• Tidak ada hasil yang ditemukan

jiptummpp gdl nurilzakiy 50487 4 babiii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "jiptummpp gdl nurilzakiy 50487 4 babiii"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni sesungguhnya (True

Experimental Research) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap berbagai

jenis rokok dan lama paparannya terhadap gambaran mikroskopik dan

makroskopikparu-paru mencit jantan (Mus musculus). Selain itu peneliti memberi

perlakuan terhadap sampel, lalu sampel diobservasi dan dilakukan pengambilan

data. Salah satu ciri penelitian ekperimen murni yaitu menggunakan kelompok

kontrol untuk dibandingkan dengan kelompok perlakuan.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini

adalahrancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah

lama paparan asap rokok dengan 3 taraf (10 menit, 20 menit, dan 30 menit) dan

faktor kedua adalah paparan asap berbagai jenis rokok dengan 3 taraf (rokok

kretek, rokok putih, rokok klembak). Penelitian ini terdapat 9 kombinasi

perlakuan dan 1 perlakuan kontrol dengan 3 kali ulangan. Adapun rancangan

(2)

Tabel 3.1 Denah rancangan penelitian

Perlakuan Kerusakan paru-paru

Jenis rokok

10 menit Rokok kretek

Rokok putih Rokok klembak

20 menit Rokok kretek

Rokok putih Rokok klembak

30 menit Rokok kretek

Rokok putih Rokok klembak Kontrol: tanpa pemberian paparan asap rokk

Pembagian kelompok sebagai berikut:

A0B0= Tanpa pemberian paparan asap rokok

A1B1 = Paparan asap rokok kretek dengan lama paparan 10 menit

A1B2 = Paparan asap rokok putih dengan lama paparan 10 menit

A1B3 = Paparan asap rokok klembak dengan lama paparan 10 menit

A2B1 = Paparan asap rokok kretek dengan lama paparan 20 menit

A2B2 = Paparan asap rokok putih dengan lama paparan 20 menit

A2B3 = Paparan asap rokok klembak dengan lama paparan 20 menit

A3B1 = Paparan asap rokok kretek dengan lama paparan 30 menit

A3B2 = Paparan asap rokok putih dengan lama paparan 30 menit

(3)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah

Malang, laboratorium Biomedik Universitas Muhammadiyah Malang, dan

Laboratorium Patologi Anatomi Kessima Medika Malang. Waktu penelitian

dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan Mei-Juni 2017.

3.3. Populasi dan Teknik Sampling 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok mencit jantan (Mus

musculus) yang diperoleh dari penjual di daerah Malang, dengan berat badan

rata-rata ± 50 gram.

3.3.2.Teknik Sampling

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan (Mus

musculus). Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai

berikut: Jika r adalah jumlah ulangan dan t adalah jumlah perlakuan, maka:

(r-1) (t-1) ≥ 15

(r-1) (10-1) ≥ 15

(r-1) 9 ≥ 15

(r-1) ≥ 15/9

(r-1) ≥ 1,667

r ≥ 2+1

r ≥ 3

Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah ulangan dalam penelitian

(4)

masing-masing kelompok perlakuan. Sehingga secara keseluruhan menggunakan

27 mencit yang dibagi dalam 9 kelompok kombinasi perlakuan (9x3) dan

ditambah 3 mencit untuk perlakuan kontrol. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah simple random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari

anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata

(tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.

3.4. Jenis Variabel 3.4.1.Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah paparan asap berbagai jenis

rokok dan lama paparan asap rokok.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gambaran mikroskopik dan

makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus).

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol pada penilitan ini adalah

a. Umur dan Berat Badan

Menyamakan umur dan berat badan mencit yaitu umur 4-6 minggu dengan

berat badan ± 50 gram.

b. Jenis Kelamin

Semua mencit yang digunakan untuk penelitian berjenis kelamin jantan.

c. Makanan dan Minuman

(5)

d. Tempat Hidup

Semua mencit jantan yang dijadikan sebagai hewan percobaan ditempatkan

pada wadah yang sama.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Menghindari terjadinya kesalahan makna dalam tiap variabel maka perlu

didefinisikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun

operasional variabel tersebut, yaitu:

3.5.1 Variabel bebas

1. Asap berbagai jenis rokok

Rokok merupakan salah satu olahan hasil tembakau, sedangkan asap rokok

merupakan sumber polutan berupa gas yang mengandung partikel-partikel

berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia jika sampai terhirup. Asap rokok yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari pembakaran rokok kretek, rokok

putih, dan rokok klembak tanpa variasi merk. Penggunaan 3 macam rokok

tersebut berdasarkan bahan bakunya.

2. Lama paparan asap rokok

Lama paparan asap rokok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama

10 menit, 20 menit, dan 30 menit di pagi hari, siang hari, dan sore hari tanpa

(6)

3.5.2. Variabel terikat

1. Gambaran mikroskopik

Histologi yang diamati berupa derajat kerusakan alveolus paru-paruyang

dipapari asap rokok, derajat kerusakan ditentukan oleh adanya destruksi septum

alveolus, infiltrasi sel radang, dan pelebaran lumen alveolus.

a. Penebalan dinding alveolus

Dengan skoring (Al Idrus,2014):

0 = Tidak terjadi perubahan struktur histologi

1 = Penebalan alveolus pada kurang dari sepertiga dari lapang pandang

2 = Penebalan dinding alveolus pada sepertiga hingga duapertiga dari lapang

pandang

3 = Penebalan alveolus lebih dari duapertiga dari lapang pandang

b. Destruksi Septum Alveolus

0 = Tidak ada perubahan histologis

1 = Terjadi kerusakan kurang dari sepertiga dari lapang Pandang

2 = Terjadi kerusakan pada sepertiga hingga dua pertiga dari lapang pandang

3 = Terjadi kerusakan pada lebih dari dua pertiga dari lapang pandang

c. Infiltrasi sel radang

0 = Tidak ada perubahan struktur histologis

1 = Infiltrasi sel radang pada kurang dari sepertiga lapang pandang

2 = Infiltrasi sel radang kerusakan pada sepertiga hingga dua pertiga dari

seluruh lapang pandang

(7)

Tabel 3.2Kriteria penilaian derajat kerusakan alveolus paru-pru Sumber: (Hanse dan Barnes (2004) dalam Kirana, 2009)

Kriteria Keterangan Nilai variasi

Normal Tidak terjadi perubahan

histologi 0

Kerusakan ringan

Kerusakan alveolus > 0% - <

30% dari kerusakan maksimal 1

Kerusakan sedang

Kerusakan alveolus > 30% - <

60% dari kerusakan maksimal 2

Kerusakan berat

Kerusakan alveolus > 60% dari

kerusakan maksima 3

2. Gambaran makroskopik

Gambaran makroskopik yang diamati ditentukan dengan perubahan warna

(merah, pucat, atau kehitaman). Hasil data tersebut kemudian dianalisa secara

(8)

3.6. Kerangka Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka operasional penelitian pengaruh paparan asap berbagai jenis asap rokok dan lamanya paparan terhadap gambaran mikroskopik dan makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)

Mencit diadaptasi selama 7 hari

A3B3 A3B2

A3B1 A2B3

A2B2 A2B1

A1B3 A1B2

A1B1 A0B0

Dilakukan selama 14 hari berturut-turut, pada hari ke 15 sepuluh kelompok mencit dikorbankan untuk diambil organ paru-paru. Selanjutnya diamati morfologi, setelah itu dibuat preparat

histologi dengan metode blok parafin dengan pengecatan

Hematoksilin Eosin (HE)

Pengamatan preparat menggunakan mikroskop cahaya

Analisis data

Kesimpulan

(9)

Keterangan:

A0B0 = Kelompok Kontrol (tanpa paparan asap rokok)

A1B1= Perlakuan 1(paparan asap rokok kretek dengan lama paparan10 menit)

A1B2 = Perlakuan 2(paparan asap rokok putih dengan lama paparan 10 menit)

A1B3 = Perlakuan 3 paparan asap rokok klembak dengan lama paparan 10 menit)

A2B1= Perlakuan 4(paparan asap rokok kretek dengan lama paparan 20 menit)

A2B2= Perlakuan 5(paparan asap rokok putih dengan lama paparan 20 menit)

A2B3= Perlakuan 6 (paparan asap rokok klembak dengan lama paparan20 menit)

A3B1= Perlakuan 7 (paparan asap rokok kretek dengan lama paparan 30 menit)

A3B2= Perlakuan 8 (paparan asap rokok putih dengan lama paparan 30 menit)

A3B3= Perlakuan9(paparan asap rokok klembak dengan lama paparan 30 menit)

3.7. Prosedur Penelitian 3.7.1.Tahap Persiapan

1. Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun alat-alat

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kandang mencit

b. Botol minuman mencit

c. Tempat pakan mencit

d. Satu set alat bedah minor (untuk mengambil organ mencit)

e. Lemari es

f. Mikrotom

g. Kaca penutup

(10)

i. Mikroskop cahaya untuk melihat gambaran mikroskopik preparat

2. Menyiapkan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun

bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

a. Mencit jantan dengan berat ± 50 gram dan umur 3-4 minggu

b. Rokok kretek, rokok putih, dan rokok klembak

c. Pelet

d. Air untuk minum

e. Parafin

f. Hematoxylin

g. eosin

h. Larutan xylol

i. Aquades

j. Alkohol bertingkat

k. Eter

l. Formalin

3.7.2. Tahap Pelaksanaan

1. Mencit diadaptasikan selama 7 hari di Laboratorium Kimia Universitas

Muhammadiyah Malang. Pada hari ke delapan dilakukan perlakuan.

2. Membuat kandang perlakuan dari box platik, pengasapan rokok dilakukan

dalam kandang tertutup berukuran 30x11x20 cm dengan 4 lubang sebagai

ventilasi.

3. Pada minggu kedua dilakukan percobaan. Sampel mencit sebanyak 30

(11)

mencit dipilih secara acak. Kelompok pertama sebagai kontrol (A0B01; A0B02;

A0B03) hanya diberi makan da minum tanpa dipapari asap rokok. Kelompok

kedua (A1B11; A1B12; A1B13) diberi perlakuan dengan pengasapan

menggunakan rokok kretek dengan lama paparan 10 menit. Kelompok ketiga

(A1B21; A1B22; A1B23) diberikan perlakuan pengasapan menggunakan rokok

putih dengan lama paparan 10 menit. Kelompok keempat (A1B31; A1B32;A1B33)

diberi perlakuan pengasapan menggunakan rokok klembak dengan lama paparan

10 menit.

Kelompok kelima (A2B11; A2B12; A2B13) diberiperlakuan pengasapan

menggunakan rokok kretek dengan lama paparan 20 menit. Kelompok keenam

(A2B21; A2B22; A2B23) diberi perlakuan pengasapan menggunakan rokok putih

dengan lama paparan 20 menit. Kelompok ketujuh (A2B31; A2B32; A2B33) diberi

perlakuan pengasapan menggunakan rokok klembak dengan lama paparan 20

menit. Kelompok kedelapan (A3B11; A3B12; A3B13) diberi perlakuan

pengasapan menggunakan rokok kretek dengan lama paparan 30 menit.

Kelompok kesembilan (A3B21; A3B22; A3B23) diberi perlakuan pengasapan

menggunakan rokok putih dengan lama paparan 30 menit. Kelompok kesepuluh

(A3B31; A3B32; A3B33) diberi perlakuan pengasapan menggunakan rokok

klembak dengan lama paparan 30 menit.

4. Setelah diberi perlakuan selama 14 hari berturut-turut, pada hari ke 15

semua mencit dikorbankan secara dislokasi leher. Untuk penyeragaman sampel,

diambil lobus superior paru kanan kemudian dibuat preparat hislotogi dengan

(12)

3.7.3. Tahap Pengamatan

Setiap preparat jaringan paru diamati gambaran mikroskopisnya dengan

mikroskop cahaya perbesaran 400 kali. Dengan perbesaran 400 kali ini, setiap

preparat diambil 10 lapang pandang secara acak. Dari setiap lapang pandang,

dilihat apakah gambaran yang terlihat normal, mengalami kerusakan ringan,

kerusakan sedang atau kerusakan berat seperti pada definisi operasional variabel

terikat. Hasil pengamatan dari 10 lapang pandang tersebut diambil nilai modus

kerusakan parameternya. Untuk menentukan nilai variasinya, masing-masing

parameter tersebut dijumlahkan kemudian dibagi 9 merupakan skor maksimal.

Misal nilai penebalan dinding 1, pelebaran lumen alveolus 3, dan infiltrasi sel

radang 2 maka 1+3+2= 6 lalu dibagi 9 yaitu 0,666 dikali 100% hasilnya 66,7%.

Sehingga dapat dikatakan kerusakan berat karena > 60%.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

berupa observasi eksperimen. Teknik pengambilan data secara langsung dengan

prosedur berencana yang melibatkan kegiatan melihat dan mencatat kegiatan

tertentu. Observasi dilakukan di laboratorium terhadap obyek penelitian yaitu

variabel terikat yang diberi perlakuan. Observasi yang digunakan adalah

pengumpulan data gambaran mikroskopik dan makroskopik paru-paru mencit

jantan setelah diberi perlakuan berupa asap berbagai jenis rokok dan lama

(13)

3.3 Tabel Observasi preparat

3.9. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisa secara deskriptif kualitatif

dan kuantitatif. Data kuantitatif dianalisa secara statistik menggunakan uji

(14)

bermakna antar kelompok perlakuan. Data diolah menggunakan software

SPSSversion 21 for windows.Apabila ada perbedaan antar perlakuan, maka

dilanjutkan dengan uji berganda Duncan.

3.10 Penyusunan Sumber Belajar Poster

Pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar berupa poster, maka menurut

Janed, 2010 perlu diperhatikan cara pengorganisasian pesan yang ada pada poster

kepada siswa yaitu:

1. Menentukan sasaran poster

2. Menentukan penerapan poster

3. Menentukan format poster

4. Merancang beberapa draft kasar tentang apa yang akan dicantumkan

dalam poster.

5. Menyederhanakan informasi yang ingin disebarkan.

6. Memilih foto (gambar, grafik atau tabel yang mendukung dan dapat

menjelaskan pesan yang ingin disampaikan.

7. Memilih judul yang menarik.

8. Memeriksa semua teks, termasuk foto dan keterangan grafik.

9. Menentukan bentuk huruf, ukuran, dan jarak.

10. Menentukan warna latar belakang, grafis.

Gambar

Tabel 3.1 Denah rancangan penelitian Perlakuan
Tabel 3.2Kriteria penilaian derajat kerusakan alveolus paru-pru Sumber: (Hanse dan Barnes (2004) dalam Kirana, 2009)
Gambar  3.1 Kerangka operasional penelitian pengaruh paparan asap berbagai jenis asap rokok dan lamanya paparan terhadap gambaran mikroskopik dan makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)

Referensi

Dokumen terkait

antara kelompok ibu yang diberi Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan yang. tidak diberikan Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas

3. Memenuhi persyaratan lainnya untuk kenaikan pangkat secara reguler lainnya. Pimpinan Unit Kepegawaian meneliti berkas-berkas Pranata Komputer yang memenuhi persyaratan

Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai IRR =15,867% Ini berarti tingkat suku bunga yang menyamakan nilai seluruh net cash flow dengan nilai sekarang investasi lebih besar dari

Discussion of the results showed that simultaneous with the F test of independent variables proxied by Islamic Income Ratio (IsIR), Profit Sharing Ratio

Pengabstraksian tersebut digunakan untuk memaknai aktivitas yang dikerjakan oleh pekerja di tobong gamping pada teks sosial itu, dan untuk memaknai interaksi yang dilakukan oleh

There were two types of analysis used in this study: (a) the confirmatory factor analysis on the SEM, which was used to confirm the variable between

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, &#34;Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu