PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI PERSALINAN,
TEKANAN DARAH, NADI DAN RESPIRASI RATE IBU BERSALIN
Diah Eko Martini1), Heny Ekawati2) 1
Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Lamongan email: diahekomartini@gmail.com
2
Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Lamongan email: unamubarok@gmail.com
…………...……….…… …… . .….ABSTRACT…… …...………. …… …… . .….
A Childbirth often causes mother to feel discomfort. The Labor pain was severe and difficult to be compensated for the mother who will get stress. Many techniques have used to reduce labor pain but they are ineffective. So the number of birth mothers who want to get anesthesia and analgesic. . The purpose of this research to know is there any influence of music therapy to the the response of pain, the vital signs maternal active phase of the first stageThe research design is an experimental with Postest Only With Control Group Design approach, the samples taken 32 people with quota sampling technique, and randomized the distribution group, the test statistic used the independent samples test and Wilcoxon rank sum test with α 0.05%.The result showed that the mean of systolic and diastolic blood pressure, pulse rate and VAS scales mothers who received music therapy is lower than the average control group, whereas the respiratory frequency is the same. The statistical tests result indicatedthat there isthe influenceofmusictherapy with a pain response (p: 0.04), systolic blood pressure (p: 0043), pulse (p: 0020), beside that the resultsof statistical testsalso showed that there is noeffectofmusictherapyondiastolicbloodpressure (p: 0066) and Respiratory Rate (p: 0454). It is recommended for Hospitals, health centers,that provides delivery service should apply the music therapy as one of the priority program for the antenatal and delivery services
Keywords : music therapy, pain response, mother maternity
PENDAHULUAN. …… .… … .
Proses persalinan seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Menurut Hughs (1992) dalam Bobak (2005) nyeri persalinan pada tahap pertama atau kala 1 disebabkan karena kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi dan penipisan servik serta ischemia rahim akibat kontraksi miometrium. Nyeri ini semakin lama semakin kuat. Karena nyeri yang semakin kuat inilahseringkali ibu bersalin meminta untuk diberikan obat-obatan analgesic atau dilakukan operasi Caesar.. Menurut hasil survey pendahululuan yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 maret 2013 peneliti menemukan data bahwa di RS Muhammadiyah lamongan jumlah ibu bersalin tahun 2009 sebanyak909 pasien, dari jumlah tersebut 58% diantaranya tindakan
Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Nyeri Persalinan, Tekanan Darah, Nadi Dan Respirasi Rate Ibu Bersalin
ibu dan bayi, sehingga penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif menjadi sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan karena adanya penyulit yang diakibatkan karena nyeri yang sangat hebat. Dengan demikian manajemen nyeri persalinan mutlak diperlukan guna membuat ibu merasa nyamaan saat bersalin.
Berbagai macam metode penurunan nyeri secara non farmakologis dilakukan. Namun fenomena yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa intervensi-intervensi non farmakologis yang dilakukan perawat untuk menurunkan nyeri persalinan seringkali belum sepenuhnya efektif untuk menurunkan nyeri persalinan kala I terutama fase aktif sehingga jumlah ibu bersalin yang menginginkan pemberian anastesi maupun analgesik persalinan bahkan kelahiran operatif semakin meningkat. Sehingga diperlukan suatu tehnik baru yang bisa membuat ibu merasa rileks dan mengurangi ketegangan otot serta menurunkan nyeri persalinan. Tehnik tersebut adalah dengan terapi musik. Terapi musik menawarkan suatu metode distraksi yang dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan keadaan rileksasi yang mendalam yang dapat mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit saat bersalin. (O’Donanel L,2005). Terapi music ini menggunakan music easy birthing dengan metodeQuantum Mind Programming(QMP) yakni metode pemrograman pikiran yang menggunakan stimulasi gelombang otak (Brainwave Entrainment) sebagai media induksi untuk mencapai kondisi pikiran yang reseptif (kondisi theta), dan kemudian dilanjutkan dengan memprogram ulang pikiran bawah sadar dengan teknik-teknik tertentu sesuai dengan tujuan atau masalah.(American music therapy association 2009). Theta State Induction dirancang untuk menstimulasi otak agar menghasilkan gelombang otak theta yang dominan. (Erwin,2011). Stimulasi akan membantu kita memasuki kondisi relaksasi mental yang dibutuhkan untuk proses
pemrograman ulang pikiran. Ketika gelombang otak sedang dalam kondisi theta, maka pikiran lebih terbuka terhadap perubahan. Pikiran menjadi mudah menerima sugesti atau afirmasi, serta lebih mudah menghilangkan pikiran negative sehingga pasien menjadi relaks dan rasa nyeripun berkurang. Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri dan menurunkan tekanan darah. Musik juga mampu memberikan stimulus sensori yang menyenangkan sehingga menyebabkan pelepasan endorphin (Perry and Potter, 2006). Namun penelitian tentang pengaruh terapi musik terhadap nyeri persalinan di indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh terapi musikterhadap respon nyeri, tekanan darah, denyut jantung dan pernafasan ibu bersalin kala I fase aktif
METODOLOGI PENELITIAN… .
selanjutnya akan di al rumah muali hari k-3 atai ditetapkan sebagi kelo Kunjungan rumah hanya Kemudian ketika tiba wa ibu hamil yang bersalin respon nyeri, tekanan respirasi ratenya. Sedangka control lagsung di ob indicator tersebut pada Analisis menggunakan independent sample test. N peneliti melakukan uji h datanya homogen maka terpenuhi, selanjutnya Tin dilakukan ujiwilcoxon sum
HASIL DAN PEMBAHA …… .
1. Data Umum Ibu Bers 1) Karakteristik Um
Berdasar Umur
Gambar1
Distribusi
Berdasarkan Umur Di
Lamongan Tahun 2014
Berdasarkan gamba
bahwa jumlah terbesar i
mendapat
intervensi
berumur 20
–
24 tah
jumlah terkecil berusia
(44%).
Sedangkan
p
kontrol jumlah terbesa
berumur 25
–
29 tahun (
terkecil berumur
≥ 30 tah
0% ngkan bagi kelompok observasi keempat da saat persalinan. n uji t yakni t . Namun sebelum itu i homogenitas, Jika ka uji t 2 sampel
ingkat kesalahan (α)
0,05. jika T hitung < T a yang artinya tidak usik dengan nyeri, dan respirasi rate ibu data tidak homogen
um rank test.
ASAN…… .
ersalin
Umum Ibu Bersalin r
busi
Ibu
Bersalin
i RSU dr.Soegiri
hun 2014
bar 1 dapat dilihat
r ibu bersalin yang
nsi
terapi
musik
tahun (56%), dan
usia 25 - 29 tahun
pada
kelompok
besar ibu bersalin
hun (50%) dan jumlah
30 tahun (12,5%)
2) Karakteristik Berdasarkan
Gambar 2 Distr berdasarkan Pendidik Lamongan tahun 2014 Berdasarkan ga bahwa jumlah terbe mendapat intervensi te pendidikan SMA ( terkecil mempunya (18,7%). Sedangkan jumlah terbesar ibu be pendidikan SMA (56,3% mempunyai pendidika
3) Karakteristi Berdasarkan
Gambar 3 Distr berdasarkan Pekejaa Lamongan tahun 2014
Berdasarkan ga bahwa jumlah terbe mendapat intervensi t ibu rumah tangga ( terkecil bekerja seb (6,25%). Sedangkan jumlah terbesar ibu be
stribusi Ibu Bersalin dikan di RSU dr.Soegiri 2014
gambar 2 dapat dilihat besar ibu bersalin yang i terapi musik mempunyai (56,3%), dan jumlah punyai pendidikan SMP n pada kelompok kontrol bu bersalin juga mempunyai 56,3%) dan jumlah terkecil dikan D3/PT (12,5%).
istik Umum Ibu Bersalin an Pekerjaan
stribusi Ibu Bersalin jaan di RSU dr.Soegiri 2014
Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Nyeri Persalinan, Tekanan Darah, Nadi Dan Respirasi Rate Ibu Bersalin
ibu rumah tangga (50%) dan jumlah terkecil juga bekerja sebagai Pegawai Negeri (12,5%)
2. Data Khusus
1) Perbedaan Nilai Tanda-Tanda Vital Antara Kelompok Yang Mendapatkan Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol
A. Perbedaan tekanan darah sistolik kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Gambar 4 Pengaruh terapi musik terhadap tekanan darah sistolik kelompok intervensi dan kelompok kontrol ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Berdasarkan gambar diatas tampak tren tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi lebih rendah dari pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik mampu memperbaiki tekanan darah sistolik ibu bersalin. Perbedaan nilai ini akan diperkuat uji statisticindependent t test yang ditunjukkan dalam tabel berikut
Tabel1 Perbandingan Nilai Tekanan Darah Sistolik Ibu Bersalin Yang Mendapatkan Intervensi Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Kelompok n
intervensi 16 118.06 10.804 0.043
Berbeda
kontrol 16 126.12 10.819 bermak na
Uji statistic menggunakan Independent Samples Test
Berdasarkan tabel1 menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata perubahan nilai tekanan darah sistolik antara kelompok yang mendapatkan intervensi terapi musik dengan kelompok kontrol (p= 0.043 atau p<0.05). Terapi musik memberikan perubahan nilai tekanan darah sistolik (rerata 118.06) yang rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 125.88).
2) Perbedaan nilai tekanan darah diastolik kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Gambar 5 Distribusi tekanan darah diastolik kelompok intervensi dan kelompok kontrol ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Berdasarkan gambar diatas tampak tren tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi lebih rendah dari pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik mampu memperbaiki tekanan darah diastolik ibu bersalin. Perbedaan nilai ini akan diperkuat uji statistic independent t test yang ditunjukkan dalam tabel berikut
Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Kelompok n
Perubahan nilai tekanan darah
diastolik
p Ketera ngan
Rerat a
Simpanga n baku
Intervensi 16 75.38 9.549 0.066 Tidak ada perbe daan Kontrol 16 81.62 8.988
Uji statistic menggunakan Independent Samples Test
Berdasarkan tabel2 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata perubahan nilai tekanan darah diastolik antara kelompok yang mendapatkan intervensi terapi musik dengan kelompok kontrol (p = 0.066 atau P > 0.05), namun terapi musik memberikan perubahan nilai tekanan darah diastolik (rerata = 75.38) yang lebih rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 81.62 ).
3. Perbedaan frekuensi nadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol
GambaR 6 Distribusi frekuensi nadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Berdasarkan gambar diatas tampak denyut nadi pada kelompok intervensi lebih
rendah dari pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik mampu memperbaiki denyut nadi ibu bersalin. Perbedaan nilai ini akan diperkuat uji statistik independent t test yang ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 3 Perbandingan Frekuensi Nadi Ibu Bersalin Yang Mendapatkan Intervensi Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Kelompok n
Perubahan frekuensi
nadi
p Keteran gan
Rerata Simpanga n baku
Intervensi 16 83.88 10.917 0.020 Berbeda bermakna Kontrol 16 92.81 9.537
Uji statistic menggunakan Independent
Samples Test
Berdasarkan tabel3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata perubahan frekuensi nadi antara kelompok yang mendapatkan intervensi terapi musik dengan kelompok kontrol (p = 0.017 atau P < 0.05). Terapi musik memberikan perubahan frekuensi nadi (rerata = 83.88) yang lebih rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 92.81).
4. Perbedaan frekuensi pernafasan kelompok intervensi dan kelompok kontrol
0 50 100 150
0 10 20
F
re
k
u
e
n
si
n
a
d
i
Jumlah Responden Frekuensi Nadi
intervensi
kontrol
18 20 22 24 26
0 10 20
F
re
k
u
e
n
si
N
a
d
i
Jumlah Responden Frekuensi Pernafasan
intervensi
Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Nyeri Persalinan, Tekanan Darah, Nadi Dan Respirasi Rate Ibu Bersalin
Gambar 7 Distribusi frekuensi pernafasan kelompok intervensi dan kelompok kontrol ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Berdasarkan gambar diatas tampak tren frekuensi pernafasan pada kelompok intervensi hampir sama dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik tidak terlalu mempengaruhi frekuensi pernafasan ibu bersalin. Perbedaan nilai ini akan diperkuat uji statistik independent t test yang ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 4 Perbandingan Frekuensi Frekuensi Pernafasan Ibu Bersalin Yang Mendapatkan Intervensi Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol di Rumah RSU dr Soegiri
Uji statistic menggunakan Independent Samples Test
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata perubahan frekuensi Pernafasan antara kelompok yang mendapatkan intervensi terapi musik dengan kelompok kontrol (t hitung = 0.339 > P= 0.05). Terapi musik memberikan perubahan frekuensi pernafasan (rerata = 21.38 ) yang sama yang dengan tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 21.75).
5. Perbedaan Nilai Visual Analog Scale (VAS) Antara Kelompok Yang
Mendapatkan Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol
Gambar 8 Distribusi skala VAS kelompok intervensi dan kelompok kontrol ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Berdasarkan gambar diatas tampak tren skala VAS pada kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat menurunkan nyeri persalinan. Perbedaan nilai ini akan diperkuat oleh hasil uji statistik wilcoxon rank sumtest yang ditunjukkan dalam tabel berikut
Tabel 5 Perbandingan Nilai Visual Analog Scale (VAS) Ibu Bersalin Yang Mendapatkan Intervensi Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014
Kelo
16 7.106 1.5251 0.004
Berbeda bermakna Kont
rol
16 8.825 0.6537
Uji statistic menggunakan Wilcoxon Rank Sum Test
Berdasarkan tabel5 menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata perubahan nilai visual analog scale (VAS) antara kelompok yang mendapatkan intervensi
0
Nilai
Visual Analog Scale
intervensi
terapi musik dengan kelompok kontrol (p= 0.004 atau p<0.05). Terapi musik memberikan perubahan nilai visual analog scale(VAS) (rerata 7.106) yang rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 8.825).
PEMBAHASAN……
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4, 5, dan 6 menunjukkan bahwa pemberian terapi musik pada ibu bersalin telah memberikan perbedaan rerata nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan nadi, sedangkan statistic independent samples test menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi musik dengan tekanan darah sistolik, dimana musik memberikan perubahan nilai tekanan darah sistolik (rerata 118.06) yang lebih rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata 126.12), sedangkan pada tekanan darah diastolik, ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik juga mempunyai rerata (75.38) yang lebih rendah daripada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata 81, 62), akan tetapi pada saat uji statistik ditemukan tidak pengaruh. Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah mengalir pada sistem sirkulasi karena perubahan tekanan, dimana darah mengalir dari daerah yang tekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Tekanan darah tidak konstan, namun seringkali berubah, perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor secara kontinyu setiap hari. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tekanan darah adalah stress, dimana ansietas, takut, nyeri dan stress emosi akan mengakibatkan stimulasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Efek stimulasi simpatik ini akan meningkatkan tekanan darah (perry & potter, 2006). Persalinan kala I merupakan suatu kondisi yang penuh dengan stressor, rasa takut, nyeri intermitten dalam waktu yang lama, dimana semua hal ini akan beresiko menimbulkan peningkatan
tekanan darah. Pemberian terapi musik merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ansietas dan nyeri serta memberikan kenyamanan yang menenangkan, membuat seseorang menjadi rileks dengan demikian musik mampu menurunkan stimulasi simpatik dan dapat menurunkan tekanan darah. Musik easy birthing merupakan salah satu terapi musik dimana musik ini mempunyai ritme yang lambat dan berfrekuensi rendah.(Phumdoung ,2003). Musik ini merupakan musik instrumentalia disertai dengan suara-suara alam seperti suara gemericik air sehingga musik ini terkesan rnenenangkan. Menurut pendapat Bernason (2005) bahwa musik yang cenderung mempunyai ritme lambat akan membuat tekanan darah dan stress menurun. Menurut hasil penelitian 1989 para peneliti kedokteran melaporkan bahwa musik dengan frekuensi 55 dan 44 Hz secara signifikan mengurangi tekanan darah sistolik pada subyek penelitian (Campbell, 2002). Masih menurut Campbell (2002) bahwa musik tempo lambat dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik sampai 5 mmHg. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa rerata nilai tekanan darah sistolik ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik menurun 8 mmHg dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik, dan rerata nilai tekanan darah diastolik pada ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik juga menurun 6 mmHg daripada yang tidak mendapatkan terapi musik, namun meskipun demikian ketika dilakukan uji statistik tidak ditemukan adanya perbedaan nilai tekanan darah diastolik antar kedua kelompok tersebut. Hal ini karena rentang nilai tekanan darah diastolik pada kedua kelompok tidak jauh berbeda dan cenderung konstan.
Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Nyeri Persalinan, Tekanan Darah, Nadi Dan Respirasi Rate Ibu Bersalin
dan dapat diraba diberbagai tempat ditubuh. Nadi berasal dari ejeksi volume sekuncup yang meyebabkan dinding aorta berdistensi dan menciptakan gelombang denyut dengan cepat berjalan melalui bagian akhir arteri (perry&potter, 2006). Perubahan frekuensi nadi dipengaruhi oleh faktor mekanis, neural dan kimia. Salah satu faktor mekanis yang mempengaruhi nadi frekuensi nadi adalah musik. Menurun Bernason (2005) detak jantung manusia berespon terhadap variebel musik, frekuensi, tempo dan volume yang cenderung lambat akan membuat detak yang lambat juga. Pemberian terapi musik pada saat persalinan memang ditujukan untuk membuat ibu bersalin merasa rileks, hal ini akan meningkatkan pengeluaran opioat endogen seperti endorphin dan enkefalin, sebaliknya hormone epinefrin dan nor epinefrin akan menurun.(Harayuma, shigeo,2011). Penurunan hormone ini akan mengurangi resiko vasokonstriksi yang diakibatkan oleh nyeri dan kecemasan sehingga membantu memperbaiki tanda-tanda vital diantaranya adalah penurunan kekuatan kontraksi ventrikel yang dimanifestasikan dengan adanya kestabilan tekanan sistolik dan denyut jantung. Campbell (2002) menyatakan bahwa detak jantung yang lebih lambat menciptakan tingkat stress dan ketegangan fisik yang lebih rendah, menenangkan fikiran dan memabantu tubuh menyembuhkan diri sendiri, detak nadi menurun 4-5x/menit pada individu yang diberikan terapi musik. Sedangkan pada variabel frekuensi pernafasan rerata frekuensi pernafasan pada kedua kelompok sama yakni 21 x/mnt, sehingga tidak ditemukan adanya perbedaan frekuensi pernafasan antar kedua kelompok. Pernafasan merupakan indikator tanda vital yang paling mudah dikaji yakni dengan mengamati gerakan dinding dada selama 1 menit, namun frekuensi gerakan dinding dada ini dapat dengan mudah diubah pasien sesuai keinginannya apalagi jika pasien merasa sedang diamati atau diperhatikan oleh perawat, Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan frekuensi pernafasan antar kedua kelompok, apalagi waktu pengukuran dilakukan saat
musik sudah dihentikan dan ibu bersalin tidak ada his maupun rasa nyeri sehingga ibu bersalin dengan mudah mengatur pola kedalaman maupun frekuansi pernafasannya. Kenyataan ini tidak sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa pernafasan bersifat ritmis, laju pernafasan yang dalam atau lebih lambat sangat baik, menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih mendalam dan metabolism yang baik. Dengan memperlambat tempo musik, orang lazimnya oaring mampu memperdalam dan memperlambat pernafasannya.
Perbedaan Nilai Visual Analog Scale (VAS) Antara Kelompok Yang Mendapatkan Terapi Music Dengan Kelompok Kontrol
Pada penelitian ini musik easy birthing diberikan saat ibu bersalin memasuki fase aktif, dengan demikian kemungkinan ibu bersalin mengalami kecemasan terlebih dulu menjadi besar, hal ini akan memperberat rasa nyeri yang dimilikinya.Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran dan
kemudian melalui saraf pendengaran
disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik). Untuk itulah ketika musik diperdengarkan, musik ini mampu menjadi distraksi dan kebutuhan akan kenyamanan yakni ease dan trasendence akan dapat labih di terima dan dirasakan klien. Oleh karenanya tidak mengherankan jika pada saat pengambilan dataada hal yang menarik ketika terapi musik diberikan, ibu bersalin tampak begitu rileks dan menikmati musik. Perilaku yang sebelumnya tampak gelisah, sering mengadu kesakitan berubah menjadi tenang, diam tidak banyak mengadu seakan akan mereka sedang berkonsentrasi terhadap musik. Ketika his muncul mulai tampak wajah yang menahan sakit sambil mengernyitkan dahi namun tidak sampai membuat ibu gelisah. Meskipun respon perilaku tidak diteliti dalam penelitian ini namun temuan ini sudah cukup membuktikan bahwa pemberian musik mampu ibu bersalin lebih rileks.
KESIMPULAN ……
Tanda-tanda vital terutama tekanan darah dan frekuensi nadi menunjukkan nilai yang lebih rendah pada ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik, namun pada frekuensi frekuensi pernafasan justru menunjukkan hasil yang sama. Kemudian Skala VAS pada ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik juga lebih rendah meskipun deskripisi nyeri menunjukkan kedua kelompok masih tergolong nyeri berat.
DAFTAR PUSTAKA ……
1. American music therapy association (2009).Definition And Quates About Musicterapy. http.//www.music theraapy.org/quates html. 2. Bernason, (2005).
http:www.encognitive.com/node/13752. The Effects of Guided Imagery and Music on Depresion and Beta Endorphin Level
3. Campbell, D. (2002).Efek Mozart; memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam pikiran, meningkatkan kreatifitas dan menyehatkan tubuh. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 4. Bobal,(2005).Buku ajar keperawatan
maternitas.jakarta:EGC
5. Erwin. (2011).http://www.Terapi Musik.Com. Persalinan Tanpa Rasa Sakit dengan Easy Birthing
6. Haruyama, Shigeo. DR (2011). The Miracle of Endorphine. Jakarta : PT Mizan Pustaka
7. O’Donanel L. (2005). Music & the
Brain Wave Cere
Bromento.org.br/nis/mental music.htmL
8. Potter dan Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume I Edisi 4. Jakarta : EGC