SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
BAB I
PENDAHULUAN
alam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.
Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Satuan Polisi Pamong Praja selaku unsur embantu pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi Dinas sebagai sub sistem dari sistem pemerintahan daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat.
Dalam perencanaan pembangunan daerah Provinsi Lampung, capaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan keselarasan dengan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai pada lingkup Pemerintahan Kota, Propinsi dan Nasional.
Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sehubungan dengan hal tersebut Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung diwajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung Tahun 2019 yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan.
1.1 Latar Belakang
1.1.2 SEJARAH POLISI PAMONG PRAJA
Keberadaan Satpol PP di daerah pada prinsipnya berkaitan dengan kepentingan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah. Konkritnya berkenaan dengan salah satu urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Secara lebih spesifik hal ini tertuang dalam
ketentuan pasal 255 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Pada ayat (1) menyatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.
Dengan demikian Satpol PP merupakan perangkat daerah yang tugas dan fungsi serta kewenangannya secara tegas dinyatakan secara langsung dalam UU pemerintahan daerah. Hal ini kemudian menjadi acuan bagi daerah untuk membentuk organisasi Satpol PP yang sesuai dengan kebutuhan penegakkan regulasi daerah dan penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.
Secara kelembagaan, dasar utama pembentukan Satpol PP sebagai perangkat daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah yang secara eksplisit menyatakan bahwa instansi penyelenggara urusan ketenteraman dan ketertiban umum di daerah dinamakan Satpol PP. Pada regulasi ini juga diatur mengenai penentuan tipeologi Satpol PP di setiap daerah. Selanjutnya berkenaan dengan pembentukan organisasi, tugas, fungsi, dan wewenang, sumber daya manusia, kewajiban Pemerintah Daerah, koordinasi, pembinaan, pengawasan, penghargaan, dan pelaporan serta pengaturan kualifikasi PPNS untuk Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Satpol PP, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2019 tentang Satuan Polisi Pamong Praja. Kedua regulasi ini kemudian menjadi pedoman bagi daerah membentuk Satpol PP melalui peraturan daerah.
Berikut Sejarah Singkat Polisi Pamong Praja : 1. Sebelum Kemerdekaan
Dimulai sejak VOC menduduki Batavia (Jakarta) Tahun 1620 dibutuhkan suatu lembaga teknis yang berfungsi memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat pada saat itu, maka dibentuklah BAILLUW (Polisi merangkap Jaksa sekaligus Hakim) yang dapat secara langsung menangani suatu perselisihan dan masalah di bidang penegakan hokum dan peraturan yang berlaku pada saat itu.
Bailluw pada masa pemerintahan Raffles dikembangkan dan diberdayakan dengan membentuk Satuan Baru lainnya yang disebut dengan BESTTUURPOLITIE (Polisi Pamong Praja) dengan tugas khusus membantu Kewedanaan / Pemerintahan Daerah dalam rangka penegakan peraturan daerah, ketenteraman dan ketertiban umum masyarakat.
2. Jaman Kemerdekaan s/d sekarang
a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, selanjutnya Tanggal 18 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara dimana didalamnya terdapat Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas secara khusus menangani masalah ketenteraman dan ketertiban umum.
b. Melalui Surat Perintah Jawatan Praja Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1948 tanggal 30 Oktober 1948 dibentuk Polisi Penjaga Keamanan Kapanewonan di D.I.Yogyakarta, lalu pada pada Surat Perintah Jawatan Praja Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tanggal 10 November 1948 diberi nama Detasemen Polisi Pamong Praja.
c. Tanggal 03 Maret 1950 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : UP.32/2/21 Tahun 1950 dibentuk Kesatuan Polisi Pamong Praja untuk tiap – tiap Kapanewonan di Wilayah Pulau Jawa dan Madura dengan Formasi : 1 Manteri Polisi, 5 Calon Agen Polisi Pamong Praja dan 5 Pembantu Keamanan.
d. Berdasarkan saran dan pendapat dari Menteri Keamanan Pertahanan dengan Suratnya Nomor KP.1/1135/39 tanggal 12 November 1959, maka pada Tanggal 30 November 1960 diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 71 Tahun 1960 59 dibentuk Polisi Pamong Praja diluar Pulau Jawa dan Madura dengan Formasi 1 Manteri Polisi, 5 Calon Agen Polisi Pamong Praja.
e. Atas saran Surat Kepala Staf Pengusa Perang Tertinggi Nomor 0643/PEPERTI/1961 maka pada tanggal 11 Juli 1962 diterbitkan Peraturan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Nomor : 10 Tahun 1962 tentang Pembentukan Pagar Baya.
f. Peraturan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Nomor : 1 Tahun 1963 dibentuk Kesatuan Pagar Praja.
g. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja. h. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang
telah diganti dengan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
i. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741).
1.1.3 LANDASAN HUKUM
1. Undang –undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
2 PP Nomor 06 Tahun 2010 yang telah berganti dengan PP No. 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 26 tahun 2010
tentang Penggunaan Senjata Api bagi Satuan Polisi Pamong Praja
4 Permendagri Nomor 27 tahun 2010 tentang Pelaporan Satuan Polisi Pamong Praja mengenai Keamanan, Ketentraman, dan Ketertiban Umum, serta Perlindungan Masyarakat
5 Permenpan No. 4 thn 2014 ttg pengangkatan jafung polpp dan angka kredit
6 Permendagri Nomor 38 tahun 2010 tentang Pendidikan Dasar Satuan Polisi Pamong Praja
7 Permendagri Nomor 40 tahun 2011 tentang Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja
8 Permendagri No.54 tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja
9 Permendagri Nomor 19 tahun 2013 yang dirubah menjadi Permendagri No. 17 Th.2019 tentang pakaian Dinas & Atribut Satuan Polisi Pamong Praja
10 Permendagri Nomor 34 tahun 2015 tentang Jabatan Fungsional Satuan Polisi Pamong Praja
11 Permendagri No. 100 tahun 2018 tentang Penerapan SPM 12 Permendagri No.121 tahun 2018 ttg Standar teknis mutu
pelayanan dasar sub urusan ketentraman dan ketertiban umum di provisi dan kab/kota
13 Permendagri No 3 tahun 2019 ttg Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah
14 Permendagri No 32 tahun 2019 ttg pelaksanaan tugas pembinaan Jabatan fungsional Polisi Pamong Praja
15 Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah
16 Peraturan Gubernur Lampung No. 66 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tupoksi Satuan Polisi Pamong Praja
1.1.4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI), SUMBER DAYA MANUSIA STRUKTUR ORGANISASI
1.1.4.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi antara lain meliputi :
A. TUGAS POKOK
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pembinaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan dan Produk Hukum Daerah, tugas dekosentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
B. FUNGSI
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi, yaitu : 1. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, penyelenggaran ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat;
2. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
3. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan Ketertiban Umum dan ketentraman masyarakat di Daerah;
4. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
5. Pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, penyelenggaran ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), dan/atau aparatur lainnya;
6. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; dan
7. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah.
1.1.4.2 SUMBER DAYA MANUSIA
Sumberdaya manusia yang mendukung dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung menurut data Kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung per Januari 2018 sebanyak 190 orang Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) dan 602 orang Pegawai Harian ( Honorer ), Cleaning Service 10 orang, dan Petugas Parkir 7 orang dengan rincian sebagai berikut :
NO. Jumlah Pegawai Kualifikasi Pendidikan Pangkat/Gol. Jumlah Pejabat Struktural Fungsional 1 PNS : 185 S3 : - IV /d : - Ess II : 1 108 2 PTHL: 602 S2 : 11 IV /c : 1 Ess III: 5
3 Cleaning: 10 S1 : 57 IV/b : 5 Ess IV: 15 4 Parkir: 7 D4 : - IV/a : 2 5 D3 : 6 III/d : 16 6 D2 : 1 III/c : 12 7 D1 : - III/b : 11 8 SMA: 110 III/a : 9 9 SLTP: - II/d : 5 10 SD : - II/c : 58 11 II/b : 55 12 II/a : 26
Satpol PP Provinsi Lampung berupaya untuk meningkatkan kualitas aparatnya melalui berbagai pendidikan dan pelatihan, keterampilan, sikap dan membentuk perilaku Polisi Pamong Praja, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Dasar Polisi Pamong Praja.
Selain melalui Diklat Dasar, bentuk pembinaan kualitas personil juga dilakukan berbagai kegiatan rutin yang dilakukan oleh Satpol PP Provinsi Lampung, diantaranya kegiatan kesamaptaan yaitu untuk menjaga kebugaran anggota melalui olahraga dan pelatihan baris berbaris, kegiatan pembinaan teknis anggota Satpol PP sebagai aparat penegak Peraturan Daerah dan peraturan pelaksanaannya dan kegiatan pembinaan teknis Penyidik Pegawai Negeri sipil ( PPNS ) .
Untuk meningkatkan kompetensi teknis dalam hal penyidikan, serta mengikut sertakan PNS dan PPNS dalam bimbingan teknis maupun seminar dan rapat kerja.Dilihat dari sisi kebutuhan pemahaman tugas yang semakin berat diperlukan peningkatan kualitas pendidikan maupun kompentensi SDM yang diharapkan dapat mengimbangi dinamika tugas Satpol PP sebagai aparat penyelenggara ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat serta penegak perda dan peraturan pelaksananya.
Selanjutnya dukungan aparat penyelenggara urusan ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat ini dibantu dengan PPNS. Adapun PPNS Provinsi Lampung teridentifikasi PPNS Provinsi dan PPNS yang tersebar di Kabupaten/Kota. Rincian anggota PPNS yang membantu tugas Satpol PP berdasarkan Kabupaten/Kota dan Provinsi sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :
No. Kabupaten/Kota Jumlah PPNS
1 2 3 1 Provinsi Lampung 58 2 Bandar Lampung 24 3 Pesawaran 4 4 Pringsewu 0 5 Tanggamus 0 6 Lampung Selatan 14 7 Lampung Timur 10 8 Metro 8 9 Way Kanan 5 10 Lampung Tengah 1 11 Lampung Utara 3 12 Tulang Bawang 0
13 Tulang Bawang Barat 1
14 Mesuji 0
15 Lampung Barat 7
16 Pesisir Barat 0
1.1.4.3 STRUKTUR ORGANISASI
Susunan Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 Tanggal 13 September 2011, Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2016 dan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 66 Tahun 2016 terdiri dari:
a. Kepala Satuan
b. Sekretaris, membawahi :
1.Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2.Sub Bagian Keuangan
3.Sub Bagian Perencanaan
c. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, membawahi:
1.Seksi Kerjasama
2.Seksi Operasional dan Pengendalian 3.Seksi Patroli dan Pengawalan
d. Bidang Sumber Daya Aparatur, membawahi: 1.Seksi Pelatihan Dasar
2.Seksi Teknis Fungsional 3.Seksi Pengembangan SDM
e. Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahi: 1.Seksi Satuan Linmas
2.Seksi Bina Potensi Masyarakat 3.Seksi Monitoring dan Evaluasi
f. Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah, membawahi :
1. Seksi Pembinaan,Pengawasan dan Penyuluhan 2. Seksi Penyelidikan
Dengan rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Kepala Satuan
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memimpin, mengatur, membina, memotivasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas di bidang administrasi, keuangan, teknis penegakan peraturan daerah, peraturan Gubernur dan peraturan produk hukum daerah lainnya, pembinaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud diatas Kepala Satuan mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, perlindungan masyarakat, penegakan peraturan daerah, peraturan gubernur dan produk hukum daerah lainnya;
2) Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah;
3) Pelaksanaan kebijakan penegakan peraturan daerah, Peraturan Gubemur dan produk hukum daerah lainnya;
4) Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta penegakan peraturan daerah, Peraturan Gubernur dan produk hukum daerah lainnya dengan aparat Kepolisian Negara, PPNS dan/atau aparatur lainnya;
5) Pelaksanaan kebijakan pembinaan perlindungan masyarakat;
6) Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan produk hukum daerah lainnya; dan
7) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Gubernur.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dalam urusan penataan administrasi kesekretariatan, penatausahaan dan pengelolaan keuangan, penyusunan dan pelaporan progam kegiatan, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan serta kehumasan.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:
1) Penyelenggaraan koordinasi dan pengendalian internal kegiatan kesekretariatan di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja;
2) Pengelolaan kesekretariatan, keuangan, kepegawaian, umum, kehumasan dan rumah tangga kantor serta penyusunan program.
3) Penyelenggaraan penyiapan data/Informasi pendokumentasian seluruh aktivitas satuan pengolahan perpustakaan, kearsipan dan pelayanan di bidang kehumasan dengan media massa.
4) penyelenggaraan pengelolaan kesekretariatan, kelembagaan, ketatalaksanaan, keuangan, administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga kantor dan pelengkapan;
5) Penyelenggaraan penyusunan dan pengendalian serta realisasi Rencana Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara;
6) Penyelenggaraan pengolahan naskah dinas, kearsipan, pembinaan kepada arsiparis, perpustakaan dan pranata komputer; dan
Sekretariat membawahi :
I. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas melaksanakan surat menyurat, tata naskah dinas,kearsipan, pelayanan rumah tangga, keprotokolan serta pelayanan umum, dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai, pengembangan pegawai, mutasi, promosi, tata usaha kepegawaian, pengembangan dan pembinaan organisasi, tata laksana serta menghimpun peraturan perundang-undangan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta peraturan terkait lainnya.
Rincian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan kegiatan surat menyurat dan kearsipan serta penyediaan alat tulis kantor;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan tata naskah dinas dan perpustakaan;
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan rumah tangga, keprotokolan dan kehumasan;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan administrasi perlengkapan dan barang inventaris; 5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelayanan
teknis administratif kepada semua sub satuan kerja dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja; 6) Melaksanakan dan menyiapkan bahan
pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang baru dibidang ketentraman dan ketertiban umum.
7) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan forrnasi pegawai, pengembangan dan penyelesaian proses mutasi pegawai;
8) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelayanan usulan Karpeg, Karis/Karsu, Askes, Taspen, cuti, kenaikan gaji berkala dan pemberian penghargaan;
9) Melaksanakan dan menyiapkan bahan kegiatan kesekretariatan;
10) Melaksanakan dan menyiapkan bahan usulan
pengangkatan dan pemberhentian
penanggungjawab kegiatan/ pelaksana kegiatarr/atasan langsung bendaharawan/PUMK lingkup Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung;
11) Melaksanakan dan menyiapkan bahan bimbingan teknis sumber daya manusia;
12) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
II. Sub Bagian Keuangan :
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, bahan penyusunan anggaran Pendapatan, dan belanja satuan, pembukuan penghitungan anggaran dan verifikasi serta perbendaharaan.
1) Rincian tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut: melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana belanja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelaksanaan pengadministrasian dan pembukuan keuangan belanja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan; 3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan
penyusunan pembuatan daftar gaji dan pembayaran;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pembendaharaan belanja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan;
5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dengan Unit organisasi terkait
6) Melaksanakan dan menyiapkan bahan administrasi dan pembukuan keuangan satuan, pertanggungjawaban keuangan, pembinaan administrasi keuangan dan evaluasi/laporan kegiatan Sub Bagian Keuangan;dan
7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
III. Sub Bagian Perenanaan
Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengujian, penyusunan rencana kerja dan anggaran, evaluasi kinerja serta penyajian data dan informasi dibidang ketentraman dan ketertiban umum, melaksanakan penyusunan program kegiatan dan anggaran satuan, melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja, melaksanakan pengumpulan dan penyajian data statistic, di bidang ketentraman dan ketertiban umum.
Rincian tugas Sub Bagian Perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Me1aksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi Rencana Kerja Anggaran dengan Sub Unit Kerja dan Instansi terkait;
2) Melaksanakan dan menyiapkan usulan, perubahan dan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Polisi Pamong Praja;
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi terhadap rancangan rencana program dan anggaran Satuan Polisi Pamong Praja;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja;
5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Polisi Pamong Praja;
6) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring terhadap realisasi program kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja; 7) Melaksanakan dan menyiapkan bahan evaluasi,
monitoring serta menginventarisir pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan standar yang berlaku (akuntabiIitas);
8) Melaksanakan dan menyiapkan bahan evaluasi program kerja sebagai bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja; 9) Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi
laporan pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait;
10) Melaksanakan dan menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program; dan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Bidang Penegakan Peraturan Perundang – Undangan
Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dalam kegiatan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubenur serta mengkoordinir satuan pelaksana.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah menyelenggarakan fungsi:
1) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan penyuluhan dalam usaha penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;
2) Pengkoordinasi pelaksanaan penyeledikan dan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur; dan
3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.
Bidang Peraturan Perundang – Undangan Membawahi : I. Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan
Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap pegawai negeri sipil, masyarakat dan badan hukum dalam upaya penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubemur.
Rincian Tugas Seksi Pembinaan, Pengawsan dan Penyuluhan adalah sebagai berikut :
1) Melaksankan dan menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pembinaan terhadap pegawai, masyarakat dan badan hukum, dalam upaya
peningkatan kepatuhan terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusun rencana kerja pembinaan, pengawasan dan penyuluhan serta kode etik profesi Satuan Polisi Pamong Praja;
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pemantau pelaksanaan peraturan daerah, peraturan Gubernur dan produk hukum daerah lainnya;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyuluhan secara berkala dalam usaha peningkatan kepatuhan masyarakat, badan hukum dan pegawai terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Gubemur;
5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang berhubungan dengan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubemur;
6) Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan dinas/Instansi terkait dalam memenuhi kebutuhan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan;
7) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan; dan 8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. II. Seksi Penyelidikan
Seksi Penyelidikan mempunyai tugas melakukan penyelidikan indikasi pelanggaran peraturan daerah, peraturan Gubernur dan produk hukum daerah lainnya serta gangguan ketentraman dan ketertiban umum.
Rincian tugas Seksi Penyelidikan adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan dan menyusun rencana kerja
2) Melaksanakan dan menyusun bahan petunjuk pelaksanaan dan teknis operasional Penyelidikan; 3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan perumusan
pola tindak dalam penanganan laporan atau pengaduan;
4) Melaksanakan pemetaan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang memuat sangsi pidana; 5) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
terhadap permasalahan pelanggaran Perda;
6) Melakukan analisa, Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
7) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Penyelidikan; dan
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.
III. Seksi Penyidikan
Seksi Penyidikan mempunyai tugas melakukan penyidikan atas pelanggaran peraturan daerah, peraturan Gubernur dan produk hukum daerah lainnya serta pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum. Rincian tugas Seksi Penyelidikan adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan dan menyusun rencana kerja
Penyelidikan;
2) Melaksanakan dan menyusun bahan petunjuk pelaksanaan dan teknis operasional Penyelidikan; 3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan perumusan
pola tindak dalam penanganan laporan atau pengaduan;
4) Me1aksanakan pemetaan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang memuat sangsi pidana;
5) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait terhadap permasalahan pelanggaran Perda;
6) Melakukan analisa, Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
7) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Penyidikan; dan
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.
d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dalam kegiatan pencapaian ketertiban umum, ketentraman masyarakat, pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil dan personil Satpol Pamong Praja serta pelaksanaan kerja sama antar lembaga.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
1) Pengkoordinir penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat lintas kabupaten kota;
2) pengkoordinasian pelaksanaan urusan-urusan pengendalian operasionaI, pengusulan personil yang akan diperbantukan pada tugas lain kepada pirnpinan melalui sekretariat, pengamanan dan penertiban;
3) perumus rencana kerja dalam rangka pengamanan untuk pencapaian ketertiban dan ketentraman masyarakat;
4) pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi program lintas kabupatenj'kota, Kepolisinan Negera Republik Indonesia, lembaga-Iembaga instansi vertikal maupun
horizontal dalam upaya pemenuhan ketertiban dan ketentraman masyarakat;
5) pelaksanaan pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil dan personil Satuan Polisi Pamong Praja; dan
6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bidang Trantibmas membawahi :
I. Seksi Operasional dan Pengendalian
Seksi Operasional dan Pengendalian mempunyai tugas penanganan, penangulangan dan pencegahan terhadap gangguan ketertiban dan keamanan.
Rincian tugas Seksi Operasional dan Pengendalian adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka pengumpulan dan pengolahan data serta infonnasi yang berhubungan dengan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang berkaitan dengan upaya prepenti; 3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka
membantu bidang penegakan peraturan daerah dalam memantau kelancaran dan pengamanan pelaksanaan peraturan daerah, peraturan Gubemur dan produk hukum daerah lainnya;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengamanan terhadap pejabat dan aset daerah;
5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan merumuskan pedoman prosedur tetap organisasi Satuan Polisi Pamong Praja;
6) Melaksanakan dan menyiapkan bahan prosedur tetap operasional pelaksanaan penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa;
7) Melaksanakan dan menyiapkan bahan prosedur tetap pelaksanaan operasional pengawalan;
8) Me1aksanakan dan menyiapkan bahan perumusan prosedur operasional peyelesaian kasus pelanggaran ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dan peraturan perundang-undangan;
9) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Operasional dan Pengendalian; dan
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
II. Seksi Patroli dan Pengawalan
Seksi Patroli dan Pengawalan mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan, pengawasan daerah objek vital dan Pengawalan terhadap pejabat daerah dan tamu VIP.
Rincian tugas seksi Patroli dan Pengawalan adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan program dalam rangka pengawasan obyek vital Pemerintah Provinsi Lampung;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan prosedur pengamanan Pejabat Daerah dan tamu VIP;
3) Melaksanakan dan mengkoordinir Patroli dalam menciptakan ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat;
4) Melaksanakan dan menyiapkan laporan Kegiatan Seksi Patroli dan Pengawalan; dan
III. Seksi Kerjasama
Seksi Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun horizontal dengan memperhatikan hierarki birokrasi dan kode etik profesi.
Rincian Tugas Seksi Kerja sama sebagai berikut :
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja dalam rangka kerjasama dengan instansi terkait;
2) Melaksankan dan menyiapkan bahan koordinasi sinkronisasi program lintas Kab/Kota, antar Provinsi, Kepolisian Republik Indonesia, Instansi Vertikal maupun Horizontal dalam upaya pemenuhan ketertiban dan ketentraman umum; 3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi,
dengan unit kerja/instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pengamanan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
4) Melaksanakan dan mengkoordinir Gerakan Disiplin Nasional;
5) Melaksanakan dan mengkoordinir patroli dalam menciptakan ketertiban umumdan ketentraman masyarakat;
6) Melaksanakan kegiatan upacara baik yang melibatkan lintas instansi maupun upacara pemikahan PNS dan upacara kematian pejabat dan mantan pejabat;
7) Melaksanakan dan menyiapkan laporan seksi kerjasama; dan
8) Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan.
e. Bidang Sumber Daya Aparatur
Bidang Sumber Daya Aparatur mempunyai tugas membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan peningkatan sumber daya aparatur.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bidang Sumber Daya Aparatur menyelenggarakan fungsi:
1) Pengkoordinasian pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia;
2) Penyelenggaraan pelaksanaan pelatihan dasar bagi anggota Satuan Polisi Pamong Praja;
3) Penyelenggara fasilitasi pelatihan teknis fungsional bagi anggota Satuan Polisi Pamong Praja; dan
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bidang Sumber Daya Aparatur membawahi :
I. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas membantu kepala bidang sumber daya aparatur dalam meningkatkan kwalitas dan kwantitas aparatur.
Rincian tugas Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana KeIja Pelatihan, Pendidikan dan Pengembangan;
2) melaksanakan dan menyiapkan bahan Pelatihan, Pendidikan dan Pengembangan;
3) melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, Pedoman dan petunjuk teknis Pelatihan, Pendidikan dan Pengembangan;
4) me1aksanakan dan menyiapkan bahan laporan Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan
II. Seksi Pelatihan Dasar
Seksi Pelatihan Dasar mempunyai tugas membantu kepala bidang sumber daya aparatur dalam meningkatkan kwalitas dan kwantitas aparatur.
Rincian tugas Seksi Pelatihan Dasar adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan
rencana kerja pelatihan dasar;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pendidikan dasar/ diklat dasar, bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan dasar lainnya kepada aparatur Satuan Polisi Pamong Praja;
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusun kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelatihan; 4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pembinaan fisik,
mental dan spritual personal Satuan Polisi Pamong Praja;
5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan laporan kegiatan Seksi Pelatihan Dasar; dan
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. III. Seksi Teknis Fungsional
Seksi Teknis Fungsional mempunyai tugas membantu kepala bidang sumber daya aparatur dalarn peningkatan sumber daya teknis fungsional.
Rincian tugas Seksi Teknis Fungsional adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan
penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknis struktural dan fungsional;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusun dan mengolah data dalam rangka program pendidikan dan pelatihan teknis fungsional;
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan perumuskan kebijakan pelatihan;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka pengumpulan dan pengelolaan data serta informasi; 5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan perumuskan
prosedur tetap pelaksanaan pelatihan fungsional;
6) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Teknis Fungsional; dan
7) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
f. Bidang Perlindungan Masyarakat
Bidang perlindungan masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dalam penyiapan dan pengolahan data, perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan kesiagaan dan penanggulangan dalam menghadapi gangguan, ancaman, perlindungan masyarakat, bahaya dan bencana, serta membina potensi masyarakat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
1) Pengumpulan dan pengolah data serta informasi dalam rangka pelaksanaan perlindungan masyarakat agar tercipta ketentraman, keselamatan dan ketertiban; 2) Pengkoordinasi pelaksanaan perencanaan dan
perlindungan masyarakat;
3) Penjabaran sistem perlindungan masyarakat dan ketahanan sipil dalam rangka SISHANKAMRATA;
4) Pengembangan dan penjabaran kebijakan standarisasi dan pedoman,
5) Pengkoordinasian pelaksanaan pencegahan dan penangulangan bencana kebakaran (tambahan fungsi damkar);
6) Pengkajian dan evaluasi data dan informasi dalam rangka pelasanaan perlindungan masyarakat agar terciptanya keamanan, keselamatan dan ketertiban; 7) Pelaksanaan mobilisasi perlindungan masyarakat agar
terciptanya keamanan, keselamatan, dan ketertiban; 8) Pengkoordinasian pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan bencana kebakaran (tambahan fungsi damkar);
9) Penganalisaan data dan informasi dalam rangka perumusan kebijakan, fasilitasi dan komunikasi pelaksanaan peningkatan sumber daya manusia satuan perlindungan masyarakat; dan
10) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan atasan. Bidang Perlindungan Masyarakat Membawahi :
I. Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat
Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan bahan kebijakan teknis, koordinasi, mobilisasi, fasilitasi dan pembinaan teknis pelaksanaan dan pengembangan perlindungan masyarakat.
Rincian tugas Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1) melaksanakan dan menyiapkan bahan perencanaan program kegiatan bidang perlindungan dan ketahanan masyarakat;
2) melaksanakan dan menyiapkan bahan perumusan
kebijakan teknis perlindungan dan
ketahananmasyarakat;
3) melaksanakan dan menghimpun data
perlindungan masyarakat, perlawanan rakyat dan keamanan rakyat serta tingkat krimirrilitas;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pengadaan sarana dan fasilitasi personil perlindungan masyarakat;
5) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan seksi satuan linmas; dan
6) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.
II. Seksi Bina Potensi Masyarakat
Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai tugas membantu kepala bidang perlindungan masyarakat untuk merumuskan dan menyusun kurikulum program latihan dalam menggali potensi masyarakat. Rincian tugas Seksi Bina Potensi Masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan perumusan dan penyusun kurikulum program latihan perlindungan kepada masyarakat;
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja Seksi Bina Potensi Masyarakat;
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka menginventaris dan menyelenggarakan pelatihan bagi anggota satuan Linmas;
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pemelihara data dan arsip tentang satuan Linmas dan potensi Linmas di masyarakat;
5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi keamanan lingkungan dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat dalam keamanan lingkungan;
6) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengupayaan aktifnya kembali Hansip desa;
7) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Bina Potensi Masyarakat; dan
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
III. Seksi Monitoring dan Evaluasi
Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas membantu kepala bidang perlindungan masyarakat untuk merumuskan dan menyusun kurikulum program latihan dalam menggali potensi masyarakat. Rincian tugas Seksi Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan perencanaan program monitoring dan evaluasi; 2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka inventarisasi data dan informasi, evaluasi kelinmasan;
4) Melaksanakan dan menyiapkan rencana pengolahan data dan informasi;
5) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Monitoring dan Evaluasi Linmas; dan
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
BAB II
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
2.1 RENCANA STRATEGI TAHUN 2015- 2019 2.1.1 Visi dan Misi
atuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mempunyai tugas membantu kepala daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tenteram, tertib, dan teratur sehingga penyelenggaraan roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman. Oleh karena itu, di samping menegakkan Peraturan Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja juga dituntut untuk menegakkan kebijakan pemerintah daerah lainnya yaitu Peraturan Kepala Daerah.
Untuk mengoptimalkan kinerja Satpol PP perlu dibangun kelembagaan Satpol PP yang mampu mendukung terwujudnya kondisi daerah yang tenteram, tertib, dan teratur.
Penataan kelembagaan Satpol PP tidak hanya
mempertimbangkan kriteria kepadatan jumlah penduduk di suatu daerah, tetapi juga beban tugas dan tanggung jawab yang diemban, budaya, sosiologi, serta resiko keselamatan Polisi Pamong Praja sangatlah berpengaruh terhadap Kinerja dan hasil capaian kinerja yang akan dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja,supaya tata kelola dan tata laksana yang telah dijadiakan acuan guna tercapainya hasil kinerja yang baik maka Satpol PP haruslah mempunyai “Good Plan” yang baik agar tujuan yang akan dicapai sesuai dengan target dan harapan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Provinsi Lampung 2015-2019 merupakan tahap ketiga dari rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) 2005 –
2025 yaitu tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat Lampung. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis yang terjadi di Lampung, maka Visi Tahun 2015-2019 yaitu :
“ LAMPUNG MAJU DAN SEJAHTERA 2019 “
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2015-2019, dirumuskan dalam 5 (lima) Misi yaitu:
Misi Pertama : Meningkatkan Pembangunan Ekonomi dan
Memperkuat Kemandirian Daerah
Misi Kedua : Meningkatkan Infrastruktur Untuk Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Sosial.
Misi Ketiga : Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan,
Budaya Masyarakat dan Toleransi Kehidupan Beragama.
Misi Keempat : Meningkatkan Pelestarian Sumber Daya Alam
(SDA) dan Kualitas Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan
Misi Kelima : Menegakkan Supremasi Hukum, Membangun
Peradaban Demokrasi, dan Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.
Misi yang memiliki keterkaitan dengan tugas dan fungsi Satpol PP adalah Misi Kelima yaitu “ menegakkan Supremasi Hukum,
Membangun Peradaban Demokrasi, dan Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik “ .
Dalam melaksanakan misi tersebut Pol PP Provinsi Lampung memiliki peranan dalam hal penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang memiliki tujuan meningkatkan PAD Provinsi Lampung. Dan dalam hal ketertiban dan ketentraman masyarakat terutama dalan hal pelaksanaan pesta demokrasi (Pilkada) peran Pol PP adalah ikut mengamankan
kegiatan tersebut dari hal-hal yang dapat meresahkan masyarakat serta dapat mengganggu pelaksanaan Pemilu tersebut.
2.1.2 Tujuan, Sasaran, dan Indikator
Dalam menunjang Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung mempunyai beberapa target sasaran agar terlaksananya seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Satuan Polisi Praja, antara lain :
1. Berkurangnya Pelanggaran Perda dan Peraturan Pelaksanaannya.
2. Adanya kepedulian masyarakat tentang gangguan ketentraman dan ketertiban umum.
3. Terwujudnya petunjuk teknis dan pelaksanaan bagi Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas.
4. Terpenuhinya jumlah personil Polisi Pamong Praja sesuai dengan kebutuhan objektif
5. Terpenuhinya kebutuhan penunjang kegiatan kantor. 6. Terpenuhinya Sarana dan Prasarana kantor.
7. Terwujudnya kesadaran, kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
8. menjaga ketentraman dan ketertiban di tengah lingkungan masyarakat yang didukung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung akan menjadikan kondisi iklim yang nyaman bagi Pemerintah Provinsi Lampung dan rasa aman bagi masyarakat pada umumnya.
9. Terciptanya “Good government” dan “Clear government” di Lingkup Satuan Polisi Pamong Praja.
10. Terwujudnya Disiplin Nasional di Lingkup Pemerintah Provinsi Lampung
11. Dengan Program unggulan yakni Penegakan Perda diharapkan program tersebut mampu meningkatkat PAD
Provinsi Lampung, melalui PPNS maupun pola “door to
door” kepada masyarakat/ maupun badan usaha dalam
Penegakan Peraturan Perda maupun Keputusan Kepala Daerah.
Target indikator kinerja utama Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung tahun 2015- 2019 sebagai berikut :
NO. TUJUAN INDIKATOR
TUJUAN TARGET SASARAN STRATEGI S INDIKAT OR KINERJA TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Mewujudk an Ketentram an dan Ketertiban Umum,Ter tib Sosial,sert a Penegakan Peraturan Daerah Yang Berkeadila n dalam kehidupan masyaraka t Persentase Terwujudnya Ketentraman dan Ketertiban Umum,Tertib Sosial,serta Penegakan Peraturan Daerah Yang Berkeadilan dalam kehidupan masyarakat 70 Berkuran gnya Pelanggar an Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Persenta se Pelangga ran Perda dan Perkada yang ditindak 55 % 60% 65% 70% 75% 2. Mewujudk an Ketentram an dan Ketertiban Umum,Ter tib Sosial,sert a Penegakan Peraturan Daerah Yang Berkeadila n dalam kehidupan masyaraka t Pesentase Terwujudnya Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat Untuk Memelihara Ketentraman dan Ketertiban Lingkungan 70 Terjagany a keamanan dan meningkat nya tertib pemanfaat an aset daerah Persenta se ganggua n trantibm as yang terselesa ikan 55 % 60% 65% 70% 75%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 2015 2016 2017 2018 2019 55% 60% 65% 70% 75%
Target Persentase Pelanggaran Perda dan
Perkada yang ditindak
2015 2016 2017 2018 2019 55% 60% 65% 70% 75% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Target Persentase Gangguan Trantibmas
Yang Terselesaikan
2015 2016 2017 2018 2019GRAFIK RENCANA CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TA. 2015-2019
(Indikator 1)
2.1.3 Indikator Kinerja Utama Satuan Polisi Pamong Praja Ta. 2019
Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pemerintah Provinsi Lampung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Gubernur Lampung Nomor : G/ 919/ B.XII/ HK/ 2014 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Provinsi Lampung dan Indikator Kinerja Utama SKPD Tahun 2015-2019.
Adapun penetapan Indikator Kinerja Utama Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung tahun 2019 adalah sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019
NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
PENJELASAN ALASAN FORMULASI / RUMUS
PERITUNGAN SUMBER DATA 1 Berkurangny a Pelanggaran Perda dan Perkada Persentase Pelanggaran Perda dan Perkada yang ditindak % Kegiatan pelaksan aan Penegaka n Peratura n Daerah dan Peratura n kepala Daerah (Jumlah Penyelesaian Penegakan Perda : Jumlah pelanggaran Perda) x 100% 1.PERMENDA GRI No.86 tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembanguna n daerah, tatacara
yang dilakuka n merujuk pada TUPOKSI Satuan Polisi Pamong Praja evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana jangka panjang daerah dan rencana pembanguan an jangka menengah daerah, serta tata cara perubahan rencana jangka panjang daerah, rencana pembanguan an jangka menengah daerah, dan rencana kerja pemerintah daerah 2. Undang- Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja 2 Terjaganya keamanan dan meningkatny a tertib pemanfaatan aset Daerah Persentase Pelanggaran Trantibmas yang diselesaikan % Persentas e peningka tan ketertiba n umum,ke tentrama n masyarak at, dan (Pelanggaran Ketentraman, ketertiban, dan Keindahan yang terselesaikan) : (Jumlah Pelanggaran Ketentraman, ketertiban, dan Keindahan 1.PERMENDA GRI No.86 tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembanguna n daerah, tatacara
meningka tnya tertib pemanfaa tan aset Daerah,s erta persentas e pelanggar an yang terselesai kan yang dilaporkan oleh masyarakat dan teridentifikasi oleh Satpol PP) x 100% evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana jangka panjang daerah dan rencana pembanguan an jangka menengah daerah, serta tata cara perubahan rencana jangka panjang daerah, rencana pembanguan an jangka menengah daerah, dan rencana kerja pemerintah daerah 2. Undang- Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja
Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama
terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan adanya penajaman Indikator Kinerja Utama Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah Nomor : 800/128/ V.05/ 2018 tanggal 08 Maret 2018 dan melalui Keputusan Gubernur Lampung Nomor : G/ 919/ B.XII/ HK/ 2014 tentang Indikator Kinerja Utama Provinsi Lampung. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama.
2.1.4 Perjanjian Kinerja Ta. 2019
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI LAMPUNG
NO. STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1. Berkurangnya Pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah
Persentase Perda dan
Perkada yang ditindak 75 %
2. Terjaganya Ketentraman dan ketertiban masyarakat serta meningkatnya tertib pemanfaatan aset Daerah Persentase Pelanggaran Trantibmas yang diselesaikan 75 %
PROGRAM ANGGARAN (RP) KET.
1. Pelayanan Administrasi
Perkantoran 21.352.600.894,- APBD
2. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 2.502.840.000,- APBD
3. Peningkatan Disiplin Aparatur 1.206.981.000,- APBD 4. Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur 2.168.700.000,- APBD
5. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
190.292.280,- APBD
6. Penegakan Peraturan
Perundang - Undangan 966.926.000,- APBD
7. Peningkatan Perlindungan Masyarakat
432.964.826,- APBD
8. Ketertiban Umum dan
Ketentraman masyarakat. 5.565.082.000,- APBD
JUMLAH 34.386.387.000,- APBD
2.2 RENCANA STRATEGI TAHUN 2019-2024 2.2.1 Visi dan Misi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Provinsi Lampung 2019-2024 merupakan tahap kempat dari rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD) 2005 – 2025 yaitu tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat Lampung. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis yang terjadi di Lampung, maka Visi Tahun 2020-2024 yaitu :
“ RAKYAT LAMPUNG BERJAYA “
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2019-2024, dirumuskan dalam 6 ( Enam ) Misi yaitu:
Misi Pertama : Menciptakan kehidupan yang religius (agamis), berbudaya, aman dan damai.
Misi Kedua : Mewujudkan “Good Governance”Untuk Meningkatkan Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Publik.
Misi Ketiga : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Mengembangkan Upaya Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan dan Kaum Difabel.
Misi Keempat : Mengembangkan Infrastruktur Guna Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Konektivitas Wilayah
Misi Kelima : Membangun Kekuatan Ekonomi Masyarakat
Berbasis Pertanian Dan Wilayah Pedesaan Yang Seimbang Dengan Wilayah Perkotaan
Misi Keenam : Mewujudkan Pembangunan Daerah BerkelanjutanUntuk Kesejahteraan Bersama
Misi yang memiliki keterkaitan dengan tugas dan fungsi Satpol PP adalah Misi Pertama yaitu “Menciptakan kehidupan yang
religius (agamis), berbudaya, aman dan damai “.
Dalam melaksanakan misi tersebut Pol PP Provinsi Lampung memiliki peranan dalam hal mensukseskan salah satu janji kerja Kepala Daerah yaitu Lampung Merawat Indonesia dengan memperkuat kerukunan hidup antara umat beragama dan menjadikan rumah ibadah dan pondok pesantren sebagai pusat informasi dan pendidikan public untuk menangkal radikalisme
0% 20% 40% 60% 80% 100% 2020 2021 2022 2023 2024 85% 80% 75% 70% 65%
Target
Persentase Kasus Pelanggaran
Perda & Perkada yang ditindak
2020 2021 2022 2023 2024
serta mengembangkan sikap kebangsaan, dan dapat diliat dalam table berikut :
Visi “RAKYAT LAMPUNG BERJAYA”
Misi Menciptakan kehidupan yang religius (agamis), berbudaya, aman dan damai.
No Tujuan Sasaran Indikator Tujuan / Sasaran Target Kinerja Tujuan/Sasaran 2020 2021 2022 2023 2024 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Meningkatn ya kerukunan antar umat beragama, dan keamanan Daerah 1. Menurunn ya pelanggaran Perda dan Perkada Persentase Kasus Pelanggaran Perda & Perkada yang ditindak 85% 80% 75% 70% 65% 2. Meningkat nya Trantibum Linmas Persentase Penurunan tindak/Kasus Kriminalitas/Pe nurunan Kasus Konflik 60% 65% 70% 75% 80%
GRAFIK RENCANA CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TA. 2020-2024
60% 65% 70% 75% 80% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2020 2021 2022 2023 2024 (Indikator 2) 2.2.2 Tujuan, Sasaran, dan Indikator
Dalam penerapannya terkait Strategi dan Arah Kebijakan yang ditempuh Satuan Polisi Pamong Praja Povinsi Lampung pada Tahun 2019 – 2024 , adalah sebagai berikut :
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Terwujudnya Masyarakat Yang Berbudaya Luhur dan Kondusif (Lampung Merawat Indonesia 1. Menurunnya Pelanggaran Perda dan Perkada 2. Meningkatnya Penyelenggara an Trantibum dan Linmas Peningkatan Kapasitas SDA Anggota Polisi Pamong Praja Meningkatkan Budaya Kerjasama Antar Masyarakat Melalui Pemahaman Wawasan Kebangsaan dan Masyarakat Sadar Hukum
2.2.3 Indikator Kinerja Utama Satuan Polisi Pamong Praja Ta. 2019 - 2024
Indikator Kinerja Utama merupakan Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah.
Indikator Kinerja Utama, Formulasi Pengukuran dan Kriteria Indikator Kinerja hasil Revieu Kemepan RB di Jakarta dengan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung Tahun 2019, berikut IKU Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung Tahun 2020 :
NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SATUAN
PENJELASAN
KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
1. Menurunnya pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Persentase Penurunan Pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah % Kegiatan pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan kepala Daerah yang dilakukan merujuk pada TUPOKSI Satuan Polisi Pamong Praja (Jumlah Penyelesaian Penegakan Perda : Jumlah pelanggaran Perda) x 100% Satuan Polisi Pamong Praja
1. Undang- Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja
3. PERMENDAGRI No.86 tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, tatacara evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana jangka panjang daerah dan rencana
pembanguanan jangka menengah daerah, serta tata cara perubahan rencana jangka panjang daerah, rencana pembanguanan jangka menengah daerah, dan rencana kerja pemerintah daerah 2. Meningkatnya Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Persentase Penurunan tindak/ kasus kriminalitas/ penurunan % Kegiatan pelaksanaan Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan (Pelanggaran Ketentraman, ketertiban, dan Keindahan yang terselesaikan) : (Jumlah Satuan Polisi Pamong Praja
1. Undang- Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA
ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
kasus
konflik Masyarakat merujuk pada TUPOKSI Satuan Polisi Pamong Praja Pelanggaran Ketentraman, ketertiban, dan Keindahan yang dilaporkan oleh masyarakat dan teridentifikasi oleh Satpol PP) x 100% Pamong Praja 3. PERMENDAGRI No.86 tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, tatacara evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana jangka panjang daerah dan rencana
pembanguanan jangka menengah daerah, serta tata cara perubahan rencana jangka panjang daerah, rencana pembanguanan jangka menengah daerah, dan rencana kerja pemerintah daerah
2.2.3 Perjanjian Kinerja Perubahan Ta. 2019
Target Capaian Indikator Kinerja Utama Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung pada rencana strategis tahun 2019- 2024 per oktober hingga desember 2019 masih mengacu pada target Indikator Kinerja Utama Tahun 2015-2019 sampai dengan Desember 2015-2019.
PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI LAMPUNG
NO. STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1. Meningkatnya Ketertiban Masyarakat
Persentase Penurunan Pelanggaran Perda dan Perkada 75 % 2. Meningkatnya Keamanan dan Ketentraman Masyarakat Persentase Penurunan tindak/kasus kriminalitas/penurunan kasus konflik 75 %
Program Anggaran Keterangan
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Rp. 1.002.136.620,- P-APBD
3. Peningkatan Disiplin Aparatur Rp. 1.156.296.000,- P-APBD 4. Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur Rp. 1.496.924.840,- P-APBD
5. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
Rp. 190.292.280,- P-APBD 6. Penegakan Peraturan
Perundang - Undangan Rp. 966.926.000,- P-APBD
7. Peningkatan Perlindungan
Masyarakat Rp. 432.964.826,- P-APBD
8. Ketertiban Umum dan
Ketentraman masyarakat. Rp. 5.565.082.000,- P-APBD
JUMLAH Rp. 31.912.688.920,- P-APBD
2.2.4 Program dan Kegiatan Tahun 2019 2.2.4.1 Program
Mengacu pada Misi Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019 dan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Povinsi Lampung Tahun 2015 – 2019, Satuan Polisi Pamong Praja melaksanakan Program sebagai berikut :
Program Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Trantibmas)
Program Penegakan Peraturan Perundang-undangan Program Perlindungan Masyarakat (LINMAS)
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2.2.4.2 Kegiatan
Kegiatan penunjang program kegiatan yang mengacu pada Misi Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019 dan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Povinsi Lampung Tahun 2015 – 2019, meliputi beberapa kegiatan yaitu :
A. Program Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat (Trantibmas)
1. Penegakan Disiplin Tri Budaya GDN Provinsi Lampung. 2. Pemantauan,Pengendalian dan Pengawasa
Penyelenggaraan Trantibum.
3. Pengamanan Unjuk Rasa & Pengamanan di Lingkup Pemprov Lampung
4. Pengamanan dalam Rangka Pelaksanaan Pemakaman Pejabat dan Mantan Pejabat.
5. Tertib Administrasi Pelaksanaan Upacara di Lingkup Pemerintah Provinsi Lampung.
6. Pelatihan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 7. Pengendalian Kebisingan dan Gangguan dari Kegiatan
Masyarakat.
8. Pengendalian Keamanan Lingkungan
9. Pengawalan dan Pengamanan Pimpinan Daerah dan Tamu Jabatan / VIP, Aset –Aset Daerah Provinsi Lampung
B. Program Penegakan Peraturan Perundang-undangan
a. Penyuluhan Perda bagi Masyarakat dan Badan Usaha
b. Penindakan Dalam Rangka Penegakan Perda
c. Koordinasi dan Fasilitasi Serta Monitoring dan Evaluasi PPNS
C. Program Perlindungan Masyarakat (LINMAS)
a. Pendataan dan Monitoring Kesiapan Anggota Linmas Se- Provinsi Lampung
b. Bimtek Kesiagaan Linmas Pencegahan Dini Penanggulangan Bencana Alam.
c. Perberdayaan SDM Satuan Linmas Kabupaten/ Kota d. Peningkatan Peran Polisi Pamong Praja dalam rangka
Pengawasan Penanggulangan Kesehatan Masyarakat
D. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
a. Pendidikan dan Pelatihan Formal b. Pembinaan Pegawai
c. Pendidikan dan Pelatihan PPNS d. Rapat Koordinasi Pol PP.
E. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan
a. Penyusunan RENSTRA
b. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
F. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a. Pengadaan Pakaian Khusus hari-hari tertentu
G. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Kegiatan Jasa Surat Menyurat
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
c. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan d. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja e. Penyediaan Alat Tulis Kantor
g. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor
h. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor i. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
j. Penyediaan Bahan Bacaan & Peralatan Perundang-undangan
k. Penyediaan Makan dan Minum Kantor
l. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
m. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah
n. Penyediaan Jasa Publikasi
o. Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi/ Teknis Perkantoran
p. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Informasi Teknologi
q. Pengembangan Pengelolaan SIPKD
H. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pengadaan Mebeleur
b. Pemeliharaan Rutin / berkala Gedung Kantor
c. Pemeliharaan Rutin/ Berkala kendaraan Dinas / Operasional
Dalam pelaksanaannya Satuan Polisi Pamong Praja memiliki Kegiatan Prioritas yakni Penegakan Perundang- undangan Daerah yang dalam kurun waktu di tahun 2019 telah melaksanakan penegakan Peraturan Daerah, yakni :
NO KATAG ORI KASUS JU ML AH KA SU S PROSES PENYELESAIAN KASUS DALAM PROSES (BLM P-21/SP-3) KETERANGAN NON YUS TISI (PEM BINA AN) LI DI K PROSES YUSTISI SI DI K P-21 SP-3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Ringan 1 − √ − − − −
( 1 kasus) Penertiban Aset Provinsi Lampung di Way TenongKabupaten Lampung Barat Perda Yang ditegakkan yaitu :
*Perda Lampung Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat.
*Perda Lampung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
2. Ringan 1 − √ − − − −
( 1 kasus) Penertiban Aset Provinsi Lampung Jalur 2 dan sayap kanan kiri PKOR Way Halim Bandar Lampung Perda Yang ditegakkan yaitu :
*Perda Lampung Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat.
* Perda Lampung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
3. Ringan 1 − √ − − − −
( 1 kasus) Penertiban Aset Provinsi Lampung Jalur 2 ITERA / Kota Baru Kabupaten Lampung Selatan Perda Yang ditegakkan yaitu :
*Perda Lampung Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman masyarakat. * Perda Lampung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. * Perda Lampung Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pemanfaatan Ruang Milik Jalan.