LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN ANALISIS UDARA AMBIENT
Disusun Oleh : Annisa Septiana Devi Nur Indrawati
Noor Annisa Rakha Rafdila Widia Apriliani
Kimia 3 B
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
t
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini tentang penentuan partikulat debu, NO2, SO2, dan NH3 pada udara. Serta mengamati jumlah kendaraan bermotor dengan arah sebagai berikut : Lebak Bulus – Ciputat dan Ciputat – Lebak Bulus , menentukan kebisingan dan kecepatan angin. Sampling udara ini dilakukan di depan halte UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 1 jam, dengan melibatkan shift 1 dan shift 2. Berdasarkan SNI 19-7119.6-2005 tentang udara ambien bagian 6 : Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien dilakukan berdasarkan prinsip dalam penentuan lokasi pengambilan contoh uji, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Pengambilan sample dilakukan sebanyak 2 kali yang melibatkan shift 1 dan shift 2. Penelitian ini dilakukan pada 2 titik yaitu tepat Halte UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di sebrang jalan Halte UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah udara di sekitar halte UIN Jakarta dibawah atau diatas ambang batas baku mutu berdasarkan PP No. 41 tahun 1999.
Untuk mengetahui intensitas kebisingan digunakan alat Sound Level Meter (SLM) dan untuk kecapatan angin digunakan anemometer. Sedangkan alat untuk menentukan banyaknya SOx , NOx dan NH3 dengan impinger . alat untuk menghitung banyaknya mobil dan motor yang melewati jalan ciputat menuju lebak bulus dan arah sebaliknya adalah hand tally counter. Untuk mengukur tekanan udara , kelembaban udara dan temperaturnya digunakan higro – thermo – barometer.
Volume absorber yang digunakan pada shift 1 dan shift 2 sama yaitu 10 ml. Laju alir udara pada saat awal dan akhir pada shift 1 sebesar 7 L/menit dan pada shift 2 sebesr 6 L/menit. Temperatur awal dan akhir pada shift 1 sebesar 34°C, sedangkan pada shift 2 sebesar 32 dan 41°C. Tekanan udara awal dan akhir pada shift 1 sebesar 761 mmHg sedangkan pada shift 2 sebesar 730 dan 740 mmHg. Waktu sampling untuk shift 1 dan shift 2 yaitu 60 menit. Data penunjang tersebut digunakan untuk menentukan volume udara yang diserap selama sampling dan digunakan untuk menghitung konsentrasi dari masing-masing parameter yang akan diuji.
Selain itu dibutuhkan data pendukung lain seperti data kebisingan dan kecepatan angin. Pada shift 1, nilai rata – rata kebisingan sebesar 78,8 dB dengan nilai maksimum kebisingan sebesar 87,9 dB dan nilai minimum kebisingan sebesar 71,5 dB. Sedangkan pada shift 2 , nilai rata – rata kebisingan sebesar 79,225 dB , dengan nilai maksimum kebisingan sebesar73,5 dB dan nilai minimum kebisingan sebesar 85,2 dB. Pada Kep. MENLH 1996 tentang nilai baku mutu kebisingan tidak tertera batas kebisingan di jalan raya, jadi kami tidak mengetahui berapa batas kebisingan yang ditetapkan Pemerintah. Nilai rata – rata kecepatan angin yang diukur oleh shift 1 sebesar 219,82 m/s sedangkan pada shift 2 sebesar 167,77 m/s. Jumlah kendaraan bermotor yang diamati oleh shift 1 pada arah Ciputat – Lebak Bulus sebesar 1140 unit mobil dan 2807 unit motor, sedangkan pada arah Lebak Bulus – Ciputat sebesar 3046 unit motor dan 1018 unit mobil. Jumlah kendaraan bermotor yang diamati oleh shift 2 pada arah Ciputat – Lebak Bulus sebesar 539 unit mobil dan 2454 unit motor sedangkan pada arah Lebak Bulus – Ciputat sebesar 370 unit mobil dan 1512 unit motor.
dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin diesel yang tidak terpelihara dengan baik.
Dalam penentuan NO2 udara ambient digunakan metode Griess Saltzman, dalam percobaan ini ditentukan konsentrasi NO2 di udara. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka konsentrasi NO2 yang diamati oleh shift 1 sebesar -2,078 µg/Nm3 sedangkan shift 2 sebesar -2,208 µg/Nm3 . Berdasarkan PP RI No. 41 TAHUN 1999 tentang baku mutu udara ambient, ambang batas NO2 selama 1 jam sebesar 400
g/Nm3 . Dapat dikatakan bahwa udara di sekitar wilayah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedikit mengandung NO2. NO2 dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NO2 yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NO2 buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru – paru.
Selanjutnya, dalam penentuan kadar SO2 digunakan metode pararosanilin, dalam percobaan ini ditentukan konsentrasi SO2 udara ambient. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka konsentrasi SO2 yang diamati oleh shift 1 sebesar 0,957 µg/Nm3 sedangkan shift 2 sebesar 0,682 µg/Nm3 . Berdasarkan PP RI No. 41 TAHUN 1999 tentang baku mutu udara ambient, ambang batas SO2 selama 1 jam sebesar 900 g/Nm3 . Dari hasil pengamatan , kadar SO
2 di sekitar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah. Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Sumber pencemaran SO2, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya. Sumber SO2 yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya.Pencemaran SO2 menimbulkan iritasi sistem pernapasan dan kerusakan pada tanaman.
limbah binatang, pengolahan limbah, industri amoniak, dan dari sistem pendingin dengan bahan amoniak. Sifat-sifat bahaya dari amoniak adalah iritasi terhadap saluran pernapasan, hidung, tenggorokan dan mata terjadi bahkan menimbulkan kematian..
Dari hasil analisa yang diperoleh dari percobaan tersebut, nilai yang didapat antara shift 1 dan shift 2 berbeda , karena perbedaan waktu sampling. Shift 1 pada sore hari dan shift 2 pada pagi hari. Namun kadar partikulat debu , SO2 , NO2 dan NH3 yang diamati berada di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah berdasarkan PP RI No. 41 TAHUN 1999.
KESIMPULAN
Jumlah kendaraan bermotor dengan arah Ciputat – Lebak Bulus lebih banyak dibandingkan arah sebaliknya.
Jumlah motor lebih mendominasi daripada jumlah mobil.
DAFTAR PUSTAKA
Rukaesih, Achmad .2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI. Kep. MENLH 1996 tentang nilai baku tingkat kebisingan.
LAMPIRAN
A. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 TAHUN 1999 TENTANG BAKU MUTU UDARA AMBIENT
No. Parameter Waktu Pemapara
Perarosanilin Spektrofotometer
2. CO
NDIR NDIR Analyzer
(Partikel
Ton/Km2/Bulan (Pemukiman)
20
Ton/Km2/Bulan (Industri)
Gravimetric Conister
10. Total
Colourimetric Limed Filter Paper
12. Khlorin & Khlorin
B. Nilai baku tingkat kebisingan (Kep. MENLH 1996)
Peruntukan Kawasan/lingkungan Kesehatan
Tingkat kebisingan dB (A) a.
Peruntukan Kawasan :
1. Perumahan dan Pemukiman 2. Perdagangan dan Jasa
3. Perkantoran dan Perdagangan 4. Ruang Terbuka Hijau
5. Industri
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum
7. Rekreasi 8. Khusus : Bandar Udara
Stasiun Kereta Api
Pelabuhan Laut
Cagar Budaya
55 70 65 50 70 60 70
60
70
Lingkungan Kegiatan :
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya
3. Tempat ibadah atau sejenisnya
C. Data Kebisingan ( Shift 1 )
NO NOISE N
O
NOISE N
O
NOISE NO NOISE NO NOISE
3
Nilai rata – rata kebisingan : 78,8 dB Nilai maksimum kebisingan : 87,9 dB Nilai minimum kebisingan : 71,5 dB
D.Data Kebisingan ( Shift 2 )
NO NOISE N
O
NOISE N
O
NOISE NO NOISE NO NOISE
5
Nilai rata – rata kebisingan : 79,225 dB Nilai maksimum kebisingan : 73,5 dB Nilai minimum kebisingan : 85,2 dB
NO ARAH JUMLAH KENDARAAN
Mobil Motor
1 Ciputat – Lebak Bulus
1140 2807
2 Lebak Bulus
-Ciputat 1018 3046
F. Jumlah Kendaraan ( Shift 2 )
NO ARAH JUMLAH KENDARAAN
Mobil Motor
1 Ciputat – Lebak Bulus
539 2454
2 Lebak Bulus
-Ciputat 370 1512
G. Kecepatan Angin ( Shift 1)
3
17 50 41 122 65 185 89 248 11
Nilai rata – rata kecepatan angin : 167,77 m/s Nilai maksimum kecepatan angin : 0 m/s Nilai minimum kecepatan angin : 315 m/s
I . Penentuan Partikulat dan NO2 Udara Ambient Dengan Metode Griess Saltzman
(Shift 1)
Penentuan partikulat
N O
SAMPEL ULANGA
N
BOBOT (gr) BOBOT RATA – RATA (gr)
1 Filter blanko awal (B1) 1 0,8062
0,8059
2 0,8057
3 0,8059
2 Filter sampel awal (W1) 1 0,8250
0,8252
2 0,8254
3 0,8252
0,814
2 0,8140
3 0,8137
4 Filter sampel akhir (W2)
1 0,8328
0,8327
2 0,8325
3 0,8328
Volume sampel uji udara yang diambil
kelembapan udara awal : 30 %
Kelembapan udara akhir : 30 %
Suhu awal : 34 °C
Suhu akhir : 34 °C = 307 K
V= F1 + F2 x t x Pa x 298 2 Ta 760
Keterangan :
V : Volume udara yang dihisap (L) F1 : laju alir awal ( L/menit)
F2 : laju alir akhir( L/menit)
T : durasi pengambilan sampel uji (s)
Pa : tekanan barometer rata – rata selama pengamblan sampel uji (mmHg)
Ta : temperatur rata – rata selama pengambilan sampel uji (K) 298 : temperatur pada kondisi normal 25°C (K)
V = 8+ 7 x 60 x 761 x 298
2 307 760
V = 437,23 L
Kadar debu total di udara
C = (W2 – W1) – (B2 – B1) x 103
V
= ( 0,8327 – 0,8252 ) – (0,814 – 0,8059) x 103
437,23
= -0,0006 x 103
341,93
= -0,0013 mg / m3
J . Penentuan Partikulat dan NO2 Udara Ambient Dengan Metode Griess Saltzman (Shift 2)
Penentuan partikulat N
O
SAMPEL ULANGA
N
BOBOT (gr)
BOBOT RATA – RATA (gr)
1 Filter blanko awal (B1)
1 0,8483
0,84823
2 0,8482
3 0,8482
2 Filter sampel awal (W1)
1 0,8244
0,82403
3 0,8239 3 Filter blanko akhir
(B2)
1 0,8140
0,81383
2 0,8135
3 0,8140
4 Filter sampel akhir (W2)
1 0,8412
0,84136
2 0,8415
3 0,8414
Volume sampel uji udara yang diambil kelembapan udara awal : 51 % Kelembapan udara akhir : 21 %
Suhu awal : 32 °C
Suhu akhir : 41 °C = 314 K
V= F1 + F2 x t x Pa x 298 2 Ta 760
Keterangan :
V : Volume udara yang dihisap (L) F1 : laju alir awal ( L/menit)
F2 : laju alir akhir( L/menit)
T : durasi pengambilan sampel uji (s)
Pa : tekanan barometer rata – rata selama pengamblan sampel uji (mmHg)
Ta : temperatur rata – rata selama pengambilan sampel uji (K) 298 : temperatur pada kondisi normal 25°C (K)
V = 6 + 6 x 60 x 761 x 298
2 314 760
= 360 x 2,423 x 0,392 V = 341,93 L
Kadar debu total di udara
C = (W2 – W1) – (B2 – B1) x 103 V
= ( 0,84136 – 0,82403 ) – (0,81383 – 0,84823) x 103 341,93
= 0,05173 x 103 341,93
= 1,5128 x 10-4 mg / m3
K. Penentuan NO2 Udara Ambient
Konsentras i Nitrit Standard
(mg/ L)
Absorbansi
Standard Sampel
Jumlah NO2 Sampel µg
= a
Konsentras i NO2 ( Udara µg/Nm3 ) =
C
0 0,0001 1 -0,9090 -2,078
0,1 0,5702 2 -0,9090 -2,078
3,0 1,4829 4 -0,9658 -2,208
5 -0,9658 -2,208
Konsentrasi NO2 di udara
# C1 = C2 = C3
C = -0,9090 x 1000 437,38
C = -2,078 µg/Nm3 ( Shift 1 )
# C4 = C5
C = -0,9658 x 1000 437,38
C = -2,208 µg/Nm3 ( Shift 2 )
L. Penetapan SO2 dalam Udara dengam Metode Pararosanilin
Konsentras Absorbansi Jumlah NO2 Konsentras
C = a x 1000 V
Keterangan :
C : konsentrasi NO2 di (µg/Nm3)udara
a : jumlah NO2 dari smapel uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg)
i Nitrit Standard
(mg/ L)
Standard Sampel Sampel µg
= a
i NO2 ( Udara µg/Nm3 ) =
C
0 0,0010 1 1,0465 0,957
0,2 0,0762 2 1,0465 0,957
0,4 0,0743 3 1,0465 0,957
1,0 0,0705 4 0,7456 0,682
2,0 0,0603 5 1,0465 0,682
Konsentrasi SO2 di udara ambient
# C1 = C2 = C3
C = 1,0465 x 10 x 1000 437,381 25
C = a x 10 x 1000
V 25
Keterangan :
C : konsentrasi NO2 di (µg/Nm3)udara
a : jumlah NO2 dari smapel uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg)
V : Volume udara pada kondisi normal (L)
1000 : Konversi 1 L Ke m3
= 0,957 µg/Nm3 ( Shift 1 )
# C4 = C5
C = 0,7456 x 10 x 1000 437,381 25
= 0,682 µg/Nm3 ( Shift 2 )
M. Penetapan Kadar NH3 dalam Udara dengan Metode Indofenol
Konsentras i Nitrit Standard
(mg/ L)
Absorbansi
Standard Sampel
Jumlah NO2 Sampel µg
= a
Konsentras i NO2 ( Udara µg/Nm3 ) =
C
0 0,0008 1 6,8600 15,68
0,1 0,0025 2 6,8600 15,68
0,3 0,0016 3 6,8600 15,68
0,5 0,0052 4 1,1270 2,578
0,6 0,0289 5 1,1270 2,578
1.0 0,0237
1,5 0,0199
3,0 0,0214
Konsentrasi NO2 di udara
# C1 = C2 = C3
C = 6,8600 x 1000 437,38
C = 15,68 µg/Nm3 ( Shift 1 ) C = a x 1000
# C4 = C5
C = 1,1270 x 1000 437,38