• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI NEUROFUZZY ADAPTIVE BERBASISKAN REAL TIME UNTUK PENGATURAN TEMPERATUR PADA FURNACE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI NEUROFUZZY ADAPTIVE BERBASISKAN REAL TIME UNTUK PENGATURAN TEMPERATUR PADA FURNACE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI NEUROFUZZY ADAPTIVE BERBASISKAN

REAL TIME UNTUK PENGATURAN TEMPERATUR PADA FURNACE

Pranata Sulistyawan – 2207.100.620

Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya – 60111

ata@mhs_ee.its.ac.id

Abstrak

Pada penelitian ini, furnace digunakan untuk

memanaskan cetakan emas yang terbuat dari gips, dengan tujuan untuk mengeluarkan semua sisa – sisa bahan paraffin (lilin) yang terdapat didalam cetakan tersebut agar nantinya cetakan tersebut tidak rusak, sehingga dilakukan pola pemanasan tertentu mengikuti fungsi waktu. Dengan demikian, dibutuhkan sebuah kontroler real-time, dengan sistem kendali tracking pada sistem closed–loop. Untuk yang non – adaptive akan selalu memberikan sinyal keluaran yang selalu terlambat terhadap masukan yang diberikan, walaupun sudah diberikan model following tracking. Agar keluaran selalu mengikuti fungsi waktu tanpa keterlambatan maka diperlukan mekanisme adaptif.

Kontrol neurofuzzy berguna untuk mengurangi osilasi pada perubahan atau ketidakstabilan temperatur pada furnace, sedangkan untuk mengatasi ketidak linear dari sistem tersebut digunakan kontrol adaptif.

Oleh karena itu, perlu dibuat suatu kontrol adaptif dengan harapan keluaran yang didapatkan tersebut tidak akan terlambat lagi terhadap fungsi waktunya dan menjaga perubahan temperatur pada furnace agar sesuai dengan set-point yang diinginkan.

Kata Kunci: Neural Network, Fuzzy Logic, Neurofuzzy, furnace, adaptive control, backpropagation.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia teknologi kontrol membawa dampak pada semakin banyaknya aplikasi-aplikasi yang dapat dibuat dan dipergunakan pada berbagai macam aplikasi di industri. Aplikasi-aplikasi dari teknologi kontrol ini dapat diimplementasikan dan diterapkan pada bidang industri yang berhubungan dengan kecerdasan buatan untuk mengatur temperatur yang tinggi pada

furnace.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, pengujian dan analisa mengenai pemerataan panas yang dihasilkan dalam tungku atau furnace sangat diperlukan untuk meningkatkan akurasi serta mengurangi pengaruh perbedaan hasil pengukuran antara sensor dengan pemanas. Hal ini, menyebabkan waktu naik respon transien sistem menjadi lama. Oleh karena itu, dilakukan pengaturan temperatur dengan menggunakan sistem pengaturan cerdas dengan metode neurofuzzy dengan struktur neuralnetwork dengan aturan-aturan

fuzzy.

Aplikasi neurocontrol yang pertama

dikembangkan oleh Widrow dan Smith pada tahun 1963. Suatu ADAptive LINear Element (ADALINE) diajarkan untuk membuat kurva peralihan untuk mengatur kestabilan pendulum. Saat tahun 70an, Albus mengusulkan CMAC sebagai model yang tersusun atas fungsi-fungsi dari otak kecil dan

menggunakannya sebagai kontrol manipulator pada robot. Sejak awal tahun 80an, CMAC telah banyak digunakan untuk sistem permodelan dan kontrol yang non linear pada pemrosesan kimia[8]. Pada pertengahan tahun 80an digunakan kembali untuk aplikasi robot[9,10]. Selama periode tahun 80an banyak arsitektur dari Artifial Neural Network (ANN) dan Artificial Intelligent Control (AIC) yang digunakan untuk mengembangkan algoritma ini, sehingga kekuatan pembelajaran dan skema metode adaptif seing dikembangkan melalui riset

Fuzzy logic pertama kali diperkenalkan oleh Prof.

Lotfi Zadeh (1965) [4] sebagai pengendali dan proses yang samar atau infomasi lingual. Banyak.

fuzzy logic telah dikembangkan untuk menyediakan

algoritma proses pengolahan informasi yang halus sekali dengan input yang halus dan transformasi

output yang digunakan untuk pengambilan data

yang bermanfaat. Dalam hubungannya dengan

neural network, perkembangan dari fuzzy logic

mempunyai sejarah yang sama. Teori dasar dan algoritma fuzzy logic dikembangkan pada akhir tahun 60-an, dan aplikasi kontrol yang pertama ditemukan oleh Mamdani. Selama tahun 70-an Mamdani mengembangkan risetnya sehingga menemukan self-organizing fuzzy control. Selama tahun 80-an, hanya sebagian kecil saja riset yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, tetapi di Jepang aplikasi kontrol fuzzy logic banyak sekali dikembangkan[8]. Produk yang telah digunakan menggunakan metode tersebut meliputi ruang lingkup kontrol kereta api bawah tanah, kontrol helikopter, mekanisme autofocus kamera, kontroler mesin cuci modern dan juga digunakan dalam jumlah yang sangat besar di industri otomotif[self 1990]. Kontroler fuzzy mempunyai performansi kestabilan jauh lebih baik daripada tuning PID

controller. Segala aplikasi tersebut terjadi di

Inggris, tetapi selama tahun 80an eksploitasi teknik ini sangat bekembang di Jepang[5,8]. Dengan segala keterangan atas perkembangan algoritma ANN dan fuzzy logic maka kita dapat mengkombinasikan kedua metode tersebut untuk permodelan sistem yang sangat bermanfaat[6, 9, 10].

Neurofuzzy dengan metode pendekatan fuzzy neuralnetwork akan dibahas pada Bagian 2.

Struktur kontroler yang digunakan pada sistem, berdasar sebuah fungsi waktu kontinyu untuk mengatur derajat akurasi, sesuai dengan model yang diinginkan dan untuk menjaga kestabilan temperatur pada furnace akan dijelaskan pada Bagian 3. Pada Bagian 4 dibahas tentang hasil dan analisa sistem .

(2)

Hasil dari pengujian sistem dengan metode control neurofuzzy adaptif dibahas pada Bagian 5.

2. KONTROLER PI DAN NEUROFUZZY

Dalam setiap perancangan kontroler, diperlukan suatu

spesifikasi kontrol yang akan digunakan sebagai acuan perancangan. Parameter-parameter yang diperlukan untuk menganalisa karakteristik performansi sistem kontrol adalah sebagai berikut:

1. Waktu tunda(delay time) - td : adalah waktu yang diperlukan respon mencapai setengah harga akhir yang pertama.

2. Waktu naik(rise-time) - tr : adalah waktu untuk respon naik dari 10% sampai 90% , 5% sampai 90%, atau 0% sampai 100% dari harga akhirnya.

3. Waktu puncak(peak-time) – tp : adalah waktu untuk mencapai puncak lewatan (overshoot pertama).

4. Lewatan maksimum(maksimum overshoot) - Mp :

adalah puncak lewatan maksimum respon transien atau secara matematis diberikan sebagai berikut: Persen lewatan maksimum = {c()–c() / c()} x 100% Besarnya (persen) lewatan maksimum secara langsung menunjukkan kestabilan relatif sistem. 5. Waktu penetapan (settling-time) - ts : adalah waktu

untuk respon mencapai dan menetap pada fraksi harga akhir yang ditentukan yaitu 5% atau 2%. Dengan demikian kurva respon transien secara

virtual dapat diperoleh dengan menentukan

hargaharga td, tr, tp, ts , Mp yang dapat dilihat pada gambar 2.1. 0.05atau0.02 C(t) 1 0.9 0.5 0.1 0 Mp td tr tp ts

Gambar 2.1. Spesifikasi respon transien 2.1. Perbandingan metode kontroler PI dengan Neurofuzzy

Neurofuzzy merupakan suatu model yang dilatih

menggunakan jaringan syaraf, namun struktur jaringannya diinterpretasikan dengan sekelompok aturan-aturan fuzzy. Sistem neurofuzzy menggabungkan prinsip belajar dari neural network untuk adaptasi fungsi keanggotaan dari

fuzzy. Prinsip belajar yang digunakan adalah menggunakan back propagation dengan tiga lapis neuralnetwork. Bobot

jaringan direpresentasikan sebagai fungsi keanggotaan set

fuzzy. Selanjutnya kesalahan dari sistem dipropagasikan balik

untuk mencari bobot jaringan yang artinya mencari parameter fungsi keanggotaan dari set fuzzy yang optimal. Penerapan kombinasi antara teori neuralnetwork dengan konsep fuzzy, pada prinsipnya adalah mengeliminasi kekurangan konsep yang satu dengan kelebihan yang dimiliki konsep yang lain.

Dalam hal ini model yang digunakan pada fuzzy

neuralnetworknya adalah model Mamdani, Pada himpunan

tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu

himpunan A, yang sering ditulis dengan μ A [x], memiliki 2 kemungkinan:

• Satu (1) yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan.

• Nol (0) yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.

Pada himpunan crisp, nilai keanggotaan ada 2 kemungkinan, yaitu 0 atau 1. Sedangkan pada himpunan

fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1.

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel

fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan

bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data kedalam nilai keanggotaan yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan beberapa fungsi, diantaranya :

1. representasi linear 2. representasi segitiga 3. representasi trapesium

Metode mamdani sering juga dikenal dengan nama

metode min–max. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan keluaran diperlukan 4 tahapan, diantaranya :

1. Pembentukan himpunan fuzzy

Pada metode mamdani baik variabel input maupun variable keluaran dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.

2. Aplikasi fungsi implikasi

Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah minimum

3. Komposisi aturan

Metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu Metode max (maximum). Secara umum dapat dituliskan :

μsf[Xi] = max (μsf [Xi], μkf [Xi]) Dimana :

μsf[Xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke i

μkf [Xi]) = nilai keanggotaan konsekuan fuzzy aturan ke i 4. Penegasan (defuzzy)

Defuzzyfikasi pada komposisi aturan mamdani dengan

menggunakan metode

centroid. Dimana pada metode ini, solusi crisp

diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah

fuzzy.

Ada dua keuntungan menggunakan metode

centroid, yaitu:

1. Nilai defuzzyfikasi akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu himpunan fuzzy juga akan berjalan dengan halus.

2. Lebih mudah dalam perhitungan.

Selain fuzzy neuralnetwork, dalam suatu kontrol proses seperti pengaturan temperatur juga bisa dilakukan

(3)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1 2 1   N I   ) 1 2 ( 2   N N P K K  

PI(Proporsional dan Integral). Kontroler PI merupakan

kontroler umpan maju yang berfungsi mengolah sinyal kesalahan menjadi sinyal kontrol. Kontroler proporsional ditambah integral (PI) merupakan kontroler yang aksi kontrolernya mempunyai sifat proporsional dan integral terhadap sinyal kesalahan.

1. Kontroler tipe-P (Proportional Controller)

Hubungan sinyal kesalahan dan sinyal kontrol pada kontroler tipe-P dapat dinyatakan sebagai berikut:

) ( ) (t K et up

atau dalam bentuk transfer function,

p K s E s U ) ( ) (

2. Kontroler tipe-PI (Proportional + Integral Controller) Hubungan sinyal kesalahan dan sinyal kontrol pada kontroler tipe-PI dapat dinyatakan sebagai berikut:

       K et

et dt t u() p () 1 () 1 

atau dalam bentuk transfer function,

) 1 1 ( ) ( ) ( 1s K s E s U p  atau s s K s E s U p 1 1 1) ( ) ( ) (    

Berdasarkan hubungan formulasi di atas, parameter kontroler dapat di tuliskan sebagai:

dan

Karena proses pendekatan plant furnace yang sebenarnya merupakan pemanasan orde yang tinggi dan tujuannya untuk mempertahankan kestabilan temperatur pada furnace maka digunakan metode neurofuzzy adaptif.

3. NEUROFUZZY ADAPTIF

Dalam hal ini, kemampuan adaptasi dan belajar dari

neuralnetwork dimanfaatkan oleh fuzzy untuk melakukan

tuning terhadap parameter fuzzy (kekurangan fuzzy yang tidak memiliki kemampuan belajar).

Struktur neurofuzzy adalah menempatkan parameter fuzzy yaitu:

a) Parameter fungsi keanggotaan (center,simpangan dll),

b) Jumlah basis kaidah ke dalam bobot jaringan neural.

Proses belajar neural selanjutnya akan melakukan perubahan terhadap bobot.

Neurofuzzy adalah gabungan dari dua sistem yaitu sistem logika fuzzy dan jaringan syaraf tiruan.Sistem

neurofuzzy berdasar pada sistem inferensi fuzzy yang dilatih

menggunakan algoritma pembelajaran yang diturunkan dari sistem jaringan syaraf tiruan. Oleh karena itu, sistem

neurofuzzy memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh

sistem inferensi fuzzy dan sistem jaringan syaraf tiruan.

Dari kemampuannya untuk belajar maka sistem

neurofuzzy sering disebut neurofuzzy adaptif.

Salah satu bentuk struktur yang sudah sangat dikenal adalah seperti terlihat pada Gambar 3.1. Dalam struktur ini, dapat dilihat struktur neurofuzzy adaptif mamdani

Gambar 3.1. Struktur Neurofuzzy Mamdani 3.1 Metode Pembelajaran

Proses adaptasi yang terjadi dalam sistem Neuro

Fuzzy Adaptif dikenal juga dengan pembelajaran.

Parameter-parameter Neuro (baik premise maupun

consequent) Selama proses belajar akan diperbaharui

menggunakan metode pembelajaran. Metode

pembelajaran yang digunakan dalam sistem

Adaptive Neuro Fuzzy adalah algoritma

pembelajaran hibrid.Algoritma ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian arah maju dan bagian arah mundur.Pada bagian arah maju, proses adaptasi dilakukan menggunakan metode LSE dan terjadi pada parameter consequent. Sedangkan pada bagian arah mundur, proses adaptasi dilakukan menggunakan metode gradient-descent dan terjadi pada parameter

premise.

3.2 Least Square Error

Metode Least Square atau Metode Kuadrat

Terkecil digunakan untuk mendapatkan penaksir

koefisien regresi linier. Model regresi linier sederhana dinyatakan dengan persamaan :

Y = 0 + 1X +  , model umum Yi = 0 + 1Xi + i , model setiap pengamatan

Metode least square bertujuan mendapatkan penaksir koefisien regresi,yaitu b0 dan b1, yang menjadi-kan jumlah kuadrat error sekecil mungkin.

Kemampuan identifikasi dari neurofuzzy didasarkan pada dua karakteristiknya yaitu:

- Kemampuan aproksimasi fungsi oleh logika fuzzy, - Kemampuan proses belajar oleh jaringan neural

Dua kemampuan tersebut memberikan gambaran bahwa neurofuzzy dapat mendekati dinamika sistem dan melakukan proses belajar untuk meminimalisasi error aproksimasi seperti pada Gambar 3.1.

(4)

1 3 4 1 2   s s Yr(s) Ym(s) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 100 200 300 400 500 600 Time Sampling(menit) T em p era tu r(d era ja t Ce lc iu s) Kontroler PLANT Desired Model U y em -+ y + y r m (K) (K) (K) (K) (K) (K) e

-Gambar 3.2 Diagram blok sistem

Struktur jaringan Neuro Fuzzy yang dipakai sebagai kontroler ditunjukkan pada Gambar 3.2. dan desired

modelnya seperti pada Persamaan 3.1. Struktur ini

menggambarkan proses yang terdapat pada sistem logika

fuzzy. Sedangkan proses pembelajaran jaringan saraf

tiruannya digunakan untuk mengoptimalkan nilai parameter

fuzzyfikasi.

(3.1) Dalam hal ini implementasinya pada suatu kontroler dapat dilihat pada Gambar 3.3 , jaringan saraf tiruan sebagai struktur dari metode update nilai parameter yang aktual.

Setting dari suatu parameter controller akan digunakan pada

suatu sistem pengaturan dengan tracking respons multi step.

Performansi dari suatu kontroler dihitung dengan

menggunakan suatu metode least square error sehingga output model digunakan untuk tuning parameter kontroler untuk miminimalisasi error.

PLANT 1 4S2+3S+1 U(k) ym(k) e (k) -+ y(k) + m NFC -yr(k) e(k) e(k-1) e(k-2) U(k-1)

Gambar 3.2 Struktur kontroler terintegrasi sistem 4. SIMULASI DAN EKSPERIMEN

Untuk mengetahui respon dari furnace, maka dalam penelitian ini dilakukan simulasi pengujian plant furnace sesuai Persamaan 1.1. menggunakan simulasi matlab dengan orde 1.

Gambar 4.1 Simulasi Respon furnace tanpa kontroler

Data yang diperoleh berupa kumpulan variasi tegangan sensor temperatur. Untuk keperluan penelitian

ini diperlukan beberapa model matematis yang

merepresentasikan karakteristik plant , yaitu model plant perambatan panas pada heater furnace.

Pada Realisasi plant seperti pada Gambar 4.2, respon proses kenaikan suhu sangat lambat jika tanpa kontroler, seperti pada Gambar 4.3 yang merupakan respon dari real plant furnace saat diberi gangguan dari

blower

Gambar 4.2 Proses kenaikan temperatur funace real

plant tanpa kontroler.

Gambar 4.2 Proses disturbing funace real plant tanpa

kontroler.

Implementasi pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4

merupakan penggunaan kontroler PI pada furnace dengan

disturbance blower untuk mengetahui performansi sitem.

Gambar 4.3. Respon dengan kontroler PI dengan

(5)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Gambar 4.3. Respon dengan kontroler PI dengan

dua kali disturbance

Mencoba membuat simulasi dengan input

gelombang sinus dengan amplitudo 10 pada tampilan grafik dengan nilai alpha/ learning rate yang dapat diubah untuk mengetahui kecepatan tracking pada sinusnya.

Gambar 4.4. Tampilan set point masukan sinus

Dengan masukan sinyal sinus seperti Gambar 4.4 maka simulasi tracking sinyal masukan dengan learning rate yang berbeda-beda dapat dilihat pada Gambar 4.5, Gambar 4.6. Dengan demikian maka dapat kita ketahui bahwa Alpha sangat mempengaruhi tracking dari kontrolernya, semakin besar learning ratenya semakin cepat kontroler tracking sinyal sinusnya. Sebaliknya jika learning rate semakin kecil maka semakin lambat kontroler itu melakukan tracking sinyal

pada set pointnya(sinyal sinus).

Gambar 4.5 Tracking sinus dengan alpha 0.0001

Gambar 4.6 Tracking sinus dengan alpha 0.01

5. PENUTUP

Secara garis besar dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh manfaat dari pengembangan metode fuzzy neural network dari seluruh parameter termasuk tuning secara simultan. Pendekatan neurofuzzy diimplementasikan pada plant furnace yang telah banyak diketahui di literatur-literatur dan data pada proses pemanasan yang banyak digunakan di industri.

Performansi dari Neurofuzzy adaptive didesain dengan tujuan untuk perbandingan dengan pendekatan yang lainnya. Hasilnya menunjukkan bahwa metodologi yang digunakan sangat efektif untuk membangun linguistik yang akurat dari neurofuzzy model dan dibandingkan dengan pendekatan kontroler lainnya

DAFTAR PUSTAKA

[1] Curtis D. Johnson, Modern Control Engineering,

Prentice Hall, 5th edition, 2002, pp. 65 – 81.

[2] Curtis D. Johnson, Process Control

Instrumentation Technology, University of

Houston, Prentice Hall, 7th edition, 1994, pp. 552 – 572.

[3] Maciejowski J.M , Multivariable Feedback

Design, Addison-Wesley, Cambridge Unuversity

and Pembroke College, 1989, pp. 291-306.

[4] Zadeh L A, A New Approach to the Analysis of

Complex Systems and Decision Process, IEEE

Transaction, System, Man, and Cybernetics, Vol 5, no. 1, 2000 pp.35-50.

[5] Sugeno M, Industrial Applications of Fuzzy

Control, Elsevier Science Pub Co., 1985

[6] Tolle H. , Ersi E. Neurocontrol: LearningControl

Systems Inspired by Neural Architecture and Human Problem Solving, 1999 Springer-Verlag,

Berlin.

[7] Miller W.T. , Real-Time Control Aplication of

Bipped Walking Robot, Proc. INNSWCCN, Portland OR, Vol 3, 1999 pp 153-156.

[8] Schwartz D. G. , Klir G.J. , Fuzzy Logic Flower in

Japan, IEEE Spectrum, July, 1999, pp. 32-35.

[9] Kosko B.(Ed), Neural Network for Signal

Processing, Prentice Hall Englewood Cliffs, NJ,

(6)

[10] Kosko B, Neural Network and Fuzzy Systems, Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ, 1992.

[11] J.M. Mendel, Fuzzy sets for words: A New

Beginning, in: Proc. IEEE Int.Conf. on Fuzzy

Systems, St. Louis, MO, May 2003, pp. 37-42. [12] Ogunnaike, Babtunde A. and W. Harmon Ray. 1994.

“Process Dynamics, Modeling and Control”,

Oxford University Press, New York

RIWAYAT HIDUP

Pranata Sulistyawan dilahirkan di

Surabaya pada tanggal 30 Agustus 1986 sebagai anak tunggal dari Almarhum Ayahanda Ir. Soemingan dan Ibunda Trias Sulistyowati. Sebagai putra asli kota pahlawan

Surabaya, penulis menghabiskan

sebagian besar masa hidupnya di kota itu. Memulai riwayat akademis dari SDN Kompleks Perak Barat II no.2, penulis melanjutkan pendidikannya di SLTPN 2 Surabaya dan SMUN 8 Surabaya. Setelah lulus dari SMU, penulis diterima sebagai Mahasiswa Diploma 3 bidang studi computer control di Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 2004 melalui jalur tes masuk. Setelah lulus pada tahun 2007 penulis melanjutkan studinya untuk mengambil jenjang Sarjana di Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan, Jurusan Teknik Elektro- FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember .

Selama kuliah penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, selama di tingkat jurusan D3 Teknik Elektro. Penulis juga aktif sebagai asisten di laboratorium Sistem Kontrol Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan, Jurusan Teknik Elektro. Pada bulan Januari 2010 penulis mengikuti seminar dan sidang Tugas Akhir di Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro – FTI ITS sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro.

Gambar

Gambar 3.1. Struktur Neurofuzzy Mamdani
Gambar 3.2 Struktur kontroler terintegrasi sistem  4. SIMULASI DAN EKSPERIMEN
Gambar 4.6 Tracking sinus dengan alpha 0.01

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan obat di instalasi farmasi Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Bengkulu menggunakan metode konsumsi, dimana metode ini menggunakan data konsumsi obat

Pengaktifan chanel sumber untuk sensor biasa dengan mengaktifkan 1 chanel sumber sebagai port aktif, distribusi medan listrik dari chanel sumber (tegangan tinggi) ke

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Ego duniawi dapat kita artikan sebagai kehendak untuk memuaskan diri dengan berbagai kemewahan duniawi yang sesungguhnya takkan pernah memberikan kepuasan abadi, dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode latihan berstruktur yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (1) guru

Penetasan adalah perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase kehidupan (tempat luas), hal.. ini penting dalam perubahan- perubahan morfologi hewan. Penetasan

Dari hal tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap harus dilaksanakan oleh para pihak, apabila salah satu

Sudah tepat Respon dari manajemen terhadap risiko bencana alam ini sudah tepat karena Perusahaan melakukan tindakan preventif yaitu adanya kesepakatan yang telah diatur