• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi berkembang sangat cepat terutama di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat penggunaan internet di Indonesia berdasarkan (Rao, 2012) data statistik “Mobile South Asia Report 2012” penggunaan internet di Indonesia mencapai 55 juta dari total keseluruhan populasi Indonesia 240 juta. Penetrasi penggunaan internet di Indonesia sebesar 23% atau hampir seperempat dari populasi Indonesia telah menggunakan internet.Selain jumlah pengguna internet, jumlah subscriber handphone mencapai 220 juta dan penetrasinya mencapai 92%.Dari total penggunaan handphone tersebut, 29% merupakan pengguna handphone yang memiliki akses internet yaitu sekitar 63,8 juta. Pada tahun 2012, Indonesia merupakan pasar smartphone terbesar di Asia Pasific karena penetrasi smartphone di Indonesia mencapai 62%.Ini menandakan tingkat penggunaan internet dan smartphone di Indonesia sangat besar hingga dapat menduduki peringkat pertama dalam tingkat penetrasi penggunaan smartphone di Asia Pasific

Kesehatan, menurut WHO (World Health Organization) tahun 1948, sangat penting bagi kehidupan manusia karena keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Berolahraga secara teratur dan menjaga pola makan yang sehat saat ini sering diabaikan oleh masyarakat.Hal ini disebabkan aktivitas yang terlalu padat sehingga tidak memiliki waktu untuk berolahraga, pola makan pun menjadi tidak teratur dan akhirnya seringkali mengonsumsi makanan cepat saji.

Pelayanan kesehatan dikenal sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas , dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan seperti Rumah Sakit (Kemenkes, 2007). Kondisi sakit akan mengakibatkan gangguan makan pada pasien seperti kehilangan selera makan, sakit menelan dan meningkatnya kebutuhan gizi untuk memenuhi proses katabolisma yang terjadi akibat kurangnya asupan dan penyakit itu sendiri, di lain sisi masyarakat kita masih banyak mengalami gizi kurang dan gizi buruk sehingga mudah menjadi

(2)

2

sakit dan akan diperberat jika menderita sakit. Penelitian di Rumah Sakit Gatotsubroto (2007) dan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (2008) masing-masing ditemukan data 41,42% dan 68% pasien malnutrisi (Taslim, 2012).

Berdasarkan (Taslim, 2012) Pemenuhan gizi pasien sangat penting karena tidak hanya berimplikasi dengan lama rawat pasien (Leng of stay =LOS) tetapi juga pada efisiensi Rumah Sakit. Kehadiran Tenaga kesehatan dokter Spesialis Gizi Klinik (SpGK) di Rumah Sakit akan menentukan kebutuhan gizi pasien yang sudah disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis mereka , status gizi dan status metabolisme tubuhnya. Karena Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, keadaan gizi pasien dapat mempengaruhi proses perjalanan penyakit pasien. Banyak terjadi dimana kondisi pasien yang terus memburuk disebabkan tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Selain itu penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung coroner, hipertensi, dan penyakit kanker berhubungan erat dengan masalah gizi berlebih dan obesitas. Sehingga memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya.

Perawatan penyakit atau kondisi klinis pasien adalah bagian dari Terapi gizi atau terapi diet yang harus diperhatikan dengan tujuan, agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh pasien untuk melaksanakan fungsi metabolisme (kemenkes, 2013). Terapi Pemilihan jalur makan tidak hanya melalui oral tetapi dapat melalui pipa yang terhubung langsung ke saluran cerna atau langsung kepembuluh darah (parenteral nutrisi=PN), sehingga pemilihan formula dan komposisi makanan harus dihitung secara cermat(kemenkes, 2013). Saat ini seorang SpGK dalam menghitung kebutuhan gizi pasiennya masih manual sehingga membutuhkan waktu relatif lebih lama, sehingga menyulitkan jika menghadapai banyaknya rujukan dari dokter Spesialis lainnya.

Kehadiran teknologi seperti eGFR yang membantu dengan cepat untuk mengetahui gangguan fungsi ginjal pasien, maka sangat diharapkan adanya aplikasi mobile yang mekanismenya mirip eGFR tersebut, namun untuk menghitung kebutuhan gizi (KEB dan KET) pasien, Karena sampai saat ini belum ada aplikasi mobile yang mendukung dan para dokter masi menghitung secara manual, maka peneliti merasa penting untuk membuat mobile application yang bernama “Progizi”.

(3)

Gambar 1.1 Contoh aplikasi mobile eGFR Sumber : (Playstore 2015, diakses 12 Desember 2015)

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah sesuai dengan penjelasan latar belakang diatas terdapat : • Bagaimana para dokter dapat memeriksa pasien sebanyak –

banyaknya dari batas waktu kerja mereka ?

• Bagaimana mengurangi tingkat kesalahan pelayanan dokter yang melibatkan penggunaan perhitungan rumus / hitungan ?

• Bagaimana para dokter dapat terbantu pekerjaannya dengan mudah dan murah?

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dan penerapan “m-health Progizi” pada pelayanan gizi pasien :

• Menawarkan hasil perhitungan kebutuhan energy basal (KEB) dan Kebutuhan energy total (KET) pasien , dengan menggunakan data antropotrik, karateristik, faktor aktifitas dan faktor stres pasien

(4)

4

• Tidak membahas keamanan aplikasi • Hanya untuk pasien dewasa

• Implementasi dalam bentuk Mobile Application yang berfokus pada perhitungan status gizi

• Tidak membahas proyeksi keuangan lebih lanjut

• Hanya menghitung status gizi pada penyakit Diabetes Melitus dan komplikasinya

1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan

1. Merancang aplikasi m-health progizi dengan system automated service agar para dokter dapat mengefisiensikan waktu pemeriksaan pasien normal dan berpenyakit

2. Merancang aplikasi m-health progizi yang dapat mengurangi tingkat kesalahan pelayanan yang melibatkan penggunaan perhitungan rumus / hitungan

3.

4. Mempermudah pekerjaan dokter dengan aplikasi m-health Progizi.tanpa harus membeli kalkulator scientific dan membawa buku catatan

1.4.2 Manfaat

1. Dengan aplikasi m-health progizi pemeriksaan pasien menjadi lebih cepat dan lebih banyak.

2. Menghilangkan peluang kesalahan perhitungan karena rumus tidak perlu lagi dihafal atau pun khawatir melakukan kesalahan perhitungan

(5)

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam analisis dan rancangan ini adalah:

1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1.5.1.1. Data Primer

1. Wawancara

Mempersiapkan sejumlah pertanyaan skematik yang akan digunakan dalam melakukan sesi tanya jawab baik dengan divisi TI mengenai fasilitas pendukung software dan residen mandiri ppds (program pendidikan dokter spesialis) gizi klinik untuk mengetahui data apa saja yang dibutuhkan dan alur perhitungan seperti rumus apa yang digunakan.

1.5.1.2. Data Sekunder 1. Studi Kepustakaan

Melakukan pengumpulan data dan referensi dengan merujuk pada proses pembelajaran melalui media kepustakaan offline dan media kepustakaan online

1.5.2 Metode Perancangan

1.5.2.1. Object Oriented Analysis and Design (OOAD) 1. Unified Modeling Language (UML)

Melakukan pendekatan UML dengan mendesain • Activity Diagram

• Use Case front end • Use Case back end • Use Case Description • Class Diagram • Sequence Diagram • User Interface

(6)

6

2. Unified Processing (UP)

Menggunakan UP dalam pengembangan m-health Progizi engan empat tahapan yaitu :

- Tahap Inception

Pada tahapan ini akan menentukan ruang lingkup proyek yang akan dikerjan dan membuat business case sehingga proyek dapat dikategorikan sebagai layak untuk dilanjutkan atau disebut good business-sense.

-Tahap Elaboration

Pada tahapan ini kebutuhan – kebutuhan atau persyaratan system yang akan dirancang akan ditentukan berikut dengan resiko yang akan dihadapi, Perencanaan arsitektur proyek dapat dilakukan dengan membangun use-case model secara mendetail, prototipe arsitektur dari produk, dan lain-lain,Sehingga persiapan untuk tahapan construction menjadi lebih mudah

-Tahap Construction

Pada tahapan ini resiko – resijo yang sangat tinggi sudah dihilangkan atau sudah diselesaikan sehingga di tahap ini berfokus pada analisa , implementasi dan uji coba tahap awal.

- Tahap Transition

Pada tahapan ini akan berfokus pada uji coba akhir yang akan dilakukan oleh para pengguna berikut dengan feedback yang akan difilter untuk terus mengembangkan m-health Progizi.

Pada umumnya, tahapan construction ini selalu mampu menghasilkan produk yang

(7)

sesuai dengan kebutuhan yang telah digambarkan pada tahapan sebelumnya. Masalah utama yang sering muncul ketika pengembangan suatu perangkat lunak yakni lemahnya tahapan inception dan construction Setelah beroperasi sitem akan terus dirawat agar menjadi lebih mudah digunakan

1.6 Sistematika Penulisan BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi serta sistematika penulisan skripsi ini.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan teoritis mengenai Knowledge Managment System serta faktor-faktor manajemen yang digunakan dalam analisis dan desain knowledge management yang mengambil referensi baik itu dari media offline maupun online.

BAB 3: ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi deskripsi sistematis tentang proses bisnis pada bidang pelayanan medik dan keperawatan ,deskripsi sistem yang akan mendukung knowledge sharing, analisis dan perancangan Knoledge management system pada pelayanan medik dan keperawatan

(8)

8

BAB 4: HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini menggambarkan tentang fitur dan penjelsasan fitur dalam UML, penempatan knowledge dalam aktivitas medis, proses perancangan pelayananmedik dan keperawatan knowledge management portal.

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari aspek-aspek dalam proses analisis dan perancangan Knoledge Management System serta saran-saran yang bermanfaat bagi lembaga untuk dapat memaksimalkan proses knowledge sharing management pada aktivitas medik dan keperawatan yang akan meningkatkan efisiensi dalam layanan medis rumah sakit.

Gambar

Gambar 1.1 Contoh aplikasi mobile eGFR  Sumber : (Playstore 2015, diakses 12 Desember 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan