• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSIA ITU MAHKLUK SOSIAL MAKALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANUSIA ITU MAHKLUK SOSIAL MAKALAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSIA ITU MAHKLUK SOSIAL

MAKALAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Terstruktur Mata Kuliah

Antropologi Hukum

Disusun Oleh :

Januar Titomi

NIM : 070026

FAKULTAS HUKUM

(2)

2007-2008

Kata Pengantar

Puja dan Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, hidayah serta Inayah – Nya sehingga Makalah yang berjudul “Manusia itu Mahkluk Sosial” dapat terselesaikan dengan baik. Salawat dan salam marilah kita limpahkan kepada junjungan Nabi beasr kita Muhammad SAW serta para Sahabatnya sampai akhir jaman.

Di dalam makalah ini terdapat beberapa tentang pengertian manusia sebagai mahkluk social yang di bentuk dari pada individu – individu yang saling melengkapi satu sama lainnya sehingga menimbulkan suatu kebersamaan yang terus – menerus, unsur – unsur kepribadian, unsur - unsur masyarakat, proses social dan interaksi sosial, contoh dan permasalahannya dalam keadaan sekarang atau pun masa depan nanti.

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Bpk Syadeli selaku Dosen Mata Kuliah Antropologi Hukum, Buku yang mendukung, teman seperjuangan mahasiswa angkatan 2007 dan sarana dan prasrana yang banyak membantu dalam pembuatan makalah ini. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung, mungkin makalah yang berjudul “ Manusia Itu Mahkluk Sosial ” tidak akan terselesaikan. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari civitas akademis mahasiswa yang dapat membangun makalah ini demi kesempurnaan penyusunan yang akan datang . Terima kasih.

Serang, Mei 2007

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ……… Daftar Isi ………..

BAB I PENDAHULUAN………. A. Latar Belakang ……….. B. Perumusan Masalah ……….. C. Maksud dan Tujuan ……….. D. Metode Penusilan ……….. E. Sistematika Penulisan ……… BAB II MANUSIA ITU MAHKLUK SOSIAL ………..

A. Pengertian Manusia sebagai Mahkluk Social ………. B. Unsur – unsur Kepribadian Manusia ……….. C. Unsur – unsur Masyarakat ……….. 1. Kategori Sosial ……….. 2. Golongan Sosial ……….. 3. Kelompok dan Perkumpulan

4. Komunitas

D. Proses Sosial dan Interaksi Sosial yang dilakukan oleh Setiap Individu – individu……….

1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama Dalam Kehidupan Bermasyarakat .. 2. Syarat dan Ciri Terjadinya Interaksi Sosial ………. 3. Pranata – Pranata Sosial ……… E. Kebudayaan dan Masyarakat ……… BAB III PENUTUP……….

A. Kesimpulan ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita mengetahui bahwa ilmu yang mempelajari tentang manusia yaitu Ilmu Antropologi. Secara bahasa pengertian Antropologi berasal dari bahasa “Antropos“ yang berarti manusia dan “Logos“ yang berarti Ilmu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Antropologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang Manusia. Dan antropologi mempelajari berbagai macam pembelajaran yaitu sifat, pekerjan dan prilakua / perbuatan manusia. Dalam penggambaran ilmu antropolgi tersebut, sudahlah jelas bahwa tiga pembelajaran itu ada, didalam yang namanya manusia. Manusia mempunyai sifat pribadi yang tentunya mempunyai keinginan masing - masing yang dimiliki, mempunyai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya dan mempunyai prilaku atau perbuatan yang mampu untuk beradaptasi dengan manusia yang lainnya. Maka, dalam artian ini manusia dalam kehidupannya tidak bisa hidup dalam kesendirian, perlu bantuan manusia yang lain.

(5)

Salah satu contoh yang sering kita dengar adalah tentang pendapat yang mengatakan bahwa manusia bisa hidup sendiri seperti Tarzan yang hidup di hutan. Pernyataan tersebut tidaklah benar adanya, seorang manusia seperti tarzan itupun dibantu oleh elemen – elemen yang lain seperti binatang dan yang lainnya. Seorang tarzan, tidak bisa hidup sendiri tanpa ada bantuan dari binatang. Ini membuktikan bahwa yang namanya manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan ingin hidup bermasyarakat seperti seorang tarzan tadi. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan harus berinteraksi dengan manusia yang lainnya.

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam pembuatan makalah (Paper Work) ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang di maksud dengan Manusia sebagai Mahkluk Sosial ? 2. Bagaimanakah proses Interaksi social itu dapat berlangsung ?

3. Bagaiamanakah Kebudayaan dan masyarakat dapat menyatu menjadi suatu kesatuan masyarakat ?

C. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah (Peper Work) ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian Manusia sebagai mahkluk social.

2. Untuk mengetahui proses interaksi social yang berlangsung diantara lingkungan masyarakat.

3. Untuk mengetahui kebudayaan – kebudayaan apa saja kah yang dapat menyatukan suata masyarakat.

4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Adat di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

D. Metode Penulisan

(6)

E. Sistematika Penulisan

Adapun dalam pembuatan makalah (Paper Work) ini, sistematika penulisan yang disajikan antara lain sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang pembuatan makalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, metode yang digunakan dalam pembuatan makalah dan sistematika penulisan makalah.

BAB II Pembahasan, berisikan tentang pengertian Manusia sebagai Mahkluk Sosial, Unsur – unsur Kepribadian, Unsur – unsur masyarakat, Proses Interaksi Sosial yang di lakukan oleh setiap individu – individu dan Kebudayaan dan Masyarakat.

(7)

BAB II

MANUSIA ITU MAHKLUK SOSIAL

A. Pengertian Manusia Sebagai Mahkluk Sosial

Mengetahui bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, kita mendengar salah satu ahli fikir Yunani – Kuno ARISTOTELES yang menyatakan dalam ajarannya yaitu

ZOON POLITICON, yang mengartikan bahwa didalam sebuah lingkungan masyarakat seorang manusia yang hidup sendiri tidak akan bisa mencari, memakai, memelihara sesuatunya tanpa bantuan orang lain. Dalam artian ini, manusia membutuhkan bantuan tangan manusia yang lain. Ini dikatakan bahwa manusia sebagai mahkluk social, yang selalu hidup bermasyarakat dan tidak bisa hidup secara individu (Perseorangan). Dan menurut kodrat alam, manusia dimana – mana dan pada zaman apapun juga selau hidup bersama, hidup berkelompok – kelompok. Sekurang – kurangnya kehidupan bersama itu terdiri dari dua orang, suami – istri ataupun ibu dan bapaknya. Ini membuktikan bahwa Manusia sebagai mahkluk social yaitu individu – individu yang saling berinterkasi dengan individu – individu yang lain agar terciptanya sebuah masyarakat. Dalam pandangan Islam, sebuah masyarakat adalah kumpulan individu yang berinteraksi secara terus menerus, yang memiliki satu pemikiran, satu perasaan dan di bawah aturan yang sama. Sehingga di antara mereka akan terjalin hubungan yang harmonis. Bila ada sebagain anggota masyarakat yang menderita, serta merta individu yang lain menolongnya dengan sekuat tenaga. Dan ada 2 bentuk atau unsur yang harus di miliki oleh manusia yaitu unsur dalam diri pribadinya dan unsur dalam masyarakat.

B. Unsur – Unsur Kepribadian

Susunan unsur – unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap – tiap individu manusia itu, adalah apa yang disebut dengan

(8)

tertentu mempunyai kepribadian, memang yang biasanya kita maksudkan ialah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah – lakunya sehingga nampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu – individu yang lainnya. Di dalam kepribadian manusia, ada beberapa unsur – unsur tentang manusia yaitu pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri. Semuanya itu adalah dibutuhkan dalam konsep kepribadian. Adapun unsur – unsur dalam kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap individu – individu yaitu antara lain sebagai berikut : 1

Pengetahuan adalah suatu unsur – unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang

manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Dalam lingkungan individu itu ada bermacam – macam hal yang di alaminya melalui pancainderanya serta alat penerima atau reseptor organismanya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan, mekanikal (berat – ringan), tekanan temikal (panas – dingin) dan sebagainya. Dalam pengetahuan ini pun mempunyai beberapa bagian yang harus di perhatikan antara lain sebagai berikut :

1) Persepsi (seluruh proses yang berasal dari akal manusia).

2) Apersepsi (penggambaran tentang lingkungan dengan focus kepada bagian – bagian yang paling menarik).

3) Pengamatan (penggambaran yang lebih intensif). 4) Konsep (penggambaran abstrak).

5) Fantasi (penggambaran baru yang sering kali tidak realistic).

Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh

pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif dan negatif. Kecuali pengetahuan tadi yang telah di sebutkan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam “perasaan”. Dalam perasaan ini mempunyai beberapa bagian, antara lain sebagai berikut :

(9)

1) Kehendak (suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena unsur penilaian artinya seorang individu ingin mendapatkan hal yang dirasakan sebagai suatu hal yang akan memberikan suatu kenikmatan sendiri).

2) Keinginan (keinginan yang sangat dan lebih daripada kehendak) 3) Emosi (perasaan yang keras daripada keinginan tadi).

Dorongan Naluri adalah kemauan yang sudah ada pada nalurinya sendiri. Mengenal

soal dan macam serta jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam naluri manusia itu, ada berbagai perbedaan paham antara para ahli psikologi, namun semua seia sekata bahwa semua jenis mahkluk ada apling sedikit tujuh macam dorongan naluri, yaitu antara lain sebagai berikut :

1) Dorongan untuk mempertahankan hidup. 2) Dorongan sex.

3) Dorongan untuk usaha mencari makan.

4) Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia. 5) Dorongan untuk berbakti.

6) Dorongan akan keindahan.

C. Unsur – Unsur Masyarakat

Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Jadi masyarakat adalah memang sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”, dalam aarti lain masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat – istiadat tertentu yang bersifat kontinudan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dan dalam interaksi masyarakat tersebut, didalamnya masyarakat ada pembagian tugas – tugas yang dilimpahkan kepada individu – individu untuk kemakmuran rakyatnya yang lain. H Spencer mengatakan, ada 2 azas pergaulan antara manusia dalam kehidupan bermasyarakat yaitu Azas Egoisme yang artinya “mendahulukan kepentingan diri sendiri di atas kepentigan orang lain” mutlak perlu bagi jenis – jenis manusia untuk dapat bertahan dalam alam yang kejam dan Azas Altruisme

(10)

manusia itu menjadi sedemikian kuatnya sehingga dapat bertahan. Adapun unsur – unsur masyarakat antara lain sebagai berikut: 2

1. Kategori Sosial

Kategori Sosial yaitu kesartuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri – ciri obyektif yang dapat di kenakan kepada manusia – manusia itu. Ciri – ciri obyektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori social itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan maksud praktis tertentu. Suatu kategori social biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, system nilai, atau noram tertentu. Suatu kategori social tidak mempunya lokasi dan juga tidak mempunyai organisasi, yang akhirnya suatu kategari social tidak mempunyai pimpinan.

2. Golongan Sosial

Berbeda dengan konsep golongan kategori social yang terurai diatas, ada konsep lain, yaitu golongan social. Suatu golongan social juga merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, bahkan sering kali ciri juga di kenakan kepada mereka oleh pihak luar kalangan mereka sendiri. Dalam masyarakat Indonesia misalnya ada konsep golongan pemuda antara lain sebagai berikut :

1) Penuh Idealisme (cita – cita atau angan – angan yang kuat) 2) Sangat memegang norma (aturan – aturan)

3) Identitas diri yang kuat 4) Mendukung adat istiadat

(11)

3. Kelompok dan perkumpulan

Suatu kelompok atau perkumpulan juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat – syaratnya, dengan adanya adat istiadat serta system norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontiunitas, serta dengan adanya identitas yang memepersatukan semua anggota. Namun, di samping ketiga ciri tadi, suatu kesatuan manusi yang disebut kelompok juga mempunyai ciri tambahan yang lain, yaitu organisasi dan system pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu – individu. Akhirnya, masih perlu disebut bahwa walaupun kelompok maupiun perkumpulan memiliki keempat syarat pengikat dasar dari suatu masyarakat, yaitu prasarana untuk interaksi, kontiunitas, system norma, dan identitas social namun hanya kelompoklah yang disebut masyarakat juga.

4. Komunitas

Dalam hal ini perlu diperhatikan lagi bahwa dalam istilah yang digunakan adalah istilah “masyarakat” dipakai untuk menyebut dua wujud kesatuan manusia, yaitu

“Komunitas”, yang menekan kepada aspek lokasi hidup dan wilayah, dan konsep “kelompok” yang menekan kepada aspek organisasi dan pimpinan dari suatu kesatuan manusia. Adapun tiga wujud kesatuan manusia tidak disebut “masyarakat” karena memang tidak memenuhi ketigfa unsur yang merupakan syarat dari konsep “masyarakat”, yaitu “kerumunan”, “kategori social” dan “golongan social” sedangkan “perkumpulan” lazimmnya juga tidak disebut demikian juga, walaupun memenuhi syarat itu. Adapun suatu komunitas ini mempunyai ciri antara lain adalah sebagai berikut :

 Mempunyai satu tujuan

 Berbeda tapi satu identitas

D. Proses Sosial dan Interaksi Sosial yang dilakukan oleh setiap Individu - individu

(12)

atau antara golongan terpelajar dengan golongan agama. Dengan memahami dan mengetahui perihal kondisi – kondisi apa yang menimbulkan serta mempengaruhi bentuk – bentuk interaksi social tertentu, maka pengetahuan kita dapat pula di sumbangkan pada usaha bersama yang dinamakan pembinaan bangsa dan masyarakat.

1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial

Bentuk umum proses social adalah interaksi social, oleh karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktifitas – aktivitas social. Bentuk lain dari proses social hanya merupakan bentuk – bentuk khusus dari interaksi social. Interaksi social merupakan hubungan – hubungan social yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang – orang perorangan, antara kelompok – kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai factor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Yang penjelasannya antara lain sebagai berikut : 3

Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi social.

Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah – kaidah dan nilai – nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal – hal negatif dimana misalnya, yang ditiru adalah tindakan – tindakan yang menyimpang. Kecuali daripada itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.

Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atas sesuatu

sikap yang berasal dari dirinya yang diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi akan tetapi titik - tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, hal mana menghambat daya berpikirnya secara emosionalnya. 4

3. Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar , Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1990, edisi baru keempat, hlm. 59 – 64.

(13)

Identifikasi sebenarnya merupakan kecendrungan – kecendrungan atau keinginan

– keinginan dalam diri sesorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan sengaja oleh karena seringkali seseorang memerlukan tipe – tipe ideal tertentu didalam proses kehidupannya. Walaupun dapat berlangsung dengan sendirinya, proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan dimana seseorang yang beridentifikasi benar – benar mengenal pihak lain (yang menjadi idealnya), sehingga pandangan, sikap maupun kaidah – kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya. Nyatalah bahwa berlangsungnya identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh – pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi dan sugesti walaupun ada kemungkinan bahwa pada mulanya proses identifikasi diawal oleh imitasi dan atau sugesti.

Simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik

pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama dalam pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Proses simpati akan berkembang didalam suatu keadaan dimana factor saling mengerti.

(14)

3. Syarat dan Ciri terjadinya Interaksi Sosial

Manusia tidak akan bisa berinteraksi tanpa adanya syarat – syarat yang mendukung. Adapun syarat – syarat untuk berinteraksi dengan manusia yang lain antara lain sebagai berikut : 5

Adanya Kontak Sosial, merupakan adanya hubungan dengan orang lain dengan

maksud untuk berinteraksi tanpa menyentuhnya. Dalam artian menyentuh disini adalah tidak langsung berinteraksi kepada objeknya dengan cara menyentuhnya melainkan dengan interaksi atau bercakap – cakap.

Adanya Komunikasi, merupakan seseorang memberikan tafsiran pada perilaku

orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak – gerak badaniyah atau sikap) perasaan – perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Jadi, komunikasi ini adalah sangat penting dalam proses interaksi social.

Adanya Kontak Sosial dan adanya Komunikasi adalah suatu syarat yang ada dalam interaksi social di masyarakat. Kedua syarat itu hanya sebagai syarat saja dalam interaksi social, ciri – ciri interaksi social pun sangat penting dalam interaksi social. Ciri – ciri pokok dari proses interaksi social tersebut antara lain sebagai berikut (Ch.P.Loomis 1964) : 6

 Pihak yang mengadakan interaksi berjumlah lebih dari satu orang.

 Adanya komunikasi antara pihak – pihak tersebut, dengan mempergunakan

lambang – lambang tertentu.

 Adanya dimensi waktu yang mencakup masa lampau, waktu kini dan masa

mendatang.

 Ada tujuan – tujuan tertentu.

(15)

5. Pranata – Pranata Sosial (Sosial Institution)

Pranata adalah system – system yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi lebih lanjut lagi menurut pola – pola resmi. Dalam ilmu sosiologi disebut dengan Institution. Menurut para sarjana, semua pranata dapat dikelaskan ke dalam paling sedikit delapan golongan, antara lain sebagai berikut dibawah ini : 7

1) Kinship atau domestic institutions yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan. Misalnya, perkawinan, tolong – menolong antar kerabat, pengasuhan kanak – kanak, sopan santun, system istilah kekerabatan, dan sebagainya.

2) Economic institutions yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhin kebutuhan keperluan manusia untuk mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, mendistribusi hasil produksi dan harta. Misalnya, pertanian, peternakan, pemburuan, industri, barter, koperasi penjualan, penggudangan, perbankan, dan sebagainya.

3) Educational institution yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Misalnya, pendidikan rakyat, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pembarantasan buta huruf, pendidikan keamanan, perpustakaan umum dan sebagainya.

4) Scientific institution yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan ilmiah manusia, menyelami alam semesta dan sekelilingnya. Misalnya, metodologi ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah, dan sebagainya.

5) Aesthetic and Recreational institutions yaitu pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk menghayatkan rasa keindahannya dan untuk rekreasi. Misalnya, seni rupa, seni gerak, seni suara, seni drama, olahraga dan sebagainya.

(16)

7) Political institutions yaitu pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian dan sebagainya.

8) Somatic institutions yaitu pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia. Misalnya, pemeliharaan kecantikan, kesehatan, kedokteran dan sebagainya.7

Itulah pranata – pranata atau system – system interaksi sosial yang timbul dari hubungan interaksi social antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Pranata - pranata tersebut adalah suatu pranata yang dimana suatu proses interaksi social wujud atau bentuk interaksi – interaksi yang di lakukan oleh individu – individu yang saling membutuhkan.

E. Kebudayaan dan Masyarakat

(17)

7. Disini kami campurkan klasifikasi yang diajukan oleh J. L Gilin dan J. P Gilin dalam buku mereka Cultural Sosiologi ( 1954 : hlm. 238 – 482 ) dengan klasifikasi yang diajukan oleh S. F Nadel dalam bukunya The Foundations or Sosial Antropologi ( 1953 : hlm. 129 – 136 ).

membutuhkan satu sama lainnya. Masyarakat tanpa budaya, tidaklah bisa disebut dengan masyarakat melainkan dengan sebutan masyarakat asing. Begitupun dengan budaya tanpa masyarakat. Selain dari tiga wujud kebudayaan diatas, kebudayaan pun mempunyai tujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan didunia antara lain sebagai berikut : 8

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi Sosial

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian hidup 6. Sistem Religi

7. Kesenian

(18)

8. Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002, cet. ke delapan, hlm. 203.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan manusia itu mahkluk social adalah sebagai berikut :

1. Bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan ingin bergaul dengan manusia yang lain. Karena, manusia adalah mahkluk social bukan mahkluk yang hidup sendiri. Seperti yang di kemukakan oleh filsuf, Manusia ZOON POLITICON, yaitu manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan ingin selalu bergaul dengan manusia yang lain. Jelaslah sudah dikatakan manusia sebagai mahkluk social.

2. Berlangsungnya proses Interaksi social oleh adanya pelbagai factor yang dianataranya Imitasi, Sugesti, Identifikasi dan Simpati. Dan dalam proses Interaksi social harus memenuhi 2 syarat pokok yaitu :

 Adanya Kontak antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.

 Adanya Komunikasi, syarat yang kedua ini sangat penting dalam proses

interaksi social.

3. Antara masyarakat dan budaya dapat menyatu, karena antara kebudayaan dan masyarakat adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Misalkan, bahasa sunda dengan masyarakat periangan, bahsa jawa dengan masyarakat jawa dan lain sebagainya merupakan suatu kesatuan yang ada di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Masyarakat tanpa budaya dapat disebut dengan masyarakat asing begitupun sebaliknya budaya tanpa masyarakat akan menjadi budaya yang tidak dipegang oleh masyarakat.

(19)

akademis khususnya dalam ruang lingkup Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Masryarakat luar pada umumnya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosoilogi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 1981. Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Kansil, C.S.T. 2002. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Sungguh amat jelas bahawa jumhur ulama Ahlu Sunnah berpegang kepada pendapat bahawa hadis Ahad tidak boleh menjadi hujah (dalil) dalam masalah akidah kerana berfaedah

Hasil pengujian kualitas video conference Webinar menggunakan metode metriks quality berdasarkan standar ISO 9126 dinyatakan bahwa: faktor functionality dengan nilai 0.61 dalam

Dengan telah diundangkannya Peraturan Dengan telah diundangkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016 Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016 tentang

Melalui penugasan, siswa dapat membaca teks pendek yang berkaitan dengan lingkungan sehat dengan lafal dan intonasi yang tepat.. Melalui penugasan, siswa dapat melakukan

KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS CILACAP TENGAH 1 DAN 2.. Dewi Prasetyani 1 , Evy

Ciri utama elemen ini adalah secara fisik permukaannya lunak/berpori atau keras tetapi memiliki bukaan (lubang) yang menghubungkan udara dalam ruang dengan

After a time, Moiraine asked, “What did you learn in the common room?” Knives and forks stilled, suspended in midair, and all eyes turned to the Warder. “Little

Hari 11 08.00 - 10.15 Aplikasi SIMAK BMN/Aset Tetap/KDP Deddy Candra/Heri Praptomo Agnes Harijati/M.. Sumatera (0812 350 2201)