• Tidak ada hasil yang ditemukan

badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bank

Dalam undang-undang No. 10 tahun 1998 pasal 1 pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan pada masyarakat dalam bentuk kredit ataupun yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.(Hermansyah, Hukum Perbankkan Nasional, 2008:8). Sedangkan pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional dan atau “berdasarkan prinsip usaha syariah” yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dari uraian diatas dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah ekonomi. Sebagai lembaga keuangan bank merupakan bagian dari sistem ekonomi yang sangat penting, karena dengan kegiatannya tersebut bank dapat memperlancar lalu lintas pembayarannya.

Perbankan konvensional sebagai pemain lama telah menawarkan berbagai produk unggulan salah satunya kredit kepemilikan baik rumah, kendaraan bermotor atau yang lainnya, produk bank konvensional tersebut mandapatkan respon yang sangat luas oleh masyarakat.

(2)

Bank syariah sebagai lembaga intermidasi menerima pendanaan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah ( unit ekonomi ) lain yang membutuhkan dana. Atas pendanaan para nasabah itu bank memberikan imbalan berupa bagi hasil. Bank syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya yang melandaskan Al-Qur’an dan hadist Nabi SAW, atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan beroperasi tidak mengandalkan pada bunga tapi menerapkan sistem bagi hasil. Ide dasar sistem perbankan Islam sebenarnya dapat dikemukakan dengan sederhana. Operasi institusi keuangan Islam terutama berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing. Bank islam tidak membebankan bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Pada deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian ada kemitraan antara bank islam dengan para deposan di suatu pihak, dan antara bank dan nasabah investasi sebagai pengelola sumber daya para deposan dalam berbagai usaha produktif di pihak lain.

Secara umum keseluruhan transaksi diperbankan syariah dapat di bagi menjadi tiga bagian besar yakni:

1. Produk pembiayaan

Produk-produk yang tergabung disini adalah produk yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah pembiayaan dibedakan menjadi tiga bagian : 1. Berdasarkan

(3)

prinsip jual-beli: murabahah, salam, dan istishna, 2.prinsip bagi hasil yaitu: musyarakah dan mudharabah, 3.prinsip sewa menyewa: ijarah

2. Produk Dana

Produk-produk yang bergabung disini adalah produk yang bertujuan untuk menghimpun dana masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah simpanan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharib.

3. Produk Jasa

Produk-produk yang bergabung disini adalah produk yang dibuat untuk melayani kebutuhan masyarakat yang berbasis pendapatan tanpa exposure pembiayaan.

Pada dasarnya operasi Bank Syariah (Bank Islam) tidak jauh berbeda dengan bank konvensional (Bank Umum) yaitu sebagai lembaga perantara. Bank berbasis bunga melaksanakan kemitraan dengan unit-unit ekonomi melalui kegiatan sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk menyimpan di bank berdasarkan dengan tingkat suku bunga yang dijanjikan.

Berbeda denganbank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan “hubungan kemitraan” penyandang dana dengan pengelola dana. Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah bukan hanya

(4)

berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana.

Ada beberapa prinsip pokok yang menyebabakan antara bank umum dan bank syariah “tidak sama” adalah bahwa pemasukan bank syariah tidak berasal dari selisih tingkat bunga dari pembiayaan (kredit) yang disalurkan. Namun pemasukan itu tergantung dari usaha peminjam (debitur).

Perbedaan pokok antara perbankan islam dengan perbankan konvensional adalah adanya “larangan riba (bunga) bagi perbankan islam”. Bagi islam riba dilarang, sedangkan jual beli (al bai’) dihalalkan. Prinsip utama yang yang dianut bank islam adalah:

a. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi

b. Menjalankan bisnis danaktivitas perdagangan yang berbasis pada keuntungan yang sah menurut syariat dan memberikan zakat. B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Kredit

Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari kata kredit yang berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti kepercayaan. Dalam arti yang lebih luas pengertian kredit adalah: kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian dengan jangka waktu yang telah disepakati. UU RI NO.7 tahun1992 tentang perbankan menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, yang

(5)

mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Menurut UU No.7 tahun 1992 perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998. Kredit adalah penyediaan uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pemberian bunga bagi perbankan adalah hadiah untuk si nasabah. Dengan kata lain merupakan balas jasa kepada si nasabah karena telah menabung atau menginvestasikan dananya pada bank tersebut. Definisi tersebut memberikan konsekuensi bagi bank dan peminjam hal-hal berikut:

a. Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan bank b. Kewajiban debitur mengembalikan kredit yang diterimanya c. Jangka waktu pengembalian kredit

d. Pembayaran bank e. Perjanjian bank

Kredit perbankan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kriteria yaitu:

a. Kredit jangka pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun. Misalnya untuk membiayai modal kerja dan pembiayaan musiman.

(6)

b. Kredit jangka panjang

Kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, contohnya adalah kredit investasi.

Pada kredit revolving pinjaman yang telah dilunasi bias ditarik kembali maka sifat pemakaian dana jenis kredit ini adalah “naik-turun” sesuai dengan kebutuhan debitur. Ciri-ciri dari kredit revolving adalah:

a. Debitur diberi limit kredit tertentu platfon tersebut merupakan jumlah dana maksimum yang dapat ditarik.

b. Kebutuhan dana tergantung dari cash flow (arus kas)

c. Umumnya dapat termasuk kredit jangka pendek (minimal 1 tahun) dan dapat diperpanjang.

d. Penarikan dapat juga bertahap atau sekaligus demikian juga pelunasannya.

Kriteria kredit penggunaan dana dapat dibagi manjadi:

a. Kredit modal kerja (working Capital loan)

Kredit modal kerja (working capital loan) adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan usahanya atau perputaran modal misalnya pemberian barang dagangan atau yang lainnya. Sifat penggunaan dana dapat revolving dan non revolving. Umumnya jangka waktu kreditnya kurang atau sama dengan satu tahun.

(7)

b. Kredit investasi (investment loan)

Kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian aktiva tetap (misalnya: tanah, bangunan, mesin dan kendaraan) untuk memproduksi barang dan jasa utama yang diperlukan guna relokasi, ekspansi, modernisasi, usaha atau untuk pendirian usaha baru.

c. Kredit Konsumsi

Kredit yang diberikan bank untuk pembiayai pembelian barang yang tujuannya tidak untuk usaha tapi untuk pemakaian pribadi, sifat menggunakan dananya non revolving dan jenis kredit pada umumnya term loan, KPR dan car loan.

Jenis-jenis kredit yang dapat diberikan oleh bank antara lain:

a. Pinjaman rekening Koran (PRK)

Pinjaman rekening Koran adalah pinjaman revolving jangka waktu satu tahun yang penarikannya dapat dilaksanakan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank dengan menggunakan cek, bilyet giro atau alat perintah pembayaran lainnya. Tujuan PRK adalah untuk pembiayaan modal kerja. Perhitungan bunga dilakukan secara harian berdasarkan saldo akhir bulan, total bunga selama satu bulan akan dibayarkan pada akhir bulan.

Rumus:

       Saldo x rate  Bunga=‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐        360

(8)

Keterangan:

Bunga: bunga pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu Saldo : saldo debet (o/s) tanggal yang bersangkutan

Rate : suku bunga pertahun

b. Term Loan

Adalah pinjaman non revolving yang dipergunakan untuk membiayai investasi aktiva tetap (alat yang tidak habis digunakan dalam satu siklus akuntansi). Pencarian dananya dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan jadwal yang ditentukan sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai dana yang ditarik. Pembiayaan kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan grace periode, pembiayaan hanya mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok dan bunga dimulai setelah grace periode barakhir

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan kredit bermasalah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal, antara lain:

1) Kebijakan perkreditan ekspansif

2) Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan

3) Lemahnya sistem dan pengawasan kredit

(9)

Sedangkan dari faktor ekternal:

1) Penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit

2) Pemanfaatan iklim perbankan yang tidak sehat oleh debitur

3) Kegagalan usaha debitur

4) Debitur mengalami musibah

2. Pembiayaan Murabahah

Menurut Muhammad Syafi’I (2001:101), ba’i al-murabahah adalah Jual beli barang pada harga asal dengan ditambah keuntungan yang disepakati. Dalam ba’I al-murabahah penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

“Murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan yang telah disepakati, dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli” (IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 102 Paragraf 11,12,13,14)

Salah satu skim Fiqih yang paling popular digunakan oleh dunia perbankan syariah adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim digunakan oleh Rasulullah SAW, dan para sahabatnya. Secara sederhana murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambahkan keuntungan yang disepakati. Misalnya, seorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan

(10)

tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk presentasi dari harga pembelinya, misalnya 10% atau 20%.

Menurut (salman 2007)

Dalam teknis perbankan, murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang memesan untuk bersama. Rukun dan syarat murabahah sama dengan yang terdapat dalam fiqih, sedangkan syarat-syarat lain seperti barang, harga, dan cara pembayaran sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan. Harga jual bank adalah hargabeli dari pemasok ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati bersama. Jadi nasabah mengetahui keuntungan yang diambil oleh bank.

Menurut PSAK No 102 yakni berisi: murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati dan penjul harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembali. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi murabahah.

Murabahah sesuai dengan jenisnya dapat dikategorikan dalam:

a. Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang.

(11)

b. Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank syariah baru akan melakukan transaksi jual beli apabila ada pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan dapat dikategorikan dalam:

1) Sifat mengikat artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut mengikat untuk dibeli oleh nasabah sebagai pemesan.

2) Sifatnya tidak mengikat artinya walaupunnasabah telah melakukan pemesanan barang, namun nasabah tidak terikat untuk membeli barang tersebut.

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. Pembayaran tangguh adalah pembayaran yang dilakukan tidak pada saat barang diserahkan kepada pembeli tetapi pembayaran dikukan dalam bentuk angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Akad murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara pembayaran sebelum akad murabahah dilakukan. Namun jika akad tersebut telah disepakati maka hanya ada satu harga (harga dalam akad) yang digunakan. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan biaya perolehan harus diberitahukan. Jika penjual mendapatkan diskon sebelum akad murabahah maka potongan itu merupakan hak pembeli. Sedangkan diskon yang diterima setelah adanya akad murabahah maka sesuai dengan yang telah disepakti dalam akad tersebut. Dan jika tidak diatur dalam akad maka potongan tersebut merupakan hak penjual. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain dalam bentuk barang yang dibeli dari penjual. Penjual dapat

(12)

meminta uang muka kepada pembeli sebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad disepakati. Uang muka menjadi bagianpelunasan piutang murabahah jika akad murabahah disepakati. Jika akad murabahah batal, uang muka akan dikembalikan kepada pembeli setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian maka penjual dapat meminta tambahan dari pembeli. Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang murabahah yang belum dilunasi pembeli:

(a) Melakukan pembayaran cicilan tepat waktu, dan atau (b) Mengalami penurunan kemampuan pembayaran.

Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Landasan syariah untuk murabahah adalah surat Al-Baqoroh:257. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contract, karena dalam murabahah ditentukan oleh beberapa required rate of profit-nya (keuntungan yang diperoleh). Karena dalam definisinya disebut adanya keuntungan yang disepakati / karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

(13)

Tabel 2.1

Perbedaan Antara Sistem Bunga dan Bagi Hasil

Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil

Penentuan besarnya hasil

Sebelumnya Setelah adanya usaha,

setelah mendapatkan keuntungan

Yang ditentukan sebelumnya

Bunga, besarnya nilai rupiah Menyepakati proporsi pembagian untung untuk masing-masing pihak misalnya: 50:50, 40:60, 35:65, Dst

Dihitung dari mana? Dari mana yang dipinjamkan,

tetap(fixed)

Dari untung yang bakkal diperoleh, belum pasti besarnya

Titik perhatian proyek / usaha

Besarnya bunga yang

harus dibayar nasabah/pasti diterima

bank

Keberhasilan proyek bersama yaitu: nasabah dan lembaga

Jika terjadi kerugian Di tanggung nasabah Di tenggung oleh kedua

saja pihak, nasbah dan

lembaga

Berapa besarnya? Pasti: (%) kali jumlah Proporsi(%) kali pinjaman yang pasti

diketahui

jumlah untung yang belum diketahui/ besarnya belum dapat dipastikan

Status hokum Berlawanan dengan

Qs-Lukman 34

Melaksanakan Qs-Lukman: 34

Sumber: Antonio, Muhammad Syafi’I,2001. Bank syariah dari teori kepraktek.

a. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan URIA (Unrestricted Investmen Account = investasi tidak terkat)

Jakarta: Gema insani press

Dalam pembiayaan murabahah berdasarkan sumber dana yang digunakan, secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

(14)

b. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan RIA (Restricted Investment Account = investasi terikat)

c. Pembiayaan murabahah yang didanai oleh pihak bank

Bank syariah juga berkompetisi dengan bank konvensional untuk ngan pelanggan). Perilak

rukun yang ditetapkan.

t atas

mbelian secara hutang. mendapatkan costomer yang bersifat floating costomer (pengepu

u floating costomer sangat dipengaruhi oleh tingkat convenience ( kenyamanan ) dan perolehan keuntungan dari return atau bunga yang didapat. Penerapan murkup pricing dalam pembiayaan syariah sebenarnya hanya dapat digunakan untuk sumber dana RIA yang menggunakan akad murabahah muqayadah. Pemilik dana RIA tentu ingin mengetahui indikasi return yang akan diterimanya dalam membiayai suatu bisnis. Dana RIA adalah dana yang penggunaannya sejak awal telah ditujukan untuk bisnis tertentu sehingga pemilik dana tentu igin mengetahui dari return bisnis yang dibiayayainya, berapa return yang akan diterima. Syarat murabahah, antara lain:

a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah. b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan

c. Kontrak harus bebas dari riba.

d. Penjual harus menjelaska kepada pembeli apabila terjadi caca barang sesudah pembelian.

e. Penjual harus menyampaikan semua hal berkaitan dengan dengan pembelian, misalnya jika pe

Rukun murabahah: a. Penjual (ba’i)

(15)

b. Pembeli (musytari’) jek (mabi’)

hah diatas hanya dapat dilakukan untuk barang atau produk yang dimiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan berkon

ipenuhi dalam murabahah, demikian juga dalam murabahah

rabahah KPP tidak ada kaitannya c. Barang atau ob

d. Harga (tsaman) e. Ijab qabul (sighat) Jual beli secara muraba

telah dikuasai atau

trak. Bila produk tersebut tidak dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalah murabahah kepada pemesan pembelian (murabahah KPP). Hal ini dinamakan demikian karena si penjual semata-mata mengadakan barang untuk memenuhi kebutuhan si pembeli yang memesannya.

Dalam pembiayaan murabahah pemesanan ada beberapa ketentuan-ketentuan umum:

1) Jaminan, pada dasarnya jaminan bukanlah satu rukun atau syarat yang mutlak d

KPP. Jaminan dimaksud adalah untuk menjaga agar si pemesan tidak main-main dengan pesannanya.

2) Utang dalam murabahah KPP, secara prinsip penyelesaian utang sipemesan dalam transaksi mu

dengan transaksi lain yang dilakukan pemesan kepada piahak ketiga atas barang tersebut. Apakah si pemesan menjual kembali barang tersebut dengan keuntunagan dan kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada si pembeli

(16)

3) Penundaan pembayaran oleh debitor, seorang nasabah yang mempunyai ekonomis dilarang menunda penyelesaian utangnya dalam

enar-benar tidak mampu secara ekonomis dan

C.

Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan sedur, sistem dapat didefinisikan sebaga

n untuk dikeluarkan. Tujuan

skan sebagai berikut:

murabahah. Apabila seorang pemesan tidak menyelasaikan pelunasan utangnya, maka pembeli bisa melakukan tindakan mengambil prosedur melalui jalur hukum.

4) Bangkrut, jika pemesan yang dianggap pailit dan gagal menyelesaikan kewajiban karena b

bukan karena lalai sedangkan ia mampu, kreditor harus menunda tagihan sampai menjadi sanggup kembali.

Sistem dan Prosedur Pemberian Pinjaman

pendekatan komponen. Dengan pendekatan pro

i kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Kemudian dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan prosedur pemberian pinjaman maksudnya adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu pinjaman diputuska

nya adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan pinjaman.

Secara garis besar proses peminjaman uang di bank konvensional dan di bank syariah dapat dijela

(17)

1. Bank Konvensional

1) Permohonan kredit diajukan oleh nasabah kepada bank. disampaikan kepada Direktur dan oleh Direktur

nelaahan/analisa.

alisis tertulis yang rapi ke Direksi.

ersiapan

Gamb r 2.1 Skema Pemberian Kredit Permohonan itu

segera diteruskan ke bagian kredit untuk diolah.

2) Oleh kepala bagian kredit, permohonan itu diserahkan ke seksi Analisa atau Seksi Pemberian untuk dilakukan pe

Apabila data untuk pertimbangan cukup maka analisa terus dilakukan, tetapi bila masih ada kekurangan data, seksi analisis dapat meminta tambahan keterangan atau data kepada nasabah bersangkutan secara tertulis.

3) Setelah melakukan analisis kemudian diperiksa oleh Kepala Bagian Kredit dan disusun an

4) Direktur memeriksa analisis dan mengambil keputusan kemudian diteruskan kebagian kredit untuk dilaksanakan. P

pejanjian kredit diurus oleh seksi pemberian / analis dan setelah ditandatangani oleh kepala bagian kredit, kemudian perjanjian ditandatangani kembali oleh nasabah dan direktur.

5) Pengawasan / pengamanan atas fasilitas kredit yang akan diberikan bank dilakukan sampai kredit itu lunas.

(18)

2. Bank Syariah

1) gian informasi untuk memperoleh

tang pemberian kredit, misalnya tentang barang jaminan,

inan kebagian penaksiran untuk ditaksir

barang atau nilai barang tersebut, kemudian baru ditetapkan nilai taksir barang atau jaminan tersebut

NASABAH 

Calon nasabah datang langsung ke ba penjelasan ten

jangka waktu pengambilan, jumlah pinjaman, dan biaya sewa modal (bunga pinjaman).

2) Bagi calon nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat langsung membawa barang jam

nilai jaminan yang diberikan. Pemberian jaminan disertai bukti diri berupa KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang yang tidak dapat datang.

3) Bagian penaksiran akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik kualitas Surat permohonan Kredit DIREKTUR  BAGIAN KREDIT  KSESI PEMBERIAN  SEKSI PENGAWASAN  PERJ JIAN  KREDIT  AN

(19)

4) Setelah nilai taksiran ditetapkan langkah selanjutnya dalah menentukan nilai jumlah pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang dikenakan dan kemudian diinformasikan kepada calon peminjam.

Skema Murabahah 2.Penyarahan barang sekarang

3.pembayaran secara tunai, tangguh ataupun dicicil

Sumber:Zulkifli, sunarto. bankan Syariah.Jakarta:zikrul

rabahah bank

ang dianutnya. Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam kegiatan aktivit

5) Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk disampikan dan nasabah memperoleh pinjaman berikut serta bukti pinjaman.

Gambar 2.2

1. Akad Murabahah

Penjual  Pembeil 

2003.Panduan Transaksi Per hakim

Dari uraian diatas perbedaan pokok antara pembiayaan mu

syariah dan pemberian kredit bank konvensional, terletak pada landasan falsafah y

tasnya, sedangkan bank konvensional sebaliknya. Hal ini sangat mempengaruhi dalam perkembangan dan aspek operasional oleh bank islam. Walaupun pola bagi hasil ini merupakan produk unggulan bank syariah, namun

(20)

jika meneliti kembali pokok-pokok syariah dimana akidah yang berlaku untuk urusan muamalah(interaksi social) bahwa semuanya diperbolehkan kecuali yang dilarang, berarti semua jenis transaksi pada umumnya diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga(riba), spekulasi (masyir), tipu menipu (gharar). Pada pembiayaan murabahah nasabah yang mengajukan permohonan harus memenuhi syarat sah perjanjian dan harus berumur 21 Tahun atau telah/pernah menikah, sehat jasmani dan rohani.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian Wardah Yuspin (2006), dalam menganalisis Penerapan Prinsip Syariah dalam pelaksanaan Akad Murabahah, yang tujuannya melaksanakan

murabahah sudah sesuai dengan fatwa MUI, walau

iayaan murabahah apakah penera

prinsip syariah dalam akad

pun harga objek akad yang merupakan harga beli ditambah keuntungan biasanya lebih mahal dari pemberian kredit kepemilikan pada bank konvensional tetapi pada murabahah nasabah diuntungkan dengan tidak dikenakannya bunga pada murabahah sehingga nasabah tidak akan rugi.

Penelitian Rumiati (2002), mengenai Evaluasi Penerapan Pembiayaan Murabahah pada PT. BNI (persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan, yang tujuannya untuk mengetahui penerapan pemb

pannya telah sesuai dengan PSAK 59: akuntansi perbankan syariahdan peraturan bank Indonesia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif studi kasus, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau melukiskan suatu keadaan, gejala atau kelompok tertentu secara terperinci.

(21)

Penelitian yang dilakukan oleh Vina Kharisma dewi (2005) dalam menganalisis perhitungan resiko pembiayaan dengan Metode Pendekatan Internal dan Standar Pada Bank Konvensional dan Sistem Pembiayaan Murabahah Pada Bank

 

Syariah yang tujuannya menyarankan kepada bank Syariah untuk menggunakan metode Credit Risk, disamping mengukur unexpected loss dengan menggunakan pendekatan standar sebagai mana telah diatur oleh Bank Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

• Pemanfaatan komputer untuk membuat & menggabungkan teks, grafik, audio, video & animasi dengan menggabungkan link & tool yang memungkinkan pemakai melakukan

Alasan penggunaan Psikodrama pada penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya dari Prawitasari (2011), bahwa psikodrama merupakan metode yang mampu

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Bahan ajar PAI berbasis Pendekatan Saintifik pada materi Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah swt memenuhi kriteria standar

Forensik digital muncul dari banyaknya kriminal yang terjadi pada penggunaan sistem komputer sebagai objek atau sebagai alat yang digunakan untuk sebuah kejahatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui gambaran karakteristik pasien HIV yang sedang menjalani terapi ARV di Poli rawat Jalan RSUD Raden Mattaher

Adapun faktor serta hambatan yang menjadi penyebab tidak tercapainya target produksi disebabkan karena, lebih besar kegiatan dari alat angkut dari pada alat

dampak dari suatu proyek terhadap kemiskinan (misalnya, pemberian kredit skala kecil). Angka kemiskinan akan terbanding antara satu negara dengan negara yang lain hanya jika

G6PD Canton, G6PD Kaiping dan G6PD Vanua Lava pada penelitian ini berperan dalam kasus defisiensi G6PD dengan riwayat kehamilan buruk yang tidak diketahui penyebabnya, maka harus