• Tidak ada hasil yang ditemukan

waktu siklus pada MEMORI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "waktu siklus pada MEMORI (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM II

“ MEMORI ”

OLEH KELOMPOK X

1.VALERIA PRAMITA : 512 . 107 2.M.YURIAN : 512 . 121

3.YEYEN PRESTI O. : 512 . 125 4. ANNISA ICHSAN K. : 512 . 167 SEMESTER : II (GENAP)

DOSEN PEMBIMBING : Reza Fahmi,MA : Dra.Hasneli,M.Ag JURUSAN : PSIKOLOGI ISLAM (PI-B)

FAKULTAS : USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) IMAM BONJOL PADANG

1434 H / 2013 M

DAFTAR ISI

(2)

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG………...…..2 B.RUMUSAN MASALAH ………...….2

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN MEMORI...………3 B.PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI...………...………..4 C.LUPA...4

PENUTUP

KESIMPULAN……….………...9

DAFTAR PUSTAKA………10

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

(3)

saja yang telah dimilikinya dan fenomenanya dikenal sebagai “Conscious Memory” atau sadar memori.

Memori dimaksud adalah suatu kemampuan untuk mengingat kembali atas rekaman yang pernah dibuat oleh otak. Aktivitasnya tergantung kepada kapasitas fungsional sistem komunikasi antar saraf di otak, misalnya di daerah kortex serebri dan subkortex untuk memori jangka pendek. Adapun bagian-bagian otak yang terlibat dalam memori jangka pendek adalah kortek serebri, thalamus, basal ganglia, substansia nigra, sistem aktivasi retikuler dan sistem limbik.

Dari perumpamaan tersebut dapat kita ambil beberapa kesimpulan mengenai memori, yaitu:

1. Memori tergantung pada persepsi atau pengalaman,

2. Pengalaman meninggalkan jejak di dalam otak kita,

3. Terdapat perbedaan memory pada individu yang satu dengan individu yang lain

(Individual differences),

4. Disamping ingat lupa juga akan muncul,

5. Beberapa pengalaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak

disimpan sehingga muncul kelupaan,

Dari beberapa kesimpulan diatas, kita dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja, tetapi juga termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang dialaminya (Walgito, 1994).

Semua pusat fungsional otak tersebut saling bekerja sama satu dengan lainnya dan membentuk satu sirkuit komunikasi antar saraf. Sirkuit komunikasi tersebut membentuk alur memori jangka pendek yang dapat dipelajari melalui skema 1.1.

B.RUMUSAN MASALAH

A.APA ITU MEMORI ?

B.BAGAIMANA PROSEDUR TERBENTUKNYA MEMORI ? C.BAGAIMANA TERJADINYA LUPA ?

PEMBAHASAN

(4)

1. Konsep Memori

Memori merupakan simpanan informasi - informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan.

Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.

Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu : a)Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM)

►ialah temppat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera dalam waktu yang labih pendek

Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu:

Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk mempertahankan informasi dalam STM.

Encoding : adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode

chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small

chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).

Retrieval adalah suatu proses untuk menemukan memori yang disimpan dan membuatnya menjadi dapat digunakan.

Ada 2 jenis retrieval, yaitu:

· Recognition : adalah mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya.

· Recall : adalah mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan

dengan menggunakan cues.

Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme suara.

b)Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM) ialah gudang tempat menyimpan informasi untuk masa yang cukup lama.

(5)

Secara singkat, memori memiliki tiga tahap proses : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan kembali.

a. Perekaman (disebut encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit syaraf internal. Dimana dalam tahap ini pesan yang diperoleh dari gejala fisik mengalami transformasi menjadi semacam kode yang dapat diterima. b. Penyimpanan (storage), proses yang kedua, adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan di mana. Penyimpanan bisa aktif atau pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kiti menyimpan informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang menyebabkan desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan.

c. Pemanggilan kembali (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan. Yakni proses dimana informasi yang telah tersimpan dikeluarkan kembali sesuai dengan kebutuhan.

C.LUPA

1. Pengertian Lupa

Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)

Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja, yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal yang satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat. (Sumadi Suryabrata, 2006: 47)

Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. (Agus Suyanto, 1993: 46), adapula yang mengartikan lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. (Irwanto, 1991: 150).

(6)

Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang sebelumnya telah terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk ditimbulkan ulang saat informasi tersebut dibutuhkan.

2. Proses Terjadinya Lupa

Daya ingatan kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yang pernah diketahui, tidak dapat diingat kembali atau dilupakan. Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.

a. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.

b.Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

1)Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.

2)Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat.

c. Asimilasi: bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol, tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana wajah orang itu tidak kita ingat lagi.

d.Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat diingatnya kembali materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.

(7)

3.Faktor-Faktor Penyebab Lupa

a. Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori siswa. Dalam interfence theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua Macam (Reber, 1988; Best, 1989; Anderson, 1990), yaitu:

1)Proactive interference : Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktif apabila

materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini, materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali.

2)Retroactive interference : Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami gangguan

retroaktif apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain, siswa tersebut lupa akan materi pelajaran lama tersebut.

b. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena adanya kemungkinan : 1)Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran.

2)Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif.

3)Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan.

Itulah pendapat yang didasarkan para repression theory yakni teori represi/ penekanan (Reber, 1988). Namun, perlu ditambahkan bahwa istilah “alam ketidaksadaran” dan “alam bawah sadar” seperti tersebut di atas, merupakan gagasan Sigmund Freud, bapak psikologi analisis yang banyak mendapat tantangan baik dari kawan maupun lawannya itu.

c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990). Jika seorang siswa hanya mengenal atau mempelajari hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang ada di sekolah misalnya, maka kemungkinan ia akan lupa menyebut nama hewan-hewan tadi ketika melihatnya di kebun binatang.

(8)

e.Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru. f.Lupa Tentu saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.

Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka ragamnya, yang paling penting untuk diperhatikan para guru adalah faktor pertama yang meliputi gangguan proaktif dan retroaktif, karena didukung oleh hasil riset dan eksperimen. Mengenai faktor keenam, tentu saja semua orang maklum.

Kecuali gangguan proaktif dan retroaktif, ada satu lagi penemuan baru yang menyimpulkan bahwa lupa dapat dialami seorang siswa apabila item informasi yang ia serap rusak sebelum masuk ke memori permanennya. Item yang rusak (decay) itu tidak hilang dan tetap diproses oleh sistem memori siswa tadi, tetapi terlalu lemah untuk dipanggil kembali. Kerusakan item informasi tersebut mungkin disebabkan karena tenggang waktu (delay) antara waktu diserapnya item informasi dengan saat proses pengkodean dan transformasi dalam memori jangka pendek siswa tersebut (Best, 1989; Anderson, 1990).

Apakah materi pelajaran yang terlupakan oleh siswa benar-benar hilang dari ingatan akalnya? Menurut pandangan ahli psikologi kognitif, “tidak!” materi pelajaran itu masih terdapat dalam subsistem akal permanen siswa namun terlalu lemah untuk di panggil atau diingat kembali. Buktinya banyak siswa yang mengeluh “kehilangan ilmu”, setelah melakukan relearning (belajar lagi) atau mengikuti remedial teaching berfungsi memperbaiki atau menguatkan item-item informasi yang rusak atau lemah dalam memori para siswa tersebut, sehingga mereka berhasil mencapai prestasi yang memuaskan. (Muhibbin Syah, 1996: 160)

4. Lupa Versus Hilang

(9)

(Muhibbin Syah, 1999: 151) jadi, lupa bukan berarti hilang, sesuatu yang terlupakan tentu saja masih dimiliki dan tersimpan di alam bawah sadar, sedangkan sesuatu yang hilang tentu saja tidak tersimpan dalam alam bawah sadar.

Gangguan-gangguan yang menyebabkan terjadinya lupa, baik dalam ingatan jangka panjang maupun jangka pendek ditunjang oleh hasil-hasil penelitian, bahwa informasi-informasi yang baru didapat membingungkan informasi-informasi yang lama disebut “inhibisi retroaktif” atau gangguan retroaktif. Sebaliknya, bila informasi-informasi yang lama menyulitkan orang untuk mengingat kembali informasi-informasi-informasi-informasi yang baru dinamakan “inhibisi proaktif” atau gangguan proaktif. (Mahmud, 1990: 136) 5. Lupa-Lupa Ingat

Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan. Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan. Baik lupa-lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti tidak lupa, tetapi tidak ingat benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.

Kadang-kadang kita mengingat sesuatu dari ingatan jangka panjang kita dan merasa seolah-olah kita hampir mengingatnya, tetapi tidak mengingat betul apa yang ingin kita ingat itu, entah itu nama seorang teman, tempat berlangsungnya kejadian tertentu, tanggal lahir seorang pahlawan nasioanl dan sebaginya. “hampir ingat” ini disebut”gejala ujung lidah”.

(10)

PENUTUP

KESIMPULAN

Memori

1. Konsep Memori

Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :

a.Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM) b.Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM) 2. Proses Memori

Proses memori atau mengingat terjadi dalam tiga tahapan : a) Tahapan perolehan Informasi

b) Tahapan Penyimpanan Jangka Pendek atau ingatan jangka panjang c) Tahapan mengeluarkan kembali apabila suatu waktu diperlukan Lupa

a.Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.

b. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perubahan secara sistematis

b.Karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada

c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan d.Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat

e.Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi tidak pernah digunakan atau dihafalkan

(11)

4. Lupa Versus Hilang

Hasil penelitian dan refleksi atas pengalaman belajar di sekolah, memberikan petunjuk bahwa segala sesuatu yang pernah dicamkan dan dimasukan dalam ingatan, tetap menjadi milik pribadi dan tidak menghilang tanpa bekas. Dengan kata lain, kenyataan bahwa seseorang tidak dapat mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang dari ingatannya, seolah-olah hal yang pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak mempunyai efek apa-apa.

5. Lupa-Lupa Ingat

Lupa-lupa ingat berlainan dengan lupa-lupaan, dan tidak sama dengan melupakan. Lupa-lupaan berarti pura-pura lupa. Melupakan berarti melalaikan, tidak mengindahkan. Baik lupa-lupaan mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti tidak lupa, tetapi tidak ingat benar, (masa samar, tetapi kurang pasti), agak lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto, Agus. 1993. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 9

Walgito, Bimo. 1990. Pengantar Psikologi Umum. ed. rev. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Andi Offset dit or delete it and start blogging!

Hilary. Memory Otak. http://hi4ry.worspress.com/. 23 Oktober 2007. NN. Memori Jangka Pendek. www.groups.yahoo.com. 19 September 2008. N.N. Meningkatkan Daya Ingat. http://www.e-edukasi.net. 19 September 2008.

Riyanti, D.B.P., Prabowo, H,. Puspitawati, I,. (1996) . Psikologi Umum 1: Seri Diktat Kuliah Editor: Hendro Prabowo. Jakarta. Fakultas Psikologi Gunadarma

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan apa saja yang pernah kamu lakukan dengan warga di sekitarmu.. Coba ceritakan dengan santun

(2) Rencana reklamasi dan rencana pasca tambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh pemegang IUP Eksplorasi berdasarkan AMDAL atau UKL dan UPL atau

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh switching barrier terhadap minat pembelian ulang GSM XL Prabayar (studi kasus pada

Hasilnya bahwa kedua variabel independen yaitu kualitas pelayanan dan kepercayaaan nasabah memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kepuasan nasabah

Hal ini menunjukkan bahwa para responden atau konsumen teh botol sosro merasa bahwa harga teh botol sosro lebih murah dan kualitasnya lebih baik dibanding

[r]

01 terkhususnya dalam pengajaran PAK tidak ada buku pegangan murid. Hal ini juga dirasakan di SD Ngajaran 03 yang mana buku tidak lengkap dan harus usaha sendiri.

BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN SEJARAH ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN .... Deskripsi Lokasi