• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU KONSUMEN PENIKMAT KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN GUNUNG ANYAR SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU KONSUMEN PENIKMAT KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN GUNUNG ANYAR SURABAYA."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SURABAYA

SKRIPSI

OLEH :

DYA MARETYA KRESNA

NPM : 0824010004

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin, berkat rahmat dan ridho Allah SWT yang diberikan

kepada penuli, sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan laporan skripsi yang

berjudul ““PERILAKU KONSUMEN KOPI PENIKMAT TUBRUK DAN KOPI

INSTAN DI KECAMATAN GUNUNG ANYAR SURABAYA”.

Laporan skripsi merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa jurusan

Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur di Surabaya untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

Pertanian. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya disampaikan penulis kepada pihak yang

telah memberikan bantuan dan bimbingn dalam menyelesaikan penelitian laporan skripsi

ini, terutama kepada pembimbing saya Bapak Dr. Ir. Sudiyarto, MM dan Ibu

Ir. Sri Widayanti, MP yang telah sabar membimbing peneliti untuk menyelesaikan

laporan skripsi ini selain itu juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1.

Bapak Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS selaku Kepala Program Studi Agribisnis.

3.

Untuk seluruh keluarga besar saya terutama orang tua tercinta dan adik yang turut

serta memberikan bantuan doa, dorongan, semangat, maupun materi, demi

(3)

bersama-sama mengerjakan skripsi dengan bertukar informasi demi lancarnya proses

penyusunan maupun seminar.

5.

Sahabat - sahabat saya yaitu Bunga, Sellisa, Paulina, Ingwang, Lely dan Azhar yang

sudah mendengarkan cerita keluh kesah saya, memotivasi, serta membantu dan

menemani saya menyelesaikan skripsi ini.

6.

Untuk orang terdekat saya yaitu Abdul bashor yang telah sabar untuk mendengarkan

cerita saya, memberikan semangat, serta menemani menyelesaikan skripsi ini.

7.

Kepada seluruh konsumen penikmat kopi yang berada di Kecamatan Gunung Anyar

yang telah bersedia menjadi responden saya dengan meluangkan waktu dan

memberikan informasi demi tersusunnya penelitian ini.

8.

Untuk pihak-pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

dijelaskan satu-satu.

Namun demikian penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada penulisan.

Oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini sehingga menjadi penelitian yang

berakurat.

Semoga apa yang penulis uraikan dalam skripsi ini dapat berguna bagi pembaca

atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

(4)

Tubruk Dan Kopi Instan Di Kecamatan Gunung Anyar Sur abaya. Pembimbing

utama : Dr.Ir.Sudiyarto, MM dan pembimbning pendamping : Ir. Sri

Widayanti, MP.

Selera minum kopi terbawa secara turun temurun hingga sekarang dan bahkan dibeberapa

daerah khususnya di Jawa Timur kota Surabaya. Tingkat konsumsi kopi dalam negeri

berdasarkan hasil survei LPEM UI pada tahun 2011 telah mencapai 800

gram/kapita/tahun. Tingkat konsumsi tersebut terkait dengan perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi minuman tersebut. Peningkatan taraf hidup dan pergeseran gaya hidup

masyarakat perkotaan di Surabaya khususnya kecamatan Gunung Anyar telah mendorong

terjadinya pergeseran dalam pola konsumsi kopi khususnya pada generasi muda.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian mencatat jumlah perusahaan industri

pengolahan kopi di luar UKM pada periode 2007-2010 berkembang dari 77 perusahaan

menjadi 81 perusahaan. Setiap tahunnya industri olahan kopi terus tumbuh mengikuti

permintaan pasar.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi merek, jenis kopi yang dijual

pada toko tradisional dan minimarket di Kecamatan Gunung Anyar Surabaya; (2)

Mendeskripsikan perilaku konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi kopi tubruk

dan kopi instan; (3) Menganalisis sikap kepercayaan konsumen terhadap atribut produk

kopi tubruk dan kopi instan; (4) Mendiskripsikan jenis produk dan merek kopi yang

dikenal dan disukai serta alasan konsumen atau penggemar kopi dalam memilih jenis

produk dan merek kopi tertentu.

Penelitian ini dilakukan dikecamatan Gunung Anyar Surabaya yang dilaksanakan pada

bulan Maret sampai dengan April 2012. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer

dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuisioner.

Data sekunder meliputi diperoleh dari data BPS Surabaya dan beberapa sumber di

internet. Data hasil yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh konsumen digunakan

sebagai input pengolahan data dengan metode analisis deskriptif dan analisis Fishbein.

Merek kopi yang terdapat atau terjual di semua yaitu delapan toko tradisional maupun

delapan minimarket adalah kopi merek Kapal Api SP, sedangkan merek kopi yang

terdapat di minimarket tetapi tidak terdapat di toko tradisional adalah kopi merek

Mi-Won, Ayam Merak, Javabica, Kuku Bima dan 41+.

(5)

tersebut sebesar 48,33 persen, sebelum membeli konsumen dipengaruhi oleh faktor

eksternal yaitu sebesar 75,00 persen, dan pengaruh tersebut berasal dari teman yaitu

sebesar 40 ,00 persen. Sebesar 55,00 persen konsumen menyukai kopi tubruk.

Hasil analisis sikap konsumen terhadap kopi tubruk dan kopi isntan dapat diketahui

atribut yang sangat penting adalah aroma. Analisis sikap (Ao) dilakukan pada produk

kopi tubruk dan kopi instan diperoleh hasil bahwa kopi isntan dinilai konsumen lebih

tinggi yaitu 9,20 bila dibandingkan kopi tubruk sebesar 8,31. Apabila ditinjau dari setiap

skor kepercayaan (bi) pada kopi tubruk bahwa atribut rasa dinilai konsumen sangat

nikmat, sedangkan pada kopi instan atribut kemudahan memperoleh dalam membeli

dinilai konsumen sangat mudah didapatkan.

(6)

Halaman

KATA PENGANTAR ………..

i

DAFTAR ISI ……….

iii

DAFTAR TABEL ………....

vi

DAFTAR GAMBAR ………....

viii

DAFTAR LAMPIRAN ………

ix

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………..

1

1.2. Perumusan Masalah ………

5

1.3. Tujuan Penelitian ………..

8

1.4. Manfaat Penelitian

………

9

1.5. Ruang Lingkup ………..

9

II TINJ UAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu ………...

10

2.2

Pengertian Perilaku Konsumen ………...

13

2.3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ………...

16

2.3.1

Faktor Budaya ..………

17

2.3.2

Faktor Sosial ………..

18

2.3.3

Faktor Pribadi ………....

19

(7)

2.5

Tahap-Tahap Dalam Proses Perilaku Konsumen ………...

24

2.6

Peran Sikap Konsumen Dalam Pengembangan Strategi

Pemasaran ………..………

24

2.7

Jenis-Jenis Kopi ………..

25

2.7.1

Jenis Kopi Arabika ……….

25

2.7.2

Jenis Kopi Robusta ………

26

2.7.3

Jenis Kopi Liberka ……….

27

2.7.4

Golongan Ekselsa ………...

27

2.7.5

Golongan Hibrida ………...………

27

2.8

Jenis-Jenis Minuman Kopi ………..

28

2.9

Teori Sikap Kepercayaan Konsumen ………..

29

2.9.1

Sikap Kepercayaan ……….

29

2.9.2

Model Multriatribut ………

30

2.10

Atribut Produk ………

32

2.11 Kerangka Pemikiran ………....

33

2.11

Hipotesis ………

36

III METODE PENELITIAN

3.1

Penentuan Lokasi ………...

37

3.2

Penentuan Responden ………

37

3.3

Pengumpulan Data ……….

38

3.4

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………

39

(8)

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Gunung Anyar ………

49

4.2 Gambaran Umum Konsumen Kopi Di Kecamatan Gunung Anyar …

50

4.2.1 Konsumen Berdasarkan Usia ………....

50

4.2.2 Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin ………....

50

4.2.3 Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan ………..

52

4.2.4 Konsumen Berdasarkan Pendidikan ……….

52

4.2.5 Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan ………..

53

4.2.6 Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendapatan ………...

54

4.2.7 Konsumen Berdasarkan Pengalaman Menikmati Kopi ……....

56

4.3 Merek dan Jenis Kopi yang ada Di Pasaran ………...

57

4.4 Perilaku Konsumen ………...

60

4.4.1 Cara Konsumen Membeli ……….

60

4.4.2 Cara Konsumen Mengkonsumsi ………..

61

4.4.3 Volume Minum Kopi Dalam Satu Hari ………

65

4.4.4 Proses Keputusan yang Mendahului dan Mengikuti

Tindakan ………...

67

4.5 Analisis Multiatribut Fishbein ………...

72

4.5.1 Penilaian Evaluasi Atribut ………

72

4.5.2 Penilaian Kepercayaan Atribut ……….

73

4.2.3 Analisis Sikap Konsumen ……….

76

4.6 Merek dan Jenis yang Dikenal Serta Disukai Konsumen ……….

78

(9)

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ………

83

6.2 Saran ………..

84

DAFTAR PUSTAKA ………...

85

(10)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu

Judul penelitian yang dilakukan Wibisono (1997) berjudul “Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Memilih Buah Impor”.

Faktor-faktor yang diteliti adalah harga komoditi apel, kemasan apel impor, mutu

apel impor, warna apel dan rasa apelnya. Hasil dari penelitian ini adalah harga

komoditi apel cenderung berpengaruh pada keputusan konsumen terhadap

pemilihan buah impor. Kemasan tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap

keputusan konsumen dalam memilih buah impor. Mutu buah apel impor lebih

baik daripada apel lokal. Warna buah apel impor lebih menarik daripada apel

lokal sedangkan rasa buah apel impor pun lebih disukai konsumen.

Judul penelitian yang dilakukan Yuana (1999) berjudul “Analisa

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Memilih Buah (Studi

Kasus Di Pasar Swalayan Alfa Dan Pasar Wonokromo Kotamadya Surabaya)”.

Sampel yang diambil sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode random

sampling. Model analisa yang digunakan adalah uji chi square dan uji faktor,

sedangkan variabel yang diteliti adalah pendapatan, pendidikan, jenis pekerjaan,

kondisi pasar, fasilitas pasar, jarak, kualitas buah, harga buah, kemasan,

kesegaran, persediaan buah dan keseragaman.

Judul penelitian yang dilakukan oleh Bekti Setiawati (2006) yaitu

“Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

(11)

Variabel yang digunakan terdiri dari 2 variabel independent yaitu kualitas produk

dan promosi, sedangkan variabel dependent adalah keputusan pembelian. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda. Hasil pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji t pada penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel

independent yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel

dependent keputusan pembelian.

2.2 Minuman Sar i Buah

Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi,

vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap

hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual di toko-toko,

buah jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya serta dari sisi harga

umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama.

Produk sari buah dapat dibuat dari satu atau campuran berbagai jenis buah.

Definisi sari buah adalah cairan yang diperoleh dari bagian buah yang dapat

dimakan yang dicuci, dihancurkan, dijernihkan (jika dibutuhkan), dengan atau

tanpa pasteurisasi dan dikemas untuk dapat dikonsumsi langsung. Sari buah dapat

berisi hancuran buah, keruh, atau jernih. Pada sari buah hanya dapat ditambahkan

konsentrat jika berasal dari jenis buah yang sama. Buah yang digunakan untuk

membuat sari buah adalah buah yang telah matang, dalam bentuk segar atau yang

dipertahankan dalam kondisi yang baik dengan peralatan. Buah tersebut dapat

langsung diolah menjadi sari buah atau terlebih dahulu dibuat menjadi puree

(12)

Minuman sari buah adalah sari buah yang telah diencerkan dengan air.

Kandungan total sari buahnya minimal harus berjumlah 35 %, dengan atau tanpa

penambahan gula.

2.3 Konsep Pemasar an

Konsep pemasaran merupakan salah satu kunci untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Konsep pemasaran yang tepat akan membawa

perusahaan pada tujuan inti perusahaan dalam proses pemasarannnya. Konsep

pemasaran yang berorientasi kepada pelanggan yaitu bahwa konsumen hanya

akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan

memberikan kepuasan. Dengan demikian, fokus kegiatan perusahaan adalah

berusaha memenuhi kepuasan pelanggan dan pemenuhan kebutuhannya melalui

pemahaman perilaku konsumen yang dijabarkan melalui kegiatan pemasaran yang

memadukan kegiatan-kegiatan fungsional lain seperti kegiatan produksi,

keuangan, personalia dan sebagainya .

Menurut Kotler (2002), Konsep pemasaran adalah kunci untuk mencapai

tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus manjadi lebih

efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Penerapan konsep pemasaran yang tepat bagi sebuah perusahaan dapat

menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, terciptanya

konsep pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan konsumen, diharapkan akan

mempermudah tercapainya tujuan-tujuan pemasaran yang salah satunya adalah

pemuasan keinginan konsumen. Dengan konsep pemasaran yang berorientasi pada

(13)

kepentingan internal perusahaannya saja tetapi juga kepentingan konsumen dan

kesejahteraan sosialnya.

Seperti yang terlihat pada Gambar 1, bahwa konsep inti pemasaran

berawal dari adanya kebutuhan, keinginan dan permintaan dari pasar atau

konsumen. Kemudian produsen berusaha memenuhinya dengan cara menciptakan

produk melalui serangkaian kegiatan-kegiatan produksi yang tentu saja

berorientasi pada pelanggan. Konsep produksi yang berorientasi pada pelanggan

tersebut kemudian dengan sendirinya menciptakan nilai, biaya dan kepuasan yang

sesuai dengan keinginan pelanggan. Kemudian, pertukaran transaksi dan

hubungan yang dijalin para pemasar dengan pelanggan. Setelah itu produk

tersebut di pasarkan untuk selanjutnya sampai ke tangan konsumen.

Ga mbar 1. Konsep Inti Pemasar an Sumber : Kotler,1997

2.4 Teor i Konsumsi

Dilihat dari arti ekonomi, konsumsi merupakan pengeluaran total untuk

memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu

tertentu (dalam satu tahun) pengeluaran. Konsumsi adalah pembelanjaan atas

barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.

Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan Kebutuhan,

Keinginan dan Permintaan

Produk Nilai,

Biaya dan Kepuasan

Pertukaran Transaksi

dan Hubungan

(14)

mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang

diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya

dinamakan barang konsumsi (Dumairy, 2004).

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu

masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah

dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi

pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang

tinggi, terpaksa mengurangi besarnya tabungan. Apabila pendapatan bertambah

maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu

besar. Sedangkan tabungan akan bertambah besar dengan pesatnya. Kenyataan ini

terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai

tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka

tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran

untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya tabungan tidak begitu

cepat (Soediyono, 2000).

Secara teori ekonomi, konsumsi seseorang tergantung pada pendapatan

permanennya (pendapatan yang rutin diterima setiap periode tertentu) dan bukan

pada pendapatan transitori (pendapatan yang tak terduga). Ada limit bagi

konsumsi untuk terus menjadi motor penggerak satu-satunya agar perekonomian

tetap berputar. Artinya ada keterbatasan dari variabel konsumsi dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi. Sebagai ilustrasi, tidak mungkin kita berharap kebanyakan

orang membeli mobil setiap bulan atau mengganti telepon selulernya setiap

(15)

Ada sejumlah sumber yang menjadi pendorong pertumbuhan konsumsi.

Pertama adalah konsumsi rumah tangga berpendapatan menengah ke bawah yang

tentunya di dominasi oleh pengeluaran untuk makanan. Kedua adalah konsumsi

yang dikeluarkan golongan rumah tangga berpendapatan tinggi yang ditandai

dengan pembelian barang-barang mewah dan mampu bertahan lama (kendaraan

bermotor). Belanja kelompok ini melesetnya angka konsumsi, umumnya adalah

pengeluaran tertunda.

2.5 Teor i Perilaku Konsumen

Pada dasarnya kegiatan pemasaran yaitu tidak hanya sekedar menjual

tetapi juga mempengaruhi konsumen untuk membeli produk dan jasa yang

ditawarkan oleh pemasar. Produsen dan pemasar bertugas untuk memahami

keinginan konsumen dan memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen

merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen

perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan

menggunakan barang dan jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang

diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan

tindakan-tindakan tersebut.

Swastha dan Handoko (2000), mengatakan bahwa perilaku konsumen

(consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa,

termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

menentukan kegiatan tertentu. Perilaku konsumen dalam memilih suatu produk

(16)

Menurut Kotler (2001), Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah :

1. Faktor Budaya

a. Budaya

Budaya merupakan penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku

seseorang. Ketika tumbuh dalam suatu masyarakat, seorang anak

mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari

keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat

memiliki budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian sangat

beraneka ragam di tiap negara. Kegagalan menyesuaikan pada perbedaan

ini dapat mengakibatkan pemasaran yang tidak efektif.

b. Subkebudayaan

Setiap kebudayaan mempunyai subkebudayaan yang lebih kecil, atau

kelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan

pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Subkebudayaan meliputi

kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah geografis. Banyak

subkebudayaan yang membentuk segmen pasar penting, dan orang

pemasaran seringkali merancang produk dan program pemasaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah bagian masyarakat yang relatif permanen dan

tersusun rapi yang anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan, dan

(17)

2. Faktor Sosial

a. Kelompok

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (group). Kelompok

adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran

individu maupun bersama. Pentingnya pengaruh kelompok, bervariasi

untuk setiap produk dan mereknya. Pembelian produk yang dibeli dan

digunakan secara pribadi tidak banyak dipengaruhi oleh kelompok karena

baik produk maupun mereknya tidak akan dikenali oleh orang lain.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga

adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat. Orang pemasaran tertarik pada peran dan pengaruh seorang

suami, istri, maupun anak-anak dalam pembelian produk dan jasa yang

berbeda.

c. Peran dan status

Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditetapkan baik lewat

perannya maupun statusnya dalam organisasi tersebut. Setiap peran

membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh

masyarakat. Seseorang seringkali memilih produk yang menunjukkan

status mereka dalam masyarakat.

3. Faktor Pribadi

a. Usia

Usia sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Orang dewasa akan

(18)

karena kebutuhan yang mereka perlukan pun berbeda sesuai dengan

tingkat usianya.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.

Sebuah perusahaan dapat berspesialisasi menghasilkan produk-produk

yang dibutuhkan suatu kelompok pekerjaan tertentu.

c. Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produknya.

Seorang pemasar harus peka mengamati tren pendapatan, tabungan

pribadi, dan tingkat bunga. Jika indikator-indikator ekonomi menunjukkan

datangnya resesi, orang pemasaran dapat mengambil langkah-langkah

untuk merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan kembali harga

produk mereka dengan cepat.

d. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari subkebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan

yang sama dapat memiliki gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup

adalah pola kehidupan seseorang seperti yang diperlihatkannya dalam

kegiatan, minat, dan pendapat-pendapatnya.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian tiap orang yang berbeda mempengaruhi perilaku membelinya.

Kepribadian adalah karakteristik psikologis unik seseorang yang

menghasilkan tanggapan-tanggapan yang relatif konsisten dan menetap

terhadap lingkungannya. Kepribadian bisa berguna untuk menganalisis

(19)

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk

membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya.

b. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan

menginterprestasikan informasi suatu gambaran yang berarti mengenai

dunia.

c. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan perubahn pada perilaku individu yang muncul

dari pengalaman. Proses belajar berlangsung melalui dorongan,

rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan penguatan, yang saling menguatkan.

d. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu. Sikap

menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang

terhadap suatu objek atau gagasan.

2.6 Sikap Konsumen

Pembentukan sikap konsumen seringkali menggambarkan hubungan

antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Sedangkan kepercayaan, sikap, dan

perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk.

Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu obyek

apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa mengambarkan kepercayaan

(20)

2.6.1 Fungsi Sikap

1. Fungsi Utilitarian

Sikap seseorang yang menyukai suatu produk karena ingin memperoleh

manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.

2. Fungsi mempertahankan Ego

Sikap melindungi citra diri seseorang.

3. Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap akan menggambarkan minat/hobby.

4. Fungsi Pengetahuan

Sikap positif terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen

akan suatu produk.

2.6.2 Model Tiga Komponen Sikap Konsumen

1. Komponen Kognitif (Kepercayaan Konsumen Terhadap Suatu Produk)

Komponen kognitif menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap

suatu obyek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui

pengalaman langsung dari obyek sikap dan informasi dari berbagai sumber

lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk

kepercayaan artinya konsumen mempercayai bahwa suatu obyek sikap

memiliki berbagai atribut dan perilaku yang spesifik.

2. Komponen Afektif (Perasaan Konsumen Terhadap Suatu Obyek)

Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu

(21)

3. Komponan Konatif (Kecenderungan Konsumen Terhadap Suatu Obyek)

Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan

kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu

berkaitan dengan obyek sikap (produk atau merek tertentu).

2.7 Pr oses Pengambilan Keputusan Konsumen

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan

dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan

penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen,

kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian

alternatif, membuat keputusan, dan perilaku pasca pembelian.

Gambar 2. Tahap-tahap Keputusan Pembelian Sumber : Kotler, 2000

1. Pengenalan Kebutuhan (Problem Recognation)

Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan dapat timbul ketika pembeli merasakan adanya rangsangan

eksternal atau internal yang mendorong dirinya untuk mengenali kebutuhan.

Rangsangan internal timbul dari dalam diri manusia itu sendiri, sedangkan

dorongan eksternal berasal dari luar diri manusia atau lingkungan.

Kebutuhan mempunyai tingkat intensitas tertentu. Makin besar tingkat

intensitasnya, maka akan semakin kuat dorongan yang timbul untuk Pengenalan

Masalah

Pencarian Masalah

Pengenalan Alternatif

Keputusan Pembelian

(22)

menguranginya dengan jalan mencari obyek baru yang dapat memuaskan

kebutuhannya.

2. Pencarian Informasi (Information Search)

Konsumen yang merasakan rangsangan akan kebutuhannya kemudian

akan terdorong untuk mencari dan mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya. Rangsangan tersebut dibagi dalam dua level. Level pertama

adalah penguatan perhatian dimana pada level ini orang hanya sekedar lebih

peka terhadap informasi produk. Level selanjutnya adalah pencarian

informasi secara aktif dimana pada level ini orang mulai mencari bahan

bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk

tertentu.

Sumber informasi konsumen dapat digolongkan menjadi empat

kelompok, yaitu sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan

sumber eksperimental. Melalui pengumpulan informasi yang didapat dari

berbagai sumber tersebut, konsumen kemudian dapat mempelajari

merek-merek yang bersaing beserta fitur merek-merek tersebut.

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation Of Alternatif)

Setelah menerima banyak informasi, konsumen akan mempelajari dan

mengolah informasi tersebut untuk sampai pada pilihan terakhir. Terdapat

banyak proses evaluasi atau penilaian konsumen terhadap produk. Namun

model yang terbaru adalah orientasi kognitif yang memandang konsumen

sebagai pembuat pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan pada

(23)

Untuk mengetahui proses evaluasi yang dilakukan oleh konsumen

perlu dipahami beberapa konsep dasar yaitu :

a. Atribut produk

b. Bobot pentingnya ciri bagi konsumen. Pemasar harus memahami bahwa

tidak setiap konsumen mementingkan suatu atribut produk

c. Kepercayaan terhadap merek. Konsumen cenderung memperoleh

keyakinan bahwa setiap merek mempunyai kelebihan dalam atribut

tertentu berdasarkan pengalaman atau informasi yang diperoleh

4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

Jika keputusannya adalah membeli, maka konsumen harus mengambil

keputusan menyangkut merek, harga, penjual, kuantitas, waktu pembelian

dan cara pembayaran.

Keputusan tersebut tidak terpaku harus dilakukan melalui proses

urutan seperti diatas, dan tidak semua produk memerlukan proses keputusan

tersebut. Misalnya barang keperluan sehari-hari seperti makanan tidak perlu

perencanaan dan pertimbangan membeli.

5. Perilaku Pasca Pembelian (Postpurchase Behavior)

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami kepuasan

atau ketidakpuasan, hal ini akan mempengaruhi tindakan setelah pembelian.

Apabila konsumen memperoleh kepuasan maka sikap konsumen terhadap

produk tersebut menjadi lebih kuat atau sebaliknya. Para pemasar dapat

melakukan sesuatu dari konsumen yang merasa puas misalnya dengan

memasang iklan yang menggambarkan perasaan puas seseorang yang telah

(24)

tidak puas, pemasar dapat memperkecil ketidakpuasan tersebut dengan cara

menghimpun saran pembeli untuk penyempurnaan produk, maupun

pelayanan tambahan terhadap konsumen dan sebagainya.

2.7.1 Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen

Situasi pembelian adalah beragam. Jika konsumen akan membeli sebuah

rumah atau barang-barang tahan lama, maka ia melakukan usaha yang intensif

untuk mencari informasi. Sebaliknya jika konsumen membeli makanan dan

minuman yang merupakan kebutuhan sehari-hari, maka ia melakukan pembelian

rutin. Pembelian seperti ini biasanya tidak mendorong konsumen untuk

melakukan pencarian informasi secara insentif. Situasi pembelian yang berbeda

menyebabkan konsumen tidak melakukan langkah atau tahapan pengambilan

keputusan yang sama.

Schiffman dan Kanuk (1994), menyebutkan tiga tipe pengambilan

keputusan konsumen yaitu :

1. Pemecahan Masalah yang Diperluas

Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah

kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut, atau tidak

membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang

mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusan biisa disebut sebagai

pemecahan masalah yang diperluas (Schiffman dan Kanuk, 1994). Konsumen

membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kriteria dalam

menilai merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup

(25)

Pemecahan masalah diperluas biasanya dilakukan pada pembelian

barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah seperti mobil, rumah,

pakaian mahal, peralatan elektronik. Termasuk di dalamnya adalah keputusan

yang dianggap penting seperti berlibur, yang mengharuskan membuat pilihan

yang tepat. Dalam kondisi seperti ini, konsumen akan melakukan pencarian

informasi yang intensif serta melakukan evaluasi terhadap beberapa atau

banyak alternatif.

Proses tidak berhenti sampai tahap pembelian. Konsumen juga akan

melakukan evaluasi setelah membeli dan menggunakan produk tersebut. Bila

ia merasa puas, ia akan mengkomunikasikan kepuasannya tersebut kepada

orang-orang sekelilingnya. Ia akan merekomendasikan pembelian kepada

orang lain. Bila ia kecewa, seringkali kekecewaannya disampaikan kepada

orang lain dengan jelas. Ia akan menghambat orang lain untuk melakukan

pembelian barang atau produk yang serupa. Singkatnya, pemecahan masalah

yang diperluas adalah tipe pengambilan keputusan yang melalui lima langkah

tahapan pengambilan keputusan konsumen.

2. Pemecahan Masalah Yang Terbatas

Pada tipe keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk

mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.

Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu.

Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan

antara berbagai merek tersebut. Konsumen menyederhanakan proses

pengambilan keputusan. Pembelian sebagian besar produk-produk dipasar

(26)

peragaan produk di tempat penjualan telah membantu konsumen untuk

mengenali produk tersebut. Media ini berperan menstimulasi minat dan

mendorong tindakan pembelian.

3. Pemecahan Masalah Rutin

Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan

dibelinya. Ia juga telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek.

Konsumen seringkali hanya mereview apa yang telah diketahuinya.

Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit. Pada kebanyakan

pembelian minuman seperti membeli minuman sari buah, konsumen biasanya

hanya melewati dua tahapan yaitu pengenalan kebutuhan minuman sari buah

dan selanjutnya melakukan pembelian.

2.7.2 Model Keputusan Konsumen

Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk

dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :

a. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya.

b. Faktor perbedaan individu konsumen.

c. Faktor lingkungan konsumen.

Pada Gambar 3 ditunjukkan proses keputusan konsumen akan terdiri atas

tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian

dan kepuasan konsumen. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan kepada pemasar bagaimana

(27)

Gambar 3. Model Keputusan Sumber : Howard, 1969

2.8 Pendekatan Atr ibut

Colman dan Young (1992), memperkenalkan bahwa dengan analisis

atribut dapat digunakan untuk mengetahui perilaku konsumen, ini adalah teori

permintaan baru yang menyatakan bahwa konsumen menciptakan utilitasnya

bukan dari produk yang di konsumsi tetapi dari karakteristik atau atribut yang ada

pada produk tersebut. Colman dan Young (1992), juga mengasumsikan bahwa PROSES KEPUTUSAN Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian dan Kepuasan STRATEGI PEMASARAN Perusahaan Pemerintah Organisasi Nirlaba Partai Politik IMPLIKASI Strategi Pemasaran Kebijakan Publik Pendidikan

Konsumen PERBEDAAN INDIVIDU 1. Kebutuhan dan Motivasi 2. Kepribadian 3. Pengolahan Informasi dan Persepsi 4. Proses Belajar 5. Pengetahuan 6. Sikap FAKTOR LINGKUNGAN 1. Budaya 2. Karakteristik Sosial Ekonomi 3. Keluarga dan

Rumah Tangga

4. Kelompok

Acuan 5. Situasi

(28)

konsumen memperoleh manfaat dari mengkonsumsi barang dan kesenangan.

Selain itu setidaknya salah satu barang yang dibeli memiliki sifat-sifat yang dapat

diamati. Karena itu kepuasan konsumen secara total tergantung pada jumlah total

sifat-sifat yang berbeda dari produk yang dikonsumsi dan mengkonsumsi produk

lain.

Atribut adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak

dimiliki oleh objek. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan dan segala

sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Hasil identifikasi

menunjukan bahwa atribut terbagi menjadi dua kelas atribut yaitu :

a. Atribut instrinsik, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat

aktual produk.

b. Atribut ekstrinsik, yaitu segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal

produk seperti : warna, merek, kemasan dan label.

Menurut Gaspersz (2001), model atribut dari perilaku konsumen

dikembangkan sekitar tahun 1960-an yang mana menggunakan dasar bahwa

karakteristik produk, atribut-atribut yang menciptakan utilitas, sehingga apa yang

mendorong seorang konsumen lebih suka pada suatu merek tertentu dibandingkan

merek lain ada kaitannya dengan atribut yang berbeda dari produk pesaing itu.

Lebih jauh Gaspersz memberi contoh , misalnya : seorang konsumen buah lebih

suka membeli buah apel daripada buah jeruk, karena pada apel ditemukan lebih

banyak atribut. Atribut yang bisa dijumpai dalam produk buah antara lain :

a) Harga buah

b) Rasa buah

(29)

d) Warna buah

e) Aroma buah, dll

Dengan demikian model atribut adalah preferensi konsumen untuk produk

A dibandingkan produk B bersumber pada kenyataan bahwa konsumen

memperoleh lebih banyak utilitas (kepuasan) dari berbagai atribut yang

diperhitungkan.

2.9 Teor i Pr efer ensi Konsumen

Preferensi berasal dari bahasa Inggris “prefer” yang berarti lebih suka atau

melebihkan, sedangkan “preference” bisa diartikan pilihan. Kotler (2005),

menyatakan bahwa preferensi konsumen adalah derajat suka atau tidak suka

seseorang terhadap suatu jenis produk. Preferensi terhadap produk pangan

merupakan gambaran atas sikap sesorang terhadap pangan dan seseorang dapat

melakukan pilihan dari produk yang ada sedikitnya dua jenis pangan yang

berbeda. Menurut Kotler (2000), ada tiga komponen preferensi yang

mempengaruhi konsumen pangan dimana semua komponen tersebut saling

mempengaruhi dan berkaitan satu sama lain yaitu:

1. Karakteristik individu meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan

dan pengetahuan gizi.

2. Karakteristik produk meliputi rasa, warna, aroma, kemasan dan tekstur.

3. Karakteristik lingkungan meliputi jumlah keluarga, tingkat sosial, musim dan

mobilitas.

Kotler (2000), menyatakan bahwa preferensi terhadap pangan bersifat

sementara pada orang yang berusia muda dan bersifat permanen bagi mereka yang

(30)

makanan dan minuman bagi orang dewasa dipengaruhi oleh penampakan, pola

penyajian, daya cerna serta seringnya makan dan minum dari bahan makanan dan

minuman yang sama. Pilihan jenis makanan dan minuman dalam jumlah yang

beragam, akhirnya dapat mempengaruhi preferensi makan dan minum dari setiap

individu.

Simamora (2002), mendefinisikan preferensi adalah suatu sikap konsumen

dalam memilih suatu produk yang akan dikonsumsi berdasarkan tingkat keputusan

relatif, sesuai dengan keberadaan merek tersebut. Data tersebut diperoleh dari

rank preference. Responden diminta untuk meranking dari minuman sari buah

yang dijadikan objek penelitian, dari yang paling disukai sampai dengan yang

paling tidak disukai.

Preferensi konsumen akan berbeda dengan preferensi konsumen lainnya.

Dengan kata lain, preferensi konsumen bersifat subyektif. Perbedaan ini

disebabkan oleh karakteristik konsumen seperti jumlah pendapatan dan tingkat

pendidikan. Ariani (1997), mengartikan preferensi adalah suatu konsep abstrak

yang menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh dari kombinasi

barang dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadinya. Dengan kata lain

preferensi konsumen merupakan gambaran tentang kombinasi barang atau jasa

yang lebih disukai konsumen apabila konsumen memiliki kesempatan untuk

memperolehnya.

Atribut adalah suatu karakteristik dari suatu produk, performance feature

atau karakteristik dari produk yang menciptakan nilai guna sehingga apa yang

menyebabkan seorang lebih suka pada suatu merek tertentu dibandingkan dengan

(31)

produk pesaing itu (Simamora, 2002). Pendekatan atribut didasarkan pada asumsi

bahwa perhatian konsumen terhadap produknya secara fisik saja melainkan lebih

ditujukan kepada atribut produk yang bersangkutan (produk yang dimaksud

adalah minuman sari buah dalam kemasan). Namun demikian, konsumen harus

membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi produk itu merupakan

alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi yang setiap barang

mempunyai satu atau lebih dalam suatu perbandingan tertentu sehingga konsumen

mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut.

Preferensi konsumen dalam membeli minuman sari buah tidak terlepas

dari pertimbangan terhadap atribut-atribut minuman sari buah. Atribut yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Harga

b) Kemasan

c) Merek

d) Rasa

e) Warna

f) Aroma

g) Kesegaran

h) Kekentalan

i) Kandungan Vitamin

Teori ini didasarkan atas gagasan yang sangat sederhana yaitu seorang

konsumen akan memutuskan membeli beberapa kelompok barang tertentu, karena

konsumen lebih menyukainya daripada kumpulan barang lain, atau barang itu

(32)

2.10 Model Sikap Multiatr ibut Fishbein

Teori-teori sikap konsumen mengemukakan bahwa sikap konsumen

terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen

terhadap produk tersebut. Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap

konsumen terhadap produk yang dipasarkannya dan kemudian merumuskan

strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut. Riset pasar atau riset

konsumen merupakan salah satu kegiatan penting untuk mengetahui sikap

konsumen terhadap suatu produk.

Model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap

suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen

terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut dengan

multiatribut yang dievaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada

evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

Model multiatribut menekankan adanya salience of attributes. Salience

artinya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen kepada sebuah atribut.

Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk

atau merek ditentukan oleh dua hal yaitu : kepercayaan terhadap atribut yang

dimiliki produk atau merek (komponen bi), dan evaluasi pentingnya atribut dari

produk tersebut (komponen ei).

Model ini digambarkan oleh rumus berikut :

n

Ao =

bi ei

(33)

Dimana :

Ao : Sikap terhadap suatu objek

bi : Kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut i

ei : Evaluasi terhadap atribut i

n : Jumlah atribut yang dimiliki objek

Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen

terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut

yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini biasanya digunakan untuk mengukur

sikap konsumen terhadap berbagai merek dari suatu produk. Komponen ei

mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi

tingkat kepentingan atribut tersebut. Sedangkan bi mengukur kepercayaan

konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Konsumen

harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang

dimiliki oleh masing-masing merek tersebut.

Menurut pendapat Sumarwan (2003), model Fishbein membagi tiga

konsep utama yaitu :

1. Atribut (Salient Belief)

Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient Belief adalah

kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering

disebut sebagai atribute-object beliefs para peneliti sikap harus

mengidentifikasikan berbagai atribut yang akan dipertimbangkan konsumen

(34)

akan memiliki atribut model, merek, kelas (jumlah cc), transmisi (manual

atau otomatis)

2. Kepercayaan (belief)

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki

atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap

berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya,

langkah ini digambarkan oleh bi yang mengukur kepercayaan konsumen

terhadap atribut yang dimiliki masing-masing merek. Konsumen harus

memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang

dimiliki oleh masing-masing merek tersebut. Kepercayaan tersebut sering

disebut sebagai object-attribute linkages, yaitu kepercyaan konsumen tentang

kemungkinan adanya hubungan antar sebuah objek dengan atributnya yang

relevan. Misalnya, menggambarkan apakah seorang konsumen mempercayai

bahwa Sedan Toyota Soluna memiliki sistem bahan bakar yang lebih efisien.

3. Evaluasi Atribut

Evaluasi baik atau buruknya suatu atribut, yaitu menggambarkan pentingnya

suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan mengidentifikasikan

atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi.

Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan

atribut tersebut.

2.11 Teor i Konsumen

Banyak para ahli yang mencoba mendefinisikan pengertian dari

(35)

dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk di

konsumsi pribadi.

Menurut Nasution (2002), konsumen pada umumnya adalah setiap orang

yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu. Sedangkan

menurut Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK), ”Konsumen adalah

setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.”

Sifat-sifat konsumen, antara lain :

1) Ingin mengetahui keadaan atau karakteristik barang yang akan dibeli atau

dikonsumsi.

2) Menginginkan barang yang baik dan berkualitas.

3) Menginginkan barang yang murah harganya.

4) Menginginkan kejujuran dalam bertransaksi atau jual beli.

Macam-macam konsumen, antara lain :

1) Konsumen Antara

Setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa untuk digunakan dengan

tujuan komersial atau dengan kata lain, mereka membeli barang bukan untuk

dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Contoh : Distributor, Agen dan

Pengecer .

2) Konsumen Akhir

Setiap orang yang mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa untuk

tujuan memenuhi hidupnya pribadi, keluarga dan tidak untuk diperdagangkan

(36)

2.12 Ker angka Pemikir an

Kerangka pemikiran dari penulisan ini diharapkan dapat menjadi pedoman

dalam mempelajari, menganalisis, dan memahami preferensi konsumen dalam

mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk.

Minuman sari buah kemasan merupakan cairan yang diperoleh dari

buah-buahan segar melalui proses mekanis (seperti pemerasan), sehingga memiliki

warna, aroma, dan cita rasa yang sama seperti pada buah aslinya dan dikemas

dalam kemasan. Minuman sari buah dalam kemasan memang lebih praktis dibawa

kemana saja. Dari sisi penampilan baik warna cairan jus dan kemasannya memang

menggoda selera. Jika mengkonsumsi minuman sari buah dalam kemasan

sebaiknya memperhatikan keutuhan kemasan (tidak rusak), tanggal kedaluarsa

dan komposisi zat gizinya.

Penelitian ini menekankan pada pilihan atau preferensi konsumen terhadap

minuman sari buah kemasan. Pilihan tersebut ditentukan oleh karakteristik

konsumen dan ditentukan oleh berbagai atribut minuman sari buah yang terdiri

dari harga, kemasan, merek, rasa, warna, aroma, kesegaran, kekentalan dan

kandungan vitamin.

Preferensi konsumen terhadap suatu komoditi sangatlah dipengaruhi oleh

kepuasan terhadap komoditi tersebut. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen

berasal dari terpenuhinya keinginan konsumen atas produk tersebut dan apabila

konsumen tersebut merasa puas, konsumen tersebut akan mengulangi

pembeliannya kembali. Konsumen akan merasa puas atas produk yang dibelinya

apabila produk yang ditawarkan sudah sesuai dengan standarisasi yang

(37)

karakteristik konsumen dan berbagai atribut yang melekat pada minuman sari

buah.

Berdasarkan teori Kotler (1998), suatu produk adalah sekumpulan atribut

produk yang terdapat pada barang atau jasa yang dapat dideskripsikan. Kotler

(1998), menyatakan bahwa atribut produk terdiri dari mutu produk, ciri produk

dan desain produk. Mutu produk adalah menunjukkan kemampuan sebuah produk

untuk mejalankan fungsinya. Ciri produk dapat digunakan sebagai alat untuk

membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan desain

produk merupakan kekhasan penampilan produk yang dapat menarik perhatian

konsumen.

Sehingga diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

tentang pilihan atau preferensi konsumen terhadap minuman sari buah, dapat

memberikan informasi kepada produsen minuman sari buah agar selalu

meningkatkan kualitas dan kuantitas minuman sari buah dan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi pemasaran bagi

Hypermart Giant Waru dalam menghadapi persaingan saat ini.

Berdasarkan teori-teori diatas maka disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik konsumen dalam mengkonsumsi minuman sari buah

diantaranya usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan tingkat

pendapatan.

2. Atribut-atribut dari minuman sari buah yang menjadi preferensi konsumen

dalam mengkonsumsi minuman sari buah diantaranya harga, kemasan, merek,

(38)

Gambar 4. Sk ema Ker angka Pemik ir an Minuman Sari

Buah Kemasan

Preferensi

Konsumen

Atribut Minuman Sari

Buah Kemasan :

1. Harga

2. Kemasan

3. Merek

4. Rasa

5. Warna

6. Aroma

7. Kesegaran

8. Kekentalan

9. Kandungan

Vitamin Karakteristik

Konsumen :

1. Usia

2. Jenis Kelamin

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Pendapatan

Analisis Deskriptif Analisis Fishbein

Sikap Kepercayaan

Konsumen Terhadap Berbagai

(39)

2.13 Hipotesis

Adapun yang menjadi hipotesis dalam proposal penyusunan skripsi ini

mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Diduga karakteristik konsumen yang mengkonsumsi sebelas merek minuman

sari buah kemasan adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan

pendapatan.

2. Diduga atribut utama yang menjadi preferensi konsumen dalam

mengkonsumsi sebelas merek minuman sari buah kemasan adalah atribut

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penentua n Loka si

Penentuan lokasi penelitian ini dilaksanakan di salah satu Hypermarket

yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Hypermarket yang dijadikan tempat penelitian

adalah Giant Waru.

Dipilihnya Hypermarket Giant Waru karena terletak di tepi jalan raya

sehingga dapat dikatakan strategis dan memudahkan konsumen untuk membeli

dan berbelanja barang yang dibutuhkan. Giant Waru ini juga memiliki fasilitas

lengkap, seperti menyediakan berbagai macam produk yang dapat memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan salah satunya adalah minuman sari buah kemasan yang

bergizi dan menyehatkan dengan berbagai macam merek.

3.2 Penentua n Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi yang akan dijadikan responden adalah

konsumen minuman sari buah kemasan. Dari populasi tersebut dibuat sampel

yang menggunakan non random sampling dengan metode accidental sampling.

Alasan menggunakan accidental sampling adalah karena tidak semua orang di

Hypermarket Giant Waru berbelanja minuman sari buah kemasan. Oleh karena

itu, sampel dipilih secara langsung pada saat penelitian terhadap orang yang

berbelanja minuman sari buah kemasan dan bersedia dijadikan responden.

Pengambilan responden dalam penelitian ini dipilih dengan karakteristik sebagai

(41)

1. Konsumen yang membeli dan mengkonsumsi minuman sari buah

kemasan.

2. Usia responden 13 tahun keatas.

Jumlah sampel yang digunakan adalah 80 responden karena dengan

adanya keterbatasan waktu, biaya, dan tempat.

3.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

3.3.1 Data Pr imer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti.

Pengumpulan data primer ini meliputi :

a. Kuesioner

Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden penelitian sehingga diketahui bagaimana

preferensi konsumen dalam mengkonsumsi minuman sari buah kemasan.

Data yang dapat diperoleh dari kuisioner ini adalah karakteristik

konsumen, penilaian konsumen terhadap atribut - atribut dari minuman

sari buah kemasan, dan sikap konsumen terhadap berbagai produk

minuman sari buah kemasan.

b. Observasi

Merupakan cara pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan

diteliti, untuk melengkapi kejelasan data primer yang diperoleh. Data yang

akan diteliti yaitu merek dan atribut-atribut yang terdapat pada minuman

(42)

c. Wawancara

Merupakan proses komunikasi untuk memperoleh keterangan atau data

yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Wawancara ini bisa untuk

konsumen minuman sari buah.

3.3.2 Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa

keterangan maupun literature yang ada hubungannya dalam penelitian ini

yang sifatnya mendukung atau melengkapi data primer.

3.4 Definisi Operasional Var iabel dan Pengukur an Var iabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur suatu variabel tersebut. Maka untuk mempermudah pencarian data di

lapangan serta pengukuran analisis data, masing-masing variabel dituangkan

dalam definisi operasional berikut ini :

1. Preferensi Konsumen

Menurut Simamora (2002), preferensi konsumen adalah suatu sikap

konsumen dalam memilih suatu produk yang akan dikonsumsi berdasarkan

tingkat keputusan relatif, sesuai dengan keberadaan merek tersebut.

2. Minuman Sari Buah

Menurut Elfarina (1998), saari buah dapat didefinisikan sebagai sari yang

diperoleh dari buah dengan melalui proses mekanik, memiliki wama dan cita

rasa yang sama dengan buah asalnya. Sari buah dapat berupa jus buah, jus

(43)

3. Karakteristik Konsumen

Merupakan keberadaan atau ciri khusus dari konsumen. Dalam penelitian

ini yaitu tingkat usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan

konsumen.

4. Atribut Produk

Atribut produk, menurut Waldi dan Santosa (2001) adalah tolak ukur bagi

konsumen di dalam melakukan pembelian produk. Ada yang membedakan

atribut produk menjadi dua, yaitu atribut intrinsik dan atribut ekstrinsik.

Atribut intrinsik adalah indikator nilai yang berasal dari penilaian

konsumen terhadap dimensi yang ada pada produk. Jika mengacu pada Waldi

dan Santosa (2001) maka sebenarnya ada tiga dimensi produk yang

mempengaruhi atribut, dimana konsumen akan berpersepsi setelah mencoba

dan merasakan produk tersebut, yaitu :

1. Performance adalah ciri-ciri utama dari produk.

2. Feature adalah ciri khas kedua atau tambahan dari produk.

3. Durability adalah ukuran daya tahan yang dapat dilihat dari

bahan-bahan yang digunakan.

Atribut instrinsik pada minuman sari buah kemasan yang diteliti, yaitu :

a) Rasa

Citarasa (flavour) adalah kesan di mulut (mouthfeel) yang dirasakan

oleh konsumen terhadap minuman sari buah kemasan yang

dikonsumsi dan diteliti, diukur dengan sikap kepercayaan konsumen

terhadap rasa minuman sari buah dari yang sangat manis hingga

(44)

b) Warna

Warna minuman sari buah adalah kesan pandang konsumen terhadap

warna cairan minuman sari buah kemasan yang menjadi obyek

penelitian, diukur dengan sikap kepercayaan konsumen terhadap

warna cairan minuman sari buah dari yang sangat menarik hingga

sangat tidak menarik.

c) Aroma

Aroma buah adalah hasil dari uap proses pengolahan makanan, uap ini

tercipta dari bahan-bahan makanan yang diolah, diukur dengan sikap

kepercayaan konsumen terhadap aroma yang dikeluarkan minuman

sari buah dari kesan yang sangat sedap hingga sangat tidak sedap.

d) Kesegaran

Kesegaran adalah kesan pandang terhadap kondisi minuman sari buah

kemasan, yang diukur dengan sikap kepercayaan konsumen terhadap

kondisi kesegaran minuman sari buah dari yang sangat segar hingga

sangat tidak segar.

e) Kekentalan

Kekentalan adalah kesan pandang terhadap tekstur minuman sari buah

kemasan, yang diukur dengan sikap kepercayaan konsumen terhadap

kondisi tekstur minuman sari buah dari yang sangat kental hingga

sangat tidak kental.

Atribut ekstrinsik adalah unsur-unsur produk yang berasal dari luar

produk dan bukan merupakan bagian dari fisik produk dan dianggap

(45)

Atribut ekstrinsik pada minuman sari buah kemasan yang diteliti, yaitu :

a) Harga

Harga adalah rata-rata nilai produk yang dibayar oleh konsumen

dalam bentuk uang yang akan diukur dalam satuan rupiah, diukur

dengan sikap kepercayaan konsumen terhadap harga minuman sari

buah dari kesan yang sangat murah hingga sangat tidak murah.

b) Kemasan

Kemasan adalah bungkus atau tampilan dari luar suatu produk

minuman sari buah kemasan, diukur dengan sikap kepercayaan

konsumen terhadap kemasan minuman sari buah dari kesan yang

sangat menarik hingga sangat tidak menarik.

c) Merek

Merek adalah penamaan suatu produk minuman sari buah kemasan,

diukur dengan sikap kepercayaan konsumen terhadap merek minuman

sari buah dari kesan yang sangat dikenal hingga sangat tidak dikenal.

d) Kandungan Vitamin

Kandungan vitamin adalah kesan pandang terhadap banyaknya

vitamin yang ada pada minuman sari buah kemasan, yang diukur

dengan sikap kepercayaan konsumen terhadap kondisi kandungan

vitamin minuman sari buah dari yang sangat banyak hingga sangat

tidak banyak.

3.5 Metode Analisis Data

Sesuai dengan tujuan yang pertama yaitu untuk mengidentifikasi

(46)

utama dari sebelas merek minuman sari buah kemasan yang menjadi preferensi

konsumen, kedua tujuan tersebut dapat digunakan analisis deskriptif. Sedangkan

untuk menjawab tujuan ketiga yaitu untuk menganalisis sikap kepercayaan

konsumen terhadap berbagai atribut produk dari sebelas merek minuman sari buah

kemasan, dapat digunakan analisis multiatribut fishbein.

Dalam menguji kebenaran suatu hipotesis, dibutuhkan suatu metode

analisis yang tepat dan memadai. Pemilihan metode analisis yang tepat akan

memberikan suatu uji yang benar dan dapat dipercaya. Adapun analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Analisis Deskr iptif

Analisis ini menjawab hipotesis penelitian yang pertama dan kedua.

Penggunaan teknik analisis ini untuk menggambarkan data lapangan secara

deskriptif dengan cara menginterprestasikan hasil pengolahan lewat tabulasi. Hasil

analisis deskriptif ini berguna untuk mendukung interprestasi terhadap hasil

analisis yang digunakan.

Analisis statistik deskriptif membatasi lingkup generalisasinya hanya pada

kelompok individu tertentu yang diobservasi, kesimpulannya tidak diperluas atau

tidak berlaku bagi kelompok lain. Sekalipun antara kelompok yang diobservasi

dengan kelompok lain terdapat kesamaan, tidak bisa kita menggeneralisasikannya

berlaku pada kelompok lain tersebut. Dengan demikian data deskriptif hanya

menggambarkan satu kelompok dan generalisasinya hanya untuk kelompok itu

(47)

3.5.2 Analisis Multiatr ibut Fishbein

Model ini menjawab hipotesis penelitian yang ketiga, dimana model ini

digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki

minuman sari buah kemasan berdasarkan merek yang diminati. Alasan

penggunaan model sikap Fishbein ini adalah :

a. Model ini dapat mengungkap evaluasi konsumen terhadap atribut-atribut

yang melekat pada produk (minuman sari buah) berdasarkan kepada

evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh obyek tersebut.

b. Selanjutnya juga dapat mendeskripsikan nilai sikap konsumen terhadap

multiatribut tersebut.

c. Hasil analisis dari masing-masing produk juga dapat dibandingkan,

sehingga dapat dilihat produk mana yang lebih diminati konsumen.

Menurut Engel (1993), model Fishbein menggambarkan bahwa sikap

konsumen terhadap sebuah produk ditentukan oleh dua hal, yaitu :

1. Kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut (komponen bi)

2. Evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei).

Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Macam-macam atribut yang diamati dalam penelitian ini yang dinilai dapat

dipahami oleh konsumen yang terdapat pada produk minuman sari buah ada 7

macam atribut, meliputi :

1. Harga 4. Rasa 7. Kesegaran

2. Kemasan 5. Warna 8. Kekentalan

(48)

b. Konsumen diminta merespon masing-masing atribut minuman sari buah untuk

mengukur tingkat kepercayaan (bi) dengan skor +2, +1, 0, -1, -2. Dari

pernyataan sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Kekuatan Keper cayaan (bi) Ter hadap Atr ibut Pr oduk Minuman Sar i Buah Kemasan

Harga

Sangat Murah +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Murah

Kemasan

Sangat Menarik +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Menarik

Merek

Sangat Dikenal +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Dikenal

Rasa

Sangat Manis +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Manis

Warna

Sangat Menarik +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Menarik

Aroma

Sangat Sedap +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Sedap

Kesegaran

Sangat Segar +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Segar

Kekentalan

Sangat Kental +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Kental

Kandungan Vitamin

Sangat Banyak +2 +1 0 -1 -2 Sangat Tidak Banyak

c. Setelah mendapatkan skor kepercayaan, konsumen ditanyai untuk menunjukan

evaluasi (ei) terhadap masing-masing atribut minuman sari buah dengan skor

+2, +1, 0, -1, -2. Dari pernyataan sangat penting, penting, netral, tidak penting,

(49)

Tabel 4. Unsur Evaluasi (ei) Ter hadap Atr ibut Pr oduk Minuman Sar i Buah Kemasan

Harga

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Kemasan

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Merek

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Rasa

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Warna Buah

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Aroma Buah

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Kesegaran

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Kekentalan

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

Kandungan Vitamin

Sangat Penting +2 +1 0 -1 -2 Tidak Penting

d. Apabila skor kepercayaan dan skor evaluasinya sudah didapat, maka untuk

mengetahui sikap konsumen secara keseluruhan adalah dengan cara

mengalikan kedua skor tersebut secara berturut-turut kemudian dijumlahkan.

Formulasi Multiatribut Fishbein dapat dirumuskan sebagai berikut :

n

Ao =

bi ei

(50)

Dimana :

Ao : Sikap terhadap suatu objek

bi : Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut I

ei : Evaluasi terhadap atribut I

n : Jumlah atribut yang dimiliki objek

Deskripsi pada dasarnya diarahkan untuk memahami daya saing dengan cara

membandingkan nilai perilaku (sikap) konsumen, yang menjelaskan mana

diantara produk minuman sari buah kemasan merek buavita dan merek lain yang

memperoleh nilai sikap atribut yang lebih tinggi. Nilai sikap atribut yang lebih

tinggi menunjukkan daya saing keunggulan kompetitif (competitive advantage)

yang lebih tinggi. Artinya merek minuman sari buah yang dikatakan lebih unggul

atau merek minuman sari buah yang dinilai memiliki daya saing adalah merek

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Hyper mar k et Giant War u

Hypermarket Giant Waru didirikan pada tanggal 24 Februari 2010.

Hypermarket ini berlokasi di Jalan Raya Waru, Kabupaten Sidoarjo dan dibuka

mulai pukul 08.00 – 22.00. Lokasi Hypermarket Giant Waru ini sangat strategis

karena terletak di tepi jalan raya dan juga memiliki tempat parkir yang cukup luas.

Selain itu, penataan produk juga cukup rapi sehingga memudahkan konsumen

dalam berbelanja.

Walaupun masih baru, Hypermarket Giant Waru telah mengalami

perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengunjung yang

berbelanja mulai dari anak kecil hingga orang tua. Masyarakat yang tinggal di

daerah Waru terdapat berbagai golongan masyarakat, baik masyarakat

berpendapatan tinggi ataupun rendah. Oleh karena itu, Hypermarket Giant Waru

mengharapkan dapat menjaring minat para pembeli dari masyarakat sekitar dan

masyarakat luas pada umumnya (Anonymous, 2012).

Hypermarket Giant Waru menjual berbagai kebutuhan pokok yang

diantaranya makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, pakaian, perabotan rumah

tangga, dan minuman sari buah kemasan. Banyak merek minuman sari buah

kemasan yang tersed

Gambar

Gambar 1. Konsep Inti Pemasaran Sumber : Kotler,1997
Gambar 2.  Tahap-tahap Keputusan Pembelian Sumber : Kotler, 2000
Gambar 3.  Model Keputusan Sumber : Howard, 1969
Gambar 4.    Skema Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelelahan paling banyak dirasakan oleh operator dump truck (bagian haul- ing) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pekerjaan (postur saat bekerja, fak- tor variasi pekerjaan, beban

Ikut berpartisipasi dalam Kegiatan Contact Tracing dalam bentuk kegiatan, antara lain: membantu  petugas desa untuk menemukan tempat tinggal  penderita TB, membantu

o Kejadian segera dari kasus baru pada suatu “titik atau segera dalam waktu T, per unit waktu di antara populasi berisiko selama waktu T o Ukuran teoritis jumlah kasus yang

PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur salah satu perusahaan yang menjalankan program Corporate Social Responsibilty dengan istilah PKBL selama 12 tahun..

dengan menggunakan strategi The Power Of Two motivasi siswa lebih tinggi jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, yaitu 77,16% > 66,89%. Adapun penelitian yang

Perubahan pesan menjadi kata kode ini dilakukan dengan menggunakan aturan graf dan pengkodean sehingga dapat menjawab rumusan permasalahan yang dibahas yaitu dapat mengetahui

Dalam suku bangsa Batak Toba terdapat sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu dan sembilan nilai budaya Batak yang mencakup segala aspek kehidupan orang Batak yaitu kekerabatan, religi