• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. didominasi oleh laki-laki, pendidikan antara SD-SMA, dan mayoritas adalah. kelompok petani, nelayan, buruh dan wiraswasta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. didominasi oleh laki-laki, pendidikan antara SD-SMA, dan mayoritas adalah. kelompok petani, nelayan, buruh dan wiraswasta."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebiasaan merokok di Indonesia sudah mulai terdata sejak seseorang berumur 10 tahun. Kecenderungan menjadi perokok aktif terus meningkat hingga umur seorang anak menjadi produktif. Survei Kementerian Kesehatan menyebut proporsi tertinggi perokok aktif di Indonesia dilakukan oleh penduduk dengan umur 30-34 tahun sebesar 33,4 persen. Tidak hanya dari sisi umur, Kementerian Kesehatan juga memotret karakteristik perokok dari sisi jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan. Hasilnya diketahui bahwa jumlah perokok lebih banyak didominasi oleh laki-laki, pendidikan antara SD-SMA, dan mayoritas adalah kelompok petani, nelayan, buruh dan wiraswasta.1

Yang sering digunakan adalah rokok tembakau atau rokok konvensional, rokok konvensional adalah sebuah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung atau dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya.2

Dengan pesatnya perkembangan dibidang teknologi yang menghasilkan produk baru atau jenis baru dari rokok konvensional menjadi rokok elektronik atau yang sering disebut dengan vape. Rokok Elektronik (Elecronic Nicotine Delivery Systems atau eCigarette) adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok konvensional

1

https://dalgtaboks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/22/kebiasaan-merokok-di-indonesia-dimulai-sejak-umur-10-tahun, (diakses pada 12 februari 2020, pukul 15.00).

2

(2)

2

menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali dikembangkan pada tahun 2003 oleh SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis Beijing, RRC, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon Group Ltd Pada tahun 2004, Ruyan mengambil alih proyek untuk mengembangkan teknologi yang muncul. Diserap secara resmi Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka diubah menjadi SBT RUYAN Technology & Development Co, Ltd.3

Rokok elektronik diklaim sebagai rokok yang lebih sehat dan ramah lingkungan dari pada rokok biasa dan tidak menimbulkan bau dan asap. Selain itu, rokok elektronik lebih hemat dari pada rokok biasa karena bisa diisi ulang. Bentuknya seperti batang rokok biasa, namun tidak membakar tembakau, seperti produk rokok konvensional. Rokok ini membakar cairan menggunakan baterai dan uapnya masuk ke paru-paru pemakai. Produk itu dipasarkan dengan banyak nama, diantaranya rokok elektronik, ecigarro, electro-smoke, green-cig, dan smartsmoker. Pada tahun 2012 vape masuk ke Indonesia, dan sampai tahun 2017 vape belum mendapatkan status legal dari pemerintah Indonesia tapi juga tidak berarti vape ilegal pada waktu itu, akan tetapi vape masih menjadi pro dan kontra di masyarakat Indonesia sehingga banyak orang-orang yang mengkaji dan mempelajari vape lebih mendalam sehingga pada tahun 2018 vape resmi dilegalkan oleh pemerintah Indonesia sehingga para pengguna vape harus membayar pajak ke negara melalui peraturan import rokok elektrik dan penerapan cukai hasil tembakau yang terdapat pada e-liquid vape.4

3 Tanuwihardja, Susanto, Rokok Elektronik (Electronic cigarette), (Jakata:Respir Indonesia, 2012),

hal 34.

4

(3)

3

Peredaran Vape/Rokok Elektrik diatur pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 86 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Import Rokok Elektrik (“Pemendag 86/2017”), menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 86 tahun 2007 Rokok Elektrik adalah perangkat rokok yang digunakan dengan memanaskan cairan yang menghasilkan asap dan dihisap oleh pemakainya yang termasuk Likuid nikotin dan pengganti e-liquid nikotin yang digunakan sebagai isi mesin dan aparatus elektrik.5 Sedangkan e-liquid vape dikenakan cukai, yang

berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.010/2017 Tahun 2017 tentang tarif Cukai Hasil Tembakau (“PMK 146/2017”).

Dalam Pasal 1 angka 14 PMK 146/2017 dijelaskan mengenai Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (“HPTL”), yaitu Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (“HPTL”) adalah hasil tembakau yang dibuat dari daun tembakau selain yang disebut dalam angka 4 sampai dengan 13 yang dibuat secara lain sesuai dengan perkembangan teknologi dan selera konsumen, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya. HPTL meliputi ekstrak dan esens tembakau, tembakau molasses, tembakau hirup (snuff tobacco) atau tembakau kunyah (chewing tobacco). E-liquid tersebut dikenakan tarif cukai sebesar 57% dan ketentuan tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2018.

Cara kerja rokok elektrik/vape adalah dengan memanfaatkan kombinasi dan intisari tekonologi dan desain yang sederhana bagi perokok untuk menikmati rokok. Battery bekerja untuk menjalankan fungsi fungsi dari atomizer. Atomizer

5 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 86 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Import Rokok

(4)

4

dimasukkan kecatomizer sebagai wadah e-liquid. Sedangkan e-liquid merupakan kombinasi cairan khusus yang terdapat di dalam tangki cairan (catridge) rokok elektrik dimana akan dipanaskan sehingga menghasilkan uap. Cairan yang dapat diisi ulang tersebut memiliki beraneka cita rasa dan aroma yang dapat disesuaikan dengan kesukaan dari pengguna. Biasanya terdapat beberapa varian rasa e-liquid, mulai dari yang juicy dan juga yang creamy, adapun bahan baku yang terdapat pada e-liquid adalah perasa, PG (Propylene Glycol), VG (Vegetable Glycerin/gliserin nabati) dan nikotin.

Lalu semua komponen disambungkan dan rokok elektrik dapat dinikmati. Ketika digunakan maka akan terjadi proses penguapan e-liquid yang ada pada cartomizer. Proses tersebut menghasilkan uap atau vapor cloud yang tebal, namun cepat hilang dan aromanya harum dengan aroma yang sesuai dengan e-liquid yang digunakan. Terdapat beberapa brand yang menggabungkan fungsi cartridge dan atomizer dalam satu cartomizer, kelebihan dari hal ini adalah pengguna tidak perlu waktu lama untuk membersihkan dan tidak perlu isi ulang lagi. Polyfoam yang mengelilingi kawat koil dimanfaatkan sebagai pengontrol cairan yang dipanaskan sehignga cartridge lebih tahan lama.6

Perbedaan Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional adalah Rokok elektrik sendiri merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah e-liquid/ E-juice menjadi uap dan oleh sebab itu rokok elektrik sering kali disebut dengan vapor sedangkan rokok konvensional merupakan hasil pembakaran dari tembakau menjadi asap. Dari penjelasan ini sudah terlihat perbedaanya yaitu terletak dari hasilnya yang berupa uap dan asap.7

6 Andi Putra. Rokok Elektrik Pengganti Rokok Tembakau, ( Bandung: Kencana, 2008), hal, 47 7 Ben Fauzi Ramadhan.Gambaran persepsi. FKM UI.2009

(5)

5

Berikut ini adalah perbedaan secara merinci tentang rokok elektrik dengan rokok konvensioanal:

1. Hasil Akhir

Hasil yang dikeluarkan dari sesorang yang menghisap rokok elektrik adalah uap sedangkan untuk rokok konvensional adalah asap.

2. Warna

Uap yang dikeluarkan oleh rokok elektrik berwarna putih bersih dan untuk rokok konvensional berwarna putih kecoklatan.

3. Ketebalan

Rokok elektrik mengeluarkan uap yang sangat tebal sedangkan rokok konvensional hanya mengeluarkan sedikit asap.

4. Bau atau Rasa

Rokok konvensional mengeluarkan bau yang menyengat dari hasil pembakaran tembakau sedangkan rokok elektrik mengelurkan bau yang berbeda-beda tergantung dari e-liquid yang dipakai rasa buah-buhan atau creami.

5. Kandungan Tar

Rokok elektrik tidak mengandung tar yang meninggalkan bekas kuning di pakaian atau gigi sedangkan rokok konvensional akan menyebabkan gigi menjadi kuning karena mengandung tar.

6. Dampak Lingkungan Selain Asap

Rokok konvensional juga meninggalkan sampah berupa abu bekas pembaran rokok, bungkus rokok, dan untuk rokok filter akan meninggalkan gabus yang terdapat pada bagian pangkalnya. Untuk rokok elektrik ini

(6)

6

secara umum hanya akan meninggalkan uap saja, akan tetapi apabila terjadi kerusakan pada alat vapor serta tidak bisa di perbaiki maka akan mencemari lingkungan.8

7. Dampak Buruk

Dampak buruk terhadap pengguna rokok konvensional kadang-kadang dapat memercikkan tembakau yang sedang terbakar sehingga dapat menyebabkan baju bolong atau luka kecil, untuk rokok elektrik tidak menimbulkan seperti itu tetapi ketika memakai alat rokok elektrik yang kualitasnya tidak terjamin bagus kwalitasnya maka dapat menimbulkan ledakan yang dampaknya begitu buruk.

8. Segi Harga

Dari segi harga rokok elektrik di klaim lebih murah dari rokok konvensional, tetapi untuk modal awalnya harus menggeluarkan uang yang lumayan. Dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Setelah mempunyai alatnya anda cukup mengeluarkan uang untuk biaya perawatan dan membeli E-liquid sekitar 100.000 rupiah. Untuk rokok konvensional anda hanya perlu investasi awal berupa korek api dengan harga 2000 rupiah akan tetapi setelah itu anda tinggal membeli rokoknya dengan harga 10.000 sampai 20.000 perbungkus selama berturut-turut.

Dari beberapa perbedaan di atas dapat disimpulkan bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Akan tetapi vape ini juga mengandung nikotin yang terdapat pada e-liquidnya. Kandungan nikotin pada umumnya, mulai dari kadar 0-36 mg nikotin per ml cairan atau bisa juga lebih tinggi. Biasanya cairan

(7)

7

dengan kandungan nikotin 3,6 persen atau 36 gram merupakan tingkat kandungan nikotin yang tertinggi. Berikut urutan kadar nikotin yang umum dalam cairan rokok elektrik.

1. Kandungan nikotin 0 mg, biasanya dipilih orang yang udah tidak merokok. Walaupun berlabel 0 mg nikotin, tapi belum tentu benar-benar tidak mengandung nikotin sama sekali dalam cairan vape tersebut.

2. Kandungan nikotin 8 mg, biasanya dipilih perokok ringan yang biasa merokok kurang dari satu bungkus sepekan. Biarpun kadarnya ringan, tapi nikotin tetap bisa membuat kecanduan.

3. Kandungan nikotin 16 mg, biasanya dinikmati perokok sedang. Kadar nikotin dalam cairan rokok elektrik ini nyaris sebanding sama kadar nikotin dalam rokok biasa, jadi merokok elektrik dengan dosis ini sama aja kayak merokok biasa.

4. Kandungan nikotin 24 mg, biasanya dinikmati perokok berat yang terbiasa merokok sekitar satu bungkus per hari. Hati-hati kadar nikotin ini sangat kuat sehingga bisa menyebabkan masalah kesehatan.

5. Kandungan nikotin 36 mg, ini kadar nikotin yang sudah sangat tinggi.

Biasanya kadar nikotin dalam e-liquid tertera dalam satuan mg/ml alias miligram per milimeter. Misalnya, dalam satu vape tertera keterangan nikotin sebesar 12 mg, artinya dalam produk tersebut mengandung 12 mg nikotin di setiap mililiter cairan. Jadi, jika e-liquid rokok elektrik itu berjumlah 30 ml, maka kandungan nikotinnya adalah 360 mg (30 x 12).

(8)

8

Selain itu, ada juga yang memberi keterangan kadar nikotin dalam persen. Sebenarnya sama seperti keterangan dalam milligram (mg). misalnya jika dalam kemasan tertera kadar nikotin sebesar 2,4 persen, itu sama dengan kadar nikotin 24 gram. Yang membedakan hanya cara membacanya adalah setiap tetes cairan rokok elektrik (e-liquid) mengandung 2,4 persen nikotin.9

Dapat disimpulkan bahwa cairan e-liquid pada vape mengandung zat adiktif dimana kadar nikotin bervariasi dari kadar rendah hingga kadar tinggi. Nikotin apabila digunakan secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama akan terakumulasi dalam tubuh sehingga tidak dapat ditoleransi oleh tubuh yang mengakibatkan gangguan serius pada organ tubuh.

Sebagaimana diatur dalam pasal 113 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa “Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tembakau, padat, cair, dan gas yg bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian pada dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya”.10

Hal yang sama tertuang di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, yang dalam hal ini digunakan sebagai alat pemerintah khususnya Badan Pengawasan Obat dan Makanan termasuk ke dalam aspek formal-positif.11

9 https://www.feedme.id/santai/19228/hati-hati-ini-daftar-kandungan-nikotin-pada-vape. (diakses

pada 18 februari 2020, pukul 09.00).

10 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

11 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung

(9)

9

Beberapa bahaya dari rokok elektrik (vape) dan e-liquidnya adalah

1. Penyakit Paru-Paru Misterius

Menurut penelitian, Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat, mengumumkan bahwa ada sekitar 530 kasus cedera paru terkait penggunaan vape. Kasuspada tahun 2019 ini menyebabkan 7 orang meniggal dunia.), mayoritas mereka yang terkena penyakit paru-paru misterius tersebut memiliki usia rata-rata 19 tahun. Disebutkan, usia tersebut merupaan pasar terbesar AS untuk pengguna vape. Kasus ini kemudian mendorong AS untuk melarang semua jenis rokok elektrik.

2. Mengandung Senyawa Mirip Formalin

Mengutip dari Science Daily ada sejumlah penelitian yang menemukan bahwa kandungan vape memiliki sejenins zat formaldehida. Senyawa ini diketahui bisa menyebabkan kanker pada manusia yang diserap melalui saluran penapasan selama sesi vaping.

3. Konsumsi Dua Rokok Sekaligus

Bahaya vape yang lainnya adalah menghisap vape sama dengan mengkonsumsi dua rokok sekalgius. Dilansir dari CNN Indonesia, sebuah studi baru menemukan bahwa kebanyakan orang yang menggunakan vape agar berhenti dari kecanduan nikotin. Justru saat mereka menggunakan vape, penggunanya akan terjebak dalam keduanya. Sehingga tak sedikit orang yang kini terjebak dalam risiko kesehatan akibat rokok konvensional sekaligus vape.

(10)

10

4. Ancaman Bagi Perokok Pasif

Bahaya vape bagi remaja sekaligus orang yang tidak merokok adalah dari asap vape itu sendiri. Diberitakan Kompas.com, Perwakilan Departemen Penyakit Dalam Divisi Respirologi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Iceu Dimas Kultsum SpPD menjelaskan, ada ancaman kesehatan yang juga berbahaya bagi perokok vape pasif yang ikut menghirup asap vape. sebab, asap yang dihasilkan dari vape mengandung zat yang sama seperti penggunanya.

5. Bronchiolitis Obliterans

Kemudian, kandungan kimia dalam vape bisa menyebabkan bronchiolitis obliterans atau “Popcorn Lung”. Peneliti dari Harvard mengungkapkan bahwa penggunaan vape bisa berisiko mengidap penyakit Popcorn Lung. Sebab, kandungan kimianya bisa menghancurkan saluran udara dari paru-paru terkecil.

6. Menciptakan Kecanduan Baru

Pada 2015, ahli bedah umum Amerika Serikat melaporkan bahwa penggunaan vape di kalangan sekolah menengah ini telah meningkat 900 persen. Ini sebabnya bahwa bahaya vape bagi remaja perlu diperhatikan. Menurut penelitian, ada tiga alasan mengapa vape mungkin sangat menarik bagi kawula muda dan membentuk sebuah candu baru. Alasan pertama ialah anggapan bahwa vape lebih sehat karena mendung vitamin dan perasa sari buah. Lalu, biaya untuk menghisap vape tergolong lebih murah ketimbang rokok konvensional. Dan bau asap vape yang wangi serta tampilan yang

(11)

11

trendi, juga membuat mengguna vape terlihat bergengsi. Padahal, ini tak sebaik apa yang dikira.

7. Vape Bisa Meledak

Dilansir dari pemberitaan di CNN Indonesia, memberitakan bahwa ada remaja berusia 12 tahun di Nevada, Amerika Serikat yang mengalami pendarahan mulut. Bahaya vape selain bagi kesehatan adalah bisa meledak. Ini disebabkan oleh panas di dalam vape yang tidak bisa kita hindari jika mengesetnya terlalu panas. Korban mengalami pendarahan mulut, gigi patah, dan lubang di bagian rahang akibat vape yang meledak. Ia harus menjalani prosedur operasi untuk memperbaiki tulang rahang yang hancur.

8. Bahayakan Jantung

Vape bisa berdampak buruk bagi kesehatan paru-paru. Ada nikotin yang bisa mengganggu jantung. Saat nikotin diserap dan melalui aliran darah, kelenjar adrenal dapat terangsang untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenal). Pelepasan hormon epinefrin inilah yang menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat.

9. Menyebabkan Gangguan Pada Janin

Bahaya vape bagi wanita pun bisa dirasakan pengguna vape aktif maupun pasif. Pasalnya, paparan nikotin dan zat berbahaya lain di dalam vape dapat mengganggu perkembangan janin. Sedangkan pada anak-anak, paparan nikotin dari vape dapat menggangu perkembangan otaknya serta memengaruhi daya ingatnya.

(12)

12

Dilansir dari IDN Times, ada sebagian besar vape yang menggunakan formaldehid dalam cairannya. Formaldehid adalah bahan pembuatan lem, alat perekat, pelapis produk kertas, bahan bangunan, dan bahan pengawet kamar jenazah. Kandungan-kandungan di atas diketahui oleh seorang profesor kimia dan teknik di Portland State University di Oregon.

11. Menurunkan Sistem Kekebalan Tubuh

Elizabeth M. Martin, dkk, melakukan penelitian yang diterbitkan melalui University of North Carolina, Chapel Hill tentang kekebalan tubuh dan kemampuan sel-sel tubuh melawan infeksi. Penelitian ini dilakukan kepada orang perokok aktif, pengguna vape, dan bukan perokok.

Hasilnya sangat mencengangkan, bahwa perokok aktif dan pengguna vape sama-sama menunjukkan tanda-tanda berkurangnya aktivitas 594 gen. Gen ini diketahui mendukung sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Penemuan ini menjadi bukti bahwa senyawa yang ditemukan dalam cairan vape yang berfungsi untuk menciptakan uap memiliki efek imunosupresif pada tubuh atau sangatlah berbahaya.

Meskipun sudah ada bebrapa peraturan yang mengatur tentang vapor beserta e-liquid di Indonesia namun peraturan tersebut hanya sebatas ijin edar mengenai import barang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia di kenai tarif cukai. Seperti Peraturan Kementrian Perdagangan Nomor 86 Tahun 2017 tentang Ketentuan Impor Rokok Elektrik. Pada Pasal 1 dari Peraturan Kementrian

(13)

13

Perdagangan Nomor 86 Tahun 2017 tentang Ketentuan Impor Rokok Elektrik ini, menjelaskan tentang E-liquid dalam rokok elektrik yaitu:12

Rokok Elektrik adalah perangkat rokok yang digunakan dengan memanaskan cairan yang menghasilkan asap dan dihisap oleh pemakainya yang termasuk likuid nikotin dan pengganti likuid nikotin yang digunakan sebagai isi mesin dan paratus elektrik Bunyi pasal 1 Peraturan Kementrian Perdagangan Nomor 86 Tahun 2017 tentang Ketentuan Impor Rokok Elektrik tersebut, tidak menggambarkan secara rinci tentang likuid nikotin itu sendiri, apasaja unsur kimia yang dapat dikategorikan sebagai e-likuid nikotin, hal ini penting untuk diketahui.

Agar komposisi yang ada dalam E-liquid yang beredar saat ini dapat dikategorikan sesuai dengan Peraturan Kementrian Perdagangan ini. Peraturan Kementrian Perdagangan Nomor 86 Tahun 2017, berisi 24 (duapuluh empat) pasal, dan semua pasal-pasalnya mengatur persyaratan administtrasi dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha dalam melakukan kegiatan Impor Rokok Elektrik beserta alat-alat pendukungnya ke Indonesia, dari 24 (duapuluh empat) pasal tersebut, tidak ada satu pasalpun yang menjelaskan tentang pengawasan terhadap peredaran dari Rokok Elektrik itu sendiri.

Selanjutnya adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau. Peraturan Menteri Keuangan ini, tidak mengatur tentang pengawasan dan peredaran dari E-liquid, dalam peraturan Menteri Keuangan ini, E-liquid dikategorikan sebagai hasil olahan tembakau, padahal menurut pelaku usaha E-liquid bukan merupakan hasil olahan

12 Indonesia, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 86 Tahun 2017, Tentang Tata Cara Impor

(14)

14

tembakau dan BPOM pun menegaskan bahwa, perlu ada kajian dengan menguji E-liquid di Laboratorium agar jelas tentang komposisi E-E-liquid, jadi Kementrian keuangan memaksakan E-liquid sebagai produk dari hasil Pengolahan Tembakau Lainnya, walaupun hasil pengujian untuk itu belum pernah dilakukan oleh instansi manapun termasuk BPOM. Pasal 19 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau menjelaskan bahwa HPTL adalah Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya yang meliputi: ekstrak dan esens tembakau, tembakau molasses, tembakau hirup (snuff tobacco); atau tembakau kunyah (chewing tobacco).

Terhadap Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya, Peraturan ini membebani cukai sebesar 57% sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau. Dan aturan ini berlaku pada tanggal 1 Juli 2018.

Perlindungan hukum bagi konsumen adalah suatu masalah yang besar, dengan persaingan global yang terus berkembang. Perlindungan hukum sangat dibutuhkan dalam persaingan dan banyaknya produk serta layanan yang menempatkan konsumen dalam posisi tawar yang lemah.13 Perlindungan hukum

bagi konsumen yang diberikan oleh negara mengingat tujuan negara untuk menjaga dan memelihara tata tertib, diharapkan negara memberikan perhatian. Perhatian negara terhadap hukum perlindungan konsumen ini, dinamakan politik hukum negara.14

13 Abdul Halim Berkatullah, Hak-Hak Konsumen, Cetakan I (Bandung: Nusa Media, 2010), hlm

23.

14 Soediman Kartohadiprodjo, Tata Hukum di Indonesia, Cetakan Ke-12 (Jakarta:Ghalia

(15)

15

Pentingnya suatu negara mengatur perlindungan hukum terhadap konsumen, umumnya didasarkan pada pertimbangan aktualitas dan urgensinya. Dalam pertimbangan aktualitasnya, perlindungan hukum bagi konsumen harus ditegakkan pada suatu pemerintahan berdasarkan rumusan situasi yang sedang dan akan berkembang terhadap nasib konsumen, pertimbangan ini biasanya ditempuh dengan memperhatikan tingkat pembangunan masing-masing negara, pertumbuhan industri dan teknologi, filosofi dan kebijakan pembangunan.15

Dalam memberikan perlindungan hukum bagi konsumen dengan cara intervensi negara untuk melindungi hak-hak konsumen dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Terhadap posisi tawar konsumen yang sering lemah tersebut, maka konsumen harus dilindungi oleh hukum dikarenakan salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan perlindungan (pengayoman) kepada masyarakat.16

Adapun hak-hak konsumen yang merupakan bagian dari implementasi sebagai suatu negara kesejahteraan, melalui undang-undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menetapkan 9 (Sembilan) hak konsumen yaitu:17

- Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

15 Aman Sinaga, Pemberdayaan Hak-Hak Konsumen di Indonesia (Jakarta:Direktorat

Perlindungan Konsumen DITJEN Perdagangan dalam Negeri Depatermen Perindustrian dan Perdagangan Bekerjasana dengan Yayasan

16 Shidartaa, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta: Grasindo,2004),

hlm 112.

(16)

16

- Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

- Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

- Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.

- Hak untuk mendapat advokasi perlindungan konsumen secara patut. - Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

- Hak unntuk diperlakukan atau dilakukan atau dilayani secara benar dan jujur secara tidak diskriminatif.

- Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

- Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undagan lainnya.

Dari Sembilan butir hak konsumen yang diberikan diatas terlihat bahwa masalah kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen merupakan hal yang paling pokok dan utama dalam perlindungan konsumen.

Barang dan/atau jasa yang penggunaannya tidak memberikan kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman atau membahayakan keselamatan konsumen jelas tidak layak untuk diedarkan dalam masyarakat. Selanjutnya untuk menjamin bahwa suatu barang dan/atau jasa dalam penggunaannya akan nyaman, aman maupun tidak membahayakan konsumen, maka konsumen diberikan hak

(17)

17

untuk memilih barang dan/atau jasa yang dikehendakinya berdasarkan atas keterbukaan informasi yang benar, jelas dan jujur.

Jika terdapat penyimpanan yang merugikan, kosumen diberikan hak untuk didengar, memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil, kompensasi sampai ganti rugi.18 Hak-hak dalam Undang-undang Perlandungan Konsumen di

atas merupakan penjabaran dari pasal-pasal yang bercirikan negara kesejahteraan, yaitu pasal 27 ayat (2) dan Pasal 33 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. Akan tetapi banyak konsumen yang tidak memperhatikan masalah Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

Begitu juga mengenai Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Karena bahaya dari rokok elektrik dan e-liquidnya ini cukup banyak seperti, tidak adanya batas kadaluarsa pada liquidnya, banyak beredar liquid tanpa cukai, tidak ada lebel halal pada e-liquid, vape dapat mengalami konsleting dan dapat meledak, dalam jangka panjang dapat menjadi pemicu penyakit paru, memicu candu baru, karena mengandung nikotin. Nikotin sendiri memiliki efek candu yang dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan seseorang terkena serangan jantung, stroke, dan kanker.19

Berdasarkan masalah yang sedang terjadi, penulis ingin meneliti bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen vape beserta

18 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta: Gramedia, 2003. hlm 30

19

(18)

18

liquidnya di Indonesia, dan agar terciptanya perlindungan hukum bagi konsumen vapor beserta e-liquidnya, mendorong agar pemerintah segera membuat peraturan khusus yang lebih spesifik mengenai rokok elektrik (vape) beserta e-liquidnya dan menindak tegas para pelaku usaha atau konsumen vape dan e-liquid yang menyalahi aturan.

B. Rumusan Masalah.

Adapun rumusan masalah yang akan peneliti bahas yaitu bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen Rokok elektrik (vape) beserta E-liquidnya di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telaah diuraikan penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen Rokok Vape beserta E-liquidnya di Indonesia. Serta mendorong agar pemerintah segera membuat peraturan khusus mengenai vape dan e-liquidnya serta menindak tegas baik pelaku usaha (produsen) dan konsumen yang menyalahi aturan mengenai vape dan e-liquid yang beredar di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini manfaat yang dapat diberikan untuk mengetahui bagaimana upaya untuk memberikan perlindungan hukum bagi pengguna atau konsumen Rokok Vape beserta e-liquidnya di Indonesia.

(19)

19

Diharapkan penelitian ini akan berguna untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat mengenai bagaimana yang seharusnya terjadi dalam bentuk perlindungan hukum bagi pengguna atau konsumen Rokok Vape beserta e-liquidnya yang ada di Indonesia.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Untuk menjawab permasalahan isu hukum tentang perlindungan konsumen rokok elektrik (vape) beserta e-liquidnya yang beredar di Indonesia penulis menggunakan penelitian hukum normatif.

2. Pendekatan

. Dengan demikian pendekatan yang penulis utamakan adalah pendekatan undang-undang (statute approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan undang-undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang danregulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.20 Sedangkan pendekatan konseptual

beranjak dari perundang-undangan dan doktrin-doktrin di dalam ilmu hukum, peneliti akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang di hadapi.21

Untuk itu penulis harus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

20 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, 2005, hal. 133 21 Ibid, hlm 135-136.

(20)

20

a. Comprehensive artinya norma-norma hukum yang ada didaamnya terkait antara satudengan yang lain secara logis.

b. All-inclusive bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada. Sehingga tidak aka nada kekurangan hokum.

c. Systematic bahwa di samping bertautan antara satu dengan yang lain, norma-norma hukum tersebut juga tersusun secara hierarkis.22

3. Bahan Hukum

Penulisan proposal skripsi ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier yaitu sebagai berikur:

a) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan.23

Yang terkait dengan penelitian terhadap perlindungan konsumen rokok vape dan cairan e-liquidnya:

- Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

- Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

22 Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing,

malang, 2012, hal 303.

(21)

21

- Peraturan Pemerintah No.109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif.

b) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku-buku teks karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hokum dan perundang-undangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi. Disamping buku teks, bahan hokum sekunder dapat berupa tulisan-tulisan tentang hukum baik dalam bentuk buku ataupun jurnal-jurnal, tulisan-tulisan hokum tersebut berisi tentang perkembangan atau isu-isu yang actual mengenai hukum di bidang tertentu.24

c) Bahan Hukum Tersier

Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum skunder,25 yang berkaitan dengan

penelitian ini diantaranya adalah surat kabar, internet, kamus Hukum dan kamus besar Bahasa Indonesia.

BAB II

24 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cetakan 3,Prenada Media Group, Jakarta, 2007, hal

142-143

25 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press),

Referensi

Dokumen terkait

Dari diagram diatas terlihat bahwa faktor 10 (penanda jalan), faktor 9 (keamanan pejalan kaki), dan faktor 8 (amenities koridor jalan wisata) termasuk dalam

Sebagi contoh, Morris menjelaskan bahwa indikator peri- laku kreatif yang ditunjukkan oleh peserta didik di dalam kelas adalah: (1) memper- tanyakan dan menantang, yaitu memiliki

Tahap pertama pengguna admin untuk memasukkan data gardu, dimana dalam penginputan tersebut data yang dimasukkan adalah wilayah, nama gardu dan keterangan seperti

Hanya pengetahuan yang diperoleh dengan disiplin berpikir dan bekerja yang sesuai dengan standar akademik dapat digolongkan sebagai teori yang menjadi bagian suatu bidang

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Menurut pemimpin pada PT Anugerah Agro Mandiri Ngajuk, hubungan dengan karyawan merupakan hal yang penting karena dengan menjalin hubungan yang erat, maka

Tungkai di bentuk oleh tulang atas atau paha (os femoris/femur), sedangkan tungkai bawah terdiri dari tulang kering (os Tibia) dan betis serta tulang kaki, sedangkan gelang

65 Sungai Medang Kecil (Ds. Batu Raja Kec. Rambang Dangku).. Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya.. No. Batu Raja Kec. Rambang Dangku) 67 Sungai Sialang (Ds. Batu Raja