• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum 2013: Implementasi dan Tantangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kurikulum 2013: Implementasi dan Tantangan"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Kurikulum 2013: 

(2)

Nama

: Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti, M.Hum.

Tempat /Tgl Lahir: Grobogan, 9 Juni 1965

Alamat Rumah

: Jl. Patemon Raya No. 31 Gunungpati

Semarang

Telp/fax: 024 8508026

HP

: 082135678998

(3)

Prof. Dr. Tri Marhaeni Pudji Astuti, M.Hum.

3

Sarjana Pendidikan (IKIP Semarang, 1987)

Magister Humaniora (UI Jakarta, 1996)

Doktor Antropologi (UGM Yogyakarta, 2005)

Dosen FIS UNNES Semarang tahun 1989‐ sekarang

 Dosen Pasca Sarjana UNNES sejak tahun 2006 – sekarang

Dosen Akademi Kepolisian (AKPOL) sejak tahun 2006 ‐ sekarang

Sekretaris pada Pusat Studi Wanita, Lembaga Penelitian UNNES

Semarang tahun 2003 – 2006

Pelatih Tingkat Nasional untuk Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian

Tindakan Sekolah, KTI sejak tahun 2006 – sekarang

Tim Penilai Angka Kredit Tingkat Nasional untuk Pengawas Sekolah dan

Guru sejak tahun 2008

Tim Penyusun Kurikulum 2013 utk Mapel sosantro

(4)

Tantangan

(5)

LIMINALITAS  KURIKULUM 2013 (Teori Liminalitas

Victor Turner)

PRE LIMINAL

LIMINAL

POST LIMINAL

Sekolah

dlam struktur

Mejalankan

Kurikulum KTSP/

Kurikulum lama

Refleksi formatif, 

Subyek tidak

Di sini juga tidak

Di sana, ambigu

Anti struktur

Subyek memasuki

Kurikulum baru yang 

Lain dari keadaan

Sebelumnya (KUR 2013)

Kembali dalam

Struktur KEMAPANAN

“PERSEKOLAHAN”

Setelah subyek

Merekonstruksi

Sejarah hidupnya

Pengalamannya

MAPAN DLM KUR 2013

POST STRUKTUR

REKONSTRUKSI

ANTI STRUKTUR

DEKONSTRUKSI

STRUKTUR

KONSTRUKSI

(6)

Tantangan Masa Depan

Tantangan Masa Depan

• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA • Masalah lingkungan hidup

• Kemajuan teknologi informasi • Konvergensi ilmu dan teknologi • Ekonomi berbasis pengetahuan

• Kebangkitan industri kreatif dan budaya • Pergeseran kekuatan ekonomi dunia • Pengaruh dan imbas teknosains

• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan • Materi TIMSS dan PISA Kompetensi Masa Depan • Kemampuan berkomunikasi • Kemampuan berpikir jernih dan kritis • Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu  permasalahan • Kemampuan menjadi warga negara yang  bertanggungjawab • Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran  terhadap pandangan yang berbeda  • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal • Memiliki minat luas dalam kehidupan  • Memiliki kesiapan untuk bekerja  • Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya • Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan Fenomena Negatif  yang  Mengemuka  Perkelahian pelajar  Narkoba  Korupsi  Plagiarisme   Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)  Gejolak masyarakat (social unrest) Persepsi Masyarakat • Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif • Beban siswa terlalu berat • Kurang bermuatan karakter 6 Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi • Neurologi • Psikologi • Observation based [discovery] learning dan  Collaborative learning

(7)

7

Perkembangan Global TIK

(8)

Kita telah

mengalami “revolusi

senyap,” perubahan

zaman dengan

hadirnya teknologi

informasi dan

komunikasi dalam

hampir seluruh

aspek kehidupan

manusia, yang tidak

terbayangkan pada

1980‐an.

8

(9)

Kebijakan Kurikulum 2013 

(10)

Informasi

(tersedia dimana saja, kapan saja)

Komputasi

(lebih cepat memakai mesin)

Otomasi

(menjangkau segala pekerjaan rutin)

Komunikasi

(dari mana saja, ke mana saja) Pembelajaran diarahkan untuk mendorong  peserta didik mencari tahu dari berbagai  sumber observasi, bukan diberi tahu Pembelajaran diarahkan untuk mampu  merumuskan masalah [menanya], bukan  hanya  menyelesaikan masalah [menjawab] Pembelajaran diarahkan untuk melatih  berfikir analitis [pengambilan keputusan]  bukan berfikir mekanistis [rutin] Pembelajaran menekankan pentingnya  kerjasama dan kolaborasi dalam  menyelesaikan masalah

Model Pembelajaran

Ciri Abad 21

Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21

10

(11)

Kurikulum Menyesuaikan Tuntutan Zaman

1947

Rencana Pelajaran → Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar 1968 Kurikulum Sekolah Dasar 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) 1975 Kurikulum Sekolah Dasar 1984 Kurikulum 1984 1994 Kurikulum 1994 1997 Revisi Kurikulum 1994 2004 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005 2015 2013 Kurikulum 201311

(12)

Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013

Applying Under‐ standing Knowing/  Remembering Analyzing Evaluating Valuing Responding Accepting Organizing/ Internalizing Characterizing/ Actualizing Experi‐ menting Questioning Observing Associating Communicating

Knowledge

(Bloom)

Skill

(Dyers)

Attitude

(Krathwohl)

SD SMP SMA/K PT Creating 12 Applying Under‐ standing Knowing/  Remembering Analyzing Evaluating

Knowledge

(Bloom)

Kurikulum 2006

Kurikulum 2013

(13)

A Pengetahuan dalam satu disiplin B Aplikasi pengetahuan dalam satu disiplin C Aplikasi pengetahuan interdisiplin D Aplikasi pengetahuan pada dunia nyata situasi terduga E Aplikasi pengetahuan pada dunia nyata situasi tdk terduga Penilaian Sintesis Analisis Aplikasi Pemahaman Pengetahuan

A

Penguasaan:

Guru 

Bertindak

B

Aplikasi:

Siswa

Bertindak

C

Asimilasi:

Siswa Berfikir

D

Adaptasi:

Siswa Berfikir dan

Bertindak

©International Center for Leadership in Education

Migrasi PBM dari Kwadran A ke D

(14)

Mata PelajaranMata Pelajaran Mata PelajaranMata Pelajaran Mata PelajaranMata Pelajaran Mata Pelajaran Mata PelajaranMata Pelajaran Mata PelajaranMata Pelajaran Mata PelajaranMata Pelajaran Himpunan Kompetensi Dasar Mata PelajaranMata Pelajaran Mata PelajaranMata Pelajaran Himpunan Kompetensi Inti KI Kelas IIII KI Kelas IV KI Kelas V KI Kelas VI KI Kelas IIII KI Kelas IV KI Kelas V KI Kelas VI

KL

SD/MI

KL

SMP/MTs

KL

SMA/K /MA/MAK

KL 

PT/PTA Pr oses P e mben tuk an

Integrasi Vertikal Sistem Pendidikan Nasional

Tujuan  Pendidikan  Nasional Pr oses P e rumusan KL : Kompetensi Lulusan 14

(15)

2

(16)

KOMPETENSI INTI KELAS

X XI XII

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia.

SMA:

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

SMA:

Memahami, menerapkan, dan menjelaskan

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

SMA:

Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

SMK:

Memahami dan menerapkan pengetahuan

faktual, konseptual, dan prosedural dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

SMK:

Memahami dan menerapkan pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

SMK:

Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

Rumusan Kompetensi Inti  Pendidikan Menengah

(17)

MINDSET

17

Kurikulum 2013 

menitikberatkan

struktur capaian

pada Sikap, 

Keterampilan, dan

Pengetahuan

KARAKTER

Nilai

Sosial dan

Kosmologi

nya

Berpikir, 

bersikap, 

bertindak

dlm

keseharian

KOMPETEN

SI  INTI 1 & 

2

perubahan sikap peserta

didik sebagai hal yang 

(18)

Kur ‐13 : Mengurangi Verbalisme 

Kurikulum 2013  sarat dengan nilai (values)  karakter

Kompetensi Inti (KI‐1) = Nilai‐nilai Ketuhanan (Religius)

Kompetensi Inti (KI‐2) = Nilai‐nilai sosial‐kemanusiaan 

Kompetensi Inti (KI‐3) = Pengetahuan 

Kompetensi Inti (KI‐4) = Proses (tahapan) pembelajaran 

Paradigma:

Direct learning  dan Indirect learning (tidak semua KD 

diajarkan secara langsung) 

Kompetensi  Inti  1 dan 2 = values (nilai) dan bersifat 

indirect learning

(19)

Kompetensi Dasar

KD yang ada di KI 1 dan KI 2  tidak memiliki 

materi pokok karena materi pokoknya ada di KD 

di KI 3

KD di KI 1 dan KI 2  dicapai melalui materi di KI 3 

dan Proses di KD pada KI 4 (Akumulasi dari KI 3 

dan KI4

KD yang ada di KI 3 mencakup semua 

pengetahuan yang harus dimiliki

KD yang ada di KI 4 merupakan langkah‐langkah 

pembelajaran 

(20)

Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar KI 1 dan 2 merupakan akumulasi dari KD yang 

ada di KI 3 dan KI 4

Kompetensi Dasar di KI 3  linier dengan KD yang ada di KI 4, jumlah 

KD di KI 3 sama dengan jumlah KD di KI 4 (KD 3.1  link dengan KD 

4.1, KD 3.2, link dengan KD 4.2 dst.) 

Materi Pokok  dalam KD 3.1 pembelajarannya  di KD 4.1)

Jika ada 5 KD di KI 3 (Pengetahuan), maka seharusnya ada 5 KD di 

KI 4 (tahapan proses pembelajaran)

Namun,dalam kasus tertentu, KD di KI 3 bisa jadi tidak linier 

(korenpondensi satu‐satu) dengan KD yang ada di KI 4 karena 

langkah‐langkah pembelajaran pada  KD di KI 4 mencakup 

beberapa KD yang ada di KI 3. Artinya, satu KD di KI 4 dapat 

mencakup beberapa KD di KI 3

(21)

21

TIDAK 

MEMBEBANI

MATEMATIKA

Untuk pelajaran di SD berupa Jaringan Tematik: diri sendiri,  jujur, tertib, dan bersih. Untuk Matematika, dengan menata

benda‐benda di sekitar ruang kelas berdasarkan dimensi (bangun datar, bangun ruang), beratnya, atau urutan kelompok terkecil sampai terbesar dengan rapi (menunjukkan kedisiplinan

dan tanggung jawab).

PENJASORKES

mengetahui dan mampu memilih jajanan sehat, mengetahui cara menjaga kebersihan diri yang meliputi kebersihan badan, 

kuku, kulit, gigi, dan rambut serta pakaian. Seni, Budaya dan Desain: menunjukkan rasa ingin tahu untuk mengenal alam di

lingkungan sekitar sebagai ide untuk berkarya. 

PKN

menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan percaya diri)  dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru 

sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila.

Bahasa Indonesia

menunjukkan perilaku baik dan sopan dalam mendengarkan dan berbicara pada saat

memperkenalkan identitas diri, bercakap‐cakap dengan keluarga, guru, dan teman.

(22)

22

Diagram

Contoh Keterkaitan antara KI 1,2,3,dan 4 dalam mata pelajaran Antropologi

KI. 1 :

Menghayati dan

mengamalkan

ajaran agama

yang dianutnya

KI. 2 : Tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KD : (1.1)

Mensyukuri keberagaman agama dan

religi/kepercayaan, budaya, tradisi dan bahasa dalam kehidupan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.

KD : (2.1)

Merespon secara positif berbagai permasalahan bangsa terkait dengan keberagaman agama, religi/ kepercayaan, budaya, tradisi dan bahasa di masyarakat.

KI. 3 :

Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, keneagaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah,

KI. 4:

Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KD : (3.1)

Mengidentifikasi manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa.

KD : (4.1)

Melakukan kajian literatur, diskusi, dan pengamatan terkait dengan manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya.

Nilai religius Nilai Sosial Pengetahua

n Aktivitas Belajar

REALITAS SOSIAL – BUDAYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

(KEBERAGAMAN: ADAT, TRADISI, KEBIASAAN, SUKU BANGSA,KEPERCAYAAN, KOMUNITAS, ARTIFAK, INTERAKSI/HUBUNGAN ANTAR SUKU BANGSA/KELOMPOK/KOMUNITAS)

(23)

Perubahan proses pembelajaran 

[

dari siswa diberi tahu menjadi 

siswa mencari tahu

] dan 

proses 

penilaian

[

dari berbasis output 

menjadi berbasis proses dan 

output

] memerlukan penambahan 

jam pelajaran

Rasionalitas 

4/23/2014 23

(24)

Pembelajaran

Kurikulum sebagai Integrator 

Sistem Nilai, Pengetahuan dan Keterampilan

Sistem 

Nilai

Kompetensi:

‐Sikap

‐Keterampilan

‐Pengetahuan

Aktualisasi 

(Action)

Internalisasi 

(Reflection)

Watak/

Perilaku 

Individu

Kurikulum

PTK dan dukungan lain: 

SarPras,...

‐Produktif ‐Inovatif ‐Peduli ‐...

Watak/Perilaku Kolektif

24

(25)

Kurikulum…….

Kurikulum bukanlah sekedar DOKUMEN yang 

memuat kompetensi‐kompetensi yang akan

dicapai oleh siswa, lebih dari itu, kurikulum juga 

merupakan  sebuah proses atau UPAYA yang 

dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut, 

dengan demikian, kurikulum adalah sesuatu yang 

HIDUP untuk membangun IKLIM PEMBELAJARAN 

UNTUK MEMBANGUN KARAKTER melalui 

pendekatan belajar akti  YANG BERPUSAT PADA 

SISWA …….inilah semangat

Kurikulum

2013

(26)

Elemen Perubahan

Elemen Deskripsi

SD SMP SMA SMK

Kompetensi  Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan  soft skills dan hard skills yang  meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kedudukan  Mata Pelajaran (ISI) • Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi  matapelajaran dikembangkan dari kompetensi. Pendekatan  (ISI) Kompetensi dikembangkan melalui: • Tematik  Integratif dalam  semua mata  pelajaranMata  pelajaranMata pelajaran  wajib dan  pilihanMata  Pelajaran  wajib,  pilihan, dan  vokasi 26

(27)

Elemen Perubahan

Elemen

Deskripsi

SD SMP SMA SMK Struktur  Kurikulum  (Matapelajara n dan alokasi  waktu) (ISI) • Holistik dan  integratif  berfokus  kepada alam,  sosial dan  budaya  • Pembelajaran  dilaksanakan  dengan  pendekatan  sains • Jumlah  matapelajaran  dari 10 menjadi  6 • Jumlah jam  bertambah 4  JP/minggu  akibat  b h • TIK menjadi  media semua  matapelajaran • Pengembangan  diri terintegrasi  pada setiap  matapelajaran  dan  ekstrakurikuler • Jumlah  matapelajaran  dari 12 menjadi  10 • Jumlah jam  bertambah 6  JP/minggu akibat  perubahan  pendekatan  pembelajaran • Perubahan  sistem: ada  matapelajara n wajib dan  ada  matapelajara n pilihan • Terjadi  pengurangan  matapelajara n yang harus  diikuti siswa • Jumlah jam  bertambah 2  JP/minggu  akibat  perubahan  pendekatan  pembelajaran • Penyesuaian  jenis keahlian   berdasarkan  spektrum  kebutuhan saat  ini • Penyeragaman  mata pelajaran  dasar umum • Produktif  disesuaikan  dengan tren  perkembangan   Industri • Pengelompokan  mata pelajarn  produktif  sehingga tidak  terlau rinci  b i 27

(28)

Elemen Perubahan

Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK Proses  Pembelajaran • Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi   dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,  menyimpulkan, dan mencipta.  • Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di  lingkungan sekolah dan  masyarakat   • Guru bukan satu‐satunya sumber belajar. • Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan • Tematik dan  terpadu • IPA dan IPS  masing‐ masing  diajarkan  secara  terpadu • Adanya mata  pelajaran wajib  dan pilihan  sesuai dengan  bakat dan  minatnya • Kompetensi  keterampilan yang  sesuai dengan standar  industri 28

(29)

Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK Penilaian • Penilaian berbasis kompetensi • Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan  berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua  kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan  hasil] • Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar  didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal  (maksimal)  • Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL  • Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen  utama penilaian  Ekstrakurikuler • Pramuka  (wajib) • UKS • PMR • Bahasa Inggris • Pramuka (wajib) • OSIS • UKS • PMR • Dll • Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam  permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari

Elemen Perubahan

(30)

30

SKL  

SD

SKL Klp 

Mapel

SKL  

Mapel

Terpisah antar 

mapel 

SKL

Kompetensi Inti 

Semua mapel saling 

terkait diintegrasikan  

oleh KI

KI 1  (Sikap 

Religius 

KI 2 (Sikap Sosial) 

KI 3  (Kognitif) 

KI 4 (Skills)

MP  

1

MP 2 Dst..

SMP

SM

A

SD SMP

SM

A

1

2

3

4

5

1 2

3

4

5

SKL 

Jenjang

6 7 .

1 2

3

4

5 6 7 .

SK/KD  

Mapel

Kurikulum 2006 Kurikulum 2013 tau Mencari  tau Port Folio Standar  Isi

(31)

Proses Belajar Mengajar Kreatif Inovatif

(32)

Pengembangan Kreativitas

Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review

.

“Think Different, 

Act Different”

“…one’s ability to generate 

innovative ideas is not 

merely a function of the 

mind, but also a function of 

behaviors… 

jika kita

mengubah perilaku, kita

juga dapat memperbaiki

kreativitas kita…

(33)

Anuscha Ferrari et al. (2009). Innovation and Creativity in Education and Training

Lama

Baru

Terbatas untuk seni

Untuk semua mata pelajaran

Murni bakat

Keterampilan yang dapat 

dipelajari

Originalitas

Originalitas dan nilai (asas 

manfaat)

Tidak perlu pengetahuan 

pendukung

Pengetahuan lapangan sangat 

diperlukan

Terobosan besar

Keterampilan berfikir (kontribusi 

dalam pengembangan)

Free play (bebas) dan discovery

Stimulation play (terarah) dan 

discovery

Pemahaman Kreativitas

(34)

Pembelajaran Penumbuh Kreativitas

Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business 

Review:

2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh 

melalui pendidikan

, 1/3 sisanya berasal dari genetik.

Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan 

yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.

Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:

‐ Observing [mengamat]

‐ Questioning [menanya]

‐ Experimenting [mencoba] 

‐ Associating [menalar]

‐ Networking [berjejaring

]

34

(35)

Penilaian Penumbuh Kreativitas

Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can 

we learn from research?

Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif 

melalui: 

tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, 

mentolerir jawaban yang nyeleneh, 

menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, 

memberanikan peserta didik untuk:

‐ mencoba, 

‐ menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap 

informasi, 

‐ memiliki interpretasi sendiri terkait 

pengetahuan/kejadian,

memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur

dan spontan/ekspresif

35

(36)

Model Pengembangan Kreativitas dan Inovasi

Mengajukan Pertanyaan Berani Ambil Resiko Menantang Status Quo Pengamatan Jejaring ‐ Komunikasi Percobaan Keterampilan Mengasosiasi Ide  bisnis Inovatif

Keberanian

Berinovasi

Keterampilan

Perilaku

Ketrampilan Kognitif

Mensintesa

Sumber: Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:

(37)

Melatih Kreativitas dan Inovasi

Buat asosiasi baru – ciptakan kombinasi aneh ‐‐

cara berfikir mainan Lego

Contoh keberhasilan organisasi lain

Zoom‐in dan zoom‐out

Buat metapor

Bangun kotak keinginan‐tahuan

SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Magnify‐

Minimize‐Modify, Put to other use, Eliminate, 

Reverse‐Rearrange)

(38)

Asri, lestari, nyaman,  tentram dan damai

Kesenjangan, hancur,  tidak nyaman, tidak tenteram, dan penuh ancaman Kompetensi :  (pengetahuan, keterampilan dan sikap) PROSES  PEMBELAJARA N (real life  curriculum) 

IMPLEMENTED CURRICULUM = Iklim (suasana belajar)

KEIMANAN 

(39)

(Eric Jensen) (Eric 

(40)

Dievaluasi  Ditindaklanjuti  Dokumentasi dan  Pelaporan  Diimplementasikan Direncanakan Hakikat Kurikulum 

(41)

Kurikulum yang 

dapat menghasilkan 

insan indonesia 

yang:

Produktif, 

Kreatif, 

Inovatif, 

Afektif 

melalui penguatan 

Sikap, 

Keterampilan, 

dan 

Pengetahuan

yang terintegrasi

Tema 

Kurikulum 2013 

Produktif Kreatif Inovatif Afektif 41

(42)

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status Mata pelajaran tertentu  mendukung kompetensi tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi  [sikap, keterampilan, pengetahuan] Benarny a Mata pelajaran dirancang  berdiri sendiri dan  memiliki kompetensi  dasar sendiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain  dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh  kompetensi inti tiap kelas Benarny a Bahasa Indonesia sejajar  dengan mapel lain Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap  dan keterampilan berbahasa} Idealnya Tiap mata pelajaran  diajarkan dengan  pendekatan berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan  yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya,  mencoba, menalar,.... Idealnya Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan  terpisah [separated curriculum] Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait  dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau  integrated curriculum] Baiknya Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan  penggerak konten pembelajaran lainnya Baiknya Tematik untuk kelas I – III 

[belum integratif]

Tematik Integratif untuk Kelas I – VI  Baiknya

Perbedaan Esensial Kurikulum SD

(43)

KTSP 2006

Kurikulum 2013

Status

Mata pelajaran tertentu 

mendukung kompetensi

tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua 

kompetensi [sikap, keterampilan, 

pengetahuan]

Benarny

a

Mata pelajaran dirancang 

berdiri sendiri dan 

memiliki kompetensi dasar 

sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu 

dengan yang lain dan memiliki kompetensi 

dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap 

kelas

Benarny

a

Bahasa Indonesia sebagai 

pengetahuan

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi 

dan carrier of knowledge

Idealnya

Tiap mata pelajaran 

diajarkan dengan 

pendekatan yang berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan 

pendekatan yang sama, yaitu pendekatan 

saintifik melalui mengamati, menanya, 

mencoba, menalar,....

Idealnya

TIK adalah mata pelajaran 

sendiri

TIK merupakan sarana pembelajaran, 

dipergunakan sebagai media pembelajaran 

mata pelajaran lain

Baiknya 

Perbedaan Esensial Kurikulum SMP

43

(44)

KTSP 2006

Kurikulum 2013

Status

Mata pelajaran tertentu  mendukung kompetensi tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi  [sikap, keterampilan, pengetahuan] dengan  penekanan yang berbeda Benarny a Mapel dirancang berdiri  sendiri dan memiliki  kompetensi dasar sendiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain  dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh  kompetensi inti tiap kelas Benarny a Bahasa Indonesia sebagai  pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier  of knowledge Idealnya Tiap mata pelajaran  diajarkan dengan  pendekatan yang  berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pende‐katan  yang sama, yaitu pendekatan saintifik melalui  mengamati, menanya, mencoba, menalar,.... Idealnya Untuk SMA, ada  penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran  wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat Idealnya SMA dan SMK tanpa  kesamaan kompetensi SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang  sama terkait dasar‐dasar pengetahuan, keterampilan,  dan sikap. Baiknya  Penjurusan di SMK  sangat detil [sampai keahlian] Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang studi], didalamnya terdapat pengelompokkan 

peminatan dan pendalaman

Baiknya

Perbedaan Esensial Kurikulum SMA/K

(45)

Ketersediaan Buku Pegangan Pembelajaran:

Siswa

Guru

Ketersediaan Buku Pedoman Penilaian

Kesiapan Guru

Penyesuaian kompetensi guru 

Dukungan Manajemen

Kepala Sekolah

Pengawas Sekolah

Administrasi sekolah [khususnya untuk SMA dan SMK]

Dukungan Iklim/Budaya Akademik

Keterlibatan dan kesiapan semua pemangku kepentingan 

[siswa, guru, orang tua, kepala sekolah, pengawas sekolah]

Kunci Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013

45

(46)

Struktur Kurikulum DikMen SMA/SMK

(47)

STRUKTUR 

KURIKULUM SMA

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Thn. 2006 tentang Standar Isi

(48)

STRUKTUR 

KURIKULUM SMK/MAK  

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

(49)

N

o

Komponen Rancangan

1

Apakah masih perlu penjurusan di SMA mengingat: 

‐ Sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem penjurusan di SMA

‐ Kesulitan dalam penyetaraan ijazah

‐ Dapat melanjutkan ke semua jurusan di perguruan tinggi

2

Tanpa penjurusan akan menyebabkan mata pelajaran menjadi terlalu banyak 

seperti pada SMA Kelas X saat ini, sehingga diperlukan mata pelajaran pilihan 

dan mata pelajaran wajib

3

Perlunya memberi kesempatan bagi mereka yang memiliki kecerdasan diatas 

rata‐rata untuk menyelesaikan lebih cepat atau belajar lebih banyak melalui 

mata pelajaran pilihan

5

Perlunya ujian nasional yang lebih fleksibel [dapat diambil di kelas XI]

6

Perlunya integrasi vertikal dengan perguruan tinggi

7

Perlunya memperkuat pelajaran bahasa Indonesia, termasuk sastra, terutama 

menulis dan membaca dengan cepat dan paham

8

Perlunya meningkatkan tingkat abstraksi mata pelajaran

9

Perlunya membentuk kultur sekolah yang kondusif

Isu Terkait Rancangan Struktur 

Kurikulum SMA

(50)

No Alternatif Kelebihan Kekurangan 1 Penjurusan  Mulai Kelas  X • Ada pengurangan pelajaran di  Kelas X yang  dianggap  memberatkan • Implementasi mudah karena  tidak banyak berbeda dengan  yang ada • Peserta didik dapat  berkonsentrasi penuh  mempelajari bidang tertentu • Peminatan ditetapkan berdasarkan hasil belajar

sebelumnya (Rapor/UN SMP, Tes Penempatan/ Tes Bakat)

• Menimbulkan stigma jurusan tertentu lebih unggul • Masih ada Penjurusan yang  sudah tidak ada padanannya di  dunia 2 Berdasarka n Minat pada  Pendidikan  Lanjutan

• Pemilihan mata pelajaran

berdasarkan minat ke pendidikan lanjutan

• Memungkinkan untuk memilih mata pelajaran pada bidang yang  berbeda • Tidak harus mengambil mata  pelajaran yang tidak disukai • Perlunya membedakan mata  pelajaran untuk persiapan ke  perguruan tnggi dan untuk  memenuhi rasa ingin tahu saja • Memerlukan administrasi  akademik yang baik  • Proses bimbingan harus efektif. • Sistem UN harus diubah 3 Non  penjurusan  (SKS) • Siswa belajar mata pelajaran yang  sesuai dengan minatnya  • Tersedia pilihan mata pelajaran  untuk melanjutkan ke perguruan

• Idem diatas [tetapi lebih  kompleks lagi]

Isu Terkait Rancangan Struktur 

Kurikulum SMA

(51)

Dasar Pemikiran Pengembangan Struktur 

Kurikulum DikMen

No

Pertimbangan

1

Pengembangan kurikulum pendidikan menengah berbasis 

kompetensi. 

2

Jenjang pendidikan menengah merupakan satu kesatuan 

entitas pendidikan.

3

Kurikulum melayani perbedaan bakat dan minat peserta didik 

terhadap pendidikan menengah.

4

Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas 

kelompok matapelajaran yang sama dan kelompok 

matapelajaran khusus untuk memenuhi bakat dan minat 

peserta didik dan fungsi satuan pendidikan.

51

(52)

Mata Pelajaran

Kelas

X

XI

XII

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama 2 2 2

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 2 2 2 4 Matematika 2 2 2 5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6 Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya 2 2 2 8 Prakarya 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2

Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan kelompok B 18 18 18

Kelompok C (Peminatan)

Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 22 22 22 Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk

SMK) 28 28 28

STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH

(53)

Mata Pelajaran Kelas

X XI XII

Kelompok A dan B (Wajib) 18 18 18

Kelompok C (Peminatan Akademik) I Peminatan Matematika dan Sains:

1 Matematika 4 4 4 2 Biologi 4 4 4 3 Fisika 4 4 4 4 Kimia 4 4 4 II Peminatan Sosial: 1 Geografi 4 4 4 2 Sejarah 4 4 4

3 Sosiologi dan Antropologi 4 4 4

4 Ekonomi 4 4 4

III Peminatan Bahasa:

1 Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggris 4 4 4

3 Bahasa dan Sastra Arab 4 4 4

4 Bahasa dan Sastra Mandarin 4 4 4 Matapelajaran Pilihan:

1 Literasi Media 2 2 2

2 Bahasa Asing Lain (Jepang, Korea, Jerman, Perancis, dll) 2 2 2

3 Teknologi Terapan 2 2 2

4 Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat 4 4 4 Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia 72 72 72 Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh 40 40 40

USULAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

(54)

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU MINIMAL JAM/MG KELAS X KELAS XI KELAS XII

SM I SM II SM III SM IV SM V SM VI

Kelompok A dan B (Wajib) 18 18 18 18 18 18

Kelompok C (Peminatan Akademik dan Vokasi)

1. Matematika 4 4 4 4 -

-2. Fisika 4 4 4 4 -

-3. Kimia 2 2 2 2 -

-4. Bahasa Inggris Vokasi 2 2 2 2 -

-5. Keterampilan/Kejuruan 16 16 16 16 28 28

Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 46 46 46 46 46 46

CONTOH USULAN STRUKTUR KURIKULUM SMK BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA

(55)

 Untuk SMA dan SMK

Seluruh peserta didik wajib mengikuti matapelajaran kelompok A dan 

matapelajaran kelompok B. 

Keterlibatan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan lingkungan diwadahi 

dalam kegiatan Pramuka yang menjadi Ekstrakurikuler Wajib.

 Untuk SMA: 

Setiap peserta didik memilih salah satu peminatan (matematika dan sains, 

sosial, atau bahasa) sesuai dengan pendidikan lanjutan yang akan dimasuki.

Setiap peserta didik wajib menempuh 40 jam pelajaran (JP) per‐minggu, 

terdiri 

dari 18 JP wajib, 

16 JP peminatan, dan 6 JP pilihan.

Matapelajaran  pilihan (6 JP) dapat diambil dari:

matapelajaran pilihan lintas minat (dari kelompok matapelajaran  

peminatan lain) 

atau matapelajaran  pendalaman minat (dari kelompok matapelajaran 

pilihan peminatannya)

dan/atau matapelajaran pilihan

sekolah dapat menawarkan matapelajaran pilihan tambahan 

(maksimum 4 JP)

Keterangan

55

(56)

Mata Plajaran

Kelas

X

XI

XII

Kelompok Wajib

Kelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B

7 Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2 2 2 8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan

lokal) 3 3 3

9 Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk muatan lokal) 2 2 2 Jumlah jam pelajaran Kelompok Wajib 24 24 24 Kelompok Peminatan Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 18 20 20 Matapelajaranpeminatan vokasi (untuk SMK) 26 26 26

MASUKAN STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH

4/23/2014 DRAFT  56

(57)

MATA PELAJARAN Kelas

X XI XII

Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24

Peminatan Matematika dan Ilmu‐ilmu Alam

I 1 Matematika 3 4 4

2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Peminatan Ilmu‐ilmu Sosial

II 1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4

3 Sosiologi & Antropologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Peminatan Bahasa dan Budaya

III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 4 4

3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4

4 Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan  Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 4 4

Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 66 76 76

Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 42 44 44

MASUKAN STRUKTUR KURIKULUM PEMINATAN SMA

(58)

Pekerjaan Rumah Guru

(59)

59

kunci mutu

pendidikan ada

di dia…

59

(60)

BUKU PANDUAN MAPEL UTK GURU (contoh)

BAB

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Panduan 

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

C. Ruang Lingkup Panduan

BAB II KARAKTERISTIK MATAPELAJARAN ANTROPOLOGI

A. Rasional 

B. Tujuan Mata Pelajaran Antropologi

C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Antropologi 

D. Kompetensi Mata pelajaran Antropologi 

BAB III ALUR PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI 

DASAR

BAB IV DESAIN PEMBELAJARAN 

A. Prinsip  Belajar Siswa Aktif Berdasarkan Scientifict

B. Metode Pembelajaran 

C. Contoh Penerapan Pendekatan Scientifict dalam Antropologi

(61)

BAB V MODEL‐MODEL PEMBELAJARAN ANTROPOLOGI 

BAB VI PENILAIAN

A. Strategi Penilaian

B. Bentuk Penilaian 

C. Pelaporan Hasil Penilaian 

D. Contoh Penerapan Penilaian Otentik dalam 

Antropologi

BAB VII MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 

A. Media Pembelajaran

B. Sumber Belajar

BAB VIII GURU SEBAGAI PENGEMBANG KULTUR 

SEKOLAH

(62)

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80 84 88 92 96 10 0 48,10265  48,57475  48,68641  49,70465  51,74288  52,68364  52,74742  53,42587  55,13585  57,27790  36,19 37,97 40,01 40,66 40,91 41,24 41,60 42,02 42,05 42,15 42,16 42,44 43,57 44,00 44,27 44,76 44,83 45,18 45,25 45,30 45,93 47,01 47,14 MALUT MALUKU SULTENG PAPUA BARAT NAD SULBAR NTT SULUT GORONTALO SULTRA SUMSEL PAPUA SUMUT KALTENG JAMBI RIAU SULSEL LAMPUNG KALBAR BENGKULU NTB KALTIM BANTEN BABEL KALSEL KEPRI SUMBAR JABAR BALI JATIM DKI JATENG YOGYA

Hasil UKG Online 2013: Gabungan Kompetensi Pedagogi & Profesional

Rata‐rata  Nasional :  47.84 Rata‐rata =  47.84 Rata‐rata  Nasional = 47.84 Maks          100,00 Min       1,00 Rata        47,84 Stdev        12,77 N        561.856 UKG 93,00 100,00 96,25 96,25 93,00 82,50 54,38 43,68 50,22 52,77 51,09 46,47  30  35  40  45  50  55  60  65  70  75  80  85  90  95  100 TK SD SMP SMA SMK SDLB

(63)

63

ta

nta

n

ga

n

ge

ner

asi

milenial

63

(64)

64

“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, sungguh

mereka akan menghadapi masa yang berbeda dari

masamu” (Ali Bin Abi Thalib)

(65)

65

PR bagi Guru

Penguasaan materi

Pengelolaan

kelas/kelompok

Strategi bertanya

Pengembangan penilaian

Penguasaan teknologi

informasi dan komunikasi

Perencanaan

(66)

Tips buat membimbing siswa

:

1.

Gunakan multimedia

2.

Kembangkan intuisi siswa

3.

Rumuskan pertanyaan sependek mungkin

4.

Biarkan siswa merumuskan masalah

5.

Jangan terlalu banyak membantu

(67)

Strategi Implementasi

(68)

Pemantauan, Pendampingan, dan Evaluasi

Peta Jalan Implementasi Kurikulum 2013

2010‐2011

2012‐2013

2013‐2015

2015‐dst

Pengembanga

n

‐Kurikulum

Persiapan

‐Buku

‐Guru

‐KS & PS

Implementasi 

Bertahap:

‐Guru, KS, PS

‐Siswa

‐Sekolah

Implementas

Menyeluruh:

‐Guru, KS, PS

‐Siswa

‐Sekolah

Reflektif Reflektif Korektif Reflektif Korektif

Saat Ini Sumatif

(69)

No Jenjang Satuan Kelas Tahun 2013 2014 2015 1 SD I 2%  100%  100% (148.171) II 100% 100% III 100% IV 2%  100% 100% V 100% 100% VI 100% 2 SMP VII 4%  100% 100% (35.597) VIII 100% 100% IX 100% 4 PKLK (1.744) 0 100% 100% 3 SMA/SMK X 10%  100% 100% (11.629/ XI 100% 100% 10.628) XII 100% 5 SMLB (774) 0 100% 100%

Skala Implementasi

66

(70)

Skema Implementasi

Jan 2014 Feb Ma

r

Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

I Upload Buku  *) Penyaluran BOS Buku I V Penggunaan buku Sem I  di sekolah II Pengadaan dan  Distribusi Buku Sem  II oleh Pemda I Mulai Pembelian Buku  Sem I oleh Sekolah I Jan 2015 Penggunaan buku Sem II  di sekolah II II Mulai Pelatihan  Narasumber Nasional  *) Mulai Pelatihan  Instruktur Nasional  *) I Mulai Pelatihan  Guru, KS, PS *) II I Pelatihan  Manajemen  KS dan PS II I 70 *) dilakukan bertahap mulai kelas I dan IV

(71)

Mekanisme Diklat

NARASUMBER  NASIONAL (NS) Guru: 1.557 orang KS/PS : 912 orang INSTRUKTUR  NASIONAL (IN) Guru: 33.106 orang KS: 11.234 orang PS: 2.306 orang SASARAN Guru: 1.107.129 orang KS: 158.997 orang PS: 20.497 orang Di Pusat • SD di Provinsi  • SMP, SMA, SMK  di Regional • SD di Sekolah Inti  dan Kabupaten • SMP, SMA, SMK di  Kabupaten dan  Provinsi 90 KS: Kepala Sekolah PS: Pengawas Sekolah

(72)

PELAKSANAAN  PENDAMPINGAN PELATIHAN  PENDAMPING

Proses Pendampingan Kurikulum 2013

PENENTUAN  PENDAMPING PENYUSUNAN  MATERI  PENDAMPINGAN Pemahaman terhadap buku Pemahaman terhadap proses  pembelajaran dan penilaian Penyusunan rencana pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan penilaian Interaksi dengan orang tua Hasil Pelatihan Guru/KS/PS  Sasaran terpilih  Dilaksanakan oleh pemerintah Dipandu instruktur nasional  Menggunakan materi pendampingan yang  telah disusun Model ‘on’ (di lokasi pembelajaran) dan  ‘in’ (berkumpul berbagi pengalaman) Masing‐masing dua kali 72

(73)

Apa yang terjadi di kelas K‐13? 7 K

Kolaborasi

Kritis

Komunikasi

Komputer

Kreativitas

Karakter

73

Kewarganegaraan

(74)

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini diketahui bahwa umur, masa kerja, dan pendidikan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil genteng

Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan untuk penulisan tugas akhir ini, yaitu:..

Sesuai dengan tahapan Pengadaan Konstruksi pada Pekerjaan Rehab Berat 4 (empat) Ruang Kelas SD Padasuka I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Tahun Anggaran 2012,

While security systems were considered to be a luxury in recent past, nowadays they are regarded as a basic and indispensable means of ensuring safety and privacy in various public

Tugas pokok Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu UPN “Veteran” Yogyakarta adalah melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi

Dalam menambahkan objek pada Blender akan menemukan dua jenis mode, yaitu Object Mode dan Edit Mode. Kedua modus tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Edit Mode digunakan

Pengukuran tinggi akan dikalibrasi dengan menggunakan stopwatch sebagai penghitung waktu, kecepatan motor akan didapat dengan menggunakan rumus kecepatan, dengan

Buku Siswa.. barang dalam suatu toko untuk materi perbandingan. Pada halaman dua sampai sepuluhnya menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konteks pada