggul. Namun sifat ini dapat tertutupi oleh rasa dan aroma yang enak dan harum. Kekurangan ini pada masa yang akan mungkin dapat ditutupi dengan melakukan persilangan dengan klon durian yang telah ada.
Saran
Penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan pada masa yang akan datang
pada daerah produsen lainnya di
kabupaten dan kota di propinsi Sumatera Barat. Dengan demikian potensi durian unggul dapat lebih dieksplorasi lagi.
Daftar Pustaka
AAK. 1997. Budidaya Durian. Kanisius. Yogyakarta.
Aburdin, A dan Wahono, S. 2007. Teknologi Produksi Tanaman Buah Tahunan (Buku Ajar). Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 62 hal.
Badan Pusat Statistik. 2003. Statistik Indonesia BPS. Jakarta-Indonesia. Pp 204.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Propinsi Sumatera
Barat. 2003. Buku Statistik Pertanian :Perkembangan Tanaman Pangan Tahun 2003 di Sumatera Barat. Buku Statistik Pertanian 2003. 85 hal.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Hortikultura Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumbar. 2009. Laporan Tahunan 2009.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010.
Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengembangan Hortikultura Tahun
2011kementerian Pertanian
Direktorat Jenderal Hortikultura.
7
Sunarjono, H. 2000. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. 127 hal.
Sunarjono, H. 2002. Aneka
Permasalahan Durian dan
Pemecahannya. Penebar Swadaya. Jakarta. 80 hal
Trubus. 2001. Mengebunkan Durian Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 82 hal.
Wiryanta BTW. 2004. Bertanam Durian. Agro Media Pustaka.