• Tidak ada hasil yang ditemukan

Radio Bonita Jaya Suara Medan: Analisis terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangdut yang Disiarkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Radio Bonita Jaya Suara Medan: Analisis terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangdut yang Disiarkan"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

RADIO BONITA JAYA SUARA MEDAN: ANALISIS TERHADAP PENGELOLAN ORGANISASI, PRODUKSI, PEMASARAN, DAN MUSIK DANGDUT YANG DISIARKAN

Skripsi Sarjana Dikerjakan

O L E H

NAMA : JERY PERIANCE SARAGIH NIM : 060707028

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

(2)

RADIO BONITA JAYA SUARA MEDAN: ANALISIS TERHADAP PENGELOLAN ORGANISASI, PRODUKSI, PEMASARAN, DAN MUSIK DANGDUT YANG DISIARKAN

Skripsi Sarjana Dikerjakan oleh:

NAMA : JERY PERIANCE SARAGIH NIM : 060707028

Disetujui oleh :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Drs. Muhammad Takari, M.Hum. ,Ph.D. Dra. Frida Deliana, M.Si. NIP. 19651221 199103 1 001 NIP. 196011181988032001

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam Bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

(3)

Disetujui oleh :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

DEPARTEMEN

ETNOMUSIKOLOGI

Ketua

Drs. Muhammad Takari, M.Hum. ,Ph.D. NIP. 19651221 199103 1 001

(4)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul “Radio Bonita Jaya Suara Medan: Analisis Terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran dan Musik Dangdut Yang Disiarkan”. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang bagaimana struktur organisasi, produksi, pemasaran dan lagu dangdut yang bagaimana di siarkan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan.

Alasan penulis tertarik untuk mengangkat fenomena ini adalah karena eksistensi radio Bonita Jaya Suara Medan merupakan salah satu radio dangdut di kota Medan yang sejak berdiri sudah mengusung musik dangdut sebagai program utama siarannya.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena atas kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skirpsi ini berjudul “Radio Bonita Jaya Suara Medan: Analisis terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangdut yang Disiarkan” adalah sebuah syarat akhir untuk menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini masih banyak sekali kekurangan, baik dari segi penulisan dan materi , hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis dan pengalaman penulis. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terutama dari dosen pembimbing penulis.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak baik itu bantuan materil maupun moril.

Secara khusus, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya buat kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi yaitu bapak M. Saragih dan ibu D. Situmorang buat segala ketabahan, kasih sayang, kerja keras, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis selama ini sampai penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara. Terimakasih bapak dan ibu, semoga Tuhan selalu menyertai Bapak dan Ibu.amin.

(6)

penulis. Terimakasih buat segala informasi yang sudah penulis terima sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Terimakasih juga buat informasi yang diberikan oleh Adra Akbar atas kelengkapan data skripsi ini. Terimakasih juga buat semua fans club radio Bonita Jaya Suara Medan buat bantuannya kepada penulis dalam pemenuhan data yang diperlukan oleh penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Muhammad Takari, M. Hum, Ph.d. selaku dosen pembimbing satu penulis dan ibu Dra. Frida Deliana, M.Si selaku pembimbing dua penulis. Penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya buat bapak ibu buat saran dan bimbingan yang penulis terima selama penulisan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu dosen pengajar di Jurusan Etnomusikologi yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu atas segala bimbingan dan pengajaran yang diterima penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Etnomusikologi. Semoga doa dan berkat dari bapak ibu dosen menyertai penulis sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diterima ke tengah-tengah masyarakat nantinya.

(7)

kebersamaan yang kita jalani selama mengikuti perkuliahan di jurusan Etnomusikologi.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR TABEL...ix

BAB 1: PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2PokokPermasalahan...10

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian...11

1.3.1 Tujuan Penelitian...13

1.3.2 Manfaat Penelitian...14

1.4Konsep dan Teori...12

1.4.1 Konsep...14

1.4.2 Teori...16

1.5Metode Penelitian...19

1.5.1 Studi Kepustakaan...20

1.5.2 Kerja Lapangan...20

1.5.2.1Wawancara...20

1.5.2.2Observasi...21

(9)

BAB 11: SEJARAH RADIO, PARA TOKOH RADIO, SEJARAH DANGDUT, DAN PROGRAM MUSIK DANGDUT DI RADIO BONITA JAYA SUARA MEDAN

2.1 Sejarah Radio...23

2.1.1 Peran Marconi...25

2.1.2 Peran Howard...26

2.1.3 Sejarah Radio Indonesia...27

2.1.3.1 Masa Penjajahan Belanda...27

2.1.3.2 Zaman Penjajahan Jepang...29

2.1.3.3 Zaman Kemerdekaan...29

2.1.3.4 Zaman Orde Baru...30

2.1.4 Sejarah Radio Sumatera dan Radio Medan...33

2.2 Sejarah singkat Radio Bonita Jaya Suara Medan...35

2.2.1 Visi...37

2.2.2 Misi....37

2.3 Sejarah Dangdut...37

2.3.1 Perkembangan Musik Dangdut Pada Tahun 2000an...44

2.3.2 Dangdut Live...44

2.3.2.1 Dangdut Live Sumatera Utara dan Medan...45

2.3.2.2 Dangdut Live yang Diadakan Radio Bonita Jaya Suara Medan...47

2.3.2.3 Dangdut Di Radio Bonita Jaya Suara Medan...49

2.4 Lokasi Penelitian...49

2.5 Jadwal Acara Sepekan...50

(10)

2.7 Lisensi Lagu-Lagu Dangdut Radio Bonita Jaya Suara Medan...51

2.8 Fans Club Radio Bonita Jaya Suara Medan...59

BAB 111: ORGANISASI, PRODUKSI DAN PEMASARAN 3.1 Struktur Organisasi Radio Bonita Jaya Suara Medan...61

3.1.1 Pengelola Pusat...87

3.1.2 Pengelola Cabang...88

3.1.3 Mekanisme pemilihan Pengelola...88

3.2 Produksi...89

3.2.1 Proses dan Program Acara...89

3.2.2 Teknologi...90

3.2.3 Acara Siaran...91

3.2.3.1 Musik...91

3.2.3.2 Budaya dan Edukasi...93

3.2.3.3 Berita...94

3.2.3.4 Quiz...94

3.2.3.5 Iklan...95

3.3 Pemasaran...101

3.3.1 Sasaran Pemasaran...102

3.3.2 Jenis Pekerjaan Pendengar...103

3.3.3 Cara Pemasaran...104

3.3.4 Aturan Pemasaran...105

(11)

BAB 1V: ANALISIS STRUKTUR MUSIK DANGDUT YANG DISIARKAN SEBAGAI CIRI KHAS RADIO BONITA JAYA SUARA MEDAN

4.1 Jenis-Jenis Atau Genre Musik Dangdut Yang Paling sering

Disiarkan...112

4.2 Lagu Yang Dianalisis...113

4.2.1 Makna Semiotik...113

4.3 Transkripsi Dan Analisis Melodi...116

4.3.1 Tangga Nada...120

4.3.2 Wilayah Nada...121

4.3.3 Jumlah Nada Yang Dipakai...123

4.3.4 Interval...125

4.3.5 Formula Melodi (Bentuk)...127

4.3.6 Pola Kadensa...131

4.3.7 Kontur...132

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...134

5.2 Saran...136

DAFTAR PUSTAKA...138

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Launching Nescafe Cofee mix Pas...137

Gambar 2 : kegiatan dalam rangka ulang tahun radio Bonita Jaya Suara Medan...137

Gambar 3 : Pemancar...138

Gambar 4 : Mixer...138

Gambar 5 : Speaker ...138

Gambar 6 : Komputer Pemutar Lagu...138

Gambar 7 : Airphone dan mikrophone...139

Gambar 8 : AC...139

Gambar 9 : Telephone...139

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel I : Jadwal acara radio Bonita Jaya Suara Medan...50

Tabel II : Lisensi Lagu-Lagu Bonita Jaya Suara Medan...51

Tabel III : Persentase Nada Yang Dipakai Pada lagu Pertemuan...124

Tabel IV : Persentase jumlah nada yang dipakai pada lagu Menunggu...125

Tabel V : Interval Lagu Pertemuan...126

(14)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul “Radio Bonita Jaya Suara Medan: Analisis Terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran dan Musik Dangdut Yang Disiarkan”. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang bagaimana struktur organisasi, produksi, pemasaran dan lagu dangdut yang bagaimana di siarkan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan.

Alasan penulis tertarik untuk mengangkat fenomena ini adalah karena eksistensi radio Bonita Jaya Suara Medan merupakan salah satu radio dangdut di kota Medan yang sejak berdiri sudah mengusung musik dangdut sebagai program utama siarannya.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penemuan-penemuan teknologi merupakan salah satu dari gejala-gejala globalisasi yang dapat dirasakan pada saat ini. Penemuan itu antara lain: televisi, telefon genggam, internet, komputer, radio, dan lain-lain. Kesemua penemuan ini digunakan sebagai media massa untuk mempermudah interaksi antara antara manusia dengan manusia lain. Akibatnya, jarak yang memisahkan bukan menjadi penghalang untuk mempermudah interaksi tersebut. (http://id.wikipedia. org/wiki/Globalisasi).

Salah satu dari bagian teknologi adalah media komunikasi massa. Media komunikasi massa (media of mass communication) adalalah suatu istilah yang dalam penyebutanya dapat dipisah-pisah dan memiliki pengertian sendiri. Media adalah bentuk jamak dari medium (Latin) yang berarti tengah, antara, atau

perantara (Nurhaini Burhan 1967:4). Secara keseluruhan, istilah media komunikasi massa mengandung pengertian perantara atau alat-alat yang dipakai oleh media massa dalam hubungannya satu dengan yang lain. Disebut alat-alat (media), karena media massa ini labih dari satu alat saja. Jadi, massa itu dalam hubungannya antara satu dengan yang lain menggunakan labih dari satu alat. (Nurhaini Burhan 1967:4)

(16)

media massa dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu: (1) fungsi pengawasan lingkungan, (2) fungsi korelasi, (3) fungsi sosialisasi, serta (4) fungsi hiburan dan periklanan. Media massa dapat dibagi dalam tiga bagian antara lain media massa dalam bentuk tampak (visual), yang umumnya dikerjakan oleh mesin cetak. Contohnya buku, koran, majalah, dan lain-lain. Bentuk kedua adalah berupa suara (audio) contohnya kaset dan radio. Bentuk ketiga adalah gabungan antara bentuk tampak dan suara (audiovisual) contohnya televisi dan rekaman video kaset. Radio dan televisi dapat juga dikategorikan sebagai media massa elektronik karena bekerja dengan sistem elektronik (Tim Peneliti Depdikbud 1988:4-5). Sedangkan para ahli lain [tidak disebutkan siapa oleh Nurhaini Burhan] juga membagi media komunikasi massa dalam 4 bagian juga antara lain pers, film, radio, dan televisi (Nurhaini Burhan 1978:2-3). Namun, jika kita lihat dengan seksama, pembagian media massa itu pada dasarnya sama saja hanya dalam penyebutanya sedikit berbeda.

Menurut pengamatan penulis, selain mempermudah interaksi, teknologi tersebut juga membantu untuk menjadi media hiburan yang mendunia jangkauannya, termasuk di Indonesia dan Kota Medan. Salah satunya yaitu televisi. Televisi merupakan media massa elektonik yang banyak digemari oleh masyarakat karena ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara serta jangkauan siarnya yang luas, juga dapat dinikmati kapan saja, dan setiap jamnya acara yang disajikan berbeda-beda.

(17)

hiburan dan informasi kepada pendengarnya. Perbedaanya hanya terletak pada media utama penyajianya. Jika televisi disajikan dengan gabungan antara gambar dan suara, sebaliknya radio hanya menampilkan suara saja, dan acara yang ditampilkan pada radio adalah musik, berita dan perbincangan (John Vivian 1998:208). Radio dapat dinikmati di berbagai tempat secara langsung. Radio dapat mencapai tempat-tempat yang jauh di pelosok tanpa memandang keadaan lalu-lintas. Namun demikian, radio juga memiliki kelemahan lain yaitu hal-hal yang disiarkan sifanya “sekali pukul” yang artinya para pendengar tidak dapat mengulang-ulang apa yang didengarnya (Nurhaini Burhan 1978:9-10). Sama halnya dengan televisi, sesuai dengan perkembangan zaman, maka pada saat ini banyak stasiun-stasiun radio yang muncul dan berusaha untuk mencari peminatnya dengan menampilkan rangkaian acara yang berbeda dengan yang lain, yang menyebabkan persaingan diantara sesama stasiun tersebut.

Menurut Onong Uchjana Effendy (2003:4), salah satu daya tarik radio adalah kata-kata atau suara. Dengan suara dan kata-kata, penyiar dapat membangun imajinasi para pendengarnya. Suara yang baik dan mantap dengan dukungan sikap emosional, merupakan kekuatan yang menggugah para pendengarnya. Jack Trout dalam Nelia Sihombing (Smart FMThe Essential Book, 2006) mengemukkan:

telinga lebih cepat bekerja daripada mata. Penelitian yang berulang-ulang menunjukkan hasil yang sama bahwa, “telinga lebih superior daripada mata”. Orang lebih banyak mengingat daripada mendengar “pesan terucap” dibanding kalau mereka “membacanya”. Faktanya, untuk memahami “pesan terucap”,

pikiran hanya membutuhkan 140 milisecond, sedangkan untuk memahami “pesan tertulis” dibutuhkan waktu 180 milisecond.

(18)

disebabkan pikiran terlebih dahulu meng-convert “data visual”

kedalam format untuk dapat memahami suatu pesan tertulis.

Memilih radio sebagai media komunikasi memiliki keunggulan dibandingkan media lainya. Selain berbiaya murah, pesan yang disampaikan langsung kepada melalui radio langsung kepada pendengarnya. Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa penyampaian informasi akan lebih melekat di ingatan pendengarnya jika disampaikan secara lisan dengan cara mendengar daripada pesan tersebut disampaikan dengan cara tertulis.

Selain kata-kata, yang menjadi daya tarik radio adalah musik. Tulang punggung radio adalah musik. Orang menyetal radio terutama untuk mendengarkan musik. Di tengah-tengah musik itu, perhatian pendengar disedot untuk mendengatkan radio (Onong Uchjana Effendy 2003:145).

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Onong Uchjana, di Kota Medan banyak berdiri stasiun radio yang masing-masing memiliki keunikannya dalam menyiarkan acara siarannya sehingga berbeda dengan radio lain. Sebagai contoh Radio Bonita Jaya Suara Medan yang memutar musik dangdut sebagai siaran utamanya, Lite FM yang banyak memutar lagu-lagu nostalgia era 1980-an, Smart FM yang mengutamakan berita dan informasi (news), Narwastu FM yang mengutamakan lagu-lagu rohani Kristiani sebagai menu utama pada program siarnnya.

(19)

Untuk penamaan ketiganya disebut dengan istilah Bandar Dangdut Group. Ketiga radio ini dikelola oleh badan pengurus yang beralamat di Radio Suara Medan, Jalan Setia Budi no. 102 ,Tanjung Sari Medan.

Radio Bonita Jaya Suara Medan atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Radio Dangdut Medan” berdiri pada tanggal 26 Februari 2000. Persentase format acara yang mencapai 70 % adalah untuk pemutaran musik dan 30% lagi adalah untuk kuis, budaya, berita, dan iklan sebagai selingan acaranya (informasi dari hasil wawancara dengan seorang personalianya yaitu Ridho Alazhar, November 2010).

(20)

pendengar atau fans radio akan musik-musik di luar dangdut. Namun demikian, dangdut tetap menjadi fokus siar utama radio Bonita Jaya Suara Medan. Karena itulah radio ini disebut juga dengan “Radio Suara Dangdut Medan.”

Yang menjadi acara unggulan radio ini ada 3, yaitu:

1) dakota atau Dangdut Kota yang terdiri dari 3 segmen: segmen a). pembacaan berita dan harian lokal; segmen b) berisi humor dan anekdot; dan yang terakhir segmen c). berisi polling interaktif tentang masalah yang terjadi di Medan (Sumatera Utara).

2) pildangdut (pilah-pilih lagu dangdut) menemani ibu rumah tangga menyelesaikan pekerjaan mereka dengan memutarkan lagu-lagu pilihan mereka.

3) adalah padang bulan (pilah-pilih lagu dangdut koleksi terbaru radio Dangdut Suara Medan) yang menyajikan informasi tentang koleksi lagu-lagu dangdut terbaru

Yang menarik perhatian penulis secara etnomusikologi, bahwa radio Bonita Jaya Suara Medan ini memilih lagu-lagu dangdut sebagai materi acara unggulannya. Dengan kata lain produk musik yang disiarkan radio ini adalah mengacu kepada produk budaya, yaitu musik dangdut. Musik dangdut adalah adalah salah satu genre musik yang berkembang di Indonesia yang lahir dari perpaduan musik India(pada penggunaan tabla), Arab (cengkok dan harmonisasi), dan berakar pada musik Melayu pada tahun 1940. (Mauly Purba 2006, 77 - 78 ).

Agar lebih dekat dengan pendengarnya, maka radio ini juga memberikan kesempatan kepada pendengarnya untuk merequest lagu-lagu kesayangan mereka.

(21)

memberikan kesempatan kepada pendengarnya untuk menyalurkan minat bernyanyi (dangut) melalui karoke on-line via telefon.

Perkembangan radio (perkembangan tersebut dapat dilihat dari banyaknya siaran radio yang ada di kota medan dengan mengusung format acara yang berbeda antara satu radio dengan radio lainya) di Medan pada saat ini mendapat sambutan yang hangat dari pendengarnya. Hal ini dapat diketahui dari jumlah penelefon yang bertambah setiap harinya di sebahagian besar radio. Respon yang baik tersebut dapat juga kita lihat dari kreativitas pendengar radio yang membentuk Focus Group Discussion (FGD). Ini berfungsi sebagai wadah para pendengar untuk melakukan diskusi di luar program siaran radio, melakukan aktifitas yang berhubungan dengan radio di luar jadwal siar dan juga untuk menambah kedekatan antara radio dengan fansnya. Kita dapat melihat beberapa contoh FGD ini pada radio yang ada di Medan misalnya Narwastu Fans Club (NFC)

Demikian halnya dengan Radio Bonita Jaya Suara Medan, memiliki sebuah wadah untuk melakukan sebuah diskusi diluar program siaran radio yang disebut dengan Suara Medan Fans Club(SMFC). SMFC ini didirikan atas inisiatif dari fans radio yang ingin kedekatan mereka tidak hanya dilakukan ketika on air

saja, namun dapat dilakukan di luar jadwal siar radio (off air). Pihak radio hanyalah sebagai fasilitator.

(22)

sendiri dapat dibagi kedalam tiga wujud yaitu: ide, tingkah laku dan artefak. Ide merupakan sistem gagasan yang ada dialam pikiran manusia yang. Gagasan atau ide itu kemudian dituangkan dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku yang akhirnya menghasilkan suatu benda yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri (Koentjaraningrat 1980:186-187). Selanjutnya, beliau mengungkapkan bahwa kebudayaan dapat dibagi kedalam tujuh unsur yaitu: (a) sistem religi dan upacara adat, (b) organisasi dan kemasyarakatan, (c) sistem ilmu pengetahuan, (d) bahasa, (e) kesenian, (f) sistem ekonomi dan mata pencaharian, (g) sistem alat dan teknologi (Koentjaraningrat 1980:203-204).

Sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat di atas, mengenai konsep dan unsur universal kebudayaan, maka penulis akan mencoba melihat bagaimana kontribusi teknologi, organisasi, sistem ekonomi, kesenian, bahasa, dan lainnya yang menyangkut radio sebagai produk kebudayaan. Dengan perhatian khusus kepada Radio Dangdut Suara Medan. Selain itu lebih dalam lagi, penulis akan mengkaji aspek-aspek manajemen organisasi (struktur kepengurusan dan job description setiap pengurus di Radio Bonita Jaya Suara Medan), produksi (materi apa yang disiarkan), pemasaran (cara yang digunakan untuk memasarkan dan memperkenalkan radio dan materi acara yang disiarkan), serta musik dan lagu dangdut yang disiarkan.

(23)

menyampaikan fungsi musik tersebut kepada masyarakat. Dalam hal ini, penulis melihat bagaimana radio Bonita Jaya Suara Medan digunakan sebagai sebuah media atau sarana untuk menyampaikan musik dan lagu dangdut kepada masyarakat pendengarnya. lagu-lagu dalam siaran di radio ini memiliki kaitan dengan fungsi dan penggunaan seperti yang dikatakan Merriam di atas. Radio Suara Medan adalah salah satu radio yang menyiarkan musik dangdut kepada pendengarnya dengan tujuan hiburan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat bagaimana musik dangut tersebut.

Selain memberikan informasi musik kepada pendengarnya melalui program siarnya, radio ini juga memberikan informasi musik dan hiburan di luar program siar radio. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh radio ini di antaranya adalah mengadakan festivel-festival lagu dangdut, kegiatan sosial yaitu melakukan kegiatan gerak jalan, mengadakan arisan untuk sesama fans radio, yang pada tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk menarik peminat Radio Suara Dangdut Medan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan minimal sebulan sekali dan dilakukan pada hari Ulang Tahun radio. Selain untuk menambah fans, kegiatan di atas juga dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun radio, hari ulang tahun

Fans Club radio, sebagai kegiatan rutin dan menambah kedekatan antara sesama

fans dan antara fans dengan pihak radio.

(24)

keilmuan yang topiknya menantang dan menyenangkan untuk diwacanakan. Sebagai disiplin ilmu musik yang unik, etnomusikologi mempelajari musik dari sudut pandang sosial dan budaya.

Menurut pengamatan penulis, perkembangan musik tanah air saat ini, lebih banyak mengusung genre musik pop. Eksistensi radio Suara Dangdut di Medan dengan ciri khasnya mengusung musik dangdut, menjadikanya berbeda dengan radio lain. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti radio ini dan membuatnya menjadi satu tulisan ilmiah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat satu tulisan ilmiah yang nantinya akan dikembangkan dalam bentuk skripsi sarjana etnomusikologi, dengan judul: Radio Bonita Jaya Suara Medan: Analisis terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangdut yang Disiarkan.

1.2 Pokok Permasalahan

Dari uraian di atas, maka penulis akan membuat batasan masalah agar tidak terjadi kesimpangsiuran ketika malakukan pembahasan nantinya. Selain itu juga, agar lebih mendapatkan kejelasan yang akurat tentang pokok permasalahan. Adapun pokok pemasalahanya adalah:

1. Bagaimana pengelolaan organisasi, produksi, dan pemasaran di Radio Bonita Jaya Suara Medan?

(25)

3. Bagaimana apresiasi masyarakat pendengar terhadap Radio Bonita Jaya Suara Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Wili Apel dalam Wilda Damanik (1969:298), bahwa penelitian etnomusikologis adalah suatu metode yang digunakan untuk mengajari musik apapun, tidak hanya dari segi musik nya namun juga melihat hubungan dengan konteks budayanya. Konteks budaya ini dihubungkan dengan masyarakat dan perkembangannya. Mengacu pada pendapat pakar lainya, yaitu Barbara Krader yang mengatakan bahwa etnomusikologi juga melakukan studi tarhadap perubahan dan akulturasi yang dapat dilakukan melalui studi musik populer atau musik komersial (R. Supanggah 1995:2).

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membuat tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen organisasi, produksi, dan pemasaran Radio Dangdut Bonita Jaya Suara Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana musik dandut yang disiarkan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan dilihat dari jumlah, genre, struktur, dan repetisi.

(26)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini menurut penulis adalah:

1. Sebagai pemberi informasi kepada masyarakat (pembaca) secara umum dan kepada mahasiswa Departemen Etnomusikologi secara khusus tentang manajemen organisasi radio dalam penyiaran musik dan dapat juga dipakai sebagai bahan acuan.

2. Sebagai suatu proses pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan di Departemen Etnomusikologi.

3. Sebagai bahan masukan kepada Radio Bonita Jaya Suara Medan dan radio lainya dalam penerapan manajemen dalam penyiaranya.

4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini.

1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa kongkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 588). Dalam proposal ini, konsep yang akan penulis uraikan terdiri dari: (a) radio, (b) analisis, (c) manajemen, (d) organisasi, (e) siaran, (f) produksi, (g) pemasaran, dan (h) musik dangdut.

Berikut, penulis akan membuat pengertian yang ada pada judul: (a) Radio

(27)

Saydan (1990:43) dalam Kamus Istilah Telekomunikasi mengatakan bahwa radio adalah suatu alat komunikasi yang dipancarkan melalui udara yang dapat mentransfer gelombang elektromaknetik dengan frekuensi 3 KHz sampai dengan 300 KHz. Beliau juga mengatakan bahwa radio adalah seperangkat elektromagnetik untuk penyaluran informasi tanpa saluran kawat. Dalam hal ini, radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah salah satu alat atau media komunikasi yang dipancarkan melalui udara yang memberikan informasi, khususnya informasi musik dangdut kepada pendengarnya.

(b) Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian itu untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai Pustaka 2005 hal 43). Analisis yang dimaksudkan penulis pada tulisan ini adalah penguraian atau deskripsi atau gambarann tentang bagaimana manajemen organisasi, produksi, pemasaran dan musik dangdut yang disiarkan radio Bonita Jaya Suara Medan.

(28)

Management in the Public Service mendefenisikan manajemen sebagai berikut:

Management is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired end yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia manajemen adalah sebuah proses pengarahan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai satu tujuan yang dikehendaki (dalam buku Manajemen Seni oleh Muhhammad Takari). Manajemen yang dimaksud pada tulisan ini adalah bagaimana cara yang digunakan agar tujuan radio Bonita Jaya Suara Medan tercapai. Manajemen yang dimaksudkan penulis dibagi kedalam tiga bagian yaitu organisasi, produksi, dan pemasaran.

(29)

(e) Menurut J.B. Wahyudi (1994) dalam Nelia Sihombing, siaran adalah rangkaian mata acara dalam mata acara dalam bentuk suara dan atau gambar yang dapat diterima oleh khalayak ramai dengan pesawat penerima radio atau televisi, dengan atau tanpa alat bantu melalui gelombang elektromagnetik, kabel, serat, optik, atau media lainya. Kata lain yang dekat maknanya dengan siaran adalah penyiaran berasal dari kata siar yang artinya meratakan kemana-mana, memberitahukan kepada umum (melalui radio atau surat kabar, dsb). Sedangkan penyiaran adalah proses, cara, perbuatan menyiarkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesi, Balai Pustaka, 2005 hal 1060). Yang dimaksudkan dengan penyiaran pada tulisan ini adalah bagaimana materi acara yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan yang disampaikan kepada pendengar melalui suara.

(f) Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi). Produksi yang dimaksudkan penulis adalah hal-hal yang menyangkut kegiatan yang dilakukan radio Bonita Jaya Suara Medan dalam penyiaran nya, dan materi apa yang disiarkan, baik itu musik, berita, kuis, iklan, dan lain-lain sehingga dapat memenuhi kebutuhan pendengar.

(30)

(terutama informasi musik dangdut) sehingga radio ini disenangi oleh pendengar dan memilih radio Bonita Jaya Suara Medan sebagai media untuk mendengarkan musik dangdut dan mempercayakan radio ini sebagai media promosi dan iklan. (h) Musik dangdut adalah adalah salah satu genre musik yang berkembang di Indonesia yang lahir dari perpaduan musik India(pada penggunaan tabla), Arab (cengkok dan harmonisasi), dan berakar pada musik Melayu pada tahun 1940. Musik dangdut menggunakan instrumen band biasa antara lain gitar melodi, gitas bas, keyboard dan yang menjadi instrumen khas musik dangdut adalah suling bambu dan dua buah gendang yang menyerupai tabla. Dangdut merupakan

onomatope (peniruan bunyi) dari suara permainan tabla (yang dalam dunia dangdut disebut gendang) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan dut. (Mauly Purba 2006, 77 - 78 ). Musik dangdut yang dimaksudkan pada tulisan ini adalah musik dangdut yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan, meliputi genre musik dangdut yang disiarkan, dan lagu dangdut yang bagaimana yang paling diminati oleh pendengar.

1.4.2 Teori

(31)

Menurut Takari dalam bukunya yang berjudul Manajemen Seni (9-10), bahwa manajemen memiliki defenisi sebagai berikut: (1) manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan dan pelaksanaan pekerjaan, (2) manajemen merupakan sistem kerjasama yang koperatif dan rasional, (3) manajemen menekankan perlunya prinsip-prinsip efisiensi, (4) manajemen terikat kepada sistem kepemimpinan atau pembimbingan. Sebuah organisasi kesenian mestilah memiliki tujuan serta aktivitasnya. Tanpa adanya kerjasama, maka perjalanan sebuah organisasi tidak akan lancar. Manajemen dihubungkan dengan suatu kelompok. Karena adanya keterbatasan orang-perorangan, maka perlu pendayagunaan kelompok itu demi mencapai tujuan-tujuan yang paling pribadi.

(32)

kata lain, sebuah sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling beraksi.

Radio Suara Medan adalah sebuah perusahaan radio yang berbentuk organisasi modern yang sudah memiliki tim-tim kerja yang bekerjasama untuk mencapai satu tujuan. Teori organisasi oleh Luther Gullick dan L. Urwick (1937) dalam Nelia mengatakan bahwa semakin banyak suatu pekerjaan tertentu dapat dipecahkan manjadi beberapa bagian komponen yang paling sederhana, maka pekerjaan akan lebih banyak memiliki spesialisai sehingga lebih terampil dalam mengerjakan bagian pekerjaanya. Semakin terampil seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaanya, akan ebih efisien pula sistem produksi.

Dalam menganalisis aspek musikologisnya (struktur musik), maka penulis akan menggunakan teori Weighted Scale yang dinyatakan oleh Malm (1977 : 8) bahwa dalam menganalisis karakter atau struktur suatu musik, maka harus dikaji tangga nada, wilayah nada, nada dasar, jumlah masing-masing nada, interval, pola kadensa, formula melodi, dan kontur. Dalam hal ini, penulis akan mengambil dua sampel musik yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan.

(33)

1.5 Metode Penelitian

Metode adalah adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 704). Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahakan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 1163).

(34)

1.5.1 Sudi Kepustakaan

Untuk mencari tulisan-tulisan pendukung, teori dan konsep yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian, penulis terlebih dahulu mengadakan studi kepustakaan. Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi dan menambah sumber bacaan yang diambil dari buku dan internet.

1.5.2 Kerja Lapangan

Kerja lapangan dibagi kedalam dua tahapan yaitu wawancara dan observasi. Wawancara yang dilakukan penulis langsung kepada personalia radio suara medan. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan fans radio, penyiar dan orang-orang yang berada disekitar radio suara medan. Sebelum melakukan wawacara, penulis terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan. Namun demikian, penulis tidak hanya berpatok pada daftar pertanyaan tersebut, namun penulis menyambungkan pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari jawaban informan. Data-data yang didapatkan oleh penulis, dituliskan kedalam sebuah buku yang nantinya akan digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini.

1.5.2.1 Wawancara

Menurut Soeharto dalam Wilda Damanik (1995:67), wawancara atau

(35)

direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang diamati baik secara langsung sendiri atau tidak.

Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara berfokus (Focused Interview) dan wawancara bebas (Free Interview). Sebelum melakukan wawacara, penulis membuat daftar pertanyaan dan menentukan siapa yang akan diwawancara. Sedangkan pada wawancara bebas, pertanyaan tidak hanya berpusat pada pokok permasalahan, namun berkembang pada masalah lain yang tujuannya adalah untuk menambah data yang dibutuhjkan oleh penulis.

1.5.2.2 Observasi

Observasi adalah peninjauan secara cermat atau mengawasi dengan teliti serta mengamati (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005 hal 794). Dalam hal ini, penulis melakukan observasi dengan mendengarkan radio suara medan.

Menurut Suparlan dalam Wilda Damanik (1987:43-45), peneliti yang menggunakan hal sebagai metode pengamatan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1) ruang lingkup, 2) pelaku, 3) kegiatan, 4) benda-benda atau alat, 5) waktu, 6) peristiwa, 7) tujuan.

1.5.2.3 Kerja Laboratorium

(36)
(37)

BAB II

GAMBARAN UMUM RADIO

2.1 Sejarah Radio

Radio sudah mengalami perkembangan dari masa ke masa dan membuat sejarah perkembangan radio itu sendiri. Berikut, penulis akan membuat sejarah perkembangan radio baik itu secara mendunia dan sejarah radio di Indonesia. Kesemua data ini diperoleh dari Onong Uchjana Effendy, dalam buku yang berjudul Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi 156-170).

(38)

berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter. (Onong Uchjana, 146-147)

Penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia ketika perang Thusima pada tahun 1901. Radio digunakan juga untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut dikedua belah pihak pada perang dunia 11. Jerman menggunakan komunikasi radio untuk menyamapikan pesan diplomatik kepada AS ketika perang berlangsung.

Setelah perang dunia 11 selesai dan setiap negara kembali menumpahkan perhatianya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran pun mulai mengalami kemajuan yang pesat. Perang dunia tersebut telah menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari mikrofone dan pesawat penerima sampai pemancar tampak pengembangan yang jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang. Mikrofon semakin peka, dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh.

(39)

2.1.1 Peran Marconi

Dunia inovasi radio mencatat Guklielmo Marconi sebagai penemu radio. Dia lahir di Bologna, Italia, 24 april 1874. Ayahnya, Giuseppe Marconi asli petani Italia dan ibunya, Annie Jameson adalah anak pemilik Puri Daphne di Irlandia, yang saat itu masuk sebagai wilayah Inggris. Ia bersekolah di Bologna, Florence, dan Leghorn.

Sejak kecil, ia sudah tertarik dengan kerja Maxwell, dan Hertz. Dalam usia 25 tahun yaitu pada tahun 1895, ia membuat laboratorium di rumah ayahnya di Pontecchio dan mengadakan penelitian tentang gelombang radio yang pada saat itu disebut “Gelombang Hertzian” untuk mengirim sinyal telegraf. Pada saat itu, telegraf hanya bisa lewat kabel. Ia berhasil mengirim sinyal telegraf sejauh 2 kilometer. Namun demikian, Departemen Pos dan Telegraf Italia tidak tertarik akan temuanya tersebut. Hal tersebut tidak membuat Marconi putus asa. Setahun kemudian, ia menghubungi Dinas Pos Inggris. William Precee, insinyur kepala pos Inggris pada saat itu bersedia untuk bertemu dengan Marconi. Pada saat itu, Marconi memamerkan kemapuan ciptaanya di dataran Salisbury dan Bristol Chanel dan William tertarik akan temuan Marconi tersebut. Pada akhirnya, Marconi mendirikan perusahaan The Wireless Telegraph & Signal Company Limited pada tahun 1987 yang kemudian diubahnya menjadi Marconi's Wireless Telegraph Company Limited.

(40)

radio yang diciptakanya. Pada tahun 1914, Marconi masuk kedalam angkatan bersenjata Italia dan menjadi diplomat Italia untuk Amerika pada tahun 1917.

Setelah tidak lagi menjadi bagian dari pemerintahan italia, menjelang perang dunia ke 11, pada tahun 1935 ia kembali ke laboratorium dan mendemonstrasikan temuan terbarunya yaitu Radar. Namun, dua tahun berselang, ia meninggal dunia.

2.1.2 Peran Howard

Edwin Howard Amstrong tercatat sebagai penemu radio FM. Ia lahir pada tahun 18 Desember 1890 di kota New York. Ayahnya adalah seorang penerbit buku dan ibunya adalah seorang guru. Pada usia 14 tahun, Amstrong membaca buku telegraf karangan Marconi. Ia sangat kagum kepada Marconi dan ingin menyempurnakan hasil temuan tersebut dan berniat untuk membuat temuan dengan hasil suara yang lebih jernih. Untuk itu, Amstrong masuk Fakultas Teknik Listrik di Universitas Columbia. Ia lulus sebagai insinyur listrik dan menjadi guru besar.

Pada tahun 1912, Amstrong berhasil membuat sirkuit regeneratif dan sirkuit feedback dan mempelajari tabung hampa buatan De Forest yang bernama Trioda dan Audion. Kemudian, Amstrong menggabungkan penemuannya, dengan tabung hampa buatan De Forest. Hasil dari tabung tersebut keluar suara

beribu-ribu kali lebih jelas. Sayangnya, De Forest menganggap penemuan itu adalah hak miliknya. Mereka

(41)

Forest menjadi pemenangnya, karena para hakim tidak memahami ilmu kelistrikan. Tetapi para ilmuwan tetap menganggap Amstrong-lah penemu sirkuit dan FM radio. Ia dianugrahi Medali Franklin dan dijuluki “Bapak Sirkuit”. Pada tanggal 1 Februari 1954, Amstrong meninggal di New York. Ia disetarakan dengan penemu lama, di bidang kelistrikan seperti Amphere dan Bell.

2.1.3 Sejarah Radio di Indonesia 2.1.3.1 Masa Penjajahan Belanda

Radio pertama di Indonesi (pada waktu itu bernama Nederland Hindia Belanda) ialah Bataviase Radio Vereningin (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan tanggal 16 Juni 1925. Radio siaran di Indonesia selama penjajahan belanda dahulu mempunyai status swasta. Setelah munculnya BRV, maka muncul pula stasiun-stasiun radio yang lain yang bersifat ketimuran seperti Nederlansch Indische Radio Omroeap Mij (Nirom) di Jakarta, Bandung dan Medan, Solosche Radio Vereniging (SRV) di Surakarta, Mataramse Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep Luisteraars (VOLR) di Bandung,

(42)

kalangan penduduk pribumi yang berkobar sejak tahun 1908, lebih-lebih setelah tahun 1928.

Sebagai pelopor lahirnya radio usaha Indonesia adalah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan pada tanggal 1 april 1933 yang didirikan oleh Mangkunegoro V11 seorang bangsawan Solo dan seorang insinyur bernama Ir. Sarsito Mangunkusumo.

Banyaknya siaran radio yang munucul membuat NIROM. NIROM yang pada awalnya adalah radio yang mensubsidi radio yang bersifat ketimuran diatas menarik dan mengurangi subsidinya. Hal tersebut dilakukan untuk mematikan radio-radio yang bersifaat ketimuran. Hal tersebut menjadi berita yang sangat mengejutkan bagi radio-radio yang bersifat ketimuran diatas.

Pada tanggal 29 maret 1937, atas usaha Volksraad M. Sutarjo Karthohadikusuma dan Ir. Sarsito Mangunkusumo diselenggarakan sebuah pertemuan diantara radio-radio yang bersifat ketimuran yang bertempat di Bandung dan hasil dari pertemuan itu melahirkan badan baru bernama Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) dan yang menjadi ketua adalah Sutardho Kartohadikusumo.

(43)

2.1.3.2Zaman Penjajahan Jepang

Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Sejak itu, bekas kawasan Hindia Belanda beralih ke pemerintahan Jepang. Radio yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dimatikan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku yang merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya bernama Hoso Kyoku terdapat di bandung, Purwokerto, Yokya, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Di samping stasiun-stasiun tadi, setiap Hoso Kyoku memiliki cabang disetiap kabupaten-kabupaten. Semua pesawat disegel, agar masyarakat tidak bisa mendengarkan siaran luar negeri selain radio yang dimiliki pemerintah jepang. Dalam pemerintahan Jepang ini, kebudayaan dan kesenian mendapat kemajuan yang pesat, jauh sekali dibandingkan ketika pemerintahan Belanda.

2.1.3.3 Zaman Kemerdekaan

Tanggal 14 Agustus 1945, terdengar berita bahwa Jepang telah menyerah kalah tanpa syarat kepada tentara sekutu, setelah Jepang mengalami serangan bom atom yang hebat di Hirosiman dan Nagasaki. Seperti yang disebutkan diatas, rakyat tidak diperbolehkan mendengarkan siaran luar negeri. Namun, di kalangan pemuda terdapat orang yang dengan resiko kehilangan nyawa tetap mendengarkan radio siaran luar negeri dan mengetahui bahwa Jepang telah menyerah.

(44)

tentara Jepang, maka proklamasi itu baru boleh disiarkan pada malam harinya, tepanya pukul 19.00 dan hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta. Namun, atas usaha Sachrudin, seorang wartawan kantor berita Domei dan para penyiar Hoso Kanri Kyoku, Jusuf Ronodipuro dan Bachtiar Lubis serta para petugas teknik Suwardio dan Ismaun Irsan. Baru pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan di luar batas tanah air dengan resiko para petugas nya diberondong oleh tentara Jepang. Siaran ini mengudara dengan gelombang-gelombang pendek yaitu 16 meter, 19 meter, 24 meter, 24 meter, dan 45 meter PMH. Namun, walaupun pemerintah Jepang sudah kalah, mereka tetap memerintahkan kepada orang-orang radio agar menghentikan siarannya. Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Sebuah pemancar gelap telah diusahakan dan tidak lama kemudian berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call Radio Indonesia Merdeka.

Pada tanggal 15 Agustus 1950 jam 08.05, presiden Soekarno menyatakan bahwa seluruh Indonesia sejak hari itu menjadi Negara Kesatuan dengan nama Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945. sejak itu pula, radio siaran di Indonesia meliputi 22 studio kembali ke call: Di sini Radio Republik Indonesia.

2.1.3.4Zaman Orde Baru

(45)

pemerintahan Soekarno ke pemerintahan Soeharto atau yang lebih dikenal dengan sebutan perubahan orde lama ke orde baru. Situasi peralihan ini merupakan kesempatan baik bagi mereka yang mempunyai hobi radio amatiran untuk mengadakan radio siaran.

Radio amatiran adalah seperangkat pemancar radio yang dipergunakan oleh seorang penggemar untuk berhubungan dengan penggemar lainnya. Sifatnya “two way traffic communication” dalam bentuk percakapan. Radio ini tidak mengadakan program acara seperti kesenian, sandiwara, warta berita, dan lain sebagainya. Seorang amatir adalah seorang pemraktek teknik radio yang melakukan komunikasi dengan rekannya untuk menguji kemampuannya mengenai daya jangakuan kapasitas pemancar yang dibuatnya.

Meskipun dasar hukumnya berbeda, untuk radio amatir PP no. 21/TH.1967 tentang amateurisme dan untuk radio siaran UU no.5/TH.1964 tentang telekomunikasi, namun mengenai frekuensi pemancar diatur dan disesuaikan dengan daftar pada International Telecommunication Union (ITU).

(46)

Meskipun bidang radio siaran adalah pendidikan, penerangan dan hiburan, namun operasinya tidak menutup kemungkinan untuk siaran-siaran yang bersifat komersial. Namun demikian, dalam pelaksanaannya mengikuti ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai usaha-usaha bersifat komersial, antara lain dalam bidang perpajakan.

Sampai dengan tahun 1980, jumlah stasiun radio non RRI tercatat 948 buah yang terdiri dari 379 stasiun komersial, 26 stasiun non komersial, dan 136 stasiun radio pemerintah daerah. Badan radio non pemerintahan tersebut terhimpun dalam satu wadah yaitu Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesi (PRSSNI). Organisasi yang didirikan pada tanggal 17 Desember 1974 berkedudukan di ibukota Republik Indonesia.

RRI sendiri sejak tahun 1975 telah mengembangkan diri terutama dalam sarana fisik dan mencatac bahwa tahun ini adalah tahun tersibuk yang membentuk suatu sistem jaringan yang dapat menghubungkan pusat dengan daerah dan daerah dengan daerah. Pada tahun 1974, RRI memiliki stasiun radio sebanyak 47 buah dengan jumlah pemancar 118 yang meliputi 1.113,75 KW, pada tahun 1975 ditambah dengan sebuah stasiun dengan jumlah 130 pemancar dengan kapasitas 1.132,75 KW. Jumlah pemancar pada tahun 1979-1980 tercatat 174 buah meliputi 2.612,75 KW.

(47)

mencapai 147 penduduk Indonesia yang menghuni 13.677 pulau di Nusantara. (sumber: Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi 156-170)

2.1.4 Sejarah Radio Sumatera Utara dan Radio Medan

Secara historis, radio swasta (RSS) telah melalui perjalanan yang panjang dan penuh dinamika yang terlepas dari bagian sejarah perjalanan polotik bangsa sejak tumbangnya Orde Lama. Pada awal kelahiranya, radio swasta merupakan intensitas komunikasi bagi perjuangan mahasiswa dan pelajar ketika turut berperan dalam menumbangkan rezim Orde Lama. Pada masa itu, radio masih berstatus amatir bertebar dalam bentuk radio komunitas.

Sepanjang pemerintahan orde baru, kehidupan radio swasta walaupun berkembang, namun penuh dengan keresahan karena tidak mendapatkan perlindungan hukum karena undang-undang tentang penyiaran belum ada. Radio swasta terus diawasi dengan dengan dalih “pembinaan”.

Pengendalian yang ketat akan radio, termasuk di Sumatera Utara oleh penguasa atas kehidupan RSS ternyata tidak menghambat laju pertumbuhan siaran radio. Dari data tahun 2003 yang terdaftar dibalai monitor Ditjen Postel Kelas II Medan jumlah RSS di Sumatera Utara sekarang ini tercatat : 103 Stasiun (tidak termasuk RRI) dengan pertumbuhan sebagai berikut:

(48)

1. Tahun 1980 :Medan : 17 sts Dati II : 3 sts 2. Tahun 1990 :Medan : 19 sts Dati II : 23 sts 3. Tahun 2000 :Medan : 20 sts Dati II : 35 sts 4. Tahun 2003 : Medan :19 sts Dati II :73 sts

(Sumber: https://radiotsm.wordpress.com/dokumen/potret-radio-iklan-radio-di-sumut)

Dari jumlah di atas yang benar-benar beroperasi hanya sekitar 60%. Anggota PRSSNI di Medan sebanyak 19 sts di Dati II sebanyak 35 sts. Di Medan tercatat 29 sts mengudara pada jalur FM dan 1 sts di jalur AM. Padahal menurut kanalisasi yang disusun oleh Ditjen Postel dengan jarak spasi 800 KHz jatah frekuensi FM untuk kota Medan adalah 26 Sts. Konsekuensi dari padatnya pengguna jalur FM di Medan membuat tidak terpenuhinya standar spasi : 800 KHz tapi sementara ditetapkan :400 KHz dengan catatan akan diseleksi selama 10 tahun ke depan untuk selanjutnya jumlah RSS disesuaikan agar bisa memenuhi spasi 800 KHz. Ada perbedaan format antara radio siaran di daerah dengan di kota Medan. Perbedaan ini disebabkan Medan memiliki segmentarsi yang lebih majemuk dibanding di daerah yang bertumpu pada etnis setempat. Oleh karena itu RSS di Medan lebih bervariatif di dalam menentukan format serta lebih tajam di dalam memilih dan menentukan segmen.

Sebagaimana ilustrasi dapat dilihat perbedaan tersebut sebagai berikut: 1. Daerah Tingkat II (Umum (Bloking multi format) & etnik),

(49)

3. Segmentasi (SES) ( semua kelas sosial (A-B-C-D-E), umum(A-B-C-D-E), menengah keatas(B-A), atas ke menengah(A-B), menengah kebawah(C-D-E). 4. Target Audience : Daerah Tk. II (umum, anak muda, etnis setempat) Medan (umum & profesi, remaja & dewasa, mahasiswa & eksekutif, wanita, etnis,dan lain-lain).

2.2 Sejarah Singkat Radio Bonita Jaya Suara Medan

Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah satu radio yang mengusung musik dangdut secara total di Kota Medan. Untuk daerah Sumatera Utara, berada di tiga wilayah yaitu Radio Bonita Jaya atau Radio Dangdut Medan berada di Kota Medan, radio Pesona Cipta Swara berada di Binjei, dan radio Gelora Remaja Sibolga berada di Sibolga.

Selain di Sumatera Utara, radio ini juga memiliki cabang di luar daerah Sumatera utara yaitu radio Mercy berada di Jakarta dan radio Musi berada di Palembang. Walaupun berada di beberapa wilayah di Indonesia, radio ini dimiliki oleh satu orang yaitu bapak Yongki Manalu.

Radio Bonita Jaya Suara Medan pertama kali didirikan di Sibolga pada tanggal 29 Maret 1990. Kemudian didirikan di Binjai pada tanggal 1 Oktober 1991 dan yang terkhir di Medan pada tanggal 26 februari 2000 dan beralamat di Jalan Setia Budi no. 102 Medan Sumatera Utara.

(50)

dan di Sumatera Utara pada khusunnya dan didirikan dengan tujuan komersil. Sasaran utama pendengar Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk kalangan menengah ke atas.

Radio ini didirikan karena kecintaan Bapak Yongki Manalu akan musik dangdut dan berniat untuk mendirikan sebuah media yang dapat menyampaikan musik dangdut tersebut kepada masyarakat. selain cinta akan musik dangdut. Bapak Yongki Manalu juga melihat kesempatan komersil bahwa di kota Medan radio yang khusus mengusung program utama radio nya sebagai musik dangdut belum ada. Selain alasan tersebut, musik dangdut dipilih untuk menjadikan radio ini berbeda dari radio lain sehingga memiliki target pendengar. Hal ini membuat Bapak Yongki Manalu selaku owner memilih musik dangdut sebagai program utama siarannya sehingga sejak berdiri pada tahun 2000 musik dangdut sudah menjadi program utama siar radio Bonita Jaya Suara Medan.

Radio Bonita Jaya Suara Medan menjadi radio pertama di Kota Medan yang mengusung musik dangdut secara total untuk program siarnya. Berdirinya radio ini mendapat sambutan yang hangat dari pendengarnya. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penelepon yang bertambah setiap hari dan banyaknya produsen yang mempercayakan radio ini menjadi sarana untuk beriklan.

(51)

Sumatera Utara (no.PT. 003/2/10/2000), surat Rekomendasi untuk Izin Radio Siaran Non-Pemerintah yang ditujukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara Medan (no.482/32974/82.)

2.2.1 Visi

Adapun visi dari Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah “Pengembangan Industri musik dangdut di Indonesia dan kota Medan”

2.2.2 Misi

Untuk mencapai visi tersebut, maka radio memiliki misi menyiarkan lagu-lagu dangdut di Kota Medan dengan tujuan untuk memberikan hiburan musik dangdut dan sasaran utama adalah masyarakat kelas menengah dan ke bawah.

2.3 Sejarah Dangdut

(52)

nduut asic. Efek bunyi tersebut memberikan efek psikologis, mempertinggi pesona erotik, dan mengasikan bagi irama musik itu sendiri. Dahulu, musik dangdut hanya digemari oleh masyarakat menengah kebawah. Di malam hari, pemuda-pemuda dikampung bernyayi dan berjoget bersama. Pada awal perkembanganya, musik dangdut disebut Orkes Melayu (OM). Musik ini kemudian berkembang mengadopsi unsur-unsur musik barat yaitu rocknroll, reggae, disko, dan rap. Dalam periode awal itu, muncul beberapa penyanyi dan pencipta lagu terkenal, diantaranya Emma Gangga, Hasnar Tahar, Said Effendi, Munif Bahaswan dan lain-lain. Selanjutnya, dangdut berbaur dengan musik etnis nusantara lainya seperti: Jawa, Sunda, Batak, dan Minangkabau. Menurun Manuel, dangdut adalah sebuah genre musik modern hasil dari proses akulturasi, yang populeritas nya lebih besar dari keroncong.

Menurut Manuel (1995:43), dangdut didefenisikan sebagai berikut: Dangdut is an acculturated modern music genre of vastly greater popularity than Kroncong. Moreover, dangdut is an more of a “pure” populer music, in the sense that its proper evolutions does not predate the mass media. Its the same time, while dangdut is Indonesia, in origin and audience and audience, it possesses few; if any, stylistic features which can be identified as distinctively Indonesia. Rather in terms of style, it is a hibrid of imported features and acculturated Sumatran styles; still, it deserves some mention....because it does incorporate notable non western attributes, specifically, elements borrowed from Indian populer music.

(53)

bahwa dalam evolusinya tidak ditarik oleh media massa yang pertunjukanya ala Indonesia, baik asal-usul maupun penontonya menpunyai beberapa gaya yang dapat di indentifikasikan berbeda dengan gaya seni pertunjukan Indonesia pada umumnya. Dalam gaya pertunjukannya, dangdut memperlihatkan tanda-tanda penting tentang hibridasi dan akulturasi gaya seni pertunjukan Sumatera, menerima beberapa persinggungan budaya yang digabungkan dengan atribut-atribut non-Barat, khususnya musik-musik India.

Pernyataan manuel tentang dangdut yang menekankan pada dua unsur musik yaitu Sumatra dan musik pop India. Namun dalam kenyataannya, dangdut merupakan seni pertunjukan yang mengakulturasikan berbagai kebudayaan nusantara, India, Timur Tengah dan termasuk Barat (namun tidak didominasi satu budaya di dalamnya).

Defenisi dangdut yang lebik komplek dikemukakan oleh Pioquinto (q1998) yang mengatakan bahwa:

As musical style, dangdut is an syncretic blend of Indian populer film music, middle eastrern and indigenous melodies. Along with this fusion of varied cultural influences is incoporation of modern musical technology such as guitar, piano, electric organ, and western trap drum set. These instruments are increasingly replacing the early instrumental ensemble. The resulting hibrid form, along with the populist message of its lyrics, its rhytmic beat, distinctive vocal style and popularity as a dance music, have given dangdut is widespread appeal. Aided by mass media and burgeoning cassette industry, dangdut is succeeded and continues to succeed in breaking gegraphical, class Indonesia. In the history of popular music in Indonesia, the popularity dangdut music is uprecedented.

(54)

Bersama dengan fusi terhadap beberapa variasi kebudayaan, didalam dangdut disatukan musik berteknologi modern seperti piano, gitar elektrik, organ elektrik, dan perangakat drum trap barat. Alat-alat musik ini ditambahkan kepada ensambel instrumentalnya yang lebih awal, menghasilkan bentuk musik paduan, isi liriknya yang merakyat, ritmik dan gaya vocalnya yang khas, dan popularitasnya sebagai musik tari membuat dangut berkembang luas. Dibantu dengan media massa dan industri kaset yang tumbuh pesat, dangdut menghasilkan dan meluaskan geografi penyebaranya, menembus rintangan kelas dan etnis, memasuki daerah perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Dalam sejarah musik populer di Indonesia, tingkat popularitas musik dangdut belum pernah dicapai oleh musik apapun sebelumnya.

Dangut dalam akulturasinya mengalami proses panjang sebelum mencapai bentuknya yang sekarang. Istilah “dangdut” sendiri baru populer di dasawarsa 1970an, yang ditandai ketika Billi Silabumi seorang penulis majalah Aktuil,

memperkenalkan istilah dangdut yang mengandung nada ejekan, bagi suatu corak musik Indonesia yang disertai suara gendang tabla yang khas, seperti lazimnya pada musik-musik di film India. Dangdut dianggap berasal dari musik melayu, yang dapat ditandai dengan awal penyebutanya sebagai musik irama Melayu, rentak Melayu, Orkes Melayu (OM), irama semenanjung Melayu, dan sejenisnya.

(55)

dan Ellya Alwi Khadam di Jakarta.didalam orkestra, lagu-lagu mereka telah diiringi alat musik seruling, seperangkat drum, serta gendang ronggeng melayu. Dari film-film mereka, pengaruh lagu-lagu melayu semakin tersebar keseluruh nusantara apalagi secara politis lagu-lagu ini didukung oleh para penguasa (Takari dan Fadlin 1995:4).

Kebijakan pemerintah Orde Lama dan Orde Baru turut pula mendukung seni pertunjukan dangdut, seperti yang dideskripsikan oleh Manuel yang mengatakan bahwa:

Under Sukarno’s rules (1949-1965), film composers responded to populist seniment and resentiment againts foreign pop music by using modernized forms of orkes melayu in their musical. The coup and counter-coup of 1965 brought to power General Suharto, who renounced the progressive and more closely to western finanscial and political interests. Accordingly, restriction on the import and broadcast of foreign pop were lifted, and western music soon became the major influence in the world of Indonesian popular music. The newly refined forms of melayu music came to be regarded as quaint and even elistist, and young pop musicians turn increasingly to rock for inspiration. The introduction of cassettes and the vogue of social dancing also contributed to the rise of new musical testes.

(56)

Bentuk-bentuk musik Melayu baru yang sopan menjadi perhatian yang menarik dan tak terkecuali bagi para elit, dan para pemusik pop muda menerjemahkannya dengan memperbesar minat dalam musik rock. Pengenalan kaset dan tarian populer juga memberikan kontribusi kepada timbulnya cita rasa musikal baru. Sikap politis tersebut sangat menguntungkan bagi pertumbuhan musik dangdut pula. Elemen-elemen barat sudah mulai dimasukkan oleh beberapa pemusik dangdut, misalnya, Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, Reynold Panggabean, Camelia Malik,dan lainya.

Rhoma Irama (lahir 1947) memulai debutnya pada tahun 1968 dalam Orkes Melayu Purnama. Kemudian Rhoma Irama membentuk Soneta Group yang lebih besar dan modern pada tahun 1971. Mereka turut mendukung pertumbuhan musik melayu bergaya Indonesia tidak hanya berisi irama Sumatra Timur namun dengan pengaruh Arab India. Irama populer melayu melalui pertunjukan dan rekaman-rekaman kaset mereka lebih cepat tersebar ke seluruh Nusantara. Selain itu, didukung pula dengan film-film Rhoma Irama seperti Penasaran (1976), Begadang (1978), Perjuangan dan Doa (1980).

(57)

memasukkan unsur-unsur rock’n rool kedalam khasanah dangdut. Rhoma melahirkan new dangdut yang oleh para kritikus disebut sebagai rock dangdut.

Alat-alat musik dangdut dilengkapi dengan listrik bertenaga besar. Alat tiup seperti saksopon dan keyboard ia gunakan. Ini tidak pernah tejadi sebelumnya. Soneta tampil tegar dan tidak kalah dengan group rock. Rhoma tidak berhenti pada inovasi melodi musik rock tetapi pada lirik nya juga, yang menjauhi kecenderungan “erotis dan merengek-rengek” namun diganti dengan unsur dakwah dan ketegasan sikap. Hal tersebut mempengaruhi beberapa orang untuk berekspresi dalam seni musik dangdut. Pada akhir tahun 1970an, sebagian besar perkebunan di Sumatera Utara sudah memiliki kelompok-kelompok musik dangdut.

Tema sosial, dakwah dan lingkungan hidup yang dibuat oleh Rhoma Irama tidak hanya menarik perhatian di nusantara namun sampai ke mancanegara. Majalah Billboard di Amerika Serikat mengirimkan wartawannya dari Singapura untuk menonton pertunjukan Rhoma Irama di Jakarta. Kemudian, majalah

Newsweek juga menulis tentang profil raja dangdut. William H. Frederick, sosiolog dari Ohio University Amerika Serikat menulis disertasi tentang musik Rhoma Irama sehingga para intelekual Amerika dan Australia dapat mengetahui dangdit Indonesia.

(58)

mengadakan konser live di gedung Shibuya, Tokyo, Jepang dan mendapat sambutan yang luar biasa.

Radio yang khusus menyiarkan musik dangdut muncul. Di Jakarta misalnya, Radio Agustina di jalur AM, dan Radio Sakti Budi Bakti di jalur FM. Pada akhir 1996, pangdam Jaya Mayjen Hendropriono meresmikan FM Muara.

2.3.1 Perkembangan Musik Dangdut pada Tahun 2000-an

Musik dangdut terus mengalami perkembangan sampai tahun 2000an. Pada awal tahun 2000an, muncul penyanyi baru yaitu Inul Daratista yang mengambil perhatian banyak dikalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan goyangannya yang melebihi goyangan dari penyanyi lain. Gerakan berputar-putar dari atas kebawah merupakan gerakan yang khas yang dimiliki oleh penyanyi ini. Hal ini mengundang reaksi positif dan negative dari kalangan masyarakat.

Pada perkembangan tahun 2000-an sampai sekarang, musik dangdut tidak dipandang sebagai musik kampungan. Hal tersebut karena musik dangdut sudah ditampilkan di stasiun-stasiun televisi dan kafe-kafe terkenal dan sudah melahirkan penyanyi-penyanyi dangdut terkenal. Musik dangdut juga dipakai pada acara-acara kampanye.

2.3.2 Dangdut Live

(59)

Utara khususnya kota Medan dan pertunjukan musik live yang diadakan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan.

2.3.2.1 Dangdut Live Sumatera Utara dan Medan

Dangut live yang ada di Sumatera utara yang dimaksudkan penulis pada tulisan ini lebih melihat kepada pertunjukan dangdut yang sifatnya menghibur yang diadakan pada resepsi pernikahan. Musik dangdut biasanya ditampilkan pada acara pernikahan masyarakat yang beragama muslim dan beretnis Melayu, Minang, dan Jawa. Pertunjukan dangdut pada upacara perkawinan ini bersifat menghibur tamu atau undangan yang datang ke pesta hajatan perkawinan tersebut. Pada pertunjukan musik dangdut tersebut, ada penyanyi yang dipanggil dengan sebutan biduan. Biasanya biduan ini berjumlah antara satu sampai 3 orang dan berjenis kelamin perempuan atau bencong (waria).

Untuk musik pengiring biduan, tidak lagi menggunakan alat musik yang biasa digunakan dalam pertunjukan musik dangdut sebenarnya yaitu dengan menggunakan sulim dan gendang namun hanya menggunakan sebuah keyboard

atau dalam bahasa sehari-hari disebut dengan solo keyboard. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya dan untuk mempermudah mobilitas (pergerakan dari satu tempat ke tempat lain) dari suatu group musik dangdut. Selain itu, biasanya

(60)

Flashdisk, dan Kaset sehingga si pengiring atau si pemain keyboard lebih mudah untuk mengiringi lagu yang dinyanyikan.

Waktu pertunjukan musik dangdut di pesta perkawinan biasanya bervariatif dimulai pada siang hari antara pukul 11.00 – 21.00. Namun demikian, pertunjukan musik dangdut ini dapat juga dilakukan sampai larut malam atau subuh tergantung permintaan si empunya pesta atau hajatan. Biasanya, semakin larut pertunjukan tersebut diadakan, maka bayaran yang diterima oleh grup musik dangdut tersebut akan lebih mahal.

Di acara perkawinan tersebut, tamu mereques lagu kesukaan mereka. Lagu tersebut bisa dinyanyikan oleh orang yang merequest lagu atau dinyanyikan oleh biduan. Tamu yang menyanyi atau merequest lagu dangdut biasanya adalah orang tua yang memiliki kisaran umur antara 35-60 tahun.

Lagu dangdut yang dinyanyikan mulai dari dangdut yang memiliki tempo lambat yang yang banyak dinyanyikan oleh Rhoma Irama dan lagu-lagu dangdut lama sampai lagu dangdut yang bertempo cepat. Namun demikian, pada pertunjukan musik dangdut ini, sering juga penyanyi (biduan) dan tamu menyanyikan lagu-lagu di luar dangdut misalnya lagu Melayu, lagu India, tembang kenangan dan lagu-lagu daerah yang sedang hits atau ngetrand pada saat ini.

(61)

berpakaian dan goyangan di panggung yang biasanya mengarah kepada goyang erotis. Kadang, penyanyi ini menggunakan ular sebagai daya tarik pertunjukan tambahan untuk mendukung pertunjukan musik dangdut tersebut. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu dangdut remix dengan tempo yang cepat dan musik yang menghentak. Pertunjukan biasanya dilakukan sampai malam atau subuh.

2.3.2.2 Dangdut Live yang Diadakan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan Selain menyiarkan dan mempromosikan musik dangdut dalam program siarnya, radio ini juga mempromosikan musik dangdut diluar jadwal siar. Hal tersebut dilakukan dengan mengadakan pertujukan musik dangdut secara live.

Untuk mempromosikan musik secara live, radio melakukan kegiatan berupa festival musik dangdut. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka ulang tahun radio dan ulang tahun fans club. Biasanya, kegiatan ini dilakukan di radio Bonita Jaya Suara Medan dan dapat juga dilakukan diluar lokasi radio.

Dalam beberapa kegiatan yang dilihat oleh penulis di lapangan, penulis akan mendeskripsikan beberapa kegiatan yang dilakukan radio, di antaranya ulang tahun radio Suara Medan yang ke tujuh (7) yang diadakan di lapangan Zipur Helvetia pada tanggal 19 Desember 2010 yang dibuat ke dalam beberapa sesi.

(62)

menyanyikan lagu dangdut kesukaan mereka. Lagu dangdut dinyanyikan secara solo, duet atau pun secara bersama-sama dengan beberapa orang sesama fans. Musik pengiring yang digunkan adalah sebuah keyboard. Lagu-lagu dangdut yang dinyanyikan yaitu lagu-lagu dangdut dengan musik dangdut yang kental dan khas suara serulingnya atau yang lebih dikenal dengan sebutan dangdut konvensional dan lagu-lagu dangdut remiks atau yang dikenal dengan sebutan dangdut kreatif. Acara terakhir yaitu membagikan hadiah kepada peserta.

Acara dipandu oleh beberapa pembawa acara yang tidak lain adalah penyiar radio Bonita Jaya Suara Medan. Sama ketika membawakan acara di radio (ketika on-air), dalam setiap kegiatan off-air ini juga, penyiar menggunakan bahasa yang kocak, mudah dipahami, dan bersifat menarik perhatian peserta.

Selain untuk ulang tahun radio dan fans club, dangdut live ini diselenggarakan dengan kerjasama radio dengan pihak lain misalnya dengan pihak TPI. Nama acara yaitu KDI Star Dut. Dalam hal ini, pihak TPI menunjuk radio sebagai penyelenggara audisi di kota Medan. Kegiatan dilaksanakan di Radio Bonita Jaya Suara Medan. Peserta yang hadir berasal dari dalam dan luar daerah Medan. Kegiatan ini diikuti lebih kurang 200-300 peserta audisi.

(63)

mereka. Sama seperti kegiatan-kegiatan off-air lainya, kegiatan dipandu oleh pembawa acara yang juga merupakan penyiar radio Bonita Jaya Suara Medan.

2.3.2.3 Dangdut di Radio Bonita Jaya Suara Medan

Dangdut di radio Bonita jaya Suara Medan adalah dangdut yang disiarkan melalui udara dengan cara on-air dengan menggunakan penyiar. Lagu dangdut yang disiarkan adalah lagu dangdut yang menurut pengklasifikasian radio (sudah disinggung diatas) adalah lagu dangdut konvensional dan lagu dangdut kreatif.

2.4 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dipilih penulis dalam mengumpulkan data dalam penulisan ini adalah di radio Bonita Jaya Suara Medan yang beralamat di Jalan Setia Budi No. 102, Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Medan.

Namun, untuk mendukung data-data yang dibutuhkan, penulis juga penulis juga mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dari orang-orang yang mengetahui tentang radio Bonita Jaya Suara Medan, baik itu orang yang berada di sekitar radio dan pendengar radio.

2.5 Jadwal Acara Sepekan

(64)

dari kurun waktu ke waktu sejak berdiri sampai sekarang ini, dengan disertai sedikit perubahan-perubahan menurut waktunya.

Tabel 1: Jadwal acara radio Bonita Jaya Suara Medan

Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

06.00 Opening

06.01 SIROH (Siraman Rohani)

06.30 DAKOTA (Dangdut Kota)

09.00 NON STOP MUSIK BOLLYWOOD

10.00 PILDANGDUT (Pilah Pilih Lagu Dangdut)

12.00 DD

13.00 KAKDUT (Karaoke Dangdut)

15.00 PADANG BULAN (Pilah Pilih Lagu Dangdut Terbaru Koleksi Suara Medan)

17.00 DD Rehat

Melayu Pesona Karo

SIROH Live Pesona Tapanuli

DD Rehat

19.00 Pesona Aceh Astrologi DD

20.00 Dangdut

22.00 WATERLEDING (Waktu Terlena Dengerin Dangdut)

01.00 Closing

2.6 Format Siaran

Format adalah penyajian program atau musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Menurut Fringle Star-Mc. Cavit dalam Nelia Sihombing mengatakan bahwa seluruh format stasiun radio dapat dikelompokkan manjadi tiga kelompok besar yaitu: format musik (hiburan), format informasi dan format khusus (speciality). Format musik adalah format yang paling banyak digunakan radio dan lebih banyak digemari karena sifatnya yang menghibur.

(65)

program utama siaran musik dengan target pendengar masyarakat kelas menengah kebawah dari semua jenis usia.

2.7 Lisensi Lagu-lagu Dangdut Radio Bonita Jaya Suara Medan

Berikut, penulis akan mencantumkan sebagaian lagu dangdut dan lagu deaerah yang dimiliki oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan: Tabel 11

No. Judul Lagu Nama Penyanyi

1. Aduhai Rhoma Irama

2. Air Tuba Mansyur S.

3. Angin Malam Imam S. Arifin

4. Bagai Kiamat Sehari Mansyur S.

5. Ani RhomaIrama

6. Begadang Rhoma Irama

7. Bola Ona Sutra

8. Biduan Rita Sugiarto

9. Boneka India Titiek Sandora

10. Bunga Surga Rhoma Irama

11. Buta Rhoma Irama

12. Cane Rhoma Irama

13. Benang Biru Megy Z.

14. Colek-Colek Camelia Malik

(66)

16. Dokter Cinta Evie Tamala 17. Gadis Dan Janda Mansyur S.

18. Judi Rhoma Irama

19. Kerinduan Rhoma Irama

20. Kopi Dandut Fahmi

21. Lima Menit Lagi Ina Syntia

22. Madu Dan Racun Ari Wibowo

23. Malam Minggu Noerhalimah DM

24. Mati Lampu Rita Sugiarto

25. Rindu Elvy Sukaesih

26. Sepiring Berdua Ida Laela 27. Termiskin Didunia Hamdan HTT

28. Ada Kamu Rahman KDI

29. Hari Annisa Bahar

30. Air Mata Bawang Caca Handika

31. Aduh Sayang Evie Tamala

32. Aku Hanya Punya Cinta Iis Dahlia 33. Api Dalam Sekam Mirnawati 34. Bagai Disambar Petir Ikke Nurjanah 35. Benang-Benang Cinta Evie Tamala

36. Berdarah Lagi Kristina

Gambar

Tabel 1: Jadwal acara radio Bonita Jaya Suara Medan
tabel III
Tabel IV
Tabel VI Interval Lagu Menunggu
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk masuk ke halaman Penerimaan Siswa Baru (PSB), pada halaman utama SIMAKA, klik menu PSB yang berada di bagian atas (header), maka akan tampil halaman utamanya seperti

Ayat 1 Cukup jelas Ayat 2 Cukup jelas Pasal 9 Bagi PNS yang telah memenuhi persyaratan kompetensi jabatan struktural tertentu dapat diberikan sertifikat sesuai dengan pedoman

ekstraksi fitur statistik orde kedua dilakukan dengan matriks kookurensi, yaitu suatu matriks antara yang merepresentasikan hubungan ketetanggaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh hasil belajar siswa pada pokok bahasan Program Linear dengan menggunakan pendekatan Flow. Adapun

Islam bukan risalah untuk wilayah (daerah) terentu, yang semua daerah di muka bumi harus tunduk mengikutinya dan menjadi sekutunya. Islam bukan risalah untuk kelas

Bagi tenaga kesehatan di wilayah Kelurahan Sosromenduran hendaknya memberikan informasi tentang kesehatan secara berkala terutama terkait HIV dan AIDS kususnya

Bagi Sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengertian mengenai kenakalan remaja dan dapat memberi pengetahuan lebih mengenai adanya kontrol diri

Pendidikan erat dengan kemampuan menerima informasi yang berkaitan dengan kesehatan terutama pada ibu hamil anemia, seperti pengetahuan anemia, pemilihan