• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada UKM Keripik Buah Di Kota Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada UKM Keripik Buah Di Kota Batu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Pada UKM Keripik Buah Di Kota Batu Analysis of Contributions Component Technology In SME Fruit Chips In Batu City

Sigit Prayitno1)*, Imam Santoso2), Usman Effendi2)

1)Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP – Univ. Brawijaya 2)Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP – Univ. Brawijaya

*email_korespondensi: sigitprayitno27@yahoo.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil kontribusi komponen-komponen teknologi pengolahan pada UKM keripik buah di Kota Batu dan mengetahui hasil perbandingan kontribusi komponen-komponen teknologi pada UKM keripik buah di Kota Batu. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Technometric dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode Technometric digunakan untuk menilai kontribusi komponen teknologi (Technoware, Humanware Infoware, dan Orgaware) di UKM Keripik Buah, sedangkan untuk penilaian intensitas komponen teknologi tersebut dengan metode AHP. Penilaian kontribusi komponen teknologi ini dilakukan di 3 UKM Keripik Buah di Kota Batu yaitu UKM Palem Ijo, UKM Arjuna 999 dan UKM Ramayana Agromandiri. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan nilai Technology Contribution Coefficient (TCC) yang terbesar diantara 3 UKM Keripik Buah di Kota Batu adalah pada UKM Ramayana Agromandiri dengan nilai TCC sebesar 0,53. Sedangkan untuk nilai TCC pada UKM Arjuna 999 dan UKM Palem Ijo yaitu 0,482 dan 0,428. Meskipun berbeda nilai TCC-nya, tingkat kontribusi komponen teknologi pada ketiga UKM tersebut berada pada tingkat teknologi semi modern dan jika dikategorikan dalam penilaian kualitatif termasuk dalam klasifikasi cukup.

Kata Kunci: AHP, Technometric, Teknologi, UKM Keripik Buah Abstarct

This research aims to analyze the results of the contribution of the components of the processing technology SMEs fruit chips in Batu and know the results of the contribution ratio of technology components in SMEs fruit chips in Batu. In this study Technometric approach and Analytical Hierarchy Process (AHP). Technometric methods used to assess the contribution of technological components (Technoware, Humanware Infoware, and orgaware) in SMEs Fruit Chips, whereas for the assessment of the intensity of the technological component with AHP. Assessment contribution of technology components is done in three SMEs Fruit Chips in Batu namely Palm Ijo SMEs, Arjuna 999 SMEs and SME Agromandiri Ramayana. Based on the analysis of data obtained values Technology Contribution Coefficient (TCC) which is the largest among the three SMEs Fruit Chips in Batu is on SMEs Ramayana Agromandiri the TCC value of 0.53. As for the value of TCC on Arjuna 999 SMEs and SME Palm Ijo namely 0.482 and 0.428. Despite its different TCC value, the level of contribution of technology to the third component of the SMEs are at the level of semi-modern technology and if considered in a qualitative assessment included in the classification enough.

Keyword: AHP, SMEs Fruit Chips, Technology, Technometric

1. Pendahuluan

Kemajuan teknologi telah

menjadikan dunia lebih dinamis. Teknologi

telah memungkinkan berbagai negara

maupun perusahaan termasuk Usaha Kecil Menengah (UKM) mampu meningkatkan daya saing mereka, baik berupa efisiensi produksi maupun dalam bentuk kualitas barang atau jasa yang dihasilkan. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia memegang peranan sentral dan strategis

dalam pembangunan ekonomi kerakyatan dan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Jika UKM mendapat perhatian khusus dengan pola pengembangan dan kebijakan yang terarah maka akan menjadi tulang punggung (backbone) bangkitnya sektor riil di Daerah (Djamhari, 2006).

Usaha Kecil dan Menengah semakin diakui sebagai kendaraan utama untuk pembangunan ekonomi di negara maju dan berkembang. Hal ini adalah sumber utama

(2)

bagi tenaga kerja, pendapatan, inovasi dan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, UKM

telah menjadi aset utama dalam

perekonomian. Di sebagian besar negara di dunia, tingkat ketergantungan ekonomi pada usaha kecil dan menengah telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. (Pushpakumari dan Watanabe, 2008). UKM Keripik Buah merupakan salah satu dari jenis UKM yang memiliki potensi yang

sangat bagus untuk dikembangkan

khususnya di wilayah Kota Batu. Kota Batu merupakan daerah pariwisata yang berada di daerah pegunungan sehingga mempunyai

potensi pertanian yang cukup baik

khususnya pertanian hortikultura seperti buah-buahan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dan

kelangsungan hidup UKM Keripik Buah adalah teknologi yang diterapkan oleh UKM.

Son (2014), mendefinisikan

teknologi sebagai proses yang digunakan setiap perusahaan untuk mengkonversi input tenaga kerja, bahan, modal, energi dan informasi menjadi output dari nilai yang lebih besar. Teknologi merupakan salah satu pendukung perkembangan suatu industri yang sangat penting dan perlu

untuk diperhatikan. Upaya untuk

melakukan pengembangan industri yaitu dengan mengembangkan inovasi teknologi yang dapat dinyatakan dalam empat basis komponen teknologi pada proses operasi yaitu komponen fasilitas (technoware), kemampuan sumber daya (humanware), dokumen dan informasi (infoware), dan kerangka kerja (orgaware) (Yerusalem, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar kontribusi

komponen teknologi dalam proses

transformasi Keripik buah dengan

menggunakan pendekatan Teknometrik dan

pembobotan dengan metode AHP

(Analytical Hierarchy Process) berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah mendapatkan kontribusi komponen teknologi di masing-masing UKM tersebut, selanjutnya dilakukan perbandingan dari

hasil masing-masing UKM. Dengan

perbandingan tersebut dapat diketahui

komponen teknologi yang perlu

dikembangkan, sehingga komponen

teknologi yang lemah di UKM tersebut dapat segera diperbaiki.

Penelitian ini bertujuan untuk

Menganalisis hasil kontribusi komponen-komponen teknologi pengolahan pada UKM Keripik Buah di Kota Batu dan mengetahui hasil perbandingan kontribusi komponen-komponen teknologi pada UKM Keripik Buah di Kota Batu.

2. Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan di 3 UKM keripik buah yang ada di Kota Batu yaitu UKM Palem Ijo, UKM Arjuna 999 dan UKM Ramayana Agromandiri. Penelitian menggunakan pendekatan Technometric dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode technometric yang digunakan untuk menilai kontribusi komponen teknologi (Technoware, Humaware Infoware, dan

Orgaware) di UKM Keripik Buah,

sedangkan untuk penilaian intensitas

komponen teknologi tersebut dengan

metode AHP. Berikut ini adalah langkah-langkah metode technometric (Nazarudin, 2008):

1. Estimasi Tingkat Sofistikasi

Untuk menentukan tingkat sofistikasi

komponen teknologi, dapat

menggunakan suatu prosedur penentuan skor terhadap kriteria penilaian masing-masing komponen teknologi.

2. Penilaian Kecanggihan Mutakhir

Rating state of the art dapat ditunjukkan dengan rumus (Nazaruddin, 2008) :

STi = | ... (1)

SI = | ... (2)

SHj = | ... (3)

SO = | ... (4)

Keterangan :

Tik : skor kriteria ke-k untuk technoware item i Hji : skor kriteria ke-i untuk humanware kategori

j

Fm : skor kriteria ke-m untuk inforware On : skor kriteria ke-n untuk orgaware

3. Penentuan Kontribusi Komponen

Kontribusi komponen kemudian dihitung

dengan menggunakan rumus-rumus

(3)

Ti = 1/9 [LTi + STi (UTi-LTi)] ... (5)

Hj = 1/9 [LHj + SHj (UHj-LHj)] ... (6)

I = 1/9 [LI + SI (UI-LI)] ... (7)

O = 1/9 [LO + SO (UO-LO)] ... (8)

Keterangan: Ti: kontribusi masing-masing item i dari technoware Hj: kontribusi masing-masing item j dari humanware I : kontribusi masing-masing item i dari infoware O : kontribusi masing-masing item o dari orgaware U : batas atas L : batas bawah 4. Penilaian Intensitas Kontribusi Komponen Estimasi untuk intensitas kontribusi komponen, dapat dilakukan dengan menggunakan matriks perbandingan berpasangan. Hal ini bisa dilakukan dengan metode AHP. 5. Perhitungan Koefisien Kontribusi Teknologi Dalam suatu fasilitas transformasi, koefisien kontribusi teknologi (technolgy contribution coeffisient, TCC) didefinisikan sebagai berikut (Nazaruddin, 2008): TCC = Tβt x Hβh x Iβi x Oβo ... (10)

Dimana :

T : Kontribusi fasilitas rekayasa terhadap koefisien kontribusi teknologi

H : Kontribusi kemampuan insan dari manusia

I : Kontribusi akses dan kemampuan teknologi

O : Kontribusi pemanfaatan atas perangkat organisasi

β : Kepentingan relatif kriteria fasilitas rekayasa

Kemudian nilai TCC akan dibandingkan dengan syarat nilai sebagai berikut:

Tabel 1. Penilaian Kualitatif Berdasarkan

Selang Nilai

Harga TCC Tingkat Klasifikasi 0 < TCC ≤ 0.1 Sangat rendah 0.1 < TCC ≤ 0.3 Rendah 0.3 < TCC ≤ 0.5 Cukup 0.5 < TCC ≤ 0.7 Baik 0.7 < TCC ≤ 0.9 Sangat baik 0.9 < TCC ≤ 1.0 Kecanggihan modern Sumber : Nazarudin, 2008

Tabel 2. Tingkat Teknologi TCC Harga TCC Tingkat Teknologi 0 < TCC ≤ 0.3 Tradisonal

0.3 < TCC ≤ 0.7 Semi modern 0.7 < TCC ≤ 1.0 Modern

Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Analisis Perhitungan Kontribusi Teknologi

Penilaian tingkat teknologi pada UKM Ramayana Agromandiri, UKM Palem Ijo dan UKM Arjuna 999 dilakukan menggunakan model teknometrik. Model

teknometrik mendefinisikan koefisien

kontribusi teknologi Technology

Contribution Coeffisien (TCC) dalam suatu

fasilitas transformasi di ketiga UKM tersebut. Kriteria komponen teknologi menggunakan metode scoring berdasarkan

penilaian subyektif terhadap kriteria

komponen technoware, humanware,

infoware dan orgaware.

3.2.1 Penilaian Kontribusi Komponen Teknologi

Penilaian kontribusi setiap komponen

diperoleh dengan menggunakan nilai

batasan derajat kecanggihan dan rating state

of the art. Nilai tersebut didapatkan dengan

menggunakan rumus (5), (6), (7), dan (8). Nilai kontribusi komponen teknologi untuk masing-masing komponen terlihat dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Kontribusi Komponen Teknologi Komponen Nilai Kontribusi UKM Palem Ijo UKM Arjuna 999 UKM Ramayana Agromandiri Technoware 0.597 0.606 0.604 Humanware 0.427 0.409 0.591 Infoware 0.522 0.511 0.544 Orgaware 0.272 0.389 0.391

Pada UKM Palem Ijo, komponen teknologi yang memiliki tingkat kontribusi terendah adalah orgaware dengan nilai

sebesar 0.272. Rendahnya tingkat

kontribusi komponen orgaware tersebut dikarenakan UKM Palem Ijo masih dalam

bentuk organisasi bisnis kecil yang

dipimpin sendiri, modal kecil dan tenaga kerja yang masih sedikit. Komponen teknologi yang memiliki nilai kontribusi tertinggi adalah komponen technoware

(4)

dengan nilai 0.597. Tingginya nilai kontribusi technoware tersebut dikarenakan komponen technoware pada UKM Palem Ijo sudah menggunakan fasilitas otomatis seperti mesin vaccum frying dan spinner sehingga sangat membantu dalam proses produksi.

Pada UKM Arjuna 999, komponen yang memiliki nilai kontribusi terendah adalah komponen orgaware dengan nilai 0.389. Hal tersebut dikarenakan UKM masih dalam bentuk organisasi bisnis kecil

namun sudah dapat meningkatkan

kapabilitas UKM. Komponen technoware memiliki nilai kontribusi tertinggi dengan nilai 0.606. Komponen technoware telah memberikan banyak kontribusi pada proses

transformasi khususnya dalam hal

kompleksitas operasional dan tingkat

pengawasan proses produksi.

Pada UKM Ramayana Agromandiri,

nilai kontribusi komponen orgaware

sebesar 0.391 menjadi nilai kontribusi

komponen terkecil jika dilihat dari

pentingnya komponen orgaware dalam proses transformasi pada UKM Ramayana Agromandiri. Penyebab kecilnya nilai tersebut adalah UKM masih merupakan organisasi bisnis yang kecil, tapi sudah mampu untuk meningkatkan kapabilitas. Nilai kontribusi komponen technoware sebesar 0.604 menjadi nilai kontribusi komponen tertinggi daripada komponen

teknologi yang lainnya. Komponen

technoware banyak memberikan kontribusi

pada proses transformasi di UKM

Ramayana Agromandiri.

3.2.2 Penentuan Intensitas Kontribusi Komponen Teknologi

Pengkajian intensitas kontribusi

komponen teknologi didapatkan dari

pemberian bobot/nilai dari tingkat intensitas

kontribusi komponen teknologi pada

kuesioner yang diberikan pada responden ahli. Dari hasil kuesioner tersebut kemudian

dilakukan perbandingan berpasangan

dengan metode Pairwise Comparison AHP

(Analytical Hierarchy Process) yang dapat

dilihat pada Lampiran 10. Hasil dari intensitas kontribusi komponen teknologi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Intensitas Kontribusi Komponen Teknologi Komponen Teknologi Intensitas Kontribusi UKM Palem Ijo UKM Arjuna 999 UKM Ramayana Agromandiri Technoware 0.061 0.352 0.114 Humanware 0.475 0.460 0.577 Infoware 0.292 0.126 0.052 Orgaware 0.172 0.062 0.257 Consistency Ratio (CR) 0.084 0.042 0.096

Pada UKM Palem Ijo, komponen

humanware memiliki nilai intensitas terbesar yaitu 0.475 dan nilai intensitas

terendah pada komponen technoware

sebesar 0.061. Adapun intensitas komponen

humanware dan infoware masing-masing

sebesar 0.475 dan 0.172. Bila diurutkan,

maka nilai intensitas masing-masing

komponen tersebut sebagai berikut: βh > βi > β0 > βt. Nilai Consistency ratio sebesar

0.084 menunjukkan bahwa penilaian

tingkat kepentingan yang dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut ≤ 0.1.

Pada UKM Arjuna 999, komponen

humanware memiliki nilai intensitas terbesar yaitu 0.460 dan nilai intensitas terendah pada komponen orgaware sebesar

0.062. Adapun intensitas komponen

technoware dan infoware masing-masing

sebesar 0,352 dan 0.126. Bila diurutkan,

maka nilai intensitas masing-masing

komponen tersebut sebagai berikut: βh > βt > βi > βo. Nilai Consistency ratio sebesar

0.042 menunjukkan bahwa penilaian

tingkat kepentingan yang dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut ≤ 0.1.

Pada UKM Ramayana Agromandiri, komponen humanware memiliki nilai intensitas terbesar yaitu 0.577 dan nilai

intensitas terendah pada komponen

infoware sebesar 0.052. Adapun intensitas

komponen technoware dan orgaware

masing-masing sebesar 0.114 dan 0.257. Bila diurutkan, maka nilai intensitas masing-masing komponen tersebut sebagai berikut: βh > βo > βt > βi. Nilai

Consistency ratio sebesar 0.096 menunjukkan bahwa penilaian tingkat kepentingan yang dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut ≤ 0.1.

(5)

3.2.3 Penentuan Nilai TCC (Technology Coefficient Contribution)

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi derajat kecanggihan, state of the art (SOTA), kontribusi komponen dan intensitas kontribusi komponen diperoleh nilai koefisien kontribusi teknologi (technology contribution coefficient) yang disebut TCC, disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai TCC UKM Palem Ijo, UKM Arjuna 999 dan UKM

Ramayana Agromandiri.

UKM Komponen Limit SOTA Kontribusi Intensitas TCC Lower Upper Palem Ijo Technoware 1 7 0.729 0.597 0.061 0.428 Humanware 1 5 0.711 0.427 0.475 Infoware 1 6 0.740 0.522 0.292 Orgaware 1 3 0.725 0.272 0.172 Arjuna 999 Technoware 1 7 0.743 0.606 0.352 0.482 Humanware 1 5 0.670 0.409 0.460 Infoware 1 6 0.720 0.511 0.126 Orgaware 2 4 0.750 0.389 0.062 Ramayana Agromandiri Technoware 1 4 0.74 0.604 0.114 0.53 Humanware 1 5 0.72 0.591 0.577 Infoware 1 6 0.78 0.544 0.052 Orgaware 1 3 0.76 0.391 0.257

Nilai TCC yang didapatkan di UKM Palem Ijo yaitu sebesar 0.428. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa tingkat

kontribusi komponen teknologi pada UKM Palem Ijo berada pada tingkat teknologi semi modern dan jika dikategorikan dalam penilaian kulaitatif, maka tingkat kontribusi teknologi di UKM Palem Ijo masih termasuk cukup.

Nilai TCC yang didapatkan di UKM Arjuna 999 yaitu sebesar 0.482. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa tingkat

kontribusi komponen teknologi pada UKM Arjuna 999 berada pada tingkat teknologi semi modern dan jika dikategorikan dalam penilaian kulaitatif, maka tingkat kontribusi teknologi di UKM Arjuna 999 masih termasuk cukup.

Nilai TCC yang didapatkan di UKM Ramayana Agromandiri yaitu sebesar 0.53. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat kontribusi komponen teknologi pada UKM Ramayana Agromandiri berada pada tingkat

eknologi semi modern dan jika

dikategorikan dalam penilaian kulaitatif, maka tingkat kontribusi teknologi di UKM Ramayana Agromandiri masih termasuk cukup yang mendekati baik.

3.2 Perbandingan Kontribusi Teknologi UKM Ramayana Agromandiri, UKM Arjuna 999 dan UKM Palem Ijo

Perbandingan kontribusi teknologi (technoware, humanware, infoware, dan

orgaware) dalam penelitian ini digunakan

untuk membandingkan komponen teknologi yang ada pada masing-masing UKM (UKM Ramayan Agromandiri, UKM Arjuna 999 dan UKM Palem Ijo) sehingga dapat

diketahui kekuatan dan kelemahan

komponen teknologi pada masing-masing UKM. Adapun perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 Humanware Technoware Infoware Orgaware

Perbandingan Kontribusi Komponen Teknologi

Keterangan :

UKM Ramayana Agromandiri UKM Arjuna 999 UKM Palem Ijo

Gambar 1. Perbandingan Kontribusi Komponen Teknologi

(6)

Dari Gambar 1 dapat diketahui garis

biru menunjukkan nilai kontribusi

komponen teknologi di UKM Ramayana Agromandiri, garis abu-abu menunjukkan nilai kontribusi komponen teknlogi pada UKM Arjuna 999 dan garis berwarna

orange menunjukkan nilai kontribusi

komponen teknologi pada UKM Palem Ijo. Garis berwarna biru menempati posisi pada posisi paling luar diantara 2 garis lainnya, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai

kontribusi komponen teknologi

(technoware, humanware, infoware,

orgaware) di UKM Ramayana

Agromandiri paling besar diantara UKM Arjuna 999 dan UKM Palem Ijo.

Perbedaan kontribusi teknologi akan berdampak juga pada Nilai TCC pada masing-masing UKM. Semakin tinggi nilai kontribusi komponen teknologi maka akan semakin tinggi pula nilai TCC pada UKM. Nilai TCC yang tertinggi yaitu pada UKM

Ramayana Agromandiri dengan nilai

sebesar 0,53 dan selanjutnya yaitu UKM Arjuna 999 dengan nilai 0,482 kemudian UKM Palem Ijo dengan nilai 0,428. Besar kecilnya nilai TCC juga tergantung dari kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, dan jangkauan pemasaran. Korelasi nilai TCC pada masing-masing UKM dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 4.11 Korelasi Nilai TCC

Dari Tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa pada UKM Ramayana Agromandiri memiliki kapasitas produksi yang paling besar yaitu 15 ton/bulan dengan jangkauan

pemasaran sudah mencakup wilayah

nasional dan 21 tenaga kerja. Semakin besar kapastias produksi dan semakin luas wilayah pemasaran akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Dalam hal ini tenaga kerja termasuk dalam komponen

humanware. Komponen humanware dalam

UKM harus dalam keadaan baik untuk

menunjang kapasitas produksi yang besar.

Selain komponen humanware, untuk

menunjang kapasitas produksi yang besar juga harus didukung dengan komponen

technoware, infoware dan orgaware dengan

kondisi yang baik pula.

4. Kesimpulan dan Saran

Dari pemaparan, pengolahan data dan perhitungan data pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa nilai

Technology Contribution Coefficient (TCC)

yang terbesar diantara 3 UKM Keripik Buah di Kota Batu adalah pada UKM Ramayana Agromandiri dengan nilai TCC sebesar 0.53. Sedangkan untuk nilai TCC pada UKM Arjuna 999 dan UKM Palem Ijo yaitu 0.482 dan 0.428. Meskipun berbeda nilai TCCnya, tingkat kontribusi komponen teknologi pada ketiga UKM tersebut berada pada tingkat teknologi semi modern dan jika dikategorikan dalam penilaian kualitatif termasuk dalam klasifikasi cukup.

Penelitian mengenai analisis

komponen teknologi masih dapat

dikembangkan lebih lanjut. Penelitian selanjutnya dapat melakukan pengukuran komponen teknologi dengan sampel yang lebih akurat sehingga dapat mewakili kondisi komponen teknologi UKM Keripik Buah di Kota Batu. Pada penelitian selanjutnya masih terbuka peluang untuk dilakukan pengukuran kandungan teknologi dengan menambahkan elemen teknologi yang lain sesuai dengan konsep manajemen teknologi untuk pengembangan wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Djamhari, D. R. 2006. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perkembangan Sentra UKM Menjadi Klaster Dinamis. Jurnal Infokop. 2(29):

83-91

Nazarudin. 2008. Manajemen Teknologi

Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta

Pushpakumari, M. D. and Watanabe, T. 2008. Do Strategies Improve SME

Performance? An Empirical Analysis of Japan and Sri Lanka.

Meijo Asian Research Journal, 1 (1), 61-75.

(7)

Son, Le Ngoc. 2014. A Proposed Model for

Firm’s Technological Capability Assessment under Uncertain Environment. International Journal of

Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE) ISSN: 2278-3075, Volume-3, Issue-11, April 2014 Wiraatmaja, I. W. dan Ma’ruf A. 2004. The

Assesment of Technology in Supporting Industry Located at

Tegal Industrial Park. Proceddings

of Marine Transportation

Engineering Seminar. Hal: 1-10.

Yerusalem, A. 2007. Implementasi

Metode Technometric Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMK Kelompok Pariwisata. Jurnal Pendidikan. 3(1):

Referensi

Dokumen terkait

Discussion of judicial independence typically focus on the importance of independent decision making. The need for freedom from inappropriate influence--- wether

sawah seluas 1 hektar, paling bantar ia hanya mendapatkan 5-8 karung gabah kering saja atau senilai 200 kg beras. Jumlah ini jauh dari pembagian yang sepatutnya

Surabaya Trading telah memiliki IUIPHHK dan IUI yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan jenis usaha yang dijalankan sesuai dengan izin usahanya.. Rencana

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Interaktif E-Modul Berbasis Flash Untuk

Dengan adanya baterai laptop bertenaga matahari ini pengguna tidak perlu terus mengisi baterai pada stopkontak secara terus menerus di siang hari, namun anda cukup berada pada

In conclusion, n-hexane insoluble fraction and ethyl acetate soluble fraction exhibited potent cytotoxic on breasr cancer T47D cell lines.. The fractions are potential to be

Umur Harapan Hidup tahun 2012 di Jawa Barat adalah 68,6 tahun, jika dibandingkan dengan umur harapan hidup di Provinsi yang berada di Pulau Jawa dan Bali ternyata ranking ke dua

1). Analisis Kurikulum, Analisis kuriku lum bertujuan untuk memantau tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan standar nasional. Pada tahap ini dilakukan