• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN ANSAMBEL GESEK EKSTRAKURIKULER DI SMK METHODIST CHARLES WESLEY MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN ANSAMBEL GESEK EKSTRAKURIKULER DI SMK METHODIST CHARLES WESLEY MEDAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

76

PEMBELAJARAN ANSAMBEL GESEK EKSTRAKURIKULER DI SMK METHODIST CHARLES WESLEY

MEDAN

Kevin Justinus Elwadi Simanjuntak Prodi Pendidikan Musik

Abstract

This study is about the String Ensemble Learning in Extracurricular at SMK Methodist Charles Wesley Medan. The purpose of learning is to know the learning process of string ensemble extracurricular, knowing in teaching methods and materials string ensemble, knowing the learning ability of ensembles extracurricular participant, and to identify constraints string ensemble extracurricular teaching at SMK Methodist Charles Wesley Medan.

The study is based on theoretical foundation to explain the theory of learning, the learning component, understanding ability, sense of ensemble, string ensemble understanding, and extracurricular activities.

This study will take a place in Jalan Padang Golf (In), Central Business District Block CC-DD Polonia, Medan Polonia. This study uses descriptive qualitative research, observation, interviews, documentation and literature review. The samples are part of the population that is about to be investigated, which in this study were teachers and all students who take the string ensemble extracurricular activities are 15 students and 1 teacher.

Once the entire data has been collected, then analyzed to answer all the questions of the study. The learning process is carried out for 60 minutes, the time used to explain the theory is a 15-minute and 45-minute practice. The implementation stage string ensemble learning students who take these activities are all students in both the junior high school students Methodist Charles Wesley, the high school students of Charles Wesley Methodist School, and SMK Methodist Charles Wesley were merged into a single string ensemble group.

In the ensemble learning process swipe at SMK Methodist Charles Wesley Medan material used is a script of classical music such as Baroque and Rokoko, Romantic, Classical and Contemporary Classical. The obstacles in the form of incomplete facilities, differences in levels of student proficiency, and student attendance in a regular schedule that already exists. Students can be said to be capable of if the students can play an instrument properly, in accordance with good technique, mastering the material well, and can play with a harmonious ensemble.

(2)

77 PENDAHULUAN

Pendidikan dapat kita diartikan sebagai usaha penuh tanggung jawab orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta

didik dengan persoalan dan

pertanyaan yang akan timbul dalam pelaksanaannya.

Sesuai dengan perkembangan pendidikan zaman sekarang, seni musik telah menjadi suatu kebutuhan pendidikan. Pembelajaran seni musik bisa dilakukan dengan cara teori dan

praktek. Namun, dalam proses

pembelajaran musik kedua hal

tersebut harus berjalan secara

bersamaan karena selain mempelajari teori harus diiringi juga dengan

kemampuan bermusik secara

praktikal.

Mencermati seluruh proses

pembelajaran seni musik di

sekolah-sekolah, pada umumnya masih

kurang seimbang pembelajaran teori dan praktek, ada sekolah yang lebih menekankan pada teorinya, dan ada pula sekolah yang hanya lebih

menekankan pada pembelajaran

prakteknya juga.

Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, terdapat berbagai mata pelajaran baik mata pelajaran inti maupun muatan lokal. Muatan lokal adalah suatu program pendidikan dan pengajaran yang dimaksudkan untuk

menyesuaikan isi dan

penyampaiannya dengan kondisi

masyarakat di daerahnya. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas

dan potensi daerah, termasuk

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Sedangkan pelajaran inti adalah mata pelajaran

(3)

78

dasar Indonesia sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran seni musik.

Seni musik merupakan mata pelajaran yang di dalamnya terdapat materi teori dan praktek, seperti

halnya mata pembelajaran

pendidikan jasmani dan olahraga. Hal ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Siswa tidak hanya dituntut menguasai materi berupa teori, namun juga harus dapat

mempraktikannya. Hal ini

merupakan tantangan tersendiri bagi

pengajar musik agar dapat

membimbing siswa untuk dapat menguasai materi yang berupa teori maupun praktek. Pada pembelajaran

seni musik terdapat beberapa

kegiatan yang mengharuskan siswa

untuk mengerjakannya secara

berkelompok, seperti pada

pembelajaran paduan suara,

ansambel dan band. Hal ini dapat memacu rasa kebersamaan dan

toleransi sehingga siswa dapat

memainkan perannya

masing-masing.

Pembelajaran seni musik tidak

hanya terdapat pada kegiatan

intrakurikuler, namun juga terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, salah satunya adalah minat siswa yang tinggi untuk belajar musik.

Pembelajaran seni musik yang

diajarkan di ekstrakurikuler tidak berbeda jauh dengan pembelajaran di

kursus atau les musik pada

umumnya.

Salah satu sekolah menengah

kejuruan bidang musik yang

menyelenggarakan ekstrakurikuler

(4)

79

Methodist Charles Wesley Medan. Sekolah menengah kejuruan ini sangat mendukung kegiatan yang mengasah potensi dan bakat siswa khususnya di bidang musik. Kegiatan ekstrakurikuler ini menjadi wadah bagi siswa/i untuk mengasah potensi dan bakat yang mereka miliki dalam bidang musik khususnya ansambel gesek. Sekolah menengah kejuruan

musik ini memiliki kegiatan

ekstrakurikuler ansambel gesek guna

memantapkan siswa/i dalam

mendukung pelajaran mereka di sekolah. Pada jam sekolah mereka belajar secara individu, namun ketika di dalam kegiatan ekstrakurikuler ansambel mereka diajarkan untuk belajar dalam kelompok.

Kemampuan berkelompok akan diasah dengan baik sehingga dapat mendukung pembelajaran di sekolah. Guru memberikan materi kepada

siswa-siswi yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler ansambel gesek

seperti musik klasik bergenre

Romantik, materi tersebut juga dapat berupa materi yang diajarkan di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan metode mengajar yang

bervariasi, siswa-siswi dapat

mengaplikasikan materi yang telah diajarkan oleh guru dengan baik yang ditunjukkan dalam permainan mereka dalam ansambel. Dengan

adanya kegiatan ekstrakurikuler

ansambel gesek ini, kemampuan bermain alat musik gesek siswa-siswi yang mengikutinya akan berkembang dan siswa-siswi juga sekaligus dilatih untuk harmonisasi dalam kelompok.

Dilihat dari fenomena yang ada, bidang seni musik dapat dikatakan sudah cukup berkembang, namun masih memiliki keterbatasan, baik dari segi kurangnya tenaga pengajar

(5)

80

dengan disiplin ilmu seni, maupun kurangnya fasilitas penunjang yang

digunakan sebagai media

pembelajaran seni budaya di sekolah. Hal ini tentu sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran seni budaya, khusunya bidang seni musik, karena dalam pembelajaran seni musik harus memiliki instrumen musik sebagai fasilitas penunjang dalam pembelajaran.

Dalam ekstrakurikuler ansambel gesek, peserta didik tidak hanya

membutuhkan fasilitas yang

memadai, namun juga pengajar dan metode yang tepat agar dapat

mengembangkan dan mengasah

bakatnya dalam bermain musik. Hal inilah yang mendorong

penulis untuk membuat sebuah

penelitian dan merumuskannya

dalam sebuah judul “Pembelajaran

Ansambel Gesek Ekstrakurikuler

di SMK Methodist Charles Wesley Medan”

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembelajaran

ansambel gesek di SMK

Methodist Charles Wesley

Medan.

2. Untuk mengetahui metode

pembelajaran ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan.

3. Untuk mengetahui materi

pembelajaran ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan.

4. Untuk mengetahui kemampuan

bermain siswa-siswi peserta

ansambel gesek ekstrakurikuler SMK Methodist Charles Wesley Medan.

5. Untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru dan

siswa-siswi peserta didik

(6)

81

Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Methodist Charles

Wesley Medan.

Landasan Teoritis

Untuk membahas tentang isi

dalam skripsi ini penulis mengkaji

dari Teori Pembelajaran, Teori

Kemampuan, Teori Ansambel, dan Teori Ekstrakurikuler.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul

penelitian ini yaitu: “Pembelajaran Ansambel Gesek Ekstrakurikuler di SMK Methodist Charles Wesley

Medan”. Maka penelitian ini

merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif, dengan demikian penelitian ini mengambil lokasi di Medan, yang beralamat di Jalan Padang Golf (Dalam), Central Business District Polonia Blok

CC-DD, Medan Polonia. Waktu

penelitian diselenggarakan selama kurun waktu 2 bulan sejak bulan Januari 2017 sampai dengan Maret 2017.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi penelitian ini adalah guru atau instruktur musik dan keseluruhan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan yang berjumlah 15 orang dan 1 orang pengajar.

Sampel

Sampel dalam penelitian

adalah siswa yang memilih

ekstrakurikuler ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan yaitu berjumlah 15 orang dan 1 orang instruktur atau pengajar.

(7)

82 Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer

merupakan sumber data yang hanya dapat diperoleh melalui

interaksi langsung dengan

narasumber atau objek penelitian. Sumber data primer mencangkup kata-kata, tindakan dan hasil dokumentasi. Kata-kata dapat diperoleh dari wawancara.

Tindakan merupakan hasil rekam jejak yang dilakukan oleh peneliti maupun subjek penelitian dari hasil keterlibatan langsung

terhadap masalah, yang

kemudian disimpulkan menjadi suatu hasil analisis lapangan. Sedangkan dokumentasi dapat diperoleh dari arsip, foto, video

maupun media lain yang

bersinggungan langsung dengan objek penelitian.

Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh penulis melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa peserta eksrtakurikuler ansambel gesek SMK Methodist Charles Wesley Medan. Observasi yang

dilakukan berupa observasi

partisipatif, yaitu peneliti secara mengikuti proses pembelajaran

secara langsung. Kegiatan

dokumentasi dilakukan pada saat

melakukan observasi dan

wawancara. Data-data tersebut

digunakan penulis untuk

membantu proses penulisan Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan.

2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang sudah tersedia. Sumber data

(8)

83

sekunder dapat diperoleh dari buku, data statistik maupun arsip yang telah tersedia di perpustakaan maupun tempat lainnya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sekunder berupa teori yang diperoleh dari buku.

Studi Kepustakaan

Pengumpulan data adalah

berdasarkan skripsi, buku-buku yang digunakan penulis yang berkaitan dan mendukung penelitian.

Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan

metode kualitatif deskriptif dalam

menganalisis data. Data yang

diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini di analisis dengan

menggunakan analisis deskritif

kualitatif yaitu dengan cara data yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan informan dideskriptifkan

secara menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis

data untuk menjawab masalah

penelitian.

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Setelah melakukan

wawancara, peneliti membuat

transkip hasil wawancara dengan cara memutar kembali rekaman wawancara kemudian menuliskan kata- kata yang sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara ke dalam transkip, selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan

mengabaikan data yang tidak

(9)

84 ISI

A. Keberadaan Ansambel Gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan.

Awal mula diadakannya

ekstrakurikuler ansambel gesek

di SMK Methodist Charles

Wesley Medan adalah untuk merangsang kemampuan

siswa-siswi dalam harmonisasi

kelompok. Karena di sekolah dalam mata pelajarannya hanya menguji kemampuan pribadi, namun dalam ansambel

siswa-siswi diwajibkan untuk

memainkan musik secara

harmonis sesuai tempo yang sama.

B. Proses Pembelajaran Ansambel Gesek pada Ekstrakurikuler di SMK Methodist Charles Wesley Medan.

Pada setiap pertemuan

tersedia waktu pembelajaran

selama 60 menit. Selama 60

menit, digunakan untuk

penyeteman biola selama 10 menit, penjelasan materi selama 5 menit, pembelajaran materi lagu 40 menit di mana 10 menit untuk melatih tangga nada yang berkaitan dengan lagu itu, 30 menit untuk melatih lagunya, dan diselingi istirahat selama 5 menit.

C. Metode Pembelajaran Ansambel Gesek

Dalam proses belajar

mengajar ekstrakurikuler

ansambel gesek di SMK

Methodist Charles Wesley

Medan, terdapat empat metode yang digunakan yakni meliputi metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi dan metode latihan (drill).

(10)

85 D. Materi Pembelajaran

Ansambel Gesek

Materi yang digunakan di pembelajaran adalah lagu klasik. Lagu yang digunakan adalah musik klasik seperti Barok dan Rokoko, Klasik, Romantik, dan Kontemporer Klasik. Contohnya,

salah satu lagu bergenre

Romantik yang sedang dipelajari oleh siswa peserta ansambel gesek SMK Methodist Charles Wesley Medan berjudul Romeo Et Juliette.

Guru tidak hanya

memberikan materi berupa lagu, namun juga materi latihan yang bersifat melatih kemampuan atau teknik bermain alat musik gesek siswa seperti latihan tangga nada. Untuk latihan tangga nada tidak terdapat pada buku panduan Suzuki 1, oleh karena itu latihan

tersebut guru berikan atas

inisiatif pribadi agar siswa tidak hanya mengerti cara memainkan suatu lagu, namun mengerti cara memainkan suatu tangga nada. Materi tersebut diberikan secara bergantian agar bervariasi dan siswa tidak cepat bosan pada saat memainkannya.

E. Kemampuan Siswa dalam Bermain Ansambel Gesek

Siswa dikatakan mampu jika siswa dapat memainkan alat

musik gesek dengan benar,

dengan teknik yang benar dan menghasilkan suara (pitch) yang tepat, menguasai materi dengan baik serta dapat bermain dengan harmonis dalam ansambel.

F. Kendala dalam Pembelajaran Ansambel Gesek

Dalam proses belajar mengajar ansambel gesek di SMK Methodist

Charles Wesley menghadapi

(11)

86

1. Guru

a. Terbatasnya jumlah standbook,

sehingga terkadang

menyebabkan terganggunya

kelancaran proses

pembelajaran.

b. Adanya perbedaan tingkat

kecerdasan dan kemahiran

antara anak yang satu dengan anak yang lain, contohnya si A

lebih cepat menangkap,

sementara si B tidak. Hal ini menyebabkan perlambatan dari

target waktu penyelesaian

materi karena pembelajaran tidak dapat dilanjutkan apabila anak yang lain belum mengerti

karena akan menyebabkan

ketidakharmonisan dalam

ansambel itu sendiri.

c. Adanya sifat malas siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang

tidak menghadiri

ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan secara rutin, sehingga ketika

saatnya tampil maka

kemampuan dari

masing-masing siswa akan berbeda dan menyebabkan sulitnya tercapai sinkronisasi harmoni.

d. Sebagian siswa belum mahir menempatkan jari pada biola saat menekan senar, sehingga

pitch pada biola belum

sempurna. 2. Siswa-siswi

a. Terbatasnya jumlah standbook,

sehingga terkadang

menyebabkan terganggunya

kelancaran proses pembelajaran. b. Sebagian siswa sulit mengikuti

pembelajaran karena guru terlalu

cepat ketika menjelaskan

(12)

87

kurang mahir dan tidak cepat menangkap menjadi ketinggalan materi.

c. Banyaknya kegiatan siswa-siswi peserta ansambel gesek yang

mengakibatkan siswa-siswi

tersebut kesulitan untuk

meluangkan waktu latihan. d. Perbedaan pengalaman bermain

alat musik. Ada beberapa peserta

ekstrakurikuler yang sudah

mahir untuk bermain alat musik gesek sehingga sulit bagi siswa-siswi yang baru belajar teknik

bermain alat musik gesek

dengan benar untuk

mengimbangi kemampuan

bermain teman-temannya yang mengakibatkan sulitnya tercapai harmonisasi dalam kelompok ansambel gesek.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan penelitian

dengan judul “Pembelajaran

Ansambel Gesek Ekstrakurikuler di SMK Methodist Charles Wesley Medan” peneliti memperoleh hasil sebagai berikut:

1. Keberadaan ekstrakurikuler

tersebut telah berlangsung selama 8 tahun, yaitu dimulai pada tahun 2009. Kelas ansambel digabung dari siswa-siswi SMP Methodist Charles Wesley Medan, SMA

Methodist Charles Wesley

Medan, dan SMK Methodist Charles Wesley Medan yang dibentuk menjadi satu kelompok ansambel dengan syarat sudah mengetahui dasar-dasar bermain alat musik gesek dan sudah mengetahui cara membaca not

(13)

88

adalah sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa terhadap musik, khususnya alat musik gesek.

2. Proses pembelajarannya dibagi menjadi dua, yaitu pembalajaran teori dan pembelajaran praktek. Pada setiap pertemuan terdapat 60 menit. Secara keseluruhan, waktu tersebut dibagi untuk memberikan pembelajaran teori

dan praktek. Waktu yang

digunakan untuk menjelaskan pembelajaran teori adalah 5 menit dan pembelajaran praktek adalah 45 menit, dan 10 menit adalah untuk tunning.

3. Metode yang digunakan dalam proses pembelajarannya adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, serta metode latihan individu atau drill.

4. Materi yang digunakan dalam pembelajaran alat musik gesek ini meliputi musik klasik seperti Barok dan Rokoko, Klasik,

Romantik, dan Kontemporer

klasik, serta beberapa lagu pop yang diaransir oleh guru seperti lagu Grenade oleh Bruno Mars.

5. Kendala dalam pembelajaran

ansambel gesek pada

ekstrakurikuler di SMK

Methodist Charles Wesley Medan diantaranya adalah kurangnya standbook sehingga terkadang

menyebabkan terganggunya

kelancaran proses pembelajaran, guru juga mengalami kendala

adanya perbedaan tingkat

kecerdasan antara anak yang satu dengan anak yang lain sehingga

proses pembelajaran tidak

berlangsung dengan baik karena tidak dapat dilanjutkan sebelum

(14)

89

anak yang lainnya dapat

mengerti. Adanya sifat malas siswa untuk rutin datang latihan yang mengakibatkan perbedaan kemampuan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, peneliti

memberikan beberapa masukan bagi beberapa pihak, diantara adalah sebagai berikut:

1. Bagi pengajar

Diharapkan dapat menambah

jumlah guru agar pembelajaran lebih kondusif, karena seorang guru saja

tidak cukup untuk mengajar

sekaligus mengawasi dan

memperhatikan permainan seluruh siswa.

2. Bagi sekolah

Diharapkan dapat memenuhi

sarana yang kurang seperti tidak

adanya standbook sehingga siswa kesulitan untuk membaca partitur.

DAFTAR PUSTAKA

Amas Thubany, 2015. Pelaksanaan

Pembelajaran Biola dalam

Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Kanisius Demangan Baru 1

Yogyakarta. Skripsi.

Universitas Negeri.Yogyakarta.

Aliffudin. 2012. Reformasi

Pendidikan Strategi Inovatif Peningkatan Mutu Pendidikan.

Jakarta: Magnascript

Publishing

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. 1995. Pedoman Pelaksanaan Organisasi Sekolah. Semarang: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono, 2013.

Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia

Istarani, 2011. 58 Model

Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Lexy, Moleong J, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Nadasari Rizka, 2016. Pembelajaran

Ansambel Biola Pada

(15)

90

067245 Medan Selayang.

Skripsi. UNIMED.

Octaviola Tika, 2016. Pembelajaran Ansambel Musik Tradisional Indonesia Pada

Ekstrakurikuler Di SMK

Yayasan Pendidikan Teknologi

Teladan Medan. Skripsi

UNIMED.

Pakaya Indra, 2015. Pembelajaran

Pianika Dalam Bentuk

Ansambel Pada Siswa Kelas VII5 di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo. Jurnal. Universitas Negeri Gorontalo.

Prof. Dr. Sugiyono, 2013. Metode

Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta CV

Purwanto, 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Robbins SP, dan Judge. 2002. Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba

Sanjaya, Wina, 2006. Strategi

Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sugiono. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung :

Alfabeta

Soeharto, M. 2008. Kamus Musik. Jakarta: GrasindO

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : Mitra Wacana Media

Daftar Acuan Internet

http:/www.informasi-pendidikan.com/2013/08/peneli tian-deskriptif-kualitatif.html http://www.materibelajar.id/2016/10/ pengertian-dan-jenis-musik-ansambel.html

Referensi

Dokumen terkait

Inti dari penelitian terdahulu yang pertama hingga ketiga tersebut mendeskripsikan mengenai pemahaman objek tentang materi haid dan istihadah, sedangkan peneliti akan

(8) Setiap pasien rawat inap yang memperoleh pelayanan visite, konsultasi, tindakan medik operatif, tindakan medik non operatif, rehabilitasi medik, penunjang

Keenam perlakuan tersebut yaitu perlakuan tanpa menggunakan ekstrak, ekstrak tanaman uji dengan pelarut air, metanol, etil asetat dan n-heksana serta fungisida sintetik berbahan

terdiferensiasi menjadi unsur jaringan pembuluh yang akan menyambung dengan unsur pembuluh pada organ tempat terbentuknya akar adventif tersebut.. Pembentukan primordia akar

Pasien refrakter (±25%-30% pada ITP) didefinisikan sebagai kegagalan terapikortikosteroid dosis standar dan splenektomi serta membutuhkan terapi lebih lanjut karena ATyang rendah

4.1 Menganalisis spesifikasi komponen utama pada perangkat keras komputer, notebook, smartphone dan tablet dalam menentukan kebutuhan pekerjaan.. 4.2 Menetapkan

- Kertas yang sudah kering dicetak logo dari perusahaan konsumen dengan mesin filli grained. - Kertas yang sudah diberi logo kemudian digulung dengan on rell berbentuk gulungan

Crus dan Park (1982) menyatakan bahwa Aspergillus oryzae sebagai fungi yang tumbuh pada kondisi aerob juga dapat mengurangi kandungan oksigen yang terdapat dalam