Cloud Computing
Pemanfaatan Google Maps dalam Pembuatan
Aplikasi Pemantau Kondisi Jalan dan Lalu lintas
Dyah Retno Utari
1), Arief Wibowo
2) 1,2 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhure-mail: 1) dyah.retnoutari@budiluhur.ac.id, 2) arief.wibowo@budiluhur.ac.id Abstrak
Google yang semula identik dikenal sebagai mesin pencari di web telah berkembang menjadi perusahaan kelas dunia yang memiliki beragam produk mulai dari layanan email, iklan di web, penyedia video, sistem operasi mobile, pengolah gambar hingga penyedia informasi bumi dan peta. Perkembangan Google tidak lepas dari visi mereka menjadi perusahaan internasional (Google Inc) yang menyediakan layanan-layanan informasi secara luas bagi masyarakat dunia melalui satu pintu akses informasi. Google Inc. telah melahirkan berbagai layanan peranti lunak yang mendapat sambutan luas masyarakat di berbagai belahan dunia, salah satunya adalah Google Map. Dengan berbagai fitur yang dimiliki, Google Map ternyata dapat dikembangkan menjadi aplikasi yang mampu menyajikan informasi mengenai kondisi jalan dan lalu lintas yang lebih spesifik. Paper ini menyajikan pembahasan mengenai pembangunan prototipe aplikasi untuk memantau kondisi jalan dan lalu lintas yang memanfaatkan API Google Map dengan pengembangan yang dilakukan berbantukan MySQL sebagai piranti lunak pengolah database dan Android sebagai mobile application sebagai sarana visualisasi peta yang dihasilkan. Keywords: Google Maps, Application Programming
Interface (API), Pemantauan Jalan dan Lalu-lintas
(Traffic Monitoring).
1. Pendahuluan
novasi yang dilakukan oleh Google Inc. sebagai sebuah perusahaan digital kelas dunia dalam mengembangan berbagai perangkat lunak berbasis web ternyata mendapatkan apresiasi yang luas dari berbagai pengguna. Bermula dari kehadiran Google sebagai mesin pencari yang bersaing dengan pendahulunya yaitu Yahoo!, selanjutnya Google mengembangkan dirinya dengan berbagai produk yang ditawarkan kepada pengguna layanan informasi dan berbagai kebutuhan layanan berbasis web seperti
Gmail, Picasa, Google Earth, Google Talk, Google Maps, Instagram, Google+, Google Docs, YouTube
dan sebagainya. Kehadiran produk-produk Google tersebut menjadi ancaman serius bagi para pemain lama dalam industri yang berbasis dengan konten dunia
maya yang telah diisi oleh para pemain lama seperti
Yahoo!, Hotmail, Excite, Facebook, Bing, dan beberapa
lainnya. Keberhasilan Google tidaklah lepas dari perjalanan mereka menjadi perusahaan terbuka yang dilakukan pada tahun 2004 kala mereka melepas saham mereka kepada publik pada pasar modal Amerika.
Salah satu produk yang diluncurkan ditawarkan oleh Google Inc. adalah Google Maps, yaitu aplikasi layanan informasi tentang peta berbagai belahan dunia. Layanan ini merupakan situs pemetaan wilayah yang dapat diakses oleh pengguna melalui situs http://maps.google.com dengan berbagai fitur yang menarik seperti pencarian lokasi, wilayah atau jalan, penentuan arah/navigasi, pengukuran jarak tempuh, hingga pemantauan kondisi jalan dan lalu lintas (traffic monitoring) untuk berbagai wilayah dunia.
Google banyak menawarkan kesempatan untuk untuk mengembangkan aplikasi yang dibuatnya secara open source melalui teknologi API [1]. Pada dasarnya Application Programming Interface (API), adalah sebuah set fungsi layanan dasar yang siap dieksekusi oleh entitas programming external. Contohnya Twitter yang membuka platform-nya melalui API yang bisa digunakan oleh pengembang pihak ketiga yang sudah diautorisasi, sehingga didapatkan pengembangan layanan informasi dengan memanfaatkan sumber daya dari twitter.
Google juga menawarkan API pada layanan peta yang disebut dengan Google Maps API, sehingga pengguna dapat melakukan kustomisasi penyajian informasi dari peta yang disediakan oleh Google secara cuma-cuma. Dengan pengembangan API pada Google Maps, maka pengembang aplikasi tidak perlu menciptakan peta dasar yang proses pembuatannya relatif rumit karena mengandung berbagai unsur seperti koordinat longitude, latitude, data geospatial lainnya. Google Map API merupakan aplikasi interface yang dapat diakses lewat Java Script agar Google Maps dapat ditampilkan pada halaman web yang sedang kita bangun. Untuk dapat mengakses Google Maps, Kita harus melakukan pendaftaran API Key terlebih dahulu dengan data pendaftaran berupa nama domain web yang kita bangun.
Berbagai penelitian dan eksplorasi dari penggunaan Google Maps terutama untuk penyajian informasi kondisi jalan dan lalu lintas telah dilakukan, sementara itu Google pun telah memberikan informasi tambahan tentang kondisi lalu lintas terkini (Live
Traffic) pada peta. Hal tersebut ditunjukkan pada
gambar berikut ini:
I
Cloud Computing Gambar 1. Kondisi Traffic pada peta Google
Namun demikian, sejauh ini penulis belum dapat memastikan asal muasal data yang dipergunakan oleh Google dalam menampilkan informasi Live
Traffic pada Google Maps tersebut. Bahkan jika dilihat
pada tampilan tersebut di atas, tidak semua area wilayah DKI Jakarta memiliki informasi Live Traffic, sementara untuk kota-kota lain di Indonesia, Google belum memberikan layanan informasi LiveTraffic sebagaimana pada kota Jakarta.
Permasalahan kemacetan di wilayah Jakarta yang merupakan Ibukota negara Indonesia sudah semakin kritis karena hampir setiap saat dan setiap wilayah di Jakarta terdapat kemacetan. Kemacetan yang terjadi tentu menimbulkan kerugian dan dampak yang sangat besar, mulai dari dampak langsung seperti pencemaran lingkungan dari luaran bahan bakar yang telah diolah atau kerugian ekonomi berupa waktu dan kesempatan yang terbuang bagi para pemakai jalan yang terjebak kemacetan di wilayah Jakarta. Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan sajian informasi yang dapat diakses oleh para pengguna jalan di wilayah Jakarta untuk memantau kondisi jalan dan lalu lintas.
Tulisan ini menyajikan pembahasan mengenai pengembangan yang dapat dilakukan pada Google Maps untuk menghasilkan prototipe aplikasi perangkat lunak pemantau kondisi jalan dan lalu lintas di DKI Jakarta. Adapun tujuan penulisan ini adalah: mengeksplorasi fitur-fitur yang ditawarkan oleh Google Maps dan melakukan pengembangan pada fitur-fitur tersebut untuk menghasilkan prototipe aplikasi pemantauan kondisi jalan dan lalu lintas. Prototipe aplikasi yang dibangun diharapkan dapat menyediakan informasi tentang kondisi jalan seperti titik rawan kemacetan, penyebab kemacetan, keterangan jalan yang dilintasi, maupun informasi lain seperti bencana, kerusakan, keramaian di wilayah DKI Jakarta.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yaitu peneltian yang menggunakan
data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar) [2].
Metode yang dilakukan meliputi analisa, perancangan arsitektur atau metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah dan usulan implementasi.
Metodologi yang dilakukan berupa survei data skunder peta wilayan DKI Jakarta, Peta Wilayah Administrasi dan kondisi jalan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Teori dibangun berdasarkan literatur dan pustaka yang sesuai antara lain tentang Google Services, Google Map, Data Spatial, monitoring jalan dan lalu lintas, serta Mobile Operating System (Android).
3. Hasil & Perancangan
Layanan Google Maps berisi informasi pemetaan wilayah terutama jalan dan lokasi serta penunjuk arah. Layanan ini bersifat terbuka untuk pengembangan lebih lanjut karena bersifat open source
code. Layanan Google Maps dapat dilihat pada
browser desktop maupun mobile view, berisi peta dasar atau kustomisasi atas peta dan informasi bisnis, termasuk lokasi, kontak dan arah perjalanan. Dengan memanfaatkan layanan Google Maps, maka salah satu kemudahan yang didapatkan dalam pengembangan aplikasi yang memerlukan gambar peta adalah tidak perlu lagi dibuat peta dasar karena Google telah menyediakannya.
A. Pemakaian Peta Dasar Google
Untuk dapat memanfaatkan layanan Google Maps sesuai kebutuhan yang diinginkan, diperlukan Google Maps API. API adalah library Java Script yang disediakan oleh Google sehingga code tersebut dapat diintegrasikan ke dalam web atau aplikasi yang kita bangun. Pada eksperimen ini, digunakan API versi 1. Dengan melakukan sedikit kodifikasi pada desain web yang dibangun, maka kita telah dengan mudah mendapatkan peta dasar yang dibutuhkan.
Langkah menggunakan Google Maps API ke dalam proyek aplikasi peta jika disusun menggunakan basis PHP adalah sebagai berikut:
function initialize() {
var latlng = new google.maps.LatLng(-6.182881,106.804962); var myOptions = { zoom: 11, center: latlng, mapTypeId: google.maps.MapTypeId.ROADMAP }; map = new google.maps.Map(document.getElementById("map "), myOptions); ];
Cloud Computing Ada elemen penting yang harus dikenali
dalam memunculkan peta dasar Google, yaitu posisi Latitude dan Longitude dari sebuah peta yang menampilkan wilayah tertentu. Pada code di atas, wilayah kota Jakarta dapat ditunjukkan pada posisi Latitude dan Longitude (-6.182881,106.804962). Posisi tampilan peta berada di center pada windows view dengan tingkat pembesaran (zoom) sebesar 11. Dengan code tersebut maka akan dimunculkan peta yang memuat wilayah DKI Jakarta yang dalam tampilan sebagai berikut:
Gambar 2. Penyajian suatu wilayah dengan peta Google
Pada Google Maps dapat ditambahkan kebutuhan-kebutuhan elemen yang dapat dipakai untuk pengembangan aplikasi berbasis peta agar menghasilkan informasi tentang kondisi jalan dan lalu lintas yang lebih spesifik. Beberapa fitur dari elemen peta yang dapat ditampilkan pada Google Maps diantaranya adalah Polygon, Placemark, dan Polyline yang akan dipergunakan dalam proyek eksperimen ini.
Polygon adalah suatu rangkaian garis lurus yang berurutan menghubungkan titik – titik yang berkoordinat satu dengan lainnya menjadi bentuk tertentu (segi banyak beraturan atau segi banyak tidak beraturan/tidak bersegi) [3].
Polygon pada Google Maps berupa layer atau
lapisan yang dapat ditampilkan di atas peta Google.
Polygon yang dibuat akan membentuk area yang
memiliki ukuran atau segi tertentu. Polygon terbentuk dari banyak titik, namun pada titik awal dan titik akhir akan memiliki kesamaan posisi Long,Lat sehingga kedua titik tersebut bertemu dan akhirnya kumpulan titik yang ada akan membentuk segi tertentu. Penempatan dua buah polygon (ditandai dengan area berwarna kuning dan merah) pada peta Google ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Gambar 3. Penempatan polygon pada peta Google
Placemark adalah penanda lokasi atau obyek
yang dapat dibuat di atas tampilan peta dasar yang disediakan oleh Google Maps [1]. Unsur utama yang memberikan informasi atas suatu lokasi adalah posisi
Longitude dan Latitude disingkat dengan Long dan Lat.
Posisi ini berisi angka yang menunjukkan posisi bujur lintang suatu lokasi pada peta. Berikut ini adalah suatu titik persimpangan bernama “Bundaran HI” yang ditambahkan pada peta Google, dengan menentukan dahulu posisi Long, Lat dan memasukkannya ke dalam
Java Script yang dibangun pada PHP.
Gambar 4. Penempatan placemark pada peta Google
Polyline adalah sebuah garis yang tersambung
setiap segmennya menjadi satu objek. Dengan polyline kita dapat membuat segmen garis lurus, segmen busur, atau kombinasi dari keduanya [4].
Jika Polygon adalah area lokasi yang memiliki bentuk segi tertentu, maka Polyline dapat dikatakan sebagai “jalur” atau “jalan” yang dibentuk dari dua titik saja atau lebih, namun demikian antara titik pertama dan titik terakhir tidak memiliki alamat Long Lat yang sama, sehingga dapat dikatakan bahwa “garis” tersebut tidak saling bertemu sebagaimana halnya dengan
Polygon. Contoh berikut ini adalah penambahan layer Polyline berupa “Jalan Panjang” pada peta:
Cloud Computing Gambar 5. Penempatan polyline pada peta Google
Tersedia pula source code yang disediakan oleh Google Maps berupa fungsi getLength(), yaitu penghitung jarak suatu titik satu ke titik yang lain. Fitur ini memberikan informasi jarak dalam berbagai satuan (kilometer, mil dan lain-lain) dan juga dapat dimunculkan di atas peta dasar Google. Pada gambar tersebut di atas, jarak “Jalan Panjang” menggunakan fungsi getLength() tersebut.
B. Konektivitas Basis Data Dan Visualisasi Peta Hasil Pengembangan
Pada proyek eksperimen yang dijelaskan pada paper ini, penulis mencoba untuk mengintegrasikan aplikasi berbasis Google Maps yang dikembangkan dengan MySQL sebagai penampung dan pengolah data yang akan ditampilkan. Data seperti history traffic jalan pada jam yang sama di hari yang berbeda, tersimpan pada database MySQL.
Untuk menghubungkan MySQL dengan aplikasi berbasis Google Maps pada proyek yang dibuat, diperlukan konektivitas antara PHP dengan MySQL yang mana PHP mengolah database dari MySQL dan menghasilkan informasi dalam bentuk JSON. JSON inilah yang kemudian akan di load menggunakan Java Script pada aplikasi web yang dibangun menggunakan Google Maps.
Dengan kolaborasi antara PHP, MySQL pada Google Maps maka layer-layer yang dibuat pada peta berbentuk Polygon, Polyline atau Placemark, akan menghasilkan tampilan untuk menjawab kebutuhan informasi dalam pemantauan kondisi jalan, misalnya informasi persimpangan (perempatan, pertigaan dan persimpangan lain), jarak jalan, kondisi lalu lintas jalan, informasi titik genangan dan sebagainya.
Pada gambar 5 di atas, terlihat sebuah obyek berupa jalan bernama “Jalan Panjang” yang dibuat dengan Polyline yang menghubungan titik Long, Lat yang satu dengan yang lain. Informasi tentang kondisi
traffic pada jalan tersebut disimpan dalam database,
misalnya berupa data yang mewakili kondisi seperti “ramai lancar”, “padat merayap” dan sebagainya.
Untuk kondisi jalan padat merayap bisa diberikan warna tertentu yang memutakhirkan tampilan warna jalan yang terlihat di atas peta.
Informasi lain juga dapat dikembangan pada aplikasi berbasis Google Maps yang dibuat, seperti informasi genangan yang dibuat dengan Placemark. Sebagai contoh, dalam suatu ketika terjadi hujan dan terjadi genangan di beberapa titik, maka informasi lokasi-lokasi genangan dapat ditampilkan dalam layer Google Maps termasuk informasi jalur alternatif yang bisa ditempuh untuk menghindari posisi genangan yang ada. Berikut ini adalah contoh untuk penyajian informasi yang dimaksud:
Gambar 6. Penambahan informasi lain tentang kondisi jalan
Data genangan yang muncul dibuat dengan
placemark yang dikoneksikan dengan database.
Sehingga apabila suatu titik genangan teridentifikasi, maka user tinggal memasukkan data pendukung seperti alternatif jalan atau rute yang dapat dilintasi untuk dapat dipergunakan sebagai alternatif pengguna jalan untuk menghindari genangan yang dimaksud.
Masih banyak lagi informasi kondisi jalan dan lalu lintas yang dapat ditampilkan untuk pengembangan aplikasi yang berbasis Google Maps, seperti informasi ranjau paku, jalan rusak, pohon tumbang, demonstrasi dan lain sebagainya. Untuk itulah diperlukan input berupa kondisi jalan raya sesungguhnya untuk memutakhirkan isi database yang dibangun agar dapat ditampikan pada tampilan peta, sehingga informasi yang diberikan relatif mendekati kondisi real time dan bermanfaat bagi pengguna jalan.
Diharapkan pengembangan aplikasi pemantau kondisi jalan dan lalu lintas ini dapat menyempurnakan layanan informasi Live Traffic yang diberikan oleh Google Maps pada kota Jakarta. Tentunya apabila ingin tersaji informasi Live Traffic yang lebih luas di seluruh area Jakarta, diperlukan input berupa kondisi jalan dan lalu lintas dengan cakupan wilayah yang juga lebih luas, dan lebih mutakhir di setiap area wilayah Jakarta.
Cloud Computing Bagi para pengguna jalan sendiri, tentu saja
informasi kondisi jalan dan lalu lintas yang dikembangkan berbasis Google Maps ini akan lebih bermanfaat dan praktis digunakan jika dapat ditampilkan dalam bentuk mobile view pada perangkat bergerak seperti telepon selular. Untuk itulah diperlukan sedikit pengembangan aplikasi agar tampilan dapat disajikan dengan mobile device dengan sistem operasi seperti Android.
Aplikasi untuk Android OS dikembangkan dengan Java menggunakan lingkungan pengembangan
Eclipse yang open source. Diperlukan sebuah add-on
khusus untuk Eclipse agar dapat membangun aplikasi pada Android. Add-on ini dapat diperoleh dari Google. Semua komponen untuk membangun aplikasi pada Android OS bersifat freedan open source, namun program tersebut tidak harus open source. Hal ini dimungkinkan karena Android dirilis dibawah lisensi
Apache. Aplikasi Android dirilis dibawah Google
Android Market.
4. Kesimpulan
Setelah mengekplorasi berbagai fitur untuk ditambahkan pada Google Maps, penulis menemukan satu simpulan bahwa layer-layer pada Google Maps dapat dikembangan untuk menampilkan informasi yang diinginkan seputar kondisi jalan raya. Layer tersebut dapat berbentuk polygon, polyline atau placemark. Sementara untuk memperkuat kualitas informasi yang dihasilkan, diperlukan database yang dapat dikembangkan dengan MySQL karena kemudahan konektivitasnya dengan Java Script pada modul PHP.
Agar database yang dimiliki dapat mencerminkan kondisi nyata dari kondisi jalan yang dilaporkan, maka sebaiknya perlu disediakan sebuah mekanisme pemutakhiran database secara simultan dan
real time untuk berbagai kondisi jalan dan lalu lintas di
obyek peta/jalan yang diamati. Pada eksperimen yang dilakukan dengan contoh data terbatas, terlihat bahwa ada potensi untuk mengembangkan proyek penelitian lebih lanjut dengan membangun model database dengan berbagai teknik pengolahan seperti data mining atau data warehouse yang sumber datanya berasal dari berbagai input seperti konversi tampilan CCTV, informasi SMS, laporan patroli petugas lantas dan sebagainya.
Visualisasi hasil pengembangan Google Maps selain ditampilkan dalam basis web pada tampilan
desktop juga dapat ditampilkan dalam mode mobile view misalnya pada peranti seluler dengan platform
Blackberry atau Android. Hal mana yang akan memudahkan para pengguna jalan saat mengakses layanan informasi dari aplikasi pemantau kondisi jalan dan lalu lintas ini secara mobile.
****
Daftar Pustaka
[1] __________, https://developers.google.com/maps/ (diakses: 6 November 2012)
[2] Adi Kasimbar. (2010). Metode Penelitian, Jenis
Penelitian, Macam-Macam Data Penelitian.
http://adikasimbar.wordpress.com/2010/08/31/met ode-penelitian-jenis-penelitian-macam-macam-data-penelitian/ (diakses: 11 November 2012) [3] Wahid Hasan. (2012). Teori Poligon.
http://surveyorblora.blogspot.com/2012/02/teori-poligon.html (diakses: 3 November 2012)
[4] Agustian Yanuar. (2010). Perintah/Command
Dasar AutoCAD Menggambar Polyline.
http://ruang-diri.blogspot.com/2010/10/membuat-polyline-pl.html (diakses: 1 Desember 2012)