76
PEMBELAJARAN ANSAMBEL GESEK EKSTRAKURIKULER DI SMK METHODIST CHARLES WESLEY
MEDAN
Kevin Justinus Elwadi Simanjuntak Prodi Pendidikan Musik
Abstract
This study is about the String Ensemble Learning in Extracurricular at SMK Methodist Charles Wesley Medan. The purpose of learning is to know the learning process of string ensemble extracurricular, knowing in teaching methods and materials string ensemble, knowing the learning ability of ensembles extracurricular participant, and to identify constraints string ensemble extracurricular teaching at SMK Methodist Charles Wesley Medan.
The study is based on theoretical foundation to explain the theory of learning, the learning component, understanding ability, sense of ensemble, string ensemble understanding, and extracurricular activities.
This study will take a place in Jalan Padang Golf (In), Central Business District Block CC-DD Polonia, Medan Polonia. This study uses descriptive qualitative research, observation, interviews, documentation and literature review. The samples are part of the population that is about to be investigated, which in this study were teachers and all students who take the string ensemble extracurricular activities are 15 students and 1 teacher.
Once the entire data has been collected, then analyzed to answer all the questions of the study. The learning process is carried out for 60 minutes, the time used to explain the theory is a 15-minute and 45-minute practice. The implementation stage string ensemble learning students who take these activities are all students in both the junior high school students Methodist Charles Wesley, the high school students of Charles Wesley Methodist School, and SMK Methodist Charles Wesley were merged into a single string ensemble group.
In the ensemble learning process swipe at SMK Methodist Charles Wesley Medan material used is a script of classical music such as Baroque and Rokoko, Romantic, Classical and Contemporary Classical. The obstacles in the form of incomplete facilities, differences in levels of student proficiency, and student attendance in a regular schedule that already exists. Students can be said to be capable of if the students can play an instrument properly, in accordance with good technique, mastering the material well, and can play with a harmonious ensemble.
77 PENDAHULUAN
Pendidikan dapat kita diartikan sebagai usaha penuh tanggung jawab orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta
didik dengan persoalan dan
pertanyaan yang akan timbul dalam pelaksanaannya.
Sesuai dengan perkembangan pendidikan zaman sekarang, seni musik telah menjadi suatu kebutuhan pendidikan. Pembelajaran seni musik bisa dilakukan dengan cara teori dan
praktek. Namun, dalam proses
pembelajaran musik kedua hal
tersebut harus berjalan secara
bersamaan karena selain mempelajari teori harus diiringi juga dengan
kemampuan bermusik secara
praktikal.
Mencermati seluruh proses
pembelajaran seni musik di
sekolah-sekolah, pada umumnya masih
kurang seimbang pembelajaran teori dan praktek, ada sekolah yang lebih menekankan pada teorinya, dan ada pula sekolah yang hanya lebih
menekankan pada pembelajaran
prakteknya juga.
Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, terdapat berbagai mata pelajaran baik mata pelajaran inti maupun muatan lokal. Muatan lokal adalah suatu program pendidikan dan pengajaran yang dimaksudkan untuk
menyesuaikan isi dan
penyampaiannya dengan kondisi
masyarakat di daerahnya. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Sedangkan pelajaran inti adalah mata pelajaran
78
dasar Indonesia sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran seni musik.
Seni musik merupakan mata pelajaran yang di dalamnya terdapat materi teori dan praktek, seperti
halnya mata pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga. Hal ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Siswa tidak hanya dituntut menguasai materi berupa teori, namun juga harus dapat
mempraktikannya. Hal ini
merupakan tantangan tersendiri bagi
pengajar musik agar dapat
membimbing siswa untuk dapat menguasai materi yang berupa teori maupun praktek. Pada pembelajaran
seni musik terdapat beberapa
kegiatan yang mengharuskan siswa
untuk mengerjakannya secara
berkelompok, seperti pada
pembelajaran paduan suara,
ansambel dan band. Hal ini dapat memacu rasa kebersamaan dan
toleransi sehingga siswa dapat
memainkan perannya
masing-masing.
Pembelajaran seni musik tidak
hanya terdapat pada kegiatan
intrakurikuler, namun juga terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, salah satunya adalah minat siswa yang tinggi untuk belajar musik.
Pembelajaran seni musik yang
diajarkan di ekstrakurikuler tidak berbeda jauh dengan pembelajaran di
kursus atau les musik pada
umumnya.
Salah satu sekolah menengah
kejuruan bidang musik yang
menyelenggarakan ekstrakurikuler
79
Methodist Charles Wesley Medan. Sekolah menengah kejuruan ini sangat mendukung kegiatan yang mengasah potensi dan bakat siswa khususnya di bidang musik. Kegiatan ekstrakurikuler ini menjadi wadah bagi siswa/i untuk mengasah potensi dan bakat yang mereka miliki dalam bidang musik khususnya ansambel gesek. Sekolah menengah kejuruan
musik ini memiliki kegiatan
ekstrakurikuler ansambel gesek guna
memantapkan siswa/i dalam
mendukung pelajaran mereka di sekolah. Pada jam sekolah mereka belajar secara individu, namun ketika di dalam kegiatan ekstrakurikuler ansambel mereka diajarkan untuk belajar dalam kelompok.
Kemampuan berkelompok akan diasah dengan baik sehingga dapat mendukung pembelajaran di sekolah. Guru memberikan materi kepada
siswa-siswi yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler ansambel gesek
seperti musik klasik bergenre
Romantik, materi tersebut juga dapat berupa materi yang diajarkan di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan metode mengajar yang
bervariasi, siswa-siswi dapat
mengaplikasikan materi yang telah diajarkan oleh guru dengan baik yang ditunjukkan dalam permainan mereka dalam ansambel. Dengan
adanya kegiatan ekstrakurikuler
ansambel gesek ini, kemampuan bermain alat musik gesek siswa-siswi yang mengikutinya akan berkembang dan siswa-siswi juga sekaligus dilatih untuk harmonisasi dalam kelompok.
Dilihat dari fenomena yang ada, bidang seni musik dapat dikatakan sudah cukup berkembang, namun masih memiliki keterbatasan, baik dari segi kurangnya tenaga pengajar
80
dengan disiplin ilmu seni, maupun kurangnya fasilitas penunjang yang
digunakan sebagai media
pembelajaran seni budaya di sekolah. Hal ini tentu sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran seni budaya, khusunya bidang seni musik, karena dalam pembelajaran seni musik harus memiliki instrumen musik sebagai fasilitas penunjang dalam pembelajaran.
Dalam ekstrakurikuler ansambel gesek, peserta didik tidak hanya
membutuhkan fasilitas yang
memadai, namun juga pengajar dan metode yang tepat agar dapat
mengembangkan dan mengasah
bakatnya dalam bermain musik. Hal inilah yang mendorong
penulis untuk membuat sebuah
penelitian dan merumuskannya
dalam sebuah judul “Pembelajaran
Ansambel Gesek Ekstrakurikuler
di SMK Methodist Charles Wesley Medan”
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran
ansambel gesek di SMK
Methodist Charles Wesley
Medan.
2. Untuk mengetahui metode
pembelajaran ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan.
3. Untuk mengetahui materi
pembelajaran ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan.
4. Untuk mengetahui kemampuan
bermain siswa-siswi peserta
ansambel gesek ekstrakurikuler SMK Methodist Charles Wesley Medan.
5. Untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru dan
siswa-siswi peserta didik
81
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Methodist Charles
Wesley Medan.
Landasan Teoritis
Untuk membahas tentang isi
dalam skripsi ini penulis mengkaji
dari Teori Pembelajaran, Teori
Kemampuan, Teori Ansambel, dan Teori Ekstrakurikuler.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul
penelitian ini yaitu: “Pembelajaran Ansambel Gesek Ekstrakurikuler di SMK Methodist Charles Wesley
Medan”. Maka penelitian ini
merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif, dengan demikian penelitian ini mengambil lokasi di Medan, yang beralamat di Jalan Padang Golf (Dalam), Central Business District Polonia Blok
CC-DD, Medan Polonia. Waktu
penelitian diselenggarakan selama kurun waktu 2 bulan sejak bulan Januari 2017 sampai dengan Maret 2017.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi penelitian ini adalah guru atau instruktur musik dan keseluruhan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan yang berjumlah 15 orang dan 1 orang pengajar.
Sampel
Sampel dalam penelitian
adalah siswa yang memilih
ekstrakurikuler ansambel gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan yaitu berjumlah 15 orang dan 1 orang instruktur atau pengajar.
82 Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer
merupakan sumber data yang hanya dapat diperoleh melalui
interaksi langsung dengan
narasumber atau objek penelitian. Sumber data primer mencangkup kata-kata, tindakan dan hasil dokumentasi. Kata-kata dapat diperoleh dari wawancara.
Tindakan merupakan hasil rekam jejak yang dilakukan oleh peneliti maupun subjek penelitian dari hasil keterlibatan langsung
terhadap masalah, yang
kemudian disimpulkan menjadi suatu hasil analisis lapangan. Sedangkan dokumentasi dapat diperoleh dari arsip, foto, video
maupun media lain yang
bersinggungan langsung dengan objek penelitian.
Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh penulis melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa peserta eksrtakurikuler ansambel gesek SMK Methodist Charles Wesley Medan. Observasi yang
dilakukan berupa observasi
partisipatif, yaitu peneliti secara mengikuti proses pembelajaran
secara langsung. Kegiatan
dokumentasi dilakukan pada saat
melakukan observasi dan
wawancara. Data-data tersebut
digunakan penulis untuk
membantu proses penulisan Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan.
2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang sudah tersedia. Sumber data
83
sekunder dapat diperoleh dari buku, data statistik maupun arsip yang telah tersedia di perpustakaan maupun tempat lainnya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sekunder berupa teori yang diperoleh dari buku.
Studi Kepustakaan
Pengumpulan data adalah
berdasarkan skripsi, buku-buku yang digunakan penulis yang berkaitan dan mendukung penelitian.
Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan
metode kualitatif deskriptif dalam
menganalisis data. Data yang
diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini di analisis dengan
menggunakan analisis deskritif
kualitatif yaitu dengan cara data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan informan dideskriptifkan
secara menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis
data untuk menjawab masalah
penelitian.
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Setelah melakukan
wawancara, peneliti membuat
transkip hasil wawancara dengan cara memutar kembali rekaman wawancara kemudian menuliskan kata- kata yang sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara ke dalam transkip, selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan
mengabaikan data yang tidak
84 ISI
A. Keberadaan Ansambel Gesek di SMK Methodist Charles Wesley Medan.
Awal mula diadakannya
ekstrakurikuler ansambel gesek
di SMK Methodist Charles
Wesley Medan adalah untuk merangsang kemampuan
siswa-siswi dalam harmonisasi
kelompok. Karena di sekolah dalam mata pelajarannya hanya menguji kemampuan pribadi, namun dalam ansambel
siswa-siswi diwajibkan untuk
memainkan musik secara
harmonis sesuai tempo yang sama.
B. Proses Pembelajaran Ansambel Gesek pada Ekstrakurikuler di SMK Methodist Charles Wesley Medan.
Pada setiap pertemuan
tersedia waktu pembelajaran
selama 60 menit. Selama 60
menit, digunakan untuk
penyeteman biola selama 10 menit, penjelasan materi selama 5 menit, pembelajaran materi lagu 40 menit di mana 10 menit untuk melatih tangga nada yang berkaitan dengan lagu itu, 30 menit untuk melatih lagunya, dan diselingi istirahat selama 5 menit.
C. Metode Pembelajaran Ansambel Gesek
Dalam proses belajar
mengajar ekstrakurikuler
ansambel gesek di SMK
Methodist Charles Wesley
Medan, terdapat empat metode yang digunakan yakni meliputi metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi dan metode latihan (drill).
85 D. Materi Pembelajaran
Ansambel Gesek
Materi yang digunakan di pembelajaran adalah lagu klasik. Lagu yang digunakan adalah musik klasik seperti Barok dan Rokoko, Klasik, Romantik, dan Kontemporer Klasik. Contohnya,
salah satu lagu bergenre
Romantik yang sedang dipelajari oleh siswa peserta ansambel gesek SMK Methodist Charles Wesley Medan berjudul Romeo Et Juliette.
Guru tidak hanya
memberikan materi berupa lagu, namun juga materi latihan yang bersifat melatih kemampuan atau teknik bermain alat musik gesek siswa seperti latihan tangga nada. Untuk latihan tangga nada tidak terdapat pada buku panduan Suzuki 1, oleh karena itu latihan
tersebut guru berikan atas
inisiatif pribadi agar siswa tidak hanya mengerti cara memainkan suatu lagu, namun mengerti cara memainkan suatu tangga nada. Materi tersebut diberikan secara bergantian agar bervariasi dan siswa tidak cepat bosan pada saat memainkannya.
E. Kemampuan Siswa dalam Bermain Ansambel Gesek
Siswa dikatakan mampu jika siswa dapat memainkan alat
musik gesek dengan benar,
dengan teknik yang benar dan menghasilkan suara (pitch) yang tepat, menguasai materi dengan baik serta dapat bermain dengan harmonis dalam ansambel.
F. Kendala dalam Pembelajaran Ansambel Gesek
Dalam proses belajar mengajar ansambel gesek di SMK Methodist
Charles Wesley menghadapi
86
1. Guru
a. Terbatasnya jumlah standbook,
sehingga terkadang
menyebabkan terganggunya
kelancaran proses
pembelajaran.
b. Adanya perbedaan tingkat
kecerdasan dan kemahiran
antara anak yang satu dengan anak yang lain, contohnya si A
lebih cepat menangkap,
sementara si B tidak. Hal ini menyebabkan perlambatan dari
target waktu penyelesaian
materi karena pembelajaran tidak dapat dilanjutkan apabila anak yang lain belum mengerti
karena akan menyebabkan
ketidakharmonisan dalam
ansambel itu sendiri.
c. Adanya sifat malas siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang
tidak menghadiri
ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan secara rutin, sehingga ketika
saatnya tampil maka
kemampuan dari
masing-masing siswa akan berbeda dan menyebabkan sulitnya tercapai sinkronisasi harmoni.
d. Sebagian siswa belum mahir menempatkan jari pada biola saat menekan senar, sehingga
pitch pada biola belum
sempurna. 2. Siswa-siswi
a. Terbatasnya jumlah standbook,
sehingga terkadang
menyebabkan terganggunya
kelancaran proses pembelajaran. b. Sebagian siswa sulit mengikuti
pembelajaran karena guru terlalu
cepat ketika menjelaskan
87
kurang mahir dan tidak cepat menangkap menjadi ketinggalan materi.
c. Banyaknya kegiatan siswa-siswi peserta ansambel gesek yang
mengakibatkan siswa-siswi
tersebut kesulitan untuk
meluangkan waktu latihan. d. Perbedaan pengalaman bermain
alat musik. Ada beberapa peserta
ekstrakurikuler yang sudah
mahir untuk bermain alat musik gesek sehingga sulit bagi siswa-siswi yang baru belajar teknik
bermain alat musik gesek
dengan benar untuk
mengimbangi kemampuan
bermain teman-temannya yang mengakibatkan sulitnya tercapai harmonisasi dalam kelompok ansambel gesek.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan penelitian
dengan judul “Pembelajaran
Ansambel Gesek Ekstrakurikuler di SMK Methodist Charles Wesley Medan” peneliti memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Keberadaan ekstrakurikuler
tersebut telah berlangsung selama 8 tahun, yaitu dimulai pada tahun 2009. Kelas ansambel digabung dari siswa-siswi SMP Methodist Charles Wesley Medan, SMA
Methodist Charles Wesley
Medan, dan SMK Methodist Charles Wesley Medan yang dibentuk menjadi satu kelompok ansambel dengan syarat sudah mengetahui dasar-dasar bermain alat musik gesek dan sudah mengetahui cara membaca not
88
adalah sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa terhadap musik, khususnya alat musik gesek.
2. Proses pembelajarannya dibagi menjadi dua, yaitu pembalajaran teori dan pembelajaran praktek. Pada setiap pertemuan terdapat 60 menit. Secara keseluruhan, waktu tersebut dibagi untuk memberikan pembelajaran teori
dan praktek. Waktu yang
digunakan untuk menjelaskan pembelajaran teori adalah 5 menit dan pembelajaran praktek adalah 45 menit, dan 10 menit adalah untuk tunning.
3. Metode yang digunakan dalam proses pembelajarannya adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, serta metode latihan individu atau drill.
4. Materi yang digunakan dalam pembelajaran alat musik gesek ini meliputi musik klasik seperti Barok dan Rokoko, Klasik,
Romantik, dan Kontemporer
klasik, serta beberapa lagu pop yang diaransir oleh guru seperti lagu Grenade oleh Bruno Mars.
5. Kendala dalam pembelajaran
ansambel gesek pada
ekstrakurikuler di SMK
Methodist Charles Wesley Medan diantaranya adalah kurangnya standbook sehingga terkadang
menyebabkan terganggunya
kelancaran proses pembelajaran, guru juga mengalami kendala
adanya perbedaan tingkat
kecerdasan antara anak yang satu dengan anak yang lain sehingga
proses pembelajaran tidak
berlangsung dengan baik karena tidak dapat dilanjutkan sebelum
89
anak yang lainnya dapat
mengerti. Adanya sifat malas siswa untuk rutin datang latihan yang mengakibatkan perbedaan kemampuan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, peneliti
memberikan beberapa masukan bagi beberapa pihak, diantara adalah sebagai berikut:
1. Bagi pengajar
Diharapkan dapat menambah
jumlah guru agar pembelajaran lebih kondusif, karena seorang guru saja
tidak cukup untuk mengajar
sekaligus mengawasi dan
memperhatikan permainan seluruh siswa.
2. Bagi sekolah
Diharapkan dapat memenuhi
sarana yang kurang seperti tidak
adanya standbook sehingga siswa kesulitan untuk membaca partitur.
DAFTAR PUSTAKA
Amas Thubany, 2015. Pelaksanaan
Pembelajaran Biola dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Kanisius Demangan Baru 1
Yogyakarta. Skripsi.
Universitas Negeri.Yogyakarta.
Aliffudin. 2012. Reformasi
Pendidikan Strategi Inovatif Peningkatan Mutu Pendidikan.
Jakarta: Magnascript
Publishing
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1995. Pedoman Pelaksanaan Organisasi Sekolah. Semarang: Depdikbud
Dimyati dan Mudjiono, 2013.
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Istarani, 2011. 58 Model
Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Lexy, Moleong J, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nadasari Rizka, 2016. Pembelajaran
Ansambel Biola Pada
90
067245 Medan Selayang.
Skripsi. UNIMED.
Octaviola Tika, 2016. Pembelajaran Ansambel Musik Tradisional Indonesia Pada
Ekstrakurikuler Di SMK
Yayasan Pendidikan Teknologi
Teladan Medan. Skripsi
UNIMED.
Pakaya Indra, 2015. Pembelajaran
Pianika Dalam Bentuk
Ansambel Pada Siswa Kelas VII5 di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo. Jurnal. Universitas Negeri Gorontalo.
Prof. Dr. Sugiyono, 2013. Metode
Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta CV
Purwanto, 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Robbins SP, dan Judge. 2002. Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba
Sanjaya, Wina, 2006. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sugiono. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung :
Alfabeta
Soeharto, M. 2008. Kamus Musik. Jakarta: GrasindO
Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : Mitra Wacana Media
Daftar Acuan Internet
http:/www.informasi-pendidikan.com/2013/08/peneli tian-deskriptif-kualitatif.html http://www.materibelajar.id/2016/10/ pengertian-dan-jenis-musik-ansambel.html