• Tidak ada hasil yang ditemukan

SARDJANA KEHIDOEPAN PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SARDJANA KEHIDOEPAN PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SARDJANA KEHIDOEPAN

(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) ta-hun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pa-ling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana pen-jara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(4)

S Y I A H K U A L A U N I V E R S I T Y P R E S S

FAKHRURRAZI

SARDJANA KEHIDOEPAN

(5)

Judul Buku:

SARDJANA KEHIDOEPAN

Pikiran dan Catatan Di Kertas Koyak Penulis:

Fakhrurrazi Editor: Afrillia Fahrina

Cover dan Tata Letak: Iqbal Ridha

ISBN: 978-623-264-107-5 ISBN: 978-623-264-092-4 (PDF) Pracetak dan Produksi:

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Penerbit:

Syiah Kuala University Press

Jln. Tgk Chik Pante Kulu No.1, Kopelma Darussalam 23111, Kec. Syiah Kuala. Banda Aceh, Aceh

Telp: 0651 - 8012221

Email: upt.percetakan@unsyiah.ac.id

Website: http://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id Cetakan Pertama, 2020

xii + 68 (16 X 23)

Anggota IKAPI 018/DIA/2014 Anggota APPTI 005.101.1.09.2019

Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.

(6)

DAFTAR ISI ...iii

PRAKATA ...v

1. PENGETAHUAN SUCI: AKAL DAN AGAMA ...1

2. MEMAKNAI ILMU KEBUMIAN: KEYAKINAN DAN KEBENARAN ...5

3. DUNIA CARUT-MARUT 1: REALITA HIDUP MODERN ...9

4. DUNIA CARUT-MARUT 2: KONSPIRASI GLOBAL ...13

5. KEMBALI KE DASAR: MENGULANG KAJIAN...17

6. MENGISI KEHAMPAAN: HIJRAH ...21

7. KONTROVERSIAL (1): RENUNGAN DIRI ...25

8. KONTROVERSIAL (2): MEMAHAMI LATAR BELAKANG ...29

9. MENGASAH PIKIRAN: DIALEKTIKA ...33

10. SAINS, TEKNOLOGI, DAN EKONOMI: SEBUAH CATATAN ...37

11. PEMBAHARUAN PEMIKIRAN (1): BEREMPATI ...43

12. PEMBAHARUAN PEMIKIRAN (2): REFLEKSI UNTUK ACEH ...47

13. HAKIKAT PANDEMI (1): MEMBANGUN SIKAP KRITIS ...51

14. HAKIKAT PANDEMI (2): TERUS BERGERAK ...55

15. MENENTUKAN PILIHAN: DUALISME ...59

16. EKSISTENSI (1): MEMANDANG CERMIN ...63

17. EKSISTENSI (2): KEMANA MELANGKAH? ...67

18. BELAJAR MEMIMPIN (1): KEGAGALAN ...73

19. BELAJAR MEMIMPIN (2): HAKIKAT PEMIMPIN ...79

20. BELAJAR MEMIMPIN (3): FALSAFAH PEMIMPIN ...83

21. BELAJAR MEMIMPIN (4): SENSE OF CRISIS ...87

22. BELAJAR MEMIMPIN (5): MEMAHAMI DATA ...93

(7)

iv FAKHRURRAZI

23. BELAJAR MEMIMPIN (6): MEMBUAT KEPUTUSAN ...99

24. OPINI (1): PARADIGMA INDUSTRI TAMBANG ACEH ...103

25. OPINI (2): TAMBANG DAN NEW NORMAL ...105

26. RESENSI: WABAH DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN ...113

27. PEMIMPIN ABAD KE-21: BERPIKIR KRITIS ...119

28. BLOK “B” MIGAS ACEH: MAU DIKELOLA SIAPA? ...123

29. BPKS: MENGELOLA HARAPAN VS REALITA ...129

30. MERDEKA: PIKIRAN DAN JIWA (CATATAN AGUSTUS 2020) ...133

31. COVID-19 MEMPERCEPAT TRANFORMASI DIGITAL? ...137

32. SUMPAH PEMOEDA: PEMUDA DAN HAKIKAT PENDIDIKAN ...143

DAFTAR PUSTAKA ... 147

(8)

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menjadikan bumi yang luas ini sebagai wadah manusia untuk beribadah dan berkarya da-lam kehidupan sehari-hari. Akal adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepa-da manusia sehingga akan melahirkan pikiran, tinkepa-dakan, kepa-dan perasaan bahwa sejarah manusia membentuk peradabannya merupakan bukti bagaimana akal tersebut bekerja.

Pada dasarnya, manusia dengan akalnya berusaha mempelajari apa yang ada di sekitarnya, melihat realita dengan pancaindra, merasakan dengan hati nurani, dan secara tahapan alamiah menginginkan perubahan dalam dirinya maupun kehidupan sosial. Ilmu pengetahuan, moral, filsafat, seni, ideologi, dan spiritual agama, merupakan seperangkat instrumen yang dibutuhkan oleh jiwa manusia untuk meraih perubahan-perubahan tersebut, sehingga manusia dapat melahirkan peradaban dan sejarah, seperti perlawanan penindasan dan pen-jajahan, meraih kemerdekaan, membangun ekonomi, infrastruktur, mengem-bangkan sains dan teknologi, serta mengatur tatanan sosial politik.

Buku yang dihadirkan kepada pembaca, berjudul Sarjana Kehidupan:

Pikiran dan Catatan di Kertas Koyak merupakan kumpulan-kumpulan tulisan

pribadi penulis yang beredar di media sosial, maupun media massa dari sejak pertengahan tahun 2019 sampai Oktober 2020. Belajar sedikit tentang sains, tek- nologi, ekonomi, agama, dan filsafat, serta diskusi bersama kawan-kawan akhir- nya mendorong penulis untuk menulis sebuah buku berisi isu-isu yang selama ini diamati, dirasakan, dan dipikirkan oleh penulis.

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar penulis dapat melihat sudut pandang berbeda atas pengalaman yang dialami, serta un-tuk memperkaya khazanah intelektual penulis khususnya. Dengan berupaya untuk meningkatkan budaya literasi, maka gagasan yang berbeda mesti ditu-angkan dalam buku pula. Sebab, dengan buku, kritik dan saran itu lebih bernilai dan dapat menjadi dokumen sejarah peradaban.

(9)

1

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

1

PENGETAHUAN SUCI:

(10)

D

alam sains kebumian yaitu ilmu geofisika dan geologi yang sejauh ini aku pelajari, merupakan hasil dari pandangan sekuler–liberal. Aspek ketuhanan tidak pernah dibahas dalam buku-buku diktat kuliah. Akar keilmuan yang kita pelajari sampai sekarang ini, adalah bukti sebagian be-sar berasal dari pandangan Barat.

Sebagaimana dicatat dalam sejarah, daratan Eropa mengalami traumatik kukungan penguasa dari kalangan agamawan yang konservatif, yaitu Gereja Katolik Roma. Ilmuwan Galileo Galilie sebagai contoh, ia mendapat tekanan dari Gereja karena pernyataannya dianggap melawan ajaran agama, dan dicap pembawa bid’ah melalui gagasan sainsnya. Ia pun mengalami hukuman taha-nan rumah sampai akhir hayatnya.

Para ilmuwan gerah dan berusaha untuk memisahkan pengaruh politik agamawan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Keberhasilan ini pun tercapai, disambut dengan semangat menggali pengetahuan sejauh mana akal pikiran manusia menjangkaunya. Dampak dari perubahan itu ialah ilmu penge- tahuan menjadi lebih tinggi dibanding dari agama. Sampai akhirnya, ilmu penge- tahuan lepas dari doktrinisasi agama. Mulai dari sini, keduanya berjalan secara partikular.

Penyebaran ilmu pengetahuan oleh Barat ke berbagai penjuru dunia dimulia dari proses penjajahan. Nusantara merupakan salah satu negara kolo-nialisasi Eropa, yaitu Portugis, Inggris, dan Belanda. Para penjajah ini melihat agama dan kepercayaan lokal sebagai suatu keterbelakangan, tidak masuk akal, harus ditinggalkan, dan supaya memperoleh kemajuan. Agama itu takhayul, kuno, dan peninggalan masa lalu. Kira-kira itulah pandangan mereka.

Ilmu pengetahuan sains memang tidak pernah menyinggung dibalik layar siapa yang menciptakan semesta ini, yaitu Tuhan. Sains yang diajarkan adalah berbasis apa yang dilihat secara. Sementara Sang Pencipta adalah Zat yang tak terlihat oleh panca indra maupun akal. Ilmu kehilangan makna.

Dalam ajaran Islam, Tuhan adalah Maha Pengendali Semesta. Hamparan alam raya ini diciptakan penuh persamaan matematis dan hukum sains. Itulah mengapa dapat dipelajari oleh akal manusia. Buya Hamka melalui karya

(11)

Falsa-5

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

2

MEMAKNAI ILMU KEBUMIAN:

(12)

B

ila kita menoleh pada konsepsi pengetahuan Islam, bahwa sains dan agama berjalan beriringan. Ibnu Sina, Al Farabi, Alkhwarizmi, Omar Khayyam, sampai di Andalusia, Ibnu Rusyd terkenal se-bagai pendiri aliran Averroisme berkata “Agama dan Sains adalah sauda-ra sepersusuan”.

BAGAIMANA SAINS KEBUMIAN DENGAN AGAMA?

Sebagai umat Islam, kita berusaha menelaah lembaran Quran ten-tang alam, dimana tafsir ayat-ayat kauniyah itu hanya bisa dipahami bila dikaitkan dengan bukti-bukti ilmiah sebagai landasan. Maka timbul per-tanyaan kritis: Apakah temuan sains dianggap sebagai sebuah kebenaran?

Kita dapat mengambil contoh misalnya di dunia eksplorasi permi- nyakan. Para geosaintis mengkaji keberadaan migas melalui gambaran penampang seismik secara 2D, 3D, maupun 4D, hanyalah sebatas keya-kinan. Bukan dianggap sebagai sebuah kebenaran walaupun sudah diban-tu dengan analisa probabilitas (kemungkinan) tingkat persentase berhasil atau tidak penemuan cadangan.

Dengan panduan data-data itu, para insinyur menjadi yakin atau ti-dak untuk melanjutkan pencarian migas. Pengeboran lapisan bumi pun dilakukan sampai kedalaman sejauh ia yakin dan paham. Pada praktik- nya, sering mendapatkan hasil yang berbeda, melenceng, tak sesuai hara-pan, dan berubah dari apa yang diinterpretasikan melalui data-data itu. Para geosaintis dan insinyur mencoba untuk menterjemahkan ulang model penampang bawah permukaan.

Pada hakikatnya, apa yang dilakukan oleh para geosaintis dan in-sinyur itulah sebagai bentuk ikhtiar. Meneguhkan dirinya selaku insan Tuhan yang diberi kebebasan untuk mengeksplor alam semesta. Sebagai makhluk, kita sadar bahwa kita terus berupaya membuktikan kebesaran Tuhan, bukan kebenaran. Oleh sebab itu, sains bertujuan untuk mem-buktikan kebesaran itu.

(13)

9

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

3

DUNIA CARUT-MARUT 1:

(14)

P

ada tanggal 9-10 April 2019 terjadi demonstrasi mahasiswa di depan kantor Gubernur Aceh terkait penolakan izin tambang PT Emas Mur-ni Mineral (EMM) yang berada di wilayah Beutong, Kabupaten Na-gan Raya. Peristiwa ini menjadi perbincanNa-gan hangat di kalanNa-gan pemerhati lingkungan, aktivis, mahasiswa, masyarakat, dan alumni kebumian.

Secara pribadi, sebagai alumni geofisika Aku pun larut menanggapi hal tersebut dengan men-share link berita ke sebuah grup media sosial, Whatsapp. Sebuah judul koran robek alias potongan berita “Plt Gubernur Gugat Permen ESDM ke MA, terkait penerbitan izin tambang PT EMM. Pemerintah Aceh akan melayangkan gugatan kepada Pengadilan Negeri”.

Diskusi mulai panas, ketika aku memaparkan kembali komentar sekitar 4 bulan sebelumnya mengenai bagaimana kapitalis mengendalikan negara kita. Pengetahuan itu aku peroleh dari buku berjudul “The Asian GodFather: Mengu-

ak Tabir Perselingkuhan Pengusaha dan Penguasa” karya Joe Studwell yang

ber-profesi sebagai seorang jurnalis Australia.

Boleh dikatakan pengertian Godfather identik dengan pengusaha berke-las mafia. Cara bermainnya mesti berselingkuh alias bersahabat dengan para pejabat politik dengan tujuan tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk mengatur kebijakan politik dan menguasai perekonomian negara. Segala keputusan yang dibuat, mesti mengutamakan urusan pribadi, perusahaan dan kroni-kroninya. Awal kesenjangan sosial dan kemiskinan struktural tercipta.

Aku menjelaskan lebih lanjut bagaimana demonstrasi diciptakan, agar rakyat melawan pemerintah, kemudian pemerintah legislatif vs eksekutif, se-mentara negara yang diwakili pemerintah menjadi tameng si perusahaan kare-na kesepakatan kontrak dengan yang dibuat oleh negara dengan perusahaan bisa saja ada pasal klausul di mana negara bisa terperangkap dalam sebuah komitmen realisasi bisnis. Demonstrasi adalah upaya untuk mempercepat reali- sasi itu.

Aku sampai mengatakan bahwa penting atau tidak persoalan itu dibahas, tergantung persepsi individu. Toh, kasus tambang dan kerja kapitalis adalah hal seksi untuk diketahui dalam ranah ilmu kebumian. Bagaimanapun

(15)

rum-13

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

4

DUNIA CARUT-MARUT 2:

(16)

T

ema ini adalah lanjutan pembasan sebelumnya. Diskusi semakin panas ketika seorang anggota grup men-share buku yang berjudul “Confessions of an Economic Hit Man” atau dikenal EHM Book, artinya Para Perusak Ekonomi Dunia. Karya fenomenal sekaligus kontro-versial seorang John Perkins.

Perkins menjelaskan bagaimana imperium Amerika Serikat dimulai. Mereka berusaha untuk mengatur dan merekayasa situasi dimana dunia dapat dikendalikan. Kekayaan alam di suatu negara menjadi incaran. Se-buah taktik neo-kolonialisme alias penjajahan dunia modern.

Mereka adalah dalang dibalik kebangkrutan sebuah negara melalui pinjaman dana haram dengan menentukan tarif suku bunga pinjaman. Bila pemimpin suatu negara tak mau menghamba, maka siap-siap saja The EHM akan melakukan segala konspirasi, kudeta pemimpin, dan memain-kan sumber daya intelijen mereka. Baik si EHM maupun Godfather, persis sama.

Komentar silih berganti, aku memaparkan situasi zaman now sejauh apa pengetahuan pribadi. Isu global misalnya, potensi Perang Dunia III alias nuklir. Banyak pakar geopolitik meramalkan apa yang akan terjadi kedepan. Sebab, pemicunya berawal dari kondisi Timur Tengah yang akhir- akhir ini mencemaskan.

Perseteruan antara Amerika Serikat-Israel-Sekutu vs Iran-Rusia-Chi-na-Turki, jika dilihat secara detil bukan hanya persoalan penguasaan sum-ber daya minyak bumi. Namun tensi antara Blok Barat (kapitalis) vs Blok Timur (sosialis) yang akhirnya merambah pada negara-negara lain yang memiliki hubungan ekonomi dan politik kedua blok tersebut.

SIAPA YANG AKAN JADI PEMENANG, KAPITALIS ATAU SOSIALIS?

Jawaban individu Aku, tidak ada pemenang antara kedua tersebut. Ka-pitalisme identik dengan paham mengutamakan kebebasan (liberal); men-ciptakan kesempatan yang sama setiap orang, unit, dan atau badan;

(17)

priva-17

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

5

KEMBALI KE DASAR:

(18)

D

unia memang mengalami perkembangan ke arah lebih kom-pleks. Revolusi Industri sejak abad ke-18 di Inggris meram-bah ke seluruh penjuru dunia. Teknologi melahirkan beragam mesin-mesin yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Dapat mendatangkan kemakmuran bagi pemodal, negara, dan ma-syarakat. Perdagangan modern pun dimulai.

Kita pasti tahu nama Adam Smith (1723 – 1790 M) dengan karya fenomenalnya: Asal usul kekayaan suatu bangsa (Inquiry into the Nature

and Cause of the Wealth of the Nations). Beliau dikenal sebagai bapak

ka-pitalis, sebab karyanya sangat berpengaruh dan hampir seluruh negara mempraktikkanya. Investasi, hukum penawaran-permintaan alias supply

and demand, dan istilah Gross Domestic Product alias GDP adalah kalimat

yang pernah diajarkan dalam mata pelajaran ekonomi di sekolah mene-ngah.

KIRA-KIRA PERTANYAAN YANG DIAJARKAN WAKTU

SEKOLAH ADALAH KENAPA TERJADI KEGIATAN EKONOMI?

Pada dasarnya, manusia memiliki sifat ingin memperoleh sesuatu yang dibutuhkan (needs), dalam hal ini barang/jasa. Oleh karena itu, ma-nusia perlu menukarkan alias transaksi apa yang ia punya dengan mama-nusia lainnya. Si A memiliki beras, Si B punya ikan segar. A butuh barang B, be-gitu juga sebaliknya. Pertukaran pun dilakukan, ini dikenal dengan istilah “Barter”. Sementara transaksi dunia modern menggunakan uang. Akti- vitas inilah manusia dipandang sebagai makhluk ekonomi, istilah homo

economicus jadi populer di kalangan pelajar.

Keinginan meraih materi oleh para individu, timbul kompetisi. Orang-orang bekerja keras mengumpulkan harta kekayaan, lebih giat da-lam berusaha. Modal ditanam besar-besaran, strategi bisnis dijalankan untuk memenuhi kebutuhan pasar, perekrutan tenaga kerja, sampai upa-ya maksimal memperoleh pendapatan dan keuntungan. Terus menerus siklus itu berputar.

(19)

21

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

6

MENGISI KEHAMPAAN:

(20)

Z

aman now, istilah bahasa milenial masa sekarang begitu

popu-ler. Era dimana sains dan teknologi semakin canggih. Komputer berevolusi saling terhubung dalam jaringan, internet networking. Lalu telepon pintar, smartphone jadi andalan untuk komunikasi dan sha-

ring. Semua informasi diperoleh tanpa batas antara ruang dan waktu.

Ak-ses keterbukaan untuk meraih kesejahteraan pun dimulai.

Disisi lain, keterbukaan itu justru menimbulkan distorsi pemahaman bagi generasi. Informasi tidak ditanggapi secara kritis melalui proses sari- ngan dalam pikiran. Berita hoax jadi konsumsi mentah-mentah. Mudah tergiring ke sana kemari oleh pihak–pihak yang berkepentingan. Media sosial seperti: Facebook, Whatsapp, Instagram, Twitter, Youtube, dan se-jenisnya merupakan ladang beragam informasi yang begitu luas.

Fenomena milenial hijrah belakangan ini seperti gerakan kampa-nye di media sosial. Tagar #hijrah #pemudahijrah #sunnah #belajartauhid

#sunni #salafi #syiah #bid’ah #sesat #surga #neraka #mengaji dan sejenisnya

adalah seruan kian mengaung di lantai medsos itu. Tak ketinggalan, para pendakwah berlomba-lomba memanfaatkan momentum ini. Berbagai pe-mahaman agama pun disampaikan. Ada yang dianggap konservatif-ekslu-sif, tradisional, kaku, liberal, atau pun moderat. Semua jadi pilihan bagi jamaah yang berhijrah.

APA HAL YANG MENDASARI FENOMENA INI TERJADI?

Satu kalimat singkat, yaitu kehaampaan hati. Pada hakikatnya manu-sia merindukan sesuatu yang dalam dirinya kekuatan besar, dimana kekua-tan itu diyakini sebagai penuntun kepada jalan kebaikan dalam hidup. Kekuatan besar itu sangat kuat, karena dapat membatasi manusia bergerak untuk melakukan sesuatu yang dapat merusak dirinya, orang lain, maupun lingkungan. Ada semacam ikatan alamiah dalam diri manusia yang ter-bawakan sejak ia belum dilahirkan ke dunia ini.

Jika saat lahir di dunia ini, manusia masih kecil hanya tahu terikat dan membutuhkan Ibu dan Ayah, maka semakin berkembangnya akal pikiran,

(21)

ma-25

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

7

KONTROVERSIAL (1):

(22)

S

ebagaimana aku paparkan pada Bab Dunia Carut-Marut di grup sosial media tersebut. Sebagian anggota menilai pembahasan itu terlalu ting-gi, dan menganggap bukan persoalan penting untuk diketahui. Dinilai sesuatu sudah diluar konteks yang notabenenya lebih baik bagikan informasi lowongan pekerjaan, ataupun dunia keilmuan.

Secara pribadi, aku memahami perihal tersebut beserta resiko yang akan diterima. Apakah itu dianggap: banyak bacot, omong doang, cang panah, orang gila, cari perhatian, atau cap lain sebagainya. Bahkan aku berani berasumsi ba-nyak anggota grup yang benci tentang apa yang kulakukan, terlepas rekam jejak negatif sejak di dunia perkuliahan.

Perspektif negatif itu tak menjadi persoalan bagiku, sebab semua orang berhak menilai secara objektif masalah maupun subjek pribadi. Kekurangan jadi bahan instropeksi.

APAKAH SELAKU DIRI PRIBADI AKU MEMBALAS DENGAN CARA YANG SAMA SEBAGAIMANA ANGGOTA GRUP?

Jawabannya tidak sama sekali. Pandangan anggota grup tak mem-pengaruhi sikap dan pikiran untuk balik menyerang. Akan tetapi, berusaha menyeret anggota grup ke ranah diskusi pandangan dan pemikiran, terutama persoalan zaman now yang sedang kita hadapi. Carut-marut dunia baik glo-bal maupun lokal, justru akan memiliki dampak pada hubungan pekerjaan dan ilmu pengetahuan.

Sebagai contoh dampak kebijakan global dan politik nasional mengenai keberlanjutan investasi, misalnya sektor minerba. Pastinya akan memiliki pe-ngaruh pada terserap atau tidak lapangan pekerjaan bagi lulusan sarjana. Hu-kum supply vs demand juga berlaku bagi penyerapan ketenagakerjaan itu.

Lowongan pekerjaan sedikit, sementara peminat banyak. Maka si peru-sahaan akan melalukan seleksi ketat guna mendapatkan kandidat pekerja yang berkualitas. Sementara yang lain bagaimana? Jika seleksi dilaksanakan perusa-haan secara adil dan transparan, hal itu dapat dimaklumi. Jika ada permainan kebijakan yang merugikan pihak lain bagaimana?

(23)

29

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

8

KONTROVERSIAL (2):

(24)

A

ku yakin psikologi anggota grup merasa bosan, bahkan emosi. Aku mencoba mengamati bagaimana para anggota merespon tentang kontroversial tersebut. Ditanggapi secara akal pikiran atau baper alias bawa perasaan? Pertanyaan itu mari kita jawab.

Diskusi mengenai berita penolakan izin tambang PT Emas Murni Mineral (EMM) adalah sebuah isu. Apa itu isu?

Isu kita pahami dalam keseharian sama dengan kabar atau berita. Misal- nya, ekonomi, sosial, politik, sains, dan teknologi, bahkan sampai pada ru-mor mengenai kiamat. Isu sering ditanggapi baik secara positif maupun negatif, terkadang timbul pro maupun kontra, tergantung pada individu masing-masing. Lalu bagaimana dengan kontroversi?

Kontroversi dapat diartikan sebagai suatu pertentangan atau perbe-daan sikap yang lahir dari perdebatan terhadap sebuah isu. Pertentangan tersebut dapat memicu konflik, bahkan kegaduhan berkepanjangan. Kon-troversial adalah hal lumrah terjadi, karena pada hakekatnya kepala boleh sama hitam, tapi pemikiran berbeda. Akal pikiran kita terkadang juga ti-dak utuh memahami suatu masalah itu. Pengetahuan seluk-beluk atau latar belakang jadi landasan untuk mengetahui perbedaan cara pandang setiap orang.

Singkatnya, latar belakang dimana proses pembelajaran di keilmuan kami jarang ditemukan pengajaran isu kontroversial. Padahal ini merupa-kan salah satu upaya untuk mendongkrak kemampuan guna menciptamerupa-kan sikap kritis terhadap persoalan yang di hadapi.

Melalui masa orientasi atau ospek jadi pertanda, kita telah menerima doktrin fanatisme, sehingga bersikap arogan dan merasa diri paling benar. Jargon-jargon: kampus kamilah kampus raja, yang lain tidak. Sebuah dok-trinasi bagi mahasiswa baru harus tunduk dan patuh pada mahasiswa lebih senior alias menjunjung tinggi senioritas. Bahkan tak boleh membantah apa yang dilakukan oleh senior kepada junior.

(25)

33

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

9

MENGASAH PIKIRAN:

(26)

S

elama perkuliahan aku jalani, jarang mahasiswa berani berdebat pan- dangan dan ide keilmuan dengan dosen. Perlu dipahami, maksudnya adalah berdebat dalam rangka meningkatkan inteleketual keilmuan bu-kan menyinggung ranah subjektivitas. Sebuah cara berdialektika yang harus digaungkan.

Aku melihat tradisi ini masih kurang pada sistem pendidikan kita. Sa- ngat menarik bila pengajar dan mahasiswa dapat saling beradu gagasan. Mengu- ji secara kritis keilmuan yang sudah ada. Muncullah niat mengeksplorasi penge- tahuan lebih jauh. Hasrat belajar sepanjang hidup alias long life learning telah dibangkitkan.

Jika metode ini dapat dilaksanakan, maka tercipta daya pikir, inovasi, dan kreativitas. Pelajar berani mengeksekusi pandangannya sendiri. Apalagi zaman

now, dikenal zaman keterbukaan. Kesetaraan untuk terus mencari tahu dan

be-lajar, meraih kemajuan ilmu dan saling mencerahkan.

APA YANG MENYEBABKAN PROSES DIALEKTIKA INI MASIH KURANG DILAKSANAKAN?

Kuncinya adalah semua berawal dari kesadaran para pengajar. Mereka tidak boleh merasa mapan dan cukup atas pengetahuan yang didapat. Tidak boleh mengikuti kebiasaan para pendahulu yang gagasannya tidak sama lagi dengan perkembangan zaman. Produk doktrinasi konservatif harus dibuang. Mesti berkaca pada realita, hadir di sosial masyarakat, maupun organisasi ilmu pengetahuan yang berbeda.

Thomas Lickona dalam karyanya Educating For Character mengung-kapkan bahwa hasil penelitiannya selama 10 tahun menemukan manfaat seni dialektika dengan memberikan pengajaran isu kontroversial. Keberhasilan itu terlihat dimana siswa berani mengungkapkan pendapat, bertukar pandangan, saling beragumen secara logika, dan merasakan kebersamaan belajar. Kelas menjadi aktif, semangat menggali lebih dalam apa persoalan dihadapi, objek-tif, serta mampu berpikiran positif terhadap para subjek yang mengemukakan

(27)

37

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

10

SAINS, TEKNOLOGI, DAN EKONOMI:

(28)

K

ita mengendalikan teknologi, atau kita dikendalikan teknologi? Pertanyaan itu tentu sangatlah mudah dijawab oleh semua orang. se-cara normal jawabannya adalah kita yang harus mengendalikan tek- nologi, sebab manusia sendiri yang menciptakan teknologi guna menghasilkan suatu barang dan jasa.

Secara sederhana jawaban itu dapat diterima. Akan tetapi, apakah kita sa-dar bahwa kita telah mampu mengendalikan teknologi? atau malah dikenda-likan?

Mayoritas akan menjawab penuh keraguan dan sama saja tidak ditemu-kan jawaban tegas sebagaimana jawaban atas pertanyaan sebelumnya. Padahal kita sendiri menciptakan teknologi tersebut!

Jawaban dari pertanyaan pertama dan kedua saling berkaitan satu sama lain. Pada dasarnya, manusia dengan ilmu pengetahuan dan keahlian yang di-milikinya telah memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban dunia. Kita dapat menelusuri sejarah bagaimana manusia dari waktu ke waktu menemukan alat dan cara-cara produksi barang/jasa untuk memenuhi kebutu-hannya.

Pembelajaran di alam atau pengalaman yang menimbulkan cara pikir, menjadikan manusia mampu melakukan inovasi peralatan dan metode pro-duksi dari pola yang sederhana menuju pola lebih kompleks.

Bila kita telaah perkembangan cara kehidupan manusia puluhan ribu ta-hun ke belakang, telah bergerak ke arah dinamis dalam ruang dan waktu. Para peniliti sepakat bahwa adanya pencapaian pada masa purba pertama kali ada-lah produk revolusi kemampuan kognitif yaitu kemampuan manusia untuk hidup dalam tatanan kelompok-kelompok kecil dan membentuk struktur sosial di dalamnya.

Perilaku manusia berubah dengan cepat dan diteruskan pada generasi berikutnya tanpa mengubah lingkungan sekitar dibanding prilaku manusia di zaman modern ini.

(29)

43

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

11

PEMBAHARUAN PEMIKIRAN (1):

(30)

P

ada Minggu malam, 24 Februari 2020 di Donya Kupie, Banda Aceh. Aku berdiskusi dengan Bung Zulfata tentang pembangunan sumber daya manusia. Dengan latar beliau sebagai akademisi dirasa sangat cocok membahas tema ini.

Di sela-sela diskusi, mahasiswa UIN Ar Raniry yang juga mahasiswanya beliau datang menyambangi kami. Mereka adalah pengurus senat mahasiswa, dan saat ini menjadi relawan peduli bencana. Mereka begitu bersemangat menggalang dana demi membantu warga terdampak kebakaran di Kabupaten Singkil, Provinsi Aceh. Meski donasi yang dikumpulkan jauh dari cukup, kita patut memuji sikap usaha mereka dalam berbuat kebaikan.

Sebagai generasi Z yang lahir tahun 1997-2005, terpancar jiwa kolektif mereka. Ada rasa empati yang tumbuh dalam diri ketika menanggapi urusan bantuan sosial kemanusiaan. Tindakan sederhana ini menjadi modal penting ketika berada di situasi Era 4.0 ini.

Bila mencermati realita kehidupan yang begitu kompleks sekarang, dima-na kehadiran teknologi telah mendorong berbagai tingkah laku manusia untuk mengekspresikan diri. Semacam ada mixed reality, yakni ada campuran dunia nyata dengan maya cenderung tidak bisa dikendalikan begitu mudah.

Contoh sederhana, ketergantungan dengan ponsel pintar. Sebab sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern. Tanpa alat tersebut, terlihat janggal. Pola komunikasi antar individu tidak efektif dan efisien.

Kira-kira bagaimana kita membayangkan jika alat itu tidak ada? Mungkin cara-cara komunikasi kembali pada pola tradisional-klasik, seperti tatap muka, dialog, surat menyurat, dan sebagainya.

Lantas mesti bagaimana kita berada di zaman sekarang ini? Mesti cara tra- disional atau modern? Pertanyaan itu mungkin hal sangat mendasar, dan bisa saja mengabaikannya, atau justru ada pilihan tegas yaitu ikuti saja perkemba- ngan modern ini. Disinilah hal menarik yang kami diskusikan.

Dalam buku “Hit Refresh” karya Satya Nadella, CEO Microsoft sejak 2014, sangat detail persoalan empati dibahas secara filosofis dan praktis, sebelum lebih jauh menjabarkan persoalan perkembangan teknologi modern seperti, Artifcial

(31)

47

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

12

PEMBAHARUAN PEMIKIRAN (2):

(32)

B

ung Zulfata memaparkan pandangannya terkait kurang rasa empati para elit Aceh. Kata beliau, “terlepas kontroversi Surya Paloh, kali ini Aku sepakat dengan pernyataan beliau mengenai kurangnya kesadaran diri kita selaku rakyat Aceh dan penguasa Aceh”. Secara kebetulan, Surya Paloh memberikan pidato saat kenduri kebangsaan pada tanggal 22 Februari 2020 di Bireuen.

Bung Zulfata melanjutkan, “Hari ini kita saling menyalahkan satu sama lain, akhirnya masalah tidak terselesaikan, yang timbul hanya ego pribadi dan kelompok. Kita perlu merubah mindset cara berpikir mengenai Aceh, dimana dulu kita dikenal sebagai bangsa yang besar dan memiliki peradaban tinggi. Tetapi hari ini, kita berada di titik terendah dan tidak tau arah mau ke mana. Mari mengasah berpikir dan mencermati realita, caranya perkuat literasi/ba-caan agar mendapat inspirasi, dan cara pandang terbuka menatap Aceh lebih baik. Sejarah Aceh adalah sebuah literasi mengetahui siapa kita sebenarnya”.

Jujur saja, aku mencoba menghayati maksud kalimat tersebut. Sebuah aja-kan ke arah lebih baik, terlebih Bung Zulfata telah berbuat dengan mendiriaja-kan komunitas literasi: Sekolah Kita Menulis (SKM), dan dibarengi visi mencerdas-kan generasi muda melalui penguatan literasi. Bagiku itu, sebuah langkah yang tepat. Sebab, hasil riset beliau memaparkan bahwa minat baca membaca rakyat Aceh masih rendah.

Karakter empati menjadi lebih penting dari pada ribut soal politik kekua-saan carut-marut yang hari ini dialami oleh masyarakat Aceh. Dapat dikatakan bahwa semua pihak saling menyalahkan satu sama lain. Belum lagi persoalan pengelolaan dana otonomi khusus, potensi migas, industrialisasi sampai peng-gunaan dana desa yang ujung-ujungnya tidak efisen, tidak efektif, dan tidak te-pat sasaran. Boleh dikatakan habis dikonsumsi oleh kepentingan pribadi mau-pun kelompok sendiri.

Aku sepakat bahwa setiap pribadi harus menyadari dan instropeksi diri, lalu me-refresh pemikiran, sehingga mampu menyusun langkah-langkah ke arah yang lebih tepat. Memupuk rasa empati adalah komponen terpenting dan tak bisa diabaikan, karena akan menyangkut paradigma berpikir.

(33)

51

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

13

HAKIKAT PANDEMI (1):

(34)

S

ejak Februari 2020, dunia sedang mengalami ujian berat, yaitu Corona

Virus Disease 2019 alias wabah Corona. Virus jenis ini pertama kali dibe-

ritakan muncul di kota Wuhan, China. Namun sekarang, kasus ini sudah menjangkit sebagian masyarakat global juga, termasuk Indonesia.

Semua dalam kondisi waspada, sebab virus jenis ini dapat menyerang sia-pa saja. Asia-pabila daya tahan tubuh (antibody) lemah, lalu seseorang mengala-mi penyakit akut, maka virus ini dapat mempercepat kematian. Pemerintah di berbagai negara sudah mengambil tindakan untuk malawan Corona: member-lakukan social distancing, lockdown, isolasi diri, serta menuntut masyarakat agar selalu menjaga kebersihan dengan cara rajin mencuci tangan.

Aku juga mengikuti perkembangan berita mengenai virus ini. Sangat menarik ketika membaca berbagai komentar masyarakat dunia maya dalam menanggapi fenomena ini, bahkan berita-berita Hoax juga bertebaran. Bisa dikatakan, netizen larut, sebab medsos menjadi ruang untuk mengisi waktu, agar tetap saling terhubung antar sesama di tengah aturan untuk tetap di rumah. Tagar #stayathome #workfromehome menjadi populer.

Para pakar dan pengamat juga turut mencurahkan pikiran dengan mem-publikasikan tulisan opini mengenai virus Corona ini. Narasi yang dibangun sangatlah beragam, ada yang meninjau dari segi kesehatan, agama, ekonomi, politik, psikologi, filosofis, disertai muatan berbagai kritik dan saran yang di-tujukan kepada pemerintah, dunia bisnis, kelompok masyarakat, sampai pada ranah individu. Perbedaan pandangan tersebut, telah memperkaya khazanah pengetahuan kita tentang wabah Corona.

Joachim Low Pelatih Timnas Jerman turut mengungkapkan panda- ngannya bahwa dunia modern yang kita ciptakan ini bila direnungi sudah tak seimbang lagi. Eksploitasi sumber daya alam, penebangan hutan, polusi indus-tri, pencemaran lingkungan, sampai konflik perang merupakan tingkah laku pongah manusia yang semena-mena terhadap alam ini.

Maka virus Corona adalah tanda kemarahan alam pada manusia untuk mengembalikan keseimbangannya. Menurut Low, kita mesti harus sadar ten-tang apa yang kita perbuat, agar menjadi bijaksana setiap langkah dan tindakan.

(35)

55

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

14

HAKIKAT PANDEMI (2):

(36)

K

embali lagi ke pesan Whatsapp, kali ini berasal dari Grup IKATG atau Ikatan Keluarga Alumni Teknik Geofisika Unsyiah, dimana sejak bulan Mei 2019 Aku keluar dari grup ini. Alasan Aku kelu-ar waktu itu yakni melakukan kontroversial dalam rangka menguji respon anggota grup.

Aku mengamati bagaimana sikap yang dimunculkan oleh alumni, apakah menanggapi dengan emosi atau dengan akal rasional. Aku menuliskan uraian hampir lima halaman dengan judul Kontroversial Seseorang Ditanggapi Emosi

atau Pikiran, yang dilengkapi kutipan dan studi kasus. Mudah-mudahan

men-jadi bahan instropeksi kita bersama, terutama bagi Aku pribadi.

Kali ini, Aku mencoba mencoret kertas tentang apa yang Aku pelajari dan pikirkan selama berada di rumah atau #stayathome, begitulah mengikuti tren tagar generasi milenial. Selama himbauan pemerintah untuk tetap di rumah sebagai upaya antisipasi pandemi Corona, banyak waktu Aku habiskan untuk membaca buku, majalah, berita, bahkan menonton video di Youtube. Sebab, beberapa aktivitas pekerjaan harus off alias stop saat situasi seperti ini. Aku pun memutuskan pulang kampung, agar bisa menghabiskan waktu bersama kelu-arga dan menikmati keindahan alam Samadua-Tapaktuan, Aceh Selatan. Akan tetapi, aktivitas seperti membaca buku, majalah, dan berita tetap menjadi prio- ritas dimanapun berada.

Aktivitas membaca dapat dimaknai sebagai upaya tetap eksis, sehing-ga mendapatkan informasi yang utuh mengenai keilmuan, sosial masyarakat, perkembangan teknologi, filsafat, dan juga teks-teks agama. Informasi tersebut diolah dan dianalisis oleh pikiran, lalu dapat dijadikan panduan melakukan tin-dakan dalam kehidupan seperti: bekerja, organisasi, dan sosial masyarakat.

Rasanya, semakin banyak membaca, semakin kita merasa haus akan in-formasi tentang kehidupan ini dan merasa semakin bodoh alias tidak tahu apa-apa. Penyair berkata, dunia pertemanan itu lebih sempit dibanding dunia ilmu

pengetahuan.

Kalimat diatas ada benarnya, terkadang dalam dunia pekerjaan kita ke-temu orang itu-itu saja. Jika tidak berke-temu di dunia pekerjaan, kenal di du-

(37)

59

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

15

MENENTUKAN PILIHAN:

(38)

T

ulisan ini aku coba ambil dari ceramah Dr. Fahruddin Faiz di Youtube tentang Ngaji Filsafat. Kita mencoba mundur sejenak, tepatnya awal abad ke-20 Masehi, Erich Fromm dari Jerman mempelajari tingkah laku manusia yang membentuk kepribadian baik dari sisi kodrati maupun as-pek sosial-ekonomi politik. Teori Fromm menggabungkan antara konsep Sig-mond Freud (manusia disetir oleh alam bawah sadar) dan Karl Max (manusia disetir oleh dunia sosial-ekonomi), lalu dimodifikasi.

Pada usia 12 tahun, Fromm terguncang melihat seorang wanita muda cantik dan pintar, yang juga sahabat dari keluarganya melakukan bunuh diri. Baginya hal tersebut kurang masuk akal, karena dengan kapasitas yang dimiliki seorang wanita tersebut seharusnya memiliki masa depan cerah. Setelah disele-diki, ternyata wanita tersebut tidak tahan tekanan hidup yang dilaluinya. Tidak ada kontrol diri yang kuat.

Kejadian ini serupa ketika Goldman mencetuskan Teori Emotional

Ques-tion, ketika terkejut melihat seorang mahasiswa sangat pintar di sebuah kelas,

selalu mendapatkan nilai sempurna, dan sering dipuji. Suatu waktu, mahasiswa tersebut mendapatkan nilai jelek dari sebuah mata kuliah, lalu dia stress, pulang ke rumah mengambil senjata, kemudian menembak mati dosen yang membe- rikan nilai tersebut.

Dalam hal ini, mental yang tak pernah terlatih mengalami kesulitan meng-hasilkan emosi yang tak dapat dikontrol, akhirnya melakukan tindakan diluar batas. Goldman berkesimpulan bahwa kecerdasan intelektual, mesti dibarengi oleh kontrol emosional untuk bisa menjalani hidup ideal.

Pertama, manusia sebagai binatang dan manusia sebagai manusia, artinya dalam diri manusia memiliki dualisme itu. Kebinatangan manusia dilihat dari kebutuhan yang harus dipenuhi seperti makan, minum, dan kebutuhan fisik lainnya. Sementara sebagai manusia bermakna bahwa manusia memerlukan keperluan non-fisik seperti ilmu pengetahuan, ideologi, agama, karya, kebaha-giaan, dan kepuasan batin.

(39)

63

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

16

EKSISTENSI (1):

(40)

K

ita perlu mengevaluasi setiap langkah yang ingin diambil ke depan sebagaimana dualisme karakter yang dijelaskan oleh Eric Fromm. Lebih jauh, membuat kita lebih sadar, dan mampu menjaga eksis-tensi dalam kehidupan: pribadi maupun kelompok/organisasi. Sebab, po-sisi seimbang adalah hal yang diinginkan oleh manusia, karena salah satu jalan menuju kebijaksanaan.

Potret kehidupan nyata misalnya, setelah kita menempuh pendidikan lalu memperoleh ilmu pengetahuan yang seharusnya dibarengi oleh mo-ralitas, tekadang justru dapat dibelokkan, sehingga tidak lagi seimbang. Pikiran hanya dibayangi oleh kebutuhan fisik alias terutama materi, men-jadikan mental pragmatis untuk sendiri-sendiri meraih hal tersebut. Boleh dikatakan, segala cara bisa dihalalkan meski dalam keadaan sadar selalu ingat tentang kematian, tapi seakan-akan diabaikan. Tidak ada yang salah dengan hal itu.

Namun, bila kita cermati, dominasi yang muncul di satu sisi justru memiliki efek terhadap sisi yang lain, dan disinilah berawal titik ketidak-seimbangan. Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Bagaimana keberhasi-lan prestasi individu yang diraih terhadap eksistensi dunia sosial? Apakah justru menjadikan jauh dari sosial, karena sibuk dengan diri sendiri? Lalu bagaimana dampak keberhasilan tersebut dalam kehidupan sosial? Lantas, seharusnya seperti apa?

Disinilaih diperlukan pengenalan diri dan kehidupan, alias esksisten-si. Eksistensi manusia merupakan sesuatu yang terlihat nyata, kelihatan, dan fakta bahwa manusia ada di alam ini. Sederhanya dapat dipahami bah-wa manusia sadar sebagai makhluk yang diciptakan, lalu bergerak untuk memilih menjadi seperti apa, berbeda satu sama lain, serta menggunakan segala potensi dirinya untuk menentukan setiap keputusan-keputusan yang diambil dalam hidup.

Menurut Kierkegaard (1813-1855), bahwa eksistensi manusia bu-kanlah sesuatu yang statis, melainkan bergerak dinamis. Gerak ini adalah perpindahan bebas, yakni kebebasan memilih, mencari tahu, memperoleh pengetahuan, lalu terbentuk karakter. Dia juga menerima prinsip Socrates

(41)

67

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

17

EKSISTENSI (2):

(42)

S

ebagaimana judul diatas, adalah berkaitan dengan pertanyaan sebelum- nya terkait eksistensi individu maupun kelompok. Dimana tahapan-taha-pannya sebagai berikut:

Pertama, mengenal eksistensi identitas, yakni kesadaran diri dan penge-tahuan tentang kemampuan. Pertanyaan siapa aku atau kita? Kenapa kita ada? Apa yang harus dilakukan? Mesti harus dapat dijawab. Bila belum, maka se-benarnya kita belum eksis, walaupun kita ada dalam satu kelompok sebagai individu maupun individu dalam kelompok. Identitas merupakan jati diri. Masing-masing individu sudah memiliki identitas itu, namun kita belum sadar sepenuhnya.

Misalnya, bila pertanyaan ini diajukan kepada grup ini kita menjawab bahwa kita adalah Alumni Teknik Geofisika Unsyiah, kemudian mengaitkan dengan afiliasi bahwa kita memiliki keahlian dalam geofisika. Selain itu apa lagi deskripsi yang kita miliki dan menunjukkan identitas sebagai individu alumni?

Bagaimana pertanyaan bila kita bergabung dalam sebuah Ikatan Keluarga Alumni Teknik Geofisika, lalu menanyakan identitas sebagai sebuah kelompok? Lalu bagaimana identitas berkarir sebagai profesional? Apa yang menjadi tang-gung jawab alumni sebagai individu sarjana, organisasi, dan karir profesional, atau lebih dalam lagi sebagai manusia?

Mengenal eksistensi identitas dengan baik memiliki efek yaitu kemam-puan mengontrol tindakan dalam ruang kehidupan. Sangat disayangkan bila terdapat krisis identitas, yang terjadi adalah sebaliknya, sebab berpengaruh pada dorongan untuk menentukan arah mengembangkan potensi diri.

Kedua, jika identitas sudah jelas, maka demi eksistensinya, manusia mem-butuhkan relasi. Kebutuhan akan hubungan atau frame of devotion apabila akal, nurani, dan imajinasi jalan. Ketika instrument ini bergerak, maka manusia dapat menjalin hubungan antar sesama yang lain. Hubungan melahirkan per-hatian, tanggung jawab, respek, dan pemahaman timbal balik. Jika eksistensi ini tidak ada, maka manusia tidak dapat membangun kehidupannya.

Sebagai seorang sarjana, kita sudah menimba ilmu pengetahuan, kemam-puan olah pikir meningkat, nurani dan daya majinasi terbentuk, serta dibekali

(43)

73

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

18

BELAJAR MEMIMPIN (1):

(44)

S

ekitar akhir bulan November 2015, aku mencalonkan diri jadi Ke-tua Alumni Teknik Geofisika Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dengan selisih 1 suara, aku pun sah terpilih menjadi ketua. Sebuah amanah besar dan penuh tanggung jawab yang sedang aku emban.

Waktu itu aku punya visi bagaimana ikatan ini menjadi wadah keber-samaan untuk mewujudkan cita-cita alumni, dan membangun kesetaraan antar sesama. Tidak ada lagi sekat-sekat antara senior dan junior sebagaima-na waktu kuliah persebagaima-nah aku amati. Semua alumni bebas mengekspresikan pandangannya di organisasi ini di bidang apapun, seperti keilmuan, dunia kerja, sosial-masyarakat, politik, berita pernikahan dan duka, serta lain-lain sebagainya sejauh hal tersebut bersifat objektif.

Satu hari setelah dilantik, segera aku meluangkan waktu sendiri untuk berpikir dan merancang pergerakan. Aku tuliskan apa yang ada di dalam pikiranku melalui coretan kertas. Aku rumuskan konsep bagaimana men-jalankan organisasi ini dengan pendekatan SWOT analisis. Sebuah cara menganalisis: strength (kekuatan), weakness (kelemahan), oppourtunity (pe-luang), dan treatment (ancaman). Konsep itu aku pelajari dari pengalaman mengorganisasi sebuah proyek sambilan waktu kuliah.

Dari sekian faktor yang aku rumuskan, timbul suatu pertanyaan pen-ting yaitu, apa yang paling dibutuhkan oleh alumni? Bagaimana cara mem-bangun mindset? Apa peluang yang dapat diambil oleh alumni untuk bisa maju?

Dari pertanyaan besar itu, aku mencoba berasumsi: 1. alumni butuh pekerjaan atau pun melanjutkan sekolah, karena itu adalah cita-cita yang didambakan setiap individu meraih kesuksesan, 2. cara membangun

mind-set adalah menggali banyak pengetahuan kehidupan realita, maka

disku-si terbuka perlu dilakukan, 3. diperlukan badan usaha guna menampung ide-ide bisnis alumni, memulai dari nol, berjuang dengan visi, melakukan hubungan kerja sama bisnis, dan bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah. Otomatis, akan berdampak positif bagi alumni.

(45)

79

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

19

BELAJAR MEMIMPIN (2):

(46)

D

alam beberapa waktu ini aku intensif belajar tentang kepemimpinan, dimana hal yang sangat mendasar untuk dipahami adalah tahapan mengenal jiwa, cara pandang alias mindset, sampai pada pembentu-kan karakter seorang pemimpin. Aku tidak memulai dengan pendekatan teknis seperti keahlian merencanakan, organisasi, fungsi kontrol, mengendalikan, evaluasi, dan sebagainya hingga mencapai sebuah tujuan dari sebuah kegiatan/ program atau sebuah institusi/organisasi.

Akan tetapi, lebih menekankan pada tinjauan “leadership philosophy”. Hal ini membahas persoalan-persoalan mendasar yakni: konsepsi Tuhan, manusia, dan alam semesta. Pada akhirnya membentuk sebuah pondasi berpikir yang kuat alias “frame of mind” yang melahirkan naluri alami seorang pemimpin.

Sebagai contoh, Rezim Sir Alex Ferguson (1986-2013) di Manchester Uni-ted dengan raihan berbagai prestasi dalam dunia sepak bola, dipandang sebagai pelajaran berharga bagaimana menjadi seorang pemimpin. Bagi Ferguson, dia tidak pernah sekolah manajemen, hanya tamatan SMA. Lantas bagaimana ia menjadi pelatih berprestasi dan seorang pemimpin olahraga yang hebat?

Melalui bukunya “Sir Alex Ferguson dan Michael Moritz Memimpin” menjelaskan bahwa hal paling dasar bagi seorang pemimpin yakni mendengar, melihat, membaca serta mengenal hasrat. Setelah itu, barulah masuk pada hal teknis seperti menyusun organisasi, kerjasama, standardisasi, assesment alias menilai dan membimbing, komunikasi pesan, evaluasi, sampai pada pencapai- an.

Kata Ferguson “Bila ingin memimpin orang, maka kita mesti banyak mendengar orang-orang yang akan kita pimpin. Keluhan, kritik, saran, berita, dan sebagainya adalah ragam informasi yang nantinya menjadi bahan analisis di kepala sebelum membuat keputusan”. Realita, kenyataan, masalah, dan te-ori-teori sebagai bahan refleksi (renungan) dan analitik setiap individu calon pempimpin untuk merumuskan langkah-langkah tindakan yang akan diambil pada kondisi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Mendengar, melihat, dan membaca merupakan pedoman penting bagi pemimpin, karena ia akan mengaktifkan panca indra. Masing-masing kita

(47)

83

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

20

BELAJAR MEMIMPIN (3):

(48)

T

ahun 2016-2018 di mana aku pernah menjadi trainer di bidang geospasial di berbagai sektor. Berhadapan dengan para peser-ta dengan berbagai usia dan lapeser-tar belakang pendidikan maupun pekerjaan merupakan sebuah tantangan. Mungkin ini bisa disebut pe- ngalaman vortex pribadi.

Menggembleng para peserta untuk harus bisa mencapai tujuan, ter-kadang menciptakan diri sendiri kurang bersabar. Sebab, secara pribadi memiliki prinsip bahwa kita memiliki tanggung jawab moral, niat ikhlas, dan apapun caranya setelah pelatihan, peserta harus benar-benar memahami materi yang disampaikan, lalu dipraktikkan. Ketika itu tidak tercapai, timbul ketidakpuasan. Membimbing dengan kesabaran dan ketulusan menjadi kata kunci, pokoknya si peserta harus bisa.

Metode case and dialog selalu dipraktikkan, sehingga para peserta memiliki frame of mind yang kuat ketika menghadapi sebuah tantangan per-soalan.

Peserta juga menjadi guru bagiku, mereka memberikan pelajaran ba-nyak hal. Sehingga tercipta suasana saling belajar.

---Bapak Jusman Syafie Djamal melalui status Facebooknya menjelaskan bahwa pengalaman vortex merupakan pengalaman dimana seorang pemim-pin sering mengalami krisis berkali-kali, dan mulai meragukan gaya mana-jemennya.

Seorang pemimpin kehilangan kepercayaan dalam melalukan sesuatu. Kumpulan pengalaman pahit getir dalam kegagalan itu dikumpulkan, kemu-dian merumuskan dan merancang kembali cara-cara baru. Ini apa yang dise-but “lesson learned”.

Kekeliruan proses pengambilan keputusan disaat krisis, perlu dicari se-bab dan akar asal muasal kesalahan itu, bukan menentukan siapa yang salah

(49)

87

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

21

BELAJAR MEMIMPIN (4):

(50)

P

ada tanggal 28 Juni 2020, Presiden Jokowi melalui rapat tertutup me- nyampaikan pidato di hadapan kabinet dan pimpinan lembaga ne- gara. Isi pidato itu dapat dilihat bagaimana Jokowi meluapkan rasa kesal sekaligus jengkel kepada elit negara yang tidak memiliki perasaan

sense of crisis bagaimana menangani pandemi COVID-19.

Pidato Jokowi itu pun tersebar di Youtube maupun akun media Ins- tagram. Beliau menekankan kepada seluruh jajarannya untuk bekerja lebih keras agar 260 juta rakyat Indonesia dapat merasakan peran peme- rintah hadir mengatasi kesulitan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan di tengah-tengah situasi pandemi ini. Maka diperlukan perasaan tanggung jawab yang mendalam dan menganggap ini adalah beban yang harus dipi- kul secara bersama-sama. Cara kerja biasa-biasa harus ditinggalkan, ber-ganti menjadi cara kerja lebih keras, kreatif, dan inovatif. Harus banyak melahirkan terobosan dimana prosedur yang berbelit, dapat dipermudah. Kira-kira begitulah isi pidato tersebut.

Aku pun menyimak baik-baik apa yang dikatakan oleh Presiden Re-publik Indonesia tersebut. Bagiku, apa yang beliau sampaikan merupa-kan gambaran pemikiran dan perasaan para elit bagaimana mengemban amanah sejauh ini. Satu kalimat kunci, para elit kurang memiliki sense of

crisis dalam menanggapi persoalan negara ini. Pertanyaan pun timbul,

ke-napa para elit tak memiliki perasaan tersebut?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu menjawab apa itu

sense of crisis?

Aku mencoba melukiskan bagaimana individu melihat kehidupan rea- lita, berjalan ke sebuah desa, bertemu dengan orang-orang di kampung, lalu pergi ke rumah orang-orang fakir miskin. Setelah itu, mencari tahu lebih tentang apa pekerjaan mereka, jumlah pendapatan, dan tantangan hidup yang mereka hadapi. Lantas apa yang individu bayangkan bila ber-posisi seperti diri mereka? Apakah diri kita sanggup berjuang dan kerja banting tulang?

(51)

persoalan-perso-93

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

22

BELAJAR MEMIMPIN (5):

(52)

K

ebetulan pagi ini, selasa 14 Juli 2020 di Kubra Kopi, dimana Aku, bung Haris (Teknik Geofisika 2013), dan Saiful (Teknik Elektro 2014) melakukan diskusi tentang geofisika, seni, dan kepemim-pinan. Apa keterkaitan itu semua? Ini pertanyaan yang menjadi catatan Aku untuk menguraikan apa yang Aku pahami sejauh ini.

Bila dirunut ke belakang dalam rentang waktu ribuan tahun sejarah manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dimulai dari proses berpikir manusia terhadap alam semesta. Fenomena alamiah seperti benda jatuh, hujan, gempa, letusan gunung berapi, bencana, dan sebagainya menggugah para cendekiawan untuk menelusuri apa sebenarnya terjadi, apa penyebab sesuatu itu terjadi dan bagaimana proses terjadinya? Dengan begitu, ada yang menjawab dengan menerka-nerka, riset uji coba, bahkan percaya pada dongeng atau mitologi.

Konsep dan teori dirumuskan terhadap fenomena itu. Filsafat, matematika, dan sains menjadi dominan. Filsuf besar Yunani, Aristoteles (335 SM) yang terkenal dengan pendiri fondasi konsep logika pertama kali. Ia menerangkan bahwa benda atau material akan jatuh ke bumi tergantung beratnya masing-masing. Benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dibanding benda dengan massa lebih ringan.

Galileo Galilei (1564-1642) mengemukakan tentang hukum gerak membantah pendapat Aristoteles, dimana semua benda akan jatuh secara bersamaan dengan laju yang sama bila berada di ruangan hampa. Sedang-kan yang mempengaruhi kecepatan benda itu jatuh dipengaruhi oleh per-cepatan gravitasi. Sementara besaran nilai gravitasi dipengaruhi oleh garis lintang (latitude) dan ketinggian topografi (elevasi) suatu wilayah. Konsep ini petanda dimulainya fondasi fisika kebumian yang membahas gravitasi (gravity) dan dikembangkan lebih jauh oleh Newton. Satuan nilai gravitasi selanjutnya Gal atau mGal sebagai penghormatan atas jasanya.

Se-zaman dengan Galieo, di Inggris Raya, William Gilbert (1544-1603), seorang dokter dan ahli filsafat alam yang terkenal dengan bapak listrik dan magnet. Sebuah karya hasil rumusan uji coba tentang kemagne-tan, Deg Magnete. Bumi merupakan medan magnet raksasa. Ketika bumi

(53)

99

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

23

BELAJAR MEMIMPIN (6):

(54)

B

ahasa pepatah mengatakan bahwa ketidaktahuan menghasilkan kesala-han, sementara kesalahan adalah akar daripada kegagalan. Premis–pre-mis ini disusun dari apa yang seungguhnya terjadi dalam dunia nyata. Kasus dimana seorang pemimpin menjalankan roda kepemimpinannya selalu bersahabat dengan keputusan. Maka penting bagi pemimpin untuk mengetahui secara mendalam untuk menghadirkan sebuah keputusan yang tepat. Sebab, se-gala keputusan akan berujung kepada keberhasilan atau justru kegase-galan. Pe- ngetahuan menjadi kata kunci bagi pemimpin.

Inilah apa yang aku diskusikan dengan Haris (Teknik Geofisika 2013) dan Saiful (Teknik Elektro 2014) bagaiamana seorang pemimpin harus memiliki in-telektual yang berhubungan dengan daya analisis, serta dibarengi oleh jiwa seni yang melahirkan kepekaan dan rasa yang kuat. Proses pengambilan keputusan dimulai dengan data, lalu analisis dengan logika, kemudian pertimbangan as-pek kemanusiaan, maka keputusan yang lahir adalah tepat, logis, dan bijaksana.

Intelektual menciptakan gagasan pemikiran, perasaan melahirkan kepe-kaan dan kelembutan, sementara kemauan mendorong daya tanggung dalam berjuang. Semuanya adalah ramuan yang seimbang dalam diri pemimpin.

Pengetahuan tentang agama melahirkan perasaan bahwa apa yang akan dilakukan tidak baik untuk dirinya maupun orang lain. Maka kemauan untuk bertindak pun ia urungkan. Jika tetap kukuh dilaksanakan, maka siap-siap saja datang kehancuran. Oleh karena itu, pemimpin yang bijaksana akan mencari jalan yang lain, lebih tepat, dan religius.

Seorang pemimpin yang memutuskan untuk korupsi, meski sudah dila-rang oleh agama. Patut dipertanyakan dimana hakikat kepemimpinannya. Se-bab, hasrat purba yang menggebu-gebu memperoleh kekayaan belum berhasil ia lepaskan dari jiwanya sebagai manusia. Sekalipun ia sangat rajin beribadah kepada Tuhan. Akan tetapi itu saja tak cukup membuatnya sadar. Hanya kehan-curan dirinya maupun orang lain yang mungkin akan mendatangkan keinsafan atas perbuatannya. Bahwa itu adalah keputusan yang salah.

Menurutku, konsepsi seorang pemimpin untuk melahirkan keputusan yang tepat yaitu:

(55)

103

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

24

OPINI (1):

PARADIGMA INDUSTRI

TAMBANG ACEH

(56)

P

rovinsi Aceh terletak paling ujung barat Pulau Sumatera, Indonesia serta terdiri dari 23 kabupaten/kota. Secara geografis wilayah, ka-wasan ini diapit oleh Samudera Hindia dan Selat Malaka. Bagi Aku, posisi Aceh sangat menarik untuk dikaji secara mendalam, baik sumber daya alam, bencana alam, sampai pada pembangunan ekonomi. Dengan demikian, fokus pada pembangunan aspek sumber daya manusia menjadi kata kunci.

Tulisan ini Aku buat saat Pemerintah RI mengeluarkan larangan eks-por mineral mentah ke luar negeri efektif berlaku 1 Januari 2020. Presiden Jokowi telah menerbitkan aturan tidak mengizinkan penjualan nikel tanpa terlebih dahulu melewati proses pengolahan di dalam negeri. Sementara Uni Eropa (UE) sebagai pihak yang dirugikan menentang keras, karena selama ini nikel RI adalah urutan kedua terbesar di dunia yang diimpor oleh negara-negara eropa. Terlepas dari sikap balas dendam pemerintah kita kepada Uni Eropa yang melarang pembelian minyak sawit (crude palm

oil) RI, Jokowi menilai sudah saatnya Indonesia harus mampu mengelola

sumber daya mineral secara mandiri demi meningkatkan perekonomian negara.

Tindakan yang diambil oleh kedua pihak, telah menciptakan polemik, yaitu perang dagang ekonomi. Kedua belah pihak membawa persoalan ini lewat Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) untuk menyelesaikan sengketa. Dalam posisi ini, kita tentu berharap mendapatkan solusi terbaik demi kelangsungan hubungan bilateral dan multilateral RI dan Uni Eropa. Sebab, kedua negara saling membutuhkan satu sama lain.

Kondisi di atas erat kaitannya dengan Provinsi Aceh. Sebab, isi perut bumi wilayah Aceh sangat kaya akan kandungan mineral merupakan mo-dal yang dapat digunakan untuk pembangunan di masa depan. Akan teta-pi, hal tersebut menjadi sebuah paradoks, sebagaima telah dipaparkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Ir. Rizal Kasli. Maksudnya adalah daerah yang kaya sumber daya alam seperti mineral, memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibanding

(57)

109

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

25

OPINI (2):

(58)

D

alam rangka menjaga kesehatan, sosial, dan ekonomi di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah menerapkan kebijakan new

normal, sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas

de-ngan prosedur tertentu yang disebut sebagai protokol kesehatan. Secara beriringan, pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meminta para gubernur untuk tidak me- nerbitkan izin baru dan perpanjangan usaha pertambangan mineral dan batu bara (minerba). Regulasi ini dipastikan sesuai dengan ketentuan UU No. 3 Tahun 2020 sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Per-tambangan Minerba.

Menilik laman www.kontan.co.id, instruksi Kementerian ESDM via Direktorat Jenderal Minerba tertanggal 18 Juni 2020 ini kepada Guber-nur, mulai berlaku 6 bulan terhitung sejak 10 Juni 2020 atau sampai UU No. 3 tahun 2020 disahkan. Dengan demikian, pemerintah daerah se-dang menunggu masa peralihan kewenangan pengelolaan pertambangan minerba dari provinsi ke pemerintahan pusat. Menteri ESDM, Arifin Tas-rif juga memaparkan bahwa tujuan peralihan ini sebagai upaya untuk pe- ngendalian produksi dan penjualan mineral logam dan batu bara. Sebab, komoditi tersebut dinilai strategis untuk negara, sehingga dapat menja-ga ketahanan energi dan ketersediaan bahan industrialisasi hilir lomenja-gam. Sementara kebijakan pengelolaan pertambangan mineral non-logam dan batuan dapat menjadi kewenangan pemerintah daerah.

Dengan berlakunya kebijakan ini, maka akan menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dalam pengusahaan tambang minerba, khusus-nya di Provinsi Aceh. Pertakhusus-nyaan yang timbul selanjutkhusus-nya adalah sejauh mana kesiapan Pemerintah Aceh merumuskan langkah ke depan terkait persoalan minerba dengan mengandalkan UU no.11 tahun 2006? Semen-tara di sisi yang lain regulasi minerba yang baru berlaku untuk semua daerah (Pasal 173A RUU No.3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mi- nerba.

Topik pengelolaan minerba memiliki daya pikat yang seksi untuk dibahas, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan manusia. Hampir

(59)

113

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

26

RESENSI:

WABAH DAN KEBIJAKAN

LINGKUNGAN

(60)

B

ertepatan dengan Minggu sore, 26 Juli 2020, Aku mengulik kertas untuk mencatat apa yang dipahami dari Majalah Forest Digest Edisi Juli – Sep-tember 2020. Di halaman cover tertera judul utama “Dunia Setelah Pan-demi Corona”. Sementara sub-judul yaitu “Mengolah Sampah Jadi Rupiah, Pen-jaga Owa Jawa Terakhir, serta judul Menohok Pilkada dan Kebakaran Hutan”.

Sejak awal Januari lalu, Aku selalu membeli majalah Forest Digest ini di Gramedia. Majalah ini rekomendasi bagi siapapun yang tertarik tentang lingkungan dan kehutanan. Majalah diinisiasi oleh alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) sejak tahun 2016.

Secara keseluruhan, gaya bahasa yang digunakan mudah untuk dicerna. Banyak paparan tentang gagasan pemikiran, pengalaman, review, bahkan kriti-kan yang ditujukriti-kan pada pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

Dengan tata bahasa yang komunikatif dan interaktif, aku yakin majalah ini bisa dimengerti atau dipahami oleh banyak kalangan. Selain majalah, pem-baca juga dapat menelusuri informasi lebih lanjut melalui kanal: youtube.com/

forestdigest. Sebuah apresiasi patut kita berikan kepada penggagas dan Kontri-

butor di majalah ini.

Kita tahu bahwa saat ini dunia sedang dilanda pandemi COVID-19. Berdasarkan berita terbaru yang dilansir dari worldometers.info kemarin sore, terdapat 15.928.257 kasus dimana pasien meninggal: 641.806 orang, pasien sembuh 9.713.327 orang, dan sisanya dalam masa perawatan. Adapun negara dengan peringkat kasus terbanyak yaitu Amerika Serikat, lalu disusul dengan Brasil, India, Rusia, Afrika Selatan, Peru, Mexico, Chile, Spanyol, dan Inggris Raya.

Selama ini mungkin kita telah mengetahui asal-muasal virus ini sampai menulari manusia. Sempat berita yang beredar bahwa kelelewar sebagai pe- nebar. Asumsi yang beragam pun juga berdatangan, termasuk pandangan para pakar dalam Majalah Forest Digest ini. Dalam perspektif lingkungan, apa yang mendasari beragam virus mematikan menjangkiti manusia?

(61)

119

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

27

PEMIMPIN ABAD KE-21:

(62)

S

iang ini di Kubra Kopi, Beurawe saya berdiskusi dengan Adinda Faiz Khalil (Geofisika Unsyiah 2015), Imat (Geologi Unsyiah 2015), dan Lutfi (Geologi Univ. Pertamina 2016). Selaku alumni muda di jurusan kebumian, mereka penuh energik, dan gairah menyampaikan pandangannya terhadap apa yang harus bisa dilakukan terkait pengelo-laan energi sumber daya mineral.

Dengan latar dan keahlian tersebut, mereka juga telah membuka jasa konsultasi di bawah bendera CV Geotama Mineral Resources, serta aktif terlibat di komunitas Geosains Muda Aceh (GMA). Saya melihat mere-ka adalah anak-anak muda penuh visi dan cita-cita besar untuk memba-wa perubahan di Aceh. Dengan bermodalkan baru lulus 1 tahun kuliah, mereka sudah berani berkarir secara independen, kreatif, dan inovatif. Saya merasa beruntung mengenal mereka, dan tumbuh di era mereka.

Kami berdiskusi tentang bagaimana langkah untuk terlibat dalam dunia energi dan sumber daya mineral. Kami sepakat bahwa saatnya untuk mempererat kolaborasi semua pihak baik praktisi, pemerhati, pe- ngusaha, pemerintah, dan masyarakat agar dapat mengelola sektor ini ke arah lebih baik.

Kepastian hukum dan tata kelola yang baik harus jelas, jika ingin meraih kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan ekonomi. Segala regulasi yang dibuat mesti memiliki cara pandang terhadap lingkungan. Bahwa pengelolaan energi dan sumber daya mineral tidak hanya memperturuti hawa nafsu ekonomi, namun perlu lingkungan yang berkelanjutan.

Oleh sebab itu, sudah saatnya jargon-jargon pembangunan berbasis kepedulian lingkungan dan keadilan sosial jadi komitmen bersama. Jika tidak, bencana yang akan terjadi dan dirasakan oleh kita.

Abad ke-21 tentunya banyak problem yang begitu kompleks diha-dapkan pada manusia. Tak terkecuali sektor energi sumber daya miner-al. Tentunya persoalan itu juga ada solusi yang dapat dijadikan peluang menjadikan keadaan lebih baik. Pengetahuan, kreativitas cara, dan ino-vasi teknologi dapat memandu siapa saja berhasil keluar dari rumitnya

(63)

123

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

28

BLOK “B” MIGAS ACEH:

(64)

M

enjelang siang hari ini, terjadi diskusi menarik di grup WhatsApp Profesional Migas Aceh (PMA). Komunitas ini dibentuk atas inisiasi para praktisi, peneliti, pengambil kebija-kan, maupun masyarakat yang bergelut di dunia perminyakan. Saya pribadi merupakan salah satu anggota di komunitas ini. Saya mencoba menuliskan apa yang saya tangkap dari percakapan tersebut, kira-kira terkait keberlan-jutan pengelolaan migas Blok B Aceh Utara yang selama ini dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi, lalu sebagaimana kabar media menyebutkan bahwa blok itu akan dikelola oleh PT Pembangunan Aceh alias PT PEMA sebagai BUMD Aceh.

Saling lempar argumen antaranggota grup menjadikan diskusi lebih menarik sampai ada usulan perlu dibawa pada sebuah forum online alias seminar daring yang akan diadakan via aplikasi Zoom. Sebab, situasi Covid saat ini tentunya berisiko untuk mengadakan kegiatan tatap muka langsung dalam sebuah seminar. Melalui tatap muka online, dirasa tidaklah menjadi sebuah halangan. Sebaliknya, justru dapat menghadirkan akses lebih luas bagi siapa pun yang tertarik menyimak forum ini.

Para anggota grup mengusulkan siapa-siapa saja yang akan menjadi pembicara dan pelaksana seminar. Ada yang mengusulkan pembicaranya dari Praktisi Manajemen Migas, Insinyur Geosaintis, Pihak Badan Penge-lolaan Migas Aceh (BPMA), yang jelas narasumber berasal dari komunitas PMA ini. Sementara untuk pelaksanaan alias EO, rencana akan ditangani oleh Geosaintis Muda Aceh (GMA).

Seorang geolog muda sekaligus junior saya, Bung Muhammad Iqbal (Geologi USK 2014), mengusulkan ide tema yang akan diangkat, yaitu “Alih Kelola WK B: Urgensi, Kesiapan, dan Masa Depannya”. Tema ini lebih lan-jut ditanggapi oleh Bapak Mulyawan selaku pemangku di BPMA dengan memunculkan pertanyaan penting: 1) seberapa pentingkah alih kelola WK B ke BUMA; 2) apakah kita sudah siap; 3) mau ke mana masa depannya, butuh eksplorasi lanjut atau cuma menikmati sisa-sisa gas; 4) apa yang kita perlukan untuk bisa saling sinergi; 5) multiplier efeknya ada, seberapa be-sarkah? Lebih jauh, ditambahkan menjadi enam pertanyaan yang diajukan

(65)

129

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

29

BPKS:

MENGELOLA HARAPAN

VS REALITA

(66)

S

iang hari pada Senin, 27 Juli 2020, saya menerima pesan di WhatsApp yang dikirim oleh kawan mengenai berita online tentang Badan Pe- ngusahaan Kawasan Sabang (BPKS). Judul beritanya Sarat

Kepent-ingan Politis, Aparat Hukum Diharapkan Ungkap “Permainan” Rekrutmen Managemen Baru BPKS yang diunggah dalam situs www.halaman7.com

edisi 26/07/2020. Termuat komentar seorang Pemerhati Sosial Pembangu-nan dan Akademisi Universitas Abulyatama Aceh, yaitu Usman Lamreung. Ada suatu kejanggalan dalam hal proses seleksi calon pejabat BPKS. Ki-ra-kira begitu benang merah yang dilihat oleh beliau.

Sebagaimana yang kita tahu, BPKS merupakan badan nonkemente-rian yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 untuk mengelola kawasan Sabang sebagai kawasan pelabuhan bebas dan perdagangan bebas. Adapun wilayah yang dikelola yaitu seluruh wilayah Kota Sabang (Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, Pulau Rondo), Kecamatan Pulo Aceh (Pulau Breuh, Pulau Nasi, Pulau Teunom), serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Saya tidak menyoroti isu terkait manajemen maupun struktur kelem-bagaan BPKS. Pertama, hal itu merupakan persoalan internal organisasi dan perangkat-perangkat yang diberi kepercayaan untuk mengelola ka-wasan ini demi meraih kemajuan daerah dan pembangunan nasional. Kedua, selaku rakyat Aceh, perlu untuk memberikan pandangan sejauh apa yang dipahami terkait kewilayahan yang begitu strategis letaknya ber-dasarkan sudut pandang geografis. Ketiga, pentingnya menemukan solusi terkait keberlanjutan investasi para pihak di kawasan tersebut. Keempat, membangun kesadaran semua elemen rakyat Aceh untuk selalu memberi-kan energi positif agar apa yang direncanamemberi-kan oleh para pihak dapat terwu-jud. Kelima, kritik dan opini yang disodorkan mesti ada gagasan pemeca-han masalah sehingga tidak terus-menerus larut dan terlilit hutan-hutan masalah.

Selaku rakyat biasa, sah-sah saja kita membayangkan dalam pikiran bagaimana suatu saat berkembang pesatnya kawasan Pulau Sabang dan sekitarnya. Karena isu yang beredar, beberapa waktu lalu ibarat sebuah

(67)

133

SARDJANA KEHIDOEPAN

PIKIRAN DAN CATATAN DI KERTAS KOYAK

30

MERDEKA:

PIKIRAN DAN JIWA

(CATATAN AGUSTUS 2020)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 1dan grafik 1 di atas menunjukkan bahwa minat menjadi Guru Bimbingan dan Kon- seling pada Mahasiswa Bimbingan dan Kon- seling Angkatan 2008 Fakultas Ilmu

Sedangkan dengan obesitas mendapat kontribusi sumbangan zat gizi dari kelompok bahan energi, protein, karbohidrat .lemak dan pangan kacang-kacangan tidak berbeda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat Baduy yang selalu melakukan tebang-bakar hutan untuk membuat ladang (huma), tidak terjadi bencana kebakaran hutan atau tanah longsor

Gambar 4 Pertumbuhan diameter koloni dua isolat cendawan antagonis Trichoderma dibanding dengan lima isolat patogen Ganoderma pada media PDA.. Perlakuan kontrol koloni

Materi pelajaran kimia di SMA banyak terdapat konsep-konsep yang cukup sulit untuk dipahami siswa, karena berisi reaksi-reaksi kimia dan menyangkut konsep-konsep

ubudiyahnya kepada Allah subhanahu.. wa ta’ala membebaskannya dari kufur dan syirik. Inilah amal yang utama dan selainnya berada di bawahnya dalam keutamaan di sisi Allah

Kakitangan TNB Semua individu yang mempunyai ikatan kontrak secara langsung dengan syarikat dan organisasi kawalannya atas dasar pekerjaan termasuk pekerja dan pengarah

Ia berkata: “Sesungguhnya para pengikut paham Asy’ari dan sebagian orang yang menganut paham Qadariyyah telah sependapat dengan al-Jahm ibn Shafwan dalam prinsip