Universitas Bina Nusantara
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik TUGAS AKHIR
Semester GANJIL 2011/2012
ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI
SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK DESAIN PART OTOMOTIF YANG DILAKUKAN OLEH DESIGN ENGINEER LOKAL DI
PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Niamu Robi Almatin 1100055190
ABSTRAK
Desain mobil di PT. Astra Daihatsu Motor pada saat ini masih dilakukan oleh design engineer dari prinsipal (Jepang). Hal ini mengakibatkan apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan desain, misalnya mengubah radius pada part, permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Kebutuhan terhadap design engineer lokal sangat mendesak untuk mempersingkat waktu penyelesaian masalah-masalah desain. Sehingga PT. Astra Daihatsu Motor bisa mengembangkan produk lebih cepat, lebih terjangkau, dengan kualitas yang baik dan lebih diterima oleh masyarakat Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan investasi design engineer lokal. Metode Penelitian yang digunakan adalah analisis kelayakan bisnis dengan mempertimbangkan aspek teknik (technoware, humanware, infoware dan orgaware), aspek sumber daya manusia, dan aspek keuangan yang didapat selama program ICT (Intra Company Transferee) di Jepang
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa investasi ini layak dilakukan pada aspek sumber daya manusia dan aspek keuangan. Sedangkan pada aspek teknis dari segi technoware dan humanware layak untuk dilakukan, sedangkan dari segi infoware dan orgaware perlu dilakukan perbaikan.
Kata Kunci
Analisis kelayakan bisnis, investasi design engineer, aspek teknik, aspek sumber daya manusia, dan aspek keuangan
Universitas Bina Nusantara
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik TUGAS AKHIR
Semester GANJIL 2011/2012
ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI
SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK DESAIN PART OTOMOTIF YANG DILAKUKAN OLEH DESIGN ENGINEER LOKAL DI
PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Niamu Robi Almatin 1100055190
ABSTRACT
Until today car design in PT. Astra Daihatsu Motor still doing by design engineer from prinsipal (Japan). It caused if any probem happened related to design for example change radius on part will take alot of time to be solved. Local design engineer is really needed to solve problem that happen during develope new car more fast, so PT. Astra Daihatsu Motor can develope product with good cost, quality and more acceptable by Indonesian customer.
Aim of this research is to analyze feasibility of local design engineer investment. The metode that used for this feasibility study is considering technical aspect (technoware, humanware, infoware, orgaware), human resource and financial aspect. The data could be take during ICT (Intra Company Transferee) program.
Result of this research is feasible to do from human and financial aspect. Then from technical aspects technoware, humanware are feasible but from infoware and orgaware still not feasible need improvement. Totally this investment is acceptableto do.
Keyword
Business feasibility analyze, design engineer investment, technical aspect, human resource aspect, financial aspect.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditunjuknya Indonesia sebagai salah satu negara basis produksi Daihatsu di luar Jepang membuat PT Astra Daihatsu Motor merasa perlu memperkuat sektor sumber daya manusia di bidang Research and Development (R&D). Salah satu bidang yang menjadi kelemahan utama industri otomotif nasional. Sehingga Daihatsu bisa mengembangkan produk lebih cepat, lebih murah, dan tentu saja dengan desain yang lebih diterima market Indonesia
Hampir semua desain pada mobil yang diproduksi di Indonesia dilakukan oleh design engineer perusahaan prinsipalnya masing-masing sehingga design engineer lokal hanya berfungsi sebagai penyambung lidah, tanpa ada wewenang untuk memutuskan hal-hal yang berhubungan dengan desain.
Hal ini sangat merugikan terutama dari segi efisiensi waktu, waktu yang diperlukan design engineer lokal untuk memfollow-up masalah yang terjadi yang ke design engineer Daihatsu Jepang cukup lama bisa berminggu-minggu bahkan ada yang berbulan-bulan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Ketika perusahaan melakukan pengembangan produk yang akan diproduksi di Indonesia, timbul masalah-masalah yang berkaitan dengan desain sebagai berikut :
1. Desain dilakukan oleh design engineer prinsipal (Daihatsu Jepang) sehingga dasar pemikiran dan sejarah dari desain tersebut tidak diketahui dengan baik oleh design engineer lokal.
2. Ketika terjadi masalah desain, solusi tidak bisa didapatkan dalam waktu yang singkat.
3. Kemampuan design engineer lokal dalam hal desain masih terbatas.
4. Tidak adanya wewenang design engineer lokal untuk memutuskan solusi terhadap suatu masalah desain.
Dengan adanya masalah diatas, PT. Astra Daihatsu Motor sebagai salah satu perusahaan otomotif dengan produksi terbesar di Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk mendesain dan mengembangkan produk sendiri sehingga tidak bergantung pada design engineer dari Daihatsu Jepang.
Dari pemaparan diatas perumusan masalah yang diambil untuk diteliti adalah “Apakah investasi sumber daya manusia dibidang design engineer lokal layak dilihat dari aspek teknik, sumber daya manusia, dan keuangan dibandingkan dengan desain yang dilakukan oleh design engineer dari prinsipalnya”.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah di area Research and Development Division, Departement Product Engineering, dan yang akan dibahas disini adalah analisis investasi sumber daya manusia yang meliputi :
1. Dari aspek teknis produk desain yang akan diteliti adalah body press part, Panel Fr Fender.
2. Untuk aspek sumber daya manusia penelitian ini dilakukan pada waktu program ICT (Intra Company Transferee) dan sesudah ICT yang diikuti oleh tiga orang design engineer.
3. Penelitian dilakukan di PT. Astra Daihatsu Motor
4. Data diambil pada tahun 2009 sampai akhir 2011, yaitu masa program ICT selama 2 tahun ditambah 1 tahun proses persiapan produksi di Indonesia. 1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuannya penulisan skripsi ini adalah :
Mengetahui kelayakan dari investasi sumber daya manusia di bidang desain part. 1.4.2 Manfaat yang akan diperoleh adalah :
1. Adanya peningkatan kemampuan teknis design engineer lokal dalam bidang desain part.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan rasa memiliki dalam diri design engineer lokal terhadap desain yang dikerjakan dan dikembangkan sendiri.
3. Desain yang dilakukan dan dikembangkan oleh design engineer lokal dalam produk yang dihasilkan akan meningkatkan brand image dari PT. Astra Daihatsu Motor sehingga produknya lebih mudah diterima oleh konsumen di Indonesia.
4. Adanya dokumentasi tertulis dari pengalaman yang diterima selama masa ICT yang digabungkan dengan ilmu yang didapat selama kuliah di Teknik Industri Universitas Bina Nusantara yang bisa menjadi bisa menjadi referensi mahasiswa lain untuk belajar mengenai desain otomotif.
5. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi Design Engineer Lokal pada pengembangan produk di PT. Astra Daihatsu Motor.
2. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS
DATA
Aspek Teknis 2.1 Schedule Desain
Schedule Desain ini adalah acuan jadwal pengerjaan desain yang harus ditaati oleh design engineer untuk menyelesaikan pekerjaaannya. Schedule desain ini harus ditaati dengan tertib oleh semua pihak sehingga tidak terjadi kemunduran.
Setiap proses desain ditekankan prinsip next proses is your customer sehingga tiap-tiap individu berusaha seoptimal mungkin untuk tidak melakukan kesalahan yang akan merugikan proses berikutnya.
Gambar 2.1 General schedule proses desain
Sumber : PT Astra Daihatsu Motor – R&D Division
Schedule desain ini terbagi dalam 3 tahap yaitu tahap styling, tahap design engineer dan tahap persiapan produksi. Tahapan-tahapan detailnya adalah :
1. Tahap Styling yaitu tahap pembuatan sketsa-sketsa gambar mobil bagian luar dan bagian dalam (exterior dan Interior).
2. Tahap pembuatan clay model yaitu tahap pembuatan model mobil yang sesuai dengan sketsa yang telah diputuskan dengan perbandingan satu banding satu. 3. Tahap Design engineer yaitu tahap pengolahan surface data dari styling. Pada
tahap ini design engineer memikirkan bagaimana konstruksi part-part ini dibuat dan diassembling menjadi kendaraan.
4. Tahap Pemilihan Supplier yaitu tahap dilakukan seleksi untuk memilih supplier untuk membuat part-part yang telah didesain oleh design engineer. 5. Tahap Pembuatan Part oleh supplier yang terpilih.
6. Tahap Evaluasi Part yaitu tahap dimana part-part yang sudah dibuat oleh supplier dievaluasi oleh semua divisi terkait sebelum diassembly.
7. Tahap Persiapan Produksi yaitu tahap dimana semua part yang sudah dibuat oleh supplier dan dievaluasi diassembly menjadi kendaraan, diperlukan trial dan evaluasi berkali-kali sampai semua pihak yang terkait dengan produksi siap untuk produksi massal.
8. Tahap Pengetesan unit yaitu tahap dimana kendaraan yang sudah selesai diassembly dites oleh test engineer untuk diuji kelayakannya sesuai dengan standar yang berlaku. Tahap ini sangat penting karena pada tahap ini diputuskan apakah kendaraaan yang dibuat layak atau tidak untuk diproduksi dan dijual ke konsumen.
9. Tahap Mass Production yaitu tahap produksi massal yaitu tahap kendaraan mulai diproduksi dan dijual ke konsumen.
2.2 Tahap Design Engineering 2.2.1 Konsep Desain
Konsep desain untuk part Panel Fr Fender adalah :
a. Menggunakan material SPC340 dan SCGA340 dengan ketebalan 0.65mm, pemilihan material dan ketebalannya mengacu ke proyek sebelumnya.
b. Jumlah proses press part adalah 4 stroke (hentakan) yaitu Draw; Trimming Flange-Piercing, Cam Flange dan 2nd Cam Flange Piercing.
c. Jumlah attachment ke part lain berkurang dari 8 titik menjadi 6 titik sehingga mengurangi konsumsi baut dan waktu pemasangan dijalur assembling.
2.2.2 Section Planning
Yaitu pembuatan potongan-potongan drawing pada titik-titik attachment dengan part lain, untuk Panel Fr Fender yaitu attachment ke part panel Hood, Panel Fr Door, Panel Side Outer, Ban, dan dengan Headlamp.
Gambar 2.2 Section planning
Sumber : PT Astra Daihatsu Motor – R&D Division
2.2.3 K4 Drawing
Pada tahap ini design engineer melakukan pengecekan terhadap desain styling yang telah dibuat yang mengacu pada aturan-aturan regulasi, check sheet desain, check sheet press part, check sheet assembly dan check sheet test untuk memastikan part dibuat sesuai standar dan fasilitas yang tersedia di plant-plant yang ada di PT.
Astra Daihatsu Motor. Jika ada ketidaksesuaian dengan check sheet yang ada, design engineer akan mendiskusikan dan memberikan masukan ke styling design.
Gambar 2.3 Pengecekan Fr Fender terhadap Ban
Sumber : PT Astra Daihatsu Motor – R&D Division
Gambar diatas adalah pengecekan Wheel Arch Check, yaitu pengecekan area bawah Panel Fr Fender terhadap ban pada kondisi ban sedang full bumping yaitu suatu kondisi ekstrim dimana mobil mendapat tekanan penuh pada suspensinya sehingga kondisi body mobil (area bawah fr fender) dan ban berada dalam jarak terdekat.
2.2.4 SE Drawing
Simultaneous Engineering Drawing yaitu drawing yang dibuat dengan tujuan untuk simulasi dan pengetesan struktur desain yang dilakukan oleh Test Engineer.
Gambar 2.4 Hasil pengecekan Rigidity
Sumber : PT Astra Daihatsu Motor – R&D Division
2.2.5 Official Drawing
Official drawing adalah drawing resmi yang dikeluarkan oleh design engineer untuk didistribusikan kepada pihak terkait, misalnya kepada supplier, Press plant, Assembly plant dan test engineer. Khusus untuk supplier pada tahap ini supplier sudah bisa memulai proses pembuatan dies dan tooling untuk membuat part tersebut.
Gambar 2.5 Official drawing
Sumber : PT Astra Daihatsu Motor – R&D Division
2.3 Desain Review
Pada setiap tahapan desain dilakukan Desain Review yaitu berkumpulnya engineer dari semua divisi seperti press engineer, assembly engineer, test engineer, supplier dan semua pihak terkait untuk membahas desain yang telah dibuat oleh design engineer. Hasil dari desain review ini akan dimasukkan kedalam problem follow up sheet yaitu lembaran yang berisi masalah-masalah yang mungkin terjadi terkait dengan desain yang direview. Desain Review ini dilakukan 3 kali setiap tahapan desainnya.
Semua aspek teknis ini bisa dipelajari dan dikuasai selama masa ICT di Daihatsu Jepang dengan metode learning by doing.
Fasilitas yang tersedia di PT.Astra Daihatsu Motor juga sudah cukup memadai untuk mendesain part sendiri yaitu fasilitas Catia untuk design engineer dan fasilitas Scan 3 Dimensi untuk styling design.
2.4 Aspek Manajemen Tekonologi
Dari aspek Manajemen Teknologi dari sisi Infoware belum ada standarisasi untuk sharing ilmu yang didapatkan selama program ICT dari design engineer lokal ke design engineer yang baru. Pengalaman dan ilmu yang didapat juga belum
didokumentasikan dengan baik. Hal yang sama dari sisi orgaware, belum ada restrukturisasi organisasi terkait tingkatan karir design engineer.
Dari sisi Humanware sumber daya yang ada telah memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi design engineer.
Aspek Sumber Daya Manusia
Dari aspek Sumber Daya Manusia setelah proses ICT di Daihatsu Jepang telah terjadi peningkatan kemampuan design engineer lokal.
Kesulitan utama yang dialami selama program ICT ini adalah dari segi bahasa. Bahasa Jepang yang dipelajari sebelum program ICT masih belum cukup untuk berkomunikasi dengan baik di Jepang.
Aspek Keuangan
Data-data aspek finansial ini adalah data biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT. Astra Daihatsu Motor untuk persiapan sebelum dan tinggal di Jepang untuk program ICT di Daihatsu Jepang.
Sumber : PT Astra Daihatsu Motor – R&D Division
setelah program ICT, design engineer lokal bisa mendesain part di Indonesia dengan fasilitas Catia yang sudah tersedia.
1. Payback Period (PP)
Dengan asumsi setiap tahun 1 orang design engineer lokal mengerjakan 1 desain part maka bisa kita hitung periode pengembalian modal (payback period) dengan metode arus rata-rata.
Tabel 1.1 Payback Period
No Keterangan Design engineer Lokal Design Engineer Jepang
1 Gaji Rp 30,000,000 Rp 300,000,000 2 Bonus Rp 22,500,000 Rp 75,000,000 Total Rp 52,500,000 Rp 375,000,000 Selisih Rp 322,500,000
tahun Keterangan Nilai Sisa
0 Investasi Awal Rp (961,500,000) Rp (961,500,000) 1 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp (639,000,000) 2 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp (316,500,000) 3 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 6,000,000 4 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 328,500,000 5 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 651,000,000
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa investasi ini bisa menghasilkan pengembalian hasil secara penuh pada tahun ke-3 bulan ke-2.
2. Net Present Value (NPV)
Dengan asumsi dan data cash in flow yang sama dengan Payback Period, dengan analisis Net Present Value didapatkan data :
Tabel 1.2 Net Present Value
Dengan melihat tabel diatas, investasi ini menghasilkan pemasukan konsisten sebesar Rp. 322,500,000,- per tahun, kemudian dilakukan present value dengan asumsi bunga 10% pada posisi akhir tahun, maka proyek ini menghasilkan pengembalian atau return positif pada tahun ke-4 dengan nilai sisa Rp. 227.102.775,00.
3. Profitability Index (PI)
Dengan asumsi dan data cash in flow yang sama dengan Payback Period, dengan analisis Profitability Index didapatkan data :
Tabel 1.3 Profitability Index
Dari data diatas maka didapatkan profitability indexnya adalah 1.24 yang didapat dari total nilai arus kas yang telah dipresent valuekan Rp 1.188.602.775,00 dibagi dengan investasi awal Rp 961.500.000,00. Profitability Index ini nilainya lebih dari 1 artinya investasi ini layak.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Dengan asumsi dan data cash in flow yang sama dengan Payback Period, dengan analisis Internal Rate of Return didapatkan data analisis sebagai berikut :
Tabel 1.4 Internal Rate of Return
tahun Keterangan Nilai Nilai Present Value Pengembalian Hasil 0 Investasi Awal Rp (961,500,000) Rp (961,500,000) 1 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 290,250,000 Rp 290,250,000 2 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 261,225,000 Rp 551,475,000 3 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 235,102,500 Rp 786,577,500 4 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 211,592,250 Rp 998,169,750 5 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 190,433,025 Rp 1,188,602,775 tahun Keterangan Nilai Nilai Present Value Sisa Saldo
0 Investasi Awal Rp (961,500,000) Rp (961,500,000) Rp (961,500,000) 1 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 290,250,000 Rp (671,250,000) 2 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 261,225,000 Rp (410,025,000) 3 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 235,102,500 Rp (174,922,500) 4 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 211,592,250 Rp 36,669,750 5 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 190,433,025 Rp 227,102,775
Tabel diatas menggunakan nilai i sebesar 16.5% supaya didapatkan nilai akhir sama dengan investasi awal. Nilai I ini lebih besar nilainya dari nilai pengembalian yang diinginkan yaitu 10% yang artinya dengan analisis Internal Rate of Return investasi ini layak.
3. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Dari aspek teknik investasi ini layak karena cara untuk mendesain sebuah part dapat dikuasai oleh design engineer lokal selama program ICT 2 tahun di Jepang dengan mengikuti proyek yang sedang berjalan di Daihatsu Jepang. Desain ini bisa dilakukan oleh design engineer lokal dengan fasilitas Catia yang sudah tersedia di PT. Astra Daihatsu Motor.
2. Dari aspek sumber daya manusia investasi ini layak karena telah terjadi peningkatan kemampuan untuk mendesain part dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil desain yang dilakukan oleh design engineer lokal juga terbukti tidak kalah dengan desain dari design engineer Jepang.
3. Dan dari aspek keuangan investasi ini layak karena :
- Payback Period : Nilai investasi kembali pada tahun ketiga bulan kedua yang artinya pemulihan modal investasi lebih pendek dari usia ekonomis yaitu 5 tahun.
- Net Present Value : NPV bernilai positif, yaitu menghasilkan pengembalian pada tahun ke empat dengan nilai sisa Rp. 227.102.775,00.
- Profitability Index : profitability indeksnya adalah 1.24, PI > 1, artinya proyek ini layak.
- Internal Rate of Return : IRR adalah 16.5% melebihi angka yang diinginkan 10%.
4. Dari Aspek Manajemen Teknologi, dari sisi humanware investasi ini layak karena setelah program ICT design engineer lokal mengalami peningkatan kemampuan dibidang desain, tetapi dari sisi infoware dan orgaware belum layak karena belum adanya standarisasi untuk sharing dan dokumentasi ilmu serta pengalaman yang didapat selama program ICT. Dan juga dari sisi tahun Keterangan Nilai Nilai Present Value Pengembalian Hasil
0 Investasi Awal Rp (961,500,000) Rp (961,500,000) 1 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 269,287,500 Rp 269,287,500 2 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 224,855,063 Rp 494,142,563 3 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 187,753,977 Rp 681,896,540 4 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 156,774,571 Rp 838,671,111 5 Cash in flow Rp 322,500,000 Rp 130,906,767 Rp 969,577,877
orgaware belum adanya struktur organisasi yang berhubungan dengan karir design engineer.
DAFTAR PUSTAKA
Umar H. (2009). Study Kelayakan Bisnis. Edisi-3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sanusi A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Nusa P. (2011). Research & Development. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Nazaruddin (2008). Manajemen Teknologi. Edisi-1. Yogyakarta : Graha Ilmu. Johan S. (2011). Study Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu Husnan, Suad dan Suwarsono M. (2005), Studi Kelayakan Proyek. Edisi-4.
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan.
Ibrahim Y. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Kamaluddin (2004). Studi Kelayakan Bisnis. Malang : Dioma.
Kasmir & Jakfar. (2008). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-2. Jakarta : Kencana.
Subagyo A. (2007). Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.